Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker Payudara
1. Pengertian
Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang
dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor
ganas dan neoplasma (WHO, 2009). Penyakit kanker ditandai dengan pembelahan sel tidak
terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut menyerang jaringan biologis lainnya, baik
dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi
sel ke tempat yang jauh (metastasis) (Sunaryati, 2011).
Penyakit ini memiliki karakteristik berupa adanya gangguan atau kegagalan
mekanisme pengaturan multiplikasi pada organisme multiseluler, sehingga terjadi
perubahan perilaku sel yang tidak terkontrol. Perubahan tersebut disebabkan adanya
perubahan atau transformasi genetik, terutama pada gen-gen yang mengatur pertumbuhan,
yaitu protoonkogen dan gen penekan tumor. Sel-sel yang 8 mengalami transformasi terus
menerus berproliferasi dan menekan pertumbuhan sel normal (Achmad, 2011).
Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak
normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta
dapat menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis. Sel kanker
bersifat ganas dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh manusia (Depkes,
2009).

2. Diagnosis
Diagnosis banding kanker payudara adalah tumor jinak payudara atau kelainan payudara
lainnya menurut, Otto (2005) yaitu :
a. Tumor Jinak Payudara
Tumor jinak payudara dapat berupa fibroadenoma, tumor phylloides, atau kista payudara.
b. Peradangan
Peradangan pada payudara, misalnya mastitis atau abses payudara, dapat menjadi diagnosis
banding kanker payudara.
c. Penyakit Payudara Lainnya
Penyakit payudara lain yang dapat menjadi diagnosis banding kanker payudara meliputi
nekrosis lemak, abses payudara, papilloma intraduktal, ektasia duktal.
3. Tanda dan gejala
Menurut Dalimartha (2004) kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan
keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktivitasnya. Tanda
yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah teraba benjolan kecil di payudara. Keluhan
baru timbul bila penyakitnya syudah lanjut. Beberapa keluhannya anatara lain :
a. Benjolan di payudara tumbuh dengan/tanpa rasa sakit
b. Kulit payudara berubah warna: dari merah muda menjadi cokelat hingga seperti kulit
jeruk
c. Puting susu masuk ke dalam (retraksi)
d. Salah satu puting susu tiba-tiba lepas/hilang
e. Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang timbul
f. Kulit payudara terasa seperti terbakar
g. Payudara mengeluarkan darah atau cairan padahal tidak menyusui
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada kanker payudara menurut, Depkes RI, (2009) yaitu :
a. SADARI (pemeriksaan Payudara Sendiri)
SADARI bisa dilakukan secara rutin, seorang wanita dapat menemukan benjolan pada
stadium dini. Sebaikany SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap buan. Bagi
wanita yang masih mengalami mmenstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan
SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari pertama menstruasi. Bagi wanita pasca
menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakukan setiap
bulan (misal setiap awal buan atau akhir bulan).
b. Laboratorium meliputi:

1) Morfologi sel darah

2) Laju endap darah

3) Tes faal hati

4) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma

5) Pemeriksaan sitologik

6) Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
c. Mammografi

Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara


dini.Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak
teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.Mammografi pada masa menopause
kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
d. Ultrasonografi

Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista.kadang-kadang
tampak kista sebesar sampai 2 cm.
e. Thermography

Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan
suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
f. Xerodiography

Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-pembuluh


darah dan jaringan yang padat.Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
g. Biopsi

Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan
cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna
klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
h. CT. Scan

Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain


i. Pemeriksaan hematologi

Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.
5. Stadium kanker
Kanker Payudara dapat didiagnosis pada stadium yang berbeda-beda. Kanker payudara
yang lebih dini ditemukan, kemungkinan sembuh akan lebih besar. Luwia (2003) menyebutkan
bahwa stadium kanker payudara terdiri atas beberapa stadium, antara lain:
a. Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastasis) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium ini kemungkinan
kesembuhan sempurna adalah 70%. Pemeriksaan ada atau tidaknya metastasis ke
bagian tubuh yang lain harus dilakukan di laboratorium.

b. Stadium II
Tumor sudah lebih dari 2,25 cm dan sudah terjadi mestastasis pada kelenjar
getah bening di ketiak. Kemungkinan untuk sembuh pada stadiumini hanya 30-40 %
tergantung pada luasnya penyebaran sel kanker. Tindakan operasi biasanya dilakukan
pada sadium I dan II untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak adanya
selsel kanker yang tertinggal.
c. Stadium III
Tumor sudah cukup besar 3-5 cm, sel kanker hampir menyebar keseluruh tubuh,
dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Biasanya pengobatan hanya dilakukan
penyinaran dan kemoterapi (pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker).
Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat payudara bagian yang parah.
Benjolan sudah menonjol ke permukaan kulit dan pecah/berdarah.
d. Stadium IV
Tumor sudah berukuran besar >5 cm, sel kanker telah menyebar/bermestastase
ke seluruh organ tubuh, dan biasanya penderita mulai lemah. Pengobatan payudara
sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan dilakukan dengan terapi hormonal
dengan syarat Estrogen Reseptor (ER) atau Progesteron Reseptor (PR) positif karena
penderita terlalu lemah dengan syarat mempertimbangkan kemoterapi yang sudah
didapat sebelumnya.

6. Penatalaksanaan kanker
Terapi kanker tergantung pada jenis kanker, stadium kanker, usia, status
kesehatan, dan karakteristik pribadi tambahan. Tidak ada pengobatan tunggal untuk
kanker dan pasien sering menerima kombinasi terapi dan perawatan paliatif. Perawatan
biasanya termasuk dalam salah satu kategori seperti operasi, radiasi, 24 kemoterapi,
imunoterapi, terapi hormon, atau terapi gen. Prinsip kerja pengobatan ini adalah dengan
membunuh sel-sel kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan
pertumbuhannya agar tidak menyebar dan mengurangi gejala- gejala yang disebabkan
oleh kanker (Crosta, 2010).
a. Pembedahan
Pembedahan merupakan pengobatan tertua untuk kanker. Jika kanker belum
bermetastasis, kemungkinan besar pasien dapat disembuhkan sepenuhnya hanya
dengan menyingkirkan tumor dengan operasi. Hal ini sering terlihat pada
penyingkiran prostat, payudara atau testis. Setelah penyakit ini telah menyebar, tidak
mungkin dapat menyingkirkan semua sel kanker. Operasi juga dapat berperan besar
dalam membantu untuk mengontrol gejala seperti gangguan pencernaan atau
kompresi sumsum tulang belakang (Crosta, 2010).
b. Kemoterapi
Kemoterapi terkadang merupakan pilihan pertama untuk menangani kanker.
Kemoterapi bersifat sistematik, berbeda dengan radiasi atau pembedahan yang
bersifat setempat, karenanya kemoterapi dapat menjangkau sel-sel kanker yang
mungkin sudah menjalar dan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Penggunaan
kemoterapi berbeda-beda pada setiap pasien, kadang-kadang sebagai pengobatan
utama, pada kasus lain dilakukan sebelum atau setelah operasi dan radiasi. Tingkat
keberhasilan kemoterapi juga berbeda-beda tergantung jenis kankernya. Kemoterapi
biasa dilakukan di rumah sakit, klinik swasta, tempat praktek dokter, ruang operasi
dan juga di rumah (Crosta, 2010).
c. Imunoterapi
Imunoterapi digunakan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
melawan kanker. Misal, vaksin yang terdiri dari antigen diperoleh dari sel tumor bisa
menaikkan fungsi tubuh pada antibodi atau sel kekebalan (limfosit T). Walaupun
mekanisme tepat pada tindakan tidak benar-benar jelas, interferon memiliki tugas di
dalam pengobatan beberapa kanker (Indonesian Pharmacist Update, 2009).
d. Terapi hormonal
Kanker dikaitkan dengan beberapa jenis hormon, terutamanya kanker
payudara dan kanker prostat. Terapi hormon dirancang untuk mengubah produksi
hormon dalam tubuh sehingga sel-sel kanker berhenti 26 berkembang atau dibunuh
sepenuhnya. Terapi hormon kanker payudara sering fokus pada pengurangan kadar
estrogen (obat umum untuk ini adalah tamoxifen) dan hormon terapi kanker prostat
sering fokus pada pengurangan kadar testosteron. Selain itu, beberapa kasus
leukemia dan limfoma dapat diobati dengan hormon kortison (Crosta, 2010).
7. Komplikasi kanker payudara
Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfederma.Hal ini terjadi jika
saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak berfungsi
dengan adekuat.Jika nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat, maka sistem kolateral
dan aksilaris harus mengambil alih fungsi mereka.Apabila mereka diinstruksikan
dengan cermat dan didorong untuk meninggikan, memasase dan melatih lengan yang
sakit selama 3-4 bulan. Dengan melakukan hal ini akan membantu mencegah
perubahan bentuk tubuh dan mencegah kemungkinan terbukanya pembengkakan
yang menyulitkan.

8. Etiologi
Etiologi kanker payudara menurut (Rasjidi, 2010; Suryaningsih, 2010 & Fanani, 2009).
Kanker payudara sampai saat ini belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun
beberapa faktor kemungkinannya adalah :
a. Usia Menarche dan siklus menstruasi
Menarche dini pada usia relative muda (kurang dari 12 tahun) berhubungan dengan
peningkatan resiko kanker payudara. Siklus menstruasi yang kurang dari 26 hari pada
usia 18-22 tahun dipresiksi mengurangi resiko kanker payudara dan menopause yang
terlambat atau mati haid pada usia lebih dari 50 tahun dapat meningkatkan resiko
kanker payudara 3%.
b. Genetik
Wanita yang memiliki riwayat keluarga penyakit kanker payudara, memiliki resiko
kanker payudara 2 kali lipat dibandingkan wanita dengan keluarga yang tidak memiliki
riwayat penyakit kanker payudara.
c. Obesitas
Obesitas berhubungan dengan penurunan resiko kanker pada pramenopause dan
peningkatan resiko kanker payudara selama masa pascamenopause.
d. Pamakaian obat-obatan
Therapy obat hormon pengganti (hormonw rwplacement theraphy (HRT)) seperti
hormon eksogen akan bisa menyebabkan peningkatan resiko mendapat penyakit kanker
payudara.
e. Gaya hidup
Merokok, kurang berolahraga dan mengkonsumsi Alkohol yang dapat menyebabkan
hiperinsulinemia yang akan meranhgsang faktor pertmbuhan pada jaringan payudara.
Hal ini akan merangsang pertumbuhan yang tergantung pada esterogen pada lesi
prakanker dan akan memasuki fase dorman, dimana pada fase ini dapat diaktifasi oleh
adanya faktor pemicu seperti alkohol.
f. Tidak menikah
Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker payudara adalah tidak menikah.
Tetapi jika menikah dan tidak punya anak, melahirkan anak pertama setelah 35 tahun,
dan tidak pernah menyusui anak.
9. Pencegahan
Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan
insiden kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian
akibat kanker payudara (Suryaningsih, 2009).
a. Pencegahan Primodial
Pencegahan primodial yaitu upaya pencegahan yang ditunjukan kepa orang
sehat yang belum memiliki faktor resiko. Upaya ini dimaksudkan dengan menciptakan
kondisi pada masyarakat yang memungkinkan kanker payudara tidak mendapat
dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor resiko lainnya.
b. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang
sudah memiliki faktor resiko untuk terkena kanker payudara. Menurut Lucia (2009),
pencegahan primer adalah menurunkan insiden kanker payudara yang dapat dilakukan
dengan cara antara lain :
1) Kurangi makana yang berlemak tinggi seperti mentega dan santan. Lebih baik
dapatkan asupan lemak dari kavcang-kacangan dan biji-bijian. Hindari
jeroan,otak, makanan berkuah santan kental, kulit ayam dan kuning telur.
2) Hiindari bahan pangan atau pengawet yang dalam jangka panjang dapat
menjadi pemicu kanker
3) Pilih makanan dan kinuman yang berwarna putih alami (tidak menggunakan
bahan pewarna). Gunakan pewarna alami misalnya warna cokelat dari bubuk
cokelat, merahnya strobery, kuningnya kunyit dan hujaunya daun suji.
Perbanyak makan buah dan sayur.
4) Teknik pengolahan makanan juga mempengaruhi mutu makanan. Pilih
makanan dengan metode makanan dikukus, direbus, ditumis dengan sedikit
minyak.
5) Perbanyak minum air putih, mineral 8 gelas perhari. Hindari minuman
beralkohol, bersoda dan minuman dengan kandungan gula dan kafein tinggi
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi
akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnose dan
deteksi dini.
d. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat
dan memeberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai
dengan stadiumnya untuk mengurangi kecacatan dan memeprpanjang hidup penderita,

10. Kerangka Teori

Faktor penyebab Manifestasi Klinis


Usia menarche Benjolan di payudara tumbuh
Genetik Kulit payudara berubah warna
Obesitas Puting susu masuk ke dalam
Gaya hidup (retraksi)
Pemakaian alkohol Salah satu puting susu tiba-tiba
Tidak menikah lepas/hilang
muncul rasa sakit yang hilang Ca
timbul mammae
Kulit payudara terasa seperti
terbakar
Payudara mengeluarkan darah
atau cairan

Penatalaksanaan
Pembedahan
Kemoterapi
Imunoterapi
Terapi hormonal

(Rasjidi, 2010; Suryaningsih, 2010 & Fanani, 2009).


11. Kerangka Konsep

Faktor penyebab
Usia menarche
Genetik
Obesitas
Pemakaian obat-obatan
Pemakaian alkohol CA MAMAE
Tidak menikah

(Rasjidi, 2010; Suryaningsih, 2010 & Fanani, 2009).

12. Hipotensi
Ha = ada pengaruh usia menarche, genetik, obesitas, pemakaian obat-obatan, pemakaian
alkohol, dan tidak menikah terhadap stadium kanker payudara pada pasien yang menjalani
kemoterapi
H0 = tidak ada pengaruh usia menarche, genetik, obesitas, pemakaian obat-obatan, pemakaian
alkohol, dan tidak menikah terhadap stadium kanker payudara pada pasien yang menjalani
kemoterapi

Anda mungkin juga menyukai