Anda di halaman 1dari 9

Vektor adalah hewan yang termasuk fillum artropoda, mempunyai peran menularkan,

memindahkan, dan atau menjadi sumber penular penyakit. Dalam dunia kesehatan vektor
lebih dikenal dengan Vector Borne Diseases oleh karena perannya dalam menularkan
penyakit.(Menkes RI, 2017)
Kecoa merupakan vektor mekanik beberapa mikroorganisme seperti Streptococcus sp,
Salmonella sp, Shigella sp, Campylobacter sp, Pseudomonas aeruginosa, Mycobacterium sp,
Klebsiella pneumonia dan di tubuhnya terdapat ektoparasit dan endoparasit yang didominasi
oleh nematoda. sehingga kecoa mampu menyebarkan penyakit disentri, diare, cholera. Tubuh
kecoa terdapat Angka Lempeng Total (ALT) sejumlah 3,7 x 106 koloni/gr. Dan sebanyak
3,3 % kecoa domestik telah terkontaminasi Salmonella enteritidis. (Fitriana, dkk, 2017)
Daur hidupnya mengalami tiga stadium yaitu telur,
nimfa, dan dewasa.
• Fase Telur, kecoa membutuhkan waktu 30 sampai 40 hari
sampai telur menetas. Telur kecoa diletakkan secara berkelompok
dan dilindungi oleh selaput keras yang disebut kapsul telur atau
ootheca
• Fase Nimfa, Sebuah kapsul telur yang telah dibuahi oleh kecoa
jantan akan menghasilkan Nimfa. Nimfa yang baru keluar dari
kapsul telur biasanya berwarna putih, seiring bertambahnya umur
warna ini akan berubah menjadi cokelat dan seekor nimfa akan
mengalami pergantian kulit beberapa kali sampai dia menjadi
dewasa untuk kecoa amerika dengan 13 pergantian kulit
• Fase Dewasa, kecoa amerika memiliki panjang 35mm dan lebar
13mm, umur kecoa dewasa bisa hidup hingga 1-2 tahun dan
pada fase ini adanya tumbuh sayap yang bisa digunakan terbang
jarak pendek sehingga menjadikan kecoa lebih bebas bergerak dan
berpindah tempat
Cara ini termasuk melakukan pemeriksaan secara teliti barang-barang atau
bahan makanan yang akan dinaikkan ke atas kapal, serta menutup semua
celah-celah, lubang atau tempat-tempat tersembunyi yang bisa menjadi tempat
hidup kecoa dalam dapur, kamar mandi, pintu dan jendela, serta menutup atau
memodifikasi instalasi pipa sanitasi.
Baiting gel merupakan campuran berbagai substansi organik dari protein nabati dan hewani serta
diformulasikan senyawa kimia yang digunakan untuk menjadi attractant kecoa supaya datang dan
memakan umpan tersebut sehingga kecoa akan mati karena memakan racun insektisida yang terkandung di
dalamnya (Santoso, 2003) Baiting gel tergolong racun perut. Racun perut akan menimbulkan efek setelah
racun masuk melalui jalur oral. Penggunaan bahan kimia pada umpan perut ini sudah sering dilakukan.
Adapun bahan yang sering ditambahkan ke dalam formulasi antara lain; fipronil, hydramethylnon,
abamectin, dan imidacloprid (Miller Dini M. & Mccoy, 2005).
Aplikasi baiting gel campuran strawberry jam dan telur ayam rebus terbukti efektif mengundang kecoa
masuk trap yang telah disediakan.(Amalia & Harahap, 2015) Berdasarkan cara kerjanya, baiting gel yang
diaplikasikan oleh peneliti merupakan racun perut. Racun tersebut masuk melalui jalur oral dan menyebabkan
efek setelah umpan dan racun tertelan ke dalam perut imago Periplaneta americana. Imago Periplaneta
americana dinyatakan mati apabila kecoa sudah tidak dapat menggerakkan anggota badan dan posisi tubuh
kecoa terbalik. Kecoa dengan posisi terbalik dan badan dalam posisi ventral tanpa kemampuan sedikitpun
untuk bergerak. Perpaduan boraks dan sulfur merupakan bahan yang rendah toksisitasnya terhadap manusia
dan mammalia namun paling efektif untuk pengendalian kecoa. boraks diaplikasikan dengan teknik baiting
tidak memiliki sifat reppelent dan bersifat racun kronis sehingga tidak menimbulkan jera umpan. Imago
Periplaneta americana kembali ke area baiting berulangkali dan makan umpan berulang kali hingga mereka
mati (Potter, 2015). Tujuan dari penambahan sulfur adalah memberikan efek dehidrasi pada kecoa sehingga
bagian kerapaknya kering.

Anda mungkin juga menyukai