NIM : 751540120011
KELAS : 1A Kebidanan
JURUSAN KEBIDANAN
TP. 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mendapat penyuluhan tentang gizi seimbang pada balita
selama 30 menit, harapkan ibu yang mempunyai balita dapat
mengetahui dan memahami tentang manfaat gizi seimbang.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
a. Setelah mendapat penyuluhan diharapkan peserta dapat
menjelaskan gizi seimbang terhadap balita
b. Setelah mendapat penyuluhan diharapkan keluarga peserta
lebih paham tentang pentingnya gizi seimbang bagi balita
B. Materi
1. Pengertian menu gizi seimbang balita
2. Manfaat gizi seimbang balita
3. Dampak kekurangan gizi pada balita
4. Faktor yang mempengaruhi gizi balita
5. Sumber – sumber gizi seimbang
6. Anjuran makan sehat balita
7. Contoh menu balita
C. Media
1. leaflet
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. Proses Pemberian Penyuluhan
No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
2. Penyampaian 20 menit a. Menyampaikan a. Memperhatikan dan
materi materi menyimak
Pengertian menu
gizi seimbang b. Bertanya hal yang
balita belum dipahami atau
Manfaat gizi kurang jelas
seimbang
Dampak c. Memperhatikan
kekurangan gizi
pada balita
Faktor yang
mempengaruhi
gizi balita
Sumber–sumber
gizi seimbang
Anjuran makan
sehat balita
Contoh menu
balita
b. Memberikan
kesempatan
bertanya
c. Menjawab
pertanyaan
3. Penutup 5 menit a. Evaluasi dan a. Menjawab
menyimpulkan pertanyaan untuk
materi evaluasi
b. Mengucapkan salam b. Menjawab salam dan
mengucapkan
terimakasih
F. Lampiran Materi
a. Pengertian Menu Gizi Seimbang Balita
Nutrisi atau gizi seimbang merupakan faktor terpenting dalam
organ tubuh manusia agar berfungsi dengan baik, nutrisi memberikan
energi bagi aktivitas tubuh serta memelihara kesehatan dan menambah
daya tahan tubuh terhadap penyakit. Masa balita merupakan masa
penentu atau dasar untuk pertumbuhan selanjutnya mencapai
kedewasaan sempurna. Masa ini ditandai oleh pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat serta perubahan dalam kebutuhan gizi
pertumbuhan badan terjadi maksimal pada tahun pertama kehidupan
gizi merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan kesehatan
dan kesejahteraan manusia.
Pada masa balita anak merupakan golongan konsumen pasir, yaitu
belum dapat mengambil dan memilih makanan sendiri di titik maka
bila terjadi kesalahan pemberian gizi pada anak balita akan
mengganggu perkembangan otak anak tersebut. Untuk itu, pemberian
makan pada anak hendaknya lebih memperhatikan kandungan gizi
agar-agar kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh anak dapat
terpenuhi sehingga perkembangan dan pertumbuhan anak tidak
mengalami hambatan dan gangguan.
b. Manfaat Gizi Seimbang Balita
Pada 2 tahun pertama kehidupan tersebut terjadi proses
pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang dimulai sejak dini jika
pemenuhan gizi pada masa tersebut baik maka proses pertumbuhan
dan perkembangan dapat optimal namun on jika kebutuhan zat gizi
kurang maka dapat beresiko menimbulkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada seluruh organ dan sistem tubuh sehingga akan
berdampak pada masa yang akan datang.
Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta
perkembangan fizik dan kecerdasan anak. Dengan gizi yang seimbang
maka diharapkan anak memiliki tubuh sehat, tidak mudah terserang
penyakit infeksi dan lain sebagainya.
c. Dampak Kekurangan Gizi Pada Balita
Malnutrisi memiliki dampak yang buruk baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Anak dengan malnutrisi lebih rentan
terhadap penyakit. Hal ini akan menyebabkan peningkatan biaya
perawatan kesehatan meningkat sehingga kesenjangan ekonomi pun
semakin meningkat. Anak dengan malnutrisi juga dapat mengalami
penurunan kecerdasan yang menyebabkan produktifitasnya akan
menurun di masa depan keadaan keadaan tersebut akan menjadi
penghambat pembangunan nasional
Data WHO menunjukkan malnutrisi masih menjadi masalah
kesehatan didunia dimana pada tahun 2018 didapati 22.2%
terdiagnosis stunting yang merupakan manifestasi klinis dari
malnutrisi kronis.3 Di Indonesia Pada tahun 2013 didapati 4.9%
balita mengalami gizi buruk dan 13.0% balita mengalami gizi kurang.1
Pada tahun 2018 didapati 3.9 % balita di Indonesia mengalami gizi
buruk dan 13.8% balita mengalami gizi kurang.4 Di Sumatera
Utara pada tahun 2017 didapati 18.4% balita mengalami gizi buruk
dan kurang.
Akibat status gizi kurang pada masa balita dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan, menyebabkan balita menjadi malas
melakukan aktivitas terkait dengan produksi tenaga, terganggunya
sistem imunitas balita sehingga mudah terserang penyakit infeksi,
terhambatnya pertumbuhan otak yang optimal, serta perubahan
perilaku yang ditunjukkan balita seperti tidak tenang, mudah menangis
dan dampak berkelanjutannya adalah perilaku apatis
d. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Balita
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi asupan makan
seseorang adalah pengetahuan gizi yang akan berpengaruh terhadap
status gizi seseorang. Pengetahuan gizi adalah pengetahuan terkait
makanan dan zat gizi. Sikap dan perilaku ibu dalam memilih makanan
yang akan dikonsumsi oleh balita dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya adalah tingkat pengetahuan seseorang tentang gizi
sehingga dapat mempengaruhi status gizi seseorang tersebut.
Pengetahuan gizi ibu yang kurang dapat menjadi salah satu penentu
status gizi balita karena menentukan sikap atau perilaku ibu dalam
memilih makanan yang akan dikonsumsi oleh balita serta pola makan
terkait jumlah, jenis dan frekuensi yang akan mempengaruhi asupan
makan pada bayi tersebut.
Pentingnya ketahanan pangan di antaranya dikarenakan ketahanan
pangan mempengaruhi status gizi masyarakat itu sendiri. Jika
ketahanan pangan kurang maka status gizi otomatis menjadi kurang
dan menyebabkan turunnya derajat kesehatan. Dengan demikian maka
ketahanan pangan sangat erat kaitannya dengan aspek gizi dan
kesehatan. Apabila ketahanan pangan yang selalu kurang dari
kecukupan dalam jangka waktu tertentu dapat mengakibatkan kurang
gizi walaupun tidak menderita penyakit. Akan tetapi, ketahanan
pangan yang cukup, namun masyarakat terjangkit penyakit, dapat
menyebabkan kurang gizi. Hasil penelitian Soblia (2009) menunjukkan
bahwa tingkat ketahanan pangan rumah tangga memiliki korelasi yang
positif dan signikan dengan tingkat konsumsi energi dan protein
balita
e. Sumber – Sumber Gizi Seimbang
Pedoman umum gizi seimbang atau PUGS menganjurkan agar
kebutuhan energi atau karbohidrat rata-rata sekitar 60 - 70%, protein
10 -15%, dan lemak 10- 25%. Sementara vitamin dan mineral harus
dipenuhi antara lain vitamin A, B, C, D, E, zat besi, seng, tembaga,
mangan, dan lain-lain . Menurut Santosa ada 5 fungsi zat gizi yaitu
sebagai:
1. Sumber energi dan tenaga, jika fungsi ini terganggu orang akan
menjadi kurang geraknya atau kurang giat dan merasa cepat
lelah.
2. Menyokong pertumbuhan badan, yaitu penambahan sel baru
pada sel yang sudah ada.
3. Memelihara jaringan tubuh, mengganti yang rusak atau habis
terpakai, yaitu mengganti sel yang nampak jelas pada luka
tubuh yang terjadinya jaringan penutup luka.
4. Mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan dalam
cairan tubuh (keseimbangan air, asam basa dan mineral).
5. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap
berbagai penyakit sebagai antioksidan dan antibodi lainnya.