Anda di halaman 1dari 36

VARIASI FORMULA PUMAKKAL TERHADAP KUALITAS PUPUK CAIR

LIMBAH PASAR IKAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI POSTER

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan


Mata Kuliah Usulan Seminar Proposal

Oleh:

Anggit Khendio Utomo

NPM 18320027

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... iv
KAJIAN AYAT AL-QUR’AN.......................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Ascaris lumbricoides.......................................................................... 3

B. Ancylostoma duodenales................................................................... 9

C. Trichinella spiralis............................................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................ 18
B. Saran ................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Gambar 1. Ascaris lumbricoides.................................................................... 3


Gambar 2. Siklus hidup Ascaris lumbricoides................................................ 5
Gambar 3. Ancylostoma duodenale............................................................... 9
Gambar 4. Siklus hidup Ancylo duodenale.................................................... 11
Gambar 5. Trichinells spiralis......................................................................... 12
Gambar 6. Siklus hidup Trichinella spiralis.................................................... 14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ascaris lumbricoides.................................................................... 3


Gambar 2. Siklus hidup Ascaris lumbricoides................................................ 5
Gambar 3. Ancylostoma duodenale............................................................... 9
Gambar 4. Siklus hidup Ancylo duodenale.................................................... 11
Gambar 5. Trichinells spiralis......................................................................... 12
Gambar 6. Siklus hidup Trichinella spiralis.................................................... 14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan perairan yang luas
baik itu perairan laut maupun perairan sungai, danau dan kolam. Perairan yang
luas tersebut memiliki potensi hasil alam berupa produk perikanan yang menjadi
komoditas perdaganan yang diperjualbelikan oleh masyarakat secara luas. Ikan
merupakan salah satu komoditas perdagangan yang banyak digemari oleh
masyarakat, baik itu ikan air tawar maupun ikan air laut. Masyarakat biasanya
memperoleh ikan di pasar ikan maupun dipasar tradisional. Pasar ikan
merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli masyarakat itu sendiri. Umumnya
pasar ikan yang masih tradisional secara penampilan fisik dapat dilihat memiliki
kondisi yang becek dan dipenuhi oleh air yang menggenang dan memiliki aroma
amis yang menyebar. Keadaan seperti ini tentunya menimbulkan kondisi yang
tidak nyaman bagi pembeli maupun bagi lingkungan di sekitarnya.

Jika diperhatikan secara seksama, saat penjual ikan membersihkan ikan


dipasar maka akan menimbulkan limbah dari ikan berupa air dari penyimpanan
ikan, darah, sisik dan kotoran ikan. Selain itu limbah ikan juga ditimbulkan dari
ikan yang telah membusuk akibat penyimpanannya yang kurang baik. Limbah ini
biasanya hanya dibuang begitu saja ataupun hanya terbuang disela saluran air
yang ada dipasar, sehingga lama kelamaan akan menimbulkan aroma yang tidak
sedap. Sisa sisa pengolahan ikan tersebut berupa limbah yang apabila tidak
dikelola dengan benar dapat menimbulkan pencemaran bagi lingkungan sekitar.
Belum dilakukannya penangana secara maksimal dan kurangnya penerapan
teknologi dalam penaganan pengelolaan limbah ikan merupakan salah satu
kendala yang terjadi di masyrakat dalam pemanfaatan limbah ikan. Sangat
disayangkan apabila potensi yang demikian besar ini hanya akan berakhir
ditempat pembuangan dan akan berakhir menimbulkan aroma yang tidak sedap.
Oleh karena itu diperlukan pegelolaan penanganan yang benar, supaya limbah
ikan dari pasar ikan dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang bermanfaat
bagi masyarakat misalnya dibuat menjadi pupuk.

1
Pupuk merupakan komponen yang dapat dikombinasikan dengan tanah
sebagai penyedia nutrisi bagi pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk pada
tanah dapat memberikan peranan peningkatan hasil tanam terutama pada tanah
yang memiliki kandugan unsur hara yang rendah. Berdasarkan sumber bahan
bakunya, pupuk digolongkan menjadi dua macam yaitu pupuk anorganik dan
pupuk organik. Pembuatan pupuk cair pada dasarnya dapat dibuat dengan
menggunakan kombinasi limbah hewan yang memiliki kandungan bagi proses
pertumbuhan, misalnya pada limbah pasar ikan berupa sisik, darah, air
rendaman ikan, kotoran ikan dan ikan yang telah membusuk serta
dikombinasikan dengan variasi formula pumakal sebagai bahan yang digunakan
dalam proses pembuatan pupuk cair. “Pupuk organik cair adalah pupuk yang
bahan dasarnya berasal dari hewan atau tumbuhan yang sudah mengalami
fermentasi dan bentuk produknya berupa cairan. Kandungan bahan kimia
didalamnya maksimum 5%.” (Kurniawan, 2017:1). Bahan baku pupuk organik
dapat kita peroleh dengan mudah melalui bahan sisa dari tumbuhan ataupun
hasil sisa dari binatang. Dengan menggolah limbah yang kurang bermanfaat
tentunya kita telah menmbantu menjaga lingkungan dari terjadinya pencemaran.

Penggunaan limbah dari pasar dalam proses penelitian ini karena


didalam limbah ikan terdapat nutrisi jika dikelola maka akan memberikan manfaat
bagi pertumbuhan tanaman. Dengan dikombinasikan dengan bahan bahan
tambahan seperti menggunakan LCN (Limbah Cair Nanas) atau yang sering
disebut dengan Pupuk Organik Multifungsi Berbasis Potensi Lokal Lampung
(Pumakkal) maka, pupuk dalam bentuk cair akan lebih mudah bagi tanaman
untuk menyerap unsur unsur nutrisi yang terkandung didalamnya. Penggunaan
pumakkal dalam pengkombinasian dengan limbah ikan. Dengan
pengkombinasian tersebut diharapkan limbah dari pasar ikan dapat diuraiakn
melalui bakteri yang terdapat pada pumakkal. “Pupuk cair LCN (Limbah Cair
Nanas) yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil dari proses
bioremediasi. Bioremediasi merupakan proses yang dilakukan dengan
memanfaatkan agen biologi yang dapat menetralkan pH dari Limbah Cair
tersebut, bahkan agen biologi ini mampu mengubah bahan berbahaya yang
tercemar di dalam limbah cair nanas tersebut menjadi bahan yang tidak
berbahaya lagi terhadap tanaman dan lingkungan jika digunakan sebagai pupuk,
agen biologi ini dapat berupa mikroba atau enzim. Pupuk cair LCN (Limbah Cair

2
Nanas) yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah yang telah mengalami
proses bioremediasi dengan memanfaatkan agen biologi berupa mikroba
sehingga limbah cair ini dapat menjadi pupuk organik yang baik bagi tanaman.”
(Sutanto, 2015 : 4). Pumakkal memiliki banyak sekali manfaat bagi tanaman,
sebab tanaman dapat memperoleh nutrisi yang dibutuhkan dari pupuk pumakkal.
Pemanfaatan pupuk organik pumakkal salah satunya telah diterapkan pada
kelompok tani sayuran organik di Desa Karang Rejo, Metro Utara.

Tanaman yang diberi pupuk organik tentunya mempunya banyak


keunggulan. Tanaman yang diberikan dengan pupuk organik tentunya akan lebih
ramah lingkungan dan lebih sehat bila dikonsumsi oleh manusia. Selain itu
pengaplikasian pupuk organik pada tanaman akan lebih murah dari segi biaya,
karena kita dapat memanfaatkan bahan bahn sisa ataupun limbah untuk
digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai variasi formula pumakal
terhadap kualitas pupuk cair limbah pasar ikan maka dengan ini peneliti
membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah formulasi indigen pada pumakkal dapat mendegradasikan limbah
pasar ikan ?
2. Berapa lama waktu yang diperlukan indigen pada pumakkal untuk
mendegradasikan limbah pasar ikan ?
3. Apakah hasil penelitian variasi formula pumakkal terhadap kualitas pupuk cair
pasar ikan berpotensi sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk poster
pendidikan?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah formulasi indigen pada pumakkal dapat
mendegradasikan limbah pasar ikan.
2. Untuk mengetahui waktu yang diperlukan indigen pada pumakkal dalam
mendegradasikan limbah pasar ikan.
3. Untuk memanfaatkan hasil penelitian variasi formula pumakkal terhadap
kualitas pupuk cair pasar ikan sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk
poster.

3
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini meliputi :
1. Bagi Pendidikan
Memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai dampak yang dihasilkan
dari limbah pasar ikan dan mengetahui cara penanganan yang tepat dalam
bentuk media poster pembelajaran.
2. Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti pupuk non organik yang
cenderung lebih mahal dan mengedukasi masyarakat untuk menggunakan
pupuk organik melalui pengelolaan limbah pasar ikan.
3. Bagi Peneliti
Untuk peneliti sebagai syarat menyelesaikan tugas akhir skripsi dan
memberikan wawasan kepada penelitian penelitian berikutnya dan
memberikan manfaat bagi khalayak umum.

E. Asumsi Penelitian
1. Limbah yang berpotensi dimanfaatkan sebagai pupuk cair yaitu limbah dari
pasar ikan
2. Jenis limbah ikan yang dikelola sebagai pupuk cair yaitu sisik, darah, air
rendaman ikan, kotoran ikan dan ikan yang telah membusuk serta
dikombinasikan menggunakan pumakkal.
3. Pumakkal berasal dari proses pengolahan sisa limbah nanas yang
dikembangkan menjadi pupuk organik cair
4. Pada kombinasi formula pumakkal dengan menggunakan limbah pasar ikan
dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan pada tanaman yang
diberikan dengan pupuk cair ini.

F. Ruang Lingkup Penelitian


1. Jenis penelitian yang diilakukan berupa eksperimen
2. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah variasi formulasi pumakkal
3. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah pupuk cair limbah pasar ikan
4. Waktu penelitian selama 40 sampai 50 hari
5. Lokasi penelitian di pasar tradisional Pasar Punggur
6. Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber belajar berupa poster

4
BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Kajian Teori Yang Mendukung Variabel Terikat


1. Limbah
Limbah adalah bahan atau produk buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi, baik industri maupun domestik, yang keberadaannya pada saat
tertentu dapat tidak diinginkan oleh lingkungan karena dapat menurunkan
kualitas lingkungan. Keberadaan limbah semakin lama menjadi permasalah
serius bagi lingkungan. Limbah biasanya menimbulkan dampak yang tidak baik
bagi lingkungan seperti aroma yang tidak sedap dan mencemari tanah maupun
perairan. Selain itu, limbah juga akan berbahaya bagi keberadaan makhluk hidup
seperti manusia, hewan dan tumbuhan.
Mustamin (2020:46) menyatakan bahwa :
Limbah adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu proses industri.
Salah satu jenis limbah yang cukup memberikan dampak bagi lingkunga
adalah limbah cair, karena dapat mencemari sungai, air tanah, bahkan
sampai laut. Limbah cair merupakan limbah dalam wujud cair yang
dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang kelingkungan dan diduga
menurunkan kualitas lingkungan. Sehingga setiap industri harus
melakukan pengolahan limbah terlebih dahulu sebelum dibuang
kelingkungan. Pengolahan limbah juga harus menyesuaikan kandungan
limbahnya, apakah bahan kimia atau senyawa organik.

Penangana limbah diperlukan mengingat masih banyak pihak yang membuang


limbah secara sembarangan disekitar lingkungannya seperti membuang limbah
diwilayah perairan. Melalui penanganan dan pengelolaan yang tepat,
keberadaan limbah dapat dikelola menjadi produk yang bermanfaat dan tidak
mencemari lingkungan. Mengingat pada limbah masih terdapat kandungan dan
manfaat yang cukup banyak apabila dapat dikelola menjadi pupuk. Sebab pada
beberapa limbah ditemukan kandungan nutrisi yang baik bagi tanaman.
Pamungkas (2016:168) menyatakan bahwa :
Limbah cair industri perikanan mengadung banyak banyak protein dan
lemak, sehingga mengakibatkan nilai nitrat dan ammonia yang cukup
tinggi. Produk perikanan, sebagaimana pertanian mudah membusuk
disebabkan oleh dekomposisi protein, lemak, dan karbohidrat jaringan
tubuh biota perikanan oleh bakteri pengurai (dekomposer).

5
2. Limbah pasar ikan
Limbah pasar ikan merupakan limbah yang dihasilkan dari ikan yang
diperjualbelikan dipasar. Limbah pasar ikan seperti ikan yang sudah membusuk,
sisik ikan, darah dan jeroan. Limbah ikan tersebut sering diabaikan dan seriing
berakhir ditempat pembuangan. Kondisi tersebut dapat menyebabkan timbulnya
pencemaran berupa aroma yang tidak sedap dan mengundang lalat sehingga
dapat menyebabkan timbulnya penyebaran penyakit. Minimnya teknologi menjadi
salah satu kendala dalam pemanfaatan limbah pasar ikan untuk dikelola dengan
baik. Potensi yang demikian besar ini sangat disayangkan jika tidak
dimanfaatkan. Dengan pemanfaatan yang tepat limbah dari pasar ikan tentunya
mampu mengurangi pencemaran lingkungan serta memberikan solusi untuk
memanfaatkan limbah ikan yang ada di pasar.
Zahroh (2018:51) menyatakan bahwa :
Ikan sisa atau ikan-ikan yang terbuang ternyata masih dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk organik lengkap, yakni pupuk
yang memiliki kandungan unsur-unsur makronya terbatas (tidak
mencukupi untuk kebutuhan tanaman) dan harus dilengkapi dengan
penambahan unsur lainnya sehingga kandungan N, P, K nya sesuai yang
dibutuhkan. Bentuk pupuk organik yang berupa cairan dapat
mempermudah tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara yang
terkandung di dalamnya dibandingkan dengan pupuk lainnya yang
berbentuk padat. Pupuk berbahan baku ikan selain sebagai sumber hara
juga mampu menginduksi Actinomycetes spp. dan Rhizobacteria spp.
Yang berperan dalam menghasilkan hormon tumbuh di sekitar perakaran
tanaman. Hormon tumbuh yang dimaksud adalah hormon auksin,
sitokinin dan giberelin.

Limbah dari pasar ikan memiliki kandungan unsur unsur yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk cair yang dapat membantu
pertumbuhan tanaman. Limbah pasar ikan berupa sisik, jeroan, darah dan ikan
yang membusuk memiliki kandungan nutrisi yang diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman. Dengan dikombinasikan bahan tambahan, maka dapat dibuat pupuk
cair yang dapat diaplikasikan pada tanaman.
Fitria (2008:23) menyatakan bahwa :
Pemanfaatan limbah cair perikanan sebagai pupuk dapat dilakukan
dengan mengaplikasikan limbah cair tersebut langsung pada tanaman
atau diuraikan terlebih dahulu. Dengan penguraian bahan organik, protein
dan senyawa organik yang yang terdapat dalam limbah cair perikanan
dikonversikan menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga akan
lebih mudah diserap tanaman. Penguraian senyawa organik atau proses
dekomposisi dapat dilakukan dengan penambahan aktivator. Aktivator
yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam asetat dan EM4
(Effective Microorganisme 4).

6
3. Standar mutu pupuk organik cair
Standar kualitas unsur makro pupuk organik berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian No.28/SNI/Permentan/OT.140/2/2009 dapat di lihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1. Standar Mutu Pupuk Organik Cair (POC)

Persyaratan

Parameter Satuan Teknis Keterangan

C-Organik % ¿4 Kandungan c-organik jika


>2% diduga sudah
N,P,K % ¿2 mengandung kimia anorganik
salmonella harus negatif
Patogen cfu/g ¿ 102 karena tingkat bahayanya
Mikroba

Fungsional cfu/g - Tingkat keaktifan bakteri


pH yang terlalu asam/basa
pH - 4-8 tidak baik untuk tanah

(Huda, 2013)
Standar mutu pupuk organik cair yang ditetapkan oleh pemerintah memiliki
kriteria yang ditentukan berupa kandungan mineral dan nitrogen yang dapat
membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Fahlevi (2021:85) menyatakan bahwa :
Pupuk organik cair mengandung nutrisi, serta mengandung mikroba yang
baik untuk tanaman. Mikroba tersebut antara lain: bakteri fotosintesis,
bakteri asam laktat, saccharomyces sp atau ragi, actinomycetes, jamur
fermentasi (aspergillus sp). Mikroorganisme tersebut berperan terhadap
tumbuhan, selain sebagai sumber nutrisi terhadap tanah juga dapat
mencegah terjadinya penyakit pada tumbuhan. Beberapa manfaat dari
pupuk organik cair adalah sebagai penyedia unsur hara bagi tumbuhan,
memperbaiki struktur tanah, mengurangi mikroorganisme yang bisa
merugikan kesuburan tanah, serta pengaplikasian yang berkelanjutan
terhadap tanah akan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi pada
tanah sehingga aman terhadap lingkungan.

B. Kajian Teori Yang Mendukung Variabel Bebas

7
1. Formula Pumakkal
Pumakkal merupakan salah satu jenis pupuk organik baik itu cair maupun
kompos yang digunakan pada tanaman untuk meningkatkan produktivitasnya.
Pumakkal mempunyai kandungan unsur hara makro dan mikro yang cukup tinggi
sebagai hasil senyawa organik bahan alami yang mengadung sel sel hidup aktif
yang baik untuk lingkungan dan juga tanaman.
Sutanto (2015:3) menyatakan bahwa:
Pupuk cair LCN (Limbah Cair Nanas) yang digunakan merupakan limbah
cair yang berasal dari limbah nanas yang telah melalui proses yang
sedemikian rupa sehingga dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat
bagi tanaman yaitu dengan proses bioremidiasi. Bioremidiasi merupakan
suatu proses yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi pencemaran
yang terdapat di limbah tersebut dengan menggunakan bantuan
beberapa macam organisme, sehingga dapat mengubah zat zat yang
berbahaya (toksik) untuk menjadi zat yang tidak berbahaya jika
digunakan bagi lingkungan sekitar.

Pumakkal merupakan pupuk organik cair (POC) yang bahan bakunya berupa
limbah nanas yang dibuat untuk memperbaiki konsentrasi atau pH tanah supaya
terjaga kesuburan bagi tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut. Pumakkal
memiliki manfaat bagi sebagai pupuk organik pada tanaman karena dalam
pumakkal mengandung mikroorganisme yang dapat menguraikan tanah melalui
poses bioremidiasi.
Sutanto (2018:39) menyatakan bahwa :
Pemberian konsentrasi dan frekuensi pemupukan harus disesuaikan
dengan kebutuhan nutrisi tanaman. Contoh pupuk yang berasal dari
limbah industri yaitu Pupuk cair LCN (Limbah Cair Nanas). LCN
merupakan limbah cair yang berasal dari limbah nanas yang telah melalui
proses yang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi pupuk organik
yang bermanfaat bagi tanaman yaitu dengan proses bioremediasi.
Bioremediasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk memperbaiki
kondisi pencemaran yang terdapat di limbah tersebut 40 dengan
menggunakan bantuan beberapa macam organisme, sehingga dapat
mengubah zat-zat yang berbahaya (toksik) untuk menjadi zat yang tidak
berbahaya jika digunakan bagi lingkungan sekitar. Limbah Cair Nanas
dengan kandungan bahan organik tinggi tidak mampu diuraikan oleh
bakteri diperairan atau sungai secara alami, karena volume dan kadar
limbah yang tinggi, serta jumlah dan jenis bakteri yang tidak memadai di
perairan, untuk itu kualitas LCN harus memenuhi standar baku mutu
untuk emisinya.

Rohwadi (2021:73) menyatakan bahwa :


Dalam pembuatan pupuk organik bakteri pumakkal berperan sebagai
aktivator sehingga sangat berperan penting dalam proses fermentasi. Di
dalam Pumakkal juga terdapat unsur- unsur yang dibutuhkan oleh

8
tanaman diantaranya C, N, P, K, Ca, Mg, Na, Fe, Zn, Mn, S, NO3, NH4,
dan C/N. Pumakkal merupakan pupuk organik multifungsi berbasis
potensi lokal dan salah satu temuannya adalah bakteri indigen limbah cair
nanas.

Tabel 2. Macam-Macam Bakteri Indigen Pumakkal

Isolat Bakteri Gram/ Kapsula Spora Ukuran


Bakteri
Isolat 1 Bacilus Positif/ Berkapsula Berspora 3.87 x 0.98
licheniformis basil
Isolat 2 Bacilus cereus Positif/ Berkapsula Berspora 3.87 x 1.45
basil
Isolat 3 Bacilus cereus Positif/ Berkapsula Berspora 6.77 x 1.45
basil
Isolat 4 Bacilus subtilis Positif/ Berkapsula Berspora 0.97
basil
Isolat 5 Bacilus cereus Positif/ Berkapsula Berspora 0.65
basil
Isolat 6 Bacilus subtilis Positif/ Berkapsula Tidak 0.77
basil ada
Isolat 7 Acenotobacter Negatif/ Tidak ada Tidak 0.58 x 0.098
baumani basil ada
Isolat 8 Acenotobacter Negatif/ Tidak ada Tidak 0.098
baumani basil ada
Isolat 9 Klebsiela Negatif/ Tidak ada Tidak 2.94
oxitoca basil ada
Isolat 10 Bacilus subtilis Positif/ Tidak ada Berspora 0.94 x 0.196
basil
Isolat 11 Bacilus cereus Positif/ Tidak ada Berspora 0.098
basil
Isolat 12 Pseudomonas Negatif/ Tidak ada Tidak 0.098
Pseudomalei basil ada
Isolat 13 Achnobacilus Negatif/ Tidak ada Tidak 0.098
iwofi basil ada
Isolat 14 Achnobacilus Negatif/ Tidak ada Tidak 0.098
iwofi basil ada
Isolat 15 Bacilus firmus Positif/ Berkapsula Berspora 0.098
basil
(Sutanto, 2011)
Berdasarkan table macam macam bakteri indigen pumakkal dari Sutanto
(2011) dapat diketahui bahwa terdapat isolate bakteri satu sampai dengan isolate
bakteri lima belas mempunyai perbedaan pada bakteri, kapsula, spora dan
ukurannya. Bakteri LCN isolat yang memiliki kemampuan menghidrolisis amilum
dan protein, adalah Isolat 1,2,3,8,10,11,12,14 dan 15. Isolat menghidrolisis
amilium Isolat 4 ,5 dan 7 Isolat 6 dan 13 memiliki kemapuan menghidrolisis
protein saja. Isolat bakteri potensial untuk degradasi, dipilih berdasarkan
kemampuan degradsi organik terpilih isolat bakteri 3,8,10 dan 12. Spesies

9
keempat isolat tersebut yaitu Bacillus cereus, Acinetobacter baumanni, Bacillus
subtilis, dan Pseudomonas pseudomallei.
2. Kandungan Kandungan Unsur Hara Pada Pumakkal
Tabel 3. 1.Kandungan Kandungan Unsur Hara Pada Pumakkal

No Parameter Satuan Kisaran Rata-Rata


1 C % 0,01-0,28 0,14
2 N Ppm 1,45-77,20 26,17
3 P Ppm 3,96-88,53 31,78
4 K Ppm 15,23-689,18 134,08
5 Ca Ppm 5,70-234,65 39,53
6 Mg Ppm 2,40-27,40 7,47
7 Na Ppm 32,70-3220,00 474,00
8 Fe Ppm 2,76-92,29 16,26
9 Zn Ppm 0,06-0,80 0,47
10 Mn Ppm 0,21-13,60 3,30
11 S Ppm 1,89-2452,00 238,59
12 NO2 Ppm 0,75-16,87 3,94
13 NH4 Ppm 1,12-26,51 13,62
14 C/N Ppm 3,76-207,30 105,53

Sutanto (2015)
Berdasarkan table kandungan kandungan unsur hara pada pumakkal dari
Sutanto (2015) kandungan pupuk cair Limbah Cair Nanas (LCN) dapat
memenuhi kebutuhan dari unsur hara pada tanaman. Unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman itu dapat berupa unsur hara makro dan unsur hara
mikro diantaranya adalah C, N, P, K, Ca, Mg, Na, Fe, Zn, Mn, S, NO 2, NH4, dan
C/N. Limbah Cair Nanas (LCN) dengan beberapa kandungan haranya dapat
dijadikan sebagai pupuk organik bagi tanaman.
Muarif (2021:20) menyatakan bahwa :
Peran bakteri indigen yang terdapat pada pupuk organik limbah cair
nanas (LCN) memiliki kandungan bakteri yang mampu menguraikan dan
menyederhanakan materi yang terdapat dalam media tanam. Dengan
sederhananya materi organik dalam media tanah memungkinkan
tanaman dapat menyerap lebih banyak unsur hara dalam tanah. Unsur
hara inilah yang digunakan untuk proses pertumbuban. Terpenuhinya
kebutuhan unsur hara pada tanaman akan membantu mempercepat
proses tumbuh suatu tanaman, terutama pada masa vegetatif
pembentukan tunas dan perkembangan batang serta daun.

10
3. Konsorsi bakteri indigen
Tabel 4. Konsori Bakteri Indigen

Konsorsi Bakteri Jumlah Isolate Bakteri Kemampuan


Isolat Hidrolisis
P1 3 Isolat 2, 3, 5 Pendegradasi
lemak
P2 6 Isolat 4, 5, 6, 7, 12, 14 Pendegradasi
amilum
P3 9 Isolate 1, 2, 3, 8, 10, 11, 12, Pendegradasi
14, 15 protein
P4 12 Isolat 1, 2, 3, 7, 8, 9, 10, 11, Pendegradasi
12, 13, 14, 15 protein dan
amilum
P5 15 Isolat 1 sd 15 Pendegradasi
protein, amilum,
dan lemak
Sutanto (2011)

4. Sumber Belajar Biologi


Lingkungan salah satu aspek terpenting dalam mendorong minat belajar pada
peserta didik. Hal ini karena lingkungan dapat dijadikan sumber belajar secara
langsung. Proses pembelajaran yang mempertemukan siswa dengan objek yang
dipelajari dapat meningkatkan produktivitas belajar siswa. Sumber belajar
memiliki peranan yang besar bagi peserta didik sehingga guru dituntut untuk
mengembangkan sumber belajar yang relevan dan inovatif bagi peserta didiknya.
Sehingga peserta didik mampu untuk mengembangkan minat dan bakat yang
dimilikinya.
Irwandi (2019:67) menyatakan bahwa:
Penggunaan model dan metode dalam pembelajaran yang bervariasi
diperlukan untuk menarik perhatian siswa dan tidak memberikan
kebosanan kepada siswa. Variasi mengajar dengan menggunakan
sumber belajar berbasis lingkungan dapat menarik minat siswa sehingga
mempengaruhi hasil belajar siswa.

5. Poster
Pembelajaran merupakan proses perubahan pada peserta didik yang
sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, atau peserta didik yang belum mengert
menjadi mengerti. Dalam proses pembelajaran diperlukan media sebagai sarana

11
untuk menyampaikan informasi kepada peserta dididk supaya lebih mudah untuk
menerima informasi yang akan disampaikan. Banyak sarana yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran, salah satunya adalah poster.
Pemanfaatan media pembelajaran poster secara optimal mampu memperlancar
aktivitas pembelajaran dan memudahkan interaksi antara guru dan siswa
sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif. Media pembelajaran
poster dikatakan baik apabila memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang mencakup
tingkat keterbacaan (readability), mudah dilihat (visibility), mudah dimengerti
(legibility), serta komposisi yang baik.
Maiyena (2013:20) menyatakan bahwa:
Poster disebut juga plakat, lukisan atau gambar yang dipasang telah
mendapat perhatian yang cukup besar sebagai suatu media untuk
menyampaikan informasi, saran, pesan dan kesan, ide dan sebagainya.
Poster memiliki kelebihan, yaitu harganya terjangkau oleh seorang guru
atau tenaga pengajar. Dalam media poster memvisualisasikan pesan,
informasi atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa. Poster
menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan
dari sesuatu objek atau situasi

C. Penelitian Relevan
Beberapa hasil penelitian yang memiliki relefansi dengan penelitian ini antara
lain:
1. Pamungkas (2016) melakukan penelitian dengan judul studi pencemaran
limbah cair dengan parameter BOD5 dan pH di pasar ikan tradisional dan
pasar modern di kota semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana dampak pencemaran yang disebakan oleh limbah pasar ikan,
baik itu di pasar tradisional dan juga dipasar modern. Limbah pasar ikan
menyebabkan pencemaran yang mengakibatkan timbul aroma yang tidak
sedap dan juga mencemari sumur disekitar pasar ikan.
2. Zahroh (2018) melakukan penelitian variasi konsentrasi pupuk organik cair
dari limbah ikan terhadap pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum annum L.).
Pada limbah ikan yang terbuang masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku pupuk organik lengkap dengan mengkombinasikan dengan bahan lain
seperti N, P, dan K sesuai dengan kebutuhan. Bentuk pupuk organik yang
dibuat cair karena mempermudah tanaman untuk menyerap kandungan hara
yang ada didalamnya.
3. Sutanto (2011) melakukan penelitian degradasi bahan organik limbah cair
nanas oleh bakteri indigen. Pada penelitian tersubut, didalam limbah nanas

12
memiliki kandungan beruapa isolate yang mampu menghidrolisi amilum dan
protein. Limbah Cair Nanas yang kaya bahan organik memungkinkan bakteri
teradaptasi dengan lingkungan tersebut. Lingkungan yang sangat kaya
bahan organik merupakan lingkungan ekstrim bagi mikroorganisme, sehingga
mikroorganisme yang berhasil beradaptasi dan tumbuh di lingkungan ini
hanya bakteri ekstrimofil.

D. Kerangka Pemikiran
Limbah pasar ikan merupakan limbah yang dihasilkan dari proses
pengolahan ikan. Limbah ikan terdiri dari sisik, darah, ikan yang membusuk, dan
jeroan. Limbah pasar ikan masih banyak dijumpai dipasar tradisional Kecamatan
Punggur. Terkadang limbah ini hanya berakhir di tempat pembuangan dan
menimbulkan arom yang tidak sedap. Limbah dari pasar ikan tersebut memiliki
kandungan unsur unsur makro yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan pupuk organik cair. Terlebih untuk saat ini limbah dari pasar ikan
belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga perlu diperluakan pemanfaatan
supaya dapat menjadi produk yang berguna.

Untuk membuat pupuk organik cair dilakkukan dengan cara proses


bioremidiasi. Proses bioremidiasi merupakan pendegradasian bahan organik
menggunakan bahan mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang berada
dilingkungan. Untuk mengolah limbah pasar ikan menjadi pupuk cair dilakukan
dengan mengkombinasikan dengan pumakkal yang memiliki kandungan 15
bakteri yang mampu mendegradasi bahan organik. Selanjutnya dilakukan
pengelompokan dan isolasi bakteri terdapat tiga konsorsia bakteri yaitu dengan 5
bakteri indigen, 10 bakteri indigen dan 15 bakteri indigen. 15 belas bakteri inilah
yang nantinya akan membantu proses pendegradasian dari limbah pasar ikan.

Pupuk organik cair yang dihasilkan merupakan pupuk organik yang


memenuhi kriteria dan kualitas yang ditentukan. Pada limbah pasar ikan memiliki
kandungan N (Nitrogen), P (Phosphor), dan K (Kalium) sehingga perlu
dikombinasikan dengan pumakkal yang memiliki kandungan diantaranya adalah
C, N, P, K, Ca, Mg, Na, Fe, Zn, Mn, S, NO 2, NH4, dan C/N. Berdasarkan uraian
tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Pupuk Organik

Bahan Baku
13
15 Isolat Bakteri

Pendegradasi Pendegradasi Pendegradasi

Waktu Pengomposan 4
sampai 5 minggu

Uji Laboratorium Kimia Terhadap Kualitas Pupuk Organik


(Kandungan N, P, K, C-Organik, Rasio C/N, Ph, Kadar Air

Sumber Belajar Biologi


Berupa Poster

E. Hipotesis Penelitian
1. Formulasi indigen pumakkal dapat mendegradasi limbah pasar ikan
2. Waktu yang diperlukan untuk mendegradasikan limbah pasar ikan dengan
menggunakan pumakkal memerlukan waktu 4 sampai 5 minggu
3. Variasi formula pumakkal terhadap lualitas pupuk cair limbah pasar ikan
berpotensi sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk poster

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

14
Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian kualitatif. Dimana penelitian
kualitatif merupakan penelitian dengan cara melakukan eksperimen karena untuk
mengetahui proses pembuatan pupuk cair dari limbah pasar ikan menggunakan
kombinasi formula pumakkal yang mengandung 15 isolat bakteri yang dilakukan
dalam beberapa perlakuan yang berbeda. Menggunakan penelitian Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 1 kontrol dan 5 perlakuan. Dimana pada kontol
tidak diberikan campuran apapun dan 5 perlakuan dengan menggunakan
kombinasi 3 isolat bakteri, 6 isolat bakteri, 9 isolat bakteri, 12 isolat bakteri, dan
15 isolat bakteri.
Penelitian ini dirancang bertujuan untuk membuktikan teori atau menguji
teori, membangun kebenaran atau fakta, menunjukan hubungan antar variable
yang digunakan dalam penelitian, mendeskripsikan statistik, menjabarkan atau
menafsirkan hasil penelitian. Penelitian ini dirancang secara tersetruktur, baku,
formal, dan dirancang secara matang sebelum melakukan penelitian. Proses
penelitian yang dilakukan secara tersusun, spesifik dan detail agar saat
pelaksanaan penelitian tidak terjadi kesalahan sehingga hasil yang ingin
diperoleh benar benar valid.
Penelitian ini dilaksanakan untuk menguji variable bebas yaitu pumakkal
berupa 15 bakteri indigen terhadap variable terikat berupa limbah pasar ikan.
Sedangkan untuk menganalisis pengaruh masing masing variable tersebut
peneliti menggunakan teknik analisi regresi linear sederhana.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dimana penelitian deskriptif
dimana penelitian deskriptif ialah metode penelitian yang berusaha memaparkan
dan menyampaikan informasi suatu objek sesuai dengan keadaan. Penelitian ini
merupakan penelitia kuantitatif dengan menggunakan model penelitian
rancangan eksperimen. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variable bebas dan variable terikat. Variable bebas dalam penelitian ini yaitu
pupuk pumakkal yang terdiri dari 15 bakteri indigen dan variable terikat pada
penelitian ini berupa limbah pasar ikan. Media yang digunakan dalam penelitian
ini berupa drum dan ember berpenutup sebagai tempat untuk mencampur limbah
pasar ikan dengan bakteri indigen pumakkal. Peneliti menggunaan drum atau
ember berpenutup karena peneliti akan lebih mudah untuk melakukan proses
penguraian limbah serta peneliti tidak akan kesulitan menentukan ulangan pada
sampel. Waktu yang digunakan peneliti untuk pembuatan pupuk organik cair
limbah pasar ikan selama 4 sampai 5 minggu, untuk memberikan perlakuan

15
berbeda pada setiap perlakuan. Interval yang digunakan peneliti yang digunakan
pada setiap ulangan kontrol yaitu, 3 isolat bakteri, 6 isolat bakteri, 9 isolat bakteri,
12 isolat bakteri, dan 15 isolat bakteri. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
menampung berapa banyak pupuk yang berhasil dibuat dengan menggunakan
gelas ukur.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen murni dengan
melakukan percobaan secara langsung dalam pembuatan pupuk organik cair
dengan kombinasi pumakkal berupa bakteri indigen yang terbuat dari limbah
pasar ikan dan pemanfaatan limbah cair nanas dari sisa olahan pabrik.
Muhammad (2014:184) menyatakan bahwa :
RAL merupakan rancangan yang paling sederhana diantara rancangan
rancangan percobaan yang lain. Dalam rancangan ini perlakuan dikenakan
sepenuhnya secara acak terhadap satuan satuan percobaan atau sebaliknya.
Pola ini dikenal sebagai pengacakan lengkap atau tanpa pembatas. Penerapan
percobaan satu faktor dalam RAL biasanya digunakan jika kondisi satuan satuan
percobaan relatif homogen. Dengan keterbatasan satuan satuan percobaan yang
relatif homogen ini, rancangan percobaan ini digunakan untuk jumlah perlakuan
dan jumlah satuan percobaan yang relatif tidak banyak.
Penelitian ini menggunakan teknik Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan lima perlakuan yaitu perlakuan dengan interval yang berbeda beda
(control 40%, 50%, 60% dan 70%). Dengan menggunakan lima kali ulangan
pada setiap interval perlakuannya. Penelitian ini dilakukan di pasar tradisional
Punggur Lampung Tengah.

Tabel 6. Desain Penelitian

U P1 P2 P3 P4 P5
P
U1 P1U1 P2U1 P3U1 P4U1 P5U1
U2 P1U2 P2U2 P3U2 P4U2 P5U2
U3 P1U3 P2U3 P3U3 P4U3 P5U3

16
U4 P1U4 P2U4 P3U4 P4U4 P5U4
U5 P1U5 P2U5 P3U5 P5U5 P5U5

Keterangan
U = Ulangan
P = Perlakuan
P0 = tanpa menggunakan isolate bakteri
P1 = menggunakan 3 bakteri
P2 = menggunakan 6 bakteri
P3 = menggunakan 9 bateri
P4 = menggunakan 12 bakteri
P5 = mengguanakan 15 bakteri

B. Tahap Penelitian
1. Populasi penelitian
Pupolasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah limbah mie yang
diberi perlakuan populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
percobaan yaitu 5 perlakuan dan 1 kontrol, masing-masing 5 kali ulangan.
Perlakuan 1 menggunakan 3 isolat bakteri, perlakuan 2 menggunakan 6 isolat
bakteri, perlakuan 3 menggunakan 9 isolat bakteri, perlakuan 4 menggunakan 12
isolat bakteri dan perlakuan 5 menggunakan 15 bakteri.
2. Teknik Sampling
Pemilihan sampel penelitian ini menggunakan probability sampling , yaitu
pengambilan secara acak (random), sehingga sampel di seluruh anggota
populasi diasumsikan memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi
sampel penelitian.

C. Devinisi Operasional Variabel


1. Pupuk Pumakkal
Pupuk cair pumakkal merupakan pupuk cair organik yang berbahan dasar
limbah cair nanas. Pembuatan pupuk ini dengan memanfaatkan bakteri indigen.
Variasi formula pumakal sebagai bioaktivator yang membantu proses fermentasi
limbah.yang dikelompokan menjadi sebuah kelompok (konsorsia)
berdasarkannkemampuan hidrolisis amilum, protein, dan lemak yang ada di

17
limbah. Konsorsia 1 menggunakan 3 isolat bakteri, konsorsi 2 menggunakan 6
isolat bakteri, konsorsi 3 menggunakan 9 isolat bakteri, konsorsi 4 menggunakan
12 isolat bakteri, dan konsorsi 5 menggunakan 15 bakteri.

2. Kandungan Limbah Pasar Ikan


Limbah dari pasar ikan memiliki kandungan unsur unsur yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk cair yang dapat membantu
pertumbuhan tanaman. Limbah pasar ikan berupa sisik, jeroan, darah dan ikan
yang membusuk memiliki kandungan nutrisi yang diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman. Dengan dikombinasikan bahan tambahan, maka dapat dibuat pupuk
cair yang dapat diaplikasikan pada tanaman. Berbagai jenis nutrien dalam pupuk
yang dibutuhkan oleh sebagian besar tanaman diantaranya nutrien makro seperti
: N (Nitrogen), P (Phospor), K (Kalium), Ca (Kalsium), S (Sulfur) dan Magnesium
(Mg) serta nutrien mikro seperti Mn (Mangan), Fe (Besi), Na (Natrium) dan Cl
(Clorida).

3. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah sumber yang terdiri dari data, seseorang, dan wujud
tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didk dalam proses belajar. Cara
menggunakannya dapat secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga dapat memberikan akses kemudahan pada peserta didik untuk
mencapai kompetensi pembelajaran. Penelitian mengenai variasi formula
pumakkal terhadap kualitas pupuk cair limbah pasar ikan dapat dijadikan
sumber belajar oleh peserta didik, guru, mahasiswa, dan peneliti untuk
mengembangkan potensi yang ada sehingga dapat memberikan referensi
bagi peserta didik berupa membantu mempelajari materi mengenai
pengolahan limbah pasar ikan menjadi pupuk organik cair yang dapat
diaplikasikan pada tanaman.
4. Poster
Berdasarkan pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa media poster
secara umum adalah suatu pesan tertulis baik itu berupa gambar maupun
tulisan yang ditujukan untuk menarik perhatian banyak orang sehingga pesan
yang disampaikan dapat diterima orang lain dengan mudah. Pada dasarnya
poster merupakan suatu media yang lebih menonjolkan kekuatan pesan,
visual, dan warna untuk dapat mempengaruhi perilaku, sikap seseorang

18
dalam melakukan sesuatu. Poster yang digunakan dalam pendidikan pada
prinsipnya merupakan gagasan yang diwujudkan dalam bentuk ilustrasi
obyek gambar yang disederhanakan dan dibuat dengan ukuran besar

D. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada
objek penelitian yaitu diukur kualitas pupuk organik meliputi kadar unsur N, P, K
rasio C/N, C-Organik, pH, dan kadar air.
1. Kadar Unsur Nitrogen
Kadar unsur Nitrogen dianalisis menggunakan tabel pengamatan sebagai
berikut
Tabel 7. Kadar Unsur Nitrogen

Perlakuan Ulangan
U1 U2 U3 U4 U5
P0
P1
P2
P3
P4
P5

2. Kadar Unsur Fosfor


Kadar unsur fosfor dianalisis menggunakan tabel pengamatan sebagai
berikut.
Tabel 8. Kadar Unsur Fosfor

Perlakuan Ulangan
U1 U2 U3 U4 U5
P0
P1
P2
P3
P4
P5

19
3. Kadar Unsur Kalium
Kadar unsur kalium dianalisis menggunakan tabel pengamatan sebagai
berikut.
Tabel 9. Kadar Unsur Kalium

Perlakuan Ulangan
U1 U2 U3 U4 U5
P0
P1
P2
P3
P4
P5

4. Rasio C/N
Kadar unsur C/N dianalisis menggunakan tabel pengamatan sebagai berikut.
Tabel 10. Rasio C/N

Perlakuan Ulangan
U1 U2 U3 U4 U5
P0
P1
P2
P3
P4
P5

5. Kadar C-Organik
Kadar C-Organik dianalisis menggunakan tabel pengamatan sebagai berikut.
Tabel 11. Kadar C-Organik

Perlakuan Ulangan
U1 U2 U3 U4 U5

20
P0
P1
P2
P3
P4
P5

6. Kadar Air
Kadar air dianalisis menggunakan tabel pengamatan sebagai berikut.
Tabel 12. Kadar Air

Perlakuan Ulangan
U1 U2 U3 U4 U5
P0
P1
P2
P3
P4
P5

E. Instrumen Penelitian
1. Alat
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung reaksi
3) Gelas kimia (beaker glass)
4) Gelas ukur
5) Timbangan digital
6) Tissue
7) Kertas kopi pembungkus
8) Tabung Erlenmeyer

21
9) Hotplate Micropipet
10) Jarum Ose Autoklaf
11) Laminar Air Flow
12) Alumunium foil
13) Kapas selotip
14) Jerigen 5 liter
15) Kompor
16) Lampu
17) Spiritus dandang
18) Panci pengaduk
19) Kertas label
20) Pena
21) Timbangan analog
22) Sarung tangan
23) Plastik pembungkus
24) pH meter
25) Thermometer
26) Soil Ph moisture
2. Bahan
1) Formula bateri indigen LCN
2) Alkohol
3) Limbah mie
4) Agar agar
3. Cara Pembuatan Formula Pumakkal
Pada proses pembuatan pupuk organik, terdapat 2 (dua) tahapan yang
harus dilakukan. Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini.
a. Tahap Pembuatan Formula Bioremediator Bakteri Indigen LCN
Tahap awal sebelum membuat pupuk organik adalah pembuatan formula
bioremediator menggunakan starter bakteri indigen LCN yang telah dibiakkan
dan disimpan sebelumnya, dengan tahapan sebagai berikut:
1) Pembuatan Nutrien Agar
Langkah kerja yang dilakukan meliputi:
 Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan berupa tabung reaksi 15
buah, gelas ukur, jarum ose, Erlenmeyer.

22
 Membersihkan alat yang disediakan dengan menggunakan alkohol 70%
hingga bersih, selanjutnya meniriskan pada nampan agar kering.
 Membungkus alat yang disediakan menggunakan kertas kopi.
 Melakukan sterilisasi dengan memasukkan alat yang disediakan ke dalam
autoklaf dan menyalakannya selama 15 menit hingga tekanan 2 atm.
 Setelah tekanan menurun hingga 0 atm, autoklaf bisa dimatikan dan alat-
alat siap untuk digunakan.
 Merebus akuades sebanyak 75 ml di dalam erlenmeyer berukuran 1 liter
menggunakan hotplate.
 Memasukkan 2,1 gram nutrien agar instan dan 2 gram agar-agar netral,
kemudian diaduk menggunakan stirrer hingga bercampur dan homogen.
 Menuangkan larutan nutrien agar ke dalam 15 buah tabung reaksi
sebanyak 5 ml menggunakan gelas ukur dengan posisi miring.
 Menutup nutrien agar dalam tabung reaksi dengan kapas, memastikan
selalu berada di dekat bunsen yang menyala agar terhindar dari
kontaminasi bakteri.
 Membalut kapas penutup menggunakan alumunium foil dan direkatkan
dengan selotip agar tetap terlindung.
 Mengobservasi nutrien agar apakah terkontaminasi dengan indikator
pertumbuhan mikroba di dalamnya setelah didiamkan selama 24 jam.
 Menginokulasi isolat bakteri dengan menggunakan jarum ose di dalam
laminar air flow dan mendiamkan selama 24 jam.
 Mengobservasi pertumbuhan bakteri dengan indikator pertumbuhan
bakteri di dalam nutrien agar.
a. Pembuatan Nutrien Cair
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Merebus akuades sebanyak 1500 ml ke dalam panci dengan
menggunakan kompor.
3. Menimbang beef extract sebanyak 15 gram dan pepton sebanyak
7,5 gram, kemudian direbus hingga mendidih dan homogen.
4. Menuangkan nutrien cair sebanyak 100 ml ke dalam erlenmeyer
steril.
5. Menyumbat mulut erlenmeyer menggunakan kapas dan
menutupnya dengan
6. alumunium foil serta merekatkannya menggunakan selotipe.

23
7. Melalukan sterilisasi menggunakan autoklaf hingga tekanan 2 atm
selama 15 menit.
b. Inokulasi Bakteri Indigen LCN
1. Menginokulasi 15 isolat bakteri indigen LCN ke dalam nutrien cair
menggunakan jarum Ose di dalam laminar air flow.
2. Menutup kembali mulut erlenmeyer menggunakan kapas,
alumunium foil dan diberi selotipe.
3. Mengbservasi pertumbuhan bakteri setelah 24 jam dengan
indikator warna, tingkat kekeruhan dan aroma.
c. Pembuatan Formula Konsorsia Bakteri Starter (Biang)
1. Merebus akuades sebanyak 5000 ml di dalam panci dengan
menggunakan kompor hingga mendidih.
2. Memasukkan 50 gram beef extract dan 25 gram pepton ke dalam
panci tersebut.
3. Mengaduk dengan pengaduk hingga homogen.
4. Menuangkan media nutrien cair ke dalam 5 buah erlenmeyer
sebanyak 1000 ml pada masing-masing erlenmeyer.
5. Menyumbat mulut erlenmeyer menggunakan kapas dan
melapisinya dengan kertas alumunuim foil dan direkatkan
menggunakan selotipe.
6. Melakukan sterilisasi selama 15 menit.
7. Setelah nutrien cair berada dalam suhu ruang selanjutnya
memasukkan masing-masing 10 ml biakan isolat bakteri indigen
LCN dari erlenmeyer 100 ml ke erlenmeyer 1000 ml sesuai
dengan kelompok formula bakteri yang telah ditentukan yaitu, P1
terdiri dari 3 isolat (isolat 2, 3, 5); P2 6 isolat (isolat 4, 5, 6, 7, 12,
14); P3 9 isolat (isolat 1, 2, 3, 8, 10, 11, 12, 14, 15); P4 12 isolat
(isolat 1, 2, 3, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15); dan P5 15 isolat
(isolat 1, 2, 3,
8. 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15).
9. Mengobsevasi pertumbuhan bakteri setelah 24 jam, melalui
indikator warna, kekeruhan, dan aroma.
10. Membuat formula konsorsia bakteri starter/biang kompos masing-
masing kelompok sebanyak 10 liter.
11. Merebus akuades sebanyak 50 liter hingga mendidih.

24
12. Memasukkan air kaldu sebanyak 500 ml dan pepton sebanyak
250 gram serta limbah cair nanas sebanyak 3000 ml ke dalam
panci, diaduk hingga homogen.
13. Memasukkan nutrien cair masing-masing 10 liter dalam 5 drigen.
14. Memasukkan 500 ml formula bakteri indigen LCN berdasarkan
kelompoknya ke dalam drigen 10 liter.
15. Mengocok drigen yang telah dicampur bakteri indigen LCN dan
membiarkan di ruang terbuka selama 2 x 24 jam untuk kemudian
menjadi biang atau starter kompos yaitu S1, S2, S3, S4, dan S5.
16. Mengobservasi pertumbuhan bakteri melalui indikator aroma,
buih, pH dan tingkat kekeruhan.

F. Teknik Analisis Data


1. Analisis Kualitas limbah
Penelitian ini menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL)
dikarenakan percobaan dilakukan pada kondisi lingkungan homogen (serba
sama). Pengaruh variasi inokulum mikroba terhadap kualitas kompos dapat
diketahui dengan menggunakan uji Analisis Varian (ANAVA) karena mengetahui
ada tidaknya pengaruh berdasarkan 1 variabel bebas dengan dilakukan uji.
Analisis uji parametrik yang akan dipakai untuk data kandungan kualitas kompos
kulit kopi pada uji N (Nitrogen) sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan menggunakan uji Lilliefors
1) Hipotesis yang diuji
Ho = Populasi berdistribusi normal
Hi = Populasi berdistribusi tidak normal
2) Rumus statistic
Lo =F(Zi) - S(Zi)
Lo = diambil dari harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih n
sampe
3) Kriteria uji
Tolak Ho jika Lo > Ldaf dengan a= 0,05 (diperoleh dari daftar nilai kritis
untuk uji lilliefors)
Tabel 13. Uji Liliefors

25
Kelompok x1 x12 Z1 F(Z1) S(Z1) F(Z1)-S(Z1)
1
2
3

Rumus yang digunakan untuk pengisian tabel Lilliefors

1) Mencari nilai rata-rata


∑ x1
−¿= ¿
n
x

2) Mencari simpangan baku

2
nΣ x 2i −∑ ( x i )2
s=
n ( n−1 )

3) Menentukan bilangan baku Zi


−¿
x
z i=xi− ¿
s
4) Menentukan peluang F(Zi)

F(Zi) = P(Z ≤ Zi) dengan melihat tabel A

5) Menghitung S(Zi)

banyaknya Z 1 , Z 2, Z 3 , … , Z n yang ≤ Zi
S( Zi)=
n

b. Uji Homogenitas
Untuk uji homogenitas menggunakan Uji Bartlett.
1) Hipotesis yang diuji
Ho = σ 12 = σ 22 = σ 32=σ 24
Hi = Minimal terdapat salah satu tanda sama dengan tidak baku

2) Rumus statistik

x 2hit = (n - 1) log S21

3) Kriteria uji

Tolak Ho jika x 2hit > x 2daf dimana x 2daf = x 2daf (1 - (k – 1)

26
Tabel 14. Harga Uji Barlet

1 |Log S2i
S2i 2 2
Perlakuan Dk dk Si (dk) log Si
dk |
1 |Log S2i
S2i 2 2
N n-1 dk Si ( ni-1) log Si
(n−1) |

1
Jumlah n–1
(n−1) ∑ (n i−1) log S2i

4) Menentukan varians gabungan dari semua sampel

2 ∑ ( n i−1 ) s 2i
S=
∑ ( ni −1 )

5) Menentukan harga satuan B

B = Log s2❑∑ (n i−1)

6) Rumus statistik yang di gunakan adalah chi kuadrat, yaitu:


2
X2hit = (ln n) (B- ∑ (n i−1) Log si

c. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis menggunakan uji Anava

1) Hipotesis yang diuji

Ho = salah satu tanda sama yang berlaku

Hi= Salah satu tanda sama dengan tidak berlaku

2) Rumus stasistik

Ay /(k −1)
Fdaf =
Dy/∑( n−1)

3) Kriteria uji

Tolak Ho jika Fhit> F (n-1) (n-k) dengan 0,05= 0,05

4) Formula analisis ragam


Y ..2
FK (Faktor Koreksi) =
tr

27
2
JKT (Jumlah Kuadrat Total) = ∑ Y ij−FK X
i, j
Y 2j Y 2j
JKK (Jumlah Kuadrat Kelompok) =∑ −FK ∑ −FK
j t j t
2
Y Y2
JKP (Jumlah Kuadrat Perlakuan) = ∑ i −FK ∑ i −FK
i r i r
JKG (Jumlah Kuadrat Galat) = JKT – JKG – JKP
KTG
KK (Koefisien Keragaman) =
√ −¿
totalrata−rata
¿X

Keterangan : t = jumlah perlakuan

tr = jumlah perlakuan

r = jumlah kelompok

Tabel 15. Analisis Ragam

Sumber Jumlah Derajat Kuadrat


Keragaman Kuadrat Kebebasan Tengah F-Hitung
(SK) (JK) (db) (KT)

Kelompok r-1 JKK KTK KTK/KTG

Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG

Galat (r-1)(t-1) JKG KTG

Total JKT

Keterangan :

JKK
KTK =
(r −1)

JKP
KTP =
(t−1)

JKG
KTG =
( r−1 ) ( t−1 )

d. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)

28
Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) menggunakan uji Tukey HSD

1) Uji Tukey HSD

KTG KTG
q(p,v)
√ √ r r

Keterangan

p = jumlah perlakuan = t

v = derajat bebas galat

r = banyaknya ulangan

0,05 taraf nyata

Tabel 16. Beda Nyata Jalur (BNJ)

Perlakuan Kontrol A B C Notasi

Rata-rata

Kontrol

A
B
C
Keterangan :

Mengurutkan rata-rata perlakuan (urutan menaik/turun)

Membandingkan selisih rata-rata dengan nilai HSD

e. Analisis Validasi Sumber Belajar dalam Bentuk Brosur

Penelitian pembuatan pupuk dengan menggunakan teknologi ramah


lingkungan yaitu dengan memanfaatkan mikroorganisme berupa bakteri ini
akan dijadikan sumber belajar biologi pada materi Bioteknologi kelas XII
dalam bentuk poster

29
Uji validitas sumber belajar diteliti dengan menggunakan instrumen angket
validitas. Angket validitas dinilai oleh ahli materi dan media. Aspek pada ahli
materi yaitu meliputi pendahuluan, penyajian, dan isi. Sedangkan aspek pada
ahli media meliputi aspek kegrafikaan. Selanjutnya angket akan dianalisis.
Aspek-aspek yang dinilai dari panduan praktikum telah dibuat dan dijabarkan
sebagai berikut:
1) Aspek Desain
Instrumen untuk menilai kriteria desain atau tampilan produk diisi oleh
dosen Universitas Muhammadiyah Metro. Indikator yang diamati sebagai
berikut:
a. Perpaduan gambar dengan tulisan pada cover menarik.
b. Tingkat kecerahan warna pada cover sudah sesuai.
c. Posisi gambar yang disandingkan dengan materi sudah sesuai.
d. Ukuran dan jenis huruf pada panduan praktikum terlihat jelas.

berikut adalah kriteria persentase angket.


Tabel 17. Kriteria Persentase Angket
No Interval rata-rata Kriteria untuk ahli Kriteria untuk peserta
penilaian ahli (%) didik
1 80,01 ≥ skor ≤ 100,00 Sangat Layak Sangat Baik
2 60,01 ≥ skor ˂80,01 Layak Baik
3 40,01 ≥ skor ˂ 60,01 Cukup Layak Cukup Baik
4 20,01 ≥ skor ˂ 40,01 Tidak Layak Tidak Baik
5 00,01 ≤ skor ˂ 20,01 Sangat Tidak Sangat Tidak Baik
Layak
Sari (2016)

30
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Yulya, Ibrahim, Bustam dan Desniar. 2008. Pembuatan Pupuk Organik
Cair Dari Limbah Cair Industri Perikanan Menggunakan Asam Asetat Dan
EM4 (Effective Microorganism). Jurnal Sumber Daya Perairan. 1 (2). h.
23.

Ibrahim, Bustami, Suptijah, Pipih dan Adjani, Noor, Zhalindri. 2017. Kinerja
Mikrobial Fuel Cell Penghasil Biolistrik Dengan Perbedaan Jenis
Elektroda Pada Limbah Cair Indusrti Perikanan. Jurnal IPB. 20 (2). h 297.

Irwandi dan Fajeriadi. 2019. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa SMA Di Kawasan
Pesisir, Kalimantan Selatan. Jurnal Biologi Inivasi Pendidikan. 1 (2). h. 67.

Maiyena, Sri. 2013. Pengembangan Media Poster Berbasis Pendidikan Karakter


Untuk Materi Global Warming. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika
(JMPF). 3 (1). h. 20.

Muarif, Moh. Sujarwanta, Agus,Santoso,Handoko dan Muhfahroyin. 2021.


Pengaruh Variasi Dosis Pupuk Organik Limbah Cair Nanas (LCN)
Terhadap Pertumbuhan Produksi Selada. BIOLOVA. 2 (1). h. 20.

31
Muhammad, Ilham, Rusgiyono, Agus, dan Abdul Mukid,Moch. 2014. Peneilaian
Cara Mengajar Menggunakan Rancangan Acak Lengkap. JURNAL
GAUSSIAN. 3 (2). h. 184.

Mustamin, Adiyani, Hasri, Larasati, Panggih, Retno dan Sumada, Ketut. 2020.
Studi Kesesuaian Mikroorganisme Pada Pengolahan Limbah Cair
Industri. Journal of Chemical and Process Engineering. 1 (2). h. 46.

Oktavia, Ambarwaty, Devi, Mangunwidjaja, Djumali, dan Wibowo, Singgih. 2012.


Pengolahan Limbah Cair Perikanan Menggunakan Konsorsium Mikroba
Indigenous Proteolitik Dan Lipolitik. Jurnal AGROINTEK. 6 (2). h. 66.

Pamungkas, Atur, Oktafeni, M.T. 2016. Studi Pencemaran Limbah Cair Dengan
Parameter BOD5 Dan pH Di Pasar Ikan Tradisional Dan Modern Di Kota
Semarang. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal). 4 (2). h.
168.

Rohwadi, I., Muhfahroyin, dan Widiowati, H. 2021. Pengaruh Penambahan


Limbah Diapers Pada Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bawang
Daun Sebagai Simber Belajar Biologi Materi Pertumbuhan Dan
Perkembangan. Biolava, 2(1), h. 73.

Sari, A. P., dan Lepiyanto, A. 2016. Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta


Didik (LKPD) Berbasis Saintific Approach Siswa SMA Kelas X Pada
Materi Fungi. Bioedukasi Jurnal Pendidikan Biologi. 7(1), h. 44.

Sulistyono, Yunus. 2015. Penyusunan Media Pembelajaran Poster Berbasis


Teks : Studi Kasus Media Pembelajaran Poster Karya Mahasiswa
Semester 5 Pendidikan Bahasa Indonesia UMS. Varia Pendidikan. 27
(2).h. 208.

Sutanto, A. 2011. Degradasi Bahan Organik Limbah Cair Nanas Oleh Bakterti
Indigen. El-Hayah. 1(4), h. 155.

Sutanto, A. dan Qurniani, A. 2015. Variasi Dosis Cair Lcn (Limbah Cair Nanas)
Terhadap Pertumbuhan Anggrek Dendrobium Sp Untuk Menyusun
Panduan Praktikum. Jurnal Bioedukatika. 3(1), h.1-2.

Sutanto, Agus, Achyani, Zen, Suharno, dan Noor, Rasuane. 2018. Modul
Pembelajaran Pupuk Limbah Cair Nanas. Metro : Benten.

Zahroh, Fatimatuz, Kusrinah, dan Setyawati, Mukhlishoh, Siti. 2018.


Perbandingan Variasi Konsentrasi Pupuk Organik Cair dari Limbah Ikan
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L). Al-
Hayat: Journal of Biology and Applied Biology. 1 (1). h. 51.

32

Anda mungkin juga menyukai