PENDAHULUAN
Setelah mengikuti proses Aanswizjing terkait pekerjaan tersebut diatas pada tanggal 11 februari
2019, serta mempelajari berita acara Aanswizjing, maka kami mencoba membuat metoda
pelaksanaan pekerjaan, karena ini merupakan syarat teknis untuk penawaran pekerjaan. Untuk
memenuhi persyaratan Usulan Teknis dalam penawaran yang kami ajukan, yang kami susun
berdasarkan aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan yang dipersyaratkan dalam RKS Dan Gambar
Kerja. Dalam Metoda Pelaksanaan Pekerjaan ini, kami menguraikan/menjelaskan langkah-langkah
yang akan kami lakukan dalam melaksanakan atau penyelesaian pekerjaan tersebut diatas yang
meliputi tenaga kerja, material dan peralatan serta teknis pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
waktu pengerjaannya.
Pada pekerjaan ini dituntut profesionalitas tenaga lapangan atau yang akan ditempatkan
dilapangan adalah benar-benar orang yang memahami baik teori maupun pengalaman lapangan, jadi
untuk menjaga mutu dan step-step kerja diperlukan orang yang memang sudah pernah merencana,
mengawasi dan melaksanakan pekerjaan ini, jadi apabila ada kendala dilapangan tim Direksi bisa
berargumentasi antara data lapangan dengan data yang direncanakan dengan artian yang sehat
yaitu untuk kelancaran dan mutu pekerjaan ini.
Sebelum kami menjelaskan metode pelaksanaan yang akan kami pakai dalam pekerjaan ini terlebih
dahulu kami jelaskan Latar Belakang, Tujuan, Latar Belakang, Pengenalan lapangan dan lingkup
pekerjaan, yaitu:
Maksud
Pembuatan metode pelaksanaan ini adalah acuan dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik biaya, mutu dan waktu. Didalam metode
pelaksanaan ini tercantum sistem kerja lapangan yang akan dipakai mulai dari awal kegiatan
hingga selesai, yang terdiri dari site management hingga quality control pekerjaan serta unsur -
unsur terkait selama pekerjaan berlangsung, sehingga apa yang menjadi target dan rencana yang
telah ditetapkan dapat terlaksana dengan baik.
Berikut kami tampilkan beberapa metode pelaksanaan sehingga dengan adanya metode ini
diharapkan akan dapat memandu berjalannya proses pekerjaan dengan baik dengan maksud :
Pengaturan pekerjaan dilapangan lebih terkontrol
Penggunaan sumber daya akan lebih maksimal
Penggunaan alat kerja akan lebih efisien
Pengaturan lalu lintas di lokasi kegiatan akan lebih teratur dan menjamin keselamatan
penerbangan.
Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah menormalisasi saluran drainase sehingga aliran air
bisa lancar terkhusus pada waktu hujan, supaya air tidak meluap ke lokasi-lokasi vital seperti
Runway, Taxiway dan Apron yang bisa membahayakan keselamatan penerbangan.
Selain perihal diatas tujuan lain dari pekerjaan ini adalah merealisasikan Peraturan Pemerintah
Nomor KP 262 Tahun 2017 tentang Standart Teknis Dan Operasional Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139.
Tujuan
Dalam pelaksanaan pekerjaan, penentuan metode pelaksanaan sangat penting, karena penentuan
metode yang tepat sesuai dengan pekerjaan dan kondisi akan menentukan kinerja pelaksanaan
pekerjaan tersebut. Metode pelaksanaan ini merupakan suatu teknis pelaksanaan yang telah
direncanakan secara cermat sebelum pekerjaan berlangsung. Metode Pelaksanaan ini diajukan
sebagai kelengkapan teknis pekerjaan dilapangan dalam memulai suatu pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan ini berlokasi di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado yang sebagian pekerjaan berada di
bagian air site dan sebagian lagi berada di bagian land site. Yang lebih tepatnya adalah di sisi
selatan gedung Fire Station / Sesuai denah lokasi dibawah.
Adapun pekerjaan yang berada di bagian land site adalah Pekerjaan Bangunan GSE dan Pekerjaan
Pelataran Gedung GSE sedangkan pekerjaan yang berada di bagian air side adalah pekerjaan
perkerasan jalan yang menghubungkan area pelataran GSE dengan jalan inspeksi dan pelebaran
jalan inspeksi.
Lokasi Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan ini menjelaskan mengenai tahapan pelaksanaan pekerjaan yang
akan dilakukan, dengan menggunakan pola sesuai dengan diagram air kegiatan dengan
pengelompokan jenis pekerjaan dan urutan pelaksanaan dimana ada ketergantungan dan
keterkaitan hasil pekerjaan yang satu dengan yang lainya, yang disusun berdasarkan dokumen
lelang, gambar teknis dan spesifikasi yang dipersyaratkan dalam RKS.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Kegiatan mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan
penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan kami lakukan oleh PT. Dwimaju
Pratama Jaya didalam masa mobilisasi. Adapun program mobilisasi ini meliputi :
Mobilisasi Personil
Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini memerlukan staf inti proyek yang terdiri dari :
- Project Manager
- Site Manager Sipil
- Site Manager ME
- Site Engineer
- Quality Surveyor
- Surveyor
- Pelaksana
- Laboratory Technician
- Drafter
- Ahli K-3
- Administrasi/Sekretaris
Tenaga Kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk melaksanakan paket
pekerjaan ini, terdiri dari Pekerja terlatih dan Pekerja biasa.
Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam
Struktur Organisasi Kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7
(tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi
tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin dari Rencana
Kerja/Schedule.
Mobilisasi Peralatan
Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan
pekerjaan. ( Daftar Peralatan Kerja )
Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi adalah mendatangkan dan mengeluarkan semua
peralatan, material dan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan yang menjadi kewajiban
kami. Daftar peralatan yang akan digunakan dan tenaga kerja yang akan bekerja di
pekerjaan ini akan diserahkan ke Konsultan pengawas dan Direksi Pekerjaan sebelum
pekerjaan dimulai. Semua peralatan yang dipakai sudah di rekomendasi oleh Direksi
Pekerjaan terlebih dahulu. Peralatan yang tidak memenuhi syarat dan atau tidak
mendapatkan rekomendasi dari Direksi Pekerjaan akan segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam dan Pemborong akan segera mendatangkan peralatan
pengganti yang memenuhi persyaratan, Peralatan tersebut dalam keadaan siap pakai,
berkapasitas sesuai rencana kerja. Pengoperasian peralatan tersebut tidak akan
mengganggu peralatan ground service equipment dan lalu lintas pesawat udara, yaitu dengan
memakai jalur-jalur yang telah ditetapkan Direksi Pekerjaan. Tidak akan mengoperasikan
peralatan diluar batas waktu dan jalur yang telah ditetapkan oleh Konsultan pengawas dan
Direksi Pekerjaan.
Daftar peralatan yang akan dimobilisasi adalah :
- Generator set;
- Air compressor;
- Jack hammer;
- Excavator;
- Bulldozer;
- Wheel loader;
- Dump truck 10 ton;
- Tandem roller;
- Asphalt Sprayer;
- Pneumatic tire roller;
- Asphalt Finisher;
- Concrete Vibrator;
- Dump truck;
- Pick up;
- Motor grader;
- Vibrator roller;
- Water tank;
- Concrete Cutter;
- Mesin Potong;
Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah
dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebagai tempat
penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.
3. Pekerjaan Pengukuran & Pemasangan Bouwplank
Dalam periode ini, kami PT. Dwimaju Pratama Jaya akan melakukan pengukuran
berdasarkan data titik dasar dan titik tetap (Bench Mark) kerangka dasar eksisting,
selanjutnya diikuti dengan pemasangan Bench Mark, pengukuran poligon, pengukuran sipat
datar, pengukuran situasi detail dan staking out. Hasil dari Pengukuran ini akan disajikan
dalam bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasi teknis, yang
akan menghasilkan gambar kerja (shop drawings) berupa gambar situasi, potongan
memanjang dan usulan potongan melintang (profil desain). Gambar kerja tersebut akan
dimintakan persetujuannya dari Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan. Gambar kerja
yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan
dilapangan (Site Execution ).
Selanjutnya pemasangan Bouwplank dari papan dan kayu 5/7, untuk papan diketam halus
atau lurus pada sisi atasnya dan dipasang Waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya
yang siku. Pekerjaan ini dilakukan adalah untuk menentukan dimana lokasi pembangunan yang
akan dilaksanakan nantinya dan juga dalam pekerjaan ini akan ditentukan ketinggian lantai
yang akan dilaksanakan. Pemasangan Bouwplank/Pengukuran ini dilakukan bersama-sama
dengan Direksi Pekerjaan, Pelaksana Proyek, Konsultan Pengawas dan Instansi Lain yang
terkait.
Tahap Pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah membersihkan
area pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara membersihkan tanaman, pohon
yang ada disekitar lokasi agar dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.
Pekerjaan ini meliputi pembuangan lapisan tanah humus dan akar – akar pohon yang
ketebalannya tidak boleh kurang dari 30 cm dari permukaan tanah asli. Pekerjaan ini
dilakukan pada daerah proyek dan setelah itu baru dilakukan perataan dan pemadatan
sampai mencapai titik pemadatan yang dipersyaratkan dengan melakukan uji Sand Cone.
Dalam hal pekerjaan galian akan diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
Memilih metode penggalian dan/atau peralatan yang tepat sehubungan dengan dengan
karakteristik tanah dan volume galian serta bentuk galian yang diinginkan.
Menyiapkan metode pekerjaan galian sebelum pekerjaan dimulai.
Menggunakan kerangka arahan (leading frame) dengan jelas yang menunjukan garis galian,
karena galian yang berlebihan akan mempengaruhi kestabilan pondasi.
Pekerjaan galian tanah disesuaikan dengan gambar kerja
Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan memperhatikan level yang telah dibuat.
Pekerjaan galian tanah dilaksanakan dengan hati-hati.
Akan mengganti dan memperbaiki jika ada kerusakan yang timbul karena pekerjaan ini.
Pada pekerjaan ini kami akan melakukan penggalian tanah untuk pembukaan lahan dengan cara
mekanik menggunakan alat berat buldozer dan excavator serta dikolaborasi dengan
menggunakan tenaga manusia perapihan sehingga didapatkan kesesuaian model dan ukuran.
1.
P
e
m
b
e
r
si
han permukaan tanah dengan Bulldozer 2. Loading hasil streping ke Dump truck
dengan Excavator
3. Galian tanah permukaan dengan Bulldozer. 4. Loading hasil galian
dengan excavator ke dump
truck untuk dibuang ke
disposal area
Buldozer
Buldozer merupakan traktor yang dipasangkan pisau atau blade di bagian depannya.
Pisauberfungsi untuk mendorong atau memotong material yang ada di depannya. Jenis
pekerjaan yang biasanya menggunakan Buldozer adalah :
a. Kapasitas Blade
Rumus dari kapasitas blade adalah :
V1 = p × h × L
p = panjang blade
h = tinggi blade
L = lebar blade, L = 2 x h
b. Waktu Siklus
Waktu angkut dan kembali buldozer dapat ditentukan dari jarak dibagi kecepatan.
Perhitungan waktu siklus ditentukan juga oleh suatu waktu yang konsisten (fixed
time,FT) yang merupakan waktu yang dibutuhkan
buldozer untuk mempercepat dan memperlambat laju kendaraan. FT pada umumnya
berkisar antara 0,10- 0,3 menit.
Waktu yang diperlukan buldozer untuk melakukan 1 siklus adalah :
CT = FT + HT + RT
CT = Cycle time
FT = Fixed time
HT + RT = Waktu mendorong
Produktivitas maksimum buldozer dapat dihitung menggunakan rumus :
Q= V x E
CT
Dimana:
Q = kapasitas produksi (m3/jam).
V = kapasitas blade (m3).
E = efisiensi kerja.
CT = cycle time (menit).
Excavator
Excavator umumnya untuk penggalian saluran, terowongan, atau
basement. Excavator digunakan pada pekerjaan penggalian di bawah permukaan serta
untuk penggalian material keras. Dengan menggunakan excavator maka akan didapatkan
hasil galian yang rata. Pemilihan kapasitas bucket excavator harus sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilakukan.
Produktivitas Excavator
Truk
Truk tidak hanya untuk pengangkutan tanah tetapi juga untuk material-material
lain.
Dalam pengisian baknya, truk memerlukan alat lain seperti ekscavator dan loader.
Karena truk sangat tergantung pada alat lain, u
Untuk pengisian material tanah perlu memperhatikan hal- hal berikut :
Produktivitas Truk
Produktivitas suatu alat tergantung dari waktu siklus.
Waktu siklus truk terdiri dari jumlah siklus ekscavator mengisi truk, waktu
siklus ekscavator, jarak angkut material, kecepatan angkut dan kecepatan kembali.
Q =V × 6 0 x E
CT
Dimana :
Q = kapasitas produksi (m3/jam).
C = produksi per siklus
CT = cycle time (menit).
E = efisiensi
Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan
Nama Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 120 x 80 cm, ditopang kayu kaso
(5/7) kelas 2 dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna yang
sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan
yang akan dilaksanakan, antara lain :
Nama Kegiatan
Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
Sumber dana
Jangka waktu
Nama penyedia jasa
7. Pembuatan Pagar Pengaman
Konstruksi pagar pengaman proyek dibuat mengelilingi area kerja dengan spesifikasi
seng gelombang besar BJLS 20 dan disokong oleh tiang-tiang penyanggah yang kokoh
menggunakan kayu kelas III dengan ketinggian 2 meter / sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan dalam RKS.
Tahap ini adalah Pembuatan Direksi Keet/Gudang. Direksi Keet/Gudang ini adalah
bangunan sementara dari kayu yang dibangun sebagai tempat penyimpanan bahan/material
yang akan digunakan, tempat rapat/koordinasi lapangan antara pelaksana, konsultan
perencana, konsultan pengawas dan instansi terkait baik rutin ataupun koordinasi yang
sifatnya mendadak dan sebagai tempat peristirahatan para pekerja.
Pemadatan ini adalah untuk meningkatkan berat volume tanah. Yang berfungsi untuk
meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung pondasi
diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak
diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng timbunan.
- Buldoser
- Vibrator Roller
Geotextile non woven mempunyai fungsi utama yaitu sebagai pemisah atau sebagai
separator yang mencegah adanya percampuran antara lapisan material yang satu dengan
material lainnya. Sebagai contohnya pada pembangunan jalan yang dilakukan pada tanah
dengan tekstur yang lunak atau berlumpur.
Geotextile non woven berbahan dasar polimer Polyster (PET) atau Polypropylene (PP).
Adapun cara kerja geotextile jenis non woven adalah dengan mengandalkan tensil stregth,
sehingga tidaklah dapat mereduksi atau merubah terjadinya penurunan setempat akibat
dari tekstur tanah yang lunak.
Penggelaran
1. Dalam tahap penggelaran yang harus dilakukan adalah geotextile harus digelar di atas
tanah dalam keadaan terhampar tanpa gelombang atau kerutan. Dan pada lahan yang luas
pemasangan geotextile dapat dilalukan secara fleksibel (melintang atau memanjang).
2. Geotextile dapat dipotang terlebih dahulu di tempat yang memungkinkan. Hal ini
bertujuan untuk lokasi yang sulit untuk dilakukan pemotongan dan penyambungan.
Penyambungan Geotextile
1. Penyambungan Geotextile yang satu ke lainnya dapat di lakukan dengan cara saling
melewati (overlap) atau dengan cara di jahit (sewn).
2. Dengan metode overlap, jarak minimal yang overlapnya adalah 30cm-100cm, langkah ini
tergantung dengan kondisi subgrade dan teknik pelaksanaan
3. Penjahitan panel Goetextile dapat dilakukan di lapangan menggunakan mesin jahit
portable atau menggunakan tenaga generator.
4. Penjahitan di lapangan biasanya memerlukan tiga sampai empat pekerja. Panel yang belum
di jahit dapat disiapkan di gudang dalam berbagai macam panjang dan lebar yang di
perlukan
5. Penyebaran dan Penempatan Agregat
6. Sesudah Geotextile selesai di sambung dan rapih, langkah selanjutnya adalah menebar
dan menempatkan agregat yang sudah di pilih untuk di letakan di atas Geotextile
Setelah dilakukan pemadatan akan dilakukan pengujian tanah dengan metode uji CBT
dan Sand Cone
Uji CBR
CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standard
dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama cara umum. Perkerasan jalan harus
memenuhi 2 syarat, yaitu :
1. Secara keseluruhan perkerasan jalan harus cukup kuat untuk Memikul berat kendaraan
yang akan memakainya.
2. permukaan jalan harus dapat menahan gaya gesekan dan keausan dari roda-roda
kendaraan, juga terhadap air dan hujan.
Bila perkerasan jalan tidak mempunyai kekuatan secukupnya secara keseluruhan, maka
jalan tersebut akan mengalami penurunan dan pergeseran, baik pada perkerasan jalan
maupun pada tanah dasar. Akibatnya jalan tersebut akan bergelombang besar dan
berlobang-lobang, sampai pada akhirnya rusak sama sekali. Sedangkan kalau perkerasan
jalan tidak mempunyai lapisan yang kuat, maka permukaan jalan mengalami kerusakan yaitu
berupa lobang-lobang kecil dan pada akhirnya akan bertambah banyak dan bertambah
besar sampai perkerasan jalan menjadi rusak secara keseluruhan. Jadi untuk menilai
kekuatan dasar atau bahan lain yang hendak dipakai untuk menentukan tebal lapisan
perkerasan dipergunakan percobaan CBR. Nilai CBR ini digunakan untuk menilai kekuatan
yang juga dipakai sebagai dasar untuk penentuan tebal lapisan dari suatu perkerasan.
Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar airnya. Makin tinggi kadar
airnya, makin kecil kekuatan CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian, hal itu tidak
berarti bahwa sebaiknya tanah dasar di padatkan dengan kadar air rendah untuk
mendapatkan nilai CBR yang tinggi, karena kadar air tidak konstan pada nilai rendah itu.
Setelah pembuatan jalan, maka air akan dapat meresap kedalam tanah dasar sehingga
kekuatan CBR turun sampai kadar air mencapai nilai yang constant. Kadar air yang
constant inilah yang disebut kadar air keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi
kering dapat ditentukan dari hasil percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan
dan CBR.Gambar 6.6 alat uji CBR menggunakan Field cbr test set (cbr lapangan)
Yang dimaksud pekerjaan ini adalah pasangan batu camp 1 : 4 mengelilingi area proyek
dengan tujuan untuk dinding penahan tanah.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Galian Tanah
a) Pekerjaan galian tanah yang dimaksudkan adalah galian pekerjaan tanah untuk pondasi
batu kali
b) Pekerjaan galian tanah akan memperhatikan level pondasi.
c) Pekerjaan galian tanah akan dilaksanakan dengan hati – hati mengingat adanya instalasi
kabel tanah disekitar lokasi kerja.
d) Jika ada kerusakan fasilitas bandara yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini,
maka kami akan mengganti dan memperbaikinya sampai beroperasi seperti semula.
Tindakan sebelum melakukan galian tanah :
Dalam hal pekerjaan galian, akan kami perhatikan adalah hal – hal sebagai berikut :
Memilih metode penggalian dan/atau peralatan yang tepat sehubungan dengan dengan
karakteristik tanah dan volume galian serta bentuk galian yang diinginkan.
Menyiapkan metode pekerjaan galian sebelum pekerjaan dimulai.
Menggunakan kerangka arahan (leading frame) dengan jelas yang menunjukan garis galian,
karena galian yang berlebihan akan mempengaruhi kestabilan pondasi.
Pekerjaan galian tanah dilakukan untuk pemasangan lantai saluran, dinding saluran dan
perataan berm/bahu di sisi kiri dan kanan saluran.
Pekerjaan galian tanah disesuaikan dengan gambar kerja
Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan memperhatikan level lantai saluran
Pekerjaan galian tanah dilaksanakan dengan hati-hati
Akan mengganti dan memperbaiki jika ada kerusakan yang timbul karena pekerjaan ini.
Metode pelaksanaan :
Untuk pekerjaan galian Tanah kami lakukan dengan alat berat disini kami lakukan dengan
memakai excavator yaitu menggali kedudukan pasangan batu kali dan saluran tanah atau
saluran terbuka. Setelah pemasangan bouplank sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan
dalam gambar kerja, pemasangan bouplank ini beriring dengan pekerjaan galian tanah yang
mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian
sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal. Selama pelaksanaan
pekerjaan galian Biasa, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan,
struktur atau mesin di sekitarnya, akan dipertahan-kan sepanjang waktu, penyokong (shoring)
dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian
mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya,
yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian
tersebut.
Untuk tanah bekas galian akan dikumpulkan pada suatu tempat yang aman untuk nantinya
dipakai sebagai urugan dan sisanya akan dibuang atau diratakan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan.
Urugan Pasir
Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban, sehingga
beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah pengurugan
yang ditempatkan di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan pengurugan bawah
lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebelum pemasangan keramik lantai. Ketebalan
urugan pasir yang dipadatkan 5 - 10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan perhitungan
urugan pasir adalah m3.
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pekerjaan pasangan batu kali pada kaki pondasi,
dinding saluran dan bahu saluran.
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah plesteran pada pasangan batu kali dengan ketebalan
1.5 cm.
1. Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench
Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini
dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi acuan ditandai dengan
menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan panjang ± 1m yang
ditancapkan kedalam tanah.
Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi
5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan
bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan bowplank harus di waterpass
(horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan
digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat
merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan
papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan
dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam tanah.
Gambar Contoh pelaksanaan
Pekerjaan Bouplank
Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan
dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan
permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga
mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis
yang ada yaitu 10 cm untuk pondasi setempat, pondasi menerus dan dibawah lantai kerja.
Pekerjaan Bekisting Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara
yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
c) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan
dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan
kedalaman bekisting ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
d) Pekerjaan Pengecoran
Pondasi menerus bangunan yang digunakan adalah pondasi batu kali / batu gunung yang
memenuhi persyaratan teknis atau sesuai keadaan dilapangan .
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan adalah :
- Menebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah setebal 10 cm (sesuai RKS).
- Memasang terlebih dahulu Batu Kali tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas pasir
urug.
- Pasanglah pondasi Batu Kali Belah dengan adukan semen campuran 1 : 4 (Semen dan
Pasir), besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Rencana.
- Celah–celah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok kepadatannya.
- Pasangan pondasi batu kali tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat spesi
diantaranya hinga rapat.
- Pada pasangan batu kali sudah disiapkan anker besi untuk kolom praktis, kedalaman
anker 30 cm dicor dan panjang besi yang muncul diatasnya minimal 75 cm.
- Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan
pengecekan kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata (water pas)
Spesifikasi :
Dimensi 30 cm X 30 cm
Mutu Beton K 225
Mutu campuran 1 : 4
- Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom
praktis sesuai approval.
Dengan ketentuan :
Tidak boleh pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.
Plesteran diterapkan pada dinding bangunan yang bertujuan untuk menutup permukaan dinding
pasangan sehingga tampilan permukaannya menjadi rata dan rapi.
Sebelum melakukan plesteran akan dilakukan pemasangan pipa instalasi listrik berikut
pemasangan close untuk tempat saklar dan stop kontak.
Setelah pemasangan pemipaan untuk instalasi listrik selesai barulah dilakukan plesteran
dinding.
Semen
Pasir
Air
Triplek
Kawat kecil (opsional)
Benang
Roskam
Jidar
Meteran
Ember
Cetok
Kertas bekas sak semen
Andang / Tangga / Scafolding
Metode pelaksanaan pekerjaan plesteran?
Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan plesteran :
Kepalaan dibuat dengan cara memasang paku pada sisi atas dinding, memasang lot pada paku
tersebut, kemudian memasang paku di bawahnya dengan jarak 1 atau 2 m sesuai panjang
jidar/sipatan. Lakukan pemlesteran pada vertikal, lebar 10 cm, ratakan dengan jidar.
Kepalaan dibuat setiap jarak 1 m sepanjang dinding yang akan diplester. Diamkan kepalaan
plesteran paling tidak 1 hari supaya kering.
- Buatlah
adukan
plesteran dari campuran pasir, semen, dan air dengan perbandingan sesuai
spesifikasi bangunan yang ingin dibuat.
Jangan lupa perhatikan pula contoh adukan yang disarankan pada kemasan sak semen.
Penggunaan komposisi bahan bangunan yang tepat akan menghasilkan adukan plester yang
memiliki kualitas tinggi.
- Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata dinding disiram atau
dibasahi dengan air.
Air yang digunakan untuk membasahi dinding dan mencampur adukan plesteran tidak boleh
mengandung zat kimia seperti asam dan garam.
Proses pengamprotan dari bawah ke atas di antara ke dua kepalaan plesteran ,setelah itu
ratakan dengan menggunakan kasut dan jidar aluminium hingga rata dan halus. Untuk jidar
yang digunakan harus lebih panjang dari jarak kepalaan plesteran, rata dan lurus. Biarkan
plesteran mengeras 3-4 hari.
- Lakukan curing atau perawatan plesteran dengan cara dibasahi minimal 1 kali per
hari selama 3 hari.
- Setelah plesteran kering/keras dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan acian.
Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena
tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika
ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang
tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang.
Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan
perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.
Pemasangan konstruksi rangka atap baja ringan
Contoh sistem tumpuan Wall-Plate Kuda-kuda ditumpukan pada boxed C75.100 , diikat dengan
grip segitiga
Langkah 1
Persiapan kerja :
- Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak diperkenankan
menggunakan gambar draft sebagai panduan.
- Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk
- tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian keselamatan
kerja).
- Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan
hexagonal socket,
- meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan
sebagainya.
Langkah 2:
Leveling dan marking
- Memastikan seluruh permukaan atas ring balok
dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass)
dan penyiku sebagai alat bantu
- Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah
mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith)
dengan kolom yang ada di bawahnya.
- Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda
(truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
- Mengukur jarak antar kuda-kuda
Langkah 3:
Pengangkatan dan pemasangan
kuda-kuda
Untuk memaksimalkan kedap air pada atap, selalu pasang sekrup di bagian puncak profil spandek.
Untuk dinding, Anda bisa menggunakan lambang atau pemasangan lembah Selalu kencangkan sekrup
yang tegak lurus dengan lembaran, dan di tengah kerut atau tulang rusuk.
Jangan letakkan pengencang kurang dari 25 mm dari ujung lembaran.
Lipatan samping
Tepi SPANDEK® dengan alur anti-kapiler selalu berada di bawah (lihat gambar di halaman ini dan
sisi-putaran). Akan tetapi, biasanya dianggap sebagai praktik yang baik untuk menggunakan
pengencang di sepanjang sisi- pangkuan,
ketika kelongsong didukung seperti yang
ditunjukkan dalam Penempatan Dukungan
Maksimum, pengencang sisi- pangkuan
biasanya tidak diperlukan untuk kekuatan.
Tempatkan lembaran yang dibundel di atas atau di dekat penyangga rangka struktural yang kokoh,
bukan di bagian tengah bagian atap.
Berjalan di atap
Selalu berjalan di atas atau di dekat kasau. Secara umum, jaga agar berat badan terdistribusi
secara merata di atas kedua telapak kaki untuk menghindari berkonsentrasi pada tumit atau jari
kaki. Selalu gunakan sepatu bersol lembut yang halus; hindari sol berusuk yang mengambil dan
memegang batu-batu kecil, swarf, dan benda-benda lainnya.
Jaga produk tetap kering dan bersih dari tanah. Jika produk yang ditumpuk atau dibundel
menjadi basah, pisahkan, bersihkan dengan kain bersih hingga benar-benar kering.
Pemeliharaan
Umur produk atap baja Spandek optimal akan tercapai jika semua permukaan eksternal dicuci
secara teratur. Area yang tidak dibersihkan oleh curah hujan alami (seperti bagian atas dinding
yang terlindung oleh atap) harus dicuci sesuai dengan pedoman pemeliharaan.
Pemotongan
Untuk memotong logam tipis di lokasi, kami merekomendasikan gergaji bundar dengan mata pisau
pemotong logam karena menghasilkan lebih sedikit partikel logam panas yang merusak dan
membuat duri yang dihasilkan lebih sedikit daripada cakram karborundum. Potong bahan di atas
tanah dan bukan di atas bahan lainnya.
Sapu semua selendang logam dan puing-puing lainnya dari area atap dan selokan pada akhir setiap
hari dan pada saat penyelesaian pemasangan. Kegagalan untuk melakukannya dapat menyebabkan
pewarnaan permukaan ketika partikel logam berkarat.
Tangani bahan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan: jangan seret bahan ke permukaan
yang kasar atau satu sama lain; jangan menyeret alat ke atas materi; melindungi dari swarf.
Sambungan tertutup
Untuk sambungan yang disegel, gunakan sekrup atau paku keling dan sealant silikon pengawet
netral bermerek yang cocok untuk digunakan dengan baja galvanis atau ZINCALUME®.
Cuma kelemahan cara menyerupai ini yaitu Lisplank cenderung tidak terkunci dengan kokoh pada
Rangka Baja Ringan, alasannya yaitu hanya mengandalkan 1 buah (1 baris) Sekrup Lisplang pada
setiap profil melintangnya, sanggup dilihat pada Gambar disamping.
2. Pemasangan Lisplank secara Diagonal (tegak Lurus terhadap Rangka Atap)
Sistem Pemasangan menyerupai ini juga banyak diterapkan pada pembangunan Rumah, walaupun
caranya yang lebih rumit, dan memerlukan biaya relatif lebih besar.
(Pemasangan Lisplank Tegak Lurus terhadap Canal)
Karena Lisplank didudukan pada Profil C Baja Ringan yang sebelumnya mesti dipasang terlebih
dahulu, sehingga memerlukan Profil C Baja Ringan yang lebih banyak.
Namun cara ini lebih baik dari segi kekuatan, alasannya yaitu Lisplank tersebut sanggup disekrup
2 buah (2 baris) pada setiap profil melintangnya, sanggup dilihat pada Gambar diatas.
Lisplank GRC ini dipasang memanjang sesuai dengan kebutuhan Atap dan sesuai dengan Gambar
Kerja yang ada. Hal yang perlu diperhatikan yaitu Jarak antara Sekrup yang dipasang pada
Lisplank sebaiknya tidak terlalu jauh. Jarak ini sanggup bervariasi, sanggup dibentuk antara 20cm
s/d 40cm (sepanjang profil menjang Lisplank GRC tersebut), semoga terkunci dengan baik dan
kuat.
Setelah pemasangan Lisplank selesai, lakukan pendempulan pada setiap Sekrup Lisplank dan
Sambungan antar Papan Lisplank, semoga tampak rapi sebelum melaksanakan pengecatan.
Gunakan dempul yang berkualitas baik dan tahap terhadap Cuaca (hujan dan panas).
Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses pemotongan
baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja ringan, seperti: pengikatan
dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.
Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran
korosi sangat besar
Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran maupun
logam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur baja ringan.
- Poin pertama acian dinding yang harus Anda perhatikan adalah plesteran pada dinding rumah
yang akan Anda aci. Aplikasi acian sangat tergantung dari kualitas plesteran. Kualitas
plesteran yang baik akan menghasilkan acian dinding tembok rumah yang baik pula.
- Plesteran harus rata dan halus sehingga akan menghemat bahan acian dinding. Jika pasir
yang digunakan untuk plesteran mengandung lumpur terlalu tinggi, maka akan terjadi
penyusutan sehingga plesteran akan retak yang berakibat retak dinding tembok rumah.
- Untuk itu sebelum dilakukan acian, plesteran harus kering dan tidak terjadi lagi penyusutan.
Seharusnya acian dinding dilakukan pada plesteran berumur 2-3 minggu untuk dinding dalam
sedangkan untuk dinding luar bisa lebih cepat (2 minggu). Apabila acian terlalu cepat
dilakukan maka dapat menimbulkan retak pada acian.
- Jika dinding bata sangat basah pada saat dilakukan plesteran, maka air akan terperangkap
sehingga diperlukan waktu lama untuk mengeluarkan air tersebut. Sebaliknya permukaan
plesteran yang kering juga berpengaruh buruk terhadap hasil acian.
- Sebelum melakukan acian, basahi dulu permukaan plesteran dengan air. Hal tersebut penting
untuk menghindari agar acian atau white mortar tidak terlalu cepat kering. Semen pada
white mortar sangat membutuhkan air untuk proses hidrasi. Jika acian terlalu cepat kering
maka hasil acian akan lunak dan permukaan acian akan berdebu.
- Apabila waktu yang dibutuhkan dari selesai penghamparan acian sampai acian dapat dipoles
sekitar 20-30 menit, maka kelembapan plesteran cukup. Tetapi apabila kurang dari 20 menit
berarti plesteran terlalu kering, dan apabila lebih dari 30 menit berarti plesteran terlalu
lembab.
- Tebal acian juga mempengaruhi kulitas hasilnya. Tebal acian seharusnya adalah 1-3 mm. Jika
kurang dari 1 mm akan mengering terlalu cepat. Apabila lapisan pertama kurang dari 1 mm
maka sebelum lapis pertama tersebut kering harus dilakukan lapis berikutnya sampai minimal 1
mm.
Gambar Rencana
Meteran
Penggaris siku
Sarung tangan
Kacamata pengaman
Palu karet
Pemotong ubin atau tang ubin
Benang ukur dan paku
Pisau plamur
Cetok
Tile spacer
Waterpass alumunium (bubble level)
Spons
Spidol atau kapur
Mortar sebagai perekat keramik
Tile grout sebagi pengisi nat
1. Temukan titik pusat dari area lantai. Titik pusat dapat ditentukan dengan mengukur
persilangan sudut ruangan yang satu ke sudut lainnya. Kemudian tandai pertengahan garis
yang terukur. Menemukan titik pusat merupakan prioritas utama, karena hal ini akan
menentukan di mana harus memasang keramik yang pertama dan berikutnya.
2. Mulailah pemasangan keramik yang pertama dari titik pusat ke salah satu dinding
3. Aplikasikan mortar perekat keramik dengan cetok (bergerigi lebih baik) secara merata
pada dasar lantai. Rentangan aplikasi perekat sebaiknya jangan terlalu luas cukup 3-4 ubin
keramik. Dikhawatirkan perekat akan cepat mengering, sehingga rekatannya pada keramik
tidak bagus.
4. Letakkan keramik di atasnya, dan tekan ke bawah dengan pelan, serta ketok dengan palu
karet hingga posisi ubin stabil. Pada saat mengetok keramik, pastikan Anda mengecek suara
yang timbul. Jika suara berdengung berarti ada perekat yang tidak merekat pada keramik.
Segera angkat keramik tersebut dan lakukan perbaikan pengadukan perekat hingga merata
dan tempelkan pada posisi semula.
5. Gunakan tile spacer (pemisah ubin) dan lanjutkan pemasangan ubin berikutnya.
6. Pakailah waterpass alumunium untuk mengepaskan ketinggian keramik sampai merata. Jika
terlihat ada permukaan yang tidak rata, maka bisa menambah atau mengurangi mortar
perekat keramik sampai rata.
7. Pada saat pemasangan pada ujung baris, lakukan pengukuran pada keramik yang akan
dipotong dengan cara menempatkannya di atas keramik terakhir, serta dengan memberi
ruang untuk nat. Tandai dengan spidol pada keramik yang akan dipotong.
8. Ulangi langkah nomer 2 hingga 7 untuk baris keramik berikutnya.
9. Biarkan selama satu setengah hari agar mortar perekat keramik mengering.
10. Lakukan pengisian nat dengan grout. Grout merupakan mortar (semen) yang digunakan
untuk mengisi kekosongan atau celah keramik.
11. Bersihkan kelebihan grout dengan menggunakan spons basah.
Pemasangan Plafon
Rangka plafon
Bagian rangka plafon yang baik terdiri dari unsur rangka yang baik pula. Apa saja unsur atau
komponen penyusun rangka plafon? Berikut urutannya.
Langkah kedua adalah mempersiapkan material atau bahan sesuai dengan kebutuhan. Material
yang harus dipersiapkan antara lain keramik, semen portland, pasir, air. Semua bahan harus
dihitung terlebih dahulu sesuai dengan ukuran ruangan yang akan dipasang keramik. Sebaiknya
jika hendak membeli keramik dilebihkan 5 persen dari jumlah yang diperlukan, hal ini berguna
sebagai cadangan akibat keramik rusak atau pecah.
Langkah ketiga adalah pengecekan lokasi kerja dan pengukuran ulang. Hal ini dilakukan guna
memastikan posisi dan letak serta bentuk pemasangan yang paling baik, apakah akan mengambil
pola tengah (simetris) untuk dinding lebar atau dari pinggir dengan salah satu bagian satu keping
utuh, misalnya. Hal ini dapat disesuaikan dengan kondisi ruangan atau dinding.
- Rata dengan dinding (plin tanam). Setelah plin terpasang sebaiknya dibuat nat diatas plin
sepanjang plin tersebut agar terlihat rapi dan bersih.
- Menonjol dari dinding (plin tempel). Plin yang menonjol dari dinding sebaiknya dibuat dari
bahan yang bisa diprofil / dipinggul seperti kayu, marmer / granit.
Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
Fabrikasi kusen alumunium
Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada
perbaikan.
Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue
sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.
Pemasangan kusen alumunium dan frame
Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu
pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher
menggunakan fisher S8.
Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen
alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal dengan
bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone
sealant.
Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan
menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak ada
lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.
Proteksi
Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi
pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat
merusak aluminium tersebut.
Untuk pemasangan kusen kayu klas II dilakukan beriringan dengan pemasangan dinding
bangunan gedung.
Pekerjaan Pengecatan
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pengecatan dinding exterior + interior, plafon, kusen +
jalusi dan listplank.
Semua pengecatan pada kayu terlebih dahulu dicat meni dan cat dasar kemudian didempul /
diplamir dan diampelas sampai rata. Untuk cat lapis ( mengkilap ), dikerjakan 2 kali sampai rata
dengan memakai cat yang berkualitas baik. Semua warna dan bahan cat yang akan dipakai harus
terlebih dahulu meminta persetujuan konsultan pengawas dan Direksi Pekerjaan.
Semua pengecatan pada tembok dan plafond menggunakan cat tembok sesuai Spesifikasi
teknis yang dipersyaratkan. Sebelum dicat terlebih dahulu diberi cat dasar atau menggunakan
semen putih + lem kayu ( plamir ) kemudian diampelas sampai rata. Cat tembok dilaksanakan
minimum 2 x pengecatan hingga benar-benar rata.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan meliputi, pembersihan permukaan yang akan dicat, mendempul permukaan
berpori, meratakan permukaan yang akan dicat, pengecatan dan perapihan hasil pekerjaan.
2. Persiapan Pekerjaan
3. Uraian Pekerjaan
Sebelum melakukan pekerjaan pengecatan permukaan bidang harus rata dan dibersihkan
terlebih dahulu.
Permukaan dinding dihaluskan dahulu dengan menggunakan amplas kasar.
Untuk menutupi permukaan yang berpori dilakukan pekerjaan plamir.
Permukaan dihaluskan dengan menggunakan amplas halus.
Melakukan pengecatan dengan cat dasar.
Pengecatan dengan cat pelapis (Emulis) 2 kali lapisan.
4. Tahapan Pekerjaan
Perlatan
• Alat Tukang
• Kuas
Tenaga
• Pekerja
• Tukang
• Kepala Tukang
• Mandor
6. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembuatan septictank, Pekerjaan Closed, Floor Drain +
pemipaan dan saluran air.
Pemasangan closed jongkok, dilaksanakan diatas alas/dasar yang kuat dan kokoh dengan
ketinggian permukaan closed 25 cm dari permukaan lantai Kamar Mandi/WC. Pemasangan closed
duduk, diatas alas/dasar yang kuat dan kokoh dan tertanam pada lantai Kamar Mandi/WC Pipa
yang menghubungkan closed duduk dan jongkok dengan septik tank, menggunakan pipa PVC AW Ø
3". Sedangkan untuk pipa pembuangan floor drain menuju saluran pembuangan atau resapan
menggunakan pipa PVC AW Ø 2.5 Pemasangan dilaksanakan dengan hati-hati dan ketelitian yang
tinggi dan memakai instalatur yang ahli pada saat pemasangan sistem sambungan PVC untuk
menghindari dari kebocoran Bak cuci, Kran dan Floor drain yang digunakan adalah floor drain yang
harus dipasang rapi dan dibawah permukaan lantai agar air cepat habis terbuang Bak mandi
menggunakan bak berbahan fiber sehingga bisa dengan mudah untuk dikuras. Bentuk bak fiber
harus sesuai dengan gambar rencana.
Pekerjaan saluran dilaksanakan dalam beberapa tahap / segmen panjang sehingga sebagian lokasi
masih bisa dimanfaatkan untuk jalan kerja.
Lokasi Subgrade / tanah dasar disiapkan dengan melaksanakan pekerjaan clearing dan grubbing
dan apabila tanah dasar tidak baik (unsuitable material) harus digali dahulu lalu ditimbun dengan
material borrow dan dipadatkan layer per layer
sesuai spesifikasi.
2. Urugan Pasir
Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban,
sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah lean concrete
adalah pengurugan yang dihamparkan dan dipadatkan, Ketebalan urugan pasir yang
dipadatkan 10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan perhitungan urugan pasir adalah m3.
Tahapan Pelaksanaan:
Pasang Bekisting
Bila pekerjaan persiapan telah selesai dilaksanakan dengan segera akan dilakukan pekerjaan
pabrikasi bekisting (form work plate), dimana ukuran dan bentuk bekisting tersebut akan
disesuaikan dengan gambar kerja. Bila bekisting tersebut telah selesai dipabrikasi kemudian
akan dipasang pada lokasi pengecoran badan jalan.
Pasang Dowel
Bila tulangan dowel tersebut telah dimeni kemudian akan dipasang dengan cara terlebih
dahulu memasukkan batang besi / tulangan dowel tersebut kedalam selongsong pipa PVC yang
telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian tulangan dowel tersebut akan dirakit dan diikat
pada besi dudukan tulangan dowel dengan menggunakan kawat beton sesuai dengan jarak yang
tertera dalam gambar kerja. Kemudian ujung pipa PVC akan dipasang dop penutup lubang
untuk menjaga agar adukan beton tidak akan masuk kedalam selongsong pipa PVC. Jika dowel
tersebut telah terpasang kemudian akan diangkut kelokasi pekerjaan untuk dipasang pada
titik-titik lokasi pemasangan.
Pekerjaan Beton
Setelah tulangan dudukan, tie bar telah terpasang kemudian akan dilanjutkan dengan
pengececoran. Sebelum melakukan pengecoran akan diajukan Surat Pemberitahuan
Pengecoran / membuat Request Pekerjaan kepada pengawas/direksi untuk mendapatkan izin
untuk melakukan pengecoran. Bila telah mendapat izin pengecoran dari pengawas/direksi maka
dengan segera akan dilakukan pengecoran, dengan beton readymix yang akan didatangkan dari
supplier. Sebelum melakukan pengecoran terlebih dahulu akan dipersiapkan segala peralatan
dan perlengkapan yang dibutuhkan pada saat pengecoran antara lain genenator set, concrete
vibrator, garukan, jidar dan kabel-kabel serta lampu-lampu penerangan. Beton ready mix yang
berasal dari truk mixer dituang ke dalam kotak (mal) yang telah disiapkan lalu diratakan
secara manual kemudian selanjutnya diratakan dan diadakan dengan menggunakan vibrating
screed yang sistem operasinya bergerak di atas mal memanjang (sepanjang mal memanjang)
yang ditarik dengan tenaga manusia bolak balik sebanyak 4 lintasan. Proses perataan dan
pemadatan terjadi karena alat vibrating screed tersebut selain meratakan juga bergetar
sehingga terjadi pemadatan sedangkan pada bagian ujung (dekat) mal, pemadatan dibantu
dengan menggunakan vibrator beton. Pada saat pengecoran truk mixer akan dipandu untuk
mundur hingga mencapai awal dari pengecoran/opritan dan jika telah mencapai lokasi
pengecoran kemudian adukan beton tersebut dituang dari truk mixer secara berlahan-lahan
kemudian bahan adukan coran tersebut akan diambil sebagian untuk melakukan pengujian
slump beton kemudian dan sampel benda uji silinder/kubus beton. Kemudian dilanjutkan
dengan pengecoran dimana adukan beton tersebut akan dituang dari truk mixer dan kemudian
ditarik dengan mengunakan alat bantu sambil dipadatkan dengan menggunakan concrete
vibrator kemudian diratakan dengan menggunakan jidar hingga mendapatkan permukaan yang
rata.
Memperbaiki Permukaan
Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih lembek, bagian-
bagian yang melesak harus segera diisi dengan beton baru, ditempa, dikonsolidasi dan di
finishing lagi.Daerah yang menonjol / berlebih harus dipotong dan di-finishing lagi.
Sambungan harus diperiksa kerataannya. Permukaan harus terus diperiksa dan dibetuikan
sampai tak ada lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan beton sesuai dengan
kelandaian dan tampang melintang yang ditentukan.
Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mal datar (straight edge) tidak boleh
melebihi toleransi yang ditentukan.
Finishing
Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum bahan perawatan (curing)dilakukan,
permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat melintang garis sumbu (centre line) jalan,
atau dengan cara pembuatan alur (grooving) pada arah melintang atau memanjang jalan.
Pengkasaran yang dilakukan dengan menggunakan sikat kawat selebar tidak kurang dari 45 cm,
dan panjang kawat sikat dalam keadaan baru adalah 10 cm dengan masing-masing untaian
terdiri dari 32 kawat. Sikat hams terdiri dari 2 baris untaian kawat, yang diatur berselang-
seling sehingga jarak masing-masing pusat untaian maksimum 1 cm. Sikat harus diganti bila
bulu terpendek panjangnya sampai 9 cm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari
0,75 mm.
- Perawatan
Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari permukaan atau segera
setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka seluruh permukaan beton harus segera
ditutup dan dirawat sesuai dengan metode yang disetujui. Dalam semua hal, dimana
perawatan memerlukan penggunaan air, maka operasi perawatan harus dititik beratkan pada
penyediaan air. Biasanya masa perawatan dilakukan selama 7 hari, tetapi waktu tersebut
dapat diperpendek bila 70 % kekuatan tekan atau lentur beton dapat dicapai lebih awal.
- Toleransi Tebal
Semua lapisan permukaan dan lapis pondasi harus dibuat dengan tebal sesuai dengan
Gambar Rencana.Pemeriksaan yang teliti terhadap elevasi acuan dan pengukuran ketebalan
terhadap permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah dengan menggunakan benang
dipandang cukup memadai. Apabila dipandang perlu memeriksa tebal perkerasan setelah
penghamparan, maka tebal perkerasan dapat ditentukan dengan cara pemboran (core drill).
Pemboran harus dilakukan pada interval yang disyaratkan.
Sebagai kewajiban kontraktor dalam memberikan hasil nyata sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan maka kontraktor akan melakukan monitoring semua hasil pekerjaan yang dicapai dan
memberikan laporannya secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Adapun bentuk laporan yang
kami berikan terdiri dari beberapa bagian meliputi:
Laporan Harian;
Berisi rangkaian kegiatan yang dilakukan pada hari yang dilaporkan dalam bentuk Buku Harian
Lapangan (BHL).
Kegiatan harian;
Laporan Mingguan;
Laporan mingguan berisi rekapitulasi dari laporan harian, laporan kemajuan prestasi minggu yang
dilaporkan dan target rencana kemajuan pekerjaan minggu yang akan datang serta dilampiri
dengan laporan harian.
Laporan Bulanan;
Laporan Bulanan berisi rekapitulasi dari laporan harian dan Laporan bulanan serta laporan
kemajuan prestasi Bulan yang dilaporkan dan target rencana kemajuan pekerjaan Bulan yang akan
datang serta dilampiri dengan laporan harian dan laporan mingguan.
Laporan Akhir
Laporan Akhir berisi rekapitulasi semua pekerjaan yang dilaksanakan dan dilampiri dengan laporan
harian, mingguan dan bulanan. Dalam Laporan akhir dijabarkan semua kejadian yang terjadi selama
pelaksanaan proyek secara objektif dan lengkap.
PENUTUP
Dalam pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan dengan workmanship, integritas serta pelaksanaan
yang tepat waktu dalam menyelesaikan proyek dengan melakukan quality control terhadap teknik
operasional dan seluruh aktivitas di arahkan untuk memenuhi persyaratan kualitas pekerjaan yang
di hasilkan, melalui quality assurance yaitu dengan melakukan perencanaan dan pelaksanaan yang
sistematis untuk mendapatkan kepastian bahwa hasil pekerjaan yang di hasilkan memenuhi
persyaratan yang ditentukan. Dengan melakukan quality manajemen yaitu menjalankan seluruh
aspek management yaitu menjalankan seluruh aspek management proyek yang menjamin dan
menentukan kualitas pekerjaan. Oleh karena itu struktur organisai yang ada di susun berdasarkan
tanggung jawab dari masing-masing personil dengan prosedur pelaksanaan pekerjaan yang disusun
untuk menjami dihasilkannya pekerjaan yang berkualitas yang pada akhirnya menghasilkan
pekerjaan berkualitas.
Setelah semua kegiatan dilaksanakan, maka selanjutnya dapat dilakukan survey terhadap hasil
pelaksanaan oleh pemilik pekerjaan, terhadap hal-hal yang perlu perbaikan dan akan dilakukan
penyempurnaan oleh penyedia jasa. Dan setelah dilaksanakan penyempurnaan, maka dapat segera
dilaksanakan penyerahan pekerjaan kepada pengguna direksi pekerjaan melalui diterbikannya
berita acara serah terima pekerjaan tahap pertama dengan lampiran dokumentasi dan visualisasi
100% serta laporan-laporan pelaksanaan kegiatan.
Demikian metode kerja ini di buat untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan pada proyek
ini.
Demikian metode pelaksanaan pekerjaan ini kami buat sebagai salah satu syarat pada proses
tender pekerjaan ini.
Keberadaan bahan material dan peralatan merupakan hal vital dalam pelaksanaan proyek untuk
menjamin setiap pekerjaan dapat selesai sesuai waktu yang dijadwalkan. Keterlambatan dalam
pengadaanya berarti terjadi kemunduran waktu pelaksanaan.
Metode penanganan untuk mengatasinya kami akan bekerja sama dan menjalin hubungan baik
dengan supplier yang siap mengirim bahan dan alat tepat waktu sesuai kesepakatan kedua belah
pihak.
Kebocoran bekisting
Pekerjaan struktur beton bertulang membutuhkan cetakan bekisting yang benar-benar rapi dan
rapat sehingga tidak terjadi kebocoran yang dapat menyebabkan keluarnya air semen.
Metodenya adalah menutup celah-celah kebocoran bekisting dapat dilakukan dengan cara
penutupan menggunakan sobekan bekas zak semen yang dicelupkan air terlebih dahulu.
Cuaca
Pada proyek pekerjaan ini cuaca buruk / hujan menjadi permasalahan yang sangat serius karena
pekerjaan ini berada di lokasi terbuka yang sangat berbahaya bagi tenaga kerja yang juga
nantinya berdampak pada mutu pekerjaan maupun jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah
discedulkan.
Metode penanganan
Mempersiapkan tenda khusus, misalnya saja untuk peralatan, material dan juga untuk para
pekerja.
Penggunaan terpal untuk melindungi bagian pekerjaan yang dikhawatirkan berbahaya atau
rusak akibat hujan.
Membuat saluran sementara sebagai pengalih aliran air hujan sehingga tidak melewati saluran
yang sedang dan sementara dikerjakan.
Pada proyek berdurasi pendek, walaupun berada dalam musim hujan masih bisa memanfaatkan
masa kering yang ada dalam musim hujan. Hal ini karena cuaca hujan memiliki periode tertentu
seperti siklus walaupun dalam musim hujan sekalipun. Dalam musim kering, siklus hujan tetap
ada namun lebih pendek dan lebih jarang. Sedangkan dalam musim hujan yaitu pada bulan
September – April, siklus hujan lebih panjang dan lebih sering dimana cuaca kering antar
siklus hujan yang lebih pendek. Sehingga saat kering tetaplah ada. Ini adalah peluang kami
untuk mengerjakan pekerjaan yang rentan dengan hujan. Tentu saja dengan suatu
perencanaan tertentu.
Kami akan bekerja sama dengan BMKG maupun pengecekan cuaca yang tersedia di internet
dan web www.accuweather.com untuk mengetahui kondisi cuaca yang akan kami jadikan
sebagai acuan dalam proses pelaksanaan pekerjaan.
KONTRAKTOR PELAKSANAN
PT. DWIMAJU PRATAMA JAYA KONSULTAN PENGAWAS
PELAKSANA
Hubungan Kontrak =
Hubungan Kerja =
Pemberi Kerja
Pemberi kerja adalah seseorang atau badan hukum atau instansi yang memiliki proyek dan
menyediakan dana untuk merealisasikannya. Pemilik proyek mempunyai tugas dan kewajiban
sebagai berikut :
a. Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik segi kualitas fisik
proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan.
b. Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan kewajiban sesuai prosedur.
Kontraktor Pelaksana
Pelaksana atau kontraktor dalam UU No.18 Tahun 1991 tentang jasa kontruksi adalah penyedia
jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional dibidang
pelaksanaan jasa kontruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu
hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya.
Pelaksana adalah suatu badan hukum atau penawar yang memiliki klasifikasi dan keahlian dalam
pelaksanaan yang telah ditunjuk oleh pemilik atau pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek dan
menandatangani kontrak untuk melaksanakan pekerjaan.
Konsultan Pengawas
Uraian Tugas Operasional Konsultan Pengawas - Konsultan pengawas harus membuat uraian
kegiatan secara terinci yang sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang
dihadapi di lapangan, yang secara garis besar adalah sebagai berikut :
Pekerjaan Persiapan
Konsultasi.
1. Melakukan konsultasi ke Pengguna Jasa untuk membahas segala masalah dan persoalan yang
timbul selama masa pembangunan.
2. Mengadakan rapat lapangan secara berkala, sedikitnya dua kali dalam sebulan, dengan
Pengguna Jasa, perencana dan pemborong dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan
persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, untuk kemudian membuat risalah rapat dan
mengirimkan kepada semua Pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1
minggu kemudian.
3. Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap mendesak.
Laporan.
1. Memberikan Laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis kepada Pengguna Jasa,
mengenai volume, prosentase dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.
2. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan dibandingkan dengan jadwal
yang telah disetujui.
3. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat yang
digunakan.
4. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong terutama yang
mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, yang dibuat oleh Pemborong (Shop
Drawing).
Dokumen.
Dari gambaran fungsi dari masing – masing pihak dapat kami sampaikan suatu Sistem Koordionasi
yang akan kami terapkan, adalah sebagai berikut :
Masalah pelaksanaan pekerjaan, spesifikasi teknis pekerjaan dan pelaporan hasil pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilaksanakan akan dikoordinasikan / dibicarakan dengan konsultan pengawas
dengan cara koordinasi langsung dilapangan maupun lewat meeting bersama yang dilaksanakan
rutin yang nantinya konsultan pengawas akan melaporkan dan meneruskan ke Direksi Pekerjaan.
Sehingga bisa dikatakan hubungan teknis pelaksanaan pekerjaan di lapangan adalah antara
kontraktor pelaksana dan Konsultan Pengawas.
SITE MANAGER
Site Manager bertanggung jawab pada pelaksanaan pekerjaan keseluruhan baik biaya, waktu dan
mutu, dapat diuraikan dalam beberapa bagian :
Tugas Perencanaan
1. Mengatur penggunaan tenaga pekerja di proyek untuk menunjang rencana Time Schedule.
2. Menyetujui dan menerima tenaga pelaksana, mandor, dan pekerja sesuai dengan target dari
kantor dan menugaskan sesuai dengan tujuan masing-masing.
3. Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengarahan tenaga pelaksana kepada Direktur.
4. Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga untuk dihitung oleh Budget Control,
mencheck ulang perhitungan upah untuk disetujui oleh Direktur
SITE ENGINEER
1. Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera
setelah kontrak fisik ditandatangani.
2. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk menyiapkan
rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data pendukung yang diperlukan.
3. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan dipenuhi dengan baik
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major serta pemeliharaan jalan.
4. Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan
5. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan terlambat
selama masa mobilisasiuntuk masing-masing paket kontrak dalam menentukanlokasi, tingkat
serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam dokumen
kontrak.
6. Membantu tim di lapangan dalam mengendalikankegiatan-kegiatan kontraktor, termasuk
pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaanpekerjaan.
7. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam mencari pemecahan-
pemecahan atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan teknis maupun
permasalahan kontrak.
8. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan bahan/material
baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.
9. Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.
10. Bertanggung jawab atas pengujian dan penyelidikan material/bahan di lapangan.Membantu
Chief Supervision Engineer dalam melaksanakan tugas.Mengikuti petunjuk -petunjuk dan
persyaratan yang telah ditentukan terutama sehubungan dengan :Inspeksi secara teratur
ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan monitoringkondisi pekerjaan dan melakukan
perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan yang telah ditentukan.Pemahaman terhadap spesifikasi. Metode pelaksanaan
untuk setiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan.
11. Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dalam penyelesaian administrasi kemajuan
proyek. Bantuan ini termasuk mengumpulkan data proyek seperti kemajauan pekerjaan,
kunjungan pekerjaan, kunjungan lapangan, rapat-rapat koordinasi dilapangan, data
pengukuran kuantitas, pembayaran kepada kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam dalam
bentuk laporan kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk mempercepat
pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul baik secara
teknis maupun kontraktual untuk menghindari keterlambatan pekerjaan.
QUANTITY SURVEYOR
PELAKSANA
Uraian Tugas Dan Tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan Jalan (Road Construction Engineer).
Uraian Dari Profesi ini adalah mampu melakukan kegiatan langsung, mengkoordinir mengarahkan
dan mengawasi teknisi mandor dan pekerja dalam melaksanakan tahapan kegiatan pekerjaan jalan
sesuai gambar kerja spesifikasi dan metode kerja.
Berikut adalah Uraian Tugas Pelaksana Pekerjaan Jalan yang antara lain adalah :
Menerapkan Pelaksanaan pekerjaan jalan, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja sesuai peraturan perundang undangan yang
berlaku yang antara lain adalah
1. Mengidentifikasi dan memberikan penjelasan tentang gambar kerja serta metode kerja
2. Menerapkan koordinasi dan kebutuhan sumber daya dilapangan
3. Menerpakan Persiapan pelaksanaan Pekerjaan Jalan
Drafter berkerja sama dengan Engineer di pekerjaan engineer proyek dengan spesifikasi
penanggung jawab dalam hal membuat, mengatur, melaksanakan kegiatan drawing. Adapaun uraian
tugas dan tanggung jawab Drafter adalah sebagai berikut :
a. Membuat perencanaan kegiatan operasional drawing
- Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya
b. Mengatur kegiatan operasional drawing
- Mengatur filling soft copy di komputer dan hard copy
c. Melaksanakan kegiatan operasional drawing
- Membuat gambar-gambar kerja sesuai pengarahan Engineer proyek dan schedule yang
ditetapkan.
- Memeriksa kesesuaian gambar for construction dari konsultan / owner terkait dengan
bidang kerja lainnya (MEP, sipil / arsitek, landscape, dll), untuk diterapkan dalam
pembuatan shop drawing
- Memeriksa kelengkapan dan sistim gambar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
- Menyusun dan menyiapkan dokumen As Built Drawing
- Melaksanakan peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek
- Memelihara semua gambar yang menjadi arsip di proyek
- Memelihara aset yang ada di Bagiannya dengan baik (komputer, software, hardware)
- Mengajukan usulan-usulan perbaikan
- Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek dibidangnya
yang diberikan oleh atasan langsung / lebih tinggi
ADMINISTRASI PROYEK
Tinjauan umum jabatan :
Terselenggaranya administrasi teknik proyek dengan baik.
Tanggung Jawab.
Terselenggaranya Administrasi proyek.
Terselenggaranya pengendalian mutu dan kualitas pekerjaan.
Tugas – tugas.
1. Terselenggaranya Adminsitrasi Teknik pelaksanaan proyek.
Ø Mengkoordinir dan mengarahkan kegiatan admistrasi surat menyurat dengan pihak
pemberi tugas maupun Konsultan.
Ø Mengkoordinir dan mengarahkan surat – surat permintaan pelaksanaan pekerjaan pada
Konsultan / Pemberi Tugas.
Ø Mendata tiap – tiap kemajuan pekerjaan untuk dijadikan laporan kemajuan proyek.
Ø Mempersiapkan Berita Acara kemajuan pekerjaan untuk dapat dijadikan tagihan.
Ø Mengurus keuangan proyek
Ø Mengurus amandemen kontrak beserta negosiasinya.