Anda di halaman 1dari 21

PENELITIAN KOLEKTOR SURYA

N Penulis dan Tahun Tujuan Metode Hasil Judul


o
1 Ari Suryanto, Menganalisa Memodifikasi plat yakni Hasil yang dapat dicapai dari 3,45m2. MODIFIKASI PLAT
Guntur Additya secara meningkatkan/ plat galvanis yaitu dapat menyerap PENYERAP KALOR
eksperimen menambah luas kalor matahari sebesar 233,945 Watt. MATAHARI
2012 pengumpul penampang dan seleksi Sedangkan efisiensi DAN ALAT
(collector) bahan plat agar pengeringan terhadap kalor yang PENDUKUNGNYA
kalor mendapatkan hasil diserap oleh plat mencapai 70,59%. UNTUK PROSES
matahari yang lebih maksimal. Laju aliran udara PENGERINGAN
sebagai Perhitungan berdasarkan berpengaruh terhadap proses “PLAT GALVANIS DAN
media energi matahari yang pengeringan. PLAT SENG
transfer dapat diserap dan GELOMBANG
kalor/energi energi yang digunakan
yang untuk pengeringan
digunakan
untuk proses
pengeringan
jahe atau
bahan pangan
lain.

2. M. Wirawan, R. Memaksimal Mula-mula air dialirkan -Laju perpindahan kalor pada jumlah Pengaruh jumlah haluan
Kurniawan, kan dari kran menuju bak pipa 7 lebih besar dari pada jumlah pipa paralel pada kolektor
Mirmanto pemanfaatan bawah. Dari bak bawah pipa 5, surya plat datar
udara panas air dialirkan ke bak atas - Energi yang digunakan ( Q use ) pada absorber batu kerikil
2016 dan dengan menggunakan penelitian ini yang paling tinggi terjadi terhadap laju perpindahan
memaksimal pompa. Untuk menjaga pada jam 13.00 dengan debit 300 panas
kan permukaan air di bak cc/min pada pipa haluan 7 sebesar 600
pemakaian atas tetap maka diberi Watt.
ruang over
pengering, flow. Selanjutnya air
sehingga alat mengalir dari bak atas
pengering menuju
menjadi lebih kolektor secara alami
kompak dan akibat adanya gravitasi
efisien dalam bumi. Pada sisi masuk
penerimaan dan keluar kolektor
udara panas. diberi
Pemanfaatan termokopel untuk
udara panas mengukur suhu air pada
pada rak bagianbagian tersebut.
bertingkat Air keluar dari kolektor
lebih merata diukur
dan dengan menggunakan Gambar: Hubungan antara kalor yang
menyentuh gelas ukur dan stop digunakan terhadap waktu pengamatan
keseluruhan watch. untuk debit 300 cc/min.
bahan dan Akhirnya air dibuang ke
produk yang lingkungan.
akan
dikeringkan. Langkah kerja:
1. Meletakkan 2 buah
kolektor surya di bawah
sinar matahari dan
memposisikan kolektor
surya sesuai dengan
arah matahari.

2. Mengatur sudut
kemiringan kolektor
surya
sebesar 15o

3. Mengatur debit air


sebesar 300 cc/menit,
pada
kedua kolektor 7 haluan
dan 9 haluan.

4. Melakukan
pengukuran temperatur
lingkungan,
permukaan kaca,
temperatur absorber,
temperatur air masuk
dan keluar pada Gambar: Hubungan antara kalor yang
masingmasing kolektor. digunakan
terhadap waktu pengamatan untuk
5. Pencatatan suhu debit 350
lingkungan, permukaan cc/min
kaca,
suhu absorber,
temperatur air masuk
dan
keluar yang dilakukan
dari jam 10.00 hingga
18.00 WITA
(Tin=Tout).
6. Pengambilan data
dilakukan setiap 15
menit.
7. Mengulang langkah
pengujian untuk debit
350
cc/menit dan 400
cc/menit pada hari
berikutnya
pada jam yang sama
dengan menggunakan
kolektor yang sama.

8. Masing-masing
variasi debit diuji
sebanyak tiga
kali, sehingga total
waktu pengujian adalah
sembilan hari. Gambar: Hubungan antara kalor yang
digunakan
terhadap waktu pengamatan untuk
debit 400
cc/min
3. Syamsul Bahri Tujuan Yaitu alat pengering KAJI EKSPERIMENTAL
Widodo, Nasruddin pengeringan ikan yang PENGERING IKAN TIPE
, Muhammad Alfi, ini untuk memanfaatkan energi LORONG HIBRID
Fazri menghindari DENGAN
surya dan
dari proses MENGGUNAKAN
2015 pembusukan menggunakan kompor ENERGI SURYA –
pada ikan atau tungku sebagai BIOMASSA
sumber energi DARI SEKAM PADI
tambahan, pengering
ikan yang digunakan Gambar 5 di atas dapat dilihat bahwa
berupa pengering
surya tipe lorong, dari pengukuran radiasi matahari pada
hasil penelitian Bala pukul 09:00 WIB hingga pukul 14:00
(Bala B.K, 1999) WIB mengalami naik dan sedikit turun
dan kemudian naik kembali tetapi pada
menyatakan bahwa
saat mengalami penurunan tersebut
pengeringan ikan panas yang dibutuhkan untuk
energi surya tipe mengeringkan ikan pada saat proses
lorong seri yang pengeringan masih dikatakan stabil
dilakukan selama 5 karena temperatur ruang pada alat
hari menghasilkan pengering masih berkisar antara 40OC
ikan kering dengan hingga 50OC, puncak radiasi matahari
kadar air 16,7 % terjadi pada pukul 10:30 WIB yaitu
sedangkan pada 499 W/m2 . Selanjutnya radiasi
waktu yang sama matahari mulai sedikit turun dan naik
kembali pada pukul 14:00
dalam proses
penjemuran di bawah
sinar matahari secara
tradisional
menghasilkan ikan
kering dengan kadar
air 32,84 %. Tungku
biomassa
dioperasikan apabila
sumber panas dari
energi matahari tidak
cukup panas untuk
dapat mengeringkan
ikan, pemanasan
tungku dilakukan
sampai tercapainya
suhu udara yang ada
di dalam pipa tungku
meningkat mencapai
suhu dan RH yang
sesuai untuk proses
pengeringan, dan
biomassa merupakan
salah satu sumber
energi alternatif yang
sangat potensial.
Biomassa dapat
berasal dari tanaman
perkebunan atau
pertanian, hutan,
peternakan atau
bahkan sampah, misal
sekam padi, sekam
kayu, plastik, dan
daun kering.
Biomassa (bahan
organik) dapat
digunakan untuk
menyediakan panas.
Bioenergi berada
pada level kedua
setelah tenaga air
dalam produksi energi
primer terbarukan di
Amerika Serikat. Alat
pengering hibrid tipe
lorong ini bisa
digunakan untuk
jangka waktu yang
lama, karena
menggunakan bahan
alumunium sebagai
bahan dasar, sehingga
mudah dibersihkan
dan mudah dalam
penyimpanan.

4. Rianda , Tujuan Pengambilan data


Nurrohman , penelitian eksperimen dilakukan
Hablinur AL- makalah di lingkungan
Khindi adalah untuk Universitas Ibn
menentukan Khaldun Bogor yang
2017 energi yang terletak pada
diperoleh 06º33’38” LS dan
oleh fluida 106º47’32” BT,
kerja secara dengan waktu
optimal pada pengambilan data
kolektor
tanggal 4-11 Oktober
surya tipe
2017 dan lama waktu 1. Debit fluida kerja pada etanol
plat datar
untuk satu pengujian 96% sangat berpengaruh
berdasarkan
perubahan dari total enam belas terhadap daya serap panas
pengujian selama 3 antara pipa tembaga dengan
debit dan jam. Dan terkadang fluida kerja yaitu etanol 96%
pemasangan juga waktu untuk dimana debit 2.0 lpm dengan
batu-batu memulai pengambilan variasi menggunakan batu
kerikil yang data menyesuaikan kerikil dan sudut reflektor 0º
disusun pada cuaca untuk adalah Pengujian yang
secara memaksimalkan hasil optimum untuk memperoleh
teratur dan yang didapat, selang nilai Q energi cairan yang
merata diatas pengambilan data maksimum.
permukaan pengumpulan setiap
plat absorber 30 menit. Pengujian 2. Debit fluida kerja pada etanol
untuk
pada kolektor surya 96% sangat berpengaruh
memperluas
tipe plat datar terhadap daya serap panas
permukaan
dilakukan untuk antara pipa tembaga dengan
dan
mengetahui temperatur fluida kerja yaitu etanol 96%
meningkatka
pada masing-masing dimana debit 2.0 lpm dengan
n temperatur
bagian dari solar variasi menggunakan batu
dalam
kolektor, yaitu : kerikil dan sudut reflektor 0º
kolektor
temperatur plat adalah Pengujian yang
surya serta
absorber, temperatur optimum untuk memperoleh
menentukan
dalam box kolektor nilai Q energi cairan yang
pengaruh
surya, temperatur kaca maksimum.
penggunaan
penutup, temperatur
dua cermin
lingkungan, temperatur
datar
pipa masuk fluida kerja
terhadap
etanol 96% dan
energi
temperatur pipa keluar
berguna
fluida kerja etanol 96%
pada
ketika masih
kolektor
menggunakan sebuah
surya tipe
solar kolektor.
plat datar
secara
eksperimen.
5. Farel H. Napitupulu Tujuan Pengeringa Laju
, Himsar Ambarita , penelitian ini n biji kakao pengeringan hasil
dan Sari Farah Dina adalah sistem percobaan disajikan
melakukan integrasi dalam bentuk profil
2015 evaluasi dilakukan laju penurunan
kinerja dengan berat sebagai fungsi
pengering memanfaat waktu. Asumsi
surya tipe kan energi utama yang
kolektor plat termal digunakan adalah
datar-bersirip matahari temperatur dan
yang di Posisi konsentrasi air di
integrasikan pengering Untuk mendapatkan gambaran dalam produk
dengan dan performansi kolektor surya plat datar adalah seragam dan
absorben kolektor bersirip ini maka data-data hanya merupakan
termokimia surya temperatur pada Gambar 7, data fungsi waktu. Oleh
untuk terhadap intensitas radiasi pada Gambar 4 dan sebab itu laju
mengeringka arah Gambar 5 digunakan untuk penurunan
n biji kakao. peredaran menghitung kehilangan panas pada kandungan air di
matahari kolektor, meliputi kehilangan panas dalam biji kakao
dapat pada 2 sisi dinding, kehilangan panas adalah kasus 1
dilihat pada pada alas bawah, kehilangan panas dimensi dinyatakan
bahan bagian atas dan kehilangan panas dengan bilangan
termokimia karena radiasi menggunakan kadar air tanpa
absorben persamaan 1 - 9. dimensi (Moisture
ditempatka Hasil perhitungan efisiensi Rasio, MR) yang
n dibawah disajikan pada Gambar 8 dengan nilai dapat dirumuskan
rak biji efisiensi termal rata-rata 62% dengan persamaan
kakao sedangkan efisiensi rata-rata kolektor (12). Profil laju
seperti surya tanpa sirip 37%. Dari hasil ini pengeringan hasil
terlihat dapat dilihat bahwa pemasangan percobaan dapat
pada sirip/fin pada kolektor plat datar dilihat pada
Demikian dapat meningkatkan efisiensi termal Gambar
seterusnya kolektor surya karena adanya 9. Dari profil
siklus peningkatan luas permukaan tersebut, diperoleh
pengeringa absorber melalui penambahan sirip. bahwa pada MR
n secara terus
dilanjutkan menerus berkurang
keesokan sejalan dengan
harinya waktu pengeringan
hingga dan tidak terlihat
dicapai adanya periode laju
kondisi pengeringan
setimbang konstan.Laju
yakni tidak pengeringan yang
ada lagi diamati adalah
penurunan periode laju
berat pengeringan
sampel. menurun.
Sebagai
pembandin
g dilakukan
juga
pengeringa
n dengan
cara
penjemuran
langsung.
Penurunan
berat
selama
pengeringa
n
berlangsun
g di
timbang
menggunak
an weight
data logger
yang
terhubung
dengan
komputer.
Potensi
energi
surya
diperoleh
melalui
pengukuran
keadaan
cuaca yang
meliputi:
intensitas
radiasi
(pyranomet
er),
kecepatan
angin
(wind
velocity
sensor)
temperatur
udara
(ambient
measureme
nt
apparatus)
dan
kelembaba
n (Tand RH
smart
sensor).
Keseluruha
n alat ini
dihubungka
n dengan
HOBO
Micro
Station
Data
Logger.
6. Edo Wirapraja dan Untuk Plat Peformansi kolektor surya
Bambang Arip meningkatka penyerap dengan penambahan fin
Dwiyantoro n efisiensi dari lebih baik dari pada tanpa
dari kolektor kolektor penambahan fin. Hal ini
2015 surya adalah surya ini dapat dilihat dari temperatur
dengan terbuat dari air keluar untuk masing-
menambahka seng masing debit pada kolektor
n fin yang ukuran 1,5 dengan penambahan fin
bertujuan m x 0,5 m lebih tinggi dari pada tanpa
untuk yang dicat penambahan fin. Perbedaaan
Pada gambar 3 kita dapat melihat
memperluas hitam temperatur ini dikarenakan
bahwa ketika debit divariasikan 1000
luasan dengan luasan penyerapan panas
penyerapan tebal 2 mm. liter/jam, 730 liter/jam, 475 liter/jam pada pipa sehingga semakin
panas. Salah Sedangkan dan 225 liter/jam, serta divariasikan banyak energi yang
satu bentuk pada pipa terhadap penambahan fin dan jumlah ditransfer ke air. 3. Semakin
fin yang tembaga kaca penutup. Didapat temperatur air besar debit fluida yang
dapat berdiameter keluar tertinggi adalah saat debit 225 mengalir didalam pipa,
digunakan dalam liter/jam sedangkan pengaruh maka Qu yang dihasilkan
adalah fin (Di=1,5cm) penambahan fin terhadap temperatur akan semakin besar. Hal
berbentuk dan air keluar adalah penambahan fin inidikarenakan koefisien
annular. diameter memberikan temperatur air keluar konveksi antara pipa dan air
Penelitian ini luar lebih tinggi dari pada tanpa fin. Hal ini meningkat seiring
dilakukan (Do=1,54c terlihat untuk kolektor dengan bertambahnya debit
dengan m) penambahan fin temperatur air keluar sehingga energi yang
memvariasik dipasang adalah 45,3ºC sedangan kolektor tanpa diserap semakin besar.
an jumlah fin fin memiliki temperatur air keluar Peningkatan Qu ini juga
kaca penutup berbentuk 43,1ºC. Sedangkan untuk variasi menyebabkan efisiensi yang
yaitu satu dan annular jumlah kaca penutup didapat bahwa didapat juga semakin besar
dua kaca dengan dengan penggunaan dua kaca penutup
penutup. diameter 3 didapat temperatur air keluar lebih
Selain itu cm dan tinggi
juga tebal 0,5
memvariasik mm.
an debit Gambar 2
aliran yang menunjukk
mengalir an kolektor
dan
pemasanga
n fin pada
pipa.
Sebagai
kaca
penutup
digunakan
kaca
bening
ukuran
1,5m x
0,5m
dengan
tebal 5 mm.
Untuk
mengurangi
kerugian
panas
kearah
samping
dan bawah
digunakan
isolator
glass wool
dengan
tebal 5cm.
7. Syamsul Bahri Mengkaji Menghasilkan ikan kering dengan
Widodo, Devy secara kadar air 16,7%, sedangkan dengan
Suhendar , Zainal eksperimenta penjemuran langsung dihasilkan ikan
Arief l pengaruh kering dengan kadar air 32,84%
Pelat
2014 Absorber 1.) Pengujian tanpa beban (Uji
pada tanpa Product)
pengering
surya Tipe
Lorong untuk
mengering
ikan yang
akan
dilakukan
pada pagi
hari sampai
malam hari

Gambar Distribusi temperature

Gambar Grafik Radiasi surya terhadap


Temp.lingkungan dan Temp.Pelat
Absorber pada kondisi tanpa beban.
Grafik Kelembaban (RH) dan
Temperatur pada pengujian tanpa
beban pengering

8. Efi Afrizal, ST. Penggunaan Metode yang dilakukan Hasil Pengujian Massa Bahan (Pisang) Pengembangan Perangkat
MT. rak dalam penelitian ini Pengering Surya (Solar
bertingkat adalah: Dryer) Jenis
Azridjal Aziz, ST. pada 1. Tahap Persiapan Pemanasan Langsung
MT. pengering Penelitian dengan Penyimpan Panas
surya jenis Berubah Fasa
2008 pemanasan Pada tahapan ini Menggunakan Rak
langsung dilakukan studi literatur Bertingkat.
bertujuan dan pendalaman
memaksimal pemahaman
kan sebagai dasar Persentase Massa Bahan Yang
pemanfaatan perencanaan terhadap Menguap
udara panas konsep pengering surya
dan dengan rak
pemakaian bertingkat
ruang memanfaatkan
pengering, penyimpan panas,
sehingga alat dengan mempelajari Massa bahan terhadap lama
pengering buku buku, internet dan pengeringan
menjadi lebih jurnal-jurnal penelitian
kompak dan terbaru yang relefan.
efisien dalam
penerimaan 2. Tahap Persiapan Alat
udara Uji
panas.
Pemanfaatan Pada tahapan ini
penyimpan dilakukan persiapan
panas perangkat pengering
berubah fasa surya dengan rak
pada bertingkat hasil
pengering penelitian sebelumnya.
surya ini Perangkat pengering
Temperatur pengujian maksimum
akan surya ini
terjadi pada pelat absorber yang
menjaga nantinya dapat melayani
berwarna hitam
panas lebih berbagai pengujian yang
kabur dengan temperatur antara 109,1
merata ke dibutuhkan untuk
0 C sampai 114,5 0 C yang terjadi pada
seluruh pengambilan data yang
pukul
bahan dan diperlukan untuk
12.00 WIB sampai 14.00 WIB
penurunan mengetahui unjuk kerja
temperatur alat.
Hasil Pengujian Temperatur.
tidak
terjadi secara 3. Tahap Pengumpulan
drastis pada Data
saat Pada tahapan ini
intensitas dilakukan pengambilan
cahaya data-data yang
matahari diperlukan dengan
Keterangan :
yang menggunakan beberapa
berkurang macam alat ukur antara T1 : Temperatur udara masuk (Tin).
lain: termometer, T2 & T3 : Temperatur plat absorber.
temperatur bola kering T4,T5,T6,T7 : Temperatur rak pada
dan bola basah, ruang pengering.
timbangan digital, T8 : Temperatur keluar (Tout).
multimeter, T  : Temperatur lingkungan.
stopwatch. Data-data
yang diambil meliputi
temperatur bola basah,
temperatur bola kering
masuk perangkat
pengering dan
temperatur bola
basah, temperatur bola
kering keluar perangkat
pengering, temperatur
ruang
pengering, distribusi
temperatur dalam ruang
pengering, lama
pengeringan
dan massa produk yang
dikeringkan.
Pengambilan data
dilakukan baik tanpa
produk yang akan
dikeringkan maupun
dengan produk yang
akan
dikeringkan.
Pengambilan data
pengeringan produk
yang dikeringkan
dengan penjemuran
langsung dilakukan
bersamaan dengan
pengambilan
data produk yang
dikeringkan dalam
perangkat pengering
surya. Hal ini
dilakukan untuk
mengetahui unjuk kerja
perangkat pengering
surya.
4. Tahap Analisis Data
dan kesimpulan
Data yang diperoleh
ditabulasikan dan
dilakukan perhitungan
sesuai prinsipprinsip
termodinamika yang
berlaku, selanjutnya
akan diplot dalam
berbagai
grafik yang dapat
memberikan berbagai
informasi. Informasi
mengenai
pengaruh temperatur
bola basah, temperatur
bola kering masuk dan
keluar
perangkat pengering
surya, distribusi
temperatur dalam ruang
pengering,
lamanya pengeringan
terhadap perubahan
jarak antar rak
pengering dari
bahan yang dikeringkan
untuk jumlah massa
yang sama, perubahan
beban
pengeringan terhadap
kapasitas pengeringan
rencana, serta pengaruh
pemanfaatan penyimpan
panas. Dari hasil
analisis ini disimpulkan
hasil
penelitian yang
dilakukan, dan saran
untuk perbaikan pada
penelitian
lanjutan.
9. Yunita Djamalu Untuk Pengambilan data Pengukuran suhu-suhu pada Analisa Perpindahan Panas
menurunkan dilakukan dengan variasi 2 Keadaan Tunak Pada
2016 kadar air memasukkan bahan uji Pengering Jagung Tipe
jagung dengan masa 5 Kg Rumah Kaca Variasi
hingga kemudian dilakukan Lubang Ventilasi Dan Rak
mencapai pengukuran kadar air Alumunium
keadaan yang bahan uji sebelum dan
aman dari setelah pengeringan.
kerusakan Pengambilan data
untuk jangka dilakukan selama 9 jam
waktu setiap hari selama 18
tertentu. hari pengujian. Data
yang diambil
adalah kelembapan
relatif pengering, suhu
dalam ruang pengering,
suhu dalam dan luar
atap pengering, bak
pengering bagian atas Pengukuran suhu-suhu pada
dan bawah, variasi 6
suhu jagung dan
kelembaban relatif pada
ruang.pengering.

10

Anda mungkin juga menyukai