Anda di halaman 1dari 8

SINAR X

Dian Antasari, M. Alderizal, Aldi Ardian Rahardja, Hendra Perwiranegara, Reza Amali Bilqist, M. Anis,
Tri Puspita Pratiwi, Aria Pratama
10208087, 10206087, 10207047, 10208022, 10208032, 10208034, 10208067, 10208097
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email : dian_anta@yahoo.com

Asisten : Putu Eka Pramudita/10207046


Tanggal Praktikum : 23 Februari 2011

Abstrak

Percobaan kali ini berkaitan erat dengan proses atenuasi yang terjadi pada sinar-x. Atenuasi adalah
pengurangan intensitas yang terjadi ketika suatu radiasi mellewati bahan. Jumlah cacahan bergantung
beberapa hal, diantaranya adalah ketebalan bahan, nomor atom dari bahan itu sendiri, arus, tegangan,
dan rentang waktu yang dipakai. Nilai koefisien atenuasi juga dapat dicari pada percobaan kali ini
dengan menggunakan hukum Lambert. Dari percobaan kali ini diharapkan praktikan dapat memahami
cara kerja X-Ray apparatus dan dapat menggunakannya, serta dapat mencari besar koefisien atenuasi
dari suatu bahan.

Kata Kunci : Atenuasi, Koefisien Atenuasi, Sinar-X


I. Pendahuluan

Praktikum kali ini bertujuan untuk lebih mengetahui


tentang cara kerja X-Ray, serta mengerti cara
penggunaan dan men-generate X-Ray. Selain itu,
proses atenuasi juga dapat dipahami dalam
praktikum kali ini. Tujuan praktikum lainnya adalah
dapat memahami pengaruh material dan ketebalan
bahan terhadap proses atenuasi X-Ray. Koefisien
atenuasi linier untuk masing-masing absorber yang
ada pada set of absorber juga dapat diketahui.

X-Ray pertama kali ditemukan oleh Wilhelm Conrad


Roentgen pada tahun 1895. X-Ray merupakan salah
satu bentuk gelombang elektromagnetik, dengan
panjang gelombang pendek yang kurang dari 10 Gambar 1. Gambar kurva karakteristik intensitas
nm. X-Ray tidak dapat dilihat oleh mata karena dengan panjang gelombang dari sinar-x
panjang gelombang cahaya tampak yang dapat bremstrahlung[2]
ditangkap oleh mata adalah 400-700 nm, panjang
gelombang X-Ray kurang dari rentang tersebut. Sifat
X-Ray yang lain adalah [1]:
a. Dapat menembus bahan. Semakin besar daya
tembusnya, maka panjang gelombang X-Ray
makin pendek, dan ketebalan, kerapatan, serta
nomor atom bahan yang dilalui juga semakin
rendah
b. Menimbulkan atenuasi saat menembus bahan
c. Menimbulkan radiasi sekunder pada semua
bahan yang dilalui Gambar 2. Konstruksi tabung sinar-x[3]
d. Memiliki efek fotografis
e. Memiliki efek luminescence
Intensitas sinar mengacu pada produk jumlah
f. Menimbulkan efek biologis
foton dan energinya, jadi tergantung pada
g. Menimbulkan ionisasi pada atom atau senyawa
kuantitas dan kualitas. Atenuasi adalah
pengurangan intensitas pancaran sinar X selama
Proses terjadinya X-Ray
Tabung pada filament katoda dipanaskan hingga melintasi bahan oleh penyerapan atau
electron-electronnya terlepas. Karena perbedaan pemantulan foton dari sinar. Karena hal ini
tegangan antara anoda dengan katoda tinggi, merupakan sebuah pengukuran perubahan
electron tersebut bergerak cepat menuju tabung intensitas sinar X, atenuasi tergantung pada
anoda. Saat sampai di tabung anoda, electron kuantitas dan kualitas foton sinar. Koefisien
tersebut berhenti tiba-tiba. Electron ini dapat atenuasi adalah suatu pengukuran kuantitas
membuat electron dari orbital rendah keluar dan radiasi yang teratenuasi oleh ketebalan bahan
electron orbital tinggi dapat mengisi kekosongan penyerap[3]. Nama koefisien ditentukan oleh
akibat keluarnya electron dari orbital rendah satuan yang digunakan untuk mengukur
tersebut. Akibatnya, electron ini menghasilkan ketebalan bahan penyerap.
energy ekstra sehingga radiasi elektromagnetiknya
berada dalam rentang sinar-x. Peristiwa ini disebut Besarnya transmisi sinar-x dapat dicari dengan
bremstrahlung atau breaking radiation. membandingkan laju deteksi radiasi sebelum
melewat bahan (Ro) dengan laju deteksi radiasi
setelah melewat bahan (R), dapat terlihat:

  (1)

Transmitansi bergantung pada ketebalan bahan, Pada praktikum kali ini akan dilakukan 4 kali
dimana besar penambahan x ketebalan sebesar percobaan. Alat yang digunakan adalah X-Ray
dx, akan menyebabkan penurunan transmitansi T apparatus. Percobaan pertama yaitu menghitung
sebesar dT, sehingga hubungannya dapat terlihat jumlah cacahan dengan menggunakan set of
seperti persamaan dibawah ini[4]: absorber material yang sama dengan ketebalan
 berbeda-beda. Percobaan kedua yaitu menghitung
  
(2)
 cacahan dengan menggunakan material yang
Jika diintegralkan dengan syarat batas kedua suku berbeda-beda tetapi ketebalan material set of
tersebut, maka akan didapat persamaan yang absorber tersebut sama. Percobaan ketiga dan
disebut hukum atenuasi Lambert[4]. keempat yaitu menghitung jumlah cacahan tanpa
   (3) menggunakan set of absorber.

 (4)
Pada percobaan pertama dan kedua, masing-
masing dilakukan 3 kali dengan filter yang berbeda-
beda, yaitu tanpa filter, dengan menggunakan filter
zirconium (Zr), dan dengan menggunakan filter besi
(Fe). Pengambilan data dilakukan 7 kali dengan
sudut yang berbeda. Sudut set of absorber yang
digunakan sebesar 0o, 10 o, 20 o, 30 o, 40 o, 50 o, dan
60o. Dari masing-masing besar sudut tersebut
dihitung berapa cacahan per sekonnya. Pada
percobaan pertama tanpa filter, tegangan di set
sebesar 21 kV, arus sebesar 0.05 mA, dan rentang
waktunya selama 75 sekon. Dengan filter arusnya
diubah menjadi 0.15 mA, rentang waktu selama 150
Gambar 3. Gambar laju deteksi sebelum melewati sekon, tegangannya sebesar 21 kV (untuk filter Zr)
bahan dengan sesudah melewati bahan[4] dan 30 kV (untuk filter Fe). Pada percobaan kedua,
parameter dibuat sama untuk semua filter, yaitu
Pada sumber X-Ray, akan ada dua spectrum yang tegangannya 30 kV, arusnya 0.05 mA, dan rentang
dihasilkan yaitu spectrum diskrit dan spectrum waktunya 50 sekon. Saat pencacahan dilakukan
kontinu. Spectrum diskrit berasal dari tumbukan mulai dari bahan penyerap besi pada sudurt 30 o
berkas electron dengan electron dari atom orbit, dan seterusnya, maka parameter tadi diubah.
dimana electron masih mempunyai cukup energy Sehingga arusnya menjadi 1 mA, rentang waktunya
untuk mementalkan electron yang ditumbuk, maka 100 sekon, dan tegangan tetap (30 kV).
akan terjadi kekosongan. Kekosongan tersebut akan
diisi oleh electron terluarnya (dieksitasi). Electron Pada percobaan ketiga, dilakukan pencacahan
dari kulit terluar itu mempunyai energy yang lebih tanpa bahan penyerap pada X-Ray. Parameter
besar daripada electron di kulit dalam, sehingga dibuat dengan tegangan dan waktu yang dibuat
saat dieksitasi terjadi pengemisian foton sinar-x tetap, yaitu 21 kV dan 50 sekon, dan arus yang
yang bersifat diskrit. Spectrum kontinu berasal dari berubah-ubah. Arus yang digunakan sebesar 0 mA,
perlambatan berkas electron yang mengenai target 0.05 mA, 0,1 mA, dan seterusnya hingga 0.25 mA.
(bremstrahlung). Perlambatan disebabkan karena Pengambilan data dilakukan 6 kali.
energy electron berkurang saat melewat atom dari
bahan anoda. Kulit-kulit atom memiliki jarak yang Pada percobaan keempat, dilakukan pencacahan
tetap, sehingga pengurangan energy kinetiknya tanpa keping penyerap dengan tegangan 0 kV, arus
teratur. Energy ini bersifat kekal, pengurangan 0 mA, dan rentang waktu 300 sekon.
energy diubah menjadi foton sinar-x yang
mempunyai spectrum kontinyu.

II. Metode Percobaan


X
(m Ro R T Ln T
m) (cacahan (cacahan
/s) /s)
0.5 720.6 289.4 0.40160 -
977 0.91227
438
1.0 133.2 0.18484 -
596 1.68823
244
1.5 59.23 0.08219 -
539 2.49865
603
2.0 29.39 0.04078 -
546 3.19942
Gambar 4. Gambar X-Ray Apparatus[5]
972
2.5 18.14 0.02517 -
III. Data dan Pengolahan Data
347 3.68196
475
1. Atenuasi sebagai fungsi ketebalan
3.0 7.786 0.01080 -
bahan penyerap
488 4.52775
a. Tanpa filter
695
Tegangan U = 21 kV; arus I = 0.05
Table 2. table data fungsi ketebalan
mA; rentang waktu Δt = 75 s.
dengan filter Zr
X
(m Ro R T Ln T
c. Dengan filter Fe
m) (cacahan (cacahan
Tegangan U = 30 kV; arus I = 0.15
/s) /s)
mA; rentang waktu Δt = 150 s.
0.5 705.2 299.3 0.424418 -
X
6 0.857035
(m Ro R T Ln T
04
m) (cacahan (cacahan
1.0 148.4 0.210436 -
/s) /s)
76 1.558570
0.5 27.95 20.36 0.72844 -
12
365 0.31684
1.5 74.13 0.105119 -
501
12 2.252661
1.0 17.36 0.62110 -
14
912 0.47624
2.0 42.15 0.059770 -
849
28 2.817246
1.5 15.26 0.54597 -
77
496 0.60518
2.5 26.37 0.037393 -
217
65 3.286254
2.0 13.09 0.46833 -
45
631 0.75856
3.0 13.62 0.019313 -
862
67 3.946942
2.5 12.16 0.43506 -
15
261 0.83226
Table 1. table data fungsi ketebalan
532
tanpa filter
3.0 10.11 0.36171 -
735 1.01689
b. Dengan filter Zr
217
Tegangan U = 21 kV; arus I = 0.15
mA; rentang waktu Δt = 150 s.
Table 3. table data fungsi ketebalan μ tanpa filter = -0.707
dengan filter Fe μ dengan filter Zr = -0.707
μ dengan filter Fe = -0.134
Dari ketiga table data diatas, dapat
dibuat plot grafik hubungan antara 2. Atenuasi sebagai fungsi dari jenis
x dengan T dan hubungan antara x bahan penyerap
dengan ln T. a. Tanpa filter
0.8 baha
0.7
grafik x - T n Ro R T Ln T
(cacahan/ (cacahan/
0.6 s) s)
0.5 U = 30 kV ; I = 0.05 mA ; Δt = 50 s, tebal bahan
0.4
penyerap = 0.5 mm
T

y = 0.8224e-0.135x C 3128 3082 0.985294 -


0.3 12 0.014815
0.2 y = 0.7592e-0.707x
09
0.1 Al 2181 0.697250 -
y = 0.7592e-0.707x 64 0.360610
0 34
0 2 4 6 8 U = 30 kV ; I = 1 mA ; Δt = 100 s, tebal bahan penyerap
x (mm) = 0.5 mm
tanpa filter dengan filter Zr dengan filter Fe Fe 3782 213.9 0.056557 -
38 2.872499
Gambar 5. Gambar grafik hubungan 63
x (mm) dengan T Cu 21.07 0.005571 -
13 5.190158
Dari grafik diatas dapat terlihat 02
bahwa: Zr 165.7 0.043812 -
μ tanpa filter = -0.70 8 3.127829
μ dengan filter Zr = -0.70 32
μ dengan filter Fe = -0.13 Ag 153.6 0.040613 -
43 3.203656
43
0
Grafik x - ln T Table 4. table data fungsi jenis
tanpa filter
-0.5 0 2 4 6 8
-1 b. Dengan filter Zr
-1.5 y = -0.134x - 0.195
baha
-2 n Ro R T Ln T
ln T

-2.5 (cacahan/ (cacahan/


-3 s) s)
y = -0.605x - 0.333 U = 30 kV ; I = 0.05 mA ; Δt = 50 s, tebal bahan
-3.5
penyerap = 0.5 mm
-4
C 1398 1381 0.987839 -
-4.5 y = -0.707x - 0.275 77 0.012234
-5 77
x (mm)
tanpa filter dengan filter Zr dengan filter Fe Al 851.4 0.609012 -
88 0.495915
Gambar 6. Gambar grafik hubungan
87
antara x (mm) dengan ln T
U = 30 kV ; I = 1 mA ; Δt = 100 s, tebal bahan penyerap
= 0.5 mm
Dapat terlihat dari grafik diatas
Fe 6575 69.38 0.010552 -
dapat terlihat bahwa:
09 4.551431 Tanpa filter Dengan filter Zr Dengan filter Fe
22 Bah Z μ Bah Z μ Bah Z μ
Cu 7.65 0.001163 - an an an
5 6.756324 C 6 C 6 C 6 -
21 0.029 0.024 0.068
Zr 97.20 0.014783 - 63 47 06
27 4.214259 Al 1 0.721 Al 1 0.991 Al 1 0.147
15 3 221 3 832 3 624
Ag 34.86 0.005301 - Fe 2 5.744 Fe 2 9.102 Fe 2 7.909
9 5.239689 6 999 6 862 6 654
82 Cu 2 10.38 Cu 2 13.51 Cu 2 11.50
Table 5. table data fungsi jenis 9 032 9 265 9 924
dengan filter Zr Zr 4 6.255 Zr 4 8.428 Zr 4 13.32
0 659 0 518 0 575
c. Dengan filter Fe Ag 4 6.407 Ag 4 10.47 Ag 4 11.26
baha 7 313 7 938 7 652
n Ro R T Ln T Table 7. table pengolahan data μ
(cacahan (cacahan
/s) /s) Dari ketiga table diatas dapat
U = 30 kV ; I = 0.05 mA ; Δt = 50 s, tebal bahan dibuat plot grafik hubungan antara
penyerap = 0.5 mm nomor atom Z pada masing-masing
C 10.40 10.76 1.034615 0.0340297 bahan penyerap dengan koefisien
38 49 atenuasinya.
Al 9.66 0.928846 - 16
15 0.0738121
14
grafik Z - μ
6
U = 30 kV ; I = 1 mA ; Δt = 100 s, tebal bahan 12
koefisien atenuasi μ

penyerap = 0.5 mm 10
Fe 195.7 3.75 0.019161 - 8
98 3.9548270
6
3
Cu 0.62 0.003168 - 4
11 5.7546186 2
8 0
Zr 0.25 0.001277 - nomor atom Z
47 6.6628772 -2 0 10 20 30 40 50
tanpa filter
4 dengan filter Zr
Ag 0.70 0.003576 - dengan filter Fe
9 5.6332578
2 Gambar 7. Gambar grafik hubungan
Table 6. table data fungsi jenis Z dengan μ
dengan filter Fe
3. Pencacahan sebagai fungsi dari arus
Tanpa bahan penyerap; tegangan U =
Koefisien atenuasi dapat dicari dengan 21 kV; rentang waktu Δt = 50 s.
menggunakan persamaan Lambert, I (mA) R (cacahan/s)
yaitu persamaan (4), sehingga dengan 0 66.16
memasukkan nilai T pada masing- 0.05 785.3
masing bahan dan ketebalan yang sama 0.1 1379
yaitu 0.5 mm, maka akan didapatkan 0.15 1864
besar koefisien atenuasi seperti 0.2 2286
dibawah ini 0.25 2656
Table 8. table data arus dengan laju berlaku pada percobaan atenuasi sebagai fungsi
deteksi dari jenis. Nomor atom mempengaruhi electron
yang tereksitasi, sehingga semakin besar nomor
Dari table data diatas dapat dibuat plot atomnya maka laju cacahannya akan semakin kecil.
grafik antara arus dengan jumlah Semakin besar arus, maka jumlah cacahannya akan
cacahannya semakin besar. Hal tersebut dapat terlihat pada
pencacahan sebagai fungsi dari arus.
grafik I - R Ketebalan suatu bahan penyerap juga berpengaruh
pada laju deteksi. Semakin tebal material bahan
3000
penyerap, maka makin kecil jumlah cacahannya. Hal
y = 10249x + 224.91 tersebut sesuai dengan hukum lambert dimana
2500
R² = 0.9846
penambahan ketebalan dengan transmisi
R (cacahan/s)

2000
berbanding terbalik.
1500 Dari hukum lambert, dapat diketahui masing-
masing koefisien atenuasi (μ) pada bahan penyerap.
1000
Dari percobaan diatas, dapat diketahui nilai
500 koefisien atenuasi dari masing-masing bahan
penyerap. Pada umumnya semakin besar nomor
0 atom (Z) maka nilai koefisiennya (μ) semakin besar.
0 0.1 I (mA) 0.2 0.3 Tapi pada grafik, dapat terlihat ada penurunan nilai
koefisien yaitu pada atom Zr dan kemudian kembali
pencacahan fungsi dari arus
naik lagi. Grafik atenuasi fungsi dari bahan, Z
terhadap μ, dipengaruhi oleh perubahan waktu dan
Gambar 8. Gambar grafik hubungan
arus saat melakukan pengukuran untuk bahan Fe,
antara I (mA) dengan R
Cu, Zr, dan Ag karena nomor atom keempat bahan
tersebut sangat besar sehingga membutuhkan arus
4. Pengukuran efek latar
yang besar pula untuk mengeksitasi electron yang
Saat pencacahan dilakukan tanpa bahan
ada sehingga pencacahan dapat dilakukan.
penyerap dengan :
Parameter μ dari suatu bahan adalah nomor atom
Tegangan (U) = 0 kV bahan itu sendiri dan nomor atom filter. Semakin
Arus (I) = 0 mA besar nomor atomnya, maka daya serapnya tinggi
Waktu (Δt) = 300 s dan akan menghasilkan atenuasi yang besar pula.
Maka dapat terlihat bahwa nilai Koefisien atenuasi dari hasil referensi[6] dan
cacahan persekonnya sebesar 0.193. perbandingannya dengan koefisien atenuasi yang
didapat dari praktikum kali ini dapat terlihat pada
table dibawah ini:
IV. Pembahasan
Bahan μ referensi μ hasil praktikum
Filter berpengaruh terhadap laju deteksi terhadap C 0.277 0.02963
suatu ketebalan bahan ataupun dari suatu material Al 0.87 0.721221
bahan penyerap. Dapat terlihat dari table data Fe 5.744999
bahwa laju deteksi dari bahan material Al dengan Cu 8.028 10.38032
ketebalan yang berbeda-beda akan lebih besar jika Zr 6.255659
tanpa filter. Saat dipasang filter, filter Zr Ag 6.407313
menunjukkan laju deteksi yang lebih besar daripada Table 9. table hubungan μ referensi dengan μ hasil
filter Fe. Hal tersebut dikarenakan nomor atom dari praktikum
Zr (Z = 40) lebih besar daripada Fe (Z = 26). Semakin
Logam Zr berada pada periode 5 golongan transisi, Besar nilai μ hasil praktikum cukup berbeda dengan
dan logam Fe berada pada periode 4 golongan μ referensi. Hal tersebut dikarenakan adanya
transisi. Berdasarkan sifat periode 5, Zr lebih mudah perbedaan pada tegangan, arus, dan rentang waktu
tereksitasi sehingga energy ionisasi sinar-x semakin yang dipakai pada praktikum.
besar. Energy sinar-x mempengaruhi besar laju Pada pengukuran efek latar, seharusnya nilai
deteksi, semakin besar energinya maka laju cacahan persekonnya bernilai 0 karena tidak ada
deteksinya juga akan semakin besar. Demikian arus serta tegangan yang melewati apparatus dan
tidak adanya bahan penyerap. Sedangkan dari hasil [1]http://ss-
praktikum nilainya 0.193. nilai ini cukup mendekati radiology.blogspot.com/2008/08/spektroskopi-
0. Hasil yang didapat tidak sempurna 0 karena sinar-x-karakteristik_12.html (diakses tanggal 26
masih terdapat sisa-sisa cacahan pada percobaan februari 2011)
sebelumnya. [2]http://www.wikiradiography.com/page/Characte
ristics+and+Production+of+X-rays (diakses tanggal
V. Simpulan 26 februari 2011)
Bremstrahlung merupakan salah satu metode untuk [3]http://digilib.uns.ac.id/upload/documen/176881
menghasilkan sinar-x. peristiwa ini terjadi karena 802201104291.php?act=f&f=21941706200610142.
adanya pemberhentian tiba-tiba dari electron yang pdf&ft=download&d=%2Fwww%2Fdglib%2Fupload
bergerak sangat cepat. Atenuasi merupakan proses %2Fdokumen (diakses tanggal 26 februari 2011)
pelemahan intensitas, dimana berlaku hukum [4]http://www.ld-
Lambert. Hukum tersebut menjelaskan bahwa didactic.de/literatur/hb/e/p6/p6321_e.pdf(diakses
penambahan tebal suatu bahan akan berbanding tanggal 26 februari 2011)
terbalik dengan transmisinya. [5]http://www.ld-
Tegangan dan arus serta waktu pengukuran didactic.de/phk/produkte.asp?Natur=1&L=2(diakse
berpengaruh terhadap jumlah cacahan yang s tanggal 26 februari 2011)
dilakukan. Begitu pula dengan filter yang dipasang [6]http://physics.nist.gov/PhysRefData/XrayMassCo
juga akan mempengaruhi besar cacahannya. ef/tab3.html (diakses tanggal 26 februari 2011)

VI. Pustaka

Anda mungkin juga menyukai