Anda di halaman 1dari 91

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMBUATAN BANGUNAN DAN PELATARAN GSE


BESERTA FASILITAS PENDUKUNGNYA DI SISI
SELATAN GEDUNG FIRE STATION
BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

PENDAHULUAN

Setelah mengikuti proses Aanswizjing terkait pekerjaan tersebut diatas pada tanggal 11 februari
2019, serta mempelajari berita acara Aanswizjing, maka kami mencoba membuat metoda
pelaksanaan pekerjaan, karena ini merupakan syarat teknis untuk penawaran pekerjaan. Untuk
memenuhi persyaratan Usulan Teknis dalam penawaran yang kami ajukan, yang kami susun
berdasarkan aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan yang dipersyaratkan dalam RKS Dan Gambar
Kerja. Dalam Metoda Pelaksanaan Pekerjaan ini, kami menguraikan/menjelaskan langkah-langkah
yang akan kami lakukan dalam melaksanakan atau penyelesaian pekerjaan tersebut diatas yang
meliputi tenaga kerja, material dan peralatan serta teknis pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
waktu pengerjaannya.

Pada pekerjaan ini dituntut profesionalitas tenaga lapangan atau yang akan ditempatkan
dilapangan adalah benar-benar orang yang memahami baik teori maupun pengalaman lapangan, jadi
untuk menjaga mutu dan step-step kerja diperlukan orang yang memang sudah pernah merencana,
mengawasi dan melaksanakan pekerjaan ini, jadi apabila ada kendala dilapangan tim Direksi bisa
berargumentasi antara data lapangan dengan data yang direncanakan dengan artian yang sehat
yaitu untuk kelancaran dan mutu pekerjaan ini.

Sebelum kami menjelaskan metode pelaksanaan yang akan kami pakai dalam pekerjaan ini terlebih
dahulu kami jelaskan Latar Belakang, Tujuan, Latar Belakang, Pengenalan lapangan dan lingkup
pekerjaan, yaitu:

Pemahaman Atas Kerangka Acuan Kerja (TOR)

a) Maksud, Tujuan Dan Latar Belakang Proyek

Maksud

Pembuatan metode pelaksanaan ini adalah acuan dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik biaya, mutu dan waktu. Didalam metode
pelaksanaan ini tercantum sistem kerja lapangan yang akan dipakai mulai dari awal kegiatan
hingga selesai, yang terdiri dari site management hingga quality control pekerjaan serta unsur -
unsur terkait selama pekerjaan berlangsung, sehingga apa yang menjadi target dan rencana yang
telah ditetapkan dapat terlaksana dengan baik.
Berikut kami tampilkan beberapa metode pelaksanaan sehingga dengan adanya metode ini
diharapkan akan dapat memandu berjalannya proses pekerjaan dengan baik dengan maksud :
 Pengaturan pekerjaan dilapangan lebih terkontrol
 Penggunaan sumber daya akan lebih maksimal
 Penggunaan alat kerja akan lebih efisien
 Pengaturan lalu lintas di lokasi kegiatan akan lebih teratur dan menjamin keselamatan
penerbangan.
Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah menormalisasi saluran drainase sehingga aliran air
bisa lancar terkhusus pada waktu hujan, supaya air tidak meluap ke lokasi-lokasi vital seperti
Runway, Taxiway dan Apron yang bisa membahayakan keselamatan penerbangan.

Selain perihal diatas tujuan lain dari pekerjaan ini adalah merealisasikan Peraturan Pemerintah
Nomor KP 262 Tahun 2017 tentang Standart Teknis Dan Operasional Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139.

Tujuan

Dalam pelaksanaan pekerjaan, penentuan metode pelaksanaan sangat penting, karena penentuan
metode yang tepat sesuai dengan pekerjaan dan kondisi akan menentukan kinerja pelaksanaan
pekerjaan tersebut. Metode pelaksanaan ini merupakan suatu teknis pelaksanaan yang telah
direncanakan secara cermat sebelum pekerjaan berlangsung. Metode Pelaksanaan ini diajukan
sebagai kelengkapan teknis pekerjaan dilapangan dalam memulai suatu pelaksanaan pekerjaan.

Pengenalan Lapangan Pekerjaan

Pekerjaan ini berlokasi di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado yang sebagian pekerjaan berada di
bagian air site dan sebagian lagi berada di bagian land site. Yang lebih tepatnya adalah di sisi
selatan gedung Fire Station / Sesuai denah lokasi dibawah.

Adapun pekerjaan yang berada di bagian land site adalah Pekerjaan Bangunan GSE dan Pekerjaan
Pelataran Gedung GSE sedangkan pekerjaan yang berada di bagian air side adalah pekerjaan
perkerasan jalan yang menghubungkan area pelataran GSE dengan jalan inspeksi dan pelebaran
jalan inspeksi.
Lokasi Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan

Lingkup dari pekerjaan secara detail adalah :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENYIAPAN LAHAN


1 Direksi Keet    
2 Pas Bandara    
3 Mobilisasi dan Demobilisasi
4 Pekerjaan Pengukuran
5 Pembuatan Pagar Sementara dari Seng Gelombang T = 2 M
6 Pekerjaan Galian Tanah Biasa/Pembersihan Top Soil
7 Pek. Perataan dan Pemadatan Tanah Dasar (Mekanis)
8 Pek. Pasang Geotextile Non Woven
9 Pek. Dinding Penahan Tanah (Pasangan Batu Camp. 1SP : 4PP)
10 Pek. Plesteran Camp. 1 SP ; 4 PP)
11 Pek. Tanah Timbunan dan Pemadatan (Mekanis)
12 Pemotongan Pohon

II. PEKERJAAN BANGUNAN GSE


A. Pekerjaan Tanah dan Timbunan
1 Pek. Pemasangan Bowplank
2 Galian Tanah Pondasi :
  a. Pondasi Setempat
  b. Pondasi Menerus
3 Pek. Pembuangan Tanah Galian
4 Pek. Urugan Tanah Bawah Lantai
5 Pek. Pemadatan Tanah Timbunan

B. Pekerjaan Beton dan Pasangan Batu


1 Pek. Urugan Pasir dan Pemadatan
  a. Dibawah Pondasi Setempat (T = 10 cm)
  b. Dibawan Pondasi Menerus (T = 10 cm)
  c. Dibawah Lantai (T = 10 cm)
2 Pek. Lean Concrete (Lantai Kerja) K -100
3 Pek. Pondasi Setempat (Beton Bertulang K-300)
4 Pek. Pasang Kolom Beton Bertulang K-225 Uk. 30/30 cm
5 Pek. Pasang Kolom Praktis Beton Bertulang K-225 Uk. 15/15 cm
6 Pek. Pasang Sloof Beton Bertulang K-100 Uk. 20/20 cm
7 Pek. Pasang Ringbalk Beton Bertulang K-225 Uk. 15/20 cm
8 Pek. Pasangan Batu Kosong (Aanstamping)
9 Pek. Pasangan Batu 1:4 (Pondasi Menerus)

C. Pekerjaan Pasangan Dinding dan Penutup


1 Pek. Pasangan Dinding Conblock HB 20 Camp. 1 SP : 4 SP
2 Pek. Plesteran Dinding Camp. 1:4
3 Pek. Acian Dinding
4 Pek. Dinding Keramik 20 x 20 cm
5 Pek. Plint Keramik 10 x 20 cm
           
D. Pekerjaan Penutup Lantai
1 Pek. Lantai Beton Tumbuk Camp. 1 SP : 3 PB : 5 Kr
2 Pek. Pasang Lantai Keramik 60 x 60 cm
3 Pek. Pasang Lantai Keramik 30 x 30 cm (Toilet)
E. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela, dan Penggantung
1 Pek. Pasang Kusen Alluminium (Pintu dan Jendela)
2 Pek. Pasang Daun Pintu Plywood 2 x 0,9 m
3 Pek. Pasang Pintu PVC (Toilet)
4 Pek. Pasang Daun Jendela Kaca Rangka Alluminium 0,6 x 0,9 mtr
5 Pek. Pasang Kaca Jendela Ray-Band 5 mm
6 Pek. Pasang Engsel Pintu
7 Pek. Pasang Engsel Jendela
8 Pek. Pasang Kunci Tanam 2 Slaag
9 Pek. Pasang Spring Knip
10 Pek. Pasang Kait Angin
11 Pek. Kusen Kayu Kls II
12 Pek. Pasang Ventilasi / Jalusi Kayu Kls II

F. Pekerjaan Atap dan Langit-Langit


1 Pek. Rangka Atap Pelana Baja Ringan C75
2 Pek. Penutup Atap Spandek (Atap Alumunium)
3 Pek. Pasang Nok / Bubungan Alumunium)
4 Pek. Pasang Rangka Plafond Kayu Kls II
5 Pek. Pasang Rangka Plafond Tripleks 4 mm
6 Pek. Pasang List Profil Plafond
7 Pek. Pasang Lisplank 3 x 20 cm
8 Pek. Pasang Talang PVC
9 Pek. Pipa Tegak PVC 3"
           
G. Pekerjaan Cat-Catan
1 Pek. Pengecatan Dinding (Eksterior)
2 Pek. Pengecatan Dinding (Interior)
3 Pek. Pengecatan Plafond
4 Pek. Pengecatan Kusen + Jalusi
5 Pek. Pengecatan Lisplank 3 x 20 cm

H. Pekerjaan Sanitair dan Saluran


1 Pek. Septictank Dimensi 2 x 1 x 2 mtr (2 unit)
  a. Pek. Galian Tanah
  b. Pek. Lantai Beton Tumbuk
  c. Pek. Pasangan Batu Bata 1/2 Camp. 1:3
  d. Pek. Plesteran Camp. 1 SP : 4 PP
  e. Pek. Plat Beton Bertulang Camp. 1 SP : 2 PP : 3 Kr
  f. Pek. Pasang Pipa Gip 2"
  g. Pek. Pasang Pipa PVC 4" dari WC + Akesoris
  h. Pek. Pasang Pipa PVC 3" resapan + Akesoris
  i. Pek. Lapis Ijuk Tebal 30 cm
  j. Pek. Urugan Pasir
  k. Pek. Tanah Timbunan Bekas Galian
2 Pek. Pasang Closet Jongkok Lengkas Aksesoris
3 Pek. Pasang Pipa PVC 2" dari Floor Drain + Aksesoris
4 Pek. Pasang Floordrain
5 Pek. Saluran Air (U-Ditch) Insitu :
  a. Pek. Galian Tanah
  b. Pek. Urugan Pasir
  c. Pek. U-Ditch Insitu (Beton K-300)
  d. Pek. U-Ditch Insitu (Beton K-100)
  e. Pek. Grates Grill Penutup Saluran

III. PEKERJAAN PELATARAN GROUND SUPPORT EQUIPMENT (GSE)


A. Pekerjaan Rigid Pavement K - 300 (Maintenance Area)
1 Pek. Urugan Sirtu (T = 20 cm)
2 Pek. Urugan Pasir (T = 10 cm)
3 Lean Concrete K-100 (T = 10 cm)
4 Pek. Beton Ready Mix K-300 T=15 cm
5 Pek. Tie Bar (Besi Ulir Ø 16 mm x 75 mm)
6 Pek. Cuttering dan Joint Sealent
           
B. Pekerjaan Paving Block K - 400 (Parking Area)
1 Pek. Urugan Sirtu (T = 20 cm)
2 Pek. Base Klas B (CBR = 65%), T=15 cm
3 Pek. Urugan Pasir (T=10 cm)
4 Pek. Pasang Paving Block K-400, Tebal = 8 cm
5 Pek. Kansteen Beton
6 Pek. Beton Bertulang K-225 Uk. 0,3 x 0,5 m

IV. PEKERJAAN PAGAR PARIMETER


1 Pembongkaran Pagar Eksisting Sepanjang 411 M1 :
  a. Lepas Kawat Duri
  b. Lepas Panel Wiremesh/BRC
  c. Pembongkaran Pondasi Titik Beton
           
2 Pembuatan Pagar Wire Mesh Baru Sepanjang 246 M1 :
Pengadaa
  a. Bahan :
    1 Tiang Y 2" HD Galvanis
    2 Tiang Y 2" HD Galvanis + Support
    3 Panel Wiremesh T. 190 cm x 250 cm Ø 6/4 mm HD galvanis
    4 Kawat Silet (Razor Wire) Type BTO 22 Ø 88 cm
    5 Besi Galvanized Ø 6 mm @2,55 mtr + Aksesoris Penyangga

    6 U-Clip + Skrup (Wiremesh)


           
  b. Pemasangan :
    1 Pondasi Titik (Beton Camp. 1SP : 2PP : 3Kr)
    2 Pasang Tiang Y 2" HD Galvanis
    3 Pasang Panel Wiremesh T.190 cm x 250 cm Ø 6/4 mm HD

    4 Pasang Kawat Silet (Razor Wire) Type BTO 22 + Aksesoris

V. PEKERJAAN PERKERASAN JALAN


1 Pek. Galian Tanah
2 Pek. Pemadatan Tanah Dasar (Penyiapan Badan Jalan)
3 Pek. Timbunan Material Pilihan (CBR Min. 10%)
4 Pek. Lapis Pondasi Bawah Sub Base Course Kelas B (CBR Min. 60%) T=20
cm
5 Pek. Base Course Kelas A (CBR Min. 80%), T = 15 cm
6 Pek. Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
7 Pek. Lapis Asphalt Trates Base (ATB, ms min. 1600 lbs), T=7 cm
8 Pek. Lapis Resap Perekat (Teak Coat)/m2
9 Pek. Lapis Asphalt Concrete Wearing Course (MS min. 1600 lbs) T = 5
cm
10 Pek. Bahu Jalan Aggregat Kls. S (CBR min. 50%)
11 Pek. Pengecatan Marka Access Road

VI. PEKERJAAN PENGUJIAN DAN LAIN-LAIN


1 Kegiatan Factory Inspection Check (Pagar)
2 Pek. Pelaporan dan Dokumentasi
3 Pek. Pemeriksaan Lapangan dan Laboratorium (Awal dan Akhir)
  a. Pemeriksaan Tanah Lapangan
    - CBR Lapangan
  b. Pemeriksaan Tanah Laboratorium
    - CBR Lapangan
    - Berat Jenis
    - Pemadatan Standar
    - Pemadatan Modified
  c. Pemadatan Tanah Timbunan (Subgrade)
    - CBR Standart
    - Berat Jenis
    - Pemadatan Standar
  d. Pemeriksaan Aggregat untuk Sub Base dan Base
    - Analisa Saringan
    - Berat Jenis dan Penyerapan
    - Berat Isi  
    - Kelekatan
    - Abrasi    
    - Kuat Terhadap Tumbukan (Impact)
    - Kuat Terhadap Tekanan (Crushing)
    - Aterberg Limit
    - Pemadatan Modified
    - CBR Modified
  e. Pemeriksaan Aggregat untuk Campuran Aspal dan Beton
    Aggregat Kasar
    - Analisa Saringan
    - Berat Jenis dan Penyerapan
    - Berat Isi  
    - Kelekatan
    - Abrasi    
    - Kuat Terhadap Tumbukan (Impact)
    - Kuat Terhadap Tekanan (Crushing)
    - Pelapukan (Soundness Test)
    - Pipih    
    - Lonjong  
    - Kadar Lempung
    Aggregat Halus
    - Analisa Saringan
    - Berat Jenis dan Penyerapan
    - Berat Isi  
    - Sand Equivalent
    - Kadar Lumpur
  f. Pemeriksaan Aspal Keras/AC
    - Penetrasi
    - Titik Nyala
    - Titik Lembek
    - Penurunan Berat Aspal
    - Kelarutan Aspal
    - Daktilitas
      Berat Jenis Aspal
      Viskositas
  g. Job Mix Design / Formula Beton Ready Mix
  h. Job Mix Design / Formula Aspal Beton
  i. Pengujian Mutu Beton dan Besi
    - Slump Test
    - Kuat Tekan Kubus
    - Kuat Tarik Besi
    - Kuat Tekuk Besi
  j. Core Drill    
    - Beton    
    - Aspal    

A. ELEKTRIKAL DAN ELEKTRONIKA WORK


I. PEKERJAAN PENGADAAN
1 Armature Lampu LED 50 Watt
2 Armature Lampu LED 9 Watt
3 Saklar    
4 Stop Kontak    
5 Kabel Power NYRGBY 3x2,5 mm2
6 Kabel FO Outdoor Single Mode 24 Core
7 Joint Closure 24 Core
8 Kabel NYY 4x4 mm2
9 Kabel NYY 3x2,5 mm2
10 Kabel NYFGBY 3x6 mm2
11 Kabel BC 6 mm2
12 Pipa HDPE 63 mm
13 Pipa HDPE 32 mm
14 Panel Sub Distribusi beserta Acesoriesnya
15 Panel Lampu Jalan beserta Acesoriesnya

II. PEKERJAAN PEMASANGAN


1 Pemasangan Tiang Lampu Jalan
2 Pemasangan Armature Lampu LED 50 Watt
3 Penggelaran Kabel NYY 4x4 mm2
4 Penggelaran Kabel NYY 3x2,5 mm2
5 Penggelaran Kabel NYFGBY 3x6 mm2
6 Penggelaran Kabel BC 10 mm2
7 Pemasangan Pipa HDPE 63 mm
8 Pemasangan Pipa HDPE 32 mm
9 Instalasi Panel Sub Distribusi
10 Pemasangan Panel Sub Distribusi
11 Pemasangan Panel Lampu Jalan
12 Pembuatan Pondasi Tiang Lampu Jalan
13 Pembuatan Pondasi Panel Lampu Jalan
14 Pembongkaran Tiang dan Pelepasan Kamera
15 Pemasangan Kembali Tiang Kamera
16 Instalasi dan Setting Kamera
17 Splacing FO    
18 Penyambungan Kabel Bawah Tanah
19 Penggelaran Kabel Power NYRGBY 3x2,5 mm2 dalam Tanah
20 Penggelaran Kabel FO dan HDPE dalam Tanah

Lingkup Pekerjaan secara garis besar adalah sbb :

1. Pekerjaan Persiapan Dan Penyiapan Lahan


2. Pembangunan Gedung GSE
3. Pembuatan Pelataran GSE berikut Area Parkir
4. Pekerjaan Pemasangan Pagar Parimeter
5. Pekerjaan Perkerasan jalan / akses jalan yang menghubungkan pelataran GSE dengan jalan
inspeksi
6. Pelebaran jalan inspeksi
7. Pekerjaan Pengujian dan lain – lain
8. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Elektronika

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metode pelaksanaan pekerjaan ini menjelaskan mengenai tahapan pelaksanaan pekerjaan yang
akan dilakukan, dengan menggunakan pola sesuai dengan diagram air kegiatan dengan
pengelompokan jenis pekerjaan dan urutan pelaksanaan dimana ada ketergantungan dan
keterkaitan hasil pekerjaan yang satu dengan yang lainya, yang disusun berdasarkan dokumen
lelang, gambar teknis dan spesifikasi yang dipersyaratkan dalam RKS.

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pengurusan Pas Bandara


Pengurusan PAS bandara ini meliputi PAS pekerja dan PAS untuk kendaraan yang akan
digunakan.
Pengurusan PAS ini dilaksanakan di Kantor Otoritas Bandara sesuai dengan syarat dan
regulasi yang berlaku.
2. Mobilisasi dan Demobilisasi

Kegiatan mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan
penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan kami lakukan oleh PT. Dwimaju
Pratama Jaya didalam masa mobilisasi. Adapun program mobilisasi ini meliputi :

Mobilisasi Personil

Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini memerlukan staf inti proyek yang terdiri dari :
- Project Manager
- Site Manager Sipil
- Site Manager ME
- Site Engineer
- Quality Surveyor
- Surveyor
- Pelaksana
- Laboratory Technician
- Drafter
- Ahli K-3
- Administrasi/Sekretaris

Tenaga Kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk melaksanakan paket
pekerjaan ini, terdiri dari Pekerja terlatih dan Pekerja biasa.
Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam
Struktur Organisasi Kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7
(tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi
tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin dari Rencana
Kerja/Schedule.

Mobilisasi Peralatan

Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan
pekerjaan. ( Daftar Peralatan Kerja )
Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi adalah mendatangkan dan mengeluarkan semua
peralatan, material dan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan yang menjadi kewajiban
kami. Daftar peralatan yang akan digunakan dan tenaga kerja yang akan bekerja di
pekerjaan ini akan diserahkan ke Konsultan pengawas dan Direksi Pekerjaan sebelum
pekerjaan dimulai. Semua peralatan yang dipakai sudah di rekomendasi oleh Direksi
Pekerjaan terlebih dahulu. Peralatan yang tidak memenuhi syarat dan atau tidak
mendapatkan rekomendasi dari Direksi Pekerjaan akan segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam dan Pemborong akan segera mendatangkan peralatan
pengganti yang memenuhi persyaratan, Peralatan tersebut dalam keadaan siap pakai,
berkapasitas sesuai rencana kerja. Pengoperasian peralatan tersebut tidak akan
mengganggu peralatan ground service equipment dan lalu lintas pesawat udara, yaitu dengan
memakai jalur-jalur yang telah ditetapkan Direksi Pekerjaan. Tidak akan mengoperasikan
peralatan diluar batas waktu dan jalur yang telah ditetapkan oleh Konsultan pengawas dan
Direksi Pekerjaan.
Daftar peralatan yang akan dimobilisasi adalah :
- Generator set;
- Air compressor;
- Jack hammer;
- Excavator;
- Bulldozer;
- Wheel loader;
- Dump truck 10 ton;
- Tandem roller;
- Asphalt Sprayer;
- Pneumatic tire roller;
- Asphalt Finisher;
- Concrete Vibrator;
- Dump truck;
- Pick up;
- Motor grader;
- Vibrator roller;
- Water tank;
- Concrete Cutter;
- Mesin Potong;

Demobilisasi

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah
dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebagai tempat
penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.
3. Pekerjaan Pengukuran & Pemasangan Bouwplank

Dalam periode ini, kami PT. Dwimaju Pratama Jaya akan melakukan pengukuran
berdasarkan data titik dasar dan titik tetap (Bench Mark) kerangka dasar eksisting,
selanjutnya diikuti dengan pemasangan Bench Mark, pengukuran poligon, pengukuran sipat
datar, pengukuran situasi detail dan staking out. Hasil dari Pengukuran ini akan disajikan
dalam bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasi teknis, yang
akan menghasilkan gambar kerja (shop drawings) berupa gambar situasi, potongan
memanjang dan usulan potongan melintang (profil desain). Gambar kerja tersebut akan
dimintakan persetujuannya dari Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan. Gambar kerja
yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan
dilapangan (Site Execution ).

Selanjutnya pemasangan Bouwplank dari papan dan kayu 5/7, untuk papan diketam halus
atau lurus pada sisi atasnya dan dipasang Waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya
yang siku. Pekerjaan ini dilakukan adalah untuk menentukan dimana lokasi pembangunan yang
akan dilaksanakan nantinya dan juga dalam pekerjaan ini akan ditentukan ketinggian lantai
yang akan dilaksanakan. Pemasangan Bouwplank/Pengukuran ini dilakukan bersama-sama
dengan Direksi Pekerjaan, Pelaksana Proyek, Konsultan Pengawas dan Instansi Lain yang
terkait.

4. Pembersihan Lokasi Pekerjaan

Tahap Pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah membersihkan

area pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara membersihkan tanaman, pohon

yang ada disekitar lokasi agar dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.

5. Pembuangan Lapisan Tanah Atas (Top Soil)

Pekerjaan ini meliputi pembuangan lapisan tanah humus dan akar – akar pohon yang
ketebalannya tidak boleh kurang dari 30 cm dari permukaan tanah asli. Pekerjaan ini
dilakukan pada daerah proyek dan setelah itu baru dilakukan perataan dan pemadatan
sampai mencapai titik pemadatan yang dipersyaratkan dengan melakukan uji Sand Cone.

Metode Galian Tanah :

Dalam hal pekerjaan galian akan diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
 Memilih metode penggalian dan/atau peralatan yang tepat sehubungan dengan dengan
karakteristik tanah dan volume galian serta bentuk galian yang diinginkan.
 Menyiapkan metode pekerjaan galian sebelum pekerjaan dimulai.
 Menggunakan kerangka arahan (leading frame) dengan jelas yang menunjukan garis galian,
karena galian yang berlebihan akan mempengaruhi kestabilan pondasi.
 Pekerjaan galian tanah disesuaikan dengan gambar kerja
 Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan memperhatikan level yang telah dibuat.
 Pekerjaan galian tanah dilaksanakan dengan hati-hati.
 Akan mengganti dan memperbaiki jika ada kerusakan yang timbul karena pekerjaan ini.

Uraian pelaksanaan Pekerjaan

Pembersihan lahan (land clearing).


Pembersihan lahan ini dilaksanakan untuk memisahkan pepohonan dari tanah tempat pohon
tersebut tumbuh, sehingga nantinya tidak tercampur dengan tanah subsoilnya. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini pohon – pohon yang terdapat di area proyek akan dilakukan
pemotongan berikut akarnya akan diangkat dari lokasi dimana pohon tersebut tumbuh.

Pengupasan tanah pucuk (top soil).


Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu dan ditempatkan terpisah terhadap batuan
penutup (over burden).,Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas lapisan subsoil,
yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di lapisan batuan penutup (tidak mengandung unsur
hara). / sesuai dengan gambar kerja.
Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di angkut dan dibuang pada lokasi yang telah
ditentukan oleh direksi pekerjaan / konsultan pengawas.

Pada pekerjaan ini kami akan melakukan penggalian tanah untuk pembukaan lahan dengan cara
mekanik menggunakan alat berat buldozer dan excavator serta dikolaborasi dengan
menggunakan tenaga manusia perapihan sehingga didapatkan kesesuaian model dan ukuran.

1.
P
e
m
b
e
r
si
han permukaan tanah dengan Bulldozer 2. Loading hasil streping ke Dump truck
dengan Excavator
3. Galian tanah permukaan dengan Bulldozer. 4. Loading hasil galian
dengan excavator ke dump
truck untuk dibuang ke
disposal area

Peralatan yang digunakan

Buldozer

Buldozer merupakan traktor yang dipasangkan pisau atau blade di bagian depannya.
Pisauberfungsi untuk mendorong atau memotong material yang ada di depannya. Jenis
pekerjaan yang biasanya menggunakan Buldozer adalah :

1. Mengupas top soil dan pembersihan lahan.


2. Pembukaan jalan baru.
3. Memindahkan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m.
4. Membantu mengisi material pada scraper.
5. Menyebarkan material.
6. Mengisi kembali saluran.
7. Membersihkan quarry.
Perhitungan Produksi Buldozer
Produktivitas buldozer tergantung pada ukuran blade, kemampuan traktor, dan jarak
tempuh.

a. Kapasitas Blade
Rumus dari kapasitas blade adalah :
V1 = p × h × L
p = panjang blade
h = tinggi blade
L = lebar blade, L = 2 x h

b. Waktu Siklus
Waktu angkut dan kembali buldozer dapat ditentukan dari jarak dibagi kecepatan.
Perhitungan waktu siklus ditentukan juga oleh suatu waktu yang konsisten (fixed
time,FT) yang merupakan waktu yang dibutuhkan
buldozer untuk mempercepat dan memperlambat laju kendaraan. FT pada umumnya
berkisar antara 0,10- 0,3 menit.
Waktu yang diperlukan buldozer untuk melakukan 1 siklus adalah :
CT = FT + HT + RT
CT = Cycle time
FT = Fixed time
HT + RT = Waktu mendorong
Produktivitas maksimum buldozer dapat dihitung menggunakan rumus :
Q= V x E
CT
Dimana:
Q = kapasitas produksi (m3/jam).
V = kapasitas blade (m3).
E = efisiensi kerja.
CT = cycle time (menit).

Excavator
Excavator umumnya untuk penggalian saluran, terowongan, atau
basement. Excavator digunakan pada pekerjaan penggalian di bawah permukaan serta
untuk penggalian material keras. Dengan menggunakan excavator maka akan didapatkan
hasil galian yang rata. Pemilihan kapasitas bucket excavator harus sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilakukan.
Produktivitas Excavator

Jenis material berpengaruh dalam perhitungan ekscavator.

Rumus yang dipakai untuk menghitung produktivitas ekscavator adalah :


Q =V × 6 0 x S x BFF x E
CT
Dimana:
X 60

Q = kapasitas produksi (m3/jam)


V = kapasitas blade (m3)
S = factor koreksi kedalaman penggalian
BF = faktor koreksi untuk alat gali
E = efisiensi kerja
CT = cycle time (menit)

Truk
Truk tidak hanya untuk pengangkutan tanah tetapi juga untuk material-material
lain.
Dalam pengisian baknya, truk memerlukan alat lain seperti ekscavator dan loader.
Karena truk sangat tergantung pada alat lain, u
Untuk pengisian material tanah perlu memperhatikan hal- hal berikut :

1. Ekscavator merupakan penentu utama jumlah truk.


2. Jumlah truk yang menunggu jangan lebih dari 2 unit.
3. Isi truk sampai kapasitas maksimumnya.
4. Untuk pengangkutan material beragam, material paling berat diletakkan di bagian
belakang (menghindari terjadinya kerusakan pada hidrolis).
5. Ganjal ban saat pengisian.

Produktivitas Truk
Produktivitas suatu alat tergantung dari waktu siklus.
Waktu siklus truk terdiri dari jumlah siklus ekscavator mengisi truk, waktu
siklus ekscavator, jarak angkut material, kecepatan angkut dan kecepatan kembali.

Rumus yang dipakai untuk menghitung produktivitas truk adalah :

Q =V × 6 0 x E
CT
Dimana :
Q = kapasitas produksi (m3/jam).
C = produksi per siklus
CT = cycle time (menit).
E = efisiensi

6. Pasang Papan Nama Proyek

Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan
Nama Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 120 x 80 cm, ditopang kayu kaso
(5/7) kelas 2 dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna yang
sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan
yang akan dilaksanakan, antara lain :
 Nama Kegiatan
 Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
 Sumber dana
 Jangka waktu
 Nama penyedia jasa
7. Pembuatan Pagar Pengaman

Konstruksi pagar pengaman proyek dibuat mengelilingi area kerja dengan spesifikasi
seng gelombang besar BJLS 20 dan disokong oleh tiang-tiang penyanggah yang kokoh
menggunakan kayu kelas III dengan ketinggian 2 meter / sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan dalam RKS.

8. Pembuatan Direksi Keet dan Pos Jaga

Tahap ini adalah Pembuatan Direksi Keet/Gudang. Direksi Keet/Gudang ini adalah
bangunan sementara dari kayu yang dibangun sebagai tempat penyimpanan bahan/material
yang akan digunakan, tempat rapat/koordinasi lapangan antara pelaksana, konsultan
perencana, konsultan pengawas dan instansi terkait baik rutin ataupun koordinasi yang
sifatnya mendadak dan sebagai tempat peristirahatan para pekerja.

9. Pekerjaan Perataan Dan Pemadatan Tanah Dasar (Mekanik)

Pemadatan ini adalah untuk meningkatkan berat volume tanah. Yang berfungsi  untuk
meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung pondasi
diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak
diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng timbunan.

Peralatan yang digunakan adalah :

- Buldoser
- Vibrator Roller

Teknik Pelaksanaan Pekerjaan :

Perataan tanah akan dilaksanakan dengan menggunakan peralatan Buldozer sampai


didapatkan kerataan permukaan tanah. Sedangkan untuk pemadatan  Tanah dasar dilakukan
dengan menggunakan alat vibratory roller.
Hal - hal yang akan diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan adalah:

1. Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.


2. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat yang memadai agar kepadatan yang
diinginkan dapat tercapai
3. Apabila diperlukan akan dilakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk
mencapai kadar air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi.
4. Kecepatan alat akan diperhatikan agar didapatkan kepadatan yang diinginkan.. 

10. Pemasangan Geotextile Non Woven

Pekerjaan ini dilaksanakan pada daerah pelataran

Geotextile non woven mempunyai fungsi utama yaitu sebagai pemisah atau sebagai
separator yang mencegah adanya percampuran antara lapisan material yang satu dengan
material lainnya. Sebagai contohnya pada pembangunan jalan yang dilakukan pada tanah
dengan tekstur yang lunak atau berlumpur.
Geotextile non woven berbahan dasar polimer Polyster (PET) atau Polypropylene (PP).
Adapun cara kerja geotextile jenis non woven adalah dengan mengandalkan tensil stregth,
sehingga  tidaklah dapat mereduksi  atau merubah terjadinya penurunan setempat akibat
dari tekstur tanah yang lunak.

Metode pemasangan geotextile adalah sbb :

Penggelaran Geotextile dan Penyambungan

Penggelaran
1. Dalam tahap penggelaran yang harus dilakukan adalah geotextile harus digelar di atas
tanah dalam keadaan terhampar tanpa gelombang atau kerutan. Dan pada lahan yang luas
pemasangan geotextile dapat dilalukan secara fleksibel (melintang atau memanjang).
2. Geotextile dapat dipotang terlebih dahulu di tempat yang memungkinkan. Hal ini
bertujuan untuk lokasi yang sulit untuk dilakukan pemotongan dan penyambungan.
Penyambungan Geotextile
1. Penyambungan Geotextile yang satu ke lainnya dapat di lakukan dengan cara saling
melewati (overlap) atau dengan cara di jahit (sewn).
2. Dengan metode overlap, jarak minimal yang overlapnya adalah 30cm-100cm, langkah ini
tergantung dengan kondisi subgrade dan teknik pelaksanaan
3. Penjahitan panel Goetextile dapat dilakukan di lapangan menggunakan mesin jahit
portable atau menggunakan tenaga generator.
4. Penjahitan di lapangan biasanya memerlukan tiga sampai empat pekerja. Panel yang belum
di jahit dapat disiapkan di gudang dalam berbagai macam panjang dan lebar yang di
perlukan
5. Penyebaran dan Penempatan Agregat
6. Sesudah Geotextile selesai di sambung dan rapih, langkah selanjutnya adalah menebar
dan menempatkan agregat yang sudah di pilih untuk di letakan di atas Geotextile

11. Pekerjaan Tanah Timbunan Dan Pemadatan (Mekanis)


- Penempatan agregat (sirtu) / sesuai spesifikasi teknis dilakukan dengan cara
mendorong maju tumpukan agregat, sehingga lapisan geotextile tidak tergilas langsung
oleh roda truk pengangkut agregat maupun alat berat yang kita gunakan untuk
meratakan karena dapat merusak lapisan geotextile
- Pengurugan dilakukan secara bertahap lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum
urugan sebelum dipadatkan yaitu 30 cm dan setelah dipadatkan menjadi 20 cm.
- Material agregat kemudian diratakan, dapat menggunakan alat berat, dozer, dll. Jika
lapisan agregat tipis, sebaiknya alat berat jangan berlalulalang di atasnya, khawatir
dapat merusak lapisan geotextile.
- Setelah agregat diratakan, agregat tersebut di padatkan dapat menggunakan alat
berat, mesin giling, vibrator roller,dll.

Proses penghamparan material timbunan dan pemadatan

Setelah dilakukan pemadatan akan dilakukan pengujian tanah dengan metode uji CBT
dan Sand Cone

Uji CBR
CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standard
dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama cara umum. Perkerasan jalan harus
memenuhi 2 syarat, yaitu :
1.  Secara keseluruhan perkerasan jalan harus cukup kuat untuk Memikul berat kendaraan
yang akan memakainya.   
2. permukaan jalan harus dapat menahan gaya gesekan dan keausan dari roda-roda
kendaraan, juga terhadap air dan hujan.
Bila perkerasan jalan tidak mempunyai kekuatan secukupnya secara keseluruhan, maka
jalan tersebut akan mengalami penurunan dan pergeseran, baik pada perkerasan jalan
maupun pada tanah dasar. Akibatnya jalan tersebut akan bergelombang besar dan
berlobang-lobang, sampai pada akhirnya rusak sama sekali. Sedangkan kalau perkerasan
jalan tidak mempunyai lapisan yang kuat, maka permukaan jalan mengalami kerusakan yaitu
berupa lobang-lobang kecil dan pada akhirnya akan bertambah banyak dan bertambah
besar sampai perkerasan jalan menjadi rusak secara keseluruhan. Jadi untuk menilai
kekuatan dasar atau bahan lain yang hendak dipakai untuk menentukan tebal lapisan
perkerasan dipergunakan  percobaan CBR. Nilai CBR ini digunakan untuk menilai kekuatan
yang juga dipakai sebagai dasar untuk penentuan tebal lapisan dari suatu perkerasan.
Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar airnya. Makin tinggi kadar
airnya, makin kecil kekuatan CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian, hal itu tidak
berarti bahwa sebaiknya tanah dasar di padatkan dengan kadar air rendah untuk
mendapatkan nilai CBR yang tinggi, karena kadar air tidak konstan pada nilai rendah itu.
Setelah pembuatan jalan, maka air akan dapat meresap kedalam tanah dasar sehingga
kekuatan CBR turun sampai kadar air mencapai nilai yang constant. Kadar air yang
constant inilah yang disebut kadar air keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi
kering dapat ditentukan dari hasil percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan
dan CBR.Gambar 6.6 alat uji CBR menggunakan Field cbr test set (cbr lapangan)

Gambar Uji CBR menggunakan alat Field CBR Test


 Uji Sand Cone
Sand cone test adalah pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan menggunakan
pasir Ottawa sebagai parameter kepadatan yang mempunyai sifat
kering,bersih,keras,tidak memiliki bahan pengikat sehingga dapat mengalir
bebas. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dari suatu tanah di lapangan
dengan berat isi kering laboratorium. Gambar proses tes kepadatan lapangan
menggunakan alat sand sone. Dari proses uji CBR dan Sand Cone apabila di dapat data
tidak sesuai spesifikasi maka akan di lakukan perbaikan lapis agregat pondasi atau
pemadatan ulang.
Dibawah ini urutan gambar proses pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A dan agregat
kelas B sampai terakhir pengujian CBR dan sand cone. semoga bermanfaat bagi teman-
teman semua.

Gambar Uji Sand Cone

12. Pekerjaan Dinding Penahan Tanah

Yang dimaksud pekerjaan ini adalah pasangan batu camp 1 : 4 mengelilingi area proyek
dengan tujuan untuk dinding penahan tanah.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Galian Tanah
a) Pekerjaan galian tanah yang dimaksudkan adalah galian pekerjaan tanah untuk pondasi
batu kali
b) Pekerjaan galian tanah akan memperhatikan level pondasi.
c) Pekerjaan galian tanah akan dilaksanakan dengan hati – hati mengingat adanya instalasi
kabel tanah disekitar lokasi kerja.
d) Jika ada kerusakan fasilitas bandara yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini,
maka kami akan mengganti dan memperbaikinya sampai beroperasi seperti semula.
Tindakan sebelum melakukan galian tanah :
Dalam hal pekerjaan galian, akan kami perhatikan adalah hal – hal sebagai berikut :
 Memilih metode penggalian dan/atau peralatan yang tepat sehubungan dengan dengan
karakteristik tanah dan volume galian serta bentuk galian yang diinginkan.
 Menyiapkan metode pekerjaan galian sebelum pekerjaan dimulai.
 Menggunakan kerangka arahan (leading frame) dengan jelas yang menunjukan garis galian,
karena galian yang berlebihan akan mempengaruhi kestabilan pondasi.
 Pekerjaan galian tanah dilakukan untuk pemasangan lantai saluran, dinding saluran dan
perataan berm/bahu di sisi kiri dan kanan saluran.
 Pekerjaan galian tanah disesuaikan dengan gambar kerja
 Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan memperhatikan level lantai saluran
 Pekerjaan galian tanah dilaksanakan dengan hati-hati
 Akan mengganti dan memperbaiki jika ada kerusakan yang timbul karena pekerjaan ini.

Metode pelaksanaan :
Untuk pekerjaan galian Tanah kami lakukan dengan alat berat disini kami lakukan dengan
memakai excavator yaitu menggali kedudukan pasangan batu kali dan saluran tanah atau
saluran terbuka. Setelah pemasangan bouplank sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan
dalam gambar kerja, pemasangan bouplank ini beriring dengan pekerjaan galian tanah yang
mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian
sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal. Selama pelaksanaan
pekerjaan galian Biasa, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan,
struktur atau mesin di sekitarnya, akan dipertahan-kan sepanjang waktu, penyokong (shoring)
dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian
mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya,
yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian
tersebut.
Untuk tanah bekas galian akan dikumpulkan pada suatu tempat yang aman untuk nantinya
dipakai sebagai urugan dan sisanya akan dibuang atau diratakan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan.

Urugan Pasir

Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban, sehingga
beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah pengurugan
yang ditempatkan di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan pengurugan bawah
lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebelum pemasangan keramik lantai. Ketebalan
urugan pasir yang dipadatkan 5 - 10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan perhitungan
urugan pasir adalah m3.

Pekerjaan pasangan batu kali :

Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pekerjaan pasangan batu kali pada kaki pondasi,
dinding saluran dan bahu saluran.

Adapun metode pelaksanaan pekerjaan adalah sbb :


1. Bahan yang dipakai adalah batu kali dengan ukuran sesuai dimensi yang ada dipasaran.
Sebelum dipasang batu akan dicacatkan terlebih dahulu agar urat-urat batu kali tersebut
terputus dan tidak berkembang setelah terpasang.
2. Pemasangan diatur sedemikian rupa dan penempatan batu kali lebih besar dipasang pada
bagian bawah.
3. Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan dengan campuran 1pc : 4psr dengan ukuran
ketebalan adalah kaki pondasi dengan dimensi ketebalan sesuai dengan gambar kerja.
4. Pemasangan dilaksanakan serapi mungkin, lurus sesuai denah/lokasi, kemiringan sesuai
dengan gambar dan pada setiap pemasangan batu kali diisi spesi sehingga tidak menjadi
retak dan dinding kuat.
5. Pemasangan dinding batu kali kuat, rapat dan tidak ada celah sedikitpun sehingga tidak
ada air yang merembes keluar ke permukaan dinding.
6. Untuk pengadukan campuran menggunakan mesin pencampur / molen sehingga campuran
merata.
7. Untuk lokasi yang tergenang air dilakukan pengeringan terlebih dahulu sebelum
pemasangan batu kali maupun pengecoran.
8. Pertemuan antara dinding saluran dan lantai saluran dilakukan secara rapi dan nat-natnya
diisi spesi.

Pekerjaan Plesteran Camp


1 : 4

Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah plesteran pada pasangan batu kali dengan ketebalan
1.5 cm.

Metode pekerjaan adalah sbb :


 Menyiapkan spesi dengan campuran 1 semen : 4 pasir, spesi diaduk dengan molen untuk
mendapatkan hasil yang homogen.
 Pasir dimasukkan ke dalam molen terlebih dahulu kemudian semen dengan perbandingan
tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah dirasa sudah
tercampur baru diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi molen
masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang/campuran semen, pasir dan air merata,
adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.
 Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang sudah siap
ditempat.
 Sebelum spesi dipasang terlebih dahulu semua bidang permukaan dibasahi menggunakan
air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.
 Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.

II. PEKERJAAN GEDUNG GSE

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

A. Pekerjaan Tanah Dan Timbunan

1. Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench
Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini
dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi acuan ditandai dengan
menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan panjang ± 1m yang
ditancapkan kedalam tanah.

2. Pekerjaan Pemasangan Bouplank


Pekerjaan ini akan dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran dilakukan.
Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek,
Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan.

Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi
5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan
bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan bowplank harus di waterpass
(horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan
digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat
merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan
papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan
dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam tanah.
Gambar Contoh pelaksanaan
Pekerjaan Bouplank

3. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi


a. Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan, hal
yang dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah pondasi
diperlukan pondasi setempat dan pondasi stempat dan pondasi menerus.
b. Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas maupun direksi pekerjaan. Bidang horizontal
galian tanah harus mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini
berfungi untuk memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman
galian harus sesuai dengan gambar rencana.

Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu:


- Penggalian tanah untuk pondasi setempat dan menerus dilakukan secara hati-hati
serta sesuai ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
- Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis
tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan
perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat
meletakkan pondasi.
- Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2 bila tanah dasar masih jelek,
dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus
diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung
lebih dari 0.5 kg/cm2.
- Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi
agar tukang lebih leluasa bekerjanya Semua galian tanah harus ditempatkan diluar
dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

4. Pembuangan Tanah Bekas Galian


Tanah hasil galian dibuang / ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh konsultan
pengawas pengawas maupun direksi pekerjaan, karena tanah tersebut akan dipakai
kembali.

B. Pekerjaan Beton Dan Pasangan Batu

1. Pekerjaan Urugan Pasir Dan Pemadatan

Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan
dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan
permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga
mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis
yang ada yaitu 10 cm untuk pondasi setempat, pondasi menerus dan dibawah lantai kerja.

2. Pekerjaan Pengecoran Lean Concrete / Lantai Kerja K - 100


Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir kemudian dilakukan pengukuran elevasi dan
batas pengecoran dengan memasang patok yang diberi tanda batas pengecoran dan
selanjutnya dibuat lantai kerja dengan campuran beton 1Pc:2Ps:3Kr. Sebelum campuran
beton diletakkan, dasar tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar
10 cm, setelah lantai kerja mengeras kurang lebih 7 hari dan rutin diberikan perawatan
barulah diatasnya diletakkan pondasi Plat Setempat.

3. Pondasi Plat Setempat


a) Perakitan tulangan
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan
pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan :
- Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran pondasi setempat. Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi
setempat, dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat dan sesuai dengan gambar kerja.
- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat
agar kokoh dan tulangan tidak terlepas Untuk penggambaran perakitan penulangan
dapat dilihat pada lampiran
-
b) Pemasangan Bekisting

Pekerjaan Bekisting Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara
yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.

Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

- Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk


penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok
(sendok spesi).
- Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan
tertentu.
- Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
- Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
- Papan cetakan tidak boleh bocor Papan-papan disambung dengan klem / penguat /
penjepit Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak
terjadi retak.

c) Pemasangan Tulangan

Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan
dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan
kedalaman bekisting ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan :


Besi tulangan dimasukkan ke dalam bekisting. Sebelum besi tulangan diletakkan di dalam
bekisting, diatas lantai kerja diberikan beton tahu kira-kira berukuran 2x2x2 cm dengan
mutu beton yang sama. Beton tahu ini berfungsi agar kedudukan tulangan pas berada di
tengah dan memberikan ruang untuk selimut beton yang cukup.
Jika tulangan dan bekisting telah dipasang maka campuran beton dapat dituang.
Ketinggian curahan akan diperhatikan agar seluruh rongga dapat tertutupi oleh material.
Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton harus sesuai dengan job mix
designyang ada.
Bebas dari material organik, debu dan telah mendapat persetujuan dari pengawas.

d) Pekerjaan Pengecoran

Bahan Pondasi Plat Setempat terbuat dengan mutu beton K-300.


Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku
(SNI03 – 2847 Tahun 2002) dengan jenis beton yang akan dilaksanakan sesuai dengan
Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
- Pengujian beton
Persyaratan uji :
 Trial Test dan Mix Design, Merupakan uji awal sebelum pengecoran dilaksanakan,
untuk mengetahui takaran sesuai dengan mutu beton yang disyaratkan dan dipakai
sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk
pelaksanaan beton struktur.
 Actual Random Test, Merupakan uji acak selama pelaksanaan pengecoran
berlangsung untuk mengetahui mutu beton pada bagian struktur tertentu.
 Slump Cone Test, Merupakan uji acak untuk mengetahui mutu adukan beton dalam
hal ini jumlah volume airnya, untuk menjaga konsistensi perbandingan air, semen
sehingga didapat mutu beton seperti yang disyaratkan.
 Tes Tekan Beton, Pada saat pelaksanaan pengecoran pondasi, balok, plat dan kolom
akan dibuatkan silinder dengan ukuran dan jumlah disesuaikan dengan ketentuan
yang dimuat dalam (SNI03 – 2847 Tahun 2002), dan dilakukan pengetesan di
Laboratorium konstruksi beton.
- Pelaksanaan Pekerjaan Beton :
 Pekerjaan pengecoran akan dilaksanakan sekaligus dan dihindarkan penghentian
pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman.
 Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan akan dipadatkan
dengan concrete vibrator.
 Selama waktu pengerasan, beton akan dihindarkan dari pengeringan yang terlalu
cepat dengan menggenangi air diatas permukaan terus menerus selama paling tidak
10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat lantai, sedangkan untuk kolom struktur
akan dilindungi dengan membungkus dengan karung goni yang dibasahi.
 Pembongkaran bekesting tidak akan dilakukan sebelum waktu pengerasan dipenuhi
dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang
sudah mengeras
4. Pemasangan Pondasi Menerus

Pondasi menerus bangunan yang digunakan adalah pondasi batu kali / batu gunung yang
memenuhi persyaratan teknis atau sesuai keadaan dilapangan .
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan adalah :
- Menebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah setebal 10 cm (sesuai RKS).
- Memasang terlebih dahulu Batu Kali tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas pasir
urug.
- Pasanglah pondasi Batu Kali Belah dengan adukan semen campuran 1 : 4 (Semen dan
Pasir), besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Rencana.
- Celah–celah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok kepadatannya.
- Pasangan pondasi batu kali tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat spesi
diantaranya hinga rapat.
- Pada pasangan batu kali sudah disiapkan anker besi untuk kolom praktis, kedalaman
anker 30 cm dicor dan panjang besi yang muncul diatasnya minimal 75 cm.
- Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan
pengecekan kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata (water pas)

Gambar pondasi menerus batu kali


5. Pekerjaan Cor Sloof
Pengecoran sloof dilakukan setelah pondasi menerus selesai dilakukan. Pada dasarnya
pelaksanaan balok sloof sama dengan pelaksanaan Pondasi Plat Setempat. Bekisting dan
tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah
campuran beton dituangkan, campuran beton yang digunakan yaitu mutu beton K-100 dengan
ukuran 20 cm x 20 cm. Campuran
beton tersebut terlebih dahulu telah
dilakukan job mix design dan nilai
slump tesnya sesuai dengan spesifikasi
teknis. Dalam pelaksanaan
pekerjaan ini perlu adanya
persetujuan dari konsultan
pengawas pengawas.
6. Pekerjaan Kolom Beton Bertulang

Spesifikasi :
Dimensi 30 cm X 30 cm
Mutu Beton K 225

Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :


Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besi yang digunakan
yaitu besi mutu SNI, untuk tulangan utama dan sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk
sesuai dengan shop drawing.
Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu balok
4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.
Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol kualitas pertama
yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi
dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang
penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang
digunakan,posisi penempatan water stop.Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat
pengecoran. Pada saatberlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck
diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.
Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk
selanjutnya dibuat berita acara
pengesahan kontrol kualitas.
Kegiatan pengecoran.Pengecoran
dilakukan secara langsung dan
menyeluruh
Kegiatan Curing (perawatan) Curing
(perawatan) dilakukan sehari (24 jam)
setelah pengecoran selesaidilakukan
dengan dibasahi air dan
dijaga/dikontrol untuk tetap
dalamkeadaan basah

7. Pekerjaan Kolom Praktis Beton Bertulang


Pada dasarnya pelaksanaan pekerjaan kolom praktis sama dengan pelaksanaan pekerjaan
kolom beton bertulang. Yang membedakan adalah dimensi dari kolom itu sendiri.
Untuk dimensi dari kolom praktis adalah 15 cm x 15 cm dengan mutu beton K 225
Pemasangan tulangan kolom praktis dilakukan bersamaan dengan pemasangan slof, sedangkan
untuk pengecorannya mengikuti pemasangan dari pasangan dinding conblock.

8. Pekerjaan Pasang Ringbalk Beton Bertulang


Ring balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas dinding,
yang berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding dan juga untuk meratakan beban dari
struktur yang berada diatasnya, seperti beban yang diterima oleh kuda-kuda.
Pemasangan ring balk maksimum 4 meter dari sloof / sesuai gambar kerja dan dimensi ring
balk yang digunakan adalah lebar
15 cm tinggi 20 cm dengan
tulangan pokok sesuai gambar
kerja.

Pekerjaan Pemasangan Dinding Dan Penutup

1. Pekerjaan Pasangan Dinding Conblock HB 20 Camp

Mutu campuran 1 : 4

Metode Kerja Pasangan Dinding Conblock


- Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
- Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu
karet, waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
- Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
mendapat permukaan yang rata.
- Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
- Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding
(marking).
- Pasang Profil dengan memakai hollow besi.

- Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom
praktis sesuai approval.
Dengan ketentuan :
 Tidak boleh pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.

 Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di


cek. 
- Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
- Bersihkan bata ringan dari kotoran  dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja
dengan baik.
- Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan /
ember plastik 
- Aduk campuran adukan hingga rata dan
homogen dengan menggunakan hand mixer.

- Bila p ermukaan lantai yang akan dipasang


bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan
mortar terlebih dahulu pada bagian paling
dasar agar didapatkan permukaan
yang rata. (Leveling) 

- Lakukan pemasangan bata ringan  secara manual sebagaimana


umumnya dengan tebal speci yang dianjurkan ±3mm dengan roskam
gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan atas join slab
menggunakan MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air
dan diaduk menggunakan Hand mixer), seperti gambar
terlampir.
- Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah
disetujui.
- Campuran beton untuk kolom praktis menggunakan beton K 225
- Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian
±1meter. 
- Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut digunakan hollow
alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat
control kerataan. 

- Setelah pekerjaan pasangan bata ringan


selesai dan dipastikan telah mengering
dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran.

2. Pekerjaan Plesteran Dinding Camp 1 : 4

Plesteran diterapkan pada dinding bangunan yang bertujuan untuk menutup permukaan dinding
pasangan sehingga tampilan permukaannya menjadi rata dan rapi.

Sebelum melakukan plesteran akan dilakukan pemasangan pipa instalasi listrik berikut
pemasangan close untuk tempat saklar dan stop kontak.

Setelah pemasangan pemipaan untuk instalasi listrik selesai barulah dilakukan plesteran
dinding.

Tahapan pelaksanaan pekerjaan

Alat dan Bahan :

 Semen
 Pasir
 Air
 Triplek
 Kawat kecil (opsional)
 Benang
 Roskam
 Jidar
 Meteran
 Ember
 Cetok
 Kertas bekas sak semen
 Andang / Tangga / Scafolding
 Metode pelaksanaan pekerjaan plesteran?
Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan plesteran :

- Pekerjaan plesteran dimulai dengan jalan membuat kepalaan plesteran pada


sisi vertikal.

Kepalaan dibuat dengan cara memasang paku pada sisi atas dinding, memasang lot pada paku
tersebut, kemudian memasang paku di bawahnya dengan jarak 1 atau 2 m sesuai panjang
jidar/sipatan. Lakukan pemlesteran pada vertikal, lebar 10 cm, ratakan dengan jidar.
Kepalaan dibuat setiap jarak 1 m sepanjang dinding yang akan diplester. Diamkan kepalaan
plesteran paling tidak 1 hari supaya kering.

- Buatlah
adukan

plesteran dari campuran pasir, semen, dan air dengan perbandingan sesuai
spesifikasi bangunan yang ingin dibuat.

Jangan lupa perhatikan pula contoh adukan yang disarankan pada kemasan sak semen.
Penggunaan komposisi bahan bangunan yang tepat akan menghasilkan adukan plester yang
memiliki kualitas tinggi.
- Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata dinding disiram atau
dibasahi dengan air.

Air yang digunakan untuk membasahi dinding dan mencampur adukan plesteran tidak boleh
mengandung zat kimia seperti asam dan garam.

- Selanjutnya adukan plesteran dapat dikamprotkan secara merata.

Proses pengamprotan dari bawah ke atas di antara ke dua kepalaan plesteran ,setelah itu
ratakan dengan menggunakan kasut dan jidar aluminium hingga rata dan halus. Untuk jidar
yang digunakan harus lebih panjang dari jarak kepalaan plesteran, rata dan lurus. Biarkan
plesteran mengeras 3-4 hari.

 
- Lakukan curing atau perawatan plesteran dengan cara dibasahi minimal 1 kali per
hari selama 3 hari.
- Setelah plesteran kering/keras dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan acian.

Pekerjaan Atap Dan Langit - Langit


1. Pekerjaan Rangka Atap Aaja Ringan
- Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau
ringbalk) harus dilaksanakan secarabenar dan cermat, agar rangka atap baja ringan
terpasang sesuai dengan persyaratannya.
- Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah:
- Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada kedua
tumpuannya.
- Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
- Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
- Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
- Tidak ada kerusakan lapisan pelindung. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk)
akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan.
- Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
 Dipasang langsung di atas ringbalk.
 Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.

Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena
tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika
ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang
tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang.
Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan
perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.
Pemasangan konstruksi rangka atap baja ringan

Tumpuan dengan Wall-plate dan Langsung ringbalk

Contoh sistem tumpuan Wall-Plate Kuda-kuda ditumpukan pada boxed C75.100 , diikat dengan
grip segitiga

Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut:

Langkah 1

 Persiapan kerja :
- Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak diperkenankan
menggunakan gambar draft sebagai panduan.
- Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk
- tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian keselamatan
kerja).
- Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan
hexagonal socket,
- meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan
sebagainya.

 Langkah 2:
Leveling dan marking
- Memastikan seluruh permukaan atas ring balok
dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass)
dan penyiku sebagai alat bantu
- Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah
mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith)
dengan kolom yang ada di bawahnya.
- Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda
(truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
- Mengukur jarak antar kuda-kuda

Langkah 3:
Pengangkatan dan pemasangan
kuda-kuda

- Mengangkat kuda-kuda secara


hati-hati, agar tidak meng
akibatkan kerusakan pada
rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
- Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-kuda
dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat
dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di
sebelah kanannya adalah sisi kanan.
- Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok menggunakan benang
dan lot (unting-unting)
- Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw 12 –
14 x 20 HEX.
- Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok
penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
- Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan
posisinya dalam gambar kerja.
- Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
- Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok
memiliki ketinggian yang sama (datar)
- Memasang balok nok.
- Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing dipasang di
atas top-chord dan di bawah reng.
- Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan
rafter
- Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan.
Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2
(dua) buah
- Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu ringbalk).
Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal
120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan
dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
- Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120 cm.
Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
- Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat
memakai 2 (dua) buah dynabolt.
- Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan,
sambungan memanjang ceilling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan
harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling
battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya
- Pemasangan ceiling battens
Sambungan ceilling battens atau top span
overlap sepanjang 40 cm dengan
perkuatan 4 buah screw

2. Pemasangan Penutup Atap Spandex


Metode pemasangan atap baja Spandek
Di bawah ini adalah panduan cara
pemasangan atap baja Spandek.
Pengikat untuk mendukung lembaran spandek
SPANDEK® adalah lembaran yang dipasang pada pendukung kayu atau baja. Ini berarti bahwa
sekrup pengikat melewati lembaran. Anda dapat menempatkan sekrup untuk SPANDEK®
melalui bagian puncak atau lembah pada profil baja spandek ini:

 Untuk memaksimalkan kedap air pada atap, selalu pasang sekrup di bagian puncak profil spandek.
 Untuk dinding, Anda bisa menggunakan lambang atau pemasangan lembah Selalu kencangkan sekrup
yang tegak lurus dengan lembaran, dan di tengah kerut atau tulang rusuk.
 Jangan letakkan pengencang kurang dari 25 mm dari ujung lembaran.

Cara pasang atap Spandek

Lipatan samping
Tepi SPANDEK® dengan alur anti-kapiler selalu berada di bawah (lihat gambar di halaman ini dan
sisi-putaran). Akan tetapi, biasanya dianggap sebagai praktik yang baik untuk menggunakan
pengencang di sepanjang sisi- pangkuan,
ketika kelongsong didukung seperti yang
ditunjukkan dalam Penempatan Dukungan
Maksimum, pengencang sisi- pangkuan
biasanya tidak diperlukan untuk kekuatan.

Teknis pengencang atap spandek

Keterangan gambar: † Pengencang per lembar per


dukungan. Praktik yang paling umum adalah: 3
pengencang untuk bentang internal dan 4
pengencang untuk penyangga akhir.

Lipatan akhir Spandek


Lipatan akhir Spandek biasanya tidak diperlukan karena panjang lembaran panjang yang tersedia.
Jika putaran-akhir akan digunakan, carilah panduan dari Manual Instalasi sehubungan dengan
urutan pemasangan, panjang putaran-akhir, perawatan akhir, pengikatan, penyegelan dan perincian
lainnya.

Lembaran akhir spandek


Overhang lembar dari dukungan atas dan bawah tidak boleh melebihi rekomendasi kami. Biasanya
memungkinkan lembaran atap untuk menjorok ke selokan dengan panjang yang sesuai. Untuk
aplikasi atap, ujung atas dan bawah lembaran mungkin memerlukan perawatan khusus seperti
turn-up atau turn-down atau perawatan khusus lainnya tergantung pada kemiringan atap.
Orientasi dan penempatan
Pertimbangkan ujung bangunan mana yang terbaik untuk memulai. Jauh lebih mudah dan aman
untuk membalik lembaran di permukaan tanah daripada saat berada di atap.

Tempatkan lembaran yang dibundel di atas atau di dekat penyangga rangka struktural yang kokoh,
bukan di bagian tengah bagian atap.

Berjalan di atap
Selalu berjalan di atas atau di dekat kasau. Secara umum, jaga agar berat badan terdistribusi
secara merata di atas kedua telapak kaki untuk menghindari berkonsentrasi pada tumit atau jari
kaki. Selalu gunakan sepatu bersol lembut yang halus; hindari sol berusuk yang mengambil dan
memegang batu-batu kecil, swarf, dan benda-benda lainnya.

Keselamatan, penyimpanan, dan penanganan


Keselamatan Penanganan – Produk atap baja Spandek mungkin tajam dan berat. Direkomendasikan
bahwa sarung tangan tahan-potong yang berat dan teknik penanganan manual yang sesuai atau
rencana pengangkatan digunakan saat menangani material.

Jaga produk tetap kering dan bersih dari tanah. Jika produk yang ditumpuk atau dibundel
menjadi basah, pisahkan, bersihkan dengan kain bersih hingga benar-benar kering.

Pemeliharaan
Umur produk atap baja Spandek optimal akan tercapai jika semua permukaan eksternal dicuci
secara teratur. Area yang tidak dibersihkan oleh curah hujan alami (seperti bagian atas dinding
yang terlindung oleh atap) harus dicuci sesuai dengan pedoman pemeliharaan.

Kompatibilitas logam & kayu


Timbal, tembaga, baja polos dan hijau atau kayu yang diolah secara kimia tidak kompatibel dengan
produk ini; jadi jangan biarkan kontak produk dengan bahan-bahan itu, atau pembuangan air hujan
dari mereka ke produk. Jika ada keraguan tentang kompatibilitas produk yang digunakan, mintalah
saran dari ahli.

Pemotongan
Untuk memotong logam tipis di lokasi, kami merekomendasikan gergaji bundar dengan mata pisau
pemotong logam karena menghasilkan lebih sedikit partikel logam panas yang merusak dan
membuat duri yang dihasilkan lebih sedikit daripada cakram karborundum. Potong bahan di atas
tanah dan bukan di atas bahan lainnya.

Sapu semua selendang logam dan puing-puing lainnya dari area atap dan selokan pada akhir setiap
hari dan pada saat penyelesaian pemasangan. Kegagalan untuk melakukannya dapat menyebabkan
pewarnaan permukaan ketika partikel logam berkarat.
Tangani bahan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan: jangan seret bahan ke permukaan
yang kasar atau satu sama lain; jangan menyeret alat ke atas materi; melindungi dari swarf.

Sambungan tertutup
Untuk sambungan yang disegel, gunakan sekrup atau paku keling dan sealant silikon pengawet
netral bermerek yang cocok untuk digunakan dengan baja galvanis atau ZINCALUME®.

3. Pemasangan Nok / Bubungan Alumunium


Nok berfungsi menyatukan antara dua sisi bilah atap bagian atas Bangunan
Teori pemasangan nok dijelaskan dalam gambar dibawah
Pemasangan List Plank

Ada 2 Cara Teknis Kerja Pemasangan Lisplank, yaitu:


1.  Pemasangan Lisplank secara Vertikal (tegak lurus)
Sistem pemasangan menyerupai ini banyak diterapkan pada pekerjaan Perumahan alasannya yaitu
teknis kerjanya yang simpel dan mudah, yaitu dengan Penyekrupan Lisplank secara eksklusif pada
Reng Baja Ringan. Disamping itu juga lebih murah dan irit dari segi biaya.

(Pemasangan Lisplank secara Vertikal)

Cuma kelemahan cara menyerupai ini yaitu Lisplank cenderung tidak terkunci dengan kokoh pada
Rangka Baja Ringan, alasannya yaitu hanya mengandalkan 1 buah (1 baris) Sekrup Lisplang pada
setiap profil melintangnya, sanggup dilihat pada Gambar disamping. 

2.  Pemasangan Lisplank secara Diagonal (tegak Lurus terhadap Rangka Atap)
Sistem Pemasangan menyerupai ini juga banyak diterapkan pada pembangunan Rumah, walaupun
caranya yang lebih rumit, dan memerlukan biaya relatif lebih besar.
(Pemasangan Lisplank Tegak Lurus terhadap Canal)

Karena Lisplank didudukan pada Profil C Baja Ringan yang sebelumnya mesti dipasang terlebih
dahulu, sehingga memerlukan Profil C Baja Ringan yang lebih banyak.
Namun cara ini lebih baik dari segi kekuatan, alasannya yaitu Lisplank tersebut sanggup disekrup
2 buah (2 baris) pada setiap profil melintangnya, sanggup dilihat pada Gambar diatas.

Lisplank GRC ini dipasang memanjang sesuai dengan kebutuhan Atap dan sesuai dengan Gambar
Kerja yang ada. Hal yang perlu diperhatikan yaitu Jarak antara Sekrup yang dipasang pada
Lisplank sebaiknya tidak terlalu jauh. Jarak ini sanggup bervariasi, sanggup dibentuk antara 20cm
s/d 40cm (sepanjang profil menjang Lisplank GRC tersebut), semoga terkunci dengan baik dan
kuat.

Setelah pemasangan Lisplank selesai, lakukan pendempulan pada setiap Sekrup Lisplank dan
Sambungan antar Papan Lisplank, semoga tampak rapi sebelum melaksanakan pengecatan.
Gunakan dempul yang berkualitas baik dan tahap terhadap Cuaca (hujan dan panas).

Pemasangan Talang PVC Dan Pipa Tegak PVC


Cara Memasang Talang Air Rumah Yang Benar :
1. Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah siapkan talang airnya.
2. Kemudian silahkan anda cek lisplang serta plafon yang ada pada bagian luar, anda cek
apakah rusak atau tidak. Bila ada masalah sebaiknya anda ganti dengan yang baru.
3. Selanjutny yang harus anda lakukan adalah membuat rancangan serta tata letak talang
dengan menggunakan kapur agar lebih mudah dalam penentuannya.
4. Tak lupa juga anda tentukan titik ujung ataupun lokasi pipa vertikalnya, hal ini dilakukan
supaya mempermudah untuk proses penataan serta pemasangan pada talang airnya.
5. Setelah itu anda tinggal menentukan titik ujung dari instalasi talang dengan menggunakan
kemiringa sampai ke bawah.
6. Dalam penentuan kemiringan tersebut dapat mempermudah anda untuk menentukan
pemasangan talang yang akan anda mulai dari mana.
7. Berikutnya silahkan anda buat terlebih dahulu titik tertinggi dan juga titik terendahnua
dengan menggunakan kapur.
8. Bila semuanya telah siap, anda tinggal ukur talang air yang ingin anda pasang berapa meter.
9. Lalu silahkan anda potong talang air sesuai dengan ukuran yang tadi sudah ditentukan,
dalam proses pemotongan sebaiknya anda harus sesuai dengan ukuran hal ini untuk
menghindari adanya kekecilan ataupun kebesaran.
10. Selanjutnya silahkan anda pasang penggantung talangnya dalam setiap usuk yang ada.
11. Kemudian tandai lokasi untuk bukaan pada talang, hal ini berguna untuk dapat menyambung
ke pipa vertikalnya.
12. Silahkan anda juga pasang penyambung pipa vertikal serta tutup talang dengan memakai
sealant silikon dan juga sekrup logam dengan ukuran pendek.
13. Berikutnya silahkan anda pasang talang lalu lapisi talang dengan memakai potongan
alumunium tipis pada bagian bawah setiap sudut talang. Dan silahkan anda keling potongan
alumunium tersebut pada tempatnya masing- masing.
14. Selanjutnya anda pasang pipa vertikal dalam talang dengan menggunakan pipa penyambung (
shock pipa ).
15. Kemudian anda rekatkan kelim sambungan talang dengan sealant dan biarkan sampai kering
kurang lebih selama semalaman.
16. Dan selesai.

Inspeksi Akhir

Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses pemotongan
baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja ringan, seperti: pengikatan
dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.
Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran
korosi sangat besar
Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran maupun
logam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur baja ringan.

Pekerjaan Acian Dinding

- Poin pertama acian dinding yang harus Anda perhatikan adalah plesteran pada dinding rumah
yang akan Anda aci. Aplikasi acian sangat tergantung dari kualitas plesteran. Kualitas
plesteran yang baik akan menghasilkan acian dinding tembok rumah yang baik pula.
- Plesteran harus rata dan halus sehingga akan menghemat bahan acian dinding. Jika pasir
yang digunakan untuk plesteran mengandung lumpur terlalu tinggi, maka akan terjadi
penyusutan sehingga plesteran akan retak yang berakibat retak dinding tembok rumah.
- Untuk itu sebelum dilakukan acian, plesteran harus kering dan tidak terjadi lagi penyusutan.
Seharusnya acian dinding dilakukan pada plesteran berumur 2-3 minggu untuk dinding dalam
sedangkan untuk dinding luar bisa lebih cepat (2 minggu). Apabila acian terlalu cepat
dilakukan maka dapat menimbulkan retak pada acian.
- Jika dinding bata sangat basah pada saat dilakukan plesteran, maka air akan terperangkap
sehingga diperlukan waktu lama untuk mengeluarkan air tersebut. Sebaliknya permukaan
plesteran yang kering juga berpengaruh buruk terhadap hasil acian.
- Sebelum melakukan acian, basahi dulu permukaan plesteran dengan air. Hal tersebut penting
untuk menghindari agar acian atau white mortar tidak terlalu cepat kering. Semen pada
white mortar sangat membutuhkan air untuk proses hidrasi. Jika acian terlalu cepat kering
maka hasil acian akan lunak dan permukaan acian akan berdebu.
- Apabila waktu yang dibutuhkan dari selesai penghamparan acian sampai acian dapat dipoles
sekitar 20-30 menit, maka kelembapan plesteran cukup. Tetapi apabila kurang dari 20 menit
berarti plesteran terlalu kering, dan apabila lebih dari 30 menit berarti plesteran terlalu
lembab.
- Tebal acian juga mempengaruhi kulitas hasilnya. Tebal acian seharusnya adalah 1-3 mm. Jika
kurang dari 1 mm akan mengering terlalu cepat. Apabila lapisan pertama kurang dari 1 mm
maka sebelum lapis pertama tersebut kering harus dilakukan lapis berikutnya sampai minimal 1
mm.

Pelaksanaan Pekerjaan Lantai

1). Pekerjaan Lantai Beton Tumbuk

Spesifikasi beton adalah 1 sp : 3pb : 5 kr


Berikut cara pemasangan lantai beton :
1. Lantai dipasang di atas urugan pasir, dengan tebal urugan sekitar 20 cm.
2. Campuran beton adalah 1 semen : 3 pasir : 6 kerikil.
3. Lantai tidak diplester, namun pada saat masih basah. permukaannya dihaluskan. Jika
diinginkan diplester, diberikan plester setipis mungkin dan dilakukan pada saat beton masih
basah agar tidak terpisah.
4. Seteleh selesai dicor, permukaan harus dibasahi / digenangi air sekitar 7 hari untuk
menghindari retak / pecah.
5. Untuk bidang lantai yang luas, pengecoran dilakukan dalam kotak-kotak yang kecil untuk
mempermudah pelaksanaan dan perawatannya.

Gambar Rencana

Pemasangan Lantai Keramik


Spesifikasi :

Ukuran 60 x 60 cm untuk lantai


Ukuran 30 x 30 untuk toilet

Persiapan Memasang Keramik


Pastikan lantai yang akan dipasang keramik sudah kuat dan rata. Hal ini untuk memastikan keramik
yang terpasang tidak akan retak dan pecah. Pastikan pula dasar lantai tidak terdapat retakan dan
serpihan, jika ada harus dihaluskan dan dibersihkan terlebih dahulu.
Siapkan bahan-bahan dan peralatan berikut ini:

 Meteran
 Penggaris siku
 Sarung tangan
 Kacamata pengaman
 Palu karet
 Pemotong ubin atau tang ubin
 Benang ukur dan paku
 Pisau plamur
 Cetok
 Tile spacer
 Waterpass alumunium (bubble level)
 Spons
 Spidol atau kapur
 Mortar sebagai perekat keramik
 Tile grout sebagi pengisi nat

Cara Pemasangan Keramik

1. Temukan titik pusat dari area lantai. Titik pusat dapat ditentukan dengan mengukur
persilangan sudut ruangan yang satu ke sudut lainnya. Kemudian tandai pertengahan garis
yang terukur. Menemukan titik pusat merupakan prioritas utama, karena hal ini akan
menentukan di mana harus memasang keramik yang pertama dan berikutnya.
2. Mulailah pemasangan keramik yang pertama dari titik pusat ke salah satu dinding
3. Aplikasikan mortar perekat keramik dengan cetok (bergerigi lebih baik) secara merata
pada dasar lantai. Rentangan aplikasi perekat sebaiknya jangan terlalu luas cukup 3-4 ubin
keramik. Dikhawatirkan perekat akan cepat mengering, sehingga rekatannya pada keramik
tidak bagus.
4. Letakkan keramik di atasnya, dan tekan ke bawah dengan pelan, serta ketok dengan palu
karet hingga posisi ubin stabil. Pada saat mengetok keramik, pastikan Anda mengecek suara
yang timbul. Jika suara berdengung berarti ada perekat yang tidak merekat pada keramik.
Segera angkat keramik tersebut dan lakukan perbaikan pengadukan perekat hingga merata
dan tempelkan pada posisi semula.
5. Gunakan tile spacer (pemisah ubin) dan lanjutkan pemasangan ubin berikutnya.
6. Pakailah waterpass alumunium untuk mengepaskan ketinggian keramik sampai merata. Jika
terlihat ada permukaan yang tidak rata, maka bisa menambah atau mengurangi mortar
perekat keramik sampai rata.
7. Pada saat pemasangan pada ujung baris, lakukan pengukuran pada keramik yang akan
dipotong dengan cara menempatkannya di atas keramik terakhir, serta dengan memberi
ruang untuk nat. Tandai dengan spidol pada keramik yang akan dipotong.
8. Ulangi langkah nomer 2 hingga 7 untuk baris keramik berikutnya.
9. Biarkan selama satu setengah hari agar mortar perekat keramik mengering.
10. Lakukan pengisian nat dengan grout. Grout merupakan mortar (semen) yang digunakan
untuk mengisi kekosongan atau celah keramik.
11. Bersihkan kelebihan grout dengan menggunakan spons basah.

Pemasangan Plafon
Rangka plafon
Bagian rangka plafon yang baik terdiri dari unsur rangka yang baik pula. Apa saja unsur atau
komponen penyusun rangka plafon? Berikut urutannya.

1. Penggantung rangka plafon dan stek


2. Bahan penutup plafon.
3. Dan rangka plafon dapat dipasang dng cara menyiapkan :
 Rangka kayu (galar 6/12; kaso 5/6; kaso 4/6)
 Rangka profil.
 Penggantung rangka plafon, jika rangka atap dengan kuda – kuda kayu dapat menggunakan
kaso 5/7. Jika bahan profil aluminium cukup dengan kawat yang dibelitkan atau diskrup
pada atap rangka baja. Jika dak beton, dapat memakai stek untuk mengaitkan pada rangka
plafonnya yaitu rangka kayu.
4. Bahan penutup plafon yang dipakai adalah Tripleks dengan tebal 4 mm.

Cara Pasang Plafon Rangka Kayu


Nah, setelah kita mengetahui pengertian plafon, fungsi plafon serta komponen yang dibutuhkan
untuk membuat plafon yang baik dan benar, langsung saja berikut ini cara memasang plafon
rangka kayu yang aman.
1. Lakukan pengukuran ketinggian/ elevasi untuk plafond yang akan dipasang.
2. Selanjutnya anda bisa memulai dengan memasang rangka penggantung plafon.
3. Lakukan tes beban penggantung. Langkah ini sangat penting agar plafon kuat, tidak mudah
roboh dan tidak mengakibatkan hal yang tidak diinginkan nantinya.
4. Lakukan marking batas atas untuk plafon.
5. Selanjutnya mulailah memasang rangka plafon.
6. Disusul dengan memasang penutup plafon.
7. Pemasangan list profil plafon
8. Dan langkah terakhir periksa kerataan plafon.
Pekerjaan Dinding Keramik 20 X 20 cm

Metode Pemasangan Keramik Dinding

Langkah pertama adalah mempersiapan alat.


Beberapa alat yang diperlukan guna memasang keramik dinding hampir sama dengan alat yang
digunakan untuk memasang keramik lantai. Secara umum alat yang harus dipersiapkan antara lain:
centong semen, lot, benang, pukul keramik yang terbuat dari karet, pukul besi, pensil, meteran
ukur, waterpas, dan paku beton 2 inchi dan 3 inchi seperlunya.
Adapun alat pendukung lainnya antara lain: lap, spoons, sandal karet, sekrap.

Langkah kedua adalah mempersiapkan material atau bahan sesuai dengan kebutuhan. Material
yang harus dipersiapkan antara lain keramik, semen portland, pasir, air. Semua bahan harus
dihitung terlebih dahulu sesuai dengan ukuran ruangan yang akan dipasang keramik. Sebaiknya
jika hendak membeli keramik dilebihkan 5 persen dari jumlah yang diperlukan, hal ini berguna
sebagai cadangan akibat keramik rusak atau pecah.

Langkah ketiga adalah pengecekan lokasi kerja dan pengukuran ulang. Hal ini dilakukan guna
memastikan posisi dan letak serta bentuk pemasangan yang paling baik, apakah akan mengambil
pola tengah (simetris) untuk dinding lebar atau dari pinggir dengan salah satu bagian satu keping
utuh, misalnya. Hal ini dapat disesuaikan dengan kondisi ruangan atau dinding.

Langkah keempat pengerjaan.


- Menyiapkan benang dan meteran ukur, paku beton. Saya ambil contoh kita akan memasang
keramik dinding tampak depan secara keseluruhan dengan ukuran yang lebar.
- Ukur panjang dinding, kemudian bagi dua sehingga diperoleh ukuran yang sama lebar.
Berarti kita akan memasang keramik dari posisi tengah sebagai titik simetris. Tancapkan paku
sebagai tanda pada bagian tersebut.
- Ukur tegak lurusnya menggunakan lot pada bagian tengah tadi. Tandai dengan benang dari
ujung bagian atas hingga ke bawah.
- Kemudian ukur tinggi dinding hingga batas paling atas. Hal ini berguna untuk menentukan
batas pasangan keramik paling atas pada dinding.
Misalnya: tinggi dinding yang hendak dipasang keramik adalah 2 meter, dan tidak sampai ke batas
plafon. Maka pasangan keramik dinding diambil dari batas paling atas kemudian turun ke bawah.
Atau mungkin saja dipasang sebatas 1 meter saja sebagai fasad rumah bagian bawah. Hal ini
dapat Anda sesuaikan sendiri dengan selera dan model rumah.
- Setelah mengukur dan memasang batas pasangan dengan benang, kita akan mulai memasang
keramik satu-persatu dari bagian bawah. Karena memasang dari bawah adalah teknik yang paling
mudah. Pemasangan benang bagian atas dan bawah yang berfungsi sebagai “jalur” pasangan
keramik, harus diukur sesuai dengan tinggi satu keping keramik, misalnya jika satu
keping keramiktingginya 25 cm, atau 40 cm, maka jarak benang juga harus 25 cm atau 40 cm.
- Sembari menyiapkan adukan (adukan atau adonan akan dijelaskan pada bagian bawah artikel
ini), rendam terlebih dahulu keramik yang akan dipasang dalam air selama 2-3 jam, hal ini sangat
berguna agar adonan yang menempel pada permukaan keramik bagian bawah tidak langsung
mengering sehingga daya rekatnya lebih baik.
- Jika adonan atau adukan telah disiapkan, ambil beberapa keping keramik dari rendaman,
dan tiriskan, keramik tidak yang telah direndam tidak boleh terkena sinar matahari, sebab
keramik akan cepat mengering dan pengaruh perendaman akan sia-sia.
- Ambil satu keping keramik, letakkan adonan di atas permukaan bawah kepingan keramik.
Ketebalan disesuaikan dengan jarak benang ke dinding. Ketebalan adonan yang ideal antara 1
hingga 1,5 cm. Jika ketebalannya melebihi ukuran tersebut, akan menyulitkan kita memasang
keramik dinding. Untuk mengantisipasi hal ini, sebaiknya periksa terlebih dahulu tegak lurusnya
dinding dengan lot. Jika terdapat bagian yang “tekor” atau melengkung ke dalam, maka plester
dahulu hingga semua bagian rata dan tegak lurus.
- Tempelkan pada dinding, ratakan dengan benang, dan tekan dengan palu karet ( rubber
mallet), ketok secara perlahan hingga keramik menempel dan rata dengan benang atas maupun
bawah. Taburi bagian atas dan samping dengan semen kering. Ganjal sisi bawah keramik dengan
dua buah paku, kanan dan kiri, agar keramik tidak melorot. Isi bagian atas pasangan keramik
dengan adukan sehingga padat dan tidak kopong.
- Selanjutnya lakukan pemasangan berikutnya seperti di atas hingga selesai. Pada bagian
sudut yang dipotong, harus rapi dan tidak terlalu longgar.
- Jika pasangan telah selesai, bersihkan semua permukaan keramik dengan spoons atau kain
katun, sehingga sisia adukan dan semen bersih.
- Setelah 2 hingga 3 hari, isi nat dengan grout menggunakan potongan sandal karet. Untuk
lebih lengkapnya tentang cara mengisi nat.

Pekerjaan Plin Keramik 10 X 20 cm


Metode Pemasangan plin lantai ada 2 cara, yaitu :

- Rata dengan dinding (plin tanam). Setelah plin terpasang sebaiknya dibuat nat diatas plin
sepanjang plin tersebut agar terlihat rapi dan bersih.
- Menonjol dari dinding (plin tempel). Plin yang menonjol dari dinding sebaiknya dibuat dari
bahan yang bisa diprofil / dipinggul seperti kayu, marmer / granit.

Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela Dan Penggantung


Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pintu, Kusen dan Jendela Alumunium
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela
aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware,
sekrup,  fisher, engsel,  sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor,  gergaji, waterpass,
meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.

Pengukuran

 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
Fabrikasi kusen alumunium

 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada
perbaikan.
 Alumunium dipotong  dan di sambung/dirangkai  menggunakan sekrup galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue
sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.
Pemasangan kusen alumunium dan frame

 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu
pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher
menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen
alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal dengan
bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone
sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan
menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak ada
lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.
Proteksi

 Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi
pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat
merusak aluminium tersebut.
Untuk pemasangan kusen kayu klas II dilakukan beriringan dengan pemasangan dinding
bangunan gedung.

Pekerjaan Pengecatan

Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pengecatan dinding exterior + interior, plafon, kusen +
jalusi dan listplank.

Semua pengecatan pada kayu terlebih dahulu dicat meni dan cat dasar kemudian didempul /
diplamir dan diampelas sampai rata. Untuk cat lapis ( mengkilap ), dikerjakan 2 kali sampai rata
dengan memakai cat yang berkualitas baik. Semua warna dan bahan cat yang akan dipakai harus
terlebih dahulu meminta persetujuan konsultan pengawas dan Direksi Pekerjaan.
Semua pengecatan pada tembok dan plafond menggunakan cat tembok sesuai Spesifikasi
teknis yang dipersyaratkan. Sebelum dicat terlebih dahulu diberi cat dasar atau menggunakan
semen putih + lem kayu ( plamir ) kemudian diampelas sampai rata. Cat tembok dilaksanakan
minimum 2 x pengecatan hingga benar-benar rata.

Metode pelaksanaan pekerjaan pengecatan

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan meliputi, pembersihan permukaan yang akan dicat, mendempul permukaan
berpori, meratakan permukaan yang akan dicat, pengecatan dan perapihan hasil pekerjaan.

2. Persiapan Pekerjaan

- Mengirim  program  kerja  (workplan)  termasuk  metoda  kerja, schedule,  peralatan, 


personil kerja pekerjaan dimulai.
- Memberitahu  Konsultan  secara  tertulis  paling  sedikit  24 jam sebelum tanggal
dilakukannya  pelaksanaan pekerjaan
- Menyediakan tangga pijakan untuk pengecatan
- Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan

3. Uraian Pekerjaan

 Sebelum melakukan pekerjaan pengecatan permukaan bidang harus rata dan dibersihkan
terlebih dahulu.
 Permukaan dinding dihaluskan dahulu dengan menggunakan amplas kasar. 
 Untuk menutupi permukaan yang berpori dilakukan pekerjaan plamir.
 Permukaan dihaluskan dengan menggunakan amplas halus.
 Melakukan pengecatan dengan cat dasar.
 Pengecatan dengan cat pelapis (Emulis) 2 kali lapisan. 
4. Tahapan Pekerjaan

Tahapan Pekerjaan Pengecatan Dinding

5. Kebutuhan Bahan, Alat dan Tenaga


Bahan
• Cat Primer dan Cat Emulsi : Sesuai degan Spesifkasi Teknis
• Kerta Amplas
• Air : air bersih bebas dari unsur minyak

Perlatan
• Alat Tukang
• Kuas

Tenaga
• Pekerja
• Tukang
• Kepala Tukang

• Mandor

6. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

Pekerjaan Sanitair Dan Saluran

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembuatan septictank, Pekerjaan Closed, Floor Drain +
pemipaan dan saluran air.
Pemasangan closed jongkok, dilaksanakan diatas alas/dasar yang kuat dan kokoh dengan
ketinggian permukaan closed 25 cm dari permukaan lantai Kamar Mandi/WC. Pemasangan closed
duduk, diatas alas/dasar yang kuat dan kokoh dan tertanam pada lantai Kamar Mandi/WC Pipa
yang menghubungkan closed duduk dan jongkok dengan septik tank, menggunakan pipa PVC AW Ø
3". Sedangkan untuk pipa pembuangan floor drain menuju saluran pembuangan atau resapan
menggunakan pipa PVC AW Ø 2.5 Pemasangan dilaksanakan dengan hati-hati dan ketelitian yang
tinggi dan memakai instalatur yang ahli pada saat pemasangan sistem sambungan PVC untuk
menghindari dari kebocoran Bak cuci, Kran dan Floor drain yang digunakan adalah floor drain yang
harus dipasang rapi dan dibawah permukaan lantai agar air cepat habis terbuang Bak mandi
menggunakan bak berbahan fiber sehingga bisa dengan mudah untuk dikuras. Bentuk bak fiber
harus sesuai dengan gambar rencana.

Pekerjaan Instalasi Air Bersih Dan Air Kotor


Seluruh instalasi air bersih menggunakan pipa PVC AW Ø ¾”, Pada dinding yang di
bongkar/dibobol ditambal dan diberi acian. Seluruh Instalasi Air kotor dari closet, saluran
pembuangan dalam, pembuangan dari wastafel menggunakan pipa PVC AW. Pipa yang digunakan
adalah pipa PVC AW Ø 3” dan Ø 2.5” Pada dinding yang dibongkar/dibobol ditambal dan diberi
acian

Pekerjaan Beerput / Septic Tank


Septic tank dibuat beton bertulang dan dari bahan bata dan diplester kedap air dengan ukuran
dan bentuk seperti pada rencana gambar. Untuk pembuangan udara/hawa kotor, diatas penutup
septic tank/beerput, akan dipasang pipa PVC AW diameter 2" dengan tinggi sesuai dengan gambar
rencana. Pada penutup septik tank, harus dibuat lubang control dan penutupnya yang sewaktu-
waktu diperlukan dapat dibuka
Pekerjaan Saluran Air (U-Ditch) + Grates Grill Penutup

Beberapa uraian metode pekerjaan saluran uditch sebagai berikut:

Pekerjaan saluran dilaksanakan dalam beberapa tahap / segmen panjang sehingga sebagian lokasi
masih bisa dimanfaatkan untuk jalan kerja.

Lokasi Subgrade / tanah dasar  disiapkan dengan melaksanakan pekerjaan clearing dan grubbing
dan apabila tanah dasar tidak baik (unsuitable material) harus digali dahulu lalu ditimbun dengan
material borrow dan dipadatkan layer per layer
sesuai spesifikasi.

Pelaksanakan galian menggunakan excavator dengan


lereng tegak (sesuai gambar kerja) sampai dasar
Lantai kerja , selanjutnya di finishing dengan tenaga
manual sampai dengan elevasi yang diharapkan lalu
dipadatkan dengan hand stamper + vibro roller +
baby roller.

Disiram air pada permukaan tanah. Setelah agak


kering dipasang lembaran plastik.
Setelah stake out, disiapkan form work untuk pengecoran lantai kerja. Pengecoran lantai kerja
(beton klas E) dilaksanakan dengan memperhatikan elevasi dan kerataan permukaannya .
(dimonitor oleh team surveyor).

Pengecoran Stage 1 (Bottom Slab) :

 Pasang besi tulangan bottom slab dan stek besi


dinding (sesuai gambar keja)
 Pasang bekisting bottom slab
 Pengecoran bottom slab menggunakan truck
mixer dan concrete vibrator, sekaligus sampai
selesai (dimonitor slump test dan pembuatan
benda uji oleh team laboran).

Pengecoran stage 2 (Dinding ) :

 Pasang besi dinding


 Pasang bekisting dinding (sesuai gambar detail
pemasangan form work & false work)
Cor dinding, sekaligus sampai selesai (dimonitor slump
test dan pembuatan benda uji oleh team laboran)

Pembukaan bekisting dinding setelah beton berumur


14 hari atau hasil test kuat tekan benda ujui 70 %
dan sudah mendapat persetujuan Konsultan supervisi.
Timbunan Backfill dengan material granular,di laksanakan perlayer 15 cm, dipadatkan dengan hand
stamper. Penimbunan akan dilaksanakan setelah dilakukan uji
sample beton dan disetujui.

Dilaksanakan test kepadatan (sand cone test) terhadap


granular back fill per layer tebal 15 cm.

Pekerjaan Elektrikal & Mekanikal


Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan, perlu dibuatkan approval material dan ditunjukkan contoh-
contoh material, tipe dan juga merek yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan.
- Pengadaan material untuk pekerjaan elektrikal & mekanikal disimpan di sekitar lokasi terdekat dengan
area pekerjaan dan melindungi diri dari kemungkinan kerusakan material menyebabkan benturan
perangkat keras, sedangkan material lain disimpan di gudang tertutup.
- Teknis pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan gambar desain, RKS dan spesifikasi teknis pekerjaan
elektrikal dan mekanikal.
- Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan mekanikal sesuai dengan perencanaan dan membutuhkan kontrol
yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh orang yang berkompeten di bidangnya.
- Untuk pekerjaan instalasi listrik, telepon, ducting dilakukan sebelum plesteran dinding dan
pemasangan plafond.
- Instalasi Stop Kontak dan Saklar-Saklar dipasang pada dinding dengan rapi sesuai penempatannya
sesuai gambar rencana, setelah semua instalasi titik listrik dan instalasi stop kontak dan saklar
terpasang barulah diberi lampu-lampu sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.
Pekerjaan Pelataran Ground Support Equipment (GSE)
Pekerjaan Rigid Pavement K 300 lokasi Maintenance area

Tahapan Pelaksanaan pekerjaan adalah sbb :

- Pekerjaan persiapan (telah dijelaskan diawal)


- Pekerjaan selanjutnya akan diawali dengan Pelaksanaan Levelling pembentukan badan lahan
menggunakan sirtu dipadatkan. Dalam pelaksanaan ini tentunya telah terlebih dahulu
melakukan pengukuran dan pemasangan bowplank.
1. Pekerjaan Levelling pembentukan badan jalan sirtu dipadatkan  akan kami
laksanakan sebagai berikut : 
a. Pengukuran Badan Jalan 
Sebelum dilaksanakan pekerjaan leveling badan jalan terlebih dahulu dilaksanakan
pengukuran badan jalan yaitu pengukuran vertical maupun horizontal, Hasil dari
pengukuran dicatatkan serta dibuat laporan hasil pengukuran untuk persetujuan
dalam pelaksanaan pekerjaan, Selanjutnya dibuatkan patok-patok referensi sebagai
acuan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya.

b. Pekerjaan Levelling pembentukan badan jalan menggunakan sirtu dipadatkan 


Pekerjaan ini dilaksanakan diatas permukaan existing dan badan jalan sesuai
ketebalan yang direncanakan. Penghamparan sirtu dilaksanakan step by step untuk
seluruh badan jalan yang perlu dilakukan levelling. Dalam pelaksanaannya usahakan
untuk senantiasa selalu menempatkan Petugas lalu-lintas dan juga berkoordinasi
dengan aparat terkait secara resmi.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut : 


- Sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material
agregat / sirtu yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik
yang disyaratkan.
- Material Sirtu didatangkan dari quary yang telah disetujui kemudian material dibawa
kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
- Material sirtu dihampar dengan excavator dan dengan ketebalan rencana.
- Hamparan dibasahi sampai kadar air optimal sesuai hasil pengujian kepadatan lapangan
di lab dengan menggunakan water tank truck dan dipadatkan dengan menggunakan
Vibrator Roller.
- Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
- Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan
test sand cone untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi
teknik.
- Setelah pekerjaan leveling badan jalan selesai dilaksanakan, pekerjaan akan
dilanjutkan dengan betonisasi. 

2. Urugan Pasir
Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban,
sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah lean concrete
adalah pengurugan yang dihamparkan dan dipadatkan, Ketebalan urugan pasir yang
dipadatkan 10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan perhitungan urugan pasir adalah m3.

Tahapan Pelaksanaan:

Pekerjaan akan diawali dengan Pelaksanaan Levelling pembentukan badan lahan


menggunakan sirtu dipadatkan. Dalam pelaksanaan ini tentunya telah terlebih dahulu
melakukan pengukuran dan pemasangan bowplank.
1. Pekerjaan Levelling pembentukan badan lahan sirtu dipadatkan akan kami laksanakan
sebagai berikut :

a. Pengukuran Badan Jalan

Sebelum dilaksanakan pekerjaan leveling badan jalan terlebih dahulu dilaksanakan


pengukuran badan jalan yaitu pengukuran vertical maupun horizontal, Hasil dari
pengukuran dicatatkan serta dibuat laporan hasil pengukuran untuk persetujuan
dalam pelaksanaan pekerjaan, Selanjutnya dibuatkan patok-patok referensi sebagai
acuan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya.

b. Pekerjaan Levelling pembentukan badan jalan menggunakan sirtu dipadatkan


Pekerjaan ini dilaksanakan diatas permukaan existing dan badan jalan sesuai
ketebalan yang direncanakan. Penghamparan sirtu dilaksanakan step by step untuk
seluruh badan jalan yang perlu dilakukan levelling. Dalam pelaksanaannya usahakan
untuk senantiasa selalu menempatkan Petugas lalu-lintas dan juga berkoordinasi
dengan aparat terkait secara resmi.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- Sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material
agregat / sirtu yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang
disyaratkan.
- Material Sirtu didatangkan dari quary yang telah disetujui kemudian material dibawa
kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
- Material sirtu dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan rencana.
- Hamparan dibasahi sampai kadar air optimal sesuai hasil pengujian kepadatan lapangan di
lab dengan menggunakan water tank truck dan dipadatkan dengan menggunakan Plate
Vibrator Stamper.
- Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.
- Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test
sand cone untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
Setelah pekerjaan leveling badan jalan selesai dilaksanakan, pekerjaan akan dilanjutkan
dengan betonisasi.

Pasang Bekisting
Bila pekerjaan persiapan telah selesai dilaksanakan dengan segera akan dilakukan pekerjaan
pabrikasi bekisting (form work plate), dimana ukuran dan bentuk bekisting tersebut akan
disesuaikan dengan gambar kerja. Bila bekisting tersebut telah selesai dipabrikasi kemudian
akan dipasang pada lokasi pengecoran badan jalan.

Pekerjaan Polytene (plastik cor) / Bond Breaker


Sebelum melakukan pemasangan besi tulangan untuk dudukan tie bar dan dowel terlebih
dahulu dilakukan pemasangan Polytene (plastik cor) yang akan dihamparkan memanjang sejajar
bekisting dimana sebagian dari plastik tersebut akan menutup bekisting sehingga celah-celah
pada bagian bawah bekisting tertutup. Sehingga pada waktu pelaksanaan pengecoran air
semen tidak akan keluar dari adukan beton yang baru dicor.

Pasang Tulangan Untuk Dudukan :


Bila Polytene (plastic cor) telah terpasang kemudian akan dilanjutkan dengan pekerjaan
pemasangan tulangan untuk dudukan dowel dan tie bar. Pemasangan ini akan dilakukan sesuai
dengan bentuk dan jarak yang tertera dalam gambar kerja. Dimana tulangan untuk dudukan
dowel dan tie bar tersebut telah dipabrikasi sebelumnya sesuai dengan bentuk dan diameter
tulangan yang tertera dalam gambar kerja.

Pasang Dowel
Bila tulangan dowel tersebut telah dimeni kemudian akan dipasang dengan cara terlebih
dahulu memasukkan batang besi / tulangan dowel tersebut kedalam selongsong pipa PVC yang
telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian tulangan dowel tersebut akan dirakit dan diikat
pada besi dudukan tulangan dowel dengan menggunakan kawat beton sesuai dengan jarak yang
tertera dalam gambar kerja. Kemudian ujung pipa PVC akan dipasang dop penutup lubang
untuk menjaga agar adukan beton tidak akan masuk kedalam selongsong pipa PVC. Jika dowel
tersebut telah terpasang kemudian akan diangkut kelokasi pekerjaan untuk dipasang pada
titik-titik lokasi pemasangan.

Pekerjaan Beton
Setelah tulangan dudukan, tie bar telah terpasang kemudian akan dilanjutkan dengan
pengececoran. Sebelum melakukan pengecoran akan diajukan Surat Pemberitahuan
Pengecoran / membuat Request Pekerjaan kepada pengawas/direksi untuk mendapatkan izin
untuk melakukan pengecoran. Bila telah mendapat izin pengecoran dari pengawas/direksi maka
dengan segera akan dilakukan pengecoran, dengan beton readymix yang akan didatangkan dari
supplier. Sebelum melakukan pengecoran terlebih dahulu akan dipersiapkan segala peralatan
dan perlengkapan yang dibutuhkan pada saat pengecoran antara lain genenator set, concrete
vibrator, garukan, jidar dan kabel-kabel serta lampu-lampu penerangan. Beton ready mix yang
berasal dari truk mixer dituang ke dalam kotak (mal) yang telah disiapkan lalu diratakan
secara manual kemudian selanjutnya diratakan dan diadakan dengan menggunakan vibrating
screed yang sistem operasinya bergerak di atas mal memanjang (sepanjang mal memanjang)
yang ditarik dengan tenaga manusia bolak balik sebanyak 4 lintasan. Proses perataan dan
pemadatan terjadi karena alat vibrating screed tersebut selain meratakan juga bergetar
sehingga terjadi pemadatan sedangkan pada bagian ujung (dekat) mal, pemadatan dibantu
dengan menggunakan vibrator beton. Pada saat pengecoran truk mixer akan dipandu untuk
mundur hingga mencapai awal dari pengecoran/opritan dan jika telah mencapai lokasi
pengecoran kemudian adukan beton tersebut dituang dari truk mixer secara berlahan-lahan
kemudian bahan adukan coran tersebut akan diambil sebagian untuk melakukan pengujian
slump beton kemudian dan sampel benda uji silinder/kubus beton. Kemudian dilanjutkan
dengan pengecoran dimana adukan beton tersebut akan dituang dari truk mixer dan kemudian
ditarik dengan mengunakan alat bantu sambil dipadatkan dengan menggunakan concrete
vibrator kemudian diratakan dengan menggunakan jidar hingga mendapatkan permukaan yang
rata.

Pekerjaan Cutter Joint Beton + Joint Sealent


Bila beton coran tersebut telah mengering dan sudah mengeras maka akan dilakukan
pemotongan beton pada lokasi pemasangan tie bar dan dowel sesuai jarak yang telah
ditentukan. Pemotongan ini akan dilakukan dengan menggunakan alat mesin pemotong beton
hingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan dimana terlebih dahulu telah dilakukan
penggarisan pada permukaan beton sebagai acuan untuk melakukan pemotongan. Bila
pemotongan beton ini telah selesai dikerjakan kemudian dilanjutkan dengan pemasangan joint
sealent pada lubang bekas pemotongan beton hingga lubang tersebut tertutup rata dengan
permukaan beton.

Memperbaiki Permukaan

Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih lembek, bagian-
bagian yang melesak harus segera diisi dengan beton baru, ditempa, dikonsolidasi dan di
finishing lagi.Daerah yang menonjol / berlebih harus dipotong dan di-finishing lagi.
Sambungan harus diperiksa kerataannya. Permukaan harus terus diperiksa dan dibetuikan
sampai tak ada lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan beton sesuai dengan
kelandaian dan tampang melintang yang ditentukan.
Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mal datar (straight edge) tidak boleh
melebihi toleransi yang ditentukan.

Finishing

Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum bahan perawatan (curing)dilakukan,
permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat melintang garis sumbu (centre line) jalan,
atau dengan cara pembuatan alur (grooving) pada arah melintang atau memanjang jalan.
Pengkasaran yang dilakukan dengan menggunakan sikat kawat selebar tidak kurang dari 45 cm,
dan panjang kawat sikat dalam keadaan baru adalah 10 cm dengan masing-masing untaian
terdiri dari 32 kawat. Sikat hams terdiri dari 2 baris untaian kawat, yang diatur berselang-
seling sehingga jarak masing-masing pusat untaian maksimum 1 cm. Sikat harus diganti bila
bulu terpendek panjangnya sampai 9 cm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari
0,75 mm.

Pengujian Kerataan Permukaan


Begitu beton mengeras, permukaan jalan harus diuji memakai mal datar (straight edge) 3 m.
Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm tapi tidak lebih dari 12,5 mm sepanjang
3 m itu harus ditandai dan segera diturunkan dengan alat gerinda yang telah disetujui sampai
bila diuji lagi, ketidakrataannya tidak lebih dari 3 mm. Bila penyimpangan dari penampang
melintang yang sebenarnya lebih dari 12,5 mm, lapisan jalan harus dibongkar dan diganti.
Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m ataupun kurang dari lebar lajur yang kena
bongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada perkerasan beton dekat sambungan
yang panjangnya kurang dari 3 m, harus ikut dibongkar dan diganti.

Perawatan dan Perlindungan Beton

- Perawatan
Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari permukaan atau segera
setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka seluruh permukaan beton harus segera
ditutup dan dirawat sesuai dengan metode yang disetujui. Dalam semua hal, dimana
perawatan memerlukan penggunaan air, maka operasi perawatan harus dititik beratkan pada
penyediaan air. Biasanya masa perawatan dilakukan selama 7 hari, tetapi waktu tersebut
dapat diperpendek bila 70 % kekuatan tekan atau lentur beton dapat dicapai lebih awal.

- Perawatan dengan Lembar Goni atau Terpal


Permukaan dan bidang tegak beton harus seluruhnya ditutup dengan lembar goni / terpal.
Sebelum ditutup, lembar penutup harus dibuat jenuh air. Lembar penutup harus diletakkan
sedemikian rupa sehingga menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan
sebelum beton cukup mengeras guna mencegah pelekatan. Selama masa perawatan, lembar
penutup harus tetap dalam keadaan basah dan tetap pada tempatnya.

- Perawatan Celah Gergajian


Selama perawatan celah gergajian perkerasan harus dilindungi dari pengeringan yang
cepat.Hal ini seringkali dilakukan dengan kertas pilihan atau bahan lainnya yang sesuai.

- Perlindungan Perkerasan Yang Sudah Selesai


Perkerasan yang sudah selesai dan perlengkapannya harus dilindungi dari lalu-lintas umum
dan lalu-lintas pelaksanaan. Perlindungan ini termasuk penyediaan petugas untuk mengatur
lalu-lintas, memasang dan memelihara rambu peringatan, lampu-lampu, rintangan, dan
jembatan penyeberangan. Setiap kerusakan yang terjadi pada perkerasan sebelum dibuka
untuk lalu-lintas umum harus diperbaiki atau diganti.
- Perlindungan terhadap hujan
Untuk melindungi beton yang belum cukup keras terhadap pengaruh hujan, maka setiap saat
harus tersedia bahan untuk melindungi beton tersebut, seperti lembar goni, terpal, kertas
perawat atau lembar plastik. Disamping itu apabila digunakan metoda acuan gelincir maka
harus direncanakan penanggulangan darurat untuk melindungi permukaan dan tepi. Apabila
diperkirakan akan segera turun hujan maka semua petugas harus mengambil tindakan yang
perlu guna memberikan perlindungan menyeluruh kepada beton yang belum keras.

- Toleransi Tebal
Semua lapisan permukaan dan lapis pondasi harus dibuat dengan tebal sesuai dengan
Gambar Rencana.Pemeriksaan yang teliti terhadap elevasi acuan dan pengukuran ketebalan
terhadap permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah dengan menggunakan benang
dipandang cukup memadai. Apabila dipandang perlu memeriksa tebal perkerasan setelah
penghamparan, maka tebal perkerasan dapat ditentukan dengan cara pemboran (core drill).
Pemboran harus dilakukan pada interval yang disyaratkan.

- Pembukaan dan Pembatarasan Lali-lintas


Perkerasan yang sudah jadi harus dilindungi terhadap kerusakan akibat operasi dan lalu-
lintas pelaksanaan sampai saat penyerahan hasil pekerjaan. Perkerasan yang dilewati
peralatan pelaksanaan harus tetap bersih, dan ceceran beton atau bahan lainnya harus
segera disingkirkan. Lalu-lintas umum harus dicegah masuk dengan memasang rintangan dan
rambu-rambu sampai beton berumur paling sedikit 14 hari atau lebih lama bila diperlukan
untuk memperoleh kekuatan cukup. Lalu-lintas tidak diijinkan masuk selama sambungan
belum ditutup.
MONITORING DAN PELAPORAN

Sebagai kewajiban kontraktor dalam memberikan hasil nyata sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan maka kontraktor akan melakukan monitoring semua hasil pekerjaan yang dicapai dan
memberikan laporannya secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Adapun bentuk laporan yang
kami berikan terdiri dari beberapa bagian meliputi:

Laporan Harian;

Berisi rangkaian kegiatan yang dilakukan pada hari yang dilaporkan dalam bentuk Buku Harian
Lapangan (BHL).

Laporan harian berisi:

Kegiatan harian;

- Jumlah tenaga kerja yang terlibat untuk setiap macam pekerjaan;


- Laporan cuaca;
- Laporan surat-menyurat;
- Laporan barang yang masuk dan barang yang ditolak berikut kuantitas dan macamnya;
- Laporan barang dipakai;  
- Jumlah, jenis dan kondisi peralatan;
- Laporan kunjungan;
- Laporan masalah yang dihadapi dan tindakan yang diambil.

Laporan Mingguan; 

Laporan mingguan berisi rekapitulasi dari laporan harian, laporan kemajuan prestasi minggu yang
dilaporkan dan target rencana kemajuan pekerjaan minggu yang akan datang serta dilampiri
dengan laporan harian.

Laporan Bulanan; 
Laporan Bulanan berisi rekapitulasi dari laporan harian dan Laporan bulanan serta laporan
kemajuan prestasi Bulan yang dilaporkan dan target rencana kemajuan pekerjaan Bulan yang akan
datang serta dilampiri dengan laporan harian dan laporan mingguan.

Laporan Akhir

Laporan Akhir berisi rekapitulasi semua pekerjaan yang dilaksanakan dan dilampiri dengan laporan
harian, mingguan dan bulanan. Dalam Laporan akhir dijabarkan semua kejadian yang terjadi selama
pelaksanaan proyek secara objektif dan lengkap.
PENUTUP
Dalam pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan dengan workmanship, integritas serta pelaksanaan
yang tepat waktu dalam menyelesaikan proyek dengan melakukan quality control terhadap teknik
operasional dan seluruh aktivitas di arahkan untuk memenuhi persyaratan kualitas pekerjaan yang
di hasilkan, melalui quality assurance yaitu dengan melakukan perencanaan dan pelaksanaan yang
sistematis untuk mendapatkan kepastian bahwa hasil pekerjaan yang di hasilkan memenuhi
persyaratan yang ditentukan. Dengan melakukan quality manajemen yaitu menjalankan seluruh
aspek management yaitu menjalankan seluruh aspek management proyek yang menjamin dan
menentukan kualitas pekerjaan. Oleh karena itu struktur organisai yang ada di susun berdasarkan
tanggung jawab dari masing-masing personil dengan prosedur pelaksanaan pekerjaan yang disusun
untuk menjami dihasilkannya pekerjaan yang berkualitas yang pada akhirnya menghasilkan
pekerjaan berkualitas.
Setelah semua kegiatan dilaksanakan, maka selanjutnya dapat dilakukan survey terhadap hasil
pelaksanaan oleh pemilik pekerjaan, terhadap hal-hal yang perlu perbaikan dan akan dilakukan
penyempurnaan oleh penyedia jasa. Dan setelah dilaksanakan penyempurnaan, maka dapat segera
dilaksanakan penyerahan pekerjaan kepada pengguna direksi pekerjaan melalui diterbikannya
berita acara serah terima pekerjaan tahap pertama dengan lampiran dokumentasi dan visualisasi
100% serta laporan-laporan pelaksanaan kegiatan.

Demikian metode kerja ini di buat untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan pada proyek
ini.

Demikian metode pelaksanaan pekerjaan ini kami buat sebagai salah satu syarat pada proses
tender pekerjaan ini.

Manado, 04 Oktober 2018

PT. Dwimaju Pratama Jaya


Yasir Taruk Bua
Direktur

PERMASALAHAN YANG BIASA TERJADI DALAM PROYEK DAN SOLUSINYA

Keterlambatan pengadaan material dan alat proyek

Keberadaan bahan material dan peralatan merupakan hal vital dalam pelaksanaan proyek untuk
menjamin setiap pekerjaan dapat selesai sesuai waktu yang dijadwalkan. Keterlambatan dalam
pengadaanya berarti terjadi kemunduran waktu pelaksanaan.

Metode penanganan untuk mengatasinya kami akan bekerja sama dan menjalin hubungan baik
dengan supplier yang siap mengirim bahan dan alat tepat waktu sesuai kesepakatan kedua belah
pihak.

Kebocoran bekisting

Pekerjaan struktur beton bertulang membutuhkan cetakan bekisting yang benar-benar rapi dan
rapat sehingga tidak terjadi kebocoran yang dapat menyebabkan keluarnya air semen.

Metodenya adalah menutup celah-celah kebocoran bekisting dapat dilakukan dengan cara
penutupan menggunakan sobekan bekas zak semen yang dicelupkan air terlebih dahulu.

Cuaca

Pada proyek pekerjaan ini cuaca buruk / hujan menjadi permasalahan yang sangat serius karena
pekerjaan ini berada di lokasi terbuka yang sangat berbahaya bagi tenaga kerja yang juga
nantinya berdampak pada mutu pekerjaan maupun jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah
discedulkan.

Metode penanganan

 Mempersiapkan tenda khusus, misalnya saja untuk peralatan, material dan juga untuk para
pekerja.
 Penggunaan terpal untuk melindungi bagian pekerjaan yang dikhawatirkan berbahaya atau
rusak akibat hujan.
 Membuat saluran sementara sebagai pengalih aliran air hujan sehingga tidak melewati saluran
yang sedang dan sementara dikerjakan.
 Pada proyek berdurasi pendek, walaupun berada dalam musim hujan masih bisa memanfaatkan
masa kering yang ada dalam musim hujan. Hal ini karena cuaca hujan memiliki periode tertentu
seperti siklus walaupun dalam musim hujan sekalipun. Dalam musim kering, siklus hujan tetap
ada namun lebih pendek dan lebih jarang. Sedangkan dalam musim hujan yaitu pada bulan
September – April, siklus hujan lebih panjang dan lebih sering dimana cuaca kering antar
siklus hujan yang lebih pendek. Sehingga saat kering tetaplah ada. Ini adalah peluang kami
untuk mengerjakan pekerjaan yang rentan dengan hujan. Tentu saja dengan suatu
perencanaan tertentu.
 Kami akan bekerja sama dengan BMKG maupun pengecekan cuaca yang tersedia di internet
dan web www.accuweather.com untuk mengetahui kondisi cuaca yang akan kami jadikan
sebagai acuan dalam proses pelaksanaan pekerjaan.

Metode Koordinasi Pekerjaan 


Yang dimaksud adalah cara koordinasi pihak kontraktor dengan Direksi Pekerjaan.
Disini akan kami jelaskan terlebih dahulu unsur – unsur yang akan terlibat dalam pekerjaaan ini,
yaitu :
UNSUR-UNSUR PELAKSANA PROYEK
Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksana  proyek meliputi pemberi tugas
/Owner dalam hal ini Direksi Pekerjaan, kontraktor pelaksana dan Konsultan perencana/pengawas.
Ketiga unsur pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai
kedudukan dan fungsinya. Hubungan kerja dalam pengelolaan proyek ini adalah sebagai berikut :

Hubungan Kerja Pengelola Proyek

PEMBERI KERJA /PT. ANGKASA PURA I PERSERO


DIREKSI PEKERJAAN

KONTRAKTOR PELAKSANAN
PT. DWIMAJU PRATAMA JAYA KONSULTAN PENGAWAS
PELAKSANA

Hubungan Kontrak =

Hubungan Kerja =
Pemberi Kerja
Pemberi kerja adalah seseorang atau badan hukum atau instansi yang memiliki proyek dan
menyediakan dana untuk merealisasikannya. Pemilik proyek mempunyai tugas dan kewajiban
sebagai berikut :
a. Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik segi kualitas fisik
proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan.

b. Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan kewajiban sesuai prosedur.
 Kontraktor Pelaksana

Pengertian Kontraktor Pelaksana Proyek

Pelaksana atau kontraktor dalam UU No.18 Tahun 1991 tentang jasa kontruksi adalah penyedia
jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional dibidang
pelaksanaan jasa kontruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu
hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya.

Pelaksana adalah suatu badan hukum atau penawar yang memiliki klasifikasi dan keahlian dalam
pelaksanaan yang telah ditunjuk oleh pemilik atau pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek dan
menandatangani kontrak untuk melaksanakan pekerjaan.

Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan fasilitas dan sarana demi kelancaran pekerjaan;


2. Mempersiapkan bahan-bahan yang bermutu baik dan memenuhi persyaratan seperti yang
tercantum dalam bestek;
3. Melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan Rencana Kerja
dan Syarat-syarat;
4. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya sesuai dengan surat
perjanjian kontrak;
5. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung jawab pelaksana;
6. Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang diperlukan pada saat
pelaksana pekerjaan.
7. Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan

Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan fasilitas dan sarana demi kelancaran pekerjaan;


2. Mempersiapkan bahan-bahan bangunan yang bermutu baik dan memenuhi persyaratan
seperti yang tercantum dalam bestek;
3. Melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuia dengan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat;
4. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya sesuai dengan surat
perjanjian kontrak;
5. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung jawab pelaksana;
6. Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang diperlukan pada saat
pelaksana pekerjaan.
7. Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan

Konsultan Pengawas

Uraian Tugas Operasional Konsultan Pengawas - Konsultan pengawas harus membuat uraian
kegiatan secara terinci yang sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang
dihadapi di lapangan, yang secara garis besar adalah sebagai berikut : 

Pekerjaan Persiapan 

1. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawasan. 


2. Memeriksa Time Schedule/Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning yang diajukan oleh
kontraktor pelaksana untuk selanjutnya diteruskan kepada pengelola proyek untuk
mendapatkan persetujuan. 

Uraian Tugas Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan. 

1. Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan


inspeksi kegiatan–kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis maupun administrasi
teknis yang dilakukan dapat secara terus menerus sampai dengan pekerjaan diserahkan
untuk kedua kalinya. 
2. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau komponen bangunan,
peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan di lapangan atau ditempat kerja
lainnya. 
3. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat, agar batas
waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. 
4. Memberikan masukkan pendapat teknis tentang penambahan atau pengurangan biaya dan
waktu pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengguna Jasa. 
5. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan penambahan biaya
dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung disampaikan
kepada pemborong, dengan pemberitahuan tertulis kepada Pengelola Proyek. 
6. Memberikan bantuan dan petunjuk kepada Pemborong dalam mengusahakan perijinan
sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan. 

Konsultasi. 

1. Melakukan konsultasi ke Pengguna Jasa untuk membahas segala masalah dan persoalan yang
timbul selama masa pembangunan.
2. Mengadakan rapat lapangan secara berkala, sedikitnya dua kali dalam sebulan, dengan
Pengguna Jasa, perencana dan pemborong dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan
persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, untuk kemudian membuat risalah rapat dan
mengirimkan kepada semua Pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1
minggu kemudian. 
3. Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap mendesak. 

Laporan. 

1. Memberikan Laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis kepada Pengguna Jasa,
mengenai volume, prosentase dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. 
2. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan dibandingkan dengan jadwal
yang telah disetujui. 
3. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat yang
digunakan. 
4. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong terutama yang
mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, yang dibuat oleh Pemborong (Shop
Drawing). 

Dokumen. 

1. Menerima dan menyiapkan berita Acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan di


lapangan, serta untuk keperluan pembayaran angsuran. 
2. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta penambahan atau
pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran. 
3. Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan, Berita Acara kemajuan
Pekerjaan, Penyerahan Pertama dan Kedua serta formulir-formulir lainnya yang diperlukan
untuk kebutuhan dokumen pembangunan, serta keperluan pendaftaran sebagai bangunan
gedung negara. 

Dari gambaran fungsi dari masing – masing pihak dapat kami sampaikan suatu Sistem Koordionasi
yang akan kami terapkan, adalah sebagai berikut :
Masalah pelaksanaan pekerjaan, spesifikasi teknis pekerjaan dan pelaporan hasil pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilaksanakan akan dikoordinasikan / dibicarakan dengan konsultan pengawas
dengan cara koordinasi langsung dilapangan maupun lewat meeting bersama yang dilaksanakan
rutin yang nantinya konsultan pengawas akan melaporkan dan meneruskan ke Direksi Pekerjaan.
Sehingga bisa dikatakan hubungan teknis pelaksanaan pekerjaan di lapangan adalah antara
kontraktor pelaksana dan Konsultan Pengawas.

URAIAN TUGAS PERSONIL

SITE MANAGER

Site Manager bertanggung jawab pada pelaksanaan pekerjaan keseluruhan baik biaya, waktu dan
mutu, dapat diuraikan dalam beberapa bagian :

 Tugas Perencanaan

1. Merencanakan “Time Schedule” pelaksanaan proyek sesuai dengan kewajiban dari


perusahaan terhadap pemilik proyek atau kepentingan perusahaan sendiri.
2. Merencanakan pemakaian bahan dan alat dan pekerjaan instalasi untuk setiap proyek yang
ditangani sesuai dengan volume dan waktu penggunaannnya.

Tugas dan controlling pengarahan

1. Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada pelaksana dalam menunjang


pelaksanaan proyek. Instruksi instruksi pekerjaan secara umum dapat diberikan secara
lisan dan yang bersifat khusus dibukukan dalam buku instruksi pengawas.
2. Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi-instruksi
yang diberikan baik segi teknis, kualitas pekerjaan, maupun time schedulenya.
3. Mengadakan control disiplin kerja dari pelaksana-pelaksana proyek, mandor maupun tenaga
kerja sesuai dengan tugas, kewajiban dan wewenang masing-masing. 
Tugas Laporan

1. Membicarakan masalah-masalah khusus dan kesulitan-kesulitan teknis dengan Direktur.


2. Membuat laporan mingguan untuk Direktur yang mencakup kegiatan proyek, kesulitan-
kesulitan proyek, dan hal-hal khusus yang perlu dilaporkan.
3. Membicarakan kesulitan-kesulitan, rencana detail bangunan dengan Direktur.

 Tugas pengaturan tenaga

1. Mengatur penggunaan tenaga pekerja di proyek untuk menunjang rencana Time Schedule.
2. Menyetujui dan menerima tenaga pelaksana, mandor, dan pekerja sesuai dengan target dari
kantor dan menugaskan sesuai dengan tujuan masing-masing.
3. Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengarahan tenaga pelaksana kepada Direktur.
4. Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga untuk dihitung oleh Budget Control,
mencheck ulang perhitungan upah untuk disetujui oleh Direktur

SITE ENGINEER

Tugas dan tanggung jawab Site Engineer

1. Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera
setelah kontrak fisik ditandatangani. 
2. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk menyiapkan
rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data pendukung yang diperlukan.
3. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan dipenuhi dengan baik
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major serta pemeliharaan jalan.
4. Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan
5. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan terlambat
selama masa mobilisasiuntuk masing-masing paket kontrak dalam menentukanlokasi, tingkat
serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam dokumen
kontrak.
6. Membantu tim di lapangan dalam mengendalikankegiatan-kegiatan kontraktor, termasuk
pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaanpekerjaan.
7. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam mencari pemecahan-
pemecahan atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan teknis maupun
permasalahan kontrak.
8. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan bahan/material
baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.
9. Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.
10. Bertanggung jawab atas pengujian dan penyelidikan material/bahan di lapangan.Membantu
Chief Supervision Engineer dalam melaksanakan tugas.Mengikuti petunjuk -petunjuk dan
persyaratan yang telah ditentukan terutama sehubungan dengan :Inspeksi secara teratur
ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan monitoringkondisi pekerjaan dan melakukan
perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan yang telah ditentukan.Pemahaman terhadap spesifikasi. Metode pelaksanaan
untuk setiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan.
11. Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dalam penyelesaian administrasi kemajuan
proyek. Bantuan ini termasuk mengumpulkan data proyek seperti kemajauan pekerjaan,
kunjungan pekerjaan, kunjungan lapangan, rapat-rapat koordinasi dilapangan, data
pengukuran kuantitas, pembayaran kepada kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam dalam
bentuk laporan kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk mempercepat
pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul baik secara
teknis maupun kontraktual untuk menghindari keterlambatan pekerjaan.

QUANTITY SURVEYOR

Uraian Tugas Quantity Surveyor

1. Mempelajari dan memahami penugasan sebagai seorang Quantity Surveyor Lapangan.


2. Mempelajari dokumen lelang/Kontrak terutama yang berkaitan dengan perhitungan volume
pekerjaan, harga satuan pekerjaan dan tata cara pembayaran
3. Menganalisis keselerasan bill Of Quantities dengan gambar kerja, data teknis dan
spesifikasi teknis.
4. Melakukan penelitian dan evaluasi ketersediaan sumber daya bahan, alat, tenaga dan dana
untuk pelaksanaan setiap jenis pekerjaan.
5. Mempelajari metode kerja dan jadwal pelaksanaan proyek serta peralatan bahan bangunan
dan tenaga kerja yang digunakan.
6. Membuat analisa harga satuan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan hasil analisis BOQ,
survey lapangan terakhir, gambar kerja, spesifikasi teknis, metode kerja dan data teknis.
7. Menghitung volume bahan, tenaga dan peralatan yang diperlukan berdasarkan gambar,
spesifikasi teknis dan dokumen lainnya.
8. Menghitung volume dan membuat rencana Anggaran pelaksanaan pekerjaan
9. Melakukan evaluasi volume dan biaya pelaksanaan pekerjaan.
10. Melakukan pengecekan perhitungan volume pekerjaan yang diajukan oleh proyek yang
didasarkan kepada hasil pengukuran dilapangan termasuk pekerjaan yang dilakukan sub
kontrak.
11. Menghitung Volume Dan Harga satuan atas perubahan-perubahan pekerjaan.
12. Mempersiapkan data untuk mendukung pembuatan Certificate Of Payment berdasarkan
hasil pekerjaan.
13. Memberikan pertimbangan dalam menyelesaiakan permasalahan atau perselisihan
administrasi kontrak.

PELAKSANA

Uraian Tugas Dan Tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan Jalan (Road Construction Engineer). 
Uraian Dari Profesi ini adalah mampu melakukan kegiatan langsung, mengkoordinir mengarahkan
dan mengawasi teknisi mandor dan pekerja dalam melaksanakan tahapan kegiatan pekerjaan jalan
sesuai gambar kerja spesifikasi dan metode kerja.

Berikut adalah Uraian Tugas Pelaksana Pekerjaan Jalan yang antara lain adalah :
Menerapkan Pelaksanaan pekerjaan jalan, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja sesuai peraturan perundang undangan yang
berlaku yang antara lain adalah

1. Menerapkan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Undang-Undang no 18 Tahun 1999


Tentang Jasa Konstruksi (UUJK) sesuai fungsi dan perannya.
2. Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) sesuai undang-
undang n0 13 Tahun 2003 Tentang kentenagakerjaan.
3. Menerapkan Pengendalian Lingkungan Kerja

Melakukan Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan yang antara lain adalah

1. Mengidentifikasi dan memberikan penjelasan tentang gambar kerja serta metode kerja
2. Menerapkan koordinasi dan kebutuhan sumber daya dilapangan
3. Menerpakan Persiapan pelaksanaan Pekerjaan Jalan

Melaksanakan Pekerjaan Jalan yang antara lain adalah

1. Melakukan Optimalisasi pengunaan bahan, tenaga kerja dan perlatan


2. Melakukan pemeriksaan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan
3. Menginstruksikan perbaikan hasil pekerjaan jalan
Membuat laporan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan yang antara lain adalah

1. Menghitung Volume hasil pekerjaan harian


2. Menyusun laporan jumlah pemakaian perlaatan bahan dan tenaga kerja harian
3. Mencatat keadaan cuaca
4. Mencatat hambatan non teknis dilapangan
5. Membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan

DRAFTER TEKNIK SIPIL

Drafter berkerja sama dengan Engineer di pekerjaan engineer proyek dengan spesifikasi
penanggung jawab dalam hal membuat, mengatur,  melaksanakan kegiatan drawing. Adapaun uraian
tugas dan tanggung jawab Drafter adalah sebagai berikut : 
a.    Membuat perencanaan kegiatan operasional drawing
-   Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya
b.    Mengatur kegiatan operasional drawing
-   Mengatur filling soft copy di komputer dan hard copy
c.    Melaksanakan kegiatan operasional drawing
-      Membuat gambar-gambar kerja sesuai pengarahan Engineer proyek dan schedule yang
ditetapkan.
-      Memeriksa kesesuaian gambar for construction dari konsultan / owner terkait dengan
bidang kerja lainnya (MEP, sipil / arsitek, landscape, dll), untuk diterapkan dalam
pembuatan shop drawing
-      Memeriksa kelengkapan dan sistim gambar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
-      Menyusun dan menyiapkan dokumen As Built Drawing
-      Melaksanakan peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek
-      Memelihara semua gambar yang menjadi arsip di proyek
-      Memelihara aset yang ada di Bagiannya dengan baik (komputer, software, hardware)
-      Mengajukan usulan-usulan perbaikan
-      Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek dibidangnya
yang diberikan oleh atasan langsung / lebih tinggi

ADMINISTRASI PROYEK
Tinjauan umum jabatan :
Terselenggaranya administrasi teknik proyek dengan baik.

Tanggung Jawab.
Terselenggaranya Administrasi proyek.
Terselenggaranya pengendalian mutu dan kualitas pekerjaan.

Tugas – tugas.
1. Terselenggaranya Adminsitrasi Teknik pelaksanaan proyek.
Ø Mengkoordinir dan mengarahkan kegiatan admistrasi surat menyurat dengan pihak
pemberi tugas maupun Konsultan.
Ø Mengkoordinir dan mengarahkan surat – surat permintaan pelaksanaan pekerjaan pada
Konsultan / Pemberi Tugas.
Ø Mendata tiap – tiap kemajuan pekerjaan untuk dijadikan laporan kemajuan proyek.
Ø Mempersiapkan Berita Acara kemajuan pekerjaan untuk dapat dijadikan tagihan.
Ø Mengurus keuangan proyek
Ø Mengurus amandemen kontrak beserta negosiasinya.

2. Terselenggaranya pengendalian mutu dan kualitas pekerjaan.


Ø Memonitor dan menghitung tiap – tiap kemajuan volume pekerjaan.
Ø Menyelenggarakan dan menyusun laporan baik volume maupun gambar – gambar kemajuan
pekerjaan.
Ø Mengikuti pelaksanaan mutu pekerjaan.
Manado, 04 Oktober 2018
PT. Dwimaju Pratama Jaya

Yasir Taruk Bua


Direktur

Anda mungkin juga menyukai