I. IDENTITAS PASIEN
III. OBYEKTIF
3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
TANGGAL 25/04/21 Ket
TD 135/95 Normal
3. 2. Kondisi Klinis
25/0 Ket
Kondisi Klinis
4/21
VAS (Visual Analog Scale) 5 Tidak
nyeri
b. Fungsi Hati
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
25/04/21 ket
Kreatinin 60 – 150 (P) 80 normal
U/L
70 – 160 (L)
Natrium mmol/L 134 – 145
Klorid mmol/L 94 – 111
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0
BUN mg/dL 8 - 25
Ca2+ mg/dl 8,8-10,4
Asam Urat 2,4 – 5,7 (P) 10,5 tinggi
mg/dL
3,4 – 7,0 (L)
Mg2+ mg/dl 1,7-2,3
d. Profil lipid
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
25/04/21 Ket
Kolesterol Total mg/dL 150 – 200 180 normal
HDL 45 – 65 (P)
mg/dL
35 – 55 (L)
LDL mg/dl <130
Trigliserid mg/dL 120 – 190
e. lain-lain
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
Gula Darah Sewaktu (GDS) mg/dL <200
Gula Darah Puasa (GDP) mg/dL 70 – 100
Gula Darah 2 jam PP mg/dL <200
Amilase U/L 30 – 130
4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)
N Nama Obat Mekanisme (cantumkan pustaka yang diacu) Gambar Produk
o
1. Obat Penghambat pompa proton; menekan basal lambung dan merangsang sekresi asam
sebelumnya: dengan menghambat pompa H + / K + ATP sel parietal (DIH 17th, 2009).
Omeprazole
1. Obat sekarang: Mengurangi motilitas leukosit, menurunkan fagositosis pada persendian dan produksi
Kolkisin asam laktat, sehingga mengurangi pengendapan kristal urat yang melanggengkan
respons inflamasi (DIH 17th, 2009).
2. Obat sekarang: Menghambat enzim siklooksigenase-1 dan 2 (COX-1 dan 2) secara reversibel, yang
Ketoprofen mengakibatkan penurunan pembentukan prekursor prostaglandin; memiliki sifat
antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi (DIH 17th, 2009).
1. Obat yang Menghambat enzim siklooksigenase-1 dan 2 (COX-1 dan 2) secara reversibel, yang
direkomdasikan mengakibatkan penurunan pembentukan prekursor prostaglandin; memiliki sifat
: antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi (DIH 17th, 2009).
Ketoprofen
2. Obat yang Penghambat pompa ActionProton; menekan basal lambung dan merangsang sekresi
direkomendasik asam dengan menghambat pompa H + / K + ATP sel parietal (DIH 17th, 2009).
an:
Omeprazole
Subyektif, Monitoring
Terapi DRP Rekomendasi
Obyektif
Efektivitas Efek samping
Subyektif : Kolkisin 1 mg 3 Tidak tepat dosis Pengobatan dengan Kolkisin Tanda klinis: Tanda klinis:
Nyeri, bengkak, x 1 tablet p.o dihentikan. Berkurangnya rasa Paling lazim mual,
Tidak tepat obat nyeri (Dipiro 10th, muntah, dan nyeri
dan kemerahan
2017) pada perut; dosis
pada ibu jari Tidak tepat pasien yang berlebihan
Lab : - juga dapat
selama 1 minggu
menyebabkan diare
ini sehingga berat, perdarahan
saluran cerna,
Lab : - Lab :
CBC, profil
kimiawi,
kehilangan darah
tersembunyi,
fungsi hati berkala;
fungsi ginjal
(keluaran urin,
serum BUN,
kreatinin) (DIH
1. Kolkisin
- Tepat indikasi karena Kolkisin diindikasikan untuk pengobatan serangan artritis gout akut dan bisa juga untuk pencegahan
kekambuhan serangan tersebut (DIH 17th, 2009).
- Tidak tepat pasien karena kolkisin dapat berpengaruh terhadap gastrointestinal dan efektif jika digunakan dengan onset < 12 jam
sehingga dikontraindikasikan oleh pasien dengan riwayat PUD. serta onset serangan gout terjadi pada 1 minggu yang lalu (>12
jam) sehingga kurang efektif jika menggunakan kolkisin (Dipiro, 2020)
- Tidak tepat dosis karena Kolkisin untuk dosis awal diberikan 1 mg, kemudian untuk setiap 1 jam berikutnya menjadi 0,5 mg
sampai gejala mereda. Kemudian untuk 12 jam berikutnya menjadi 0,5 mg/hari, namun untuk kasus Ny. LD langsung diberikan 1
mg 3x sehari, sehingga kurang tepat (Khanna et al, 2012).
- Tepat obat karena Ketoprofen termasuk golongan NSAID, yang mana merupakan fisrtline drug choice untuk pengobatan gout
akut. Obat antiinflamasi nonsteroid adalah terapi andalan untuk serangan akut artritis gout karena kemanjurannya yang sangat baik
dan toksisitas minimal dengan penggunaan jangka pendek (Dipiro 7th, 2009).
3. Allopurinol
- Tepat indikasi karena Allopurinol diindikasikan untuk profilaksis gout dan asam urat (BNF 57th, 2007).
- Tepat obat karena Allopurinol merupakan obat lini pertama untuk masalah asam urat pada pengobatan serangan gout (Dipiro 7 th,
2009).
- Tepat dosis karena untuk pengatasan masalah asam urat, dosis pertama yang diberikan adalah 100 mg/hari, namun diberikan
setelah serangan gout reda. Lalu seminggu kemudian dititrasi 100 mg/hari sampai kadar asam urat tercapai <6 mg/dL (Dipiro 7th,
2009).
Subyektif, Monitoring
Terapi DRP Rekomendasi
Obyektif
Efektivitas Efek samping
Omeprazol 20mg Tidak ada Dilanjutkan pengobatan Tanda klinis: Tanda klinis:
2 x 1 tablet p.o dengan Omeprazole Mengatasi Anoreksia, sakit
gastrointestinal, kepala parah atau
mengatasi masalah diare parah yang
PUD (Kolesar, 2016) tidak terselesaikan.
Terapi omeprazol
Lab : - jangka panjang
menyebabkan
gastritis atrofi.
(DIH 17th, 2009)
Lab : -
Analisis (Evaluasi DRP atau 4T yang dilengkapi dengan referensi serta cropping bagian yang dirujuk)
- Tepat indikasi karena Omeprazole diindikasikan untuk pengobatan penyakit ulkus duodenum aktif atau tukak lambung jinak aktif
(DIH 17th, 2009).
- Tepat Pasien karena Omeprazol merupakan golongan dari pengambat pompa proton (PPI) yang digunakan bersamaan dengan NSAID
pada pasien dengan riwayat peptic ulcer disease (PUD) (BNF, 2011).
- Tepat Dosis karena dosis omeprazol pada pasien PUD yaitu 20-40mg sehari. Obat yang diresepkan oleh dokter 20mg 2 kali sehari,
sehingga dosis sudah tepat (Dipiro, 2020)
V. KESIMPULAN REKOMENDASI
VI. KONSELING
Edukasi pasien :
Diet mengurangi karbohidrat dan memakan buah cherry dapat menurunkan serangan
gout.
Menghindari makanan (misalnya yang mengandung purin tinggi) dan minuman
tertentu yang dapat menjadi pencetus gout.
Meningkatkan asupan cairan.
Mengganti obat-obatan yang dapat menyebabkan gout (mis diuretik tiazid).
Terapi es pada tempat yang sakit.
Memberitahu pasien Allopurinol diminum ketika serangan gout telah reda.
VII.DAFTAR PUSTAKA
Aberg, J.A., Lacy, C., Amstrong, L., Goldman, M. and Lance, L.L., 2009, Drug
Information Handbook 17th Edition, American Pharmacist Association.
Badan POM, 2017, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan POM, Jakarta.
BNF, 2007. British National Formulary 57th ed., Lamberth High Street, London: BMJ
Group and RPS Publishing.
Departemen Kesehatan RI, 2005, Pharmaceutical Care untuk Pasien Penyakit Arthritis
Rematik, Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal, Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Jakarta
Dipiro.JT., 2020, Pharmacoterapy Handbook 11th edition, Mc Graw Hill, New York.
Kolesar J. and Vermeulen L.. 2016. Top 300 Pharmacy Drug Cards. New York : Mc
Graw Hill Education