Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. T UMUR 23 TAHUN


G1 P0 A0 UMUR KEHAMILAN 21 MINGGU
DI KLINIK HANA

Disusun Oleh
Nama : Sheva Audina Asanovi Pramono
NIM : P27224018045
Kelas : D3 Kebidanan Semester 3

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2019
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. T UMUR 23 TAHUN
DI KLINIK HANA KLATEN

Disusun Oleh
Nama : Sheva Audina Asanovi Pramono
NIM : P27224018045
Kelas : D3 Kebidanan Semester 5

Tanggal Pemberian Asuhan :

Disetujui

Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di : Yosi Trihana S.SiT.,M.Kes
NIP : 19590817 1989032 002

Dosen Pembimbing
Tanggal : Rosalinna, S.SiT.,M.Keb
Di : NIP : 19770515 200812 002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan kasus “ASUHAN KEBIDANAN
KEHAMILAN PADA NY. T UMUR 23 TAHUN G1 P0 A0 UMUR KEHAMILAN 21
MINGGU DI KLINIK HANA.”
Laporan ini di susun untuk memperluas ilmu tentang pelaksanaan asuhan kebidanan bayi
baru lahir yang sesuai dengan standar asuhan menurut manajemen asuhan SOAP guna
memberikan manfaat bagi ibu dan tenaga kesehatan sehingga dapat mengurangi resiko dan
mendeteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. KH. Endah Widhi Astuti, M.Mid, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surakarta yang telah memberi dukungan dan motivasinya guna terselesainya
laporan kasus ini.
2. Anik Kurniawati, S.Si.T., M.Keb, selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Politekhnik
Kesehatan Kemenkes Surakarta.
3. Rosalinna S.SiT., M.Keb, selaku Dosen Pembimbing Lahan yang senantiasa
membimbing dan memberikan arahan dalam tersusunnya laporan kasus ini.
4. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis secara
pribadi maupun kepada para pembaca pada umumnya.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................................3
5. Manfaat............................................................................................................................................3
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................5
A. Konsep Landasan Teori...................................................................................................................5
B. Manajemen Kebidanan...............................................................................................................11
C. Model Dokumentasi.....................................................................................................................21
BAB III
TINJAUAN KASUS................................................................................................................................23
BAB IV
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................29
BAB V
PENUTUP................................................................................................................................................31
A. Kesimpulan..................................................................................................................................31
B. Saran.............................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................32

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu periode transisi pada kehidupan seorang wanita dan terjadi karena
adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum (Lowdermilk et al., 2012; Indriyani,
2013). Menurut Saminem (2009), seorang wanita akan mengalami berbagai perubahan selama
kehamilan, baik secara fisik maupun psikologis.
Menurut pengertiannya kehamilan yaitu proses berkesinambungan yang dimulai dari ovulasi,
konsepsi, nidasi, implantasi dan perkembangan embrio di dalam uterus hingga aterm.(Bobak,
Lowdermik & Jensen, 2005). Dalam proses kehamilan terjadi perubahan anatomi fisiologi, selain
perubahan tersebut ibu hamil mengalami ketidaknyamanan dalam kehamilan seperti kelelahan,
keputian, ngidam, sering buang air kencing dan emesis gravidarum (Kusmiyati, 2009).
Tingginya angka kematian ibu (AKI) dapat menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan
kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat kesehatan suatu
wilayah. Pemerintah berupaya bahu membahu membuat berbagai strategi untuk akselerasi
menurunkan AKI.

Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta,
maupun masyarakat (Depkes, 2007). Berbagai upaya sangat diperlukan untuk
menurunkan angka kematian ibu dan meningkatkan dukungan terhadap pelayanan dan kesehatan
ibu/maternal, baik dalam antenatal care (ANC) dan meningkatkan cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan.

Asuhan Antenatal menurut MNH(Maternal Neonatal Health) merupakan prosedur rutin yang
dilakukan oleh petugas (dokter, bidan, perawat) dalam membina suatu hubungan dalam proses
pelayanan ibu hamil untuk persiapan persalinannya yang harus dilakukan ibu hamil secara
teratur. Sementara keteraturan ANC (Antenatal Care) sendiri adalah
Kedisiplinan/kepatuhan ibu hamil untuk melakukan pengawasan sebelum anak lahir terutama
ditujukan pada anak. Kunjungan antenatal care menurut WHO minimal empat kali dilakukan

1
selama kehamilan yaitu Trimester I:1x, Trimester II:1x, dan Trimester III:2x.Hal itu ditujukan
untuk mendeteksi dini jika terdapat resiko-resiko kehamilan
supaya dapat teratasi segera. Program kunjungan antenatal dengan pelayanan / asuhan standar
“14 T”yaitu:
1)Tanyakan dan menyapa ibu dengan ramah;
2)Tinggi badan dan berat badan di timbang;
3)Temukan kelainan/periksa daerah muka dan
leher (gondok, vena jugularis externa), jari dan tungkai (edema), lingkaran
lengan atas, panggul (perkusi ginjal) dan reflek lutut;
4)Tekanan darah diukur;
5)Tekan/palpasi payudar (benjolan), perawatan payudara, senam payudara, tekan titik (accu
pressure) peningkatan ASI;
6)Tinggi fundus uteri diukur;
7)Tentukan posisi janin (Leopold I-IV) dan detak jantung janin;
8)Tentukan keadaan (palpasi)
liver dan limpa;
9)Temukan kadar Hb dan periksa lab (protein dan glucose urin), sediaan vagina dan VDRL
(PMS) sesuai indikasi;
10)Terapi dan pencegahan anemia (tablet Fe) dan penyakit lainnya sesuai indikasi (gondok,
malaria, dll);
11)Tetanustoxoid imunisasi;
12)Tingkatkan kesegaran jasmani (accu pressure)dan senam hamil
13)Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (penyuluhan): makanan bergizi ibu hamil, tanda
bahaya kehamilan, petunjuk agar tidak terjadi bahaya pada waktu kehamilan
dan persalinan;
14) Temu wicara konseling.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau dan mengenali secara dini adanya ketidaknormalan
atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil. Setiap kehamilan dapat berkembang
menjadi masalah atau komplikasi setiap saat, sehingga

2
sangat diperlukan pemantauan selama kehamilan. Indikator yang digunakan untuk
menggambarkan keberhasilan program pelayanan kesehatan ibu adalah cakupan pemeriksaan ibu
hamil terhadap pelayanan kesehatan yang diukur dengan K1 dan K4. (DepkesRI,2004).
K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan, K1 dibagi menjadi dua yaitu K1 murni dan K1 akses. K1 murni adalah jumlah kontak
pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan pada umur kehamilan kurang dari 12 minggu,
sedangkan K1 akses adalahjumlah kontak pertama hamil dengan tenaga kesehatan melihat umur
kehamilan. Cakupan K4 adalah
gambaran besaran ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling
sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimestwer
pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga.(Pedoman PWS
KIA,2008).

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.T G1P0A0 dengan usia kehamilan 21
Minggu , di puskesmas Ampel , Boyolali dengan Kehamilan Normal.

b. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada Ny.T Umur 23 tahun Usia Kehamilan 21 minggu
dengan kehamilan normal
b. Dapat menganalisis data pada Ny.T Umur 23 tahun Usia Kehamilan 21 minggu
dengan kehamilan normal
c. Dapat memberi penatalaksanaan pada Ny.T Umur 23 tahun Usia Kehamilan 21
minggu dengan kehamilan normal
d. Dapat melakukan dokumentasi pada Ny.T umur 23 tahun Usia kehamilan 21 minggu

5. Manfaat
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis tentang asuhan kebidanan serta
dapat menerapkan teori dan praktek kebidanan pada kasus ibu hamil

3
b. Bagi Profesi
Dapat memberikan masukan terhadap tenaga esehatan untuk lebih mem[erhatikan dan
meningkatkan pelayanan profesis sesuai standar asuhan kebidanan khususnya pada
kasusu ibu hamil
c. Bagi Institusi
1) Puskesmas
Dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehtan khusunya untuk kebidanan pada ibu hamil.
2) Pendidikan
Dapat menambah buku referensidan sumber bacaan di perpustakaan untuk
meningkatkan kualitas Pendidikan khusunya tentang ibu hamil

4
Bab II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Landasan Teori

a. Pengertian kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015: 81).
Manuaba, 2012, mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai yang
bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi
dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,pembentukan placenta dan
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Sholic hah, Nanik, 2017: 79-80).
Manuaba (2010) mengemukakan lama kehamilan berlangsung sampai persalinan
aterm (cukup bulan) yaitu sekitar 280 sampai 300 hari (Kumalasari. 2015: 1).
Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah masa dimulai saat
konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9
bulan 7 hari) di hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, 11 trimester/ trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan,
triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin, 2012: 12).
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena itu ibu
hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat
menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman
(Yuliana, 2015:1).
b. Tanda-tanda Kehamilan
1) Tanda-tanda kemungkinan hamil
Tanda-tanda kemungkinan hamil menurut Wiknjosastro (2007),
adalah :

5
a) Amenorhoe, (tidak dapat haid) gejala ini penting karena wanita hamil tidak
dapat haid lagi.
b) Nause (enek) dan emesis (mual), enek terjadi umumnya
pada bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadangkadang
oleh emesis sering terjadi dipagi hari.
c) Sering buang air kecil.

d) Rasa tergelitik, nyeri tekan, pembengkakan pada payudara.


e) Perubahan warna pada jaringan vagina dan servik.
f) Areola berwarna lebih gelap dan kelenjar-kelenjar disekitar puting menjadi
menonjol.
g) Mengidam, sering terjadi pada bulan pertama tetapi menghilang dengan makin
tuanya kehamilan.
h) Pembesaran rahim dan perut.
i) Kontraksi sebentar-sebentar terasa nyeri.
2) Tanda-tanda tidak pasti kehamilan.
Menurut Sulistyawati (2009), tanda-tanda tidak pasti hamil
yaitu:
a) Rahim membesar.
b) Tanda Hegar.
c) Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva.
d) Tanda Piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol
jelas ke arah pembesaran tersebut.
e) Braxton Hicks. Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan
mudah berkontraksi.
f) Basal Metabolism Rate (BMR) meningkat.
g) Ballottement positif. Jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu dengan
cara
menggoyang-goyangkan di salah satu sisi, maka akan terasa “pantulan” di sisi
yang lain.

6
h) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif. Tes urine dilaksanakan minimal satu
minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah
mengetahui
kadar hormon gonadotropin dalam urine. Kadar yang melebihi ambang
normal,mengindikasikan bahwa wanita mengalami kehamilan.

3) Tanda-tanda pasti kehamilan


Menurut Sulistyawati (2009), tanda-tanda pasti kehamilan
adalah :
a) Terdengar denyut jantung janin (DJJ).
b) Terasa gerak janin.
c) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan,
ada gambaran embrio.
d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (> 16 minggu).
c. Perubahan fisologi kehamilan
Menurut prawirohardjo (2010), perubahan fisiologi kehamilan antara
lain :
1) Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil
konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai
kemampuan untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih
kembali seperti
keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.
2) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan akibat
penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan
dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar – kelenjar serviks.
3) Vagina dan perinium
Selam kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit
dan otot-otot diperinium dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna
keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick.

7
4) Kulit abdomen
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam
dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini
dikenal dengan striae gravidarum.
5) Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya lebih lunak.
Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah
kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.
6) Perubahan metabolik
Pada kehamilan diperkirakan berat badan akan bertambah 12,5 kg.

7) Sistem kardivaskuler
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk
mengurangi resistensi vaskuler sistemik. Selain itu juga terjadi peningkatan
denyut jantung.
8) Traktus Digestivus
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan bergeser.
Demikian juga yang lainnya seperti appendiks yang akan bergeser ke arah atas
dan lateral.
9) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih akan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga
menimbulkan sering berkemih

d. Perubahan Psikologis Saat Kehamilan


(1) Trimester I
Trimester pertama ini sering dirujuk sebagai masa penentuan. Penentuan untuk
menerima kenyataan bahwa ibu sedang hamil. Segera setelah konsepsi, kadar
hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini
menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah,lelah dan

8
membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci
kehamilannya (Kamariyah dkk, 2014:39)
(2) Trimester II
Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibu
merasa sehat. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan
energy serta pikirannya secara konstruktif (Kumalasari, 2015:8)
(3) Trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada
saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Rasa tidak nyaman
akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang
merasa dirinya
jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya
dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester
inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan
(Dewi dkk, 2011:110)

e. Proses kehamilan
Menurut Wiknjosastro (2007), proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan yang terdiri atas :
1) Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormon
yang kompleks.
2) Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum dengan gerak aktif tuba yang memiliki
fibriae, maka ovum diangkat dan menuju uterus, sedangkan spermatozoa masuk
kedalam alat genetalia menuju
tuba fallopi.
3) Konsepsi dan pertumbuhan zigot adalah pertemuan inti ovum dengan inti
spermatozoa.
4) Nidasi (implantasi) pada uterus adalah proses penempelan hasil konsepsi di
dalam endometrium.
5) Pembentukan plasenta.
6) Tumbuh kembang hasil konsepsi hingga aterm.

9
f. Tanda Bahaya Kehamilan
Setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu
hamil untuk mengenali tanda–tanda bahaya pada kehamilan maupun persalinan.
Tanda bahaya ini jika tidak terdeteksi maka akan mengakibatkan kematian. Untuk
mengantisipasi ini maka tidak hanya ibu hamil saja yang perlu mengerti tentang
tanda bahaya tetapi suami dan keluarganya khususnya orang penting yang berhak
memberi keputusan apabila terjadi kagawat daruratan harus juga mengetahui
tentang tanda bahaya.
Ada 6 tanda bahaya selama periode antenatal adalah :
1. Perdarahan per vagina
Perdarahan tidak normal yang terjadi pada awal kehamilan
(perdarahan merah, banyak atau perdarahan dengan nyeri), kemungkinan abortus,
mola atau kehamilan ektopik. Perdarahan tidak normal pada kehamilan lanjut
(perdarahan merah, banyak, kadang – kadang, tidak selalu, disertai rasa nyeri) bisa
berarti plasenta previa atau solusio plasenta.
2. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang.
Sakit kepala hebat dan tidak hilang dengan istirahat adalah gejala
pre eklampsia
3. Perubahan visual secara tiba – tiba (pandangan kabur)
Masalah penglihatan pada ibu hamil yang secara ringan dan tidak
mendadak kemungkinan karena pengaruh hormonal. Tetapi kalau perubahan
visual yang
mendadak misalnya pandangan kabur atau berbayang dan disertai sakit kepala
merupakan tanda pre eklampsia.
4. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak ada hubungan dengan persalinan adalah
tidak normal. Nyeri yang tidak normal apabila nyeri yang hebat, menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat, hal ini kemungkinan karena appendisitis, kehamilan
ektopik, abortus,

10
penyakit radang panggul, gastritis, penyakit kantung empedu, abrupsio plasenta,
infeksi saluran kemih dll.
5. Bengkak pada muka atau tangan.
Hampir separuh ibu hamil mengalami bengkak normal pada kaki
yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau
meninggikan kaki. Bengkak dapat menunjukkan tanda bahaya apabila muncul
pada muka dan tangan dan tidak hilang setelah beristirahat dan disertai keluhan
fisik lain. Hal ini dapat merupakan tanda anemia, gagal jantung atau pre
eklampsia.
6. Bayi bergerak kurang dari seperti biasanya
Ibu hamil akan merasakan gerakan janin pada bulan ke 5 atau
sebagian ibu merasakan gerakan janin lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 x dalam periode 3 jam. Gerakan
bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan
dan minum dengan baik.

B. Manajemen Kebidanan
Menurut Hallen Varney ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan yaitu:
Langkah I : Pengumpulah Data
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari  semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data
dilakukan dengan cara :
Anamnesis Data Subjektif
Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,
riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, bio-psiko-sosial-spiritual, serta
pengetahuan klien.
1. Biodata
a. Nama : harus dikaji secara jelas dan lengkap untuk membedakan antara
pasien yang satu dengan yang lainnya agar tidak terjadi kesalahan dalam
memberikan asuhan pada ibu.

11
b. Umur
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi,yaitu bila umur
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,karena umur <20 dan > 35 tahun
dapat memyababkan komplikasi pada persalinan.
c. Ras / Suku bangsa
Dikaji untuk mengetahui kebiasaan dan budaya setempat
d. Agama
Dikaji untuk mempermudah dalam memberikan dukungan spiritual sesuai
dengan agama pasien.
e. Pendidikan
Dikaji untuk memudahkan tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan sesuai
dengan tingkat pendidikan,karena tingkat pendidikan akan mempengaruhi sikap
dan perilaku pasien.
f. Pekerjaan
Dikaji untuk mengetahui tingkat kemampuan ekonomi keluarga
g. Alamat
Dikaji untuk mempermudah hubungan dengan klien maupun anggota keluarga
apabila diperlukan dalam keadaan mendesak.
2. Alasan Datang
Dikaji untuk mengetahui tujuan utama pasien datang ke tenaga kesehatan.
3. Keluhan utama
Dikaji untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasiensaat ini sehingga bisa
menentukan suatu diagnosa sementara.
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan lalu
Ditanyakan untuk mengetahui adakah riwayat penyakit keturunan, penyakit
menular, penyakit sistemik, operasi abdomen yang dapat mempengaruhi
kehamilan dan memperberat persalinan sehingga perlu penanganan khusus
(Wiknjosastro,2002).
b. Riwayat kesehatan sekarang

12
Ditanyakan untuk mengetahui kesehatan ibu sekarang. Adakah penyakit yang
menyertai kehamilan sehingga dapat mempengaruhi proses persalinan
(Wiknjosastro,2002).

c. Riwayat kesehatan keluarga


Ditanyakan untuk mengetahui adakah anggota keluarga yang memiliki riwayat
penyakit keturunan, menular ataupun keturunan kembar sehingga dapat
mempengaruhi kehamilan dan persalinan (Wiknjosastro,2002).
5. Riwayat Pernikahan
Dikaji untuk memgetahui usia nikah,lama pernikahan,syah atau tidak,karena dapat
mempengaruhi psikologis ibu dalam proses persalinan.
6. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat Haid
1) Menarche
Merupakan tanda bahwa alat kandungan mulai menjalankan fungsinya.
2) Siklus
Dikaji apakah siklus haid normal atau tidak dan dapat digunakan untuk
menghitung usia kehamilan apabila ibu lupa tanggal haid terakhir didukung
dengan lamanya haid dan jumlah haid.
3) Lama
Dikaji untuk mengetahui lama haid normal atau tidak.
4) Jumlah
Dikaji untuk mengetahui jumlah pengeluaran setiap mens teratur atau tidak.
5) Bau
Dikaji untuk mengetahui apakah darah haidnya berbau atau tidak,karena bila
berbau dapat terjadi keganasan dalam organ reproduksi.Bau normalnya adalah
khas amis.
6) Konsistensi
Dikaji untuk mengetahui apakah konsistensi darah haid mormal atau tidak,
normalnya cair.
7) Dismenorhoe

13
Dkaji untuk mengetahui apakah pasien pernah mengalaminya,karena
mungkin bisa terjadi kelainan reproduksi.
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas lalu
Dikaji apakah riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu mengalami
komplikasi sehingga dapat mempengaruhi kondisinya sekarang,seperti riwayat
operasi sesar kemungkinan bersalin selanjutnya juga sesar.
8. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT
Dikaji untuk menghitung usia kehamilan dan taksiran persalinan
(Wiknjosastro,2002)
b. HPL
Dikaji untuk mengetahui perkiraan lahir janin
c. UK
Dikaji untuk mengetahui usia kehamilan ibu dan edukasi yang akan diberikan
9. Riwayat Keluarga Berencana
Perlu dikaji untuk memastikan jenis kontrasepsi,pengaruh dari kontrasepsi yang
digunakan,berapa lama,jarak anak sertakeluhan selama menggunakan kontrasepsi
apakah ada hubungannya dengan anak yang dikandung sehingga dapat diketahui
bahwa kehamilannya bukan karena kegagalan alat kontrasepsi yang akan
berpengaruh pada keadaan psikologis ibu.
10. Pola kebiasaan sehari-hari
Pengkajian dilaksanakan selama persalinan apakah ada masalah atau tidak,
meliputi :
a. Pola Nutrisi
Dikaji makan dan minum terakhir ibu karena makanan dan cairan yang cukup
selama masa persalinan akan memberikan lebih banyak energi dan mencegah
dehidrasi.Dehidrasi bisa mengakibatkan menurunnya daya kontraksi uterus.
(JNPKKR,2004)
b. Pola Eliminasi

14
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah kandung kemih dan rektum penuh atau
tidak karena kandung kemih dan rektum yang penuh bisa mengganggu proses
persalinan(JNPKKR,2004)
c. Pola Istirahat
Perlu dikaji apakah kebutuhan istirahat ibu terpenuhi atau tidak, karena bila
istirahat kurang dapat berpengaruh pada proses persalinan seperti kurang tenaga
untuk meaneran.
d. Pola Personal Hygiene
Perlu dikaji untuk mengetahui kebersihan diri pasien sudah terjaga atau belum.
e. Pola Hubungan Seksual
Perlu dikaji untuk mengetahui kapan ibu melakukan hubungan seksual pada
trimester III dapat menyebabkan perasaan sakit dan menimbulkan perdarahan
(Wiknjosastro, 2002).
11. Data Psiko-sosio-spiritual
a. Psiko, perlu dikaji untuk mengetahui tanggapan ibu terhadap proses
persalinannya apakah ibu merasa cemas atau tidak dalam menghadapi proses
persalinan ibu terhadap dirinya atas perubahan bentuk tubuh dan fungsi alat tubuh.
b. Sosial dikaji untuk mengetahui hubungan sosial ibu dengan orang-orang
disekitarnya, bagaimana hubungan ibu dengan suami dan keluarganya.
c. Spiritual perlu dikaji untuk mengetahui ketaatan ibu dalam menjalankan
ibadah sehingga lebih tenang dalam menghadapi persalinan.
d. Pemecahan masalah / koping menggambarkan bagaimana pasien
memecahkan masalah. Jika terjadi masalah bagaimana mencari jalan keluar dan
dengan siapa untuk diajak memecahkan masalahnya.
e. Lingkungan menggambarkan peran dan hubungan pasien dengan keluarga
dan tempat tinggalnya, tinggal dengan siapa, dan apakah memiliki hewan piaraan.
f. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya sejauh mana pasien
mengetahui keadaan kehamilannya dan rasa nyeri yang diakibatkan oleh proses
persalinan.
g. Keadaan ekonomi

15
Untuk mengetahui apakah ibu dan keluarga siap menghadapi persalinan ini dan
apakah ada faktor dari luar yang dapat mempengaruhi proses persalinan ini secara
tidak langsung.
Pengkajian Data Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan
tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
assesmen.
Data obyektif terdiri dari:
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik, sedang atau lemah
b. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah akan menurun pada kasus hiperemesis gravidarum.
2) Suhu tubuh meningkat. Suhu tubuh masih dalam batas normal apabila
peningkatan tidak lebih dari 0,5-10C. Suhu tubuh masih normal jika tidak lebih
dari 380C (Manuaba, 1998).
3) Nadi meningkat. Nadi dalam batas normal jika tidak lebih dari 100 kali
per menit (Manuaba, 1998).
4) Pernapasan meningkat. Pernapasan masih dalam batas normal antara 16-
24 kali per menit (Prawirohardjo, 2005).
c. Tinggi Badan (TB) : untuk dapat bersalin melalui jalan lahir normal,
maka tinggi badan ibu minimal lebih dari 145 cm.
d. Berat Badan (BB) : untuk mengetahui apakah ada penurunan berat
badan setelah terjadi hiperemesis gravidarum.
2. Pemeriksaan fisik
a. Muka : pucat/tidak, oedema/tidak
b. Mata : conjungtiva merah muda/tdk, sklera putih/ikterik
c. Telinga : simetris / tidak, ada pengeluaran/tidak.
d. Hidung : bersih/tidak, ada polip/tidak.
e. Mulut dan gigi : bersih/kotor, stomatitis ada/tidak, caries ada/tidak
f. Leher : pembesaran kelenjar tyroid ada/tidak, pembesaran kelenjar getah
bening ada/tidak

16
g. Dada : mamae simetris/tidak, membesar/tidak, putting susu
menonjol/tidak, bersih/tidak, pengeluaran putting, ada rasa nyeri/tidak
h. Abdomen
1) Inspeksi : adakah bekas operasi/tidak, ada striae atau tidak
2) Palpasi
a) Leopold
(1) Leopold I: dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan dan bagian janin
yang terletak di fundus uteri. Pada keadaan normal fundus uteri teraba bulat lunak
adalah bokong anak.
(2) Leopold II : dilakukan untuk menentukan letak punggung janin dan
bagian-bagian kecil janin atau ekstremitas janin. Normal terletak diseluruh kanan
atau kiri.
(3) Leopold III : dilakukan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat di
bawah, sudah masuk pintu atas panggul atau belum. Pada keadaan normal teraba
bagian bulat, keras. Biasanya pada multigravida kepala baru masuk pintu atas
panggul penjelang persalinan.
(4) Leopold IV : dilakukan untuk menentukan berapa jauh masuknya kepala
janin dalam rongga panggul. Dikatakan konvergen bila kedua tangan masuk bisa
bertemu berarti kepala belum masuk rongga panggul dikatakan divergen bila
kedua tangan tidak bisa bertemu berarti kepala sudah masuk rongga panggul.
b) Mc. Donald
Dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan dan taksiran berat janin melalui
pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dengan metlin. Untuk mengetahui apakah
berat janin sudah sesuai dengan usia kahamilan sebagai pertimbangan rencana
persalinan spontan.
3) Auskultasi
Dilakukan untuk mengetahui bunyi jantung janin. Dalam keadaan normal 120 –
160 x / menit dengan selisih antara bunyi 5 detik pertama dengan berikutnya tidak
lebih dari 1.
i. Vulva dan vagina : oedema/tidak, varices/tidak
j. Anus : ada haemoroid/tidak

17
k. Ekstrimitas
1) Atas : simetris/tidak, bersih/tidak, ada oedema/tidak.
2) Bawah : simetris/tidak, bersih/tidak, ada oedema/tidak,
3. Pemeriksaan Dalam
Dilakukan untuk mengetahui kemajuan persalinan, meliputi :
a. Portio : dinilai untuk mengetahui kematangan serviks
b. Penipisan : berapa persen penipisan portio
c. Pembukaan : dinilai dalam cm apakah sesuai dengan kala persalinan
d. Kulit ketuban: dinilai masih utuh ataukah sudah pecah atau merembes
e. Bagian terendah : untuk lebih memastikan bagian apa yang terdapat di
bawah
f. Penurunan : untuk mengetahui apakah penurunan kepala sudah sesuai
dengan kala persalinan.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menegakkan diagnosa dan untuk
menentukan adakah faktor resiko meliputi :
Pemeriksaan Darah → untuk mengetahui kadar Haemoglobin dikatakan anemia
bila Hb debawah 11 gr % pada trimester I dan III (Saifuddin, 2002).
Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosis dan masalah keduanya
digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap
membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang
dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
Masalah juga sering menyertai diagnosis.
Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :
1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.

18
2. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
3. Memiliki ciri khas kebidanan.
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan
Mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau diagnosis
potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan
diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah
potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam
melakukan asuhan yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi
juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak
terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang bersifat antisipasi
yang rasional atau logis.
Kaji ulang apakah diagnosis atau masalah potensial yang diidentifikasi sudah
tepat.
Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
tenaga konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau
kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus
menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak. Data baru mungkin saja
dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera

19
sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter. Situasi
lainnya tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi
dengan dokter.
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeklampsia, kelainan
panggul, adanya penyakit jantung, diabetes, atau masalah medik yang serius,
bidan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Dalam kondisi
tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi
atau seorang ahli perawatan klinis bayi  baru lahir. Dalam hal ini bidan harus
mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa
konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan kebidanan.
Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.

Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh.


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling
dan apakah perlu merujuk klien bila ada  masalah-masalah yang berkaitan dengan
sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan
terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap
aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua
pihak, yaitu oleh bidan dank lien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena
klien juga akan melaksanakan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

20
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date
serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
Langkah VI : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias
dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul
tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan
langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien
yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan
bagi klien adalah tetap bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut
waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
Kaji ulang apakah semua rencana asuha telah dilaksanakan.
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose dan
masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian
belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu
kegiatan yang berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap
asuhan yang tidak efektif melalui manajemen tidak efektif serta melakukan
penyusaian terhadap rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang
memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi
pada proses klinis, karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi

21
klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka
tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.

C. Model Dokumentasi
Metode pendokumentasian yaitu dengan menggunakan metode SOAP. Semua
metode dokumentasi memiliki kesamaan dalam pengkajiannya, tetapi dari semua
metode tersebut yang dipakai dalam pendokumentasian asuhan kebidanan pada
saat ini, yaitu memakai metode SOAP.
SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat membantu bidan mengorganisasikan
pikiran dalam pemberian asuhan yang bersifat komprehensif.
S ( Subyektif )
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa.
O ( Obyektif )
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil lab, dan
tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
assesmen.
A ( Analisa )
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif
dan obyektif dalm suatu identifikasi.

P ( Penatalaksanaan )
Mengambarkan pendokumentasian dari penatalaksanaan berdasarkan assesmen.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah
– langkah sebelumnya. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan
menyeluruh ini harus rasional dan benar – benar valid berdasarkan pengetahuan
dan teori yang up to date serta sesuai dengan apa nyang dibutuhkan dan baik
untuk pasien.

22
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


PADA Ny. T UMUR 23 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 2+41 MINGGU
Di KLINIK HANA
Tempat Praktik : Klinik Hana
Tanggal, Jam : 13 November 2020 , Pukul 10.17 WIB
Oleh : Sheva Audina Asanovi Pramono
A. Subjektif
1. Identitas pasien
Nama Ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. R
Umur : 23 th Umur : 36 th

23
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Buruh
Alamat : Prawatan,Prawatan
2. Keluhan
Ibu mengatakan ingin melakukan pemeriksaan kehamilan.

3. Status Perkawinan
Kawin / Tidak Kawin : Kawin
Usia saat pernikaha : 23 Tahun
Lama Pernikahan : 6 bulan
Status Perkawinan : Pertama , sah
4. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi :
Menarche : 15 Tahun
Siklus Menstruasi : Teratur
Jumlah : Ganti 3 pembalut tiap hari
Bau : Amis Darah
Flour Albus : tidak
Dismenorhea : tidak
b. Riwayat Hamil Sekarang
HPHT : 19 Juni 2020
HPL : 26 Maret 2021
UK : 21+4 Minggu
Status TT : TT3 tanggal 12 November 2020
Pemeriksaan Laborat :
Hb : 8,9 gr/dL
Gol.Darah : B
GDS: 135
Hbsag : negatif

24
Protein urin : negative
Reduksi : negstif
VCT: NR
Sifilis : NR
5. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit sistemik, menurun, menular yang pernah/sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah memiliki penyakit sistemik seperti jantung, ginjal,
asma , TBC, hepatitis , diabetes melitus, hipertensi, epilepsy, dan anemia
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai penyakit tertentu.
c. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami operasi
d. Riwayat kembar, cacat
Ibu mengatakan tidak ada riwayat kembar ataupun cacat
6. Kebutuhan Fisik
a. Nutrisi
1) Makan
3-4 kali Sehari dengan jenis makanan nasi 1 piring, sayur , lauk
2) Minum
Ibu mengatakan sehari minum 8-10 gelas air putih dan 1 gelas susu ibu hamil.
b. Eliminasi
1) BAK
Sifat cair, berwarna kuning jernih, bau khas urine, Sering BAK terutama pada
malam hari
2) BAB
Sifat lunak, berwarna kuning kecoklatan, bau khas feses, tidak ada keluhan
dalam BAB
c. Istirahat
Tidur Siang : 3-4 jam
Tidur Malam : 5-6 Jam
d. Personal hygiene

25
Mandi terakhir : 2x sehari
Keramas terakhir : 3x Seminggu
7. Keadaan Psiko, Sosio, dan Spiritual
a. Penerimaan klien terhadap kehamilan ini
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang sangat ditunggu, ibu merasa sangat
senang dan antusias dengan kehamilan ini
b. Dukungan suami/ Keluarga
Suami dan keluarga sangat memberi perhatian pada kehamilan ibu dan keadaan
ibu
8. Pengetahuan Ibu tentang Kehamilan
a. Ibu mengatakan pernah mengikuti kelas hamil tentang pemenuhan nutrisi saat
kehamilan TM2
b. Ibu mengatakan pernah melihat video senam hamil, namun belum
mempraktekkannya
c. Ibu mengatakan belum mengetahui tentang tanda bahaya pada kehamilan TM2
d. Ibu mengataakan belum mengetahui tentang breast care pada ibu hamil
B. O (Objektif)
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmetis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/80 mmHg
2) Suhu : 36,5⁰C
3) Pernapasan : 24 kali/menit
4) Nadi : 88 kali/menit
d. Berat badan = 48 kg
e. Tinggi badan = 150 cm
f. LILA = 26 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe

26
2) Muka : Tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum,
tidak pucat.
3) Mata : Sklera putih, konjungtiva berwarna merah muda
4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan abnormal
5) Mulut : Gigi tidak berlubang, tidak ada stomatitis, gusi
tidak berdarah
6) Telinga : Bersih, tidak ada cairan abnormal

b. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, getah bening, dan vena jugularis
c. Dada
Bentuk payudara simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola, tidak ada
benjolan abnormal,
d. Abdomen
1) Inspeksi
Bentuk memanjang sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka operasi,
terdapat striae albicans,ada hiperpigmentasi pada linea nigra,
Palpasi
a) Leopold I
TFU 2 Jari dibawah pusat.
b) Leopold II
Belum teraba Jelas, ballottement positif
c) Leopold III
Tidak dilakukan
d) Leopold IV
Tidak dilakukan
e) TFU Mc. Donald : tidak dilakukan
f) TBJ :-
2) Auskultasi
a) Frekuensi DJJ : 148 kali/menit
b) Irama teratur

27
c) Intensitasnya baik
e. Ekstremitas
1) Atas : Tidak oedema, kuku tidak pucat
2) Bawah : Tidak oedema, tidak varises, kuku tidak pucat,
reflek patella kanan kiri positif
f. Genetalia eksterna dan anus
1) Genetalia eksterna : Tidak ada keputihan, tidak oedema, tidak ada
bekas luka, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini dan
kelenjar skene
2) Anus : Tidak hemoroid
C. (Analisa)
Ny. T G1P0A0 umur 23 tahun , hamil 21 minggu , janin tunggal hidup intrauterine, dengan
hamil normal.

D. P (Penatalaksanaan)
Tanggal/jam :13 November 2020, 10.30 WIB
i. Memberi tahu hasil pemeriksaan ibu dan kandungannya
Hasil : ibu mengetahui kondisi kesehatannya dan kandungannya

ii. Memberi tahu ibu tentang nutrisi bagi ibu hamil untuk meningkatkan HB yaitu makan
makanan seperti Hati ayam,Daging Merah, dan sayur sayuran hijau
Hasil : Ibu mengerti dan paham
iii. Memberi KIE tentang tanda bahaya kehamilan TM2 diantaranya perdarahan, demam,
ketuban pecah sebelum waktunya, keputihan berbau dan gatal, pusing.
Hasil : ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan TM2
iv. Memberi KIE tentang senam hamil, dan menganjurkan ibu untuk mengikuti kelas
hamil
Hasil : ibu bersedia mengikuti kelas hamil, dan mengerti tentang senam hamil
v. Memberi KIE tentang cara mengkonsumsi Tablet Fe, dan memberi resep tablet Fe 30
tablet.

28
Hasil : Ibu mengerti tentang cara mengkonsumsi tablet Fe dan bersedia minum tablet
Fe secara rutin.
vi. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi (13 Desember 2020).
Hasil : ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang

Klaten, 05 November 2020


Mahasiswa/Praktikan

Sheva Audina Asanovi Pramono


NIM : P27224018045

Menyetujui,
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing Lahan

Yosi Trihana S.SiT., M.Kes Rosalinna S,SiT, M. Keb


NIP.197102141991082004 NIP.197807212012122002

BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan suatu bagian dari laporan kasus yang membahas


mengenai hubungan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus. Kasus diatas
merupakan kasus kehamilan normal pada Ny.T 23 tahun dengan menggunakan tahap-
tahap manajemen asuhan kebidanan yang meliputi pengambilan data subyektif,
obyektif, assessment dan penatalaksanaan.
1. Pengkajian

29
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap yang berkaitan
dengan kondisi kliem. Pada langkah ini alasan datang adalah ingin memeriksakan
kehamilannya dan mengetahui keadaan janin. ( Walsh 2007).
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan leopold, dan detak jantung janin.
Leopold 1 : digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada
dalam fundus,
Leopold 2 :Leopold 2 digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak
bagian kecil pada anak.
Leopold 3: Leopold 3 digunakan untuk menentukan bagian yang terdapat di bagian
bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul.
Leopold 4: Leopold 4 digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah
dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga panggul.
Pemeriksaan Leopald lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira 28
minggu ke atas. Pemeriksaan DJJ dilakukan menggunakan alat, DJJ normal berkisar
anatara 120-160 kali permenit
Pengkajian data terhadap ibu hamil Ny.T G1P0A0 Umur Kehamilan 21 minggu, dengan
Kehaamilan normal diperoleh data subyektif ibu hamil Ny.T ibu mengatakan ini
kehamilan pertama, dan belum pernah keguguran, , ibu mengatakan usianya 23 tahun,
ibu mengatakan HPHT :19 Juni 2020, sedangkan pada data obyektif didapatkan hasil
pemeriksaan fisik keadaan umum baik,kesadaran composmentis TD : 110/80 mmHg,
N : 88x/menit, R :24x/menit, S : 36,5ºC,TB : 150 cm, BB sebelum hamil : 45 kg, BB
sekarang : 48 kg, mata : simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih, pemeriksaan
leopold 1 didapatkan hasil TFU 2 jari dibawah pusat, leopold 2 belum teraba jelas ,
ballottement positif , leopold 3 tidak dilakukan dan leopold 4 tidak dilakukan, DJJ :
148x
Pada kasus langkah pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek

2. Analisis Data
Berdasarkan fakta Analisa pada Ny. T adalah G1P0A0 usia kehamilan 21 minggu janin
tunggal hidup, letak janin belum teraba jelas, ballottement positif . menurut penulis, dalam

30
memberikan asuhan pada Ny. T kehamilan berjalan normal tidak mengalami komplikasi atau
keadaan ibu dan janin sehat tidak ada gangguan.
Menurut (yulizawati dkk,2017) kehamilan dapat dikatakan normal apabila ibu sehat secara
fisiologis, dan psikologis, tidak ada riwayat obstetric yang buruk, ukuran uterus sesuai
dengan usia kehamilan, dan pemeriksaan fisik dan laboratorium yang normal.
Pada kasus langkah Analisis Data tidak dditemukan kesenjangan antara teori dan praktek

3. Penatalaksanaan
Asuhan pada masa hamil penulis melakukan penatalaksanaan pada Ny.T sebagaimana asuhan
yang diberikan untuk kehamilan normal, karena tidak ditemukan masalah, asuhan yang
diberikan yaitu seperti Memberi KIE tentanng tanda bahaya kehamilan TM2 ,Memberi KIE
tentang cara mengkonsumsi tablet Fe, Memberi KIE tentang senam hamil, dan menganjurkan
ibu untuk mengikuti kelas hamil dan Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang
Menurut teori intervensi pada ibu hamil normal yaitu dengan menginformasikan hasil
pemeriksaan pada ibu dan keluarga , memberi KIE tentang kebutuhan ibu hamil seperti Tanda
Bahaya, Senam Hamil, Nutrisi ,Istirahat dan tidur, Kontrol ulang, Berdasarkan hal diatas
penatalaksanaan Ny.T sesuai dengan kehamilan normal yang dialami

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

31
Berdasarkan laporan kasus Kehamilan pada Ny.T G1P0A0 Umur 23 tahun Umur Kehamilan
21 minggu dapat disimpulkan bahwa kehamilan ibu normal, dalam hal ini bidan telah
memberikan asuhan kebidanan kehamilan yang sesuai dengan standar asuhan kebidanan yaitu
diantaranya dengan memberikan KIE pada ibu hamil yang sesuai dengan usia kehamilannya.

B. Saran
a. Mahasiswa diharapkan :
1) Dapat menambah pengetahuan dengan adanya masalah yang berbeda pada setiap kasus
kehamilan.
2) Dapat menambah keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan kehamilan pada setiap
klien.
b. Klien diharapkan :
1) Dapat mengetahui asuhan kebidanan kehamilan yang tepat berdasarkan usia kehamilannya.
2) Dapat menjaga kehamilannya dengan baik
3) Dapat mempersiapkan persalinan, perawatan bayi dan masa nifas dengan baik dan benar

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat A. Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Nusa
Medika.
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

32
Jurnal kebidanan “
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN
KETERATURAN MELAKSANAKAN ANTENATAL CAREDI PUSKESMAS PEMBANTUDAUH
PURI DENPASAR TAHUN 2014 “ oleh Maria Christina Endang Sukartiningsih
Vol 1, No 1 ISSN : 2406-8179

Jurnal Kebidanan 5( V o l . V , M a r e t 2 0 1 5 )4
“HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI
KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN ANTENATAL CARE (ANC)
DI RB SOEGIARTI SURABAYA” oleh Nyna Puspitaningrum (Tenaga Pengajar Prodi DIII
Kebidanan, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya)

digilib.stikesicme-jbg.ac.id “ asuhan kebidanan komprehensif’ diakses pada tanggal 20


November 2019 pukul 22.30

33

Anda mungkin juga menyukai