FISIOLOGI TELINGA
Oleh :
Muhammad Rifqi Habibullah
Auricula
Fungsimenangkap
gelombang suara
Terdiridari : tulang
rawan yang diliputi kulit
(6,8)
Liang telinga/ canalis auditorius eksternus
Ømeatus akustikus eksternus (lubang)
Øcanalis auditorius eksternus (saluran MAE-
membran timpani), terdiri dari :
⅓ lateral: cartilago auricula, lapisan kulit
(folikel rambut, kelenjar Sebasea, kelenjar
Sudorifera, kelenjar Ceruminosa)
⅔ medial : kulit/mukosa, sedikit kelenjar
keringat, melekat erat pada tulang
Bagian yang menyempit ISTHMUS
a b
ISTHMUS
(6,8)
TELINGA TENGAH / AURIS MEDIA
(8)
- Diameter 1 cm
- Terdiri dari 2 bagian:
qpars flacida/ sharpneell’s membran, terdiri
d a r i : s t r a t um ku t a n e um d a n s t r a t u m
mukosum
qpars tensa, terdiri dari: stratum kutaneum,
stratum fibrosum (sirkuler dan radier) dan
stratum mukosum
Pars Flaccida
Os. malleus
Umbo
Pars tensa
Cone of light
(3,8)
• Membran timpani atau gendang telinga berfungsi
sebagai pembatas antara telinga luar dan struktur
telinga tengah.
(4)
2. Cavum Timpani
isi cavum timpani ( viscera timpani ):
Ø tulang pendengaran: maleus, inkus, stapes
Ø ligamen: malei lateral, malei superior , inkus
posterior
Ø tendo otot: M. tensor timpani (N.V 3) dan M.
stapedius (N.VII)
Ø saraf: chorda timpani, nervus stapedius
ISI AURIS MEDIA
STABILIZING
LIGAMENT
INCUS
MALLEUS
CHORDA
TYMPANI M.TENSOR
TYMPANI
M.STAPEDIUS
STAPES
(6)
OSSICULA AUDITIVA
Fungsi: sistem pengungkit bersudut untuk
mengkonduksikan getaran suara
(6)
FORAMEN PADA CAVUM TYMPANI
Medial :
(1)
3. Tuba Eustachius
Tuba Eustachius terdiri atas
tulang rawan pada 2/3 anterior
yang ke arah nasofaring dan 1/3
posterior terdiri atas tulang ke
arah kavum timpani.
Pada o r a n g d e w a s a , t ub a
Eustachius membentuk sudut
45° terhadap bidang horizontal,
sedangkan pada bayi bervariasi
dari horizontal hingga
membentuk sudut sekitar 10°
terhadap bidang horizontal.
(1,6)
Pada bagian inferolateral tuba terdapat lapisan lemak disebut
Ostmann’s fat pad yang ikut membantu proses menutupnya tuba dan
perlindungan telinga tengah terhadap sekret nasofaring.
Tuba Eustachius terdiri atas epitel kolumnar bersilia, sel-sel goblet dan
kelenjar mucus. Silia tersebut bergerak ke arah nasofaring.
Semakin dekat ke telinga tengah sel-sel goblet dan kelenjar mukus
semakin berkurang, mukosa bersilia juga menghilang.
Arteri faringeal ascenden dan arteri meningea media merupakan arteri
yang memperdarahi tuba Eustachius
Persarafan
a. Ostium tuba = pleksus faringeal dari ganglion sfenopalatina yang
berasal dari n. maksilaris (nervus V2)
b. Tulang rawan dari tuba (2/3 anterior ke arah nasofaring) = nervus
spinosus yang berasal dari n. mandibularis (nervus V3)
c. Tulang dari tuba (1/3 posterior ke arah kavum timpani) = pleksus
timpani yang berasal dari nervus glossofaringeal (1)
FUNGSI TUBA EUSTACHIUS
–Fungsi Ventilasi
Sebagai ventilasi telinga yang mempertahankan keseimbangan tekanan
udara didalam kavum timpani dengan tekanan udara luar
–Fungsi Drainase
Drainase sekret yang berasal dari kavum timpani menuju ke nasofaring
–Fungsi Proteksi
Menghalangi masuknya sekret dari nasofaring menuju ke kavum timpani
(1,8)
4. Mastoid
(6,8)
PERAN MASTOID
(1,7)
TELINGA DALAM / AURIS INTERNA
(9)
(2)
ORGAN VESTIBULARIS
VESTIBULUM
• Berhubungan dengan auris media melalui fenestra vestibuli
• Terdiri dari :
– Utricculus
– Sacculus
Keduanya mengandung epithel sensorium, yaitu macula
sacculi dan macula utriculi
CANALIS SEMICIRCULARIS
• Menempel pada utriculus
• Terdiri dari 3 saluran, yang saling tegak lurus : (anterior,
posterior, lateral)
• Di dalamnya terdapat ductus semicircularis yang ujungnya
melebar disebut AMPULLA, berisi epithelium sensorium
(3,5)
(Crista Ampullaris)
ORGAN COCHLEARIS
COCHLEA
(8)
COCHLEA
SCALA VESTIBULI
MBR. VESTIBULI
SCALA MEDIA
MBR. BASILARIS
SCALA TYMPANI
(8)
FISIOLOGI PENDENGARAN
Ø Transmisi Suara melalui Telinga Luar
Bagian ossicular telinga tengah terhubung ke gendang telinga
melalui gelombang suara → auricula → MAE → CAE
(4)
Gelombang suara daun telinga membran timpani cavum timpani
(maleus) incus stapes fenestra ovalis perilimfa pada skala
vestibuli bergerak, kemudian perilimfe pada skala timpani juga bergerak
membran reissner endolimfe terdorong gerakan relatif antara
membrane basalis dan membrane tektoria rangsang mekanik
defleksi stereosilia sel-sel rambut kanal ion (Natrium) terbuka
depolarisasi neurotransmitter lepas ke sinapsis potensial aksi pada
nervus auditoris korteks pendengaran (area broadman 39-40) lobus
temporal mendengar
(3,8)
2. Telinga Sebagai Organ Keseimbangan
• Organ keseimbangan
1. vestibular di labirin
2. mata
3. organ propioseptif
4. sistem saraf pusat
(7)
FUNGSI KESEIMBANGAN
1. KESEIMBANGAN STATIS
• Kecepatan linier
• Aksi gravitasi
= Macula saculi dan macula utriculi
2. KESEIMBANGAN DINAMIS
• Kecepatan angular
• Perubahan posisi kepala
= Crista ampullaris
(8)
KESEIMBANGAN STATIS
MACULA UTRICULI
MACULA SACULI
OTOLITH
MBR. OTOLITH
HAIR CELL
SUPORTING CELLI
(6)
KESEIMBANGAN STATIS
(7)
KESEIMBANGAN DINAMIS
AMPULLA
CRISTA AMPULLARIS
HAIR CELL
CUPULA
SUPORTING CELL
(5)
Kanalis semisirkularis & Crista Ampularis
(5)
Cupula
• Pada permukaan krista terdapat membran yang sangat mirip
dengan membran tektoria yang disebut kupula. Membran ini
tersusun dari bahan non selluler seperti gelatin yang menutup
krista & menonjol ke arah endolimfe dari ampula. Beda dengan
selaput otolitik, cupula tidak mengandung kristal.
• Masing-masing krista ini diinervasi oleh cabang vestibularis
saraf pendengaran. Cabang saraf pendengaran yg menuju bagian
tengah labirin adalah dendrit-dendrit perifer dari sel-sel saraf yang
terletak dalam ganglion vestibularis (Scarpa).
• Akson-akson menyusun ramus vestibularis medula lanjutan &
otak kecil (cerebellum) yang merupakan pusat postural refleks
untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
(5)
• Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh perpindahan cairan
endolimfe di labirin selanjutnya silia sel rambut menekuk
• Permeabilitas membran sel berubah ion kalsium masuk ke
dalam sel proses depolarisasi merangsang pelepasan
neurotransmitter eksitator impuls saraf sensoris/ saraf aferen:
saraf vestibuler integrasi pusat keseimbangan di otak
(serebelum).
Prinsipnya:
Labirin statis gerakan otolit
Labirin dinamis gerakan kupula
(7)
Daftar Pustaka
1. Adams G., Boies L., Higler P. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke
enam. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta: EGC.
2. Alec N. Salt. 2010. Otolaryngology. Washington Unoiversity:Department
of Otolaryngology Head and Neck Surgery.
3. Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014. GRAY Dasar-
Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
4. Ervin S.E. 2018. Assessment Tools: Introduction to the Anatomy and
Physiology of the Auditory System.Workplace INTEGRA, Inc,
Greensboro, North Carolina.
5. Mescher, Anthony L. 2012. Buku Histologi Dasar Janqueira. Jakarta:
EGC.,
6. Netter, Frank H. 2014. ATLAS OF HUMAN ANATOMY 25th Edition.
Jakarta: EGC
7. Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia. Edisi Keenam. Jakarta:
EGC.
8. Soepardi E., Iskandar N., Bashiruddin J., Restuti R. 2007. Buku Ajar
Penyakit THT. Edisi ke enam. Jakarta: Penerbit FKUI..
TERIMA KASIH