Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KIMIA RADIASI
MATERI :
DOSIMETRI FRICKE
Disusun Oleh :
Mengetahui prinsip dosimetri kimia ( Fricke ) untuk menentukan dosis serap radiasi.
II . DASAR TEORI
Dosimeter Fricke adalah salah satu dosimeter standar acuan yang paling lazim
digunakan untuk mengkalibrasi medan radiasi maupun untuk mengkalibrasi dosimeter rutin.
Dosimeter ini digunakan untuk mengkalibrasi medan radiasi dan juga digunakan untuk
dosimeter rutin. Berhubung tidak semua laboratorium atau fasilitas iradiasi mempunyai
dosimeter standar primer, maka untuk mengkalibrasi medan radiasi dapat digunakan
dosimeter standar acuan.
Dosimeter Fricke pada prinsipnya adalah suatu bahan atau zat yang dapat memberi
tanggapan yang dapat diukur jika bahan atau zat tersebut dikenai radiasi nuklir. Tanggapan di
atas berhubungan langsung dengan tenaga yang diserap oleh bahan atau zat itu, seperti halnya
pada kalorimeter. Dosimeter berbasis kalorimeter disebut dosimeter primer, sedangkan yang
termasuk dosimeter sekunder salah satu di antaranya adalah dosimeter Fricke, karena
tanggapan yang diberikan apabila mendapat radiasi nuklir berupa reaksi kimia. Contohnya
ion fero menjadi ion feri. Jumlah ion fero yang dioksidasi ini sebanding dengan dosis radiasi
yang diabsorpsi oleh larutan dosimeter itu. Akibat terjadinya proses ionisasi primer, sekunder
maupun ionisasi tersier, maka kerusakan molekul air di dalam sel akan berlangsung dalam
waktu yang sangat singkat. Kira-kira dalam orde 10-6 detik, ion-ion terbentuk akan beraksi
dengan molekul-molekul air yang belum terionisasikan. Reaksi ini akan menghasilkan
produk-produk baru yang reaksinya antara lain :
+ → + + OH*
H2O H
H2O - H 2O
+ e →
-
H2O → OH
+ H*
Selain terbentuk ion-ion baru, pada proses kimiafisika ini terbentuk juga radikal bebas
yaitu OH• dan H•. radikal bebassecara elektrokimia tidak bermuatan listrik, akan tetapi
radikal bebas sangat reaktif sehingga mudah bereaksi. Radikal bebas OH* dan
OH* akan saling bereaksi membentuk :
H2O2 adalah peroksida yang bersifat oksidator kuat sehingga akan mudah
menyerang molekul lain. Pengukuran laju dosis radiasi dari suatu iradiator
gamma atau elektron beam menggunakan dosimetri Fricke dapat ditentukan
rumus pada persamaan:
dimana,
D = laju dosis yang dicari dalam rad/jam
pada grafik densitas optik Vs konsentrasi ion Fe(III), harga Σ adalah tangen kurva
kalibrasi itu
Untuk setiap absorpsi tenaga radiasi 100 eV. Harga G untuk Fe(III) = 15,6 untuk
larutan feri yang jenuh udara.
23
NA = Bilangan Avogadro = 6,023 x 10 molekul/mol,
12
1 eV = 1,602 x 10 erg
1 rad = 100 erg/gram
H• + O2 → HO2•
2+ → -
HO2• + Fe HO2 + Fe3+
- + → H2O2
HO2 + H
2+ → - 3+
OH• + Fe OH + Fe
2+ → - 3+
H2O2 + Fe OH + Fe + OH•
H• + H2O → OH• + H2
3+, 3+,
Setiap H• akan menghasilkan 3 Fe setiap H2O2 akan menghasilkan 2Fe dan
3+
setiap HO• akan menghasilkan 1Fe . Jadi ketika ada oksigen, reaksi keseluruhan
adalah:
3+)
G(Fe = 2G(H2O2) + 3G(H•) + G(OH•).........................................................(4)
Dimana :
Δabs = Delta absorbansi,
b = Tebal kuvet
ε = Koefisien ekstingsi molar, untuk λ = 305 nm, maka ε = 2174 L/mol.cm
T = Suhu
III. ALAT DAN BAHAN
No Alat No Bahan
1. Irradiator Gamma 1. (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
2. Neraca Analitik 2. H2SO4 0,8 N
3. Spektrofotometer UV-VIS 3. NaCl
4. Ball pipet 4. Aquatridest
5. Alat-alat gelas
1. Preparasi Sampel
a. Larutan sampel FeSO4 1mM dibuat dengan cara melarutkan 0,0980 gram
(NH4)2Fe(SO4)2.6H2O dan 0,01145 gram NaCl kedalam 5,6 ml H2SO4 0,8 N
kemudian ditanda bataskan hingga 250 mL.
b. Larutan sampel dibagi kedalam 3 botol gelas (sampel tidak diiradiasi dan sampel
diiradiasi), kemudian dicari massa jenisnya.
2. Irradiasi Sampel dan Penentuan Dosis Radiasi
b. Ambil volume tertentu larutan cuplikan dosimetri Fricke yang telah diiradiasi dan
yang tidak diiradiasi.
c. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui perubahan akibat irradiasi menggunakan
spektrofotometer UV-Vis.
d. Setiap larutan ditentukan serapannya pada panjang gelombang 305 nm.
e. Kemudian dihitung dosis serap berdasarkan nilai absorbansi yang diperoleh.
f. Diukur berat jenis larutan setelah diiradiasi dengan piknometer.
V. DATA PENGAMATAN
o
Densitas aquadest pada 30 C = 0,9968 g/cm3
Perhitungan Densitas :
A :BC:+/<D
v aquadest = * :BC:+/<D
('@,0'@3$'(,23'4)KJ:A
v aquadest = (,002L M/OA #
A 8:JCD:I
ρ larutan = P FGHI%A/D/J
Dengan cara di atas maka densitas larutan dapat dihitung dengan hasil sebagai berikut:
Dihitung ∆𝑎𝑏𝑠 terlebih dahulu sebelum mengitung dosis radiasi maupun konsentrasi
Fe3+ yang terbentuk dimana ∆𝑎𝑏𝑠 dihitung dari absorbansi rata – rata larutan fricke yang
telah diiradiasi dikurangi dengan absorbansi kontrol.
Dengan menggunakan data selisis Abs dan densitas larutan Fricke, perhitungan terhadap dosis
?
dapat dilakukan. Jika diketahui, Ƹ = 217,5 𝑚 .𝑚𝑜𝑙 , 𝑙 = 0,01 𝑚 , dan 𝐺(𝐹𝑒 Q= ) = 1,62 ×
10$2 𝑚𝑜𝑙.𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒.
𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
= 19,1088 .𝑘𝑔
= 19,1088 𝐺𝑦
Dengan cara yang sama untuk larutan Fricke II dan III akan didapatkan hasil seperti pada tabel
dibawah ini:
Dengan cara yang sama di atas maka konsentrasi Fe3+ larutan Fricke II dan III dapat
dihitung dengan hasil sebagai berikut:
Dosis teoritis merupakan dosis yang tertera pada iradiator yaitu untuk iradiasi selama 90 detik
akan tercapai dosis 101 Gy.
VI. PEMBAHASAN
Dosimeter fricke merupakan salah satu jenis pengukur dosis serap yang dipakai sebagai
dosimeter acuan karena absorbansinya yang tinggi dan mempunyai hubungan yang linier
terhadap dosis serap. Proses iradiasi dapat mengoksidasi ion Fe2+ menjadi ion Fe3+. Oksidasi
ini akan menyebabkan terjadinya perubahan rapat optic pada larutan dosimeter sehingga
dapat dimanfaatkan untuk pengukuran dosis radiasi. Jomlah ion ferri (Fe3+) yang terbentuk
sebanding dengan besar perubahan rapat optic dan dapat diukur secara teliti dengan metode
spektrofotometri. Keunggulan dari dosimeter Fricke ini antara lain adalah apabila laju dosis
dari sumber radiasi diukur tidak melebihi 2,107 Gy/s dan temperature tidak menyimpang
selama proses iradiasi, maka laju dosis sumber tidak berpengaruh terhadap hasil.
Tingkat perubahan rapat optic pada pemantauan Fricke cukup linear dengan dosis
radiasi yang diterima, sehingga perhitungan dosisnya dapat dilakuakn menggunakan suatu
factor konversi yang menunjukan hubungan antara dosis dan tingkat perubahan rapat optic
larutan.
Pada praktikum ini larutan induk yang mengandung ion ferro (Fe2+)dibuat dengan
konsentrasi sebesar 1 mM dengan menggunakan pelarut H2SO4 0,8 N.
Hari hasil analisis dapat diketahui bahwa terjadi perubahan absorbansi sebelum dan
setelah iradiasi. Absorbansi larutan mengalami penurunan setelah diiradiasi. Hal tersebut
menunjukan bahwa terjadi penurunan jumlah ion ferro (Fe2+). Penurunan tersebut dikarenakan
ion ferro tersebut teroksidasi menjadi ion ferri (Fe3+) sehingga absorbansinya menurun. Dari
perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :
Dosis serap untuk larutan Fricke I sebesar 19,1088 Gy
Dosis serap untuk larutan Fricke II sebesar 21,2453 Gy
Dosis serap untuk larutan Fricke III sebesar 19,5151 Gy
Sedangkan konsentrasi Fe3+ yang dapat terbentuk adalah sebagai berikut :
Larutan Fricke I diperoleh konsentrasi 6,118 x 10-6 M
Larutan Fricke II diperoleh konsentrasi 6,484 x 10-6 M
Larutan Fricke III diperoleh konsentrasi 6,255 x 10-6 M
VII. KESIMPULAN
Dosimeter Fricke merupakan salah satu jenis pengukur dosis serap yang dipakai
sebagai dosimeter acuan berdasarkan perubahan absorbansi larutan dan sesudah
iradiasi akibat terjadinya oksidasi ion Fe2+ menjadi ion Fe3+.