Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1. Ach. Ainurrohman 192303102089
2. Rahmatul Laili 192303102090
3. Faridatur Rizkqia 192303102091
4. Nerie Windi Monica Nur Pratiwi 192303102095
5. Ahda Khoirotun Naafi’a 192303102099
6. Alfiah Nova Nur Azizah 192303102102
7. Muhammad Ali Roziqin 192303102105
8. Halimatus Islamiah 192303102109
9. Rodeyah 192303102115
10. Dhea Mitra Bunga Krisanti 192303102119
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan
masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty
(Nursalam, dkk. 2008). Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit
yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam,
nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis
virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Hidayat, 2006)
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri
sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.
B. ETIOLOGI
Trombositopeni
Merangsang & Renjatan hipovolemik
mengaktivasi faktor dan hipocensi
Ansietas
Efusi pleura
Hepatomegali
Mual, muntah
Penekanan intra abdomen
Pola napas tidak efektif
Defisit Nutrisi
Nyeri Akut
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Terapi
a. DHF tanpa rejatan Pada pasien dengan demam tinggi , anoreksia dan
sering muntah menyebabkan pasien dehidrasi dan haus, beri pasien
minum 1,5 sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis,
sirup, susu dan bila mau lebih baik diberikan oralit. Apabila
hiperpireksia diberikan obat anti piretik dan kompres air biasa.Jika
terjadi kejang, beri luminal atau anti konvulsan lainnya. Luminal
diberikan dengan dosis anak umur kurang dari 1 tahun 50 mg/ IM ,
anak lebih dari 1 tahun 75 mg. Jika 15 menit kejang belum berhenti
luminal diberikan lagi dengan dosis 3mg / kg BB. Anak diatas satu
tahun diberikan 50 mg dan dibawah satu tahun diberikan 30 mg,
dengan memperhatikan adanya depresi fungsi vital. Infus diberikan
pada pasien tanpa ranjatan apabila pasien terus menerus muntah ,
tidak dapat diberikan minum sehingga mengancam terjadinya
dehidrasi dan hematocrit yang cenderung meningkat.
NO. DIAGNOSA
SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1. Hipertermia berhubungan Termoregulasi Manajemen hipertermia
dengan proses penyakit Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1x24 1. Identifikasi penyebab hipertermia
jam hipertermia dapat teratasi 2. Monitor suhu tubuh
Dengan kriteria hasil 3. Sediakan lingkungan yang dingin
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5 – 4. Berikan pakaiaan yang tipis
37,2 oC) 5. Berikan kompres hangat
6. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi pemberian terapi antipiretik dan
pemberian cairan IV
2. Hipovolemia berhubungan Status Cairan (L.03028) Manajemen Hipovolemia (I.03116)
dengan peningkatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi :
permeabilitas kapiler 1x24 jam kebutuhan cairan terpenuhi dengan 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemik
kriteria hasil : (tekanan darah menurun, membrane mukosa
1. Turgor kulit <2 kering, hematocrit meningkat)
2. TTV dalam rentang normal 2. Monitor intake dan output cairan
3. Kadar Hb dalam rentang normal (11-13
g/dl) Terapeutik :
4. Kadar Ht dalam rentang normal ( 30-40 1. Hitung kebutuhan cairan
%) 2. Berikan posisi modified trendelenburg
5. Membran mukosa lembab 3. Berikan asupan cairan oral
6. Intake cairan meningkat
Edukasi :
1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
2. Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
(misalnya: NaCl, RL)
2. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
(missal: glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
3. Kolaborasi pemberian cairan koloid (miosal:
albumin, plasmanate)
4. Kolaborasi pemberian produk darah
3 Pola napas tidak efektif Pola napas (L.01004) Manajemen Jalan Napas ( I.01011)
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi :
hambatan upaya napas 1x24 pola napas tidak efektif dapat teratasi 1. Monitor pola napas (frekuensi,
dengan kriteria hasil : kedalaman, usaha napas)
1. Dipsnea menurun 2. Monitor bunyi napas tambahan ( mis.
2. Tidak ada suara nafas tambahan gurgling, mengi, wheezing
3. Irama nafas reguler Terapeutik
4. Frekuensi nafas dalam rentang normal (16- 3. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
24 x/menit) 4. Berikan minum hangat
5. Penggunaan otot bantu napas menurun 5. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
6. Ajarkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
Kolaborasi :
7. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
4 Nyeri akut berhubungan Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
dengan agen pencedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi
fisiologis 1x24 jam kebutuhan cairan terpenuhi dengan 1. Identifikasi lokasi, durasi, frekuensi,
kriteria hasil : kualitas, intensitas nyeri
1. Skala nyeri berkurang 2. Identifikasi skala nyeri
2. Ekspresi wajah rileks 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
3. Sikap protektif berkurang 4. Identifikasi factor yang memperberat dan
4. Pasien tidak merasa gelisah memperingan nyeri
5. Pasien tidak mengalami kesulitan tidur Terapeutik
6. Tekanan darah dalam rentang 90/60 5. Control lingkungan yang memperberat
mmHg – 120/80 mmHg nyeri
7. Frekuensi nadi dalam rentang 60-100 6. Fasilitasi istirahat dan tidur
x/menit Edukasi
8. Frekuensi napas dalam rentang 16-24 7. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
x/menit mengurangi nyeri
Kolaborasi
8. Kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian analgetic
5 Defisit nutrisi berhubungan Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi ( I.03119)
dengan ketidakmampuam Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi
mencerna makanan 1x24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan 1. Identifikasi status nutrisi
kriteria hasil : 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
1. Porsi makanan meningkat makanan
2. Nyeri abdomen berkurang 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
3. Nafsu makan meningkat nutrient
4. Berat badan indeks massa tubuh dalam 4. Monitor asupan makanan
rentang normal (18,5 – 22,9) 5. Monitor berat badan
5. Nafsu makan meningkat 6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
6. Membane mukosa lembab Terapeutik
7. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
8. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Edukasi
9. Ajarkan diet yang diajarkan
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antiemetic),
jika perlu
11. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
6 Risiko syok berhubungan Tingkat Syok (L. 030032) Pemantauan Cairan (I. 03121)
dengan kekurangan volume Setelah dilakukan 1x24 jam tindakan asuhan Observasi
cairan keperawatan didapatkan risiko syok dapat 1. Monitor frekuensi dan nadi
teratasi dengan kriteria hasil : 2. Monitor frekuensi nafas
1. Tingkat kesadaran meningkat 3. Monitor tekanan darah
2. Saturasi oksigen dalam rentang normal 4. Monitor berat badan
(95–100%) 5. Monitor elastisitas atau turgor kulit
3. Akral dingin menjadi normal 6. Monitor jumlah warna dan berat jenis urin
4. Pucat berkurang monitor kadar albumin dan protein total
5. Denyut nadi dalam rentang normal (60- monitor intake dan output cairan
100 x/menit) 7. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
6. Tekanan darah dalam rentang 90/60 identifikasi faktor resiko ketidakseimbangan
mmHg – 120/80 mmHg cairan
7. Terapeutik
8. Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
9. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
10. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
11. Informasikan hasil pemantauan
7 Risiko perfusi perifer tidak Perfusi Perifer (L.02011) Pencegahan Syok (I.02068)
efektif berhubungan dengan Setelah dilakukan 1x24 jam tindakan asuhan Observasi
trauma (D.0015) keperawatan didapatkan ketidaefektifan perfusi 1. Monitor status kardiopulmonal
perifer dapat teratasi dengan kriteria hasil : 2. Monitor status oksigenasi
1. Denyut nadi dalam rentang normal (60- 3. Monitor status cairan
100 x/menit) Terapeutik
2. Tekanan darah dalam rentang 90/60 4. Pasang jalur IV jika perlu
mmHg – 120/80 mmHg 5. Lakukan skin test untuk mencegah reaksi
3. Warna kulit pucat menjadi normal alergi
4. Akral hangat Edukasi
5. Turgor kulit <2 6. Jelaskan penyebab faktor risiko syok
7. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
8. Anjurkan melapor jika menemukan atau
merasakan tanda dan gejala awal syok
9. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Kolaborasi
10.Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
11.Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika
perlu
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi,
2012).
Menurut Asmadi (2008) dalam melakukan implementasi keperawatan
terdapat tiga jenis implementasi keperawatan, yaitu :
a. Independent implementations adalah suatu tindakan yang dilakukan
secara mandiri oleh perawat tanpa petunjuk dari tenaga kesehatan
lainnya.
contoh : memberikan perawatan diri, menciptakan lingkungan yang
aman, nyaman dan bersih untuk klien, memberikan dorongan
motivasi, membantu dalam pemenuhan psiko-sosio-spiritual klien,
membuat dokumentasi, dan lain-lain.
b. Interdependent/collaborative implementations adalah tindakan
perawat yang dilakukan berdasarkan kerjasama dengan tim
kesehatan yang lain. Contohnya dalam pemberian obat, harus
berkolaborasi dengan dokter dan apoteker untuk dosis, waktu, jenis
obat, ketepatan cara, ketepatan klien, efek samping dan respon klien
setelah diberikan obat.
c. Dependen implementations adalah pelaksanaan rencana tindakan
medis/instruksi dari tenaga medis seperti ahli gizi, psikolog,
psikoterapi, dan lain-lain dalam hal pemberian nutrisi kepada klien
sesuai dengan diet yang telah dibuat oleh ahli gizi dan latihan fisik
sesuai dengan anjuran bagian fisioterapi.
F. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai
apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak
untuk mengatasi suatu masalah. (Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi,
perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai. Apabila masalah sudah teratasi
perawat bisa mengakhiri rencana tindakan keperawatan. Namun, apabila
masalah keperawatan belum teratasi perawat bisa meneruskan rencana
tindakan keperawatan, memodifikasi rencana tindakan keperawatan dan
dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum
tercapai.
FORMAT PENGKAJIAN
DATA KEPERAWATAN
BIODATA
Nama : Nn. M
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 6 thn
-Agama : Islam
Bangsa /suku : Jawa
Bahasa yang dipakai : Jawa
Status anak : Belum menikah
Tanggal lahir : 15 Maret 2015
Anak ke berapa :1
INFORMASI MEDIK
Diagnosa Medik : DHF
Waktu/pemeriksaan sebelum MRS : Tidak ada
Obat terakhir yang didapat : Trombo C (dari apotek)
Alergi obat : Tidak ada
Dikirim oleh : -
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
a. Prenatal
a) Keluhan saat hamil : Tidak ada
b) Tempat ANC : Klinik Husada
c) Kebutuhan nutrisi saat hamil : Cukup
d) Usia kehamilan : 38 s/d 39 minggu
e) Kesehatan saat hamil : Baik
f) Kenaikan berat badan saat hamil : 9 kg
g) Obat yang diminum saat hamil : Tidak ada
b. Natal
a) Tindakan persalinan : Normal
b) Tempat bersalin : Klinik bidan
c) Penolong persalinan : Bidan
d) Komplikasi : Tidak ada 33
c. Pots Natal
a) Kondisi kesehatan : Baik
b) BB lahir : 2,6 kg
c) PB lahir : 48 cm
d) Penyakit waktu kecil : Tidak ada
e) Pernah dirawat di RS : Tidak pernah
f) Konsumsi obat/kimia berbahaya : Tidak ada
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG:
a. Keadaan Waktu Lahir : Normal
b. Keadaan Mental /Emosi Anak : Baik
c. Pemeriksaan Pertumbuhan :
Berat badan : 28 kg
Tinggi badan : 135 cm
d. Pemeriksaan Perkembangan :
Kemandirian dan bergaul : pasien dapat menyikat gigi sendiri, menyiapkan
makan sendiri, minum sendiri, saat di rumah, mandi juga sendiri/ tidak
dibantu ibu.
Motorik halus : pasien sudah pintar menggambar, menulis, mewarnai
Kognitif dan bahasa : pasien dapat berbicara dengan lancar, dapat
mengartikan kalimat yang diberikan/ditanyakan petugas, berhitung sudah
pintar
Motorik besar: pasien lancar berlari, berdiri dengan satu kaki dalam
hitungan 10
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komuniasi : Baik, pasien mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan dengan baik.
B. Orang yang paling dekat dengan klien : Ibu
C. Hobby: Membaca buku
D. Penggunaan waktu senggang : Berkumpul dengan keluarga
E. Dampak dirawat di RS : Pasien tidak dapat daring dan pola makan diatur
F. Hubungan dengan orang lain/interaksi sosial : Hubungan pasien dengan
teman sekolah baik
G. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Ny. G
DATA SPIRITUAL
A. Ketaataan beribadah : SMRS = Pasien shalat 5 waktu
B. Keyakinan terhadap sehat/sakit : Pasien mengatakan percaya bahwa sakit
yang diderita adalah cobaan dari Allah dan bersungguh-sungguh akan
meminum obat dengan teratur.
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Pasien yakin sembuh jika diobati
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum/Keadaan Umum: Kurang Baik
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 38,5℃ Nadi : 88x/menit
Tekanan darah :- Respirasi : 22x/menit
Tinggi badan : 135cm Berat badan : 28kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher:
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : Simetris tidak ada benjolan
Ubun-ubun : Tertutup
Kulit kepala : Bersih, tidak ada lesi
b. Rambut : Hitam
Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran merata
Bau : Wangi
Warna : Hitam
c. Wajah : Simetris
Warna kulit : Pucat
Struktur wajah : Bulat
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap, simetris kanan dan
kiri
b. Kelopak mata (palpebra) : Normal
c. Konjumgtiva dan sclera : Konjungtiva anemis dan
sklera tidak ikterik
d. Pupil : Respon baik
e. Kornea dan iris : Kornea bening dan iris
coklat muda
f. Ketajaman penglihatan/visus :-
g. Tekanan bola mata :-
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal, tidak ada
polip
b. Lubang hidung : Bersih
c. Cuping hidung : Tidak ada
pernafasan cuping
hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris
b. Ukuran telinga : Sedang
c. Ketegangan telinga : Normal
d. Lubang telinga : Bersih
e. Ketajaman pendengaran : Tajam
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : Bibir Kering
b. Keadaan gusi dan gigi : Bersih
c. Keadaan lidah : Bersih
d. Orofarings :Tidak ada pembengkakakn tonsil, tidak ada
peradangan
6. Leher
a. Posisi trachea : Simetris
b. Tiroid : Tidak ada inflamasi dan tidak ada
pembesaran tiroid
c. Suara : Tidak ada perubahan
d. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
e. Vena jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
f. Denyut nadi carotis : Terasa
D. Pemeriksaan Integumen (kulit)
a. Kebersihan : Kulit bersih
b. Kehangatan : Akral normal
c. Warna : Kuning langsat
d. Tekstur : Turgor <2 detik
e. Kelembaban : Lembab
f. Kelainan pada kulit : Kulit Pucat
E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara :-
b. Warna payudara dan areola :-
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : -
d. Axilla dan clavicula :-
F. Pemeriksaan Thorax/Dada
a. Inspeksi Thorax
a. Bentuk thorax : Simetris
b. Pernafasan
Frekuensi : 22x/menit
Irama : Reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : Tidak ada kesulitan bernafas
2. Pemeriksan Paru
a. Palpasi getaran suara (vokal fremitus) : Lemah
b. Perkusi : Sonor
c. Asukultasi
Suara nafas : Bronkovesikuler, Ronchi
Suara ucapan : Suara paru kanan dan kiri terdengar sama
Suara tambahan : Ronchi
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspkesi dan palpasi
Pulsasi : tidak ada pulsasi
Ictus cordis : ICS 5 line mid Clavikula Sinistra selebar 1 cm
b. Perkusi
Batas-batas jantung : Kanan bawah : ICS IV lineal parasternal
sinistra.
Kiri bawah : ICS IV lineal clavikula sinistra
c. Auskultasi
Bunyi jantung I : Parasternal line dextra ICS II, parasternal line
dextra, ICS IV, parasternal line sinistra ICS II, mid clavikula
line sinistra ICS V
Bunyi Jantung II : Tunggal pada ICS V sebelah kiri sternum
diatas apex
Bunyi Jantung Tambahan : tidak ada bunyi jantung tambahan
Bising/Murmur : tidak ada bising
Frekuensi denyut jantung : 88 x/menit
G. Pemeriksaan Abdomen:
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : Datar
Benjolan/massa : Tidak ada benjolan
Bayangan pembuluh darah abdomen : Tidak ada bayangan pembuluh
darah abdomen
b. Auskultasi
Peristaltik usus : 6x/menit
Bunyi jantung anak/BJA : -
c. Palpasi
Tanda nyeri tekan : Ada nyeri tekan pada pada ulu hati skala 6
Banjolan/massa : Tidak ada benjolan
Tanda-tanda ascites : Tidakada tanda-tanda ascites
Hepar : Tidak ada pembesaran hepar
Lien : Tidak ada pembesaran lien
Titik McBurney : Tidak ada titik McBurney
d. Perkusi
Suara abdomen : Timpani
Pemeriksaan ascites : Tidak ada acites
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
a. Genetalia
Rambut pubis : Tidak dikaji
Meathus urethra : Tidak dikaji
Kelainan-kelainan pada genelatia eksterna dan daerah inguinal : Tidak
dikaji
b. Anus dan perineum
Lubang anus : Tidak dikaji
Kelainan pada anus : Tidak dikaji
Perineum : Tidak dikaji
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstremitas)
a. Kesimetrisan otot : Simetris
b. Pemeriksaan oedem : Tidak ada oedem
c. Kekuatan otot : 5,5,5,5
d. Lingkar lengan : 26 cm
e. Kelainan-kelainan pada ekstremitas dan kuku : Tidak ada kesulitan
a. -
b. Pemeriksaan oedem: -
c. Kekuatan otot : 5,5,5,5,
d. Kelainan-kelainan pada ekstremitas dan kuku : 26cm
J. Pemeriksaan Neurologi
a. Tingkat kesadaran (secara kwantitatif)/GCS
15 (E: 4, M: 6, V: 5) Composmentis
b. Tanda-tanda rangsangan otak (meningeal sign) : Brud
zinki (+) kaku kuduk (+) kerning (+)
c. Syaraf otak (nervus cranialis) : Olfalitorius (+)
Optikus (+) Okulomotorius (+) troglear (+) trigemanalis (+) ubdusen
(+) facialis (+) vestibulokohlear (+)
d. Fungsi motorik
Tidak ada atropi
e. Fungsi sensorik
Penglihatan (+), Penciuman (+), Pendengaran (+), Peraba baik
f. Refleks
1. Refleks fisiologis : Bisep (+), Trisep (+), Brakiokardialis (+), Patela
(+), Asites (+), Abdomen (+)
2. Reflek patologis : Bobinski (-) Sordon (-) Oppenheim (-) Gonda (-)
Chaddock (-) Sauffei (-)
K. Pemeriksaan Status Mental:
a. Kondisi emosi/perasaan : Emosional pasien tampak
stabil
b. Orientasi : Baik
c. Proses berfikir (ingatan, atensi, keputusan,
perhitungan) : Baik
d. Motivasi (kemampuan) : Pasien mempunyai
semangat untuk sembuh
e. Persepsi : Pasien yakin akan sembuh
f. Bahasa : Indonesia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis: DHF ( Dengue Hemoragic Fever )
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang medis:
1. Laboratorium : Tanggal 8 April 2021
Hb= 11 gr/dl (11-13 gr/dl)
Eritrosit/RBC= 6,10 53 mmHg (4,0-4,9 sel/mm3)
Leukosit/WBC= 2.900 (5.000-14.500 sel/mm3)
Trombosit/PLT= 41.000 (250.000-550.000 sel/mm3)
Gran% = 41 (23-45%)
Lymph% = 38 (35-65%)
Mid% = 20 (3-6%)
Hematokrit/HCT = 42 (30-40%)
2. Laboratorium : Tanggal 9 April 2021
Hb= 12,2 (11-13 gr/dl)
Eritrosit/RBC= 5,76 (4,0-4,9 sel/mm3)
Leukosit/WBC= 6.700 (5.000-14.500 sel/mm3)
Trombosit/PLT= 31.000 (250.000-550.000 sel/mm3)
Gran% = 34 (23-45%)
Lymph% = 38 (35-65%)
Mid% = 29 (3-6%)
Hematokrit/HCT = 38 (30-40%)
3. Laboratorium : Tanggal 10 April 2021
Hb= 12,5 (11-13 gr/dl)
Eritrosit/RBC= 4,76 (4,0-4,9 sel/mm3)
Leukosit/WBC= 4.700 (5.000-14.500 sel/mm3)
Trombosit/PLT= 42.000 (250.000-550.000 sel/mm3)
Gran% = 34 (23-45%)
Lymph% = 48 (35-65%)
Mid% = 18 (3-6%)
Hematokrit/HCT = 34 (30-40%)
Perawat
Kelompok 2
ANALISIS DATA
NAMA PASIEN : Nn. M
UMUR : 6Thn
NO. REGISTER : 926xxx
DATA PENUNJANG INTERPRETASI MASALAH
DATA
Ds: Hipertermi
Nyamuk aedes aegypti
Klien mengatakan badannya
yang memiliki virus
panas sejak 4 hari lalu
dengue
Do:
Badan klien teraba panas
S : 38,5℃
Mengigit manusia
Terjadi veremia
Suhu meningkat
Ds : Hipovolemia
Infeksi Virus Dengue
- Klien mengeluh
badannya lemas
- Ibu klien mengatakan Veremia
klien muntah sebanyak 4
kali
Terbentuk Komplek
Do :
Antigen Antibodi
- Klien tampak lemas
- Wajah pucat
- Turgor kulit >2 Aktivasi Sistem
- Mukosa bibir kering
- TTV : Komplemen
Nadi : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 38,5 oC Pelepasan C3a & C5a
- Hematokrit : 42%
- Hb : 11 g/dl
Melepaskan Histamin
Permeabilitas membrane
meningkat
Kebocoran Plasma
hipovolemia
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Nn. M
UMUR : 6Thn
NO. REGISTER : 926xxx
N TGL DIAGNOSA TGL
TT
O MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI
1 8 April 2021 Hipertermi berhubungan 10 April 2021
dengan proses penyakit
2 8 April 2021 Hipovolemia berhubungan 10 April 2021
dengan peningkatan
permeabilitas kapiler
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Nn. M
UMUR : 6Thn
NO. REGISTER : 926xxx
DIAGNOSA
TGL NO. SLKI SIKI TT
KEPERAWATAN
08/04/21 1 Hipertermi berhubungan Termoregulasi Manajemen hipertermia
dengan proses penyakit Setelah di lakukan tindakan Observasi
keperawatan 1x24 jam hipertermia 1. Identifikasi penyebab hipertermia
dapat teratasi 2. Monitor suhu tubuh
Dengan kriteria hasil Terapeutik
- Suhu tubuh dari 38,5 menurun 3. Sediakan lingkungan yang dingin
menjadi 36,5 – 37,2 oC 4. Berikan pakaiaan yang tipis
5. Berikan kompres hangat
Edukasi
6. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian terapi
antipiretik dan pemberian cairan
IV
08/04/21 2 Hipovolemia Status Cairan (L.03028) Manajemen Hipovolemia (I.03116)
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
peningkatan keperawatan selama 1x24 jam 1. Periksa tanda dan gejala
permeabilitas kapiler kebutuhan cairan terpenuhi dengan hipovolemik (tekanan darah
kriteria hasil : menurun, membrane mukosa
1. Turgor kulit dari >2 menjadi kering, hematocrit meningkat)
<2 2. Monitor intake dan output cairan
2. Frekuensi nadi dari 88x/menit Terapeutik :
tetap dipertahankan dalam 1. Hitung kebutuhan cairan
rentang 60-100 x/menit 2. Berikan posisi modified
3. Frekuensi napas dari trendelenburg
22x/menit tetap dipertahankan 3. Berikan asupan cairan oral
dalam rentang 16-24 x/menit Edukasi :
4. Kadar Hb dari dalam rentang 1. Anjurkan memperbanyak asupan
normal (11-13 g/dl) cairan oral
5. Kadar Ht dalam rentang 2. Anjurkan menghindari perubahan
normal ( 30-40%) posisi mendadak
6. Membran mukosa lembab Kolaborasi :
7. Intake cairan meningkat 1. Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (misalnya: NaCl, RL)
2. Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis (missal: glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
3. Kolaborasi pemberian cairan
koloid (miosal: albumin,
plasmanate)
4. Kolaborasi pemberian produk
darah
CATATAN KEPERAWATAN
1 S: Klien mengatakan badannya panas S: Klien mengatakan badannya masih S: Pasien mengatakan badannya sudah tidak
sejak 4 hari lalu panas panas
O: K/U Lemah O: K/U Cukup O: K/U Membaik
S: 38,5oC S: 37,4oC S: 36,4oC
A: Masalah belum teratasi A: Masalah belum teratasi A: Masalah teratasi
P:Lanjutkan Intervensi P:Lanjutkan Intervensi P: Hentikan Intervensi
2 S: Klien mengeluh badannya lemas S: Klien mengeluh badannya lemas S: Klien mengeluh badannya tidak lemas
Ibu klien mengatakan klien muntah Ibu klien mengatakan klien muntah Ibu klien mengatakan klien sudah cukup
sebanyak 4 kali sebanyak 2 kali membaik
O: K/U Lemah O: K/U Cukup O: K/U Membaik
1. Klien tampak lemas 1. Klien tampak lemas 1. Klien tidak tampak lemas
2. Wajah pucat 2. Wajah pucat 2. Wajah normal
3. Turgor kulit >2 3. Turgor kulit >2 3. Turgor kulit <2
4. Mukosa bibir kering 4. Mukosa bibir kering 4. Mukosa bibir lembab
TTV : TTV : TTV :
1. Nadi : 88 x/menit 1. Nadi : 90 x/menit 1. Nadi : 89 x/menit
2. RR : 22 x/menit 2. RR : 21 x/menit 2. RR : 20 x/menit
3. Suhu : 38,5 oC 3. Suhu : 37,4 oC 3. Suhu : 36,4 oC
4. Hematokrit : 42% 4. Hematokrit : 41% 4. Hematokrit : 39%
5. Hb : 11 g/dl 5. Hb : 12 g/dl 5. Hb : 12,5 g/dl
A: Masalah belum teratasi A: Masalah belum teratasi A: Masalah sudah teratasi
P:Lanjutkan Intervensi P:Lanjutkan Intervensi P: Hentikan Intervensi