Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN

1.   PENGERTIAN KBK

KBK merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan

hasil belajar yang harus dicapai siswa, prosedur penilaian, kegiatan belajar-

mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan

kurikulum sekolah (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2002:3). KBK

 berorientasi pada pencapaian hasil (output-oriented)  yang dirumuskan dalam

bentuk kompetensi. KBK bertitik tolak dari kompetensi yang harus dimiliki siswa.

Penerapan KBK berorientasi pada pemebalajaran tuntas (mastery learning)  , dan

kurikulumnya bersifat holistik dan menyeluruh. KBK sangat menekankan

diversifikasi, yakni sekolah dapat mengembangkan, menyusun, mengevaluasi

silabus berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional

(Depdiknas,2000f:1; Sidi, 2001:8). Ranah kompetensi yang terdapat dalam KBK,

antara lain: kompetensi akademik (academic competency), kompetensi kehidupan

(life competency), dan kompetensi karakter nasional (national character

competency). Untuk mencapai kompetensi tersebut, maka pembelajaran ditekankan

 pada bagaimana siswa belajar tentang belajar (learning how to learn), bukan pada

apa yang harus dipelajari oleh siswa (learning what to be learnt ).


2.   LANDASAN KBK

Dalam penyusunan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tentunya ada

landasan-landasan yang dijadikan sebagai fondasi (dasar hukum) serta pegangan

dalam penerapannya.Adapun landasan-landasan KBK meliputi:  

a)  Pancasila sebagai landasan filosofis pengembangan kurikulum nasional.

Sebagai suatu sistem kurikulum nasional, KBK mengakomodasikan berbagai

 perbedaan secara tanggap budaya dengan memadukan beragam kepentingan

dan kemampuan daerah. KBK menerapkan strategi yang meningkatkan

kebermaknaan pembelajaran untuk semua peserta didik terlepas dari latar

 budaya, etnik, agama, dan gender melalui pengelolaan kurikulum berbasis

sekolah. Dalam rekonseptualisasi kurikulum ini digunakan landasan filosofis

Pancasila sebagai dasar pengembangan kurikulum. Pancasila sangat relevan

untuk penerapan filosofi pendidikan yang mendunia seperti empat pilar belajar

(learning to be, learning to know, learning to do, dan learning to life

together). 

 b)  Dalam TAP MPR No.IV/MPR/1999/BAB IV.E, GBHN (1999-2004) bab V

tentang “Arah Kebijakan Pendidikan” dan UU RI No. 22 Tahun 1999 serta

 peraturan pemerintah No. 25 Tahun 2000. Tentang otonomi daerah. Dimana

sebagai daerah yang otonom substansinya menuntut perubahan dalam

 pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke desentralistik.

Pergeseran pola sentralisasi ke desentralisasi dalam pendidikan ini merupakan

upaya pemberdayaan daerah dan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan

secara berkelanjutan, terarah dan menyeluruh.


1.   UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas : di nyatakan bahwa “Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

 peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

 bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”. 

Sementara itu, agak berbeda dengan landasan-landasan di atas E. Mulyana

menegaskan ada tiga landasan teoritis yang mendasari kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) yaitu:

•  Adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok kearah pembelajaran individual.

•  Pengembangan konsep belajar tuntas/belajar sebagai

penguasaan. 3) Pendefinisian kembali terhadap bakat (2003 : 40-

41)

3.   TUJUAN DARI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)

Kurikulum berbasis kompetensi bertujuan untuk mempersiapkan generasi

menjadi anggota masyarakat dunia yang memiliki kompetensi yang memadai untuk

mengembangkan dirinya ke arah tenaga kerja yang profesional, sesuai dengan

 bidang-bidang lapangan kerja yang dikehendaki. Selain tujuan tersebut KBK juga

 bertujuan untuk memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang

akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan kondisi lingkungan. Selain itu

adapun tujuan penyusunan KBK adalah sebagai:


a)  acuan penyusunan silabus dan satuan pembelajaran;

 b) acuan penyusunan bahan ajar seperti: modul dan buku pelajaran kursus dan

 pelatihan. serta buku pelajaran bagi yang belajar mandiri;

c)  sarana pembinaan dan pengembangan kursus.

4.   ISI KBK

Dalam kurikulum berbasis kompetensi ini terdapat 9 mata pelajaran yang

diajarkan yaitu, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan pengetahuan

sosial, bahasa Indonesia, matematika, IPA, kerajinan tangan dan kesenian,

 pendidikan jasmani, dan ditambahi kegiatan yang mendukung kebiasaan, dan

muatan lokal. Dalam Kurikulum berbasis kompetensi juga terdapat 4 kompetensi

dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntutan KBK:

•   Kompetensi akademik, artinya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan

keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup secara

independent.

•   Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan

mampu beradaptasi terhadap dunia kerja.

•   Kompetensi kultural, artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri

sebaik-baiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.

•   Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani

kehidupannya, serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang

telah dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman. (Sanjaya 2005 : 8).


5.   KARAKTERISTIK KBK

Secara umum, karakteristik kurikulum berbasis kompetensi meliputi enam hal,

yaitu: 

8)  Sistem belajar dengan modul. Tujuan dari sistem modul ini adalah untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah. Keunggulan

 pembelajaran dengan sistem modul adalah adanya kontrol terhadap hasil

 belajar, berfokus pada kemampuan individu, dan relevansi kurikulum

ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya.

9)  Menggunakan keseluruhan sumber belajar. Sumber belajar merupakan segala

sesuatu yang dapat memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk

memperoleh informasi, pengetahuan, pegalaman, dan keterampilan dalam

 proses bealajar. Sumber belajar dapat berrupa manusia, bahan, lungkungan, alat

dan peralatan, serta aktivitas.

10)  Pengalaman lapangan. Pengalamamn lapangan ini untuk menumbuhkan

komunikasi antara guru dengan murid. Pengalaman lapangan dapat secara

sistematis melibatkan masyarakat dalam pengembangan program, aktivitas,

dan evaluasi pembelajaran.

11)  Strategi belajar individual personal. Tujuannya adalah agar siswa mampu

 belajar mandiri. Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar

 peserta didik, sedangkan belajar personal adalah interaksi educatif berdasarkan

keunikaan peserta didik seperti minat, bakat, dan kemampuan.


12)  Kemudahan belajar. Kemudahan ini diberikan melalui perpaduan antara

 pembelajaran individual personal dengan pengalaman lapangan, dan

 pembelajaran secara tim.

13)   Belajar tuntas. Agar semua peserta didik memperoleh hasil yang maksimal,

maka pembelajaran harus dilakukan dengan sistematis, yang akan tercermin

dari strategis yang dilakukan terutama dalam mengorganisasi tujuan dan baha

ajar, melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik

yang gagal mencapai tujuan.

6.   PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KBK

1) Keimanan, nilai dan budi pekerti

luhur 2) Penguatan identitas nasional

3)Keseimbangan etika

4)Adaptasi terhadap abad pengetahuan dan teknologi

5) Mengembangkan keterampilan hidup

6) Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan

komprehensif 7) Kesamaan memperoleh kesempatan

1. Belajar sepanjang hayat

2. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan

7.   KOMPONEN KBK

c)   Kurikulum dan hasil belajar yang berisi tentang perencanaan pengembangan

kompetensi yang perlu dicapai secara keseluruhan


d)  Penilaian berbasis kelas yang di dalamnya berisi prinsip, sasaran dan

 pelaksanaan penilaian yang

konsisten 3.  Kegiatan belajar

mengajar

4.  Pengelolaan Kurikulum berbasis sekolah yang berisi tentang berbagai bentuk

 pola pengembangan dan pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya

lain untuk meningkatkan mutu pendidikan.

8.   KELEBIHAN KBK  

•   Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata

 pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu

sendiri.

•   KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara

 pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai

dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan

subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk

 bekerja dan mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer

 pengetahuan.

•   Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan

kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian

tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara

optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.


•   Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik/siswa

(student oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar

dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh

serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat

 belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar,

 belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan

memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat

diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa,

 berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu.

•   Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan

situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran

yang diajarkan.

•   Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata

 pelajaran memudahkan evaluasi &perbaikan pada kekurangan peserta didik

dalam pembelajaran.

•   Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk

mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian

yang terfokus pada konten.

•   Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam

 pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama

yang berkaitan dengan ketrampilan.


I.  KELEMAHAN KBK  

A.   Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator

sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang

kondisi peserta didik dan lingkungan

B.   Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar

kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk

merancang

 pembelajaran secara berkelanjutan.

C.   Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-

kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented

D.   Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal,

padahal kompetensi merupakan ”a complex combination of

knowledge,attitudes, skills and values displayed in the context of task

performance“. (Gonczi,1997) Sistem pengukuran perilaku yang menggunakan

paradigma behaviorisme ditengarai tidak mampu mengukur sesuatu perilaku

yang dihasilkan dari

 pembelajaran bermakna (significant learning)  (Barrie dan Pace,1997), dan

kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan KBK adalah waktu,biaya

dan tenaga yang banyak.

J.  IMPLEMENTASI KBK

Menurut garis besarnya impelementasi KBK mencakup tiga kegiatan pokok

yaitu: 

a)  Pengembangan program


Pengembangan KBK menyangkut pengembangan program tahunan, program

semester, program modul (pokok bahasan), program mingguan dan harian,

 program pengayaan dan remidial serta program bimbingan dan konseling

 b)  Pelaksanaan pembelajaran

Dalam pembelajaran tugas pendidik yang paling utama adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahanperilaku

peserta didik. Umumnya palaksanaan pembelajaran mencakup 3 hal yaitu

pretes, proses dan

 postes

c)  Evaluasi

Evaluasi hasil belajar dalam implementasi KBK dilakukan dengan penilaian

kelas tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertivikasi,

 bench-marking dan penilaian program.


BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2002a. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum


Balitbang- Depdiknas.

Depdiknas.(2001). Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis


Sekolah. Depdiknas. Jakarta
Pemerintah Republik Indonesia, (1999),Undang-undang Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah,Jakarta.

Sanjaya, W.(2006). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


 Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai