Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANTROPLOGI

MASALAH – MASALAH SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI


KESEHATAN MASYARAKAT UTAMANYA DALAM BIDANG KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH

NAMA : WINDA LESTARI

TINGKAT : II. A

NIM. : PO.71.20.2.19.035

MATA KULIAH : ANTROPOLOGI

DOSEN PEMBIMBING : LISDAHAYATI,SKM,MPH

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BATURAJA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


BAB l

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pengembangan di bidang
kesehatan di harapkan akan semakin meningkat tingkat kesehatan masyarakat pada pelayanan
kesehatan dapat dirasakan oleh  semua lapisan masyarakat secara memadai (dians
kesehatan,2007).berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai dengan lingkungan yang
kondusif,perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah terjadinya penyakit, pelayanan kesehatan yang berhasil dan berdaya guna
tersebar merata di seluruh wilayah. Akan tetapi pada kenyataannya, pembangunan kesehatan
masih jauh dari yang di harapkan. Permasalahan- permaslahan kesehatan masih banyak
terjadi. Beberapa diantaranya adalah : penyakit- penyakit seperti dbd, flu burung, dan
sebagainya semakin menyebar luas, kasus- kasus gizi buruk yang semakin marak, periotas
kesehatan rendah, serta tingkat pencemaran semakin tinggi,sebebnarnya individu menjadi
faktor penentu dalam menentukan status kesehatan. Dengan kata lain, merubah pola hidup
ataupun kebudayaan tentang kesehatan yang biasa kita lakukan dan di ikuti perubahan zaman.

1.2    Tujuan

Tujuan dari pembuat makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja aspek-aspek
social budaya yang mempenagruhi perilaku kesehatan masyarakat.
BAB ll

PEMBAHASAN

A. Masyarakat

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan


sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,
perasaaan, keinginan. Manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungan.
Pola interaksi social dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu
masyarakat adapun pengertian masyarakat menurut para ahli :

1.         Menurut selo sumardjan masyarakat adalah orang- orang yang hidup bersama dan
menghasilakn kebudayaan

2.         Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu strukur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan atau kelompok-kelompok yang
terbagi secara ekonomi.

3.         Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan objektif pribadi-pribadi yang merupakan


anggotanya.

4.         Menurut Paul B. Horton dan C. hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang
relatif mandiri, hidup bersama – sama dalam waktu ang cukup lama, tinggal disuatu wilayah
tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dala
kelompok / kumpuolan manusia tersebut

5.         Menurut Koentjaraningrat (1996) : masyarakat adalah kesatuan hidu manusia yang


berinteraksi sesuai dengan system adat istiadat tertentu yang sifatanya berkesinambunagn dan
terikat rasa identitas bersama.
6.         Menurut Gillin (1954) masyarakat adalah kelompok manusia yang besar yang mempunyai
kebiasaan,sikap, tradisi dan perasaaan persatuan yang sama.

1. Faktor – faktor Masyarakat.

Menurut soerjono soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut :

1.    Beranggota minimal dua orang

2.    Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan

3.    Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasikan manusia yang baru yang
saling berkomunikasi dan membuat aturan- aturan hubungan antar anggota masyarakat.

4.    Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama
lain sebagai anggota masyarakat.

2. Kriteria Masyarakat Yang Baik

Menurut marion levy di perlukan empat kriteria yang harus di penuhi agar sekumpulan
manusia ini dikatakan / disebut sebagai masyarakat.

1.    Ada sistem tindakan utama

2.    Saling setia pada sistem tindakan utama

3.    Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota

4.    Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dan kelahiran / reproduksi manusia.

B. Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitubuddhayah,  yang


merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) di artikan sebagai hal- hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.dalam bahasa inggris kebudayaan di
sebutculture, yang berasal dari kata latincolere, yaitu mengolah atau mengerjakan bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture  juga kadang di terjemahkan
sebagai “kultur” dalam bahasa indonesia

a.        Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville j. Herskovist
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Istilah untuk pendapat itu adalah cultural - Determinism

b.        Herskovists memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

c.       Menurut Andress Eppink. Kebudayaan mengandung keseluruhan struktur –struktur


social ,religus, dan lain- lain serta pernyataan intelektual dan artistic yang
menjadi  ciri khas suatu masyarakat.

d.      Menurut Edward Burrnelt Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang


kompleks, yang di dalamnya terkandng pengetahuan

e.       Menurut selo soenardjan dan soelaiman soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan


adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalaam pikiran manusia, sehinngga dalam kehidupan sehari- hari,
kebudayaan ini bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda – benda yang di ciptakan oleh


manusia sebagai mahkluk yang berbudaya. Berupa perilaku dan benda – benda yang bersifat
nyata, misalnya pola –pola perilaku,bahasa, perilaku hidup,organisasi social,religi,seni, dan
lain- lain yang kesemuannya ditunjukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.

       Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai kebudayaan memiliki 4


unsur pokok, yaitu :

1.         Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok yaitu:

a.         Alat-0alat teknologi

b.        Sistem ekonomi
c.         Keliarga

d.        Kekuasaan politik

2.         Bronislaw malinawski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

a.         Sistem norma social yang memubgkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
untuk menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya

b.        Organisasi ekonomi

c.         Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga) adalah


lembaga pendidikan utama

C. Perubahan Social  Budaya

Dalam teori Hl . belum tentang status kesehatan .maka di jelaskan tentang beberapa
faktor yang mempengaruhi status kesehatan, antara lain :

1.    Lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik, social budaya,ekonomi, perilaku,


keturunan, dan pelayanan kesehatan

2.    Lingkungan social budaya tersebut tidak saja mempengaruhi status kesehatan, tetapi
juga mempengaruhi kesehatan kesehatan.

Sebagaimana kita tahu bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari banyak suku
bangsa yang mempunyai latar budaya yang beraneka ragam. Lingkungan budaya tersebut
sangat mempengaruhi tingkah laku manusia yang memiliki budaya tersebut, sehngga
denagn beraneka ragam budaya, menimbulkan variasi daam perilaku manusia dalam
segala hal, termasuk dalam perilaku kesehatan.

Dengan masalah tersebut, maka petugas kesehatan yang memberikan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat dengan latar budaya yang ragam, perlu sekali mengetahui
budaya dan masyarakat yang dilayaninya, agar pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada masyarakat akan memberikan hasil yang optimal, yaitu meningkatkan kesehatn
masyarakat.

Manusia adalah mahkhluk social yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup
sendiri sehngga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat, dengan definisi
tersebut, ternyata pengertian masyaraakat masih di rasakan luas dan abstrak sehingga
untuk lebih kongkrit nya maka ada beberapa unsur masyarakat dikelompokkan mejadi 2
yaitu:

1.      Kesatuan social dan

2.      Pranata social

Kesatuan social merupakan bentuk dan susunan dari kesatuan kesatuan individu yang
berinterakssi dengan kehidupan masyarakat, sedangkan yang dimaksud, pranta social adalah
hmpunan norma norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebbutuhan pokok
dalam kehidupan masyarakat, norma- norma tersebut memberikan petunjuk bagi tingkah laku
seseorang yang hidup dalam masyarakat, kebudayana dalam pengertian yang terbatas ,banyak
orang yang memberi definisi kebudayaan sebagai bangunan yang indah , can di, tari- tarian,
seni suara dna seni rupa.

Taylor memberikan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks yang di


dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaaan, dan kemampuan kesenian,moral
bukan adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaaan –kebiasaan yang di dapat manusia
sebagai anggota masyarakat, sedangkan menurut koentjaraningrat mendefinisikan bahwa
kebudayaan adalah seluruh dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang
halus di dapatkannya dengan belajar dan semuanya tersuusn dalam kehidupan masyarakat.

D. Aspek social budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status


kesehatan

Selanjutnya di jelaskan bebrapa aspek budaya yang empengaruhi perilaku kesehatan dan
status kesehatn yang pertama adalah :

1.    Umur

2.    Jenis kelamin

3.    Pekerjaan

4.    Social ekonomi

Jika dilihat dari aspek umur, maka ada perbedaan golongan penyakit berdasarkan
golongan umur, misalnya dikalangan balita banyak yang menderita penyakit infeki ,
sedangkan pada golongan dewasa atau usia lanjut lebih banyak menderita penyakit kronis,
demikian juga dengan aspek golongan menurut jenis kelamin, di kalangan wanita lebih
banyak menderita kanker payudara, sedangkan pada pria lebih banyak menderita kanker
prostat, begitu juga dengan jenis pekerjaan, dikalangn petani lebih banyak menderita penyakit
cacingan, karena aktifitasnya banyak dilakukan disawah, sedangkan pada buruh tekstil lebih
banyak menderita penyakit saluran pernapasan karena banyak terpapar debu, keadaan social
ekonomi juga mempengaruhi pada pola penyakit, bahkan juga berpenhgaruh pada kematian,
misalnya angka kematian lebih tinggi pada golongan yang statusnya ekonominya rendah.

Menurut H Ray Elling (1970) ada beberapa faktor social yang berpengaruh pada
perilaku kesehatan antara lain:

1.             Self concept

2.         Image kelompok. G. M foster menambahakan ,bahwa identifikasi individu

Kepada kelompok juga berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.

a.     Pengaruh self concept

Kiata ditentukan oleh tingkat keputusan atau tidak kepuasan yang kita rasakan
terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin memperlihatka diri kita kepda orang
lain, oleh karena itu secara tidak langsung self concept kita cenderung menentukan, apakah
kita akan menerima keadaan diri kita seperti adanya atau berusaha untuk mengubahnya.

Self concept adalah faktor yang penting dalam kesehatan, karena mempengaruhi
perilaku masyarakat dan juga perilaku kesahatan.

b.    Pengaruh image kelompok

Image seseorang individu sangat dipengaruhi oleh image kekompok. Sebagai contoh,
seorang anak dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan orang-orang dengan
pendidikan tinggi, sedangkan anak petani tidak terpapar dengan lingkungan medis, dan besar
kemungkinan juga tidak bercita-cita untuk menjadi dokter.
c. pengaruh identifikasi kelompok sosialnya terhadap perilaku kesehatan

Identifaksi kelompok kecilnya sangat penting untuk memberikan keamanan


psikologis dan kepuasan dalam pekerjaan mereka.

E. Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan

Menurut G. M foster (1973) aspek budaya yang dpat mempengaruhi

Kesehatan seseorang antara lain adalah :

1.                     Tradisi

2.                     Sikap fatalism

3.                     Nilai

4.                     Ethnocentrisme

5.                     Unsur budaya dipelajari pada tingkat proses sosialisasi

 Pengaruh tradisi terhadap perilaku kesehatan dan status kesehatan

Ada beberapa tradisi dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan
masyarakat, misalnyadi New Guinea,pernah terjadi wabah penyakit kuru. Penyakit ini
menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah virus, penderita hanya terbatas pada
anak – ank dan wanita, setelah dilakukan penelitian ternyata penyakit ini menyebar karena
adnya trdisi kanibalisme.

 pengaruh sikap fatalism terhadap perilaku dan kesehatn

Hal ini adalah sikap fatalism yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Beberapa anggota
masyarakat di kalangan kelompok yang beraga islam dalam percaya bahwa anak adalah
titipan tuhan, dan sakit atau mati itu adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha
untuk mencari pertolongan bagi anakya yang sakit , atau menyelamatkan seseorang dari
kematian.
 Pengaruh sikap Ethnosentris terhadap perilaku dan status kesehatan

Sikap ethonosentris adalah sikap yang memandang bahwa kebudayaan sendri yang paling
baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain misalnya orang- orang berat merasa
bangga terhadap kemajuan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dan selalu beranggapan
bahwa kebudayaannya paling maju sehingga merasa superior terhadap budaya dari
masyarakat yang sedang berkembang tetapi dari sisi lain. Semua anggota dari budaya lainnya
menganggap bahwa yang dilakukan secara alamiah yang terbaik. Oleh karena itu sebagi
petugas kesehatan kita harus menghindari sikap yang menganggapbahwa petugas adlah orang
yang pandai, paling mengetahui maslah kesehatn karena pendidikan petugas lebih tinggi dari
pendidikan masyarakat setempat sehingga tidak perlu mengikat sertakan ,masyarakat , dalam
masalah kesehatan masyarakat. Dalm hal ini memang petugas lebih baik mengusai tentang
masalah kesehatn, tetapi masyarakat  diman mereka bekerja lebih mengetahui keadaan di
masyarakatnya sendiri.

 Pengaruh perasaan bangga pada masyarakat terhadap perilaku kesehatan

Suatu perasaan bangga terhadap budayanya berlaku bagi orang hal tersebut barkaitan dengan
sikap ethnosentrisme.

 Pengaruh norma terhadap perilaku kesehatan

Seperti halnya dengan rasa bangga terhadap statusnya, norma dimasyarakat sangat
mempengaruhi perilku kesehatn dari anggota masyarakat yang mendukung norma tersebut
sebagi contoh, untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, banyak mengalami hambatan
karena adanya  norma yang melarang hubungan antara dokter sebgai pemberi layanan dengna
iu hamil sebagai pengguna layanan.

 Pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan

Nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan, nilai- nilai
tersebut ada yang menunjang da nada yang merugikan kesehatan. Beberapa nilai yang
merugikan kesehatan misalnya adalah penilaian yang tinggi terhadap beras putih meskipun
masyarakat mengetahui bahwa beras merah lebih banyak mengandung vitamin Bl jiak
dibandingkan dengan beras putih, masyrakat ini memberikan niali bahwa beras putih lebih
enak dan lebih bersih.

 Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingakt awal dari proses sosialisasi
terhadap perilaku kesehatan

Pada tingkat awal proses sosialisasi, seseorang anak dianjurkan antara lain, bagaimana cara
makan, bahan makanan apa yang dimakan, cara buang air kecil dan buar aiar besar, dan lain –
lain. Kebiasaan tersebut terus dilakukan sampa anak tersebut dewasa dan bahkan menjadi tua,
kebiasaan tersebut sangat mempengaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit untuk diubah.

 Pengaruh konsentrasi dari inivasi terhadap perilaku kesehatan

Tidak ada perubahan yang menjadi dalam isolasi, atau dengan perkataan lain, suatu
perubahan akan menghasilkan perubahan yang kedua dan perubahan yang ketiga, apabila
seseorang pendidikan kesehatan ingin melakukan perubahan periaku kesehatan masyarakat,
maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan tejadi jika melakukan
perubahan mengenai faktor – faktor yang terlibat / berpengaruh terhadap perubahan, dan
berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut
apanbila ia tahu budaya masyarakat setempat dan apabila ia tahu tentang proses perubahan
kebudayaaannya, maka ia harus dapat menganstipasi reaksi yang muncul yang
mempenagruhi dari perubahan yang telah direncakan.

F.               Perubahan sosial budaya

karena perilaku dipengaruhi budaya, maka untuk merubah perilaku juga harus di rubah
budayanya

1.    bentuk perubahan social budaya :

a)                    perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat


b)                    perubahan yang pengaruhnya kecil dan yang pengaruhnya besar

c)                    perubahan yang direncanakn dan yang tidak di rencanakan

perubahan kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu pendek di sebut inovasi,
syarat  inovasi :

a)                masyarakat merasa membutuhkan perubahan

b)                perubahan harus di pahami dan dikuasai masyarakat

c)                perubahan dapat diajarkan

d)               perubahan memberikan keuntungan di masa yang akan datang

e)                 perubahan tidak merusak prestise pribadi dan kelompok

penyebab perubahan tidak meluas :

1.                Pengguna perubahan baru dapat mendapat suatu hukuman

2.                Penemuan baru sulit diintegrasikan ke dalam pola kebudayaan yang ada


BAB lll

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik , mental maupun kesejahteraan
social, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk
memenuhi kebutuhan dan mengubah atau mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi
lebih baik, kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari- hari, bukan sekedar tujuan hidup.
Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber sumber social,
budaya dan personal. Dengan teori belum kita dapat mempengaruhi kondisi lingkungan yang
buruk, dan juga hal – hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan, seperti dengan cara
memperbaiki 4 aspek utama kesehatan, yaitu genetic, lingkungan, perilaku dan pelayan
kesehatan.

3.2 Saran  

Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadapa kesehatan, maka perlu
peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatn masyarakat. Penyedia layanan
kesehatan, masyarakat, pemerintahan dan perusahan perlu menjabarkan peta jalan
pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan. Dibutuhkan
kerjasama dalam merumuskan dan mengebbangkan program kesehatan masyarakat sesuai
dengan karateristik daerah setempat sehingga tahap perubahan menuju masyarakat sehat
dalam pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan
masyarakat dan pada akhirnya memiliki self belonging   bahwa kesehatan merupakan milik
dan tanggung jawab bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Elling. (n.d.). Socio Cultural Influences On Health and Health Care.

Elling.Ray, H. (n.d.). Socio cultural influences on health and helth care.

Fisher, A. (1986). Theories of Communication (Terjemahan Soejono Trimo). Bandung: Remaja


Karya.

Foster. (1973). Traditional Societes in Technological Change.

Foster, G. (1973). traditional societes in technological change .

Green. (1980). Health Education Planing, A Diagnostic Approach. Mayfield Publishing Company.

Koentjaraningrat. (1996). Pengantar Anthropologi .

Kresno, s. (1996). pencarian pertolongan pengobatan bagi anak balita dengan diare .Jakarta utara.

Loentjarningrat. (1996). pengantar anthropologi.

Notoatmodjo. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta .


Notoatmodjo, S. (2010). promosi kesehatan teori dan aplikas,edisi revisi . Jakarta: rineka cipta.

Anda mungkin juga menyukai