NIM : 1911012210020
Jawaban UTS
Perbedaan :
Faktor Pembeda Kitin Kitosan
Derajat deasetilasi (%) < 60 > 60
Kelarutan (dalam as. Asetat 0,1 %) Tidak larut Larut
Kadar Nitrogen <7 >7
Fa (Fraksi mol N-asetil Kitin [0.85 h] Kitosan [0.15]
glukosamida)
Gugus Asetil (-CH3-CO) Amina (-NH)
Salah satu perbedaan utama kitin dan selulosa adalah sumber kedua material tersebut
diambil. Selulosa didapatkan dari tumbuh-tumbuhan, sedangkan kitin didapatkan dari invertebrate
laut dan jamur. Keberadaan kitin di alam umumnya terikat dengan protein, mineral dan berbagai
jenis pigmen. Kitin terdistribusi luas khususnya dalam jenis-jenis binatang laut dan juga terdapat
dalam jasad-jasad hidup tingkat rendah termasuk protozoa.
B. α-kitin, β-kitin, dan γ-kitin memiliki perbedaan pada pola penyusun rantai polimer pada
fibrilnya. α-kitin memiliki rantai-rantai polimer yang berdekatan tersusun secara antiparallel, β-
kitin mempunyai rantai polimer yang tersusun parallel, dan γ-kitin, fibrilnya masing masing
tersusun dari tiga rantai, dua rantainya tersusun paralel dan rantai ketiga antiparallel.
2. – Cangkang kepiting yang dapat digunakan sebagai kepiting umumnya dibuat sebagai campuran
makanan ternak, pupuk pakan ikan, dan bahan kerajinan.
-Tulang cumi/sotong
- Kulit udang merupakan salah satu sumber yang potensial untuk digunakan dalam
pembuatankitin dan kitosan, yaitu suatu biopolimer yang secara komersil berpotensi di bidang
industri. Kulit udang mengandung protein 25-40%, kalsium karbonat 40-50%, dan kitin 20-
36,61%, tetapi besarnya kandungan komponen tersebut tergantung jenis udang dan tempat
hidupnya. Secara kimiawi kitin merupakan polimer β-(1,4)-2- asetamida-2-dioksi-D-glukosa yang
tidak dapat dicerna oleh mamalia.
Alasan karna mudah didapatkan dan melipah dan juga karena di daerah saya yaitu Bangka Belitung
banyak sekali pantai dan laut. Sehingga limbah cangkang udang, kepiting, dan tulang cumi/sotong
melimpah dan hanya sebagian orang yang bisa memanfaatkannya.
kandungan protein pada serbuk kulit udang akan jauh berkurang. Selain itu juga dapat
meningkatkan derajat deasetilasi dan kelarutan sekaligus menurunkan viskositas dan berat molekul
kitosan
depigmentasi untuk menghilangkan pigmen. Pigmen pada bahan baku kitin sebagian besar
adalah senyawa karotenoid yang membentuk kompleks dengan kitin. Perlakuan dengan asam dan
basa (proses deproteinasi dan demineralisasi) sendiri dapat menyebabkan terjadinya depigmentasi.
Perubahan yang terjadi yaitu serbuk kulit udang akan berubah warna menjadi putih
Depolimerisasi kitosan dapat dilakukan dengan metode kimiawi, enzimatik maupun fisika.
Depolimerisasi menggunakan metode kimiawi telah banyak diteliti dengan menggunakan berbagai
asam seperti asam klorida, asam nitrat, asam fosfat dan asam fluorida untuk menghasilkan kitosan
dengan berat molekul yang rendah.
B. Pemurnian kitin deasetilase dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Supernatan hasil
sentrifugasi pada 20.000 rpm dipekatkan sampai 63% dengan menggunakan ammonium sulfat
padat pada suhu 40C. Selanjutnya disentrifugasi pada 20.000 rpm selama 15 menit. Supernatan
yang dihasilkan dipekatkan lebih lanjut sampai 85% dengan menggunakan amonium sulfat.
Presipitatnya dilarutkan dan didialisis dengan buffer sodium asetat 5 mM, pH 5,3 dan kemudian
dilewatkan kolom karbosi metilselulosa dengan buffer yang sama. Elusi dilakukan dengan sodium
asetat pH 5,5 secara gradien linear dari 5 sampai 100 mM dengan kecepatan alir 60 mL/jam. Atau
Preparasi sejumlah kitosan seri DD dapat dilakukan dengan cara bertahap dan berbagai variasi
variabel. Proses ini diawali dengan serbuk kulit udang dideproteinasi menggunakan NaOH
4% . Selanjutnya dilakukan depigmentasi menggunakaan NaHOCl 4% .
Preparasi sejumlah kitosan seri MW (dengan berat molekul bervariasi tapi derajat deasetilasi
relative sama, Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Kitosan hasil preparasi kemudian dilakukan depolimerisasi dengan HCl 2,5 M dengan waktu yang
bervariasi maka didapatkan kitosan dengan MW (berat molekul berbeda) tetapi DD-nya relatif
sama.
Langkah pertama, kitosan dilarutkan dalam asam asetata. Kemudian, dilakukan depolimerisasi
dengan radiasi microwave 23,46 GHz. Sehingga diperoleh kitosan dengan MW (berat molekul)
berbeda tetapi DD-nya relatif sama.
4. A. Derajat deasetilasi menunjukkan banyaknya gugus amina (-NH2) bebas pada polisakarida
dan digunakan untuk membedakan antara kitin dengan kitosan. Derajat deasetilasi adalah salah
satu karakteristik kimia paling penting yang dapat mempengaruhi sifat fisikokimia kitosan dan
aplikasinya mencakup : kelarutan, sifat antimikrobial, biodegradabilitas dan kemampuannya
dalam menyembuhkan luka. Derajat deasetilasi kitosan merupakan rasio unit 2-asetamido-2-
deoksi-4-glukopiranosa dengan 2- amido-2-deoksi-4-glukopiranosa.
metode analisis derajat deasetilasi kitosan ini menjadi tiga tipe metode :
1. Spectral (1H-NMR, 12C-NMR, 14N-NMR, UV, IR), NMR prinsipnya :perbandingan nilai
integral/jumlah proton pada pergeseran kimia δ = 1,9 ppm (gugus asetil) dan δ = 3,5-4,0 ppm
spektra H-3, H-4, H-5, H-6 dari unit glukosamin.
3. Degradasi (analisis elemental, hidrolisis kitosan menggunakan analisis kolometri atau HPLC
dan metode analisis deferensial termal).
B. Metode spektroskopi FTIR merupakan metode yang sering digunakan dalam menentukan
derajat deasetilasi kitosan. Penentuan derajat deasetilasi kitosan menggunakan metode
spektroskopi infra merah berdasarkan pada spektra infra merah yang dihasilkan, yaitu dengan
membandingkan absorbansi gugus amida (A1655) dengan absorbansi gugus hidroksil (A3450)
Persamaan :
kitosan = 75,56 %
Kitosan = 84,16 %
5. A. Berat molekul suatu polimer merupakan harga massa rata-rata sebaran berat molekul yang
bervariasi per-mol-nya. Kitosan tergolong biopolimer yang memiliki berat molekul tinggi. Kitosan
komersil biasanya memiliki berat molekul antara 100.000 –1.200.000 Dalton.
Dynamic light Scattering berdasarkan prinsip pengukuran gerakan partikel Brown (Brownian
Motion) dan mengkorelasikan gerakan dengan ukuran partikel.
Metode ini pada dasarnya pemisahan berdasarkan perbedaan ukuran dan geometri molekul
yang dilewatkan pada kolom. Perbedan ukuran molekul akan menimbulkan perbedaan kecepatan
migrasi molekul-Molekul kecil akan masuk dalam fase diam dan tertahan/terpenetrasi
Viskometri
Prinsip kerja Viscometer adalah bila ciran yang masukan ke dalam viscometer mengalir
dengan cepat,maka viskositas cairan tersebut rendah (misalnya air). ... Viskositas dapat diukur
dengan menguur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder.
Prinsip analisis gugus ujung ialah memanfaatkan gugus - gugusujungdari polimer, yang
umumnya berupa gugus - gugus fungsi,dimana sifatini dapat diukur dengan metode kimia maupun
fisika.
Ultras entrifugasi
B.
K =2,00 x 10-3
k1 = 0,0035 cm3.gram-1
k2 0,0027 dan α = 1,00
[kitosan] t1 t2 Viskositas rata2 Viskositas Viskositas
(gram/ml) (detik) (detik) relatif spesifik Viskositas sp/C
Pelarut 260 310 1,3285 1 - -
25 283 328 1,4333 1,078885962 0,07888596161 0,003155438464