MID TERM TEST 1. Seorang penerjemah harus memiliki beberapa aspek untuk menunjukkan kompetensinya dalam hasil terjemahan. Aspek-aspek tersebut adalah : ● Penerjemah harus memiliki perasaan yang kuat dan kapabilitas dalam menerjemahkan bahasa sumber ke bahasa target. Ketika seorang penerjemah terbiasa berlatih menerjemahkan, ia akan memiliki perasaan yang baik dalam pemilihan kata yang tepat untuk bahasa sasaran. Hal ini juga berdasar pada kemampuannya menguasai bahasa sumber maupun bahasa target. ● Rasa menjadi salah satu poin utama dalam terjemahan. Penerjemah diharapkan membuat hasil terjemahan yang memiliki rasa agar teksnya tidak keluar dari topik, kaku atau bahkan ambigu. ● Penerjemah harus mengecek kembali hasil terjemahannya karena dituntut untuk lebih teliti agar tidak terjadi kesalahpahaman. Pengecekan dapat dibantu dengan glosarium, kamus atau thesaurus. 2. Penerjemahan sastra adalah suatu proses alih bahasa atau transmisi Bahasa Sumber ke Bahasa Target yang objeknya adalah karya sastra. Penerjemahan sastra memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan dalam prosesnya seperti gaya bahasa, ekspresi dan bahasa budaya karena tidak menutup kemungkinan istilah-istilah atau idiom dari bahasa sasaran memiliki makna yang berbeda atau bertolak belakang dengan bahasa target. 3. Penerjemahan sastra tidak serta merta muncul seperti yang dipelajari saat ini. Penerjemahan sastra melalui proses panjang berawal dari 3.000 SM ketika manusia membutuhkan terjemahan karena semakin banyak karya sastra yang menarik berasal dari negara lain. Di masa ancient works, para ahli mulai mempelajari teori dan metode penerjemahan hingga akhirnya masuk ke dalam tatanan linguistik terapan. Perbedaan pendapat terjadi di kalangan para ahli, sebagian dari mereka menyebutkan bahwa penerjemahan masuk ke dalam bagian linguistik terapan dan sebagiannya lagi mengatakan bahwa terjemahan adalah ilmu penerjemahan yang murni. Seiring berjalannya waktu, perkembangan pada ilmu penerjemahan baik penerjemahan linguistik terapan ataupun murni mengalami perubahan hingga akhirnya kini dikenal dengan ilmu penerjemahan sastra. 4. Dalam penerjemahan akan ditemui beberapa permasalahan dalam prosesnya, untuk mengatasi hal itu, penerjemah diperbolehkan memiliki ideologi. Ideologi adalah kepercayaan penerjemah mengenai benar-salah, baik-buruk atau sopan-tidak sopan dalam proses penerjemahan. Hal ini dibutuhkan agar hasil terjemahan layak dikonsumsi publik dengan penjelasan yang sesuai. Ada 2 macam ideologi yang dapat dipilih oleh penerjemah yaitu foreignization dan domestication. Foreignization berorientasi pada budaya bahasa sumber sedangkan domestication berorientasi pada budaya dari bahasa sasaran.