LAPORAN
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Manajemen Perencanaan Penyelenggaraan Makanan
yang dibina oleh Ibu Rani Nurmayanti, SST, M.Gizi
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KUNJUNGAN LAPANGAN
RUMAH MAKAN “ES MINI” KOTA BLITAR
2
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan khidayahnya dan memberi kami kesempatan dalam menyelesaikan
laporan PKL (Praktek Kunjungan Lapangan) yang kami buat ini. Laporan ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Managemen Perencanaan
Penyelenggaraan Makanan bagi para Mahasiswa D-III Gizi. Di kesempatan ini,
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah memberi
dukungan moral. Dan juga bimbingannya pada kami. Ucapan terima kasih ini kami
tujukan kepada :
Susunan Laporan ini sudah dibuat dengan sebaik-baiknya, namun tentu masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu jika ada kritik atau saran apapun yang
sifatnya membangun bagi penulis, Sekian.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. 1
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ 2
KATA PENGANTAR............................................................................................ 3
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 4
DAFTAR
GAMBAR................................................................................................................ 5
DAFTAR
LAMPIRAN................................................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………...............................……………… 7
B. Tujuan…………………………………………..…………………….. 8
BAB II METODE PELAKSANAAN PKL
A. Tempat dan Waktu PKL………………………………….............….. 10
B. Peserta PKL…………………………………………….......………… 10
C. Pelaksanaan…………………………………….........……….........…. 10
1) Unit Kerja Tempat PKL……………………………............... 10
2) Jenis Data yang Dikumpulkan……………………………….. 10
3) Cara Pengumpulan Data……………………………………... 10
4) Cara Pengolahan dan Analisis Data……..……………...…... 10
5) Cara Penyajian Data……………………………………….........10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN PKL
A. Gambaran Umum Institusi Penyelenggaraan Makanan......................... 11
B. Uraian Hasil Pelaksanaan PKL Kunjungan :
a. Ketenagaan…………………………………………………….. 11
b. Jenis dan Jumlah konsumen yang dilayani…………………..... 11
c. Perhitungan gizi konsumen…………...…………….......…….. 12
d. Perencanaan menu…………………………......…….....……. 12
e. Perhitungan anggaran……………………………………….… 14
4
f. Kegiatan Pemesanan & Pembelian bahan makanan………….. 14
g. Kegiatan Penerimaan bahan makanan……….…………….….. 15
h. Kegiatan Penyimpanan & Penyaluran bahan makanan…….… 15
i. Kegiatan Persiapan Pemasakan bahan makanan…….....……... 16
j. Kegiatan Pengolahan bahan makanan……………………...… 17
k. Kegiatan Distribusi makanan………………………....……... 18
l. Kegiatan Penyajian/ Pelayanan makanan………………..…... 19
m. Kegiatan Pencucian peralatan……………………..…......…. 19
n. Kegiatan Pembuangan dan Pengelolaan
Sampah dan Limbah…............................................................ 19
o. Desain & layout Dapur & peralatannya……….…….………. 19
p. Hygiene dan sanitasi Makanan/GMP (berdasarkan Kepmenkes
1096/2011 atau 1098/2003)………………………………...…. 21
q. Keselamatan Kerja……………………………………...….…. 22
5
DAFTAR GAMBAR
6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.............................................................................................................................35
Lampiran 2.............................................................................................................................45
Lampiran 3.............................................................................................................................49
Lampiran 4.............................................................................................................................51
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan merupakan suatu rangkaian kerja yang
melibatkan tenaga manusia, peralatan, material, dana, dan berbagai sumber daya
lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan kualitas serta cita rasa makanan yang
akan disajikan dapat memuaskan konsumen dan dapat menekan biaya
penyelenggaraan makanan pada taraf yang wajar, serta tidak mengurangi kualitas
pelayanan. Adapun penyelenggaraan makanan institusi pada dasarnya merupakan
penyelenggaraan makanan dalam jumlah besar, yaitu dengan jumlah minimal 50
porsi dalam sekali pembuatan. Penyelenggaraan makanan institusi antara lain
terdapat pada rumah sakit, catering atau jasaboga, restoran atau rumah makan,
dan lainnya. Klasifikasi penyelenggaraan makanan institusi berdasarkan sifat dan
tujuannya dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu komersial dan non
komersial.
Rumah Makan Es Mini Kota Blitar merupakan salah satu penyelenggaraan
makanan institusi yang bergerak di bidang komersial. Pada sebuah
penyelenggaraan makanan tentunya diperlukan manajemen sistem
penyelenggaraan yang baik dan benar sesuai ketentuan yang berlaku, agar dapat
memberikan kepuasan bagi konsumen. Oleh karena itu untuk mengetahui
bagaimana sistem penyelenggaraan makanan yang terdapat di rumah makan
tersebut dilakukan kegiatan Praktik Kunjungan Lapangan. Dengan diadakannya
observasi langsung ke lapangan intitusi, mahasiswa diharapkan dapat
menganalisis dan mengevaluasi manajemen sistem penyelenggaraan makanan
yang terdapat pada institusi tersebut.
8
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Untuk mengetahui Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi di
salah satu institusi Penyelenggaraan Makanan yang bersifat komersial di Rumah
Makan Es Mini Kota Blitar
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui kebutuhan tenaga PMI, baik dari kualitas maupun kuantitasnya
2. Mengetahui sistem pengelolaan PMI, mulai dari perencanaan menu dan
anggaran sampai dengan distribusi dan penyajian makanan
3. Mengetahui sarana fisik dapur dan peralatan PMI
4. Mengetahui pengawasan mutu makanan pada PMI
5. Mengetahui menu yang dipergunakan
6. Mengetahui harga makanan konsumen perporsi
7. Mengetahui penerapan higiene sanitasi (GMP) dan keselamatan kerja
8. Mengetahui standar kualitas, kuantitas, prosedur & biaya yang dikelola dalam
PMI
9
BAB II
METODE PELAKSANAAN PKL
10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
Form di atas menunjukkan bahwa Rumah Makan Es Mini belum
mengorganisasi ketenagaan dengan baik, ditunjukkan dengan tidak adanya struktur
organisasi dan kualifikasi tenaga kerja yang spesifik. Hal ini dikarenakan system
ketenagaan kerja masih secara kekeluargaan. Namun agar tenaga kerja bisa
bekerja dengan baik, RM Es Mini melakukan bimbingan dan memberikan juklak
untuk tenaga kerja yang baru. RM Es Mini juga menyediakan Alat Pelindung Diri
(APD) untuk tenaga kerja agar tetap terlindungi.
12
apel, mangga, alpukat, agar-agar, kolang kaling, dan nangka, kelengkeng, dan lain-
lain. Selain itu, juga terdapat jus buah seperti, jus apukat, mangga, jus jeruk. Untuk
menu makanan ada yang telas tersedia di etalase dan ada yang diproses saat
pemesanan, seperti gurami goreng, lele goreng, dan lain-lain.
1. Nasi Rawon
Pada masakan nasi rawon, terdapat nasi, daging, kecambah, dan kerupuk. Nasi
rawon memiliki nilai gizi, energi 539 Kkal, protein 29 gram, lemak 12 gram, dan
karbohidrat 78 gram.
13
Gambar 2. Menu Es Buah Durian
Harga jual menurut Achmad merupakan perkiraan nilai tukar dari produk yang
ditentukan dengan uang.1 Harga Jual adalah harga pada waktu menjual. Harga jual
adalah harga yang diperoleh dari penjumlahan biaya produksi total ditambah dengan
mark up yang digunakan untuk menutup biaya overhead pabrik perusahaan. Faktor-
faktor yang mempemgaruhi penentuan harga jual yaitu laba, biaya produksi, dan
faktor ekstern. Sedangkan secara umum ada dua faktor utama yang perlu
dipertimbangkan dalam menetapkan harga jual, yaitu faktor internal perusahaan dan
faktor lingkungan eksternal perusahaan (Tjiptono, 2007). Berdasarkan form dapat
diketahui bahwa Rumah Makan Es Mini belum menerapkan perhitungan biaya untuk
menentukan harga jual. Rumah Makan Es Mini cenderung fleksibel dalam
menentukan harga karena untuk menyesuaikan kondisi pasar dan masyarakat.
14
secara langsung di pasar yaitu bahan makanan seperti sayuran dan buah-buahan.
Sedangkan untuk bahan makanan hewani seperti daging sapi pembelian dari rekanan.
Setiap transaksi pembelian bahan makanan dicatat.
15
sayuran atau bahan makanan yang memerlukan suhu rendah disimpan di dalam
kulkas. Pengecekan suhu dan pembersihan freezer dan kulkas dilakukan setiap
hari. Untuk bahan makanan kering hanya ditempatkan pada wadah tanpa diberi
label serta ditempatkan pada rak-rak yang ada didapur. Rumah Makan Es Mini
Blitar juga menggunakan sistem FIFO, yaitu bahan makanan yang pertama
disimpan maka digunakan lebih dahulu. Namun, untuk beberapa bahan makanan
ada yang dilakukan pembelian setiap hari sehingga tidak disimpan lama.
16
pemotongan bahan makanan sehingga tidak dilakukan pengawasan porsi
kembali sebelum pengolahan.
17
2) Peralatan Distribusi
Peralatan distribusi yang digunakan sudah sesuai secara jumlah dan
kualitas. Kebersihan dari peralatan juga selalu diperhatikan.
4) Tempat Distribusi
Distribusi makanan pada Catering Es Mini Kota Blitar dilakukan pada
tempat yang sama dengan pengolahan makanan (dapur).
18
itu juga sudah sesuai dengan jenis masakannya, seperti es buah menggunakan
mangkuk dan sendok. Kebersihan peralatan penyajian juga selalu diperhatikan.
19
XII. KEGIATAN PEMBUANGAN SAMPAH DAN LIMBAH
Pada form sistem pencucian alat pada poin 1 peralatan yang sudah selesai
digunakan dicuci tidak dengan air hangan melainkan dengan menggunakan air
biasa sehingga air biasa mampu membersihkan peralatan namun belum bisa
mengangkat bakteri yang menempel. Menurut Qastack.id bahwa air panas mampu
membantu mengangkat dan membersihkan piring kotor, suhu air di bawah sekitar
90 derajat akan meninggalkan film berminyak di piring sehingga jika dibersihkan
dengan air biasa/dingin sangat terhambat, air panas mengering jauh lebih cepat di
piring daripada air biasa. Sedangkan untuk poin 2,3,4 dan 5 sudah diterapkan oleh
RM Es Mini Kota Blitar.
Pada form sistem pembuangan sampah dan limbah untuk poin 1-6 sudah
diterapkan. Poin 1, jumlah tempat sampah sudah mencukupi sehingga tidak ada
sampah yang menumpuk. Poin 2, tempat sampah terbuat dari bahan yang
berkualitas baik yaitu sampah yang terbuat dari bahan plastik. Poin 3, tempat
sampah selalu tertutup sehingga tidak ada bau yang mempengaruhi makanan.
Poin 4, Sampah bahan makanan yang sudah habis atau kosong selalu segera
dibuang sehingga tidak mempengaruhi atau mengotori tempat untuk bahan-bahan
lainnya. Poin 5, tempah sampah berjarak >500 m karena terletak diluar dapur.
Dan untuk poin 6, dan sistem pembuangan limbah juga selalu tertutup.
Pada form personal Hygiene dan Pelatihan Karyawan untuk poin 1-5 sudah
diterapkan dengan baik. Namun untuk poin 6 dan 7, karyawan tidak pernah
mengikuti pelatihan atau penyuluhan GMP atau keamanan pangan dikarenakan
karyawan yang bekerja sudah ikut pemilik mulai awal sehingga sudah memiliki
kepercayaan. Namun RM Es Mini juga mempekerjakan siswa yang sedang
magang/pkl dari sekolah yang bekerjasama sehingga tidak ada pelatihan tetapi
langsung terjun ke praktek.
20
XIV. PENERAPAN HYGINE SANITASI DAN KESELAMATAN KERJA
Pada form Penerapan Hygiene Sanitasi dan Keselamatan Kerja, untuk poin 1-
4 sudah diterapkan dengan baik. Terdapat 4 tempat cuci tangan yaitu 2 di atas dan
2 di lantai bawah sedangkan untuk kamar mandi terpisah dengan kamar mandi
keluarga sehingga karyawan memiliki kamar mandi tersendiri dan memiliki
jumlah yang sesuai. Pada penjamah makanan sudah menggunakan alat pelindung
diri. Terdapat 2 alat pemadam kebakaran yaitu 1 di lantai atas dan 1 di lantai
bawah. Dan pada saat distribusi atau memegang makanan, tenaga kerja sudah
menggunakan alat pelindung seperti sendok, penjepit, atau handgloves.
Pada form Lay Out Dapur untuk poin 1-3 sudah diterapkan. Luas dapur cukup
untuk jumlah karyawan sehingga bebas untuk bergerak. Alur kerja juga tidak
terganggu karena memiliki 2 pintu. Dan untuk sesuai dengan kondisi luas dapur.
21
Golongan A3, yaitu apabila kapasitas pengolahannya lebih dari 500 porsi per
hari, dapur khusus dan memperkerjakan tenaga kerja.
Dalam hal menetapkan golongan dan unsur dapur, tenaga kerja dan kapasitas
sajian untuk tiap golongan tidak sesuai dengan ketentuan diatas, maka
ditetapkan unsur dapur sebagai unsur utama untuk menetapkan golongan.
Sehingga untuk penggolongan jasa boga pada Rumah Makan Es Mini 2 di
Blitar yaitu termasuk dalam golongan A3 jika dilihat dari unsur dapur.
Berdasarkan hasil wawancara kondisi halaman Rumah Makan Es Mini 2
Blitar bersih, rapi dan bebas kontaminasi pencemaran. Kondisi bangunannya
terdiri dari 2 lantai yang terpelihara dengan lantai, dinding, langit-langit, pintu dan
jendela dibuat dengan baik dan kuat. Namun, pada dinding yang terkena percikan
air tidak dilapisi bahan yang kedap air dan hanya dinding yang di cat biasa. Selain
itu, pencahayaannya dibuat sesuai kebutuhan dengan ventilasi dan sirkulasi udara
yang baik.
Rumah Makan Es Mini 2 Blitar menggunakan sumber air bersih yang berasal
dari 3 sumber yaitu 1 PDAM dan 2 sumur. Saluran air limbah berjalan dengan
lancar dan baik. Terdapat bak/tong sampah yang cukup menampung sampah.
Sampah dibuang 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari. Rumah makan juga
menyediakan tempat cuci tangan atau wastafel yang terdiri dari 2 wastafel di setiap
lantai. Selain itu, tersedia pula 2 kamar di setiap lantai. Hal ini sesuai dengan
Permenkes 1096/2011, dimana tempat cuci tangan disesuaikan dengan jumlah
karyawan dengan perbandingan apabila jumlah karyawan 1-10 orang : 1 buah
tempat cuci tangan; jumlah karyawan 11-20 orang : 2 buah tempat cuci tangan.
Sedangkan untuk kamar mandi jika jumlah karyawan 1-30 orang paling sedikit
tersedia 1 buah kamar mandi.
Ruang pengolahan makanan di Rumah Makan Es Mini 2 Blitar mempunyai
luas lantai yang cukup untuk 8 orang pegawai. Tempat istirahat pegawai berada
terpisah yaitu berada di belakang rumah makan. Rumah makan juga menyediakan
gudang untuk menyimpan barang-barang yang tidak digunakan. Semua pegawai
yang bekerja di rumah makan dalam keadaan sehat dan tidak mempunyai penyakit
22
infeksi atau luka yang terbuka. Pegawai selalu mencuci tangan, kuku pendek dan
tidak mengenakan perhiasan ketika bekerja. Pengambilan makanan selalu
menggunakan alat bantu (penjepit makanan).
Pada Rumah Makan Es Mini 2 Blitar tidak tersedia penyimpanan bahan
racun/pestisida karena rumah makan tersebut tidak pernah memiliki dan
menggunakan bahan-bahan tersebut. Selain itu, perlindungan terhadap serangga
dan tikus dilakukan kurang optimal karena apabila ada tikus yang masuk ke rumah
makan hanya di usir saja dan tidak ada penanganan lebih lanjut.
Pada form K3 bagian tenaga kerja, penilaian "Tidak" salah satunya terdapat
pada nomor 17, yang berarti tidak tersedianya SSOP bagi karyawan di RM Es Mini
dan juga tidak adanya proses evaluasi terhadapnya. Menurut kami, untuk sebuah
rumah makan yang sudah mulai terkenal dan diminati banyak orang seperti RM Es
Mini ini, keberadaan SSOP sangatlah penting, karena SSOP merupakan spesifikasi
dari SOP dimana lebih merujuk kepada prosedur yang dibutuhkan dalam menjamin
sanitasi dalam penanganan makanan dan ada langkah yang tertulis untuk proses
pembersihan dan sanitasi untuk mencegah adanya pencemaran atau kontaminasi
silang bahan makanan. Selain itu menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 1096
Tahun 2011 BAB III mengenai cara pengolahan makanan yang baik menjelaskan
bahwa pengelolaan makanan pada jasaboga harus menerapkan prinsip higiene sanitasi
makanan mulai dari pemilihan bahan makanan sampai dengan penyajian makanan.
Khusus untuk pengolahan makanan harus memperhatikan kaidah cara pengolahan
23
makanan yang baik. Ada 6 prinsip higiene sanitasi yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan yaitu (1) Pemilihan bahan makanan, (2) Penyimpanan bahan makanan, (3)
Pengolahan makanan, (4) Penyimpanan makanan jadi atau masak, (5) Pengangkutan
makanan, (6) Penyajian makanan. Maka dari itu, SSOP harusnya tersedia di rumah
makan ini agar seluruh proses prinsip higiene sanitasi dapat dilaksanakan dan
dikontrol dengan baik serta tidak menimbulkan masalah-masalah kesehatan pada
konsumennya.
Selanjutnya, masih pada bagian yang sama yaitu tenaga kerja, penilaian
"Tidak" terdapat pada nomor 18, yang berarti alur kerja karyawan di RM Es Mini
tidak satu arah. Alur kerja yang tidak satu arah, jika rumah makan dalam keadaan
ramai, maka jalur lintasan yang dilalui konsumen dan pelayan akan menjadi kurang
efisien serta akan menyebabkan terjadinya kemacetan di area tersebut. Menurut kami,
sebaiknya alur kerja dibuat satu arah agar semua proses yang terjadi di rumah makan
tersebut menjadi lebih rapi dan teratur.
24
ketersediaan tandu dan sirine tidak terlalu diwajibkan. Kemudian untuk nomor 41,
memang di rumah makan ini tidak terdapat mesin-mesin khusus hanya terdapat alat-
alat masak pada umumnya sehingga SOP untuk mesin tentu tidak dibutuhkan. Pada
nomor 42, diketahui di RM Es Mini ini tidak tersedia locker khusus bagi karyawan
dengan alasan karyawan yang bekerja di tempat ini masih ada hubungan keluarga
sehingga mereka mengandalkan kepercayaan satu sama lain. Namun menurut kami,
meskipun begitu, sebaiknya tetap disediakan locker agar para karyawan dapat
menyimpan barang-barang mereka yang sifatnya lebih privasi. Selain itu juga agar
lebih rapi dan teratur. Lalu, nomor 43 dan 44 diketahui di RM Es Mini ini tidak
tersedia daftar nomor telefon darurat (RS, Kantor Polisi, Pemadam Kebakaran, dll)
dan juga tidak tersedia peta untuk menuju kesana. Seharusnya ini adalah hal yang
wajib dan penting karena akan berguna untuk mempercepat datangnya bantuan atau
penanganan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Untuk nomor 46 dan 51
jelas, tidak perlu pembahasan , karena di tempat ini tidak ada lift dan bahan-bahan
kimia berbahaya. Label hanya digunakan untuk beberapa bumbu yang ada di dapur.
25
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Rumah Makan Es Mini Kota Blitar terletak di Jl. Dr. Wahidin kota
Blitar, merupakan salah satu penyelenggaraan makanan institusi yang
bergerak di bidang komersial. Pada rumah makan tersebut terdapat dua usaha
yaitu rumah makan dan catering. Namun, pada kunjungan ini lebih
menekankan pada penyelenggaraan makanan untuk rumah makan. Rumah
Makan Es Mini memiliki banyak menu makanan dan minuman yang
bervariasi. Makanan dan minuman yang paling diminati yaitu rawon dan es
buah. Berdasarkan PMK No. 28 Tahun 2019, kebutuhan energi rata-rata
penduduk Indonesia adalah 2100 kalori per hari dan kebutuhan protein rata-
rata adalah 57 gram per hari. Pada menu yang disediakan oleh Rumah Makan
Es Mini per porsi telah memenuhi kebutuhan AKG, jika menggunakan
perhitungan rata-rata per porsi makanan utama sebesar 25% (525 kkal) dan
untuk selingan 10% (210 kkal). Untuk harga makanan atau minuman tersebut
cenderung fleksibel dengan menyesuaikan kondisi pasar dan masyarakat. Hal
tersebut dikarenakan system ketenagaan kerja juga masih dijalankan secara
kekeluargaan yang dibantu oleh 8 karyawan.
26
secara tertulis. Walaupun tidak terdapat SOP tetap, namun tenaga kerja sudah
menggunakan alat pelindung saat distribusi atau memegang makanan.
B. Saran
Pada Rumah Makan Es Mini Kota Blitar belum terdapat SOP untuk
karyawan atau tenaga kerja dan SSOP (Sanitation Standar Operational
Procedure) untuk hygiene sanitasi, sehingga diharapkan untuk melengkapi hal
tersebut. Untuk Rumah Makan Es Mini Kota Blitar pada saat pencucian
peralatan baik alat makan maupun alat masak untuk direndam dalam air panas
untuk membunuh kuman/bakteri, karena pencucian peralatan masih dilakukan
secara manual. Perlu dilakukan pelatihan kepada karyawan agar lebih
memahami tentang penyelanggaraan makanan, hygiene sanitasi yang baik
agar makanan yang diproduksi memiliki kualitas yang baik.
27
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Slamet dan Sumarli. Pengaruh Perkiraan Biaya Produksi dan Laba yang
Diinginkan Terhadap Harga Jual Pada Industri Kecil Genteng.Pres, Jurnal
Ekonomi dan Manajemen, Dinamika, Vol. 11, 2, 2002, hal. 51
Bakri, B., dkk. 2018. Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi. PPSDM Kesehatan
Edisi Tahun 2018.Bahan Ajar Gizi.
Novia, S. dkk. 2015. ANALISIS PRA PENERAPAN SANITATION STANDARD
OPERATING PROCEDURE (SSOP) DI SUIS BUTCHER STEAK HOUSE
SETIABUDHI BANDUNG. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1096/MENKES/PER/VI/2011
Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah RI No. 86 Tahun 2019 Tentang
Keamanan Pangan. (onlline)
(https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/129230/pp-no-86-tahun-2019),
diakses pada tanggal 15 Oktober 2020.
PERMENKES RI. 2011. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE
SANITASI JASABOGA,
(https://kesmas.kemkes.go,id/perpu/konten/permenkes/pmk-nomor-1096-tahun-
2011-tentang-higiene-sanitasi-jasaboga) (daring), diakses pada tanggal 6
Oktober 2020.
Qastack. Apa manfaat dan kelemahan dari mencuci piring di air panas?
(https://qastack.id/cooking/64068/what-are-the-benefits-and-drawbacks-of-
washing-dishes-in-hot-water), diakses pada tanggal 16 okt 2020.
Tjiptono, F. 2007. Strategi Pemasaran. Yogyakarta :Penerbit Andi.
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Wayansari L., Anwar I.Z., Amri Z. 2018. Manajemen Sistem Penyelenggaraan
Makanan Institusi. Bahan Ajar Gizi.
28
Lampiran 1
I. ANALISIS KETENAGAAN
YA TIDAK
NO URAIAN
1 0
1 Ada struktur organisasi
2 Kualifikasi tenaga kerja sesuai dengan jabatan
Rasio tenaga dengan jumlah konsumen yang dilayani
S1/DIII Gizi =-
D3 Gizi =-
3
SMK/Sederajat = 3
SD/SMP =5
NO URAIAN YA TIDAK
1 0
29
7 Menu dibuat berdasarkan musim dan keadaan V
pasar
JUMLAH 4 5
III.ANALISIS MENU
YA TIDAK
NO URAIAN
1 0
JUMLAH 6 1
30
Labor cost sudah memenuhi 15-25% dari harga
2
jual
Overhead cost sudah memenuhi 25-35% dari harga
3
jual
Dalam harga jual sudah ada presentase profit
4
(perhitungan laba)
Harga jual bisa ditentukan (jelaskan dengan
5
perhitungan)
JUMLAH 0 0
YA TIDAK
NO URAIAN
1 0
Memiliki spesifikasi bahan makanan yang baik V
1 untuk berbagai golongan bahan makanan
Pemesanan bahan makanan memperhitungkan V
2 faktor refuse
atau Bagian yang dapat Dimakan (BDD) untuk
masing- masing bahan makanan
Menggunakan sistem pembelian yang V
3 tepat (sistem
lelang/pembelian langsung) sesuai dengan jenis
institusi,
jumlah konsumen, kemampuan tenaga kerja dan
biaya yang tersedia
Ada bon pemesanan/pembelian bahan V
4 makanan yang
terdokumen dengan baik
Ada surat perjanjian kontrak (bila menggunakan V
5 sistem pembelian formal)
Tenaga pengadaan makanan mempunyai V
6 pengetahuan yang cukup tentang bahan makanan
JUMLAH 5 1
31
VI. SISTEM PENERIMAAN BAHAN MAKANAN
YA TIDAK
NO URAIAN 1 0
1 Tenaga penerima bahan makananmemiliki V
Sifat teliti,cepat/cekatan, memiliki pengetahuan
yang luas tentang bahan makanan, dan tidak
mudah berkompromi
2 Ada dokumen rincian pesanan bahan makanan V
harian berupa macam dan jumlah yang
dipesan/akan diterima.
3 Ada spesifikasi bahan makanan yang telah V
ditetapkan, yang tertulis dan jelas
4 Ada tempat penerimaan bahan makanan yang V
memadai
5 Truk / mobil pengangkut (bila ada) dalam V
keadaan bersih dan tersanitasi
6 Ada sarana penerimaan bahan makanan seperti V
timbangan,
meja, pisau, dan alat lain yang dibutuhkan.
7 Sarana penimbangan selalu dikalibrasi. V
8 Selalu menimbang dan menghitung bahan V
makanan yang sudah diterima.
9 Memeriksa dan mencocokkan bahan makanan V
yang diterima dengan surat permintaan baik segi
kuantitas maupun kualitas
(sesuai spesifikasi)
10 Petugas mengembalikan jika terjadi ketidak V
cocokkan atau apabila bahan makanan telah
rusak.
11 Faktur pembelian ditandatangani setelah bahan V
diterima dan
didokumentasikan
12 Ada pencatatan dan pelaporan penerimaan bahan V
makanan
13 Penyerahan bahan makanan pada bagian V
persiapan dan penyimpanan dengan
menggunakan bon
JUMLAH 13 0
32
VII. SISTEM PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
YA TIDAK
NO URAIAN 1 0
1 Terdapat tempat penyimpanan khusus bahan makanan. V
Mencatat semua bahan makanan, rotasi, diberikan
2 label untuk masing-masing kriteria produk. V
3 Menggunakan sistim FIFO (First In First Out) V
Memisahkan bahan makanan kering dan bahan
4 makanan basah. V
Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras
5 dengan makanan yang tidak berbau V
Penyimpanan bahan makanan tidak menempel pada
lantai, dinding dan langit-langit dan disimpan diatas V
6 rak-rak penyimpanan
Jarak penyimpanan :
Jarak bahan makanan dengan lantai
15 cm Jarak bahan makanan dengan V
7 dinding 5 cm Jarak bahan makanan
dengan langit-langit 60 cm
33
8 Suhu ruang penyimpanan kering 19 - 21 °C V
Tepung, biji-bijian dan rempah-rempah dimasukan
9 dalam kontainer plastik dan tertutup rapat dilengkapi V
dengan label
Penyimpanan bahan
makanan Penyimpanan
Lauk Hewani : V
- Suhu sesuai dengan lamanya bahan makanan disimpan
10 Daging, ayam, ikan, suhunya = 0-4°C selama 3-5 hari
dan < 00 C untuk yang disimpan > 5 hari
Daging, ikan, ayam dan sejenisnya dibungkus plastik
11 dan disimpan khusus di tempat tersendiri V
Suhu penyimpanan untuk buah dan sayur adalah 100 C
12 selama 5-7 hari. V
Penyimpanan makanan jadi/masak
Makanan yang sudah dimasak disimpan dalam tempat V
13 yang bersih, diberi label dan dikemas.
14 Makanan tidak kontak dengan air dan tetesan es V
Makanan masak yang basah (berkuah) yang akan
segera disajikan disimpan pada suhu > 600C, dan yang V
15 belum segeradisajikan disimpan pada suhu -100 C
Makanan cepat basi (santan, telur, susu) yang akan
segeradisajikan disimpan pada suhu ≥ 65,50 C dan yang V
16 belum segera disajikan dismpan pada suhu -50 s/d -10 C
Makanan disajikan dingin yang akan segera disajikan
disimpan pada suhu 50 s/d 100 C dan yang belum segera V
17 disajikan disimpan pada suhu < 100 C
Pengecekan terhadap suhu 2 x sehari dan pembersihan
18 lemari es setiap hari V
JUMLAH 18 3
34
3 Tersedianya prosedur tetap (SOP) persiapan yang
V
tertulis
4 Terdapat standar bumbu dan standar resep yang
V
tertulis
5 Terdapat Standar Sanitasi Operasional Prosedur
V
(SSOP) dalam persiapan bahan makanan
6 Terdapat standar porsi yang tertulis V
7 Kualitas bumbu yang digunakan cukup baik V
8 Memisahkan bagian yang dapat dan tidak dapat
V
dimakan sebelum dicuci
9 Melakukan pencucian bahan makanan dengan air
V
mengalir sebelum pemotongan
10 Pemotongan bahan makanan menurut standar yang
telah ditetapkan atau disesuaikan dengan jenis V
hidangan/masakan
11 Waktu persiapan bumbu yang tepat dan proses
V
penanganan yang tepat
12 Ada pengawasan porsi selama persiapan (ukuran
V
potongan, dll)
JUMLAH 6 6
35
10 Jarak waktu antara persiapan, pemasakan, dan
penyajian/pelayanan tepat waktu atau sedikit lebih V
mendahului dari waktu yang ditetapkan
11 Melakukan kegiatan control produksi (penilaian cita
V
rasa makanan)
12 Melakukan control porsi (menghitung jumlah porsi
V
hasil produksi makanan)
JUMLAH 4 8
36
YA TIDAK
NO URAIAN
1 0
1 Pencucian alat menggunakan air hangat √
Pencucian alat menggunakan sabun yang
2 sesuai untuk mencuci alat √
3 Prosedur pencucian alat sesuai standar √
(mesin/manual)
4 Mencuci alat sesuai dengan jenisnya masing- √
masing
sanitasi peralatan pengolahan dan penyajian
makanan cukup baik:
- Tidak ada sisa kotoran melekat seperti : √
5 minyak, sabun, dan lain-lain
- Bau tidak amis
- Disimpan pada tempat yang aman dan
terlindung dari debu
JUMLAH 4 1
37
XIII. SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH DAN LIMBAH
YA TIDAK
NO URAIAN
1 0
1 Tempat sampah jumlahnya mencukupi √
YA TIDAK
NO URAIAN 1 0
1 Pemeriksaan kesehatan karyawan dilakukan secara √
berkala.
Karyawan yang bekerja di unit pengolahan dalam
2 keadaan sehat dan tidak menderita penyakit √
menular.
3 Karyawan menjaga kebersihan badan dan pakaian √
kerja.
Karyawan tidak mengunyah makan, minum dan √
4 sebagainya selama pengolahan makanan.
5 Karyawan tidak memakai perhiasan atau asesoris. √
Karyawan pernah mengikuti pelatihan / √
6 penyuluhan GMP atau Keamanan Pangan (Food
38
Safety).
Karyawan mengikuti pelatihan / penyuluhan
7 GMP atau Keamanan Pangan (Food Safety) √
secara berkala.
JUMLAH 5 2
YA TIDAK
NO URAIAN
1 0
Terdapat tempat cuci tangan dan kamar mandi sesuai √
1 jumlah tenaga pengolah.
Penggunaan alat pelindung diri seperti hand gloves,
2 apron, topi, masker, dll pada setiap penjamah √
makanan
3 Tersedianya alat pemadam kebakaran yang cukup √
Tenaga kerja menggunakan alat pelindung saat
distribusi/ memegang makanan (sendok, penjepit √
4
atau plastik penutup tangan)
JUMLAH 4 0
39
40
Lampiran 2
5 Bagian dinding yang kena percikan air dilapisi bahan yang kedap 1 0
air setinggi 2m.
6 Pintu dan jendela dibuat dengan baik dan kuat. Pintu dibuat 1 1
menutup sendiri, membuka kedua arah dan dipasang alat
menahan lalat dan bau-bauan. Pintu dapur yang berhubungan
keluar membuka ke arah luar.
PENCAHAYAAN
PENGHAWAAN
41
sehingga diperoleh kenyamanan dan sirkulasi udara.
AIR BERSIH
AIR KOTOR
KARYAWAN
MAKANAN
PERLINDUNGAN MAKANAN
23 Alat makan dan masak yang sekali pakai tidak dipakai ulang. 2 2
JUMLAH 65 59
JUMLAH 70 64
JUMLAH 74 68
JUMLAH 83 76
44
Lampiran 3 :
FORMULIR
PEMERIKSAAN KELAIKAN HIGIENE
SANITASI RESTORAN DAN RUMAH
MAKAN (PERMENKES 1098/2003)
45
Variabel Bobot Nilai Skore
1 2 3 4
22. Gudang bahan makanan 3 0, 2, 4, 6, 8, 10 30
D. Bahan Makanan dan Makanan Jadi
23. Bahan makanan 5 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 35
24. Makanan jadi 6 3, 4, 6, 7, 10 24
E. Pengolahan makanan
25. Proses pengolahan 5 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10 50
F. Tempat Penyimpanan Bahan Makanan
26. Penyimpanan bahan 4 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 40
makanan
27. Penyimpanan makanan 5 4, 6, 10 20
G. Penyajian makanan
28. Cara penyajian 5 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 40
H. Peralatan
29. Ketentuan peralatan 15 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 105
I. Tenaga kerja
30. Pengetahuan/sertifikat 4 0, 2, 4, 6, 8, 10 8
hygiene sanitasi makanan
31. Pakaian kerja 2 0, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 20
32. Pemeriksaan kesehatan 2 0, 1, 2, 3,4,5, 6,7, 8, 9,
10
33. Personal hygiene 7 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 49
Jumlah 750
46
Lampiran 3
47
18. Alur kerja karyawan satu arah
48
19. Adanya pengaturan jam kerja, shift, tenaga kerja wanita,
tenaga kerja kaum muda, pengaturan jam lembur
Bangunan
49
42. Tersedia loker khusus bagi karyawan
43. Tersedia daftar nomor telephone darurat seperti : rumah
sakit, kantor polisi, pemadam kebakaran, dll
44. Tersedia peta ke tempat – tempat darurat terdekat seperti :
rumah sakit, kantor polisi, dll
45. Tersedia pintu dan jendela darurat
46. Tersedia tangga darurat jika lift tidak bisa digunakan
47. Tersedia peta petunjuk pada setiap
ruangan/unit
kerja/tempat yang strategis misalnya: dekat lift dll, lampu
darurat menuju exit door
48. Tersedia stiker, poster "dilarangmerokok”
49. Penggunaan lampu emergensi (emergency lamp) di setiap
tangga.
50. Secara periodik peralatan/penunjang kerja perlu di up
grade.
51. Tersedia label yang jelas pada setiap wadah atau botol
bahan-bahan kimia berbahaya.
50
Dokumentasi:
Gambar 1. Foto bangunan Rumah Makan Es Mini nampak depan dan keseluruhan dari luar.
Sumber : google
51
Gambar 4. Foto lantai Rumah Makan Es Mini.
Sumber google
52
53