Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI PESERTA


DIDIK KELAS XII IPS.2 SMA NEGERI 13 PALEMBANG
Salmi
SMA Negeri 13 Palembang, e-mail: Salmisman13plg@gmail.com

Abstract
This study aims to determine the application of discovery learning learning models to students
of class XII IPS.2 Palembang State High School 13. The research used is Classroom Action
Research (CAR) or Classroom Action Research (CAR) which aims to improve and find
solutions to real problems in improving the learning process in the classroom. This research
has several cycles. Each cycle consists of 4 stages of interrelated and continuous activities,
namely: planning (planning), implementation (acting), observation (observing), and reflection
(reflecting). The results of the study showed that using the discovery learning model of
learning completeness of students before the action and after the action, namely; cycle I
(60.00%), and cycle II (90.00%). Thus, it can be concluded that there is a significant change in
learning outcomes between before and after being given class action by applying discovery
learning learning models to students of class XII IPS.2 Palembang 13 Public High School so
that this research is considered to be successful.
Key Words: Economics, Discovery Learning Learning Models, Learning Completeness

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran discovery learning
pada peserta didik kelas XII IPS.2 SMA Negeri 13 Palembang. Penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang
bertujuan untuk memperbaiki dan mencari solusi dari persoalan yang nyata dalam
meningkatkan proses pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini memiliki beberapa siklus.
Setiap siklus terdiri atas 4 tahap kegiatan yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu:
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan model pembelajaran
discovery learning ketuntasan belajar peserta didik sebelum tindakan dan sesudah tindakan
yaitu; siklus I (60,00%), dan siklus II (90,00%). Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat
perubahan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan
tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning pada peserta didik
kelas XII IPS.2 SMA Negeri 13 Palembang sehingga penelitian ini dianggap berhasil dengan
baik.
Kata-kata Kunci : Ekonomi, Model Pembelajaran Discovery Learning, Ketuntasan Belajar

PENDAHULUAN Berhasilnya tujuan pembelajaran


Belajar merupakan sebuah proses yang ditentukan oleh banyak faktor diantaranya
kompleks yang terjadi pada semua orang dan adalah faktor guru dalam melaksanakan proses
berlangsung seumur hidup. Sedangkan belajar mengajar karena guru secara langsung
pembelajaran adalah seperangkat tindakan dapat mempengaruhi, membina, dan
yang dirancang untuk mendukung proses meningkatkan kecerdasan serta keterampilan
belajar peserta didik, dengan peserta didik. Untuk mengatasi permasalahan
memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrem di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan
yang berperan terhadap rangkaian kejadian- secara maksimal, peran guru sangat penting
kejadian intern yang berlangsung dialami dan diharapkan guru memiliki cara/model
peserta didik (Winkel dalam Siregar dan mengajar yang baik dan mampu memilih
Hartini Nara, 2010:12). model pembelajaran yang tepat dan sesuai

1
2 JURNAL PROFIT VOLUME 6, NOMOR 1, MEI 2019

dengan konsep-konsep mata pelajaran yang < 75. Diduga salah satu penyebabnya adalah
akan disampaikan. guru kurang tepat dalam menerapkan model
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran
rangka meningkatkan mutu pendidikan dan kelompok, sehingga peserta didik kurang
pengajaran salah satunya adalah dengan dapat memahami secara luas pokok bahasan
memilih strategi atau cara dalam yang diberikan guru. Peserta didik yang
menyampaikan materi pelajaran agar kurang antusias dalam pembelajaran ini
diperoleh peningkatan hasil belajar peserta menyebabkan tidak termotivasinya peserta
didik khususnya pelajaran ekonomi. misalnya didik dan kurang berkembangnya kreatifitas
dengan membimbing peserta didik untuk serta keterampilan peserta didik, karna materi
bersama-sama terlibat aktif dalam proses ekonomi khususnya pelajaran akuntansi
pembelajaran dan mampu membantu peserta dianggap sulit dan membosankan.
didik berkembang sesuai dengan taraf Untuk mengatasi permasalahan di atas,
intelektualnya akan lebih menguatkan diperlukan penerapan suatu model
pemahaman peserta didik terhadap konsep- pembelajaran yang menarik dan berpusat pada
konsep yang diajarkan. Pemahaman ini siswa dengan kegiatan pembelajaran yang
memerlukan minat dan motivasi. Tanpa mengaktifkan siswa untuk mengkonstruksi
adanya minat menandakan bahwa peserta materi pelajaran sehingga meningkatkan hasil
didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. belajar matematika siswa. Salah satu model
Untuk itu, guru harus memberikan suntikan pembelajaran yang dapat mengatasi
dalam bentuk motivasi sehingga dengan permasalahan tersebut yaitu Discovery
bantuan itu anak didik dapat keluar dari Learning. Penemuan (discovery) merupakan
kesulitan belajar. suatu model pembelajaran yang
Berdasarkan pengamatan yang dikembangkan berdasarkan pandangan
dilakukan di kelas XII IPS.2 SMA Negeri 13 konstruktivisme. Menurut Kurniasih & Sani
Palembang bahwa hasil belajar peserta didik (2014) discovery learning didefinisikan
khususnya mata pelajaran ekonomi pada sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
materi akuntansi masih belum memenuhi materi pembelajaran tidak disajikan dalam
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa
75. Data daftar nilai ulangan harian tanggal 16 mengorganisasi sendiri. Selanjutnya, Sani
pebruari 2017 yang diperoleh peserta didik (2014:97) mengungkapkan bahwa discovery
pada mata pelajaran ekonomi materi tahapan adalah menemukan konsep melalui
pencatatan akuntansi pada perusahaan dagang, serangkaian data atau informasi yang
menunjukkan hanya 18 peserta didik dari 40 diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.
peserta didik yang mencapai standar KKM 75 Model Discovery Learning Pemilihan
dengan daya serap secara klasikal 45% dan model pembelajaran yang akan digunakan
nilai rata-rata 59,00. Sedangkan sisanya 55% dalam pembelajaran harus diiringi dengan
peserta didik mendapatkan nilai <75. Itu suatu pertimbangan untuk mendapatkan suatu
artinya hampir setengah dari jumlah peserta kebaikan ataupun kelebihan. Hosnan
didik belum mencapai KKM. Sedangkan (2014:287-288) mengemukakan beberapa
untuk mencapai standart KKM peserta didik kelebihan dari model discovery learning yakni
harus mendapatkan nilai ≥ 75. Secara klasikal sebagai berikut; (a) Membantu siswa untuk
peserta didik dikatakan tuntas belajar apabila memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
85% dari jumlah peserta didik memperoleh keterampilan dan proses-proses kognitif; (b)
nilai ≥ 75, sebaliknya peserta didik dikatakan Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini
belum tuntas belajar apabila memperoleh nilai sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar. Salmi 3

pengertian, ingatan, dan transfer; (c) Dapat meningkatkan kemampuan


meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis suatu masalah melalui
memecahkan masalah; (d) Membantu siswa pembelajaran dengan model
memperkuat konsep dirinya, karena pembelajaran inovatif.
memperoleh kepercayaan bekerja sama b. Bagi Guru
dengan yang lain; (e) Mendorong keterlibatan Meningkatkan kemampuan guru dalam
keaktifan siswa; (f) Mendorong siswa berpikir merancang model pembelajaran dengan
intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri; (g) menerapkan model pembelajaran
Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, discovery learning, sehingga
karena ia berpikir dan menggunakan pembelajaran akan lebih efektif, kreatif
kemampuan untuk menemukan hasil akhir. dan efisien.
Dari latar belakang di atas maka penulis c. Bagi Sekolah
dalam penelitian ini mengambil judul: Sebagai bahan masukan bagi sekolah
“Penerapan Model Pembelajaran Discovery untuk memperbaiki praktik-praktik
Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar pembelajaran guru agar menjadi lebih
Ekonomi Peserta Didik Kelas XII IPS.2 SMA efektif dan efisien sehingga kualitas
Negeri 13 Palembang”. pembelajaran dan hasil belajar peserta
Berdasarkan latar belakang di atas, didik meningkat.
maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai d. Bagi Peneliti
berikut: apakah penerapan model 1) Sebagai sarana belajar untuk
pembelajaran discovery learning dapat mengintegrasikan pengetahuan dan
meningkatkan hasil belajar ekonomi peserta keterampilan dengan terjun langsung
didik kelas XII IPS.2 SMA Negeri 13 sehingga dapat melihat, merasakan,
Palembang? dan menghayati apakah praktik-
Sesuai dengan permasalahan di atas, praktik pembelajaran yang dilakukan
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selama ini sudah efektif dan efisien.
apakah penerapan model pembelajaran 2) Sebagai sumber informasi dan
discovery learning dapat meningkatkan hasil referensi dalam pengembangan
belajar ekonomi peserta didik kelas XII IPS.2 penelitian tindakan kelas dan
SMA Negeri 13 Palembang. menumbuhkan budaya meneliti agar
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan terjadi inovasi pembelajaran.
dapat memberikan manfaat baik secara e. Bagi Perpustakaan Sekolah
langsung maupun tidak langsung antara lain: Dapat menambah referensi
1. Secara Teoritis perpustakaan sekolah sehingga dapat
Hasil penelitian ini dapat memberi digunakan sebagai dasar penelitian
sumbangan yang sangat berharga pada selanjutnya.
perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada f. Bagi Dinas Pendidikan
penerapan model-model pembelajaran untuk Sebagai sarana evaluasi bagi dinas
meningkatkan hasil proses pembelajaran dan pendidikan dalam mengambil suatu
hasil belajar di kelas. kebijakan terkait dengan pembuatan
2. Secara Praktis program yang dapat membantu
a. Bagi Peserta didik peningkatan mutu guru.
Meningkatkan hasil belajar dan
solidaritas peserta didik untuk TINJAUAN PUSTAKA
menemukan pengetahuan dan “Belajar merupakan komponen paling
mengembangkan wawasan, vital dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis
4 JURNAL PROFIT VOLUME 6, NOMOR 1, MEI 2019

dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa proses menggambarkan perencanaan kurikulum,


belajar sesungguhnya tidak pernah ada kursus-kursus, desain unit-unit pelajaran dan
pendidikan” (Sagala, 2010:13). Menurut pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-
Hamalik (2008:28), belajar adalah suatu buku pelajaran, program multimedia, dan
proses perubahan tingkah laku melalui bantuan belajar melalui program komputer.
interaksi antara individu dan lingkungan. Sebab model-model ini menyediakan alat-alat
Proses dalam hal ini, merupakan urutan belajar bagi para peserta didik. Sedangkan
kegiatan yang berkesinambungan, bertahap, menurut Trianto (dalam Gunawan 2010)
bergilir, dan terpadu yang secara keseluruhan model pembelajaran adalah kerangka
mewarnai dan memberikan karakteristik konseptual yang melukiskan prosedur yang
terhadap belajar itu. Dari pendapat-pendapat sistematis dalam mengorganisasikan
tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
merupakan suatu proses perubahan tingkah belajar tertentu, dan berfungsi pedoman bagi
laku dan penambahan pengetahuan para perancang pembelajaran dan para
berdasarkan hasil. pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
Pembelajaran menurut Dimyati dan mengajar.
Mudjiono (dalam Sagala 2010:62) adalah Dari pendapat-pendapat di atas dapat
kegiatan guru secara terprogram dalam desain disimpulkan bahwa model pembelajaran
instruksional, untuk membuat peserta didik merupakan suatu perencanaan pengajaran
belajar secara aktif, yang menekankan pada sebagai pedoman guru yang menggambarkan
penyediaan sumber belajar. Undang-undang proses kegiatan belajar mengajar untuk
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun mencapai tujuan belajar tertentu.
2003 (dalam Sagala 2010:62) menyatakan Penemuan (discovery) merupakan suatu
pembelajaran adalah proses interaksi peserta model pembelajaran yang dikembangkan
didik dengan pendidik dan sumber belajar berdasarkan pandangan konstruktivisme.
pada suatu lingkungan belajar. “Pembelajaran Menurut Kurniasih & Sani (2014:64)
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi discovery learning didefinisikan sebagai
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, proses pembelajaran yang terjadi bila materi
perlengkapan, dan prosedur yang saling pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk
mempengaruhi mencapai tujuan finalnya, tetapi diharapkan peserta didik
pembelajaran” (Hamalik 2001:57). mengorganisasi sendiri. Pernyataan lebih
Dari pendapat-pendapat di atas dapat lanjut dikemukakan oleh Hosnan (2014:282)
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu bahwa discovery learning adalah suatu model
suatu interaksi/kegiatan yang terjadi antara untuk mengembangkan cara belajar aktif
pendidik dengan peserta didik yang bertujuan dengan menemukan sendiri, menyelidiki
untuk membuat peserta didik aktif dan sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia
memberi pengetahuan kepada peserta didik. dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar
Menurut Permendikbud No.103 Tahun penemuan, peserta didik juga bisa belajar
2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan berpikir analisis dan mencoba memecahkan
Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 2, sendiri masalah yang dihadapi. Wilcox (dalam
model pembelajaran adalah kerangka Hosnan, 2014:281) menyatakan bahwa dalam
konseptual dan operasional pembelajaran yang pembelajaran dengan penemuan, peserta didik
memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, didorong untuk belajar sebagian besar melalui
dan budaya. Joyce dan Weil (dalam Sagala keterlibatan aktif mereka sendiri dengan
2010:176) model pembelajaran adalah suatu konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru
deskripsi dari lingkungan yang mendorong peserta didik untuk memiliki
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar. Salmi 5

pengalaman dan melakukan percobaan yang 3. Mendorong peserta didik berpikir


memungkinkan mereka menemukan prinsip- dan bekerja atas inisiatif sendiri.
prinsip untuk diri mereka sendiri. 4. Peserta didik belajar dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan memanfaatkan berbagai jenis sumber
Kebudayaan Republik Indonesia nomor 103 belajar.
tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
pendidikan dasar dan menengah disebutkan Menurut Marzano (dalam Hosnan,
bahwa pada implementasi Kurikulum 2013 2014:288), selain kelebihan yang telah
sangat disarankan menggunakan pendekatan diuraikan, masih ditemukan beberapa
saintifik dengan model-model pembelajaran kelebihan dari model discovery learning, yaitu
inquiry based learning, discovery sebagai berikut.
learning,project based learning dan problem 1. Menumbuhkan sekaligus
based learning. (2014 : 638). menanamkan sikap inquiry.
Bruner (dalam Kemendikbud, 2013:4) 2. Pengetahuan bertahan lama dan
mengemukakan bahwa proses belajar akan mudah diingat.
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru 3. Hasil belajar discovery mempunyai
memberikan kesempatan pada peserta didik efek transfer yang lebih baik.
untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, 4. Meningkatkan penalaran peserta
atau pemahaman melalui contoh-contoh yang didik dan kemampuan berpikir
dijumpai dalam kehidupannya. Penerapan bebas.
discovery learning ingin merubah kondisi 5. Melatih keterampilan-keterampilan
belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. kognitif peserta didik untuk
Mengubah pembelajaran yang teacher menemukan dan memecahkan
oriented ke student oriented. Mengubah masalah tanpa pertolongan orang
modus Ekspositori, peserta didik hanya lain.
menerima informasi secara keseluruhan dari
guru ke modus discovery, peserta didik Hosnan (2014: 288-289)
menemukan informasi sendiri. mengemukakan beberapa kekurangan dari
Menindaklanjuti beberapa pendapat model discovery learning, yaitu (1) menyita
yang telah dikemukakan para ahli, peneliti banyak waktu karena guru dituntut mengubah
menyimpulkan bahwa model discovery kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai
learning adalah suatu proses pembelajaran pemberi informasi menjadi fasilitator,
yang penyampaian materinya disajikan secara motivator, dan pembimbing, (2) kemampuan
tidak lengkap dan menuntut peserta didik berpikir rasional peserta didik ada yang masih
terlibat secara aktif untuk menemukan sendiri terbatas, dan (3) tidak semua peserta didik
suatu konsep ataupun prinsip yang belum dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini.
diketahuinya. Setiap model pembelajaran pasti memiliki
Kurniasih & Sani (2014: 66-67) juga kekurangan, namun kekurangan tersebut dapat
mengemukakan beberapa kelebihan dari diminimalisir agar berjalan secara optimal.
model discovery learning, yaitu sebagai Westwood (dalam Sani, 2014: 98)
berikut. mengemukakan pembelajaran dengan model
1. Menimbulkan rasa senang pada discovery akan efektif jika terjadi hal-hal
peserta didik karena tumbuhnya rasa berikut: (1) proses belajar dibuat secara
menyelidiki dan berhasil. terstruktur dengan hati-hati, (2) peserta didik
2. Peserta didik akan mengerti konsep memiliki pengetahuan dan keterampilan awal
dasar dan ide-ide lebih baik. untuk belajar, (3) guru memberikan dukungan
6 JURNAL PROFIT VOLUME 6, NOMOR 1, MEI 2019

yang dibutuhkan peserta didik untuk c. Data collection (pengumpulan data)


melakukan penyelidikan. d. Data processing (pengolahan data) .
Berdasarkan beberapa pendapat yang e. Verification (pembuktian)
telah dikemukakan para ahli, peneliti f. Generalization (menarik kesimpulan)
menyimpulkan bahwa kelebihan dari model
discovery learning, yaitu dapat melatih peserta Berdasarkan teori-teori yang telah
didik belajar secara mandiri, melatih dikemukakan para ahli, model discovery
kemampuan bernalar peserta didik, serta learning adalah suatu proses pembelajaran
melibatkan peserta didik secara aktif dalam yang penyampaian materinya disajikan secara
kegiatan pembelajaran untuk menemukan tidak lengkap dan menuntut peserta didik
sendiri dan memecahkan masalah tanpa terlibat secara aktif untuk menemukan sendiri
bantuan orang lain. Kekurangan dari model suatu konsep ataupun prinsip yang belum
discovery learning yaitu menyita banyak diketahuinya. Adapun langkah-langkah
waktu karena mengubah cara belajar yang pembelajaran dengan model discovery
biasa digunakan, namun kekurangan tersebut learning yaitu (1) memberikan stimulus
dapat diminimalisir dengan merencanakan kepada peserta didik, (2) mengidentifikasi
kegiatan pembelajaran secara terstruktur, permasalahan yang relevan dengan bahan
memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan pelajaran, merumuskan masalah kemudian
penemuan, serta mengonstruksi pengetahuan menentukan jawaban sementara (hipotesis),
awal peserta didik agar pembelajaran dapat (3) membagi peserta didik menjadi beberapa
berjalan optimal. kelompok untuk melakukan diskusi, (4)
Dalam mengaplikasikan model memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan
discovery learning dalam pembelajaran, pengumpulan data, kemudian mengolahnya
terdapat beberapa tahapan yang harus untuk membuktikan jawaban sementara
dilaksanakan. Kurniasih & Sani (2014: 68-71) (hipotesis), (5) mengarahkan peserta didik
mengemukakan langkah-langkah operasional untuk menarik kesimpulan berdasarkan hasil
model discovery learning yaitu sebagai pengamatannya, dan (6) mengarahkan peserta
berikut. didik untuk mengomunikasikan hasil
1. Langkah persiapan model discovery temuannya.
learning Menurut Arikunto: (2011) yang
a. Menentukan tujuan pembelajaran. menyatakan bahwa “Tujuan penilaian hasil
b. Melakukan identifikasi karakteristik belajar adalah untuk mengetahui apakah
peserta didik. materi yang sudah diberikan sudah dipahami
c. Memilih materi pelajaran. oleh peserta didik dan apakah metode yang
d. Menentukan topik-topik yang harus digunakan sudah tepat atau belum”.
dipelajari peserta didik secara induktif. Bloom yang dikutip Sudjana (2002: 22-
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar 23) menyatakan bahwa hasil belajar
yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, diklasifikasikan menjadi tiga ranah kognitif,
tugas, dan sebagainya untuk dipelajari ranah afektif dan ranah psikomotor.
peserta didik. Berdasarkan pengertian di atas dapat
2. Prosedur aplikasi model discovery disimpulkan, bahwa hasil belajar merupakan
learning suatu prestasi yang dicapai seseorang setelah
a. Stimulation (stimulasi/pemberian melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar yang
rangsang) penulis maksud dalam penelitian ini adalah
b. Problem statemen hasil belajar ekonomi yang berupa nilai yang
(pernyataan/identifikasi masalah)
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar. Salmi 7

didapat dalam bentuk skor setelah diberi tes Dalam silabus mata pelajaran ekonomi
akhir. kurikulum 2013 kelas XII, akuntansi adalah
Menurut Paul A. Samuelson bagian dari mata pelajaran ekonomi. Materi
(Sukwiaty, 2007:101) mengemukakan bahwa akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi
ilmu ekonomi sebagai suatu study tentang perusahaan jasa dan dagang. Peserta didik
perilaku orang dan masyarakat dalam memilih dituntut memahami transaksi perusahaan jasa
cara menggunakan sumber daya yang langka dan dagang serta mencatatnya dalam suatu
dan memiliki beberapa alternatif penggunaan, sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan
dalam rangka memproduksi berbagai keuangan. Pemahaman pencatatan ini berguna
komoditas dan penyalurannya, baik saat ini untuk memahami manajemen keuangan
maupun di masa depan kepada berbagai perusahaan jasa dan dagang.
individu dan kelompok dalam suatu Menurut Uma dalam Sugiono (2013:
masyarakat. 91), kerangka berpikir merupakan model
Menurut Charles T. Horngren, dan konseptual tentang bagaimana teori
Walter T. Harrison (Horngren berhubungan dengan berbagai faktor yang
Harrison,2007:4) menyatakan bahwa telah diidentifikasi sebagai masalah yang
akuntansi merupakan sistem informasi yang penting.
mengukur aktivitas bisnis, memproses data Dari pendapat tersebut maka kerangka
menjadi laporan, dan mengkomunikasikan berpikir dalam penelitian ini seperti adalah
hasilnya kepada para pengambil keputusan. sebagai berikut.

Berdasarkan kajian yang telah ekonomi peserta didik kelas XII IPS.2 SMA
diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini Negeri 13 Palembang”.
adalah ”dengan model pembelajaran discovery
learning dapat meningkatkan hasil belajar
8 JURNAL PROFIT VOLUME 6, NOMOR 1, MEI 2019

METODE PENELITIAN pengikhtisaran akuntansi pada perusahaan


1. Jenis Penelitian dagang.
Penelitian yang digunakan adalah c. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Subjek yang dimaksud tindakan dalam
Classroom Action Research (CAR) yang penelitian ini adalah peserta didik kelas
bertujuan untuk memperbaiki dan mencari XII IPS.2 SMA Negeri 13 Palembang yang
solusi dari persoalan yang nyata dan praktis berjumlah 40 peserta didik. Sedangkan
dalam meningkatkan proses pembelajaran di partisipan yang terlibat dalam penelitian ini
dalam kelas. Dalam penelitian ini terdapat adalah guru kelas dan teman sejawat
beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 lainnya.
tahap kegiatan yang saling terkait dan
berkesinambungan yaitu: perencanaan 3. Indikator Kinerja
tindakan (planning), pelaksanaan tindakan Indikator keberhasilan dalam penelitian
(acting), pengamatan (observing) dan refleksi ini adalah meningkatnya pemahaman belajar
(reflecting). peserta didik yang ditunjukkan dengan
Adapun rancangan solusinya adalah meningkatnya hasil belajar peserta didik
tindakan berupa penerapan model dibandingkan dengan tahun sebelumnya
pembelajaran discovery learning. Dalam yaitu minimal peserta didik memperoleh nilai
menerapkan model pembelajaran discovery 75. Hal tersebut didasarkan pada teori belajar
learning tersebut digunakan tindakan siklus tuntas, maka seorang peserta didik
dalam setiap pembelajaran, artinya cara dipandang tuntas belajar jika ia mampu
menerapkan model pembelajaran pada menyelesaikan, menguasai kompetensi atau
pembelajaran pertama sama dengan yang mencapai tujuan pembelajaran minimal 75%
diterapkan pada pembelajaran kedua dan dari seluruh tujuan pembelajaran (Mulyasa,
seterusnya sama, hanya refleksi terhadap 2004). Sedangkan untuk keberhasilan klasikal
setiap pembelajaran berbeda, tergantung dari jika 85% dari seluruh peserta didik
fakta dan interpretasi data yang ada. Hal memperoleh nilai ≥ 75.
ini dilakukan agar diperoleh hasil yang
maksimal mengenai cara penerapan model 4. Prosedur Penelitian
pembelajaran discovery learning untuk Penelitian ini menggunakan metode
meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. penelitian tindakan kelas (PTK). Hal ini
disesuaikan dengan karakeristik penelitian
2. Setting Penelitian tindakan kelas, yaitu masalah yang harus
a. Tempat Penelitian dipecahkan berasal dari persoalan praktik
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri pembelajaran di kelas atau berangkat dari
13 Palembang, dipilihnya sekolah ini permasalahan praktik faktual. Model
sebagai tempat meneliti karena peneliti penelitian tindakan kelas ini merujuk pada
adalah sebagai guru di SMA Negeri 13 model Kemmis dan MC Taggart yang
Palembang tersebut. menguraikan bahwa tindakan yang
b. Waktu Penelitian digambarkan sebagai suatu proses yang
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan dinamis dari aspek perencanaan, tindakan
pada bulan Februari sampai dengan bulan (pelaksanaan), observasi (pengamatan),
April 2017 tahun pelajaran 2016/2017, refleksi. Langkah pada siklus berikutnya
karena pada tahun pelajaran ini peneliti adalah perencanaan yang sudah direvisi,
guru di SMA Negeri 13 Palembang, materi tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum
pokok yang disampaikan adalah tahapan masuk pada siklus I dilakukan tindakan
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar. Salmi 9

pendahuluan yang berupa identifikasi dalam pembelajaran ekonomi, maka teknik


permasalahan. yang digunakan dalam menganalisis data yang
terkumpul adalah deskriptif kuantitatif dengan
5. Teknik Pengumpulan Data perhitungan persentasi kemampuan peserta
Pengumpulan data dalam penelitian ini didik dalam menjawab tes tertulis untuk
dilakukan dengan menggunakan teknik tes mengetahui hasil sebelum dan sesudah
tertulis, dan observasi. Teknik pengumpulan dilakukan tindakan. Analisis data dalam
data secara rinci adalah sebagai berikut : penelitian ini melalui paparan data, dan
a. Tes penyimpulan hasil analisis. Untuk menghitung
Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh persentasi hasil belajar peserta didik peneliti
mana daya tangkap peserta didik dan menggunakan patokan “Jumlah skor
mengukur kemampuan peserta didik baik pencapaian dibagi skor maksimum dikali
kemampuan awal, perkembangan dan dengan 100”.
kemampuan pada akhir siklus tindakan. NA = Jumlah Skor Perolehan x 100 %
Dan tes ini digunakan untuk mendapatkan Skor Maksimal
data tentang hasil belajar peserta didik, tes
yang digunakan adalah tes tertulis yang Jika dalam tindakan pertama belum
dianalisis dengan membuat tes formatif berhasil, maka akan diteruskan ke tindakan
yang kemudian dibuat prosentasenya untuk kedua, dan seterusnya, sampai tampak benar
mengetahui ketuntasan belajar peserta lingkungan sekolah dijadikan sebagai sumber
didik dalam pembelajaran ekonomi. belajar dalam pembelajaran ekonomi dan
b. Observasi kemampuan peserta didik mencapai hasil yang
Digunakan untuk mendapatkan informasi ditargetkan oleh peneliti sesuai dengan hasil
tentang aktivitas guru dan peserta didik intervensi tindakan yang diharapkan.
dalam proses pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
6. Teknik Analisis Data 1. Hasil
Berdasarkan tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik

Tabel.1 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus I

No. Uraian Hasil Siklus I

1. Nilai rata-rata tes formatif 70,63

2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 24

3. Persentase ketuntasan belajar 60,00


10 JURNAL PROFIT VOLUME 6, NOMOR 1, MEI 2019

80,00
70,00
60,00
50,00
40,00 70,63
30,00 60,00
20,00
24
10,00
0,00
Nilai rata-rata Jumlah siswa Persentase
tes formatif yang tuntas ketuntasan
belajar belajar

Diagram 1. Hasil Tes Formatif Pada Siklus I

Dari tabel 1 dapat dijelaskan bahwa memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga
dengan menerapkan pembelajaran model kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak
pembelajaran discovery learning diperoleh terulang lagi pada siklus II. Pengamatan
nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
70,63 dan ketuntasan belajar mencapai 60% belajar mengajar.
atau baru ada 24 peserta didik dari 40 peserta Pada akhir proses belajar mengajar
didik yang telah tuntas belajar. Hasil tersebut peserta didik diberi tes formatif II dengan
menunjukkan bahwa pada siklus pertama tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
secara klasikal peserta didik belum tuntas peserta didik dalam proses belajar mengajar
karena lebih kecil dari persentase ketuntasan yang telah dilakukan. Instrumen yang
yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. digunakan adalah tes formatif II.
Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran dengan

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus II

No. Uraian Hasil Siklus II

1. Nilai rata-rata tes formatif 79,75


Jumlah peserta didik yang tuntas
2. 36,00
belajar

3. Persentase ketuntasan belajar 90,00


Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar. Salmi 11

Persentase Rekapitulasi Hasil


100,00

Tes Formatif Siklus II


80,00
60,00
79,75 90,00
40,00
20,00 36
0,00
Nilai rata-rata Jumlah siswa Persentase
tes formatif yang tuntas ketuntasan
belajar belajar

Diagram 2. Hasil Tes Formatif Pada Siklus II

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai diterapkannya model pembelajaran discovery


rata-rata tes formatif sebesar 79,75% dan dari learning memiliki dampak positif dalam
40 peserta didik yang telah tuntas sebanyak 36 meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal
peserta didik dan 4 peserta didik belum ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
mencapai ketuntasan belajar. Maka secara pemahaman dan penguasaan peserta didik
klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai terhadap materi yang telah disampaikan guru
sebesar 90 % (termasuk kategori tuntas). selama ini ketuntasan belajar meningkat dari
Hasil pada siklus II ini mengalami hasil belajar sebelum tindakan dan sesudah
peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya tindakan yaitu; siklus I (60%), dan siklus II
peningkatan hasil belajar pada siklus II. (90%). Pada siklus II ketuntasan belajar
2. Pembahasan peserta didik secara klasikal telah tercapai dan
a. Hasil belajar Peserta Didik mengalami peningkatan yang sangat baik.
Berdasarkan hasil peneilitian ini
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

Grafik Pencapaian KKM Klasikal

90,00
Persentase Pencapaian KKM Klasikal

80,00
70,00
60,00
50,00 90,00
40,00
30,00
60,00
20,00
10,00
0,00
KKM Siklus 1 KKM Siklus 2
Diagram 3. Hasil Pencapaian KKM Klasikal
12 JURNAL PROFIT VOLUME 6, NOMOR 1, MEI 2019

b. Kemampuan Guru dalam Mengelola berdampak positif terhadap hasil belajar


Pembelajaran peserta didik, yaitu dapat ditunjukkan dengan
Berdasarkan analisis data, diperoleh meningkatnya nilai rata-rata peserta didik pada
aktivitas peserta didik dalam proses penerapan setiap siklus yang terus mengalami
model pembelajaran Discovery Learning pada peningkatan.(lihat grafik)
setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini

4,5 Grafik Pengelolaan Pembelajaran


4
3,5
3
Rata-rata Skor

2,5
2
1,5
1
0,5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Siklus 1 3,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 1,5 3 3,5 2 1,5 1,5 2,5
Siklus 2 3 3 3 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3 3 3,5 3,5 4 3,5
Aspek KBM Yang diamati

Diagram 4. Pengelolaan Pembelajaran

Keterangan:
Aspek KBM yang Diamati:
1= Memotivasi peserta didik
2= Menyampaikan tujuan pembelajaran
3= Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya
4= Mengatur peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar
5= Mempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif
6= Membimbing peserta didik melakukan kegiatan
7= Melatih keterampilan kooperatif
8= Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran
9= Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan
10= Membimbing peserta didik membuat rangkuman
11= Memberikan evaluasi
12= Pengelolaan Waktu
13= Peserta didik antusias
14= Guru antusias

c. Aktivitas Guru dan Peserta Didik ekonomi pada materi akuntansi, tahapan
Dalam Pembelajaran pengikhtisaran pada perusahaan dagang
Berdasarkan analisa data diperoleh dengan menerapkan model pembelajaran
aktivitas guru dalam proses pembelajaran discovery learning selama pembelajaran telah
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar. Salmi 13

melaksanakan langkah-langkah belajar aktif menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan,


dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru dan memberikan umpan balik. Adapun
yang muncul di antaranya aktivitas kegiatan membimbing peserta didik
membimbing dan mengamati peserta didik merangkum pelajaran dan menjelaskan materi
dalam menemukan konsep, memotivasi yang sulit persentasenya menurun dikarenakan
peserta didik, mengkaitkan dengan pelajaran peserta didik sudah lebih mandiri dan aktif
sebelumnya, menyampaikan materi/langkah- dalam melakukan kegiatan tersebut.
langkah/strategi, meminta peserta didik

Tabel 3. Aktivitas Guru


Persentase
No. Aktivitas Guru yang diamati
Siklus 1 Siklus 2
1 Menyampaikan tujuan 7,55 7,69
2 Memotivasi peserta didik 15,09 13,46
3 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 11,32 11,54
4 Menyampaikan materi/ langkahlangkah/strategi 11,32 11,54
5 Menjelaskan materi yang sulit 7,55 7,69
Membimbing dan mengamati peserta didik dalam
6 11,32 15,38
menemukan konsep
Meminta peserta didik menyajikan dan mendiskusikan
7 13,21 11,54
hasil kegiatan
8 Memberikan umpan balik 11,32 11,54
9 Membimbing peserta didik merangkum pelajaran 11,32 9,62

18,00 Grafik Aktifitas Guru


16,00
14,00
12,00
Persentase

10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Siklus 1 7,55 15,09 11,32 11,32 7,55 11,32 13,21 11,32 11,32
Siklus 2 7,69 13,46 11,54 11,54 7,69 15,38 11,54 11,54 9,62
Aktivitas Guru yang diamati

Diagram 5. Aktivitas Guru


14 JURNAL PROFIT VOLUME 6, NOMOR 1, MEI 2019

Keterangan:

Aktivitas Guru yang diamati

1= Menyampaikan tujuan

2= Memotivasi peserta didik

3= Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya

4= Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi

5= Menjelaskan materi yang sulit

6= Membimbing dan mengamati peserta didik dalam menemukan konsep

7= Meminta peserta didik menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan

8= Memberikan umpan balik

9= Membimbing peserta didik merangkum pelajaran

Untuk aktivitas peserta didik, yaitu pembelajaran, dan merangkum pelajaran


aktivitas membaca buku, bekerja dengan sudah mengalami peningkatan persentase dari
sesama anggota kelompok, diskusi antar siklus I ke siklus II. Hal ini menandakan
peserta didik/antara peserta didik dengan guru, bahwa peserta didik sudah lebih mandiri dan
menyajikan/menanggapi pertanyaan/ide, aktif dalam menerima materi yang
menulis yang relevan dengan KBM, disampaikan oleh guru.
mengerjakan tes evaluasi, menyajikan hasil

Tabel 4. Aktivitas Peserta didik


Persentase

No. Aktivitas peserta didik yang diamati


Siklus 1 Siklus 2

Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan


1 11,49 8,57
guru
2 Membaca buku 14,18 15,58

3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 11,25 12,73


Diskusi antar peserta didik/ antara peserta didik
4 11,49 12,73
dengan guru
5 Menyajikan hasil pembelajaran 8,56 11,17

6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 8,56 11,95

7 Menulis yang relevan dengan KBM 12,22 11,95

8 Merangkum pembelajaran 11,25 10,91

9 Mengerjakan tes evaluasi 11,00 11,69


Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar. Salmi 15

18,00 Grafik Aktifitas Peserta didik


16,00
14,00
Persentase
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Siklus 1 11,49 14,18 11,25 11,49 8,56 8,56 12,22 11,25 11,00
Siklus 2 8,57 15,58 12,73 12,73 11,17 11,95 11,95 10,91 11,69
Aktivitas Peserta didik yang diamati

Diagram 6. Aktivitas Peserta didik

Keterangan:

Aktivitas Peserta didik yang diamati

1= Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru

2= Membaca buku

3= Bekerja dengan sesama anggota kelompok

4= Diskusi antar peserta didik/ antara peserta didik dengan guru

5= Menyajikan hasil pembelajaran

6= Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide

7= Menulis yang relevan dengan KBM

8= Merangkum pembelajaran

9= Mengerjakan tes evaluasi

PENUTUP ditandai dengan peningkatan ketuntasan


1. Simpulan belajar peserta didik sebelum tindakan dan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang sesudah tindakan yaitu; siklus I (60%), dan
telah dilakukan selama 2 siklus, dan siklus II (90%). Selain itu, berdasarkan hasil
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis wawancara rata-rata peserta didik menyatakan
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahwa mereka tertarik dengan model
pembelajaran dengan model discovery pembelajaran discovery learning sehingga
learning memiliki dampak positif dalam motivasi untuk belajar dapat meningkat.
meningkatkan hasil belajar peserta didik yang
16 JURNAL PROFIT VOLUME 6, NOMOR 1, MEI 2019

2. Saran Hamalik, Oemar. 2001. Pendekatan Baru


Agar proses belajar mengajar ekonomi Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan
lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang CBSA. Jakarta: Sinar Baru Algensindo
optimal bagi peserta didik, maka disampaikan Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar
saran sebagai berikut. Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
1) Untuk melaksanakan model pembelajaran Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014.
discovery learning memerlukan persiapan Perancangan Pembelajaran Prosedur
yang cukup matang, sehingga guru harus Pembuatan RPP yang Sesuai Dengan
mampu menentukan atau memilih topik Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.
yang benar-benar bisa diterapkan dengan M Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan
model pembelajaran discovery learning Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
dalam proses belajar mengajar sehingga ke-21. Bogor: Ghalia Indonesia
diperoleh hasil yang optimal. Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna
2) Dalam rangka meningkatkan hasil belajar Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
peserta didik, guru hendaknya lebih Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
sering melatih peserta didik dengan yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
berbagai model pembelajaran, walau Rineka Cipta
dalam taraf yang sederhana, dimana Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori
peserta didik nantinya dapat menemukan Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
pengetahuan baru, memperoleh konsep Indonesia
dan keterampilan, sehingga peserta didik Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung:
berhasil atau mampu memecahkan Tarsito
masalah-masalah yang dihadapinya. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
3) Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
karena hasil penelitian ini hanya Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
dilakukan di SMA Negeri 13 Palembang. Sukwiaty, dkk. 2007. Ekonomi SMA Kelas XI.
Bandung: Yudhistira
DAFTAR PUSTAKA Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis
Permendikbud No.103 Tahun 2014 tentang Kompetensi Konsep Karakteristik dan
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja
Pendidikan Menengah, Pasal 2. Rosdakarya
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu http://www.seputarilmu.com/2015/12/12-
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka pengertian-akuntansi-menurut-para.html
Cipta diakses tanggal 5 Januari 2017 pukul
Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu 23.12 wib
Pendekatan Praktek. PT. Jakarta: PT. http://eprints.uny.ac.id/21658/1/04%20Ellyza
Rineka Cipta %20Sri%20%20Widyastuti.pdf diakses
tanggal 6 Januari 2017 pukul 10.45 wib

Anda mungkin juga menyukai