Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Peraturan Terorisme dan Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Menanggapi

Terorisme
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

PERATURAN TERORISME DAN PERAN PERSERIKATAN BANGSA-


BANGSA MENANGGAPI TERORISME

I Dewa Agung Gede Trisna Sanjaya, I Gede Engga Suandita, Yosafat Solver, I Gusti
Ayu Apsari Hadi, S.H.,M.H.
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {trisna.sanjaya04@gmail.com, engga@undiksha.ac.id,


ysolver.ys@gmail.com, apsari.hadi@gmail.com}

Abstrak
Belakangan ini, serangan teroris telah menjadi ancaman bagi keamanan dan
perdamaian dunia. Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan yang
diklasifikasikan sebagai delik pidana yang pemberantasannya dilakukan dengan cara
yang luar biasa (extra ordinary crime). Terorisme juga merupakan tindak pidana yang
mengancam keamanan, ketertiban umum, dan nilai kemanusiaan. Umumnya
serangan terorisme menyerang obyek vital dan strategis yang menyasar masyarakat
sipil. Terorisme memiliki ciri khas tersendiri yaitu menimbulkan kerusakan yang sangat
besar yang disertai dengan dampak yang dapat mempengaruhi stabilitas suatu
negara, khususnya pemerintahan. Ini bisa terjadi karena keinginan para pelaku
terorisme itu sendiri. Sebagian besar pelaku terorisme bukanlah individu, melainkan
kelompok yang memiliki keyakinan atau ideologi tentang sesuatu dan mempengaruhi
mereka untuk mengamalkannya dalam kehidupan masyarakat. Mereka beranggapan
bahwa keyakinan atau ideologi inilah yang paling benar dan harus diwujudkan untuk
menyelamatkan dunia mereka. Namun terkadang keyakinan atau ideologi yang
mereka yakini bertentangan dengan tatanan sosial yang berakibat penolakan seluruh
masyarakat terhadap kelompok ideologis tersebut. Kegagalan mereka dalam
menanamkan ideologi itulah yang mendorong mereka untuk menanamkannya melalui
teror dan kekerasan terhadap orang-orang yang telah menolaknya. Bahkan mereka
berani membidik institusi atau individu yang vital dalam suatu negara.

Kata kunci: Terorisme, kejahatan, dunia.

PENDAHULUAN Serikat, contoh kebencian yang rasional


adalah membenci perilaku tidak adil.
Terrorism adalah serangan Sementara, kebencian bisa menjadi tidak
terkoordinasi yang bertujuan untuk rasional jika kebencian tersebut
membangkitkan perasaan teror terhadap menyangkut etnis, agama, ras, atau
sekelompok orang. Berbeda dengan orientasi seksual. Kebencian ini berasal
perang, aksi terorisme tidak tunduk pada dari kepercayaan bahwa kelompok lain
tata cara perang, seperti waktu eksekusi memiliki kecacatan dan menganggapnya
yang selalu mendadak dan sasaran sebagai ancaman. Sehingga paham
korbannya acak dan seringkali warga sipil. radikalisme antar suku, agama, etnis, ras,
Seperti biasa disebut pemberontakan ataupun orientasi sexual dapat melahirkan
Teroris. kebencian-kebencian yang melahirkan
Terorisme lahir dari sifat kebencian bibit-bibit terorisme.
terhadap orang lain. Kebencian adalah Kebencian manusia disebabkan
sifat manusia. Hanya saja, kebencian bisa oleh prasangka terhadap individu maupun
rasional dan tidak rasional. Menurut kelompok tertentu. Prasangka adalah
Marion Rodriguez, terapis dari Amerika
e-Journal Peraturan Terorisme dan Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Menanggapi
Terorisme
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

fenomena manusia yang melibatkan untuk bebas dari rasa takut; b. Target
struktur kognitif (proses berpikir, terorisme bersifat random atau
mengingat, dan memecahkan masalah) indiscriminate yang cenderung
sejak awal kehidupan. Semua orang rasis mengorbankan orang-orang tidak
berprasangka, sementara tidak semua bersalah; c. Kemungkinan digunakannya
prasangka adalah rasis. Rasisme adalah senjata-senjata pemusnah massal dengan
prasangka terhadap sekelompok orang memanfaatkan teknologi modern; d.
tertentu berdasarkan perbedaan persepsi Kecenderungan terjadinya sinergi negatif
atau sudut padang. Kadang pandangan ini antar organisasi terorisme nasional
dianggap ekstrem. dengan organisasi internasional; e.
Perbuatan jahat (baca: terorisme ) Kemungkinan kerjasama antara
itu kemudian menjadi fenomena sosial organisasi teroris dengan kejahatan yang
yang senantiasa ada dalam kehidupan terorganisasi baik yang bersifat nasional
masyarakat dan akan selalu terjadi dan maupun internasional; f. Dapat
dihadapi oleh seluruh masyarakat di dunia membahayakan perdamaian dan
ini, dan hal itu dirasakan sangat keamanan internasional.
meresahkan dan mengganggu Terorisme sebagai kejahatan telah
ketentraman hidup masyarakat. Pada berkembang menjadi lintas negara.
hakekatnya suatu masyarakat selalu Kejahatan yang terjadi di dalam suatu
menginginkan adanya kehidupan yang negara tidak lagi hanya dipandang
tenang dan teratur, harmonis dan sebagai yurisdiksi satu negara tetapi bisa
tenteram serta jauh dari gangguan diklaim termasuk yurisdiksi tindak pidana
kejahatan yang mengancam kehidupan lebih dari satu negara. Menurut Romli
masyarakat. Kejahatan terorisme Atmasasmita; terorisme dalam
merupakan salah satu bentuk kejahatan perkembangannya menimbulkan konflik
berdimensi internasional yang sangat yurisdiksi yang dapat mengganggu
menakutkan masyarakat. hubungan internasional antara negara-
Di berbagai negara di dunia telah negara yang berkepentingan di dalam
terjadi kejahatan terorisme baik di negara menangani kasus-kasus tindak pidana
maju maupun negara-negara sedang berbahaya yang bersifat lintas batas
berkembang, aksi-aksi teror yang territorial. Kejahatan terorisme
dilakukan telah memakan korban tanpa menggunakan salah satu bentuk
pandang bulu, yang menyebabkan kejahatan lintas batas negara yang sangat
Perserikatan Bangsa Bangsa dalam mengancam ketentraman dan kedamaian
kongresnya di Wina Austria tahun 2000 dunia.
mengangkat tema The Prevention of Dewasa ini terorisme mempunyai
Crime and The Treatment of Offenders, jaringan yang luas dan bersifat global
antara lain menyebutkan terorisme yang mengancam perdamaian dan
sebagai suatu perkembangan perbuatan keamanan nasional maupun internasional.
dengan kekerasan yang perlu mendapat Secara akademis, terorisme dikategorikan
perhatian. Menurut Muladi, terorisme sebagai ”kejahatan luar biasa” atau
merupakan kejahatan luar biasa ”extraordinary crime” dan dikategorikan
(Extraordinary Crime) yang membutuhkan pula sebagai ”kejahatan terhadap
pula penanganan dengan kemanusiaan” atau ”crime against
mendayagunakan cara-cara luar biasa humanity”. Mengingat kategori yang
(Extraordinary Measure) karena berbagai demikian maka pemberantasannya
hal: tentulah tidak dapat menggunakan cara-
a. Terorisme merupakan perbuatan cara yang biasa sebagaimana menangani
yang menciptakan bahaya terbesar (the tindak pidana biasa seperti pencurian,
greatest danger) terhadap hak asasi pembunuhan atau penganiayaan. Tindak
manusia. Dalam hal ini hak asasi manusia pidana terorisme selalu menggunakan
untuk hidup (the right to life) dan hak asasi ancaman atau tindak kekerasan yang
e-Journal Peraturan Terorisme dan Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Menanggapi
Terorisme
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

mengancam keselamatan jiwa tanpa lain. Menurut Dr. Dana Harron, psikolog
memilih-milih siapa yang akan menjadi asal Amerika Serikat, sesuatu yang orang
korbannya. benci terhadap orang lain sebenarnya
Teroris menganggap keberadaan adalah hal-hal yang mereka takuti ada
kelompok tertentu sebagai penjajah asing dalam diri mereka sendiri.
yang mengancam keberadaan rasnya Kebencian adalah ketidakmampuan
Salah satu contohnya adalah teroris di mengontrol emosi. Menurut Loma K.
Christchurch. Dilansir dari The West, Flowers dari EQDynamics, manusia bisa
teroris di Christchurch menganut ideologi mengontrol emosi jika bisa menyatukan
supremasi kulit putih. Ideologi tersebut pikiran, perasaan, dan nilai-nilai kebaikan
menganggap bahwa ras kulit putih lebih sebelum bertindak. Sementara, mereka
superior daripada rasa lainnya. Ras di luar yang memiliki kebencian ekstrem tidak
dirinya dianggap sebagai penjajah asing mampu mengontrol emosinya tersebut.
yang mengancam keberadaan ras Teroris yang memiliki kebencian ekstrem
mereka. Rasa kebencian yang ekstrem tak hanya karena faktor psikologis
biasanya didasari atas rasa takut. Rasa Menurut Silvia Dutchevici, pendiri Critical
takut tersebut datang dari mekanisme Therapy Center, alasan kenapa
bertahan hidup yang primitif. Hal tersebut seseorang dengan kebencian ekstrem
adalah naluri manusia untuk menghindari melakukan tindakan yang destruktif itu
bahaya karena takut pada apa pun yang sangatlah rumit. Tak hanya secara
tampak berbeda. Rasa takut tersebut psikologis, namun juga perlu dilihat sifat
menciptakan keyakinan negatif terhadap individu, sejarah keluarga, budaya, dan
kelompok lain dan membenarkan tindakan politik yang dianutnya, Untuk itu, perlu
mereka Menurut Dr. Reneé Carr, psikolog adanya pendidikan tentang keberagaman
dan penasihat politik, mereka merasa sejak usia dini.
tidak aman dan terancam sehingga Keberagaman sangat penting bagi
mengembangkan pikiran dan perilaku kehidupan yang damai. Pluralisme adalah
yang defensif. Salah satunya dengan symbol bahwa dunia ini bukanlah milik
menciptakan keyakinan berlebihan dan suatu etnis, ras, agama, atau golongan
negatif terhadap ras lain. Mereka pun tertentu saja tetapi adalah milik setiap
membenarkan tindakan mereka untuk penghuninya. Paham radikalisme,
mengamankan keselamatan dan extremisme, kebencian dan hal lain yang
kelangsungan hidup mereka sendiri. melahirkan terorisme perlu dihilangkan
Rasa kebencian yang menghinggapi dan menanamkan pahm pluralisme adalah
manusia akhirnya menjadi suatu yang suatu jalan yang baik dalam penanganan
ekxtrem. Kebebencian ekstrem muncul terorisme di dunia nasional maupun
akibat kebutuhan mereka untuk merasa internasional. Namun nyatanya masih
dimiliki Mereka termotivasi oleh banyak kasus-kasus terorisme yang
kebutuhan akan kepemilikan dan cinta menjadi kasus kita Bersama dalam
sebagai kebutuhan dasar manusia untuk kehidupan nasional maupun internasional.
hidup. Bagi sebagian orang, terutama Tingkat pertama ancaman
untuk orang-orang yang kesulitan keamanan nasional yang dihadapi
membentuk hubungan interpersonal komunitas internasional. Hal ini terutama
(hubungan antarmanusia) sehingga terjadi setelah September 2001, ketika al
mereka mengidentifikasi diri dengan Qaida menunjukkan bahwa mereka
kelompok ekstremis. Lalu mereka memiliki ambisi kelas dunia untuk
memproyeksikan atau menyalurkan menimbulkan kerusakan besar pada
kebenciannya pada orang lain Hal musuh-musuhnya. Meskipun secara
tersebut adalah salah satu pertahanan substansial terdegradasi secara militer
alami manusia. Mereka tidak mampu dan geografis sejak saat itu, al-Qaeda,
menyelesaikan masalahnya sendiri afiliasinya dan sekutunya di seluruh dunia
sehingga menyalurkannya pada orang terus melancarkan pemberontakan
e-Journal Peraturan Terorisme dan Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Menanggapi
Terorisme
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

mereka, baik lokal maupun transnasional. Eropa Barat, Amerika Utara, dan di tempat
Yang menjadi perhatian besar adalah lain, meskipun kelompok teroris asing
bahwa mereka tidak hanya berhasil masih memiliki pengaruh tertentu. operasi
menanamkan diri dengan jaringan teroris mereka.
yang menjadi ujung tombak konflik internal Berdasarkan pendahuluan di atas,
di negara-negara lemah dan gagal, seperti ada beberapa masalah yang harus
di Afghanistan, Pakistan, Somalia, dan dijelaskan. Seperti sejarah terorisme di
Yaman, tetapi sebagai gerakan ideologis dunia, faktor apa saja yang menyebabkan
mereka telah mampu meradikalisasi. terorisme, dan bagaimana regulasi
generasi baru penganutnya di seluruh tentang pemberantasan terorisme serta
dunia menggunakan dunia maya, peran Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam
termasuk media sosial. menangani kasus terorisme .
Dalam perkembangan lain,
penargetan teroris dalam konflik lain, METODE
seperti arena Palestina-Israel, terutama Dengan mendeskripsikan peraturan
dilokalisasi terhadap Israel, meskipun terorisme dan Peran Perserikatan
seperti yang ditunjukkan oleh perang Bangsa-Bangsa menanggapi terorisme
gerilya roket Hizbullah melawan Israel dengan berdasarkan pada pendapat-
dalam perang musim panas 2006 mereka pendapat serta hasil observasi yang telah
dan penembakan roket oleh Hamas ke dilakukannya. Data yang terhimpun
kota-kota selatan Israel sejak saat itu, merupakan data deskritif atau data naratif.
perang teroris terus berkembang, Menggunakan observasi pada saat
misalnya, dari bom bunuh diri hingga mengumpulkan data. Data yang telah
penembakan roket dalam jarak yang terhimpun akan diolah kemudian dianalisis
sangat jauh. Di zona konflik lain, seperti dengan mengkoding istilah atau frase atau
Afghanistan dan Irak, teroris narasi tertentu yang diambil dari data
menggunakan IED untuk melawan musuh deskriptif.
mereka.
Bahkan kampanye kontraterorisme HASIL DAN PEMBAHASAN
sekarang menjangkau spektrum tren Berdasarkan bebrapa literature,
terbaru dalam teknologi perang, mulai dari bahwa sesungguhnya sejarah terorisme
mengerahkan pasukan operasi khusus telah ada sejak beberapa abad yang lalu,
yang dilengkapi secara khusus hingga seiring denga sejarah kehidupan manusia.
meluncurkan drone udara yang dapat Lembaran sejarah manusia telah diwarnai
menargetkan operasi teroris dari jarak oleh tindakan-tindakan teror mulai perang
jauh di lokasi yang jauh. psikologis yang ditulis oleh Xenophon
Selain itu, Internet telah (431-350 SM), Kaisar Tiberius (14-37 SM)
menyediakan ruang virtual baru bagi dan Caligula (37-41 SM) dari Romawi
kelompok teroris dan pendukungnya untuk telah mempraktekkan terorisme dalam
melakukan aktivitas yang sebelumnya penyingkiran atau pembuangan,
dibatasi pada ruang "fisik", seperti perampasan harta benda dan menghukum
radikalisasi, rekrutmen, penggalangan lawan-lawan politiknya. Roberspierre
dana, dan bahkan komando dan kontrol (1758- 1794) meneror musuhmusuhnya
operasi, sehingga memungkinkan mereka dalam masa Revolusi Perancis. Setelah
untuk melewati jalur fisik. perbatasan di perang sipil Amerika terikat, muncul
mana pemerintah nasional telah kelompok teroris rasialis yang dikenal
meningkatkan pertahanan mereka secara dengan nama Ku Klux Klan. Demikian
drastis. Akibatnya, jangkauan kelompok- pula dengan Hitler dan Joseph Stalin.
kelompok di seluruh dunia seperti al- Pada era Perang Dunia I, terorisme
Qaidah dan afiliasinya telah mengarah masih tetap memiliki konotasi
pada apa yang disebut sel-sel yang revolusioner. Pada dekade tahun 1880-an
tumbuh di dalam negeri "self-starter" di dan 1890-an, gerakan nasionalis Armenia
e-Journal Peraturan Terorisme dan Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Menanggapi
Terorisme
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

militan di Turki Timur melancarkan strategi mendestabilisasi Barat yang dituduh ambil
teroris untuk melawan kekuasaan bagian dalam konspirasi global.
Ottoman. Taktik inilah yang kemudian Philips Jusario Vermonte
diadopsi oleh gerakan-gerakan separatis mengemukakan bahwa, pada
pada pasca Perang Dunia II. perkembangan selanjutnya, terorisme
Pada dekade tahun 1930-an, makna kemudian meluas dan melibatkan juga
“terorisme” kembali berubah. Terorisme kelompok-kelompok subnasional dan
pada era ini tidak banyak lagi dipakai kelompok primordial dengan membawa
untuk menyebut gerakan-gerakan elemen radikalisme (seperti agama atau
revolusioner dan kekerasan yang agenda politik lain), yang menciptakan
ditujukan kepada pemerintah, dan lebih rasa tidak aman (insecure) tidak hanya
banyak digunakan untuk mendeskripsikan pada lingkup domestik, tetapi juga
praktek-praktek represi massa oleh melampaui batas-batas wilayah
negara-negara totalitarian terhadap kedaulatan. Hal ini antara lain disebabkan
rakyatnya. Terorisme dengan demikian karena terorisme semakin melibatkan
dimaknai lagi sebagai pelanggaran dukungan dan keterlibatan jaringan pihak-
kekuasaan oleh pemerintah, dan pihak yang sifatnya lintas batas suatu
diterapkan secara khusus pada rezim negara . Dari berbagai aksi teror yang
otoritatian seperti yang muncul dalam terjadi tampak jelas bahwa teror
Fasisme Italia, Nazi Jerman dan Stalinis merupakan senjata tak langsung untuk
Rusia. tujuan politik. Meski seringkali dampak
Pada pasca Perang Dunia II, materialnya tidak terlalu besar tetapi
terorisme kembali mengalami perubahan dampak politik dan psikologisnya sangat
makna dan mengandung konotasi luas.
revolusioner. Terorisme dipakai untuk Gema aksi terorisme ini bertambah
menyebut revolusi dengan kekerasan oleh besar karena pengaruh media massa,
kelompok nasionalis anti kolonialis di Asia, terutama televisi. Media massa
Afrika dan Timur Tengah selama kurun merupakan sarana ampuh untuk
dekade 1940-an dan 1950-an. Istilah penyebaran aksi teror. Dalam sejarahnya
“pejuang kemerdekaan” yang secara yang panjang, masih terdapat
politis dapat dibenarkan muncul pada era ketidaksepakatan mengeani batasan
ini. Negara-negara Dunia Ketiga sebuah gerakan teroris. Masalahnya,
mengadopsi istilah tersebut, dan reaksi teror itu sangat subyektif. Reaksi
bersepakat bahwa setiap perjuangan setiap individu atau kelompok bahkan
melawan kolonial bukanlah terorisme. pemerintahan akan berbeda. Meski
Selama akhir 1960-an dan 1970-an, demikian ada beberapa bentuk teror yang
terorisme masih terus dipandang dalam dikenal dan banyak dilakukan, antara lain
konteks revolusioner. Namun cakupannya teror kriminal dan teror politik. Teror
diperluas hingga meliputi kelompok kriminal biasanya hanya untuk
separatis etnis dan organisasi ideologis kepentingan pribadi atau memperkaya diri.
radikal. Teroris kriminal biasanya menggunakan
Kelompok-kelompok semacam PLO, cara pemerasan dan intimidasi. Mereka
separatis Quebec FLQ (Front de liberation menggunakan kata-kata yang dapat
du Quebec), Basque ETA (Euskadi ta menimbulkan ketakukan atau teror psikis.
Askatasuna) mengadopsi terorisme Sedangkan ciri teror politik lain lagi, teror
sebagai cara untuk menarik perhatian politik tidak memilih-milih korban. Teroris
dunia, simpati dan dukungan politik selalu siap melakukan pembunuhan
internasional. Namun belakangan ini terhadap orang-orang sipil baik itu laki-
terorisme digunakan untuk merujuk pada laki, perempuan, dewasa maupun anak-
fenomena yang lebih luas. Pada dekade anak.
1980-an misalnya, terorisme dianggap Terorisme juga tidak selalu identik
sebagai calculated means untuk dengan gerakan pembebasan nasional
e-Journal Peraturan Terorisme dan Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Menanggapi
Terorisme
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

dan ideologi politik, karena yang dinilai keamanan, perdamaian dunia serta
adalah aksi-aksi kekerasan mereka yang merugikan kesejahteraan masyarakat
menyerang sasaran sipil (non-combatant), perlu dilakukan pemberantasan secara
dan di pihak lain tidak selalu terkait terencana dan berkesinambungan
dengan simbol-simbol negara dan sehingga hak asasi orang banyak dapat
kekuasaan seperti elit politik, militer dan dilindungi dan dijunjung tinggi.
sebagainya. Adapun aksi-aksi kekerasan Terorisme sebagai kejahatan yang
yang dilakukan, baik oleh individu, suatu luar biasa (Extra Ordinary crime) tentunya
kekuatan atau kelompok terhadap pihak sangat membutuhkan penanganan
sipil yang tidak berdosa dipakai dalam dengan mendayagunakan cara-cara luar
mencapai tujuan tertentu sebagai bentuk biasa (Extra Ordinary Measure).
resistensi terhadap sistem yang ada. Sehubungan dengan hal tersebut Muladi
Sebagai konsekuensinya, baik kelompok mengemukakan: Setiap usaha untuk
seperti negara, organisasi politik, ataupun mengatasi terorisme, sekalipun dikatakan
organisasi yang berbasis ideologi dan bersifat domestik karena karakteristiknya
nilai-nilai primordial, bahkan individu dapat mengandung elemen ”Etno Socio or
saja dikategorikan telah melakukan suatu Religios Identity”, dalam mengatasinya
aksi terorisme. mau tidak mau harus mempertimbangkan
Walaupun aksi-aksi terorisme dapat standar-standar yang luar biasa
dilakukan secara individual, namun mengingat majunya teknologi komunikasi,
biasanya kaum teroris tidak berdiri sendiri informatika dan transportasi modern.
melainkan mempunyai suatu jaringan Sejalan dengan itu Romly
kerja (network) dan satuan kerja Atmasasmita mengatakan bahwa dari
organisasi. Bahkan belakangan diketahui latar belakang sosiologis, terorisme
terdapat indikasi adanya jalinan kerjasama merupakan kejahatan yang sangat
di antara kelompok yang berbeda latar merugikan masyarakat baik nasional
belakang ideologis namun serupa maupun internasional, bahkan sekaligus
kepentingannya, yakni melakukan merupakan perkosaan terhadap hak asasi
perlawanan frontal dan tidak kenal manusia. Selain itu terorisme juga
kompromi terhadap sistem kekuasaan menimbulkan korban jiwa dan kerusakan
yang eksis. Jadi pada tingkat tertentu pada harta benda, tindak kejahatan
dalam menjalankan aksi di lapangan, terorisme juga merusak stabilitas negara,
terorisme bisa saja dilakukan oleh individu terutama dalam sisi ekonomi, pertahanan,
yang terpisah dan tidak mengenal satu keamanan, dan sebagainya. Sementara
dengan lainnya, namun sesungguhnya itu, secara sosiologis, tindak kejahatan
masih berada dalam suatu jaringan terorisme merusak nilai spiritual dalam
dengan pemimpin yang sama. Hal ini tatanan kehidupan bermasyarakat dengan
sering disebut sebagai pengaplikasian menimbulkan dalil agama sebagai
sistem sel, sebagaimana yang pembenaran tindakan teror tersebut.
dipergunakan oleh organisasi-organisasi Saat ini mulai ditemukan terorisme
bawah tanah, baik yang mempunyai modern dalam bentuk terorisme terhadap
tujuan politik ataupun kriminal. Negara. Ini dimulai dengan pecahnya
Terorisme merupakan suatu tindak Revolusi Perancis pada tahun 1789. Sejak
kejahatan luar biasa yang menjadi saat itu, terorisme terhadap Negara tidak
perhatian dunia dewasa ini yang lagi menjadi fenomena baru. Ada
digolongan terhadap kejahatan perbedaan mendasar antara terorisme
kemanusiaan (Crime Against Humanity), saat ini dan di zaman prasejarah.
serta merupakan ancaman serius Pertama, terorisme tidak lagi dilakukan
terhadap kedaulatan setiap negara karena atas dasar ajaran sesat atau fanatik dari
terorisme sudah merupakan kejahatan suatu agama. Kedua, terorisme biasanya
yang bersifat internasional yang dilakukan oleh kelompok marginal yang
menimbulkan bahaya terhadap memiliki keterkaitan dengan arus yang
e-Journal Peraturan Terorisme dan Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Menanggapi
Terorisme
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

lebih luas, seperti marxisme, rasisme, membeli peralatan perang. Inilah yang
fasisme, anarkis, dan lain-lain. Kelompok menyebabkan dekolonialisasi besar-
ini sering melakukan gerakan anarkis besaran pada saat itu.
sambil menyebarkan propaganda untuk Teroris menganggap keberadaan
bergabung dengan revolusi guna kelompok tertentu sebagai penjajah asing
menggulingkan kekuasaan. yang mengancam keberadaan rasnya
Pada akhir abad ke-19, perang Salah satu contohnya adalah teroris di
menjadi fenomena massal yang Christchurch. Dilansir dari The West,
berkembang seiring dengan teroris di Christchurch menganut ideologi
perkembangan teknologi dan supremasi kulit putih. Ideologi tersebut
industrialisasi yang memperbanyak ragam menganggap bahwa ras kulit putih lebih
terorisme, seperti perkembangan superior daripada rasa lainnya. Ras di luar
teknologi bahan peledak atau bahan dirinya dianggap sebagai penjajah asing
peledak. Pada periode ini dikenal istilah yang mengancam keberadaan ras
terorisme anarkis, dimana terorisme mereka. rasa kebencian yang ekstrem
dilakukan sebagai bentuk protes biasanya didasari atas rasa takut. Rasa
masyarakat terhadap kewenangan takut tersebut datang dari mekanisme
kekuasaan Negara. Pada periode ini, bertahan hidup yang primitif. Hal tersebut
terorisme juga dilakukan dalam konteks adalah naluri manusia untuk menghindari
geopolitik dan geostrategis yang diiringi bahaya karena takut pada apa pun yang
dengan jatuhnya Perjanjian Damai tampak berbeda. Rasa takut tersebut
Wesphalia akibat bangkitnya menciptakan keyakinan negatif terhadap
nasionalisme. Kemudian pada masa kelompok lain dan membenarkan tindakan
konflik antara dua kerajaan besar pada mereka Menurut Dr. Reneé Carr, psikolog
masa itu, Austria dan Ottoman Empire, dan penasihat politik, mereka merasa
banyak terjadi gerakan kemerdekaan tidak aman dan terancam sehingga
setelah Kesultanan Utsmaniyah mengembangkan pikiran dan perilaku
kehilangan wilayahnya di Eropa, yang yang defensif. Salah satunya dengan
menyerukan adanya gerakan dekolonisasi menciptakan keyakinan berlebihan dan
pada akhir tahun 1870. Tak lama negatif terhadap ras lain. Mereka pun
kemudian, Dunia Perang 1 meletus pada membenarkan tindakan mereka untuk
tahun 1914 yang disebabkan oleh mengamankan keselamatan dan
pembunuhan Count Austria, Franz kelangsungan hidup mereka sendiri.
Ferdinand. Rasa kebencian yang menghinggapi
Kemudian pada saat pecahnya PD manusia akhirnya menjadi suatu yang
II, terorisme sering digunakan untuk ekstrem. Kebebencian ekstrem muncul
mendukung gerakan perlawanan kolonial. akibat kebutuhan mereka untuk merasa
Hal ini terjadi karena gencarnya gerakan dimiliki Mereka termotivasi oleh
kemerdekaan di seluruh pelosok tanah air, kebutuhan akan kepemilikan dan cinta
seperti gerakan kemerdekaan Indonesia sebagai kebutuhan dasar manusia untuk
melawan Belanda yang berakhir pada hidup. Bagi sebagian orang, terutama
tahun 1945. Gerakan kemerdekaan ini untuk orang-orang yang kesulitan
tidak hanya dilakukan dalam bentuk membentuk hubungan interpersonal
konfrontasi langsung dengan tentara (hubungan antarmanusia) sehingga merek
kolonial, tetapi juga dengan pengeboman mengidentifikasi diri dengan kelompok
dan menghancurkan fasilitas yang ekstremis. lalu mereka memproyeksikan
dibutuhkan oleh penjajah. untuk atau menyalurkan kebenciannya pada
mendukung kekuatan militer dan orang lain Hal tersebut adalah salah satu
pemerintahannya. Selain itu, negara- pertahanan alami manusia. Mereka tidak
negara penjajah kehilangan kekuatannya mampu menyelesaikan masalahnya
akibat perang karena besarnya biaya yang sendiri sehingga menyalurkannya pada
dibutuhkan saat pecah perang untuk orang lain. Menurut Dr. Dana Harron,
e-Journal Peraturan Terorisme dan Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Menanggapi
Terorisme
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

psikolog asal Amerika Serikat, sesuatu Dan regulasi pemberantasan


yang orang benci terhadap orang lain terorisme, Sejak terjadinya serangan
sebenarnya adalah hal-hal yang mereka teroris di World Trade Center, New York
takuti ada dalam diri mereka sendiri. pada 11 September 2001, terorisme telah
Kebencian adalah ketidakmampuan menjadi masalah yang ditangani secara
mengontrol emosi. Menurut Loma K. serius oleh PBB. Berdasarkan resolusi
Flowers dari EQDynamics, manusia bisa Sidang Umum 51/210 17 Desember 1996,
mengontrol emosi jika bisa menyatukan setiap negara berhak mencegah dan
pikiran, perasaan, dan nilai-nilai kebaikan memberantas terorisme melalui tindakan
sebelum bertindak. Sementara, mereka domestik. Hal ini disepakati dengan
yang memiliki kebencian ekstrem tidak ratifikasi International Convention for the
mampu mengontrol emosinya tersebut. Suppression of Terrorist Bombing 1977
Teroris yang memiliki kebencian ekstrem melalui International Convention for the
tak hanya karena faktor psikologis Suppression of the Financing of Terrorism
Menurut Silvia Dutchevici, pendiri Critical 1999.
Therapy Center, alasan kenapa Adapun beberapa pengaturan
seseorang dengan kebencian ekstrem hukum internasional mengenai aksi teror,
melakukan tindakan yang destruktif itu yaitu dibentuk dalam konvensi:
sangatlah rumit. Tak hanya secara - Konvensi tentang Pelanggaran dan
psikologis, namun juga perlu dilihat sifat Tindakan Tertentu yang Dilakukan di
individu, sejarah keluarga, budaya, dan Pesawat Udara 1963
politik yang dianutnya, Untuk itu, perlu - Konvensi Pemberantasan Penyitaan
adanya pendidikan tentang keberagaman Pesawat Secara Melanggar Hukum tahun
sejak usia dini. 1970
Di tingkat domestik, setidaknya ada - Konvensi Penghapusan Tindakan
beberapa faktor penyebab terorisme, Melanggar Hukum Terhadap Safett
diantaranya berbagai aksi radikalisme, Penerbangan Sipil 1971
diantaranya pertama, faktor domestik - Konvensi tentang Pencegahan dan
berupa disparitas sosial dan politik yang Hukuman terhadap Kejahatan
terjadi, misalnya melebarnya gap antara si - Orang yang Dilindungi Secara
kaya dan si miskin. Kedua jaringan Internasional, termasuk Agen Diplomatik
internasional tersebut memberikan 1973
dukungan logistik kepada kelompok- - Konvensi Internasional Menentang
kelompok lokal, misalnya mereka yang Penyanderaan 1979
pernah mengikuti pendidikan militer. - Konvensi tentang Perlindungan Fisik
Ketiga faktor budaya tersebut, yaitu Bahan Nuklir 1980
adanya pandangan sempit ideologi - Konvensi Pemberantasan Tindakan
agama, khususnya yang berkaitan dengan Melawan Keselamatan Navigasi Maritim
konsep jihad dan Khilafah dalam Islam 1988
yang dimaknai secara sempit dan - Protokol untuk Pemberantasan Tindakan
sektoral. Konsep ini dikembangkan oleh Melanggar Hukum di Bandara yang
sekolah / sekolah strukturalisme yang Melayani Penerbangan Sipil Internasional
memandang akar terorisme antara lain 1989
persamaan hak, perlindungan sipil, dan - Protokol untuk Penindasan Tindakan
kebebasan. Menurut teori ini, penyebab Melawan Hukum Terhadap Keamanan
utama munculnya kelompok teroris adalah Platform Tetap yang Terletak di Landas
tidak adanya keadilan, kekecewaan dan Kontinen
ketidakpuasan terhadap kinerja - Konvensi Penandaan Bahan Peledak
pemerintah, dan ketidaktahuan para elit Plastik untuk Tujuan Deteksi 1993
politik yang sedang berkuasa sehingga - Konvensi Internasional untuk
menyebabkan ketimpangan sosial di Pemberantasan Bom Teroris 1997
masyarakat.
e-Journal Peraturan Terorisme dan Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Menanggapi
Terorisme
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

- Konvensi Internasional untuk terorisme merupakan kejahatan


Pemberantasan Pendanaan Terorisme internasional.
1999 Terorisme Harus segera ditangani
- Konvensi Internasional tentang karena telah menimbulkan banyak
Pemberantasan Tindak Terorisme Nuklir kerugian seperti kerusakan materi dan lain
2005 sebagainya. Apalagi dalam semua kasus
- Konvensi Pemberantasan Tindakan yang ditimbulkan, tentunya jika terorisme
Melawan Hukum Terkait Penerbangan ini dibiarkan dapat ditolerir dan tidak
Sipil Internasional 2010 dilakukan tindakan yang sigap dan tegas.
Terlepas dari konvensi tersebut, Kemudian akan timbul ketakutan di
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah tengah-tengah masyarakat umum atau
mengeluarkan berbagai resolusi dalam sipil yang tentunya akan berdampak pada
upaya pencegahan tindakan terorisme, kerusakan jiwa akibat ketakutan pada
tentunya resolusi tersebut harus diterima setiap warga negara di belahan dunia ini.
dan dilaksanakan oleh negara-negara Keberagaman sangat penting bagi
anggota guna menciptakan keamanan kehidupan yang damai. Pluralisme adalah
dan perdamaian dunia. symbol bahwa dunia ini bukanlah milik
suatu etnis, ras, agama, atau golongan
SIMPULAN DAN SARAN tertentu saja tetapi adalah milik setiap
Berdasarkan uraian di atas penghuninya. Paham radikalisme,
Terorisme merupakan suatu tindak extremisme, kebencian dan hal lain yang
kejahatan luar biasa yang menjadi melahirkan terorisme perlu dihilangkan
perhatian dunia dewasa ini yang dan menanamkan paham pluralisme
digolongan terhadap kejahatan adalah suatu jalan yang baik dalam
kemanusiaan (Crime Against Humanity), penanganan terorisme di dunia nasional
Kejahatan terorisme merupakan salah maupun internasional. Namun nyatanya
satu bentuk kejahatan berdimensi masih banyak kasus-kasus terorisme yang
internasional yang sangat menakutkan menjadi kasus kita Bersama dalam
masyarakat baik masyarakat regional kehidupan nasional maupun internasional.
maupun masyarakat internasional. Di Khusus bagi pembaca artikel ini
berbagai negara di dunia telah terjadi tentunya kami membutuhkan kritik dan
kejahatan terorisme baik di negara maju saran yang membangun agar artikel ini
maupun negara-negara sedang bisa dikatakan sempurna. Tentunya jika
berkembang, aksi-aksi teror yang tidak ada kritik dan saran yang
dilakukan telah memakan korban tanpa membangun dari pembaca, kami tidak
pandang bulu. Kajian Tindak Pidana bisa mengatakan artikel ini bagus, dan
Terorisme Dalam Presfektif Hukum tetap akan menjadi artikel yang jauh dari
Pidana Internasional merupakan sebuah kata sempurna.
bentuk kejahatan yang bukan hanya
mengancam bagi keselamatan individu UCAPAN TERIMAKASIH
namun merupakan ancaman bagi Dengan terselesaikannya artikel ini,
kedaulatan negara. Terlepas dari hal penulis mengucapkan terima kasih yang
tersebut definisi terorisme di dunia belum sedalam-dalamnya kepada dosen
memiliki keseragaman tentunya karena pengampu mata kuliah Bahasa Inggris
adanya suata pandangan ideologi yang Hukum II, I Gusti Ayu Apsari Hadi,
berbeda-beda dari setiap negara terhadap S.H.,M.H. sebagai pembingbing dalam
tindak pidana terorisme. Dalam ranah penelitian ini dan pemberian tugas ini
internasional PBB memberikan suatu sebagai pemenuhan tugas.
perlindungan hukum guna adanya
kepastian hukum meskipun PBB belum DAFTAR PUSTAKA
menetapkan bahwa tindak pidana
e-Journal Peraturan Terorisme dan Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Menanggapi
Terorisme
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

Atmasasmita, Romly, Pengantar Hukum 2002 Tentang Pemberantasan


Pidana Internasional, PT Rafika Tindak Pidana Terorisme.
Aditama, Bandung, 2000.
Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum
Efendi, Tolib. Hukum Pidana Pidana Internasional, PT Rafika
Internasional. Surabaya : Pustaka Aditama, Bandung, 2000
Yustisia. 2014
Siti Larasati Hermanto, Politik Hukum Dan
Hardiman, F. Budi dkk. Terorisme, Kerjasama Internasional Dalam
Definsi, Aksi dan Regulasi. Penanggulangan Terorisme Pasca
Jakarta: Imparsial. 2005. Tragedi 11 September 2001 Dan
Implementasinya Di Indonesia,
International Convention for These Skripsi, 2011
prevention, and Panisment of
Terrorism tahun 1937 Konvensi Soetriadi,Artikel,http://eprints.undip.ac.id/1
Internasional tentang Pencegahan 7291/1/ewit_Soetriadi, tanggal, 17
dan Penghukuman Terorisme Oktober 2011.

Yosaphat Haris Nusarastriya, Radikalisme


Dan Terorisme Di Indonesia Dari
Masa Ke Masa (Tinjauan Dari
Juergensmeyer, Mark. Terorisme Para Perspektif Kewarganegaraan),
Pembela Agama, (diterjemahkan 2015
oleh Amien Rozany Pane).
Yogyakarta: Tarawang Press.
2003.

Mohamad, Simela Victor, Terorisme dan


Tata Dunia Baru, Penerbit Pusat
Pengkajian dan Pelayanan
Informasi Sekretariat Jendral DPR-
RI, Jakarta, 2002

Muladi, Penanggulangan Terorisme


Sebagai Tindak Pidana Khusus,
bahan seminar Pengamanan
Terorisme sebagai Tindak Pidana
Khusus, Jakarta, 28 Januari 2004.

Muhammad Ali Zaidan, Pemberantasan


Tindak Pidana Terorisme
(Pendekatan Kebijakan Kriminal),
Seminar Nasional Hukum
Universitas Negeri Semarang
Volume 3 Nomor 1 Tahun 2017,
149-180

Palevsky. Sejarah terorisme .

Perpu Nomor 2 Tahun 2002, Tentang


Pemberlakuan Perpu No 1 Th

Anda mungkin juga menyukai