Anda di halaman 1dari 2

Nama : Siti Nurul Pajriati

NIM : 1175030257
Kelas : 6-A

LITERARY TRANSLATION STUDIES


MID TERM TEST
1. Seorang penerjemah harus memiliki beberapa aspek untuk menunjukkan
kompetensinya dalam hasil terjemahan. Aspek-aspek tersebut adalah :
● Penerjemah harus memiliki perasaan yang kuat dan kapabilitas dalam
menerjemahkan bahasa sumber ke bahasa target. Ketika seorang penerjemah
terbiasa berlatih menerjemahkan, ia akan memiliki perasaan yang baik dalam
pemilihan kata yang tepat untuk bahasa sasaran. Hal ini juga berdasar pada
kemampuannya menguasai bahasa sumber maupun bahasa target.
● Rasa menjadi salah satu poin utama dalam terjemahan. Penerjemah diharapkan
membuat hasil terjemahan yang memiliki rasa agar teksnya tidak keluar dari
topik, kaku atau bahkan ambigu.
● Penerjemah harus mengecek kembali hasil terjemahannya karena dituntut
untuk lebih teliti agar tidak terjadi kesalahpahaman. Pengecekan dapat dibantu
dengan glosarium, kamus atau thesaurus.
2. Penerjemahan sastra adalah suatu proses alih bahasa atau transmisi Bahasa Sumber ke
Bahasa Target yang objeknya adalah karya sastra. Penerjemahan sastra memiliki
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam prosesnya seperti gaya bahasa, ekspresi
dan bahasa budaya karena tidak menutup kemungkinan istilah-istilah atau idiom dari
bahasa sasaran memiliki makna yang berbeda atau bertolak belakang dengan bahasa
target.
3. Penerjemahan sastra tidak serta merta muncul seperti yang dipelajari saat ini.
Penerjemahan sastra melalui proses panjang berawal dari 3.000 SM ketika manusia
membutuhkan terjemahan karena semakin banyak karya sastra yang menarik berasal
dari negara lain. Di masa ancient works, para ahli mulai mempelajari teori dan metode
penerjemahan hingga akhirnya masuk ke dalam tatanan linguistik terapan. Perbedaan
pendapat terjadi di kalangan para ahli, sebagian dari mereka menyebutkan bahwa
penerjemahan masuk ke dalam bagian linguistik terapan dan sebagiannya lagi
mengatakan bahwa terjemahan adalah ilmu penerjemahan yang murni. Seiring
berjalannya waktu, perkembangan pada ilmu penerjemahan baik penerjemahan
linguistik terapan ataupun murni mengalami perubahan hingga akhirnya kini dikenal
dengan ilmu penerjemahan sastra.
4. Dalam penerjemahan akan ditemui beberapa permasalahan dalam prosesnya, untuk
mengatasi hal itu, penerjemah diperbolehkan memiliki ideologi. Ideologi adalah
kepercayaan penerjemah mengenai benar-salah, baik-buruk atau sopan-tidak sopan
dalam proses penerjemahan. Hal ini dibutuhkan agar hasil terjemahan layak
dikonsumsi publik dengan penjelasan yang sesuai. Ada 2 macam ideologi yang dapat
dipilih oleh penerjemah yaitu foreignization dan domestication. Foreignization
berorientasi pada budaya bahasa sumber sedangkan domestication berorientasi pada
budaya dari bahasa sasaran.

Anda mungkin juga menyukai