Dr. Erlina-novelCoronavirus PPDS
Dr. Erlina-novelCoronavirus PPDS
Erlina Burhan
Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI - RSUP Persahabatan
Definisi Pneumonia
• Secara epidemiologi outbreak berkaitan dengan paparan satu pasar di Kota Wuhan
sampel isolat untuk diidentifikasi mikroorganisme penyebab tipe baru Coronavirus (10/1/20)
11-
12/1/20 • Transmisi hewan ke manusia
stroke.
Sensitivitas Coronavirus
• Corona virus dapat hidup lebih dari 5 hari pada suhu 22-25°C
dan dengan kelembaban relatif 40- 45 %
• SARS-CoV mati pada suhu 56 ° C dalam 15 menit
• Studi menunjukkan SARS-CoV dapat diinaktivasi oleh sinar UV
, kondisi basa (pH > 12), atau kondisi asam (pH < 3)
Chan K, Peiris M, Lam S, Poon L, Yuen K, Seto W. The Effect of Temperature and Relative
Humidity on The Viability of The SARS Coronavirus. Advances in Virology 2011 ; 1-7.
• Stabilitas SARS-CoV yang lebih baik pada suhu dan
kelembaban rendah dapat meningkatkan kemungkinan
transmisi pada area subtropics selama musim semi.
• Sedangkan beberapa negara di Asia seperti Malaysia,
Indonesia, Thailand) memiliki suhu dan kelembaban yang
relatif tinggi.
Patogenesis
Hewan Host
pembawa/ perantara:
natural host: Seperti: the
Kelelawar, civet
musang, (musang
ular luwak):
diduga pada
SARS
Virus masuk ke saluran napas atas bereplikasi di sel epitel saluran
napas atas menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi
shedding virus dari saluran napas dan virus dapat di gastrointestinal
Respon imun innate dan spesifik
https://ewn.co.za/2020/01/23/nicd-has-measures-in-place-to-detect-coronavirus-in-sa
http://tuberculosisomg.blogspot.com/p/transmission.html
Patogenesis
• Masuknya virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada
dipermukaan virus.
• Protein S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2
(angiotensin-converting enzyme 2). Sekuens dari RBD (Reseptor-
binding domain) termasuk RBM (receptor-binding motif) pada SARS-
CoV-2 kontak langsung dengan enzim ACE-2
• Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari RNA
genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis
virus RNA melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi
virus.
Patofisiologi
• Masuknya 2019-nCoV ke dalam sel menginduksi
keluarnya sitokin2
• ditemukan sitokin dalam jumlah tinggi: IL1B, IFNγ,
IP10, dan MCP1 serta kemungkinan mengaktifkan
T-helper-1 (Th1),
• Selain itu, meningkatkan T-helper-2 (Th2)
cytokines (eg, IL4 and IL10) yang mensupresi
inflamasi berbeda dari SARS-CoV
• Pada pasien 2019-nCoV di ICU ditemukan
GCSF, IP10, MCP1, MIP1A, dan TNFα
konsentrasi lebih tinggi dibandingkan yang tidak
membutuhkan ICU cytokine storm
• cytokine storm berkaitan dengan derajat
keparahan
Penularan CoV
• Tranmisi dari manusia ke manusia:
• Menyentuh benda atau permukaan yang terdapat virus disana dan ketika
• Kontaminasi feses
Triase: kontak pertama pasien dengan fasyankes, biasanya IGD; kenali SARI dan tatalaksana sesuai prioritas
Infeksi saluran napas akut dengan riwayat demam (suhu≥ 38 C) dan batuk; onset dalam 10 hari terakhir dan perlu
perawatan di RS. Tidak adan demam tidak mengeksklusi infeksi virus
c. Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis dan/atau gambaran radiologis Perlu
waspada pasien immunocompromised gejala dan tanda tidak jelas.
a. Memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit) dalam waktu 14 hari sebelum timbul gejala; ATAU
b. merupakan petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat pasien
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berat yang tidak diketahui penyebab/etiologi
penyakitnya, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian; ATAU
Pasien dalam pengawasan (2)
• Seseorang dengan ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14 hari
sebelum sakit, memiliki salah satu dari paparan berikut:
• a. Riwayat kontak erat kasus konfirmasi 2019-nCoV; ATAU
• b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan
dengan pasien konfirmasi 2019-nCoV di China atau wilayah/negara
yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit); ATAU
• c. Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
teridentifikasi) di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai
dengan perkembangan penyakit); ATAU
• d. Riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki (demam ≥380C) atau
ada riwayat demam
Negara Terjangkit COVID-19 (Transmisi Lokal)
(Sumber WHO, Update 2 Maret 2020 )
Serologi
• hanya jika RT-PCR tidak tersedia.
Kasus konfirmasi
• Seseorang yang terinfeksi 2019-nCoV dengan
hasil pemeriksaan laboratorium positif
Kasus terkonfirmasi
• Individu dengan hasil tes 2019-nCoV positif
Kasus dengan onset muncul paling awal di berbagai
tempat seperti rumah, sekolah, dan rumah sakit.
primer Onset yang muncul kurang 24 jam dari onset
kasus primer diganggap sebagai kasus co-primer
Pneumonia ringan Pasien dengan pneumonia dengan tidak ada tanda pneumonia berat
Anak-anak : batuk atau sulit bernapas + takipneu
Pneumonia berat Remaja atau dewasa: demam atau curiga infeksi saluran napas, ditambah RR>30x/menit, distress napas berat, SpO2 <90%
udara ruangan
Anak-anak: Batuk/susah bernapas, ditambah setidaknya satu dari hal berikut: sianosis sentral atau SpO2<90%; distress
napas berat (co: grunting, retraksi dinding dada sangat berat), tanda bahaya umum pneumonia: tidak mau nyusu atau minum,
penurunan kesadaran, atau kejang; takipneu
ARDS Onset baru atau gejala respirasi memburuk dalam satu minggu klinis diketahui
Foto dada (X-ray; CT Scan; atau USG paru): opasitas bilateral, tidak sepenuhnya oleh efusi, lobar atau kolaps paru, atau
nodul
Asal edema: gagal napas tidak sepenuhnya oleh gagal jantung atau overload cairan. Perlu penilaian objektif seperti
echocardigrafi.
Sepsis Dewasa: disfungsi organ disebabkan disregulasi respon tubuh terhadap infeksi (Score SOFA).
Tanda organ disfungsi: perubahan status mental; susah napas atau napas cepat, saturasi oksigen rendah, urin output
berkurang; HR meningkat; nadi teraba lemah, ektremitas dingin, tekanan darah rendah, kulit mottling, hasil lab: koagulopati,
trombositopenia, asidosis, tinggi laktat atau hyperbilirubinemia
Anak: curiga infeksi atau terbukti infeksi dan 2≥ SIRS kriteria, yang salah satunya suhu abnormal atau leukosit abnormal
Syok Sepsis Dewasa: persisten hipotensi walaupun sudah dilakukan resusitasi cairan, membutuhkan vasopressor untuk mempertahankan
MAP ≥ 65 mmHg dan serum laktat >2 mmol/L
Anak: hipotensi atau 2-3 dari berikut: perubahan status mental atau bradikardi atau CRT meningkat; vasodilatasi hangat
dengan nadi bounding; takipnea; kulit motling atau petekie atau purpura; peningkatan laktat; oliguria; hiper atau hipotermia.
Demografik dan Klinis
(laporan penelitian 41 pasien pertama Pneumonia nCoV)
Tanda dan gejala yang muncul:
• Demam (98%)
• Batuk (76%)
• Myalgia dan fatique (44%)
• RR>24 (29%)
• Sesak (55%)
• Sakit kepala (8%)
• Diare (3%)
• Dari ke 41 pasien, secara demografik rata rata
usia 49 tahun, tidak ada anak yang terinfeksi,
laki-laki 30 orang dan perempuan 11 orang
• 66% terpapar satu pasar di China
• Semua pasien datang hari ke-7 onset dengan
sesak hari ke-8 dan rata rata hari ke-10 ICU
• Sebaran komorbid terdapat 13 pasien, 8 orang
diabetes, 6 pasien CHF, dan 6 pasien hipertensi
Hasil penunjang (A) CT Toraks
(laporan penelitian 41 pasien pertama Pneumonia nCoV) Transversal, laki-
laki 40 tahun,
menunjukkan
multiple lobular
bilateral dan area
subsegmental
konsolidasi hari ke-
Pada pemeriksaan 15 setelah onset
penunjang: gejala.
- Leukosit dominan
(B) CT Toraks
normal (45%)
transversal, wanita
- Dominan 53 tahun, opasitas
neutropenia ground-glass
- D-dimer meningkat bilateral dan area
subsegmental
pada pasien yang konsolidasi, hari
berat (ICU) ke-8 setelah onset
- Procalsitonin gejala.
dominan normal
- Laktat dominan (C) Dan bilateral
meningkat ground-glass
- Dari hasil rongten : opacity setelah 12
hari onset gejala.
Kedua paru
terinfeksi (98% atau
40 dari 41 orang)
Tatalaksana dan outcome
(laporan penelitian 41 pasien
pertama Pneumonia nCoV)
- Syok 7%
Standar pencegahan
Dokter menggunakan
robot untuk komunikasi
dengan pasien
Gambar: ISOPOD
Terapi cairan • Terapi cairan konservatif jika tidak ada bukti syok
Mengurangi insiden - Penggunaan profilaksis farmakologis (heparin 5000 unitSC 2x sehari); jika
tromboemboli kontraindikasi gunakan profilaksis mekanik
Mengurangi insiden infeksi - Pemasangan sesuai SOP standar PPI dan pengingat pencabutan jika tidak
terkait kateter dibutuhkan
Mengurangi insiden ulkus - Balikkan pasien setiap 2 jam
dekubitus
Mengurangi insiden ulkus - Pemberian nutrisi enteral dini (dalam 24-48 jam sejak masuk RS)
peptikum dan perdarahan GI - Pemberian H2RB atau PPI pada pasien dengan risiko GI bleeding
Mengurangi insiden kelemahan - Mobilisasi aktif dini ketika sudah aman dilakukan
terkait ICU
Tatalaksana spesifik anti-nCoV
• Belum ada!
BELUM ADA VAKSIN UNTUK KASUS PNEUMONIA YANG SEDANG OUTBREAK SAAT
INI KARENA DISEBABKAN CORONAVIRUS JENIS BARU.
Pencegahan infeksi novelCoronavirus
bagi pekerja di Pasar jual bahan makanan segar
• Cuci tangan dengan sabun dan air setelah menangani hewan dan
produk hewan
• Bersihkan dan disinfeksi alat serta tempat kerja sedikitnya sekali sehari
• Kenakan baju pelindung, sarung tangan dan pelindung wajah ketika
mengolah hewan atau produk hewan segar
• Buka baju pelindung setelah kerja, bersihkan setiap hari dan tinggal
ditempat kerja
• Jauhkan anggota keluarga dari perlengkapan dan sepatu yang belum
dibersihkan
Pencegahan infeksi Coronavirus baru
pengolahan makanan dari Pasar
1. Levinson W. 2008. Review of Medical Microbiology & Imunology, Tenth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
2. Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorgnisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
3. Jain M. 2004. Competition Science Vision. India: Pratiyogita Darpan.
4. Havard CMH. 1990. Black’s Medical Dictionary 36th Edition. USA: Barnes & Noble Books.
5. Kansas State Board of Health. 2008. Annual Report of The State Board of Health of The State of Kansas. USA: BiblioBazaar LLC.
• KLB 2019-nCoV Sebagai isyarat
agar manusia membatasi diri
untuk tidak mengkonsumsi
hewan liar, sebagai pencegahan
penyakit infeksi zoonosis.
谢谢你
Xièxiè nǐ