MPKP (PENGORGANISASIAN) Figran Nugraha 202014054
MPKP (PENGORGANISASIAN) Figran Nugraha 202014054
Disusun oleh :
Figran Nugraha
202014054
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
inayah dan kenikmatan yang senantiasa dicurahkan-Nya pada penulis
berupa kesehatan, kekuatan, serta kesempatan sehingga Laporan Praktik Klinik
Stase Manajemen ini dapat selesai dengan semestinya. Adapun tujuan disusunnya
laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas Profesi Ners.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas manajemen keperawatani ini
dapat terselesaikan dengan baik dan lancar berkat bantuan dan bimbangan dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
2. Kedua orangtua dan keluarga tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan
dukungan dan doa terbaik secara moril maupun materil dalam pembuatan
tugas ini.
3. Ibu Riyani Wulandari, S.Kep. Ns., M.Kep selaku Rektor Universitas Aisyiyah
Surakarta
4. Ibu Ika Silvitasari, S.Kep. Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
Universitas Aisyiyah Surakarta
5. Bapak Exda Hanung Lidiana S.Kep. Ns, MM selaku Dosen Pembimbing
Managemen Keperawatan Universitas Aisyiyah Surakarta
6. Karyawan beserta jajaran Universitas Aisyiyah Surakarta yang telah
membantu dan menyediakan sarana dan prasarana guna mendukung
kelancaran tugas Manajemen Keperawatan
7. Sahabat dan teman-teman lainnya yang selalu memberikan semangat serta
dukungan dan masukan sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pada pembaca
umumnya.
Surakarta, 15 Desember 2020
Penulis
Figran Nugraha
202014054
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... 1
KATA PENGANTAR........................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL............................................................................................... 4
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK/SKEMA........................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 4
B. Tujuan ................................................................................................ 6
C. Manfaat............................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
praktik keperawatan. Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme keperawatan agar mutu asuhan keperawatan dapat
ditingkatkan.
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus
menjadi tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Proses
registrasi dan legislasi keperawatan mulai terjadi sejak diakuinya
keperawatan sebagai profesi, sejak tumbuhnya pendidikan tinggi
keperawatan (S1 Keperawatan dan Ners), serta sejak berlakunya
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan
Permenkes No. 1239/2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat.
Namun pelaksanaan Permenkes No. 1239/2001 tersebut masih perlu
mendapatkan persiapan-persiapan yang optimal oleh profesi
keperawatan. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala yang
dihadapi, meliputi: belum ada pengalaman dalam memberikan
pengakuan terhadap praktik keperawatan; belum ada pemahaman
tentang wujud dan batasan dari praktik keperawatan sebagai praktik
keperawatan profesional; dan jenis serta sifat praktik keperawatan
profesional yang harus dikembangkan. Menurut Grant dan Massey
(1997) dan Marquis dan Huston (1998), jenis metode pemberian
asuhan keperawatan yang profesional ada 4 metode, yaitu metode
fungsional, metode kasus, metode tim, dan metode primer. Keempat
metode tersebut dikenal dengan Model Praktik Keperawatan
Profesional (Nursalam, 2014).
Pengembangan MPKP merupakan upaya banyak negara
untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan lingkungan kerja
perawat. Di berbagai negara, pengembangan ini mendapat dukungan
yang besar dari Departemen Kesehatan dan dari organisasi profesi
(Hoffart dan Woods, 1996; Pearson, 1997). Pengembangan MPKP
juga menjadi strategi berbagai rumah sakit untuk membuat perawat
betah bekerja di suatu rumah sakit yang sering dikenal dengan istilah
magnet hospital. (Scott, Sochalski, dan Aiken, 1999 dikutip oleh
Sitorus, 2016).
5
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral pelayanan
keperawatan, asuhan keperawatan yang bermutu hanya dapat dicapai
dengan pengelolaan asuhan keperawatan yang profesional. Model
pemberian asuhan keperawatan merupakan salah satu pendekatan
dalam pengelolaan asuhan keperawatan profesional yang menjamin
terwujudnya kesinambungan dalam pemberihan asuhan keperawatan
dan akuntabilitas. (Nursalam, 2012)
Ruang Flamboyan di RSUD Soehadi Prijonegoro Kab.
Sragen dalam pengelolaan asuhan keperawatan profesionalnya
menerapkan model pemberian asuhan keperawatan dengan metode
TIM, melalui kerja kelompok yang terkoordinasi dan kooperatif dapat
terwujud pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh lengkap
terhadap pasien.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan,
dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh,
sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan
klien. Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial peserta
didik keperawatan selain mendapatkan materi kepemimpinan dan
manajemen keperawatan juga melakukan praktek langsung di
lapangan. Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah
melakukan praktek Stase Manajemen Keperawatan di Ruang
Falmboyan di RSUD Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen dengan arahan
pembimbing klinik dan pembimbing akademik.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajeman keperawatan di
Ruang Flamboyan RSUD Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen,
mahasiswa mampu melakukan pengelolaan pelayanan keperawatan
profesional tingkat dasar secara bertanggung jawab dan
menunjukan sikap kepemimpinan yang profesional.
2. Tujuan Khusus
6
Setelah melaksanakan pembelajaran stase manajemen
keperawatan di Ruang Flamboyan RSUD Soehadi Prijonegoro
Kab. Sragen, mahasiswa secara individu maupun kelompok
mampu:
a. Melakukan analisa lingkungan, ruangan pelayanan
keperawatan (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan).
b. Menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di suatu ruangan.
c. Melakukan analisis dengan metode Analisa SWOT.
d. Menetapkan prioritas dan masalah dalam manajemen
keperawatan.
e. Menyusun POA (Planning Of Action) berdasarkan hasil kajian
atau analisa.
f. Mengimplementasikan salah satu model praktik keperawatan
profesional.
g. Melakukan pengolahan staf (kelompok dan pendukung)
dibawah supervisi penanggung jawab unit).
h. Melakukan pre dan post conference, timbang terima operan
dan ronde keperawatan di suatu ruang perawat.
i. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.
C. MANFAAT
1. Institusi Rumah Sakit
Dapat memberikan masukan dalam pelayanan bagi pasien melalui
menejemen keperawatan khususnya di ruang Flamboyan RSUD
Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen.
2. Mahasiswa
Dapat memahami, menerapkan dan meningkatkan keterampilan
dalam menejemen keperawatan.
3. Perawat Pelaksana
Sebagai masukan dalam menjalankan profesionalisme di lahan
praktek guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
7
BAB II
RENCANA PENGEMBANGAN
B. Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi Ruang Flamboyan
Bagan 2.3. struktur organisasi ruang flamboyan
Kabid Yanmed & Keperawatan
Dr. Charlotte
Kepala ruangan
8
Tabel 2.4. Evaluasi Penilaian Struktur Organisasi Ruang Flamboyan
No Tidak
Aspek Yang Dinilai Dilakukan Keterangan
. Dilakukan
1. Menggambarkan
kedudukan kepala 1 -
ruangan
2. Adanya posisi Tim I
1 -
dan Tim II
3. Mencantumkan jumlah
1 -
perawat Pelaksana
9
- Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar
masing-masing.
- Mengikuti serah terima pasien dari shift
sebelumnya.
- Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien
- Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan pasien.
- Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan
staf.
- Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan
keperawatan.
- Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas
ruangan kelolaan.
- Melakukan pelaporan dan pendukumentasian.
- Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan
dan rumah sakit.
b) Pengorganisasian dan ketenagaan
- Merumuskan metode penugasan keperawatan.
- Merumuskan tujuan dari metode penugasan
keperawatan.
- Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota
tim secara jelas.
- Membuat rentang kendali diruang rawat.
- Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
misal: membuat roster dinas, mengatur tenaga yang
ada setiap hari sesuai dengan jumlah dan kondisi
pasien.
- Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan
keperawatan dalam bentuk diskusi , bimbingan dan
penyampaian informasi.
- Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas
ruangan.
10
- Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
- Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.
- Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
- Pre dan post conference.
- Beside teaching.
c) Pengarahan
- Memberi pengarahan tentang penugasan kepada
ketua tim.
- Memberiakan pengarahan kepada ketua tim tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan dan fungsi-fungsi
menejemen.
- Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting
dan berhubungan dengan asuhan keperawatan
pasien.
- Memberikan motivasi dalam meningkatkan
pengetahuan ,ketrampilan dan sikap.
- Melalui supervisi :
(a) Supervisi langsung terhadap pelaksanaan
asuhan keperawatan melalui pengamatan
sendiri atau laporan langsung secara lisan dari
ketua tim
(b) Supervisi tidak langsung dengan cara
mengecek, membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang dibuat selama
dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan.
(c) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau
kendala yang terjadi pada saat itu juga.
- Membimbing bawahan yang kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
- Memberi pujian kepada bawahan yang
melaksanakan tugas dengan baik.
11
- Memberi teguran kepada bawahan yang membuat
kesalahan.
- Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir
kegiatan.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d) Pengawasan :
- Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan ketua tim maupun anggota tim/
pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan secara langsung kepada pasien.
- Melalui evaluasi : mengevaluasi upaya/kerja ketua
tim dan anggota tim/ pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing-masing serta
dengan rencana keperawatan yang telah disusun.
- Memberi umpan balik kepada ketua tim.
- Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak
lanjut.
- Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan.
- Memperhatiakan aspek etik dan legal dalam
pelayanan keperawatan.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
e) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan :
demokratik, otokratik, pseudodemokratik, situasional,
dll.
f) Peran Manajerial : informasional, interpersonal,
decisional.
12
Tabel 2.5. Observasi Kepala Ruang Di Ruang Flamboyan
RSUD Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen pada tanggal 18-21
Desember 2020
No Tugas Kepala Ruang Observasi
Ya Tidak
(n=3)
(1) (0)
1 Membagi staf kedalam grup MPM sesuai dengan 2 1
kemampuan dan beban kerja
2 Membuat jadwal dinas dengan berkoordinasi dengan 3 0
ketua tim
3 Membagi klien kedalam grup MPM sesuai dengan 2 1
kemampuan dan beban kerja
4 Melakukan meeting morning 2 1
5 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas ketua 2 1
tim dan perawat pelaksana
6 Melakukan supervisi seluruh staf keperawatan untuk 2 1
mencapai kerja yang optimal
7 Melakukan upaya meningkatkan mutu asuhan 3 0
keperawatan dengan melakukan evaluasi melalui
angket setiap klien akan pulang
8 Mendelegasikan tugas ke PPJR pada jaga S/M/L 2 1
9 Berperan serta sebagai konsultan 3 0
Jumlah 21 6
Total 21/27 x 100% =
77 %
Sumber : Data Primer di Ruang Flamboyan RSUD Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen,
2020
Kategori :
76-100 : baik
56 – 75 : cukup
0 – 55 : kurang
Analisa:
Berdasarkan hasil analisa observasi kepala ruang
Flamboyan, didapatkan hasil (84%) yang termasuk dalam
kategori baik. Dalam tugas kepala ruang Flamboyan ada
beberapa yang belum dilakukan secara maksimal, seperti
kurangnya melakukan meeting morning dan pendelegasian
13
tugas PPJR pada jaga S/M/L karena kepala ruang Flamboyan
hanya masuk pada shift pagi setiap hari.
1) Ketua Tim
Fungsi
a) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan
kewenanganya yang didelegasikan oleh kepala ruangan.
b) Membuat penugasan , supervisi dan evaluasi kinerja
anggota tim/pelaksana.
c) Mengetahui kondisi pasien dan dapar menilai
kebutuhan pasien.
d) Mengembangkan kemampuan anggota tim/pelaksana.
e) Menyelenggarakan konferensi.
Uraian Tugas
a) Perencanaan
- Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
bersama kepala ruang.
- Bersama kepala ruangan melakukan pembagian
tugas untuk anggota tim/pelaksana.
- Menyusun rencana asuhan keperawatan.
- Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan.
- Memberi pertolongan segera pada pasien dengan
masalah kedaruratan.
- Melakukan ronde keperawatan bersama kepala
ruang.
- Mengorientasikan pasien baru.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
b) Pengorganisasian dan ketenagaan
- Merumuskan tujuan dari metode penugasan
keperawatan tim.
- Bersama kepala ruang membuat rincian tugas untuk
anggota tim/pelaksana sesuai dengan perencanaan
14
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya
dalam pemberian asuhan keperawatan.
- Melakukan pembagian kerja anggota
tim/pelaksanaan sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien.
- Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim
kesehatan lain.
- Mengatur waktu istirahat untuk anggota
tim/pelaksana.
- Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses
keperawatan kepada anggota tim/pelaksana.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
c) Pengarahan
- Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota
tim/pelaksana.
- Memberikan informasi kepada anggota
tim/pelaksanaan yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
- Melakukan bimbingan kepada anggota
tim/pelaksana yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
- Memberi pujian kepada anggota tim/pelaksana yang
melaksanakan tugasnya dengan baik, tepat waktu,
berdasarkan prinsip, rasional dan kebutuhan pasien.
- Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana
yang melalaikan tugas atau membuat kesalahan.
- Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana.
- Melibatkan anggota tim/pelaksana dari awal sampai
dengan akhir kegiatan.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d) Pengawasan
15
- Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan anggita tim/pelaksana asuhan
keperawatan kepada pasien.
- Melalui supervisi: melihat/mengawasi pelaksanaan
asuhan keperawatan dan catatan keperawatan yang
dibuat oleh anggota tim/pelaksana serta
menerima/mendengarkan laporan secara lisan dari
anggota tim/pelaksana tentang tugas yang
dilakukan.
- Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala
yang terjadi pada saat itu juga.
- Melalui evaluasi:
(a) Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota
tim/pelaksana dan membandingkan dengan
peran masing-masing serta dengan rencana
keperawatan yang telah disusun.
(b) Penampilan kerja anggota tim/pelaksana
dalam melaksanakan tugas.
(c) Upaya peningkatan kemampuan,
ketrampilan dan sikap.
- Memberi umpan balik kepada anggota
tim/pelaksana.
- Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak
lanjut.
- Memperhatikan aspek etik dan legal dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
e) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik,
otokratik, pseudodemokratik, situasional, dll
f) Peran manajerial: informasional, interpersonal,
decisional.
16
Tabel 2.6. Observasi Pelaksanaan Tugas Ketua Tim di Ruang
Flamboyan RSUD Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen
pada Tanggal 18-21 Desember 2020
No Tugas Ketua Tim Obs 1
Ya Tidak
(n=3)
(1) (0)
1 Bertugas pagi hari 3 0
2 Bersama perawat pelaksana menerima Operan tugas jaga 3 0
dari perawat pelaksana yang jaga malam
3 Bersama perawat pelaksana melakukan konfirmasi 3 0
supervisi tentang kondisi klien segera setelah selesai
operan dengan petugas jaga malam
4 Melakukan pre-conference dengan semua perawat 3 0
pelaksana yang ada dalam grupnya setiap awal dinas
pagi
5 Membagi habis klien kepada perawat pelaksana sesuai 3 0
dengan kemampuan dan beban kerja
6 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau 3 0
diagnosa dan perencanaan keperawatan kepada semua
klien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di
rekam keperawatan
7 Memonitor dan membimbing tugas perawat pelaksana 2 1
8 Membantu tugas perawat pelaksana untuk kelancaran 3 0
pelaksanaan asuhan keperawatan
9 Mengoreksi revisi dan melengkapi catatan asuhan 2 1
keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana
yang ada dibawah tanggung jawabnya
10 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap klien sesuai 2 1
dengan tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan
keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan
11 Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas 3 0
dan menerima laporan akhir tugas jaga dari perawat
pelaksana untuk persiapan operan tugas jaga selanjutnya
12 Melakukan operan jaga kepada perawat pelaksana jaga 3 0
sore diikuti perawat pelaksana pagi
13 Memperkenalkan perawat pelaksana yang ada dalam 2 1
satu grup atau yang akan merawat selama klien dirawat
17
atau kepada klien atau keluarga yang baru
14 Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana pada 3 0
S/M/L
15 Menerima pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari 3 0
tidak bertugas
16 Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan tim 1 2
kesehatan lain setiap seminggu sekali
17 Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan rutin 1 2
keperawatan minimal sebulan sekali
18 Menyelenggarakan diskusi kasus sesuai prosedur 1 2
19 Melaksanakan tugas lain sesuai dengan uraian tugas 3 0
20 Bersama perawat pelaksana melakukan doa bersama 3 0
sebagai awal dan ahir tugas, dilakukan setelah selesai
operan jaga malam
Jumlah 50 10
Total 50/60 x 100% =
83%
Sumber : Data Primer di Ruang Flamboyan RSUD Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen,
2020
Kategori:
76 – 100 : baik
56 – 75 : cukup
0 – 55 : kurang
Analisa:
Berdasarkan hasil analisis observasi kepala tim ruang
Anyelir, didapatkan hasil (83%) yang termasuk dalam kategori
baik. Namun dalam tugas kepala tim Flamboyan ada beberapa
yang belum dilakukan secara maksimal, seperti kurang
memperkenalkan perawat pelaksana yang ada dalam satu grup atau
yang akan merawat selama klien dirawat atau kepada klien atau
keluarga yang baru dan kurangnya menyelenggarakan diskusi
kasus dengan dokter dan tim kesehatan lain setiap seminggu sekali,
18
karena ketua tim hanya mendiskusikan kepada dokter jika ada
pasien yang lapor kepada perawat tentang keluhannya.
1) Perawat Pelaksana
a) Perencanaan
- Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah
terima tugas.
- Menerima pembagian tugas dari ketua tim.
- Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk
pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruang.
- Menerima pasien baru.
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
b) Pengorganisasian dan ketenagaan
- Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan
keperawatan tim.
- Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
- Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.
- Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim
kesehatan lain.
- Menyesuaikan waktu istirahat dengan angota
tim/pelaksana lainnya.
- Melaksanakan asuhan keperawatan.
- Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan.
c) Pengarahan
- Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim
tentang tugas setiap anggota ntim/pelaksana.
- Menerima informasi dari ketua tim berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
- Menerima pujian dari ketua tim.
19
- Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila
melalaikan tugas atau membuat kesalahan.
- Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan.
- Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan.
- Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
d) Pengawasan
- Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan
untuk proses evaluasi serta terlibat aktif dalam
mengevaluasi kondisi pasien.
- Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
Ya Tdk
(n=3)
(1) (0)
20
yang dilakukan setelah selesai operan tugas jaga
21
bila ada masalah klien pada S/M/L
JUMLAH 47 7
Kategori:
76 – 100 : baik
56 – 75 : cukup
0 – 55 : kurang
Analisa:
Berdasarkan hasil analisa observasi perawat pelaksana
Flamboyan, didapatkan hasil (87%) yang termasuk dalam kategori
baik. Namun dalam tugas kepala tim Flamboyan ada beberapa yang
belum dilakukan secara maksimal, seperti kurangnya ketua tim
dalam mengenalkan perawat pelaksana yang ada dalam grup yang
akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada
klien atau keluarga baru, karena ketua tim hanya jaga shift pagi
setiap harinya.
1) Pengorganisasian perawatan pasien
Kepala ruang Flamboyan membawahi 24 perawat yang
dibagi menjadi dua ketua tim. Di ruang Flamboyan
menggunakan metode MPKP dengan sistem tim. Ketua tim
secara fungsional bertanggung jawab kepada kepala ruang yang
diberi wewenang dan ditugaskan untuk mengatur tim tenaga
22
keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada
sekelompok pasien di ruang Flamboyan.
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruang
Flamboyan pengorganisasian menggunakan metode MPKP
dengan metode tim. Perawat pelaksana di ruang Flamboyan
sudah melakukan operan secara berkeliling. Kepala ruang sudah
melakukan pre conference, post conference, dan ronde
keperawatan.
2) Klasifikasi pasien
Berdasarkan hasil wawancara kepada ketua tim pasien di
ruang Flamboyan ada pembagian khusus. Karena bangsal
Flamboyan merupakan bangsal kelas 1,2 dan 3.
3) Pendokumentasian proses keperawatan
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai
pedoman dan instrumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan yang disusun oleh DepKes, yaitu:
a) Standart 1 (Pengkajian Keperawatan)
Pengkajian keperawatan berisi tentang data anamnesis,
observasi yang paripurna dan lengkap serta dikumpulkan
secara terus menerus tentang keadaan pasien untuk
menentukan asuhan keperawatan sehingga data keperawatan
harus bermanfaat bagi semua anggota tim data pengkajian
meliputi: pengumpulan data, pengelompokan data dan
perumusan masalah.
b) Standar 2 (Diagnosa Keperawatan)
Diagnosa keperawatan adalah respon pasien yang
dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien
dianalisis dan dibandingkan dengan norma kehidupan pasien
dan komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala
(PES) bersifat aktual dan potensial dan dapat ditanggulangi
perawat
c) Standar 3 (Perencanaan Keperawatan)
23
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa
Keperawatan, komponennya meliputi prioritas masalah,
tujuan, asuhan keperawatan dan rencana tindakan.
d) Standar 4 (Intervensi Keperawatan)
Intervensi Keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi
secara maksimal yang mencakup aspek peningkatan,
pencegahan dan pemulihan kesehatan dengan
mengikutsertakan keluarga
e) Standar 5 (Evaluasi Keperawatan)
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis,
terencana untuk menilai perkembangan pasien
f) Standar 6 (Dokumentasi Keperawatan)
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara
individu oleh perawat selama pasien dirawat inap maupun
rawat jalan yang digunakan sebagai informasi, komunikasi
dan laporan. Dokumentasi dibuat setelah tindakan
dilakukan. Sesuai dengan proses pelaksanaan keperawatan.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa rekam
medis pasien sudah berisi lembar assesment, medis rawat
inap, assesment awal keperawatan, lembar rencana asuhan
keperawatan, assesment ulang resiko jatuh, assesment ulang
nyeri, catatan perkembangan pasien terintegrasi, grafik vital
sign, daftar pengobatan parenteral, daftar pengobatan oral,
formulir rekonsiliasi obat, ceklis pemberian obat, tindakan
harian keperawatan, lembar perencanaan edukasi, formulir
pemberian edukasi, daftar tilik penilaian ulang materi
edukasi, rencana pemulangan pasien, ringkasan pulang,
penempelan salinan resep, pemeriksaan penunjang medis,
orientasi pelayanan dan fasilitas pasien, ceklis pasien
pulang, dokumen pemberian informasi resiko pasien jatuh,
tata tertib, hak dan kewajiban pasien, persetujuan umum,
24
surat pernyataan, perincian biaya pemeriksaan IGD,
assesment medis gawat darurat, CPPT IGD, assesment awal
keperawatan IGD, lembar pendokumentasian asuhan
keperawatan yang diperlohe berdasarkan instrumen asuhan
keperawatan di ruang Anyelir terhadap kelengkapan status
pasien, didapatkan hasil sebagai berikut:
(1) Pendokumentasian asuhan keperawatan belum
dilakukan secara lengkap, sebagai perumusan diagnosa
belum berdasarkan prioritas masalah baik aktual,
potensial, komplikasi dan kolaborasi. Sebagian
perumusan tujuan tidak mengandung SMART (spesifik,
measurable, achievable, realistic, time). Pada
implementasi terkadang perawatn tidak mengobservasi
respon pasien, evaluasi keperawatan tidak di
dokumentasikan dan tidak mengacu pada SOAP
(subjectif, objectif, assesment dan planning).
(2) Yang bertanggung jawab dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan yaitu katim apabila ada masalah
yang tidak bisa diselesaikan maka katim dibantu karu.
g) Jadwal dinas/shift
Sistem penyusunan jadwal dinas di ruang Flamboyan di
susun langsung oleh kepala ruang dengan ketentuan kepala
ruang masuk pagi untuk setiap harinya dan Clinical
Instruktur (CI) masuk pagi setiap harinya, terkecuali hari
minggu dan tanggal merah.
(1) Pada shift pagi perawat yang bertugas sebanyak 10
orang yang terdiri dari kepala ruang, CI, ketua tim dan
perawat pelaksana
(2) Pada shift siang perawat yang bertugas sebanyak 8 orang
yang salah satunya bertugas sebagai perawat
penanggung jawab shift dan perawat pelaksana.
25
(3) Pada shift malam perawat yang bertugas 10 orang yang
terdiri dari penanggung jawab shift dan perawat
pelaksana.
Pemilihan ketua tim di ruang Flamboyan dipengaruhi
oleh lama masa kerja dan tingkat pendidikan.
Tabel 2.8 Observasi Operan Jaga, Pre Conference, dan
Post Conference
No Kegiatan Hari 1 Hari 2 Hari 3
P S M P S M P S M
1. Operan Jaga √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Pre √ - - √ - - √ - -
Conference
3. Post √ - - √ - - √ - -
Conference
26
7 Mengevaluasi hasil tindakan 2 1
8 Menyebutkan tindakan medis beserta waktunya yang 3 0
dilakukan selama shift
9 Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan 3 0
selama shift
10 Menginformasikan kepada klien/keluarga nama perawat 2 1
pada shift berikutnya setiap akhir tugas
11 Memberi salam pada klien, keluarga serta mengobservasi 2 1
dan menginspeksi kedaan klien, menanyakan keluhan-
keluhan klien dalam rangka klasifikasi
12 Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima 2 1
tanggung jawab dilakukan didepan pintu dengan suara
pelan atau tidak rebut
Jumlah 30 6
Total 30/36 x 100% =
83,3%
Sumber : Data Primer di Ruang Rawat Inap Flamboyan 2020
Kategori:
76 – 100 : baik
56 – 75 : cukup
0 – 55 : kurang
Hasil analisis operan jaga di ruang Flamboyan didapatkan
hasil (83,3%) dan dikatakan operan jaga yang dilakukan baik.
Namun ada beberapa hal yang belum dilakukan saat operan jaga
seperti pengenalan nama perawat jaga kepada pasien saat
pergantian shift dan hanya dilakukan operan jaga dengan
berkeliling ke kamar pasien dan terkadang hanya operan jaga di
ruang perawat saja namun tidak berkeliling ke kamar pasien.
(4) Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Flamboyan
RSUD Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen Tanggal 19-21
Desember 2020
27
Tabel 2.10 Observasi Pre Conference di Ruang
Flamboyan RSUD Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen Tanggal
19-21 Desember 2020
No Variabel yang dinilai Ya Tdk
(n=3)
1 Menyiapkan ruangan/tempat 3 0
2 Menyiapkan rekam medik klien yang menjadi 3 0
tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference 2 1
4 Memandu pelaksanaan pre conference 3 0
5 Menjelaskan masalah keperawatan klien dan 3 0
rencana keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya
6 Membagi tugas kepada perawat pelaksana sesuai 3 0
kemampuan perawat pelaksana yang dimiliki
dengan memperhatikan keseimbangan kerja
7 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan 2 1
klien / tindakan
8 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan 2 1
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
9 Mengklarifikasi kesiapan perawat pelaksana untuk 2 1
melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien
yang menjadi tanggung jawabnya
10 Memberikan reinforcement positif pada perawat 3 0
pelaksana
11 Menyimpulkan hasil pre conference 3 0
Jumlah 29 4
Total 29/33 x 100%
= 87,8%
Sumber : Data Primer Di Ruang Rawat Inap Flamboyan, 2020
Kategiri:
76 – 100 : baik
56 – 75 : cukup
28
0 – 55 : kurang
Berdasarkan observasi selama 3 hari pada tanggal 19-21
Mei 2020, pelaksanakan Pre- conference dilakukan sebelum
tindakan pada sift pagi di ruang rawat inap Flamboyan.
Berdasarkan observasi pre conference tersebut didapatkan hasil
yaitu (87,8%) dalam kategori baik. Karena observasi yang
dilakukan hanya 3 hari pada tanggal 19-21 Flamboyan, pada hari
minggu tidak dilakukan pre conference. Hal tersebut dikarenakan
dari kepala ruang maupun ketua tim Di ruang rawat inap
Flamboyan tidak mendelegasikan kepada perawat pelaksana untuk
memimpin atau melakukan pre-conference. Pre-conference
dilaksanakan dengan membacakan dan mendiskusikan keadaan
pasien dan program-program pasien.
29
Mengklarifikasi klien sebelum melakukan operan 3 0
8 tugas jaga shift ke jaga berikutnya
Jumlah 21 4
Total 21/25 x 100% =
84%
Sumber : Data Primer Di Ruang Rawat Inap Flamboyan, 2020
Kategori:
76 – 100 : baik
56 – 75 : cukup
0-55 : kurang
Berdasarkan hasil observasi Post conference di ruang
Flamboyan didapatkan hasil sebanyak (84%) yang termasuk dalam
kategori baik, karena menurut observasi yang dilakukan ada
beberapa bagian yang tidak dilakukan pada saat Post conference
seperti dalam menjelaskan tujuan dari Post Conference dan
mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam memberikan askep
klien dan dapat mencari upaya penyelesaian masalah. Kegiatan
Post conference dilaksanakan dan dilanjutkan operan keliling dari
perawat jaga shift kepada perawat shift selanjutnya. Di ruang
Flamboyan kegiatan Post conference lebih sering dilakukan
dibandingkan kegiatan Pre-converence, karena pada pagi hari
langsung dilakukan operan jaga dilanjutkan dengan
mempersiapkan obat injeksi untuk pagi hari serta perawat
mengikuti kegiatan apel pagi hari.
30
Tabel 2.12. Pelaksanaan Ronde Keperawatan Di Ruang
Flamboyan RSUD Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen Tanggal
19-21 Desember 2020
Observasi
Kegiatan
No Ya Tidak
(n=3)
1 Pra Ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak 1 0
teratasi dan masalah yang langka)
b. Menentukan tim ronde 1 0
c. Mencari sumber literatur 0 1
d. Membuat proposal 0 1
e. Mempersiapkan pasien : informed consent dari 1 0
pengkajian
f. Diskusikan : apa diagnosa keperawatan? 1 0
g. Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Dan 1 0
apa hambatan yang ditemukan selama perawatan?
2 Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang 1 0
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dilaksanakan serta memilih
prioritas yang perlu didiskusikan
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut 1 0
c. Pemberian jastifikasi oleh perawat primer atau
konselor atau kepala ruang tentang masalah pasien 1 0
serta tindakan yang akan dilakukan
3. Evaluasi
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan 1 0
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan 0
diagnosis,nintervensi keperawatan selanjutnya 1
JUMLAH 10 2
Total 10/12x 100% = 83,3%
Sumber : Data Primer Di Ruang Rawat Inap Flamboyan, 2020
31
Kategori:
76 – 100 : baik
56 – 75 : cukup
0 – 55 : kurang
Ronde keperawatan adalah merupakan proses interaksi
antara pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi
proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher
nurse atau head nurse dengan anggota staf dengan anggota stafnya
atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek
perawatan untuk setiap pasien menurut (clement, 2011). Didalam
ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat dengan
perawat, pearwat dengan pasien kozier at all, 2004 menyatakan
bahwa ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau
lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi
yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan
dan memberikan kesempatan ada pasien untuk mendiskusikan
masalah keperawatannnya serta mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien.
Selama dilakukan observasi di Ruang Flamboyan
didapatkan hasil 83,3% dikatakan sudah baik. Namun ronde
keperawatan belum dilakukan secara maksimal, seperti membuat
proposal untuk ronde keperawatan dan pencarian sumber literatur
yang digunakan. Ronde Keperawatan selama observasi dilakukan
2 kali oleh perawat Ruang Flamboyan. Berdasarkan hasil
wawancara diperoleh hasil bahwa kendala masih jarang dilakukan
ronde Keperawatan karena Ruangan Flamboyan merupakan
bangsal kelas 1,2 dan 3 dengan berbagai macam jenis penyakit,
sehingga tidak ada pengkhususan penyakit, oleh karena itu agak
sulit jika dilakukan Ronde Keperawatan 1 penyakit, selain itu
kendala lain adalah keterbatasan anggota.
32
(6) Timbang terima
Tabel 2.13. Timbang Terima di Ruang Flamboyan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksanaan
Persiapan 1. Timbang terima 5 menit Nurse PN/ AN
dilaksanakan station
setiap pergantian
shift/ operan
2. Prinsip timbang
terima, semua
pasien baru masuk
dan pasien yang
dilakukan timbang
terima khususnya
pasien yang
memiliki
permasalahan
yang belum/ dapat
teratasi serta yang
membutuhkan
observasi lebih
lanjut
3. PN
menyampaikan
timbang terima
pada PN
berikutnya, hal
yang perlu
dilakukan dalam
33
timbang terima:
a. jumlah pasien
b. identitas klien
dan diagnosa
medis
c. data (keluhan/
subjektif dan
objektif)
d. masalah
keperawatan
yang masih
muncul
e. intervensi
keperawatan
yang sudah
dan belum
dilaksanakan
(secara
umum)
f. intervensi
kolaboratif
dan
dependent
g. rencana
umum dan
persiapan
yang perlu
dilakukan
dalam
kegiatan
operatif,
pemeriksaan
34
laboratorium/
pemeriksaan
penunjang
lainnya,
persiapan
untuk
konsultasi/
untuk
prosedur yang
tidak rutin
dilaksanakan
h. Prosedur rutin
yang biasa
dijalankan,
tidak perlu
dilaporkan
Pelaksanaan 1. Kedua kelompok 20 Nurse Karu, Pn
dinas sudah siap menit station dan AN
(shift jaga)
2. Kelompok yang
akan bertugas
menyiapkan
buku catatan
3. Kepala ruang
membuka acara
timbang terima
4. Perawat yang
melakukan
timbang terima
dapat melakukan
klarifikasi, tanya
jawab dan
melakukan
35
validasi terhadap
hal-hal yang
telah ditimbang
terimakan dan
berhak
menanyakan
mengenai hal-
hal yang kurang
jelas.
5. Kepala ruang/
PN menanyakan
kebutuhan dasar
pasien
6. Penyampaian
yang jelas,
singkat dan
padat
7. Perawat yang
melaksanakan
timbang terima
mengkaji secara
penuh terhadap
masalah
keperawatan,
kebutuhan dan
tindakan yang
telah/ belum
dilaksanakan
serta hal-hal
penting lainnya
selama masa
perawatan
36
8. Hal-hal yang
bersifat khusus
dan memerlukan
perincian yang
matang
sebaiknya
dicatat secara
khusus untuk
kemudian
diserahterimaka
n kepada
petugas
berikutnya
9. Lama timbang
terima untuk tiap
pasien tidak
lebih dari 5
menit kecuali
pada kondisi
khusus dan
memerlukan
keterangan yang
rumit
37
jaga saat itu dan
PN yang jaga
berikutnya yang
diketahui oleh
kepala ruang
3. Ditutup oleh
kepala ruang
BAB III
PENUTUP
38
A. KESIMPULAN
1. Pada MPKP di Bangsal Flamboyan mahasiswa universitas
‘aisyiyah surakarta sudah menjalankan beberapa implementasi
keperawatan sesuai dengan apa yang disusun di POA
Manajemen keperawatan.
B. SARAN
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan manajemen rumah sakit dapat menyediakan tenaga
perawat sesuai hitungan supaya asuhan keperawatan dapat terlaksana
dengan optimal.
2. Bagi Perawat
Diharapkan perawat dapat menerapkandan mematuhi cara
pengimplementasian asuhan keperawatan sesuai manajemen
keperawatan yang sudah diterapkan di Rumah sakit dengan baik dan
benar.
3. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa esok jika sudah bekerja di Ruah sakit dapat
menerapkan manajemen asuhan keperawatan yang sesuai dengan
39
manajemen di Rumah sakit tersebut sehingga dapat bekerja dengan
rasa tanggung jawab dan profesional.
DAFTAR PUSTAKA
40
Mugianti, Sri. 2016. Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek
Keperawatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
41