Abstract
This study aims to determine the application of discovery learning learning models to students
of class XII IPS.2 Palembang State High School 13. The research used is Classroom Action
Research (CAR) or Classroom Action Research (CAR) which aims to improve and find
solutions to real problems in improving the learning process in the classroom. This research
has several cycles. Each cycle consists of 4 stages of interrelated and continuous activities,
namely: planning (planning), implementation (acting), observation (observing), and reflection
(reflecting). The results of the study showed that using the discovery learning model of
learning completeness of students before the action and after the action, namely; cycle I
(60.00%), and cycle II (90.00%). Thus, it can be concluded that there is a significant change in
learning outcomes between before and after being given class action by applying discovery
learning learning models to students of class XII IPS.2 Palembang 13 Public High School so
that this research is considered to be successful.
Key Words: Economics, Discovery Learning Learning Models, Learning Completeness
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran discovery learning
pada peserta didik kelas XII IPS.2 SMA Negeri 13 Palembang. Penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang
bertujuan untuk memperbaiki dan mencari solusi dari persoalan yang nyata dalam
meningkatkan proses pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini memiliki beberapa siklus.
Setiap siklus terdiri atas 4 tahap kegiatan yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu:
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan model pembelajaran
discovery learning ketuntasan belajar peserta didik sebelum tindakan dan sesudah tindakan
yaitu; siklus I (60,00%), dan siklus II (90,00%). Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat
perubahan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan
tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning pada peserta didik
kelas XII IPS.2 SMA Negeri 13 Palembang sehingga penelitian ini dianggap berhasil dengan
baik.
Kata-kata Kunci : Ekonomi, Model Pembelajaran Discovery Learning, Ketuntasan Belajar
1
2 JURNAL PROFIT VOLUME 6, NOMOR 1, MEI 2019
dengan konsep-konsep mata pelajaran yang < 75. Diduga salah satu penyebabnya adalah
akan disampaikan. guru kurang tepat dalam menerapkan model
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran
rangka meningkatkan mutu pendidikan dan kelompok, sehingga peserta didik kurang
pengajaran salah satunya adalah dengan dapat memahami secara luas pokok bahasan
memilih strategi atau cara dalam yang diberikan guru. Peserta didik yang
menyampaikan materi pelajaran agar kurang antusias dalam pembelajaran ini
diperoleh peningkatan hasil belajar peserta menyebabkan tidak termotivasinya peserta
didik khususnya pelajaran ekonomi. misalnya didik dan kurang berkembangnya kreatifitas
dengan membimbing peserta didik untuk serta keterampilan peserta didik, karna materi
bersama-sama terlibat aktif dalam proses ekonomi khususnya pelajaran akuntansi
pembelajaran dan mampu membantu peserta dianggap sulit dan membosankan.
didik berkembang sesuai dengan taraf Untuk mengatasi permasalahan di atas,
intelektualnya akan lebih menguatkan diperlukan penerapan suatu model
pemahaman peserta didik terhadap konsep- pembelajaran yang menarik dan berpusat pada
konsep yang diajarkan. Pemahaman ini siswa dengan kegiatan pembelajaran yang
memerlukan minat dan motivasi. Tanpa mengaktifkan siswa untuk mengkonstruksi
adanya minat menandakan bahwa peserta materi pelajaran sehingga meningkatkan hasil
didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. belajar matematika siswa. Salah satu model
Untuk itu, guru harus memberikan suntikan pembelajaran yang dapat mengatasi
dalam bentuk motivasi sehingga dengan permasalahan tersebut yaitu Discovery
bantuan itu anak didik dapat keluar dari Learning. Penemuan (discovery) merupakan
kesulitan belajar. suatu model pembelajaran yang
Berdasarkan pengamatan yang dikembangkan berdasarkan pandangan
dilakukan di kelas XII IPS.2 SMA Negeri 13 konstruktivisme. Menurut Kurniasih & Sani
Palembang bahwa hasil belajar peserta didik (2014) discovery learning didefinisikan
khususnya mata pelajaran ekonomi pada sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
materi akuntansi masih belum memenuhi materi pembelajaran tidak disajikan dalam
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa
75. Data daftar nilai ulangan harian tanggal 16 mengorganisasi sendiri. Selanjutnya, Sani
pebruari 2017 yang diperoleh peserta didik (2014:97) mengungkapkan bahwa discovery
pada mata pelajaran ekonomi materi tahapan adalah menemukan konsep melalui
pencatatan akuntansi pada perusahaan dagang, serangkaian data atau informasi yang
menunjukkan hanya 18 peserta didik dari 40 diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.
peserta didik yang mencapai standar KKM 75 Model Discovery Learning Pemilihan
dengan daya serap secara klasikal 45% dan model pembelajaran yang akan digunakan
nilai rata-rata 59,00. Sedangkan sisanya 55% dalam pembelajaran harus diiringi dengan
peserta didik mendapatkan nilai <75. Itu suatu pertimbangan untuk mendapatkan suatu
artinya hampir setengah dari jumlah peserta kebaikan ataupun kelebihan. Hosnan
didik belum mencapai KKM. Sedangkan (2014:287-288) mengemukakan beberapa
untuk mencapai standart KKM peserta didik kelebihan dari model discovery learning yakni
harus mendapatkan nilai ≥ 75. Secara klasikal sebagai berikut; (a) Membantu siswa untuk
peserta didik dikatakan tuntas belajar apabila memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
85% dari jumlah peserta didik memperoleh keterampilan dan proses-proses kognitif; (b)
nilai ≥ 75, sebaliknya peserta didik dikatakan Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini
belum tuntas belajar apabila memperoleh nilai sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar. Salmi 3
didapat dalam bentuk skor setelah diberi tes Dalam silabus mata pelajaran ekonomi
akhir. kurikulum 2013 kelas XII, akuntansi adalah
Menurut Paul A. Samuelson bagian dari mata pelajaran ekonomi. Materi
(Sukwiaty, 2007:101) mengemukakan bahwa akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi
ilmu ekonomi sebagai suatu study tentang perusahaan jasa dan dagang. Peserta didik
perilaku orang dan masyarakat dalam memilih dituntut memahami transaksi perusahaan jasa
cara menggunakan sumber daya yang langka dan dagang serta mencatatnya dalam suatu
dan memiliki beberapa alternatif penggunaan, sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan
dalam rangka memproduksi berbagai keuangan. Pemahaman pencatatan ini berguna
komoditas dan penyalurannya, baik saat ini untuk memahami manajemen keuangan
maupun di masa depan kepada berbagai perusahaan jasa dan dagang.
individu dan kelompok dalam suatu Menurut Uma dalam Sugiono (2013:
masyarakat. 91), kerangka berpikir merupakan model
Menurut Charles T. Horngren, dan konseptual tentang bagaimana teori
Walter T. Harrison (Horngren berhubungan dengan berbagai faktor yang
Harrison,2007:4) menyatakan bahwa telah diidentifikasi sebagai masalah yang
akuntansi merupakan sistem informasi yang penting.
mengukur aktivitas bisnis, memproses data Dari pendapat tersebut maka kerangka
menjadi laporan, dan mengkomunikasikan berpikir dalam penelitian ini seperti adalah
hasilnya kepada para pengambil keputusan. sebagai berikut.
Berdasarkan kajian yang telah ekonomi peserta didik kelas XII IPS.2 SMA
diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini Negeri 13 Palembang”.
adalah ”dengan model pembelajaran discovery
learning dapat meningkatkan hasil belajar
8 JURNAL PROFIT VOLUME 6, NOMOR 1, MEI 2019
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00 70,63
30,00 60,00
20,00
24
10,00
0,00
Nilai rata-rata Jumlah siswa Persentase
tes formatif yang tuntas ketuntasan
belajar belajar
Dari tabel 1 dapat dijelaskan bahwa memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga
dengan menerapkan pembelajaran model kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak
pembelajaran discovery learning diperoleh terulang lagi pada siklus II. Pengamatan
nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
70,63 dan ketuntasan belajar mencapai 60% belajar mengajar.
atau baru ada 24 peserta didik dari 40 peserta Pada akhir proses belajar mengajar
didik yang telah tuntas belajar. Hasil tersebut peserta didik diberi tes formatif II dengan
menunjukkan bahwa pada siklus pertama tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
secara klasikal peserta didik belum tuntas peserta didik dalam proses belajar mengajar
karena lebih kecil dari persentase ketuntasan yang telah dilakukan. Instrumen yang
yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. digunakan adalah tes formatif II.
Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran dengan
90,00
Persentase Pencapaian KKM Klasikal
80,00
70,00
60,00
50,00 90,00
40,00
30,00
60,00
20,00
10,00
0,00
KKM Siklus 1 KKM Siklus 2
Diagram 3. Hasil Pencapaian KKM Klasikal
12 JURNAL PROFIT VOLUME 6, NOMOR 1, MEI 2019
2,5
2
1,5
1
0,5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Siklus 1 3,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 1,5 3 3,5 2 1,5 1,5 2,5
Siklus 2 3 3 3 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3 3 3,5 3,5 4 3,5
Aspek KBM Yang diamati
Keterangan:
Aspek KBM yang Diamati:
1= Memotivasi peserta didik
2= Menyampaikan tujuan pembelajaran
3= Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya
4= Mengatur peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar
5= Mempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif
6= Membimbing peserta didik melakukan kegiatan
7= Melatih keterampilan kooperatif
8= Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran
9= Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan
10= Membimbing peserta didik membuat rangkuman
11= Memberikan evaluasi
12= Pengelolaan Waktu
13= Peserta didik antusias
14= Guru antusias
c. Aktivitas Guru dan Peserta Didik ekonomi pada materi akuntansi, tahapan
Dalam Pembelajaran pengikhtisaran pada perusahaan dagang
Berdasarkan analisa data diperoleh dengan menerapkan model pembelajaran
aktivitas guru dalam proses pembelajaran discovery learning selama pembelajaran telah
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar. Salmi 13
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Siklus 1 7,55 15,09 11,32 11,32 7,55 11,32 13,21 11,32 11,32
Siklus 2 7,69 13,46 11,54 11,54 7,69 15,38 11,54 11,54 9,62
Aktivitas Guru yang diamati
Keterangan:
1= Menyampaikan tujuan
Keterangan:
2= Membaca buku
8= Merangkum pembelajaran