Anda di halaman 1dari 17

STUDI KASUS

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN


KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI PADA SISWA
SMA NEGERI 3 BANTUL

Disusun untuk Memenuhi


Tugas Matakuliah Statistika Terapan

Oleh
AHMAD SANTOSO
NIM. 200108220004

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2021
A. JUDUL
Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual Dan Kecerdasan
Spiritual Terhadap Prestasi Belajar Studi Pada Siswa Sma Negeri 3 Bantul

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap prestasi belajar?
2. Apakah kecerdasan intelektual berpengaruh terhadap prestasi belajar?
3. Apakah kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap prestasi belajar?

C. HIPOTESIS
Secara teoretis, dikatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar seseorang bersumber dari dua hal, yakni internal dan eksternal. Pada sumber
internal terdiri dari dua faktor secara garis besar, yakni faktor fisiologis yang meliputi
keadaan jasmani dan faktor psikologis yang meliputi kemampuan (kecerdasan), minat
dan bakat. Kemudian sumber eksternal yang meliputi faktor lingkungan masyarakat,
keluarga, dan lingkungan sekolah. Dikaitkan dengan fokus penelitian ini, kecerdasan
jelas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi seseorang. Hal ini
ditunjukkan dari faktor internal pada teori yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
1. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, mengetahui persis
kelemahannya dirinya, memiliki motivasi dan sanggup berkomunikasi dengan baik.
Siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi tentu memiliki dorongan untuk meraih
prestasi tinggi di kelasnya sehingga ia akan berusaha lebih giat daripada yang lain untuk
meraih tujuannya. Oleh karena itu, kecerdasan emosional merupakan syarat bagi mereka
yang ingin memperbaiki diri dan ingin meningkatkan prestasi, kualitas serta potensi diri.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diajukan hipotesis kedua yakni sebagai
belikut :
H0 = Kecerdasan emosional tidak berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi
belajar.
H1 = Kecerdasan emosional berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 22.352 2.628 8.506 .000

Total_X1 .395 .088 .313 4.482 .000


a. Dependent Variable: Total_Y

Sesuai hasil uji t (parsial) padat tabel Coefficientsa menunjukan bahwa nilai
signifikansi pengaruh Kecerdasan emosional (X1) terhadap prestasi belajar (Y) adalah
0,00 < 0,05 dan nilai t hitung 4,482 > nilai t tabel 1,973 maka H0 ditolak dan H1
diterima. Artinya terdapat pengaruh pengaruh Kecerdasan emosional (X1) terhadap
prestasi belajar (Y) secara signifikan.

2. Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Prestasi Belajar


Melihat dari sudut pandang empiris dikaitkan dengan landasan teoretis, beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi. Kecerdasan intelektual dapat
mempermudah siswa dalam mengerjakan tugas maupun ujian karena seseorang yang
memiliki kecerdasan intelektual tinggi mampu menunjukkan pemahaman dalam membaca
dan memahami masalah serta mampu menyelesaikan dengan pikiran yang jernih.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diajukan hipotesis kedua yakni sebagai
belikut:
H0 = Kecerdasan intelektual tidak berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi
belajar.
H1 = Kecerdasan intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 18.280 2.623 6.968 .000

Total_X2 .433 .072 .406 6.047 .000

a. Dependent Variable: Total_Y

Sesuai hasil uji t (parsial) tabel Coefficientsa menunjukan bahwa nilai signifikansi
pengaruh Kecerdasan emosional (X2) terhadap prestasi belajar (Y) adalah 0,00 < 0,05
dan nilai t hitung 6,047 > nilai t tabel 1,973 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya
terdapat pengaruh pengaruh Kecerdasan emosional (X2) terhadap prestasi belajar (Y)
secara signifikan.

3. Kecerdasan Spiritual terhadap Prestasi Belajar


Individu yang memiliki kecerdasan spiritual baik akan memperoleh prestasi yang
baik karena ia mampu memotivasi diri dalam setiap persoalan yang akan dijalani, dengan hati
yang tenang dan dapat mengambil pelajaran dari masalah yang telah dihadapi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diajukan hipotesis ketiga yakni
sebagai berikut:
H0 = Kecerdasan spiritual tidak berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi
belajar.
H1 = Kecerdasan spiritual berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 17.845 2.160 8.263 .000

Total_X3 .458 .061 .486 7.557 .000

a. Dependent Variable: Total_Y

Sesuai hasil uji t (parsial) tabel Coefficientsa menunjukan bahwa nilai signifikansi
pengaruh Kecerdasan emosional (X3) terhadap prestasi belajar (Y) adalah 0,00 < 0,05
dan nilai t hitung 6,447 > nilai t tabel 1,973 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya
terdapat pengaruh pengaruh Kecerdasan emosional (X3) terhadap prestasi belajar (Y)
secara signifikan.

D. Teknik Analisis Data


Untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan maka dalam penelitian ini
digunakan teknik analisis sebagai berikut:
1. Uji Kualitas Data
Dalam melakukan sebuah penelitian kesungguhan responden dalam menjawab
kuesioner sangat penting karena dapat mempengaruhi kualitas data dan keabsahan
data yang dikumpulkan. Oleh karena itu, setiap instrumen dalam kuesioner harus
valid dan reliabel karena akan mempengaruhi hasil penelitian. Maka, diperlukan alat
ukur untuk mengukur veriabel penelitian tersebut yaitu uji validitas dan reliabilitas.
1.1 Uji Validitas
Uji validitas dalam sebuah penelitian dimaksudkan untuk mengukur sah atau
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner
tersebut Ghozali (2011). Validitas ditentukan dengan mengkorelasikan skor masing-
masing item. Kriteria yang diterapkan untuk mengukur valid tidaknya suatu data
adalah:
Jika nilai r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.
1.1.1 Validitas kuesioner kecerdasan emosional

Jika nilai r1 hitung 0,522 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r2 hitung 0,625 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r3 hitung 0,582 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r4 hitung 0,641 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r5 hitung 0,501 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r6 hitung 0,404 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r7 hitung 0,505 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r8 hitung 0,516 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
1.1.2 Validitas kuesioner kecerdasan intektual

Jika nilai r1 hitung 0,487 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r2 hitung 0,394 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r3 hitung 0,486 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r4 hitung 0,523 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r5 hitung 0,568 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r6 hitung 0,458 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r7 hitung 0,403 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r8 hitung 0,523 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r9 hitung 0,537 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r10 hitung 0,454 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
1.1.3 Validitas kuesioner kecerdasan spiritual

Jika nilai r1 hitung 0,475 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r2 hitung 0,452 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r3 hitung 0,553 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r4 hitung 0,436 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r5 hitung 0,494 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r6 hitung 0,392 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r7 hitung 0,367 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r8 hitung 0,480 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r9 hitung 0,490 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r10 hitung 0,554 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
1.1.4 Validitas kuesioner prestasi belajar

Jika nilai r1 hitung 0,530 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r2 hitung 0,491 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r3 hitung 0,548 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r4 hitung 0,458 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r5 hitung 0,512 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r6 hitung 0,483 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r7 hitung 0,429 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r8 hitung 0,535 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r9 hitung 0,568 > r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.
Jika nilai r10 hitung 0,477> r table 0,1435 maka pernyataan dinyatakan valid.

1.2 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator
dari variabel atau konstruk, kuesioner dikatakan handal apabila jawaban seseorang
dalam kuesioner stabil atau konsisten dari waktu ke waktu Ghozali (2011). Uji
reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung Cronbach Alpha masing-masing item
dengan bantuan SPSS For Windows. Suatu instrument dikatakan reliabel jika
mempunyai nilai alpha positif dan lebih besar dari 0,6 Dimana semakin besar nilai
alpha, maka alat pengukur yang digunakan semakin handal (reliable).
1.2.1 Realibitas kuesioner kecerdasan emosional
Hasil analisis spss kuesioner kecerdasan emosional :

Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung Cronbach Alpha masing-


masing item dengan bantuan SPSS For Windows. Instrument kecerdasan emosional
mempunyai nilai alpha0.635 dan lebih besar dari 0,6 maka menyatakan instrument
reliable.
1.2.2 Realibitas kuesioner kecerdasan intelektual
Hasil analisis spss kuesioner kecerdasan intelektual:

Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung Cronbach Alpha masing-


masing item dengan bantuan SPSS For Windows. Instrument kecerdasan intelektual
mempunyai nilai alpha 0.617 dan lebih besar dari 0,6 maka menyatakan instrument
reliable.
1.2.3 Realibitas kuesioner kecerdasan spiritual
Hasil analisis spss kuesioner kecerdasan spiritual:
Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung Cronbach Alpha masing-
masing item dengan bantuan SPSS For Windows. Instrument kecerdasan spiritual
mempunyai nilai alpha 0.633 dan lebih besar dari 0,6 maka menyatakan instrument
reliable.
1.2.4 Realibitas kuesioner prestasi belajar
Hasil analisis spss kuesioner prestasi belajar:

Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung Cronbach Alpha masing-


masing item dengan bantuan SPSS For Windows. Instrument prestasi belajar
mempunyai nilai alpha 0.633 dan lebih besar dari 0,6 maka menyatakan instrument
reliable.

2. Analisis
Teknik analisis ini digunakan untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh
variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Berikut adalah
formulasi dari variable penelitian berdasar teknik analisis regresi linear berganda:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Dimana :
Y = Prestasi Belajar
X1 = Kecerdasan Emosional
X2 = Kecerdasan Intelektual
X3 = Kecerdasan Spiritual
a = Konstantan (intercept)
b = Koefisien Regresi

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 7.291 3.045 2.395 .018

Total_X1 .207 .084 .164 2.465 .015

Total_X2 .216 .075 .203 2.889 .004

Total_X3 .360 .062 .382 5.827 .000

a. Dependent Variable: Total_Y


Y = 7,291 + 0,207 X1 + 0,216 X2 + 0,360 X3
Dari persamaan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
a. Kecerdasan emosional menunjukkan nilai koefisien positif (+) 7,291 yang berarti
semakin tinggi kecerdasan emosional maka prestasi belajar juga tinggi.
b. Kecerdasan intelektual menunjukkan nilai koefisien positif (+) 0,207 yang berarti
semakin tinggi kecerdasan intelektual maka prestasi belajar juga tinggi.
c. Kecerdasan spiritual menunjukkan nilai koefisien positif (+) 0,360 yang berarti
semakin tinggi kecerdasan spiritual maka prestasi belajar juga tinggi.
3. Uji Asumsi Klasik
3.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas yaitu uji yang bertujuan untuk menguji apakah model regresi
variabel residual atau penganggu memiliki distribusi normal.

Dari table uji Normalitas Kolmogorov-smirnov test menunjukan nilai sign


0,200 > 0,05 maka data tersebut normal.
3.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen.
Ketentuan dalam uji multikolonieritas adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 maka tidak terjadi
multikolonieritas. Sebaliknya jika nilai VIF ≥ 10 maka terjadi multikolonieritas
2) Jika nilai tolerance adalah > 0,10 maka tidak terjadi multikolonieritas.
Sedangkan jika terjadi multikolonieritas maka nilai tolerance ≤ 0,10.

3.3 Uji Heretokedastisitas


Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksmaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain.
Dalam pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan analisis grafik plot
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika ada pola tertentu, titik-titik yang membentuk suatu pola (bergelombang,
melebar, menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar dari atas dan bawah
angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Goodness Of Fit (Uji Hipotesis)


Goodness Of Fit digunakan untuk menguji ketepatan fungsi regresi sampel
dalam menaksir nilai actual.
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali (2011). Nilai R2
yang kecil adalah antara nol dan satu yang berarti kemampuan variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen.

b. Uji Statistik F
Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel dependen, Ghozali
(2011).
Hasil dari uji F dapat dilihat pada tabel ANOVA pada kolom signifikansi
dengan ketentuan:
1) Jika probabilitas nilai F atau signifikansi < 0,05 (5%) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
2) Jika probabilitas nilai F atau signifikansi > 0,05 (5%) maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
c. Uji Statistik t
Uji statistik t yaitu uji yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen Ghozali (2011). Ketentuan pengambilan keputusan
dalam pengujian hipotesis menggunakan uji statistik t adalah sebagai berikut:
1) Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < dari 0,05 (5%) maka dapat
dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel independen dengan
variabel dependen secara parsial.
2) Jika probabilitas nilai t atau signifikansi > dari 0,05 (5%) maka dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel independen dengan
variabel dependen secara parsial.

Anda mungkin juga menyukai