Anda di halaman 1dari 3

Nama :

NRP/PS:

5.(…….) Pembungaan in vitro dapat diinduksi dengan memberikan perlakuan nitrogen


dengan konsentrasi tinggi dan fosfor yang rendah.

6.(…….) Teknologi rekayasa genetika merupakan perkembangan lanjut dari penemuan


DNA sebagai penyandi suatu sifat penyusun gen dalam kromosom suatu
organisme.

7.(…….) Perakitan suatu varietas tanaman dengan teknologi rekayasa genetika


memungkinkan untuk menggunakan gen yang berasal dari berbagai
organisme apa saja.

8.(…….) Pemuliaan tanaman dengan rekayasa genetika memiliki keuntungan yaitu


tidak perlu melakukan silang balik antara tanaman transgenik yang dihasilkan
dengan tetuanya.

9. (…….) Bakteri Agrobacterium tumefaciens merupakan organisme penyebab penyakit


hairyroot disease pada tanaman inang monokotil yang diserangnya.

10.(…….) Bakteri agrobakterium termasuk kedalam famili Rhizobiaceae yang terdiri-


dari 5 strain, memiliki 4 daerah homolog antar strain, dan termasuk bakteri
gram positif.

11. (…….) Bakteri agrobakterium yang menginfeksi inangnya dengan cara menyisipkan
sebagian dari genom kromosomnya ke genom inangnya dengan tujuan untuk
membunuh sel inangnya.

12.(…….) Senyawa opine diproduksi oleh bakteri agrobakterium yang digunakan


sebagai sumber nitrogen dan karbon yang digunakan sebagai bahan baku
untuk berkembang biak.

13.(…….) Senyawa opine adalah karbohidrat derivative. Salah satu contohnya adalah
agrocinopin yang disintesis oleh agropin syntetase.

14.(…….) Genom bakteri agrobakterium memiliki homologi antar strain antara lain : T-
DNA, Virulensi, dan Replikatif.

15.(……) T-DNA adalah bagian dari genom bakteri yang disisipkan ke genom inang. T-
DNA ini dibatasi oleh suatu DNA yang disebut flanking sequence yang
terdiri-dari 20 pasang basa DNA pada bagian kanan dan 20 pasang basa
DNA pada bagian kiri.

16.(…….) Tanaman inang dari bakteri agrobakterium adalah tanaman yang dapat
menghasilkan senyawa phenol yang dapat berperan sebagai senyawa
penginduksi bagi bakteri tersebut untuk menyisipkan genomnya ke genom
tanaman inang.
17.(…….) Senyawa yang dimaksud pada soal nomor 11 adalah senyawa coniferin .

18.(…….) T-DNA dari bakteri agrobakterium akan menyisip pada genom inang yaitu
pada kromosom inti dan sitoplasma secara acak.

19.(…….) Pada perakitan tanaman transgenik dengan bantuan agrobakterium gen yang
akan disisipkan ke genom resipien harus dimasukan ke T-DNA pada daerah
left-border.

20.(…….) Golden rice adalah nama varietas padi transgenik yang dirakit agar beras
yang dihasilkan mengandung β-karoten sebagai sumber pro vitamin A.

21.(…….) Perakitan tanaman transgenik yang bertujuan memproduksi vaksin untuk


mencegah suatu penyakit adalah dengan cara menyisipkan genom bakteri
atau virus penyebab penyakit ke dalam genom tanaman.

22.(……) T-DNA dari bakteri agrobakterium tipe liar mengandung gen vir dan gen
opine yang diperlukan untuk menginfeksi inangnya.

23.(…….) Produk dari tanaman transgenik yang dikonsumsi oleh manusia dapat
menyebabkan gen yang menyisip pada genomnya akan terlepas dan masuk
ke dalam genom manusia yang mengkonsumsinya.

24.(…….) Metode lain untuk menyisipkan gen spesifik ke dalam genom tanaman adalah
dengan particle bombardment dan metode ini khusus untuk merakit tanaman
transgenik dari kelompok dikotil.

25.(…….) Memproduksi suatu senyawa secara in vitro dalam skala besar disebut juga
dengan Molecular Farming.

II. Isilah dengan jawaban yang tepat dan ringkas

1. Preservasi in vitro adalah :…………………………………………………………………..


…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..

2. Tujuan dari preservasi yang dilakukan pada tanaman adalah:


a. ………………………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………………………
c. ………………………………………………………………………………………………
d ………………………………………………………………………………………………

3. Persyaratan yang harus menjadi perhatian dalam preservasi suatu tanaman adalah:
a. ………………………………………………………………………………………………

b. ……………………………………………………………………………………………….
c. ………………………………………………………………………………………………
d. ………………………………………………………………………………………………
4. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk memperlambat pertumbuhan tanaman dalam
proses preservasi secara in vitro adalah :
a. ………………………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………………………
c. ………………………………………………………………………………………………
d. ………………………………………………………………………………………………

5. Preservasi tanaman jangka panjang sampai beberapa tahun secara in vitro yaitu
dengan cara: ………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………

6. Cara untuk mengeluarkan air dari sitoplasma sel dalam proses cryopreservation
dapat dilakukan dengan cara ………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….

7. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan in vitro flowering adalah:


a…………………………………………………………………………………………………
b…………………………………………………………………………………………………
c…………………………………………………………………………………………………

8. Metode yang dapat diterapkan untuk membuat tanaman bebas virus adalah
a………………………………………………………………………………………………..
b………………………………………………………………………………………………..
c…………………………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai