RSUD Sragen
IDENTITAS PASIEN
❑ Nama : Ny. X
❑ Umur : 60 tahun
❑ Jenis Kelamin : Perempuan
❑ Pendidikan : SD
❑ Pekerjaan : Petani
❑ Status Pernikahan : Menikah
❑ Agama : Islam
❑ Suku :-
❑ Alamat : Lampung
AUTOANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Sulit tidur
AUTOANAMNESIS
Seorang wanita usia 60 tahun, datang ke poliklinik jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
dengan keluhan sulit tidur sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan sulit tidur makin memberat. Pada
anamnesis didapatkan pasien merasa sulit untuk memulai tidur dan pada saat tidur pasien sering
terbangun di malam hari secara tiba-tiba. Hal ini menyebabkan kualitas tidur pasien menjadi
terganggu dan pasien sering merasa sakit kepala dan pegal-pegal pada badan. Pasien merasa
menjadi lebih cepat lelah saat melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci piring dan
menyapu lantai dan pasien juga merasa malas pergi ke luar rumah untuk mengikuti kegiatan
pengajian bersama kelompok pengajiannya. Biasanya pasien merasa bersemangat untuk datang
ke pengajian bertemu dengan teman-temannya. Oleh karena itu, pasien lebih banyak berada di
rumah dan berdiam diri di dalam kamar.
ALLOANAMNESIS
Menurut keluarga, pasien sering terlihat melamun, dan menyendiri di dalam kamar. Pada saat
diajak bicara, pasien lebih banyak diam dan terlihat seperti sedang memikirkan suatu hal.
Menurut pasien, dia sering memikirkan anak dan cucu-cucunya yang tinggal di luar kota, karena
dia tidak dapat mengetahui bagaimana kondisi mereka, sementara dia tidak mempunyai cukup
biaya untuk pergi mengunjungi anak dan cucunya tersebut. Oleh karena itu pasien sering merasa
sedih dan tidak berguna dengan keadaannya. Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang
sama sebelumnya.
RIWAYAT GANGGUAN MEDIS
- Infeksi : disangkal
- Metabolik : hipertensi, diabetes mellitus disangkal
- Trauma kepala : disangkal
- Kejang saat kecil : disangkal
RIWAYAT PENYALAHGUNAAN ZAT
- Pasien tidak pernah mengkonsumsi rokok, narkoba, minuman keras dan sebagainya.
RIWAYAT PRIBADI
1. Prenatal, natal perinatal:
tidak diketahui dengan pasti, menurut pasien dia lahir normal, cukup bulan, berat badan lahir
tidak tahu, dibantu dukun, langsung menangis, dan tidak ada kecacatan waktu lahir.
2. Masa kanak awal 0-3 tahun:
Pasien mendapat ASI selama dua tahun dan tidak memiliki gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
3. Masa kanak pertengahan 3-11 tahun:
Pasien menempuh SD dalam kurun waktu enam tahun, pasien bisa mengikuti pelajaran
dengan baik, dan pasien dapat membaca, menulis, dan berhitung. Pasien termasuk anak
yang pendiam dibandingkan anak seusianya, namun pasien memiliki cukup banyak teman
dan berhubungan baik dengan teman-temannya tersebut
RIWAYAT PRIBADI
4. Masa kanak akhir prapubertas (remaja):
Setelah tamat SD pasien tidak melanjutkan ke SMP karena alasan kedua orang tua tidak
mampu untuk membiayai sekolahnya. Sejak saat itu pasien bekerja membantu orang tua
sebagai petani.
5. Masa dewasa:
Pasien menikah selama kurang lebih 39 tahun dengan orang yang dia pilih. Setelah menikah
pasien bekerja dengan membantu suami bertani dan mengurus pekerjaan rumah tangga.
Kebutuhan sehari-hari dipenuhi oleh suami dengan menjual beras dan sayuran hasil
pertanian di pasar. Suami pasien meninggal 5 tahun yang lalu.
RIWAYAT PRIBADI
Pasien merupakan anak ketiga dari enam saudara. Sejak lahir pasien tinggal bersama
orang tua dan lima saudaranya. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan orang tua, dan
saudaranya. Kedua orang tua memberi perhatian yang sama kepada setiap anaknya. Orang tua
bekerja sebagai petani dan status ekonomi keluarga tergolong ekonomi kurang.
GENOGRAM
KEBIASAAN
Saat ini pasien tinggal satu rumah bersama dengan anak ketiga, menantu dan dua orang
cucunya. Sejak suaminya meninggal, pasien hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan
kebutuhan sehari-hari dipenuhi oleh anak dan menantu yang bekerja sebagai pedagang
kebutuhan pokok di pasar. Pasien beragama islam dan sering melaksanakan ibadah shalat.
pasien memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan tempat tinggalnya. Pasien mengikuti
kegiatan pengajian bersama kelompok pengajian di masjid dekat tempat tinggalnya, namun sejak
3 bulan terakhir pasien jarang mengikuti kegiatan pengajian.
PEMERIKSAAN FISIK
• KU : baik
• Kes : compos mentis
• TD : 130/80 mmhg
• N : 78 x/ menit
• R : 18 x/menit
• S : 36,3º C
Status generalis dan status neurologis, serta hasil pemeriksaan laboratorium pasien berada
dalam batas normal.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Penampilan Penampilan rapi, sesuai usia, status gizi baik
Mood : sedih
Mood, Afek Appropiate
Afek : menyempit
Tidak terganggu
TILIKAN
Derajat 4 (pasien mengetahui penyakitnya, membutuhkan bantuan, tetapi tidak mengetahui penyebabnya)
Dapat dipercaya
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : (F32.21) Episode depresif berat tanpa psikotik dengan gejala somatik
DEFINISI
Episode depresif adalah diagnosis kejiwaan yang
menggambarkan gangguan mood atau afektif
dengan abnormalitas pada suasana perasaan.
Kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini
adalah adanya perubahan suasana perasaan
(mood) atau afek menuju ke arah depresi.
F32. EPISODE DEPRESIF
EPIDEMIOLOGI
• Pada pria gangguan depresi dapat terjadi dengan prevalensi sekitar 15% dalam seumur hidup
• Pada perempuan dapat mencapai 25% dimana sekitar 10% persen penderitanya mendapatkan
perawatan pada tingkat primer sementara sisanya 15% dirawat di rumah sakit.
• Pada anak sekolah didapatkan prevalensi sebesar 2%, yang meningkat pada usia remaja menjadi
sebesar 5%.
F32. EPISODE DEPRESIF
ETIOLOGI
Depresi disebabkan oleh kombinasi banyak faktor. Adapun faktor biologis, faktor bawaan atau
keturunan, faktor yang berhubungan dengan perkembangan seperti kehilangan orang tua sejak kecil,
faktor psikososial, dan faktor lingkungan, yang menjadi satu kesatuan mengakibatkan depresi.
F32. EPISODE DEPRESIF
ETIOLOGI
1. Faktor Biologis
a. disregulasi biogenik amin → Abnormalitas metabolit biogenik amin yang sering dijumpai pada
depresi yaitu 5 hydroxy indoleacetic acid (5HIAA), homovalinic acid (HVA), 3-methoxy 4-
hydrophenylglycol (MHPG), sebagian besar penelitian menunjukkan berbagai macam abnormalitas
metabolik biogenikamin pada darah, urin dan cairan serebrospinal. Dari biogenik amin, serotonin
dan norepinefrin merupakan neurotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi depresi.
b. disregulasi neuroendokrin → Dua teori terbaru tentang dopamin dan depresi adalah jalur dopamin
mesolimbic mungkin mengalami disfungsi pada depresi dan reseptor dopamin D1 mungkin
hipoaktif pada depresi.
F32. EPISODE DEPRESIF
ETIOLOGI
2. Faktor Psikososial
Peristiwa kehidupan dengan stressful sering mendahului episode pertama, dibandingkan episode
berikutnya. Ada teori yang mengemukakan adanya stres sebelum episode pertama menyebabkan
perubahan biologi otak yang bertahan lama. Perubahan ini menyebabkan perubahan berbagai
neurotransmiter dan sistem sinyal intraneuron. Termasuk hilangnya beberapa neuron dan penurunan
kontak sinaps. Dampaknya, seorang individu berisiko tinggi mengalami episode berulang gangguan
mood, sekalipun tanpa stressor dari luar.
F32. EPISODE DEPRESIF
ETIOLOGI
3. Faktor Genetik
• Apabila salah seorang kembar menderita depresi, maka kemungkinan saudara kembarnya
menderita pula sebesar 70 %. Kemungkinan menderita depresi sebesar 15 % pada anak, orang tua,
dan kakak-adik dari penderita depresi.
• Apabila anak yang orangtuanya pernah menderita depresi, sejak lahir diadopsi oleh keluarga yang
tidak pernah menderita depresi, ternyata kemungkinan untuk menderita depresi 3 kali lebih besar
dibandingkan anak - anak kandung keluarga yang mengadopsi
F32. EPISODE DEPRESIF
FAKTOR RISIKO
• Rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat adalah kira-kira 40 tahun; dan 50% dari pasien
memiliki onset anatara usia 20-50 tahun
• Pada pengamatan yang hampir uiversal, terlepas dari kultur atau negara, terdapat prevalensi
gangguan depresif berat yang dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki.15 Hal ini
mungkin disebabkan oleh rendahnya kesehatan maternal
F32. EPISODE DEPRESIF
FAKTOR RISIKO
• Terdapat hubungan yang signifikan pendidikan dengan depresi pada usia dewasa-tua. Tingkat
pendidikan berkaitan dengan kesehatan fisik yang baik. Penelitian di Inggris menyebutkan bahwa
lansia yang hanya menamatkan pendidikan dasar mempunyai risiko terhadap depresi 2,2 kali lebih
besar.
• Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang yang tidak memiliki
hubungan interpersonal yang erat atau yang tercerai atau berpisah
F32. EPISODE DEPRESIF
GEJALA UTAMA
a. Kehilangan minat dan kegembiraan
b. Afek depresif
GEJALA LAINNYA
a) Tidur terganggu;
PEDOMAN DIAGNOSTIK
• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut diatas;
• Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya: (a) sampai dengan (g).
• Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.
• Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.
• Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang dilakukannya.
Karakter kelima:
F32.00 = Tanpa gejala somatik
F32.01 = Dengan gejala somatik
DERAJAT DEPRESI
F32.1 EPISODE DEPRESIF SEDANG
PEDOMAN DIAGNOSTIK
• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode
depresi ringan (F32.0);
• Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya;
• Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.
• Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan
rumah tangga.
Karakter kelima:
F32.10 = Tanpa gejala somatik
F32.11 = Dengan gejala somatik
DERAJAT DEPRESI
F32.2 EPISODE DEPRESIF BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK
PEDOMAN DIAGNOSTIK
• Semua 3 gejala utama depresi harus ada
• Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya; dan beberapa diantaanya harus berintensitas berat
• Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau
atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.
Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan
• Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan
beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.
• Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali
pada taraf yang sangat terbatas.
DERAJAT DEPRESI
F32.3 EPISODE DEPRESIF BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK
PEDOMAN DIAGNOSTIK
• Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut diatas;
• Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau
malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik
biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging yang membusuk. Retardasi
psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.
Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek (mood-
congruent).
Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1), dan berat (F32.2) hanya digunakan untuk episode
depresi tunggal (yang pertama). Episode depresif berikutnya harus diklasifikasi di bawah salah satu diagnosis gangguan
depresif berulang (F33.-)
TATALAKSANA DEPRESI
NON-MEDIKAMENTOSA MEDIKAMENTOSA
Fase Lanjutan Terapi selama 4-9 bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan
(continuation) tujuan mencegah kekambuhan dan kembalinya gejala depresi
Fase pemeliharaan • Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi →
pelihara terapi pada dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
• Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun →
pelihara dengan terapi dosis penuh seumur hidup
• Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa yang
akan datang
THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com