Anda di halaman 1dari 5

Pada bab ini penulis akan membahas studi kasus pada asuhan keperawatan Tn “A”

usia 50 tahun yang dilakukan di Ruang Covid-19. Prinsip dari pembahasan ini dengan
memperhatikan teori keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi
keperawatan.
A. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan verifikasi,


komunikasi dan dari data tentang pasien. Pengkajian ini didapat dari dua tipe yaitu
data subyektif dari persepsi pasien tentang masalah kesehatan mereka dan data
obyektif yaitu pengamatan/pengukuran yang dibuat oleh pengumpul data (Potter,
2013).
Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi, dan
pemeriksaan fisik. Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nurarif, 2015).
Berdasarkan hasil dari pemeriksaan diperoleh data bahwa klien mengalami sesak
nafas, dada terasa ditimpa benda berat, pasien terpasang nasal kanul.
Dan dari hasil pengkajian pada Tn”A”, diperoleh data klien tampak lemah,
membrane mukosa kering, TD: 90/60 mmHg, N: 79x/menit, RR: 30x/menit, dan
suhu: 39°C, akral dingin. Hasil pemeriksaan Lab, HB: 10mg/dl, Ht: 20%, Nilai CK-
MB: 17, UI/ml: 100mg/dl, keratinin: 5 mg/dl, K: 5 mEq, GDS: 420mg/dl

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang
masalah klien serta pengembangan yang dapat dipecahkan atau diubah melalui
tindakan keperawatan menggambarkan respon actual atau potensial klien terhadap
masalah kesehatan. Respon aktual dan potensial klien didapatkan dari data
pengkajian dan catatan medis klien. Diagnosa keperawatan memberikan dasar
pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan (Potter dan Perry, 2011).
Berdasarkan teori yang ada menurut (Muttaqin, 2008) yang sudah disesuaikan
dengan NANDA (2015) untuk kasus pasien covid-19 terdapat tiga diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul. Setelah dilakukan pengumpulan data pada Tn
“A” dan dilakukan analisa, penulis menemukan ada tiga diagnosa keperawatan yang
muncul dan sesuai dengan teori.
1. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah variasi dimana kadar glukosa
darah mengalami kenaikan atau penurunan dari rentang normal yaitu mengalami
hiperglikemia (PPNI, 2016). Diagnosa Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
biasanya muncul pada klien diabetes mellitus yang bertahun-tahun. Keadaan ini
terjadi karena mengkonsumsi makanan sedikit atau aktivitas fisik yang berat.
2. Ketidakefektifan pola nafas
Ketidakefektifan pola nafas adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi
ventilasi adekuat (NANDA, 2015). Data yang mendukung diagnosa ketidakefektifan
pola napas meliputi data subyektif dan obyektif. Analisa data Tn. A data subyektif
klien mengatakan sesak nafas, data obyektif klien respirasi rate 30x/menit.
3. Hipertermia
Hipertermia adalah suhu inti tubuh diatas kisaran normal diurnal karena kegagalan
regulasi (NANDA, 2015). Hipertermia terjadi ketika mekanisme pengaturan panas
tubuh tidak bekerja secara efektif. Usia yang lebih tua, penyakit tertentu dan obat
meningkatkan resiko berkembangnya hipertermia.

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah semua rencana keperawatan untuk membantu


klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status yang diuraikan dalam hasil yang
diharapkan (Potter, 2010).
Menurut Asmadi (2011), sebelum menentukan intervensi keperawatan harus
ditentukan tujuan dilakukan tindakan sehingga rencana tindakan dapat
diselesaikan dengan metode smart yaitu spesifik adalah rumusan tujuan yang harus
jelas dan khusus, Measurable adalah tujuan yang dapat diukur, Achierable adalah
tujuan yang dapat diterima, dicapai dan ditetapkan bersama klien, rasional adalah
tujuan dapat tercapai dan nyata dan time harus ada target waktu.
Pada tahap perencanaan Asuhan Keperawatan Tn. A dengan covid-19 penulis
menggunakan hierarki maslow yaitu dengan melihat kebutuhan dasar manusia.
Adapun prioritas masalah dalam studi kasus ini adalah :
1. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Intervensi yang direncanakan berdasarkan Nursing Intervention Outcomes
adalah Monitor pola napas (Frekuensi kedalaman usaha napas), Monitor bunyi
napas, Posisikan semi-fowler atau fowler, Lakukan fisio terapi dada jika
diperlukan, Berikan Oksigen jika diperlukan , Kolaborasi pemberian obat
bronkodilator.
2. Ketidakefektifan pola nafas
Intervensi yang direncanakan berdasarkan Nursing Intervention Outcomes
adalah Monitor pola napas (Frekuensi kedalaman usaha napas), Monitor bunyi
napas, Posisikan semi-fowler atau fowler, Lakukan fisio terapi dada jika
diperlukan, Berikan Oksigen jika diperlukan , Kolaborasi pemberian obat
bronkodilator.
3. Hipertermia
Intervensi yang direncanakan berdasarkan Nursing Intervention Outcomes
adalah Pantau suhu dan ttv, Monitor warna kulit dan suhu, Beri obat atau
cairan IV, Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan, tergantung pada
fase demamfasilitasi istirahat, terapkan pembatasan aktivitas, Tingkatkan
sirkulasi udara.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan adalah kategori


dari perilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan mengikuti komponen
perencanaan keperawatan (Potter, 2013).
Dalam melakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, penulis tidak
mempunyai hambatan, hanya saja tidak semua intervensi dilakukan karena
keterbatasan waktu dan tempat. Implementasi yang dilakukan yaitu :
1. Resiko Ketidakstabilan Glukosa Darah
a. Monitor kadar glukosa darah, sesuai indikasi
b. Berikan cairan IV sesuai kebutuhan
c. Batasi aktivitas ketika kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dl, khususnya
jika ketonurin terjadi
d. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai pencegahan, pengenalan tanda-
tanda hiperglikemi dan manajemen hiperglikemi
e. Dorong pemantauan sendiri kadar glukosa darah
f. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai manajemen diabetes selama
periode sakit, termasuk penggunaan insulin dan/atau obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian karbohidrat, dan kapan mencari bantuan petugas
kesehatan, sesuai kebutuhan

2. Ketidakefektifan pola nafas


a. Memonitor pola napas (Frekuensi kedalaman usaha napas)
b. Memonitor bunyi napas, Posisikan semi-fowler atau fowler
c. Melakukan fisio terapi dada jika diperlukan
d. Memberikan Oksigen jika diperlukan
e. Berkolaborasi pemberian obat bronkodilator.
3. Hipertermia
a. Memantau suhu dan ttv
b. Memonitor warna kulit dan suhu
c. Memberi obat atau cairan IV
d. Menutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan, tergantung pada fase
demamfasilitasi istirahat, terapkan pembatasan aktivitas,
e. Meningkatkan sirkulasi udara
E. Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang


rencana keperawatan untuk membantu klien mengatasi masalah kesehatan actual,
mencegah kekambuhan dari masalah potensial dan mempertahankan status
kesehatan. Evaluasi terhadap tujuan asuhan keperawatan menentukan tujuan ini telah
terlaksana (Potter, 2010).
Kelompok mengevaluasi apakah perilaku atau respon klien mencerminkan suatu
kemajuan atau kemunduran dalam diagnose keperawatan. Pada evaluasi kelompok
menyesuaikan dengan teori yang ada yaitu SOAP yang berarti S adalah subjektif
yaitu keluhan utama klien, O adalah objektif hasil pemeriksaan dan juga observasi
perawat, A adalah perbandingan data dengan teori dan P adalah perencanaan yang
akan dilakukan (Asmadi, 2011).

Anda mungkin juga menyukai