Anda di halaman 1dari 47

RENCANAAN PROYEK AGRO INDUSTRI

PE

PT. Sruput (Kopi Robusta)

Oleh Kelompok:
MUJAHID TAJDIDIN NIDLOM 170331100069
M. ALIF GHANIYYU 170331100017
AHMAD RAYHANDANI 170331100067

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2020
BAB I.PROFIL PRUSAHAAN

PT Seruput (Kopi Rubusta)

I.I PROFIL PT Seruput

Kopi adalah salah satu minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji
tanaman kopi. Kopi merupakan minuman psikostimulant yang akan menyebabkan orang tetap
terjaga, sehingga kopi menjadi minuman favorit terutama bagi kaum pria. PT Seruput adalah
salah sastu pabrik yang mengolah kopi di Kediri, PT Seruput didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia.

I.I.2. Maksud dan Tujuan Perusahaan

Melakukan usaha di bidang agribisnis dan agri-industri serta optimalisasi pemanfaatan


sumber daya perusahaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat serta mendapatkan keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas dan Good Corporate Governance.

1.2. Lingkup Bidang Usaha


Guna mencapai maksud dan tujuan perusahaan, perseroan menjalankan kegiatan usaha
antara lain:

A. Pengusahaan budidaya tanaman, meliputi:


- Pembukaan dan pengolahanlahan
- Pembibitan
- Penanaman
- Pemeliharaan tanaman di 81.278,4740 ha lahanHGU
- Kegiatan-kegiatan berkaitan dengan usaha budidaya tanamantersebut

B. Produksi,meliputi:
- Pemungutan hasil tanaman dari kebunsendiri
- Pengolahan hasil tanaman menjadi barang jadi atau setengahjadi
C. Perdagangan,meliputi:
- Penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasilproduksi
- Melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan
Perseroan

1.3. IVisi dan Misi PT Seruput


I.3.I VISI
“Menjadi Perusahaan Agribisnis yang berdaya saing tinggi dan mampu tumbuh-kembang
berkelanjutan”

I.3.2 MISI
1. Melaksanakan reformasi bisnis, strategi, struktur, dan budaya perusahaan untuk
mewujudkan profesionalisme berdasarkan prinsip-prinsip good
corporategovernance.Meningkatkan nilai dan daya saing perusahaan (competitive
advantage) melalui inovasi serta peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam penyediaan
produk berkualitas dengan harga kompetitif dan pelayanan bermututinggi.
2. Menghasilkan laba yang dapat membawa perusahaan tumbuh dan berkembang untuk
meningkatkan nilai bagi shareholders dan stakeholderslainnya.
3. Mengembangkan usaha agribisnis dengan tata kelola yang baik serta peduli pada
kelestarian alam dan tanggung jawab sosial pada lingkungan usaha (community
development).

1.4. Nilai – Nilai Mutu PT Seruput


Panduan nilai-nilai insan PT Seruput dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan adalah
SIPRO.
Sinergi : Memadukan berbagai kekuatanyang saling mendukung untuk mencapai hasil terbaik.
Integritas : Berpegang teguh pada prinsip kebenaran dalam menjalankan tugas dan perannya.
Profesional : Berkomitmen tinggi dalam menjalankan tugas dan perannya, selalu berupaya
meningkatkan kompetensi.

1.5. Tujuann dan Ruang LingkupStudi

Tujuan utama PT Seruput terdapat aspek-aspek yang dinilai agar suatu usaha dikatakan layak
meliputi:

1. Aspek pasar dan pemasaran memiliki tujuan untuk menilai investasi yang dilakukan
perusahaan dari segi pasar dan pemasaran apakah memiliki peluang pasar yang
diinginkan atau tidak dan strategi yang akan dilakukan serta besar market share yang
dikuasai oleh parapesaing.
2. Aspek teknis dan teknologi bertujuan untuk menentukan lokasi, layout gedung dan
ruangan, serta teknologi yang akan digunakan. Penentuan lokasi yang akan dijadikan
sebagai kantor, pabrik, gudang maupun layout gedung dan ruangan harus menjadi
perhatian dandikaji.
3. Aspek manajemen dan organisasi adalah penilaian terhadap kemampuan sumber daya
dan struktur organisasi supaya usaha yang dijalankan akan berhasil, mulai dari
merencanakan, melaksanakan sampai mengendalikannya apabila terjadi
penyimpangan.
4. Aspek lingkungan dan sosial budaya merupakan analisis yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar dampak terhadap lingkungan, serta dampak sosial terhadap
masyarakat di sekitarperusahaan.
5. Aspek finansial bertujuan untuk menentukan seberapa besar pengeluaran dan
pendapatan yang dihasilkan perusahaan selama usaha tersebutberjalan.
BAB II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

2.1 Gambaran Umum


Minuman kopi dalam kemasan sudah menjadi daya tarik atau pilihan masyarakat saat ini
untuk melepaskan dahaga dan mencegah ngantuk dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Disamping menawarkan kesegaran, Minuman kopi juga memiliki banyak manfaat diantaranya
meningkatkan kewaspadaan, menurunkan perasaan lelah, meningkatkan suasana hati, dan dapat
meningkatkan kepercayaan diri seseorang, khususnya bagi mereka yang banyak beraktifitas pada
waktu malam hari (Ira et.al 2009). Selain itu, minuman kopi juga dapat dikonsumsi oleh semua
kalangan, baik anak-anak, remaja maupun dewasa, tetapi tidak disarankan untuk ibu hamil atau
menyusui dan juga balita. Meskipun demikian minuman kopi ini masih memiliki segmentasi
pasar yang sangat luas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2018), di Indonesia perkembangan produksi kopi
perkembangan produksi kopi Perkebunan Besar (PB) dari tahun 2016 sampai 2018 mengalami
fluktuasi, pada tahun 2016 produksi kopi sebesar 31,87 ribu ton, dan menurun pada tahun 2017
menjadi 30,29 ribu ton, pada 2018 menurun menjadi 28,14 ribu ton. Sedangkan untuk
Perkebunan Rakyat (PR), produksi dari 2016 - 2018 cenderung mengalami peningkatan setiap
tahun, pada tahun 2016 jumlah produksi sekitar 632,00 ribu ton, tahun 2017 sebesar 685,80 ribu
ton dan pada tahun 2018 mencapai 685,79 ribu ton, untuk lebih detail pada

Gambar 1. Produksi Kopi di Indonesia menurut status pengusaha tahun 2001-2018


Apabila dilihat dari menurut provinsi, produksi kopi yang dihasilkan oleh PB terbesar
pada tahun 2018 berasal dari Jawa Timur sebesar 28,87 ribu ton dan untuk produksi PR dilihat
menurut provinsi yaitu Sumatera Selatan yang mencapai 184,17 ribu ton. Dari data tersebut
dipastikan bahwa peluang industri minuman kopi sangat luas di Indonesia.
2.1 Tinjauan Tentang Pasar Sasaran
Minuman Kopi dalam kemasan yang diproduksi oleh PT Seruput dapat dikonsumsi oleh
semua kalangan masyarakat, baik anak-anak, remaja dan dewasa. Minuman kopi akan dipasarkan
ke seluruh Indonesia terutama di wilayah Jawa.

2.2 Analisa permintaan dan penawaran


Analisa permintaann: analisa permintaan pasar atau pembelian yaitu tingkat frekuensi
para konsumen atau para pembeli dalam membeli suatu barang. Hal ini ditandai dengan sering
tidaknya konsumen membeli barang dan bergantung pada tingkat konsumsi barang tersebut.
Analisis pasar memang sangat penting untuk dilakukan, khususnya bagi para pemasaran yang
berorientasi pada Marketing Concept. Terdapat 4 hal utama yang harus diketahui dalam analisis
pasar, yaitu:
1. Gambaran struktur produk pasar, yaitu mengidentifikasi kumpulan produk-produk
yang dapat disajikan untuk memuaskan kebutuhan mendasar kemudian menganalisis
tingkat kemampuan saling mengganti atau substitusi produk-produk tersebut.
2. Analisis permintaan industri, yaitu mempelajari siapa, mengapa, dan bagaimana para
konsumen atau pelanggan membeli jenis produk yang dipasarkan.
3. Analisis permintaan terhadap merek, yaitu pemahaman bagaimana para pembeli
membuat pilihan antara merk atau penjual pada pasar yang relevan.
4. Identifikasi, yaitu didasarkan pada penelitian perusahaan terhadap peluang-peluang
pasar dan pontensial pasar.
- Analisis penawaran
Penawaran didefinisikan sebagai hubungan statis yang menunjukkan berapa banyak suatu
komoditas yang ditawarkan pada suatu tempat dan watu terntu pada berbagai tingkat
harga ketika factor lain tidak berubah. Kurva penawaran menunjukkan hubungan positif
antara jumlah komoditas tersebut. Kenaikan harga dari sutu komoditas pada suatu factor
lain berubah akan mendorong produsen untuk meningkatkan jumlah komoditas yang
ditawarkan . demikian juga sebaliknya, apabila harga komoditas tersebut turun makan
akan medorong produsen untuk mengurangi jumlah komoditas yang ditawarkan.
- Potensi pasar

- Melakukan pendekatan permintaan


mengetahui kondisi maupun potensi yang dimiliki pangsa pasar tertentu adalah
dengan melakukan pendekatan permintaan. Metode ini menekankan mengenai kebutuhan
manusia yang hingga kini masih belum dapat terpenuhi sepenuhnya atau mungkin ada
yang telah terpenuhi tapi hasilnya kurang memuaskan.
- Pendekatan penawaran
pendekatan permintaan dan ada pula pendekatan penawaran. Untuk pendekatan
penawaran ini berawal dari kemampuan yang dimiliki seorang wirausaha dalam
memproduksi suatu barang, memberikan pelayanan baik itu jasa maupun produk dan
aktivitas lainnya.

2.3. Mengamati kebutuhan yang paling banyak diinginkan


Sebelum membuat atau menciptakan sebuah produk, sebaiknya Anda harus
mengetahui dan melakukan pengamatan mengenai kebutuhan yang paling banyak
diperlukan oleh konsumen sekitar.
- Peluang perusahaan pada PT Seruput
Melalui peluang perusahaan pada banyak hal penting sebagai berikut
1. Mencegah kerugian atau kebangkrutan .
2. Mengetahui produk atau jasanya jika dibutuhkan oleh pasar.
3. Mengetahui minat konsumen akan produk atau jasa yang akan ditawarkan.
4. Mengetahui rugi laba ketika berbisnis.
5. Menetapkan teknik pemasaran yang tepat

2.4. Tinjauan Kinerja PT Seruput


Assessment GCG kinerja tahun 2019 PT Seruput dimulai dengan  entry meeting pada
tanggal 2 Maret 2020 beberapa waktu lalu. Pelaksanaan assessment GCG PT Seruput dilakukan
oleh Tim BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur selama +/- 3 (tiga) bulan. Selanjutnya pada
tanggal 25 Juni 2020 telah dilaksanakan exit meetingyang bertempat di Ruang Kopi – Kantor.
Dalam pelaksanaan exit meeting juga dihadiri oleh Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan
Organ Dewan Komisaris, SEVP PT Seruput, Kepala BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur, Tim
Asesor BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur, dan beberapa pejabat puncak PT Seruput.
Assessment GCG merupakan salah satu penilaian tata kelola perusahaan yang baik untuk
mengukur kinerja suatu perusahaan dan menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan untuk jangka
panjang. Dari hasil assessment yang disampaikan oleh Tim Asesor BPKP bahwa PT Seruput
memperoleh skor 88,752 dengan predikat “Sangat Baik” atas kinerja tahun 2019. Perolehan skor
ini meningkat 4,565 dibandingkan kinerja tahun 2018 dengan skor 84,187. Hal ini merupakan
hasil kerja keras dan komitmen PT Seruput dalam penerapan praktek tata kelola perusahaan yang
baik dengan prinsip-prinsip GCG sehingga mampu memberikan peningkatan kinerja perusahaan
yang lebih baik lagi.
Direktur PT Seruput, Siwi Peni dalam sambutannya mengatakan bahwa penerapan dan
assessment GCG digunakan untuk menilai perusahaan dalam menjalankan bisnis yang baik. PT
Seruput bertekad dan berkomitmen akan terus meningkatkan skor dengan cara berbenah untuk
perbaikan serta menindaklanjuti area of improvement (AOI) pada tahun selanjutnya. Peningkatan
skor GCG juga merupakan indikator cara bekerja berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang
baik di setiap level perusahaan sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.4. Daerah Pemasaran PT Seruput


1. Jawa timur
2. Bali
3. Lampung
4. DKI Jakarta

2.4. Analisis Persaingan


Komoditas perkebunana kopi indonesia sangat menyumbang cukup banyak devisa bagi
negara setiap tahunnya, Ekspor kopi di indonesia cukup besar di karenakan permintaan yang
meningkat. Peningkatan kopi, persaingan antara negara vietnam, brazil dan colombia
menyebabkan indonesia berada di pringkat ke-3.

2.4. Saluran Distribusi


Dalam menyalurkan produk dari produsen ke konsumen yang dilakukan melalui
perantara, maka sistem saluran ini disebut dengan sistem saluran tidak langsung. Apabila
produsen langsung menyalurkan barangnya ke tangan konsumen tanpa melibatkan perantara
disebut dengan saluran distribusi langsung. Perusahaan yang menggunakan saluran disribusi tidak
langsung tidak boleh begitu saja menyerahkan produknya tanpa mengadakan pengawasan dan
pemberian dorongan semangat yang berkesinambungan serta memberikan motivasi kepada
perantara agar perantara lebih bersemangat dalam memasarkan barang produksinya sehingga
akan meningkatkan omset penjualan.
BAB III.
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

3.1. Uraian Produk


PT Seruput merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan kopi instan dalam
kemasan. PT Seruput memiliki brand produk dengan nama “LOL Cofee”. Produk minuman kopi
dijual dengan harga Rp. 3000/kemasan 300 gram. Harga tersebut telah melalui pertimbangan dan
analisis pasar sebelumnya. Dari harga tersebut PT Seruput mengambil keuntungan sebesar 30%
dari setiap kemasan minuman kopi. Sementara untuk produksi setiap harinya PT Seruput
membutuhkan bahan baku 1.400 kg kopi yang telah disesuaikan dengan kapasitas mesin
produksi. Dengan kapasitas tersebut PT Seruput mampu memproduksi minuman kopi sebanyak
6.470 unit dengan kemasan 300 gram.
Karakteristik fisik pada minuman kopi meliputi kekentalan dan adanya butir-butir kopi.
Untuk kekentalan, PT Seruput menambahkan madu dan susu yang berfungsi sebagai zat
pengental dan pemanis. Pada proses filtrasi digunakan ayakan dengan ukuran 10 mesh. Ukuran
tersebut dipilih agar minuman kopi yang diproduksi masih mengandung butiran dan ampas.
Produk minuman kopi mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi karena mengandung antioksidan
yang berguna bagi kesehatan.
Kemasan dari produk minuman kopi “LOL COFE” menggunakan kemasan plastik
dengan ukuran yaitu 10x10 cm sebagai kemasan primer. Sementara untuk kemasan sekunder
menggunakan karton box dengan isi 300 gram × 40 pcs/dus. Untuk ukuran kemasan sekunder
akan disesuaikan dengan volume pada kemasan primer. Desain kemasan minuman kopi “LOL
COFEE" menggunakan warna dasar coklat kehitaman duntuk menunjukkan identitas dari
minuman kopi yang menyegarkan. Selain itu pada bagian depan kemasan minuman kopi terdapat
brand dari PT Seruput yaitu LOL Coffe nama perusahaan, komposisi, berat bersih tanggal
kadaluarsa, logo halal.
Gambar 3.1 Disain Kemasan

3.2. Kondisi Proyek


3.2.1. Lokasi proyek

PT Seruput Ngrangkah pawon lokasi proyek minuman kopi di kecamatan puncu


kabupaten kediri, dengan luas 2.961.203 Ha, Daerah ini sengaja dipilih Karena dekat dengan
kebun satak. Dan daerah lain penghasil buah kopi di kabupaten malang dan blitar sehingga
memudahkan PT Seruput Ngrangkah Pawon dalam memperoleh bahan baku tersebut. Daerah
tersebut cukup strategis karena arus transportasi keluar masuk semakin mudah. Selain itu daerah
tersebut banyak warga sekitar yang bekerja pada pabrik tersebut dan sangat mendukung pada
pengolahan kopi robusta dan juga mendukung mengembangkan pabrik tersebut.

Gambar 3.2 Lokasi PT SRUPUT


Neraca Massa

Kopi 10Kg gula 5Kg

Pencucian Pemambahan
Pengadukan Penggilingan
bahan

Air 30 L roster grinder Pengadukan

Pendinginan
kopi
Gambar. 3.3 Peta proses oprasi
3.2.2 kebutuhan Tenaga Listrik dan Air

Dalam menjalankan segala aktivitas produksi di PT Seruput membutuhkan tenaga listrik


yang di peroleh melalui PLN (Persero) Kediri. Sedangkan untuk kebutuhan air PT Seruput
berkerjasama dengan PDAM Kediri. Berikut ini merupakan data kebutuhan listrik dan air PT
Seruput

Tabel 3.1 Data kebutuhan Listrik Mesin PT Seruput

Nama Mesin Daya Jumlah Durasi Jumlah Daya


(Kwh) (Jam) (Kwh)
Mesin Roster 10 1 7 70
Mesin Blanding 0,80 1 7 5,6
Mesin Raung Pulper 0,80 1 7 5,6
Mesin Huller 0,70 1 7 4,9
Solid Pump 1,50 1 7 10,5
Mesin Filterator 1,25 1 7 8,75
JUMLAH       110,6

Tabel 3.2 Data Kebutuhan Listrik Tiap Gedung


Daya Durasi Jumlah Daya
Tempat (Kwh) Jumlah (Jam) (Kwh)
Kantor        
Penerangan Kantor 0,2 10 7 14
Komputer 0,5 4 7 14
Alat Komunikasi 0,68 1 20 13,6
WI-FI dan Fax 0,11 2 24 5,28
LCD 0,35 1 2 0,7
Penerangan Gedung 0,2 2 24 9,6
Penerangan Area Toilet 0,7 4 8 22,4
Penerangan Area Parkir 0,8 5 12 48
JUMLAH       127,58

Table 3.3 Data Kebutuhan Air PT Seruput


Kebutuhan Air Satuan Jumlah
Air Produksi PTPN XII m³/hari 108
Air Toilet m³/hari 1
JUMLAH   2,08
Bahan baku yang dibutuhkan yaitu kopi sebagi bahan baku utama, kemudian bahan baku
tambahan seperti kopi. Kopi diperoleh dari supplier di wilayah Malang dan Blitar. PT Seruput
memproduksi jus jeruk sebanyak 1.200 kg per hari, dengan kebutuhan air 1,08m³ gula 54 kg/hari,
kopi 18 L/hari yang disupplyoleh beberapa pasar didaerah malang. Rencana pengadaan bahan
baku kopi akan dilakukan secara bertahap karena produksi minuman kopi akan distribusikan ke
seluruh wilayah Indonesia. Strategi penyediaan bahan baku akan dilakukan penyimpanan baik..

3.1.3 Kebutuhan Bahan Baku

Bahan baku yang dibutuhkan yaitu kopi sebagai bahan baku utama, Kopi tersebut
diperoleh dari supplier di wilayah Kediri dan malang. PTPN XII Ngrangkah pawon yang akan
memproduksi biji kopi dalam 1 hari memperoleh kurang lebih 1 ton biji kopi dan di supply oleh
pasar di daerah jawa timur .Rencana pengadaan dalam bahan baku kopi akan dilakukan secara
bertahap karena produksi minuman produksi akan di distribusikan keseluruh wilayah
Indonesia.strategi penyediaan bahan baku akan dilakukann dengan penyimpanan yang baik.
Tabel 3.1 Data Kebutuhan Bahan Baku

Kebutuhan Bahan Baku Satuan Jumlah


Air m3/hari 108
Kopi TON/hari 1
karton Lembar 356

3.2.1 FasilitasTransportasi

Fasilitas dan transportasi yang digunakan PT Seruput ditstribusi dalam kota dan luar kota
( Supply bahan baku). Transportasi dalam pabrik menggunakan truck dan pickup, untuk
mempermudah perpindahan dalam proses produksi dan bahan baku dalam pabrik. Untuk
transportasi distribusi menggunakan mobil box untuk mempermudah pengiriman kopi ke seluruh
wilayah indonesia, sedangkan supply kopi dari kediri dan malang.

3.6.2 Fasilitas Produksi

Layout PT Seruput dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


1. Ruang analisis mutu
2. Gudang kopi
3. Gudang pupuk 1 & 2
4. Ruang penjemuran
5. Tank solar
6. Ruang mesin
7. Bak penampungan kopi
8. Ruang pengeringan dan Sekam
9. Ruang pengolahan basah
10. Gudang HSI
11. Penyimpanan air

Dalam pengolahan Kopi pada PT Seruput menggunakan mesin dan peralatan yang memadai.
Adapun mesin dan peralatan utama yang digunakan untuk produksi minuman kopi antara lain
adalah :

A. Mesin Grinder
Gambar 7. Mesin Grinder kopi

 Tipe : MKS-600B
 Kapasitas : 2.5 Kg/jam
 Listrik : 100 watt, 220 V
 Berat : 4.5 kg
 Dimensi :365x260x155mm

B. Mesin Roasting

Gambar 8. Mesin Roasting

 DRUM SPEED : Automatic & Adjustable.


 HEAT SOURCE : Gas (LPG)
 HEATING SYSTEM : Indirect.
 BURNER TYPE : Semi Infrared.
 BURNER SYSTEM : Ignition Automatic.
 ROASTING TIME : 8-12Minutes.
 DRUM CAPACITY : 5kg/batch, Min 1kg, Max 5,5kg.
 HEATING : 12Minutes.
C. Mesin Mixer

Gambar 9. Mesin Mixer

 Model : B-20.
 Voltase : ~220V.
 Frekuensi : 50 Hz.
 Power : 0,75 Kw.
 Kapasitas : 3 kg.
 Mixing Speed : 105/180/408 rpm.
 Berat : 73 kg.
 Ukuran : 50 x 41 x 76 cm.

D. Mesin Sterilisasi

Gambar 10. Mesin Sterilisasi

 Ukuran alat : 440 x 440 x 950 mm.


 Volume : 50 liter.
 Tekanan kerja : 0,165Mpa.
 Suhu kerja : 129 derajat celsius.
 Rata-rata panas : < +/- 1C.
 Timer : 1-80 menit.
 Controller tekanan suhu : 115-129C, 0.07-0.165Mpa.
 Daya : 2.5 kW, AC 220Volt, 50-65Hz.

BAB IV
Aspek Manjemen Dan Organisasi

4.1. Organisasi dan Tata Kerja

DIREKTUR

IHAN

MANAJER KEUANGAN DAN


MANAJER PROODUKSI PEMASARAN
ALIF DIDIN
Gambar 4.1 struktur organisasi PT Sruput
Struktur Organisasi pada PT. Sruput. yaitu terdiri dari seorang direktur
perusahaan yang membawahi 2 orang manajer dalam perusahaan. seperti manajer
Produksi dan manajer keuangan dan pemasaran. Dalam memimpin perusahaan
direktur memiliki beberapa tugas dan wewenang yang harus dilakukan. Salah satu
tugas atau wewenang direktur yaitu dengan memilih. menetapkan serta mengawasi
tugas dari karyawan dan kepala bagian atau manajer.

Selain mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian. direktur dalam
perusahaan juga memiliki wewenang dalam menetapkan kebijakan mutu. menyetujui
anggaran tahunan perusahaan. serta menetapkan struktur organisasi dalam perusahaan.
Direktur juga memiliki tugas seperti menyampaikan laporan tahunan kepada para
investor yang telah menanamkan saham dalam perusahaan. Manajer Produksi
memiliki tugas dan wewenang yaitu dengan melakukan perencanaan. pengawasan.
serta pengendalian proses produksi guna tercapainya kebutuhan konsumen dan
tersedianya bahan baku. Manajer produksi juga memiliki tugas dan wewenang dalam
memimpin.

4.2. Jumlah dan Kualifikasi SDM

Struktur Organisasi PT.Sruput :

DIREKTUR

Achmad. Raihandhani

Manejer Keuangan
Manejer Produksi
dan Pemasaran
M. Alif Ghaniyyu
Mujahid Tajdidin
DIREKTUR Nidlom
Achmad. Raihandhani

Kepala Produksi

Ghaniyyu
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT Sruput
Berdasarkan struktur organisasi pada PT. Sruput. dapat diketahui jumlah dan
kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam PT. Sruput yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.2. Jumlah dan Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Jabatan Kualifikasi Jumlah
Direktur S2 1
Manajer produksi 1. Pendidikan Minimal S1 1
2. Laki-laki usia maksimal 30 tahun
3. Memiliki sifat jujur, disiplin, teliti,
detail, tekun, dan selalu
memperbaiki diri
4. Memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik secara
lisan maupun tulisan
5. Memiliki dan memahami sifat
kepemimpinan yang baik
6. Memahami dasar-dasar pembuatan
SOP

Manajer 1. Pendidikan Minimal S1 1


pemasaran dan 2. Memiliki kemampuan manajemen
administrasi dan administrasi yang baik
3. Memiliki kemampuan untuk
melayani pelanggan dan personal
dengan baik
4. Memiliki kemampuan Bahasa
Inggris yang baik
5. Memiliki pengetahuan di bidang
penjualan dan pemasaran
6. Memiliki keinginan untuk terus
belajar hal baru
7. Aktif dalam mendengarkan
8. Memiliki pemikiran yang kritis
(positif)
9. Memiliki kemampuan pemahaman
membaca yang baik

Kepala bagian 1. Pria 1


produksi 2. Usia min. 28tahun
3. Pendidikan min. S1 Analisis
Farmasi dan Makanan /S1
Teknologi Industri Pertanian
4. Memahami GMP, ISO 22000, 5R,
Haccp,
5. Leadership for supervisor

Karyawan 1. Pria/wanita 15
produksi 2. Lulusan minimal SMA
3. Sehat Jasmani dan Rohani
4. Siap bekerja dengan target

Satpam 1. Pria 3
2. Minimal Lulusan minimal SMA
3. Sehat Jasmani dan Rohani
4. Bertanggung jawab
5. Berani
6. Siap ditugaskan dalam shift

Cleaning service . Minimal lulusan SMP 5


2. Mudah berkomunikasi
3. Bertanggung jawab
4. Disiplin
Total 27
BAB V.
ASPEK LINGKUNGAN FISIK, SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA

5.1 Pembangunan Berwawasan Lingkungan


Industri kopi gula dan perasa sebagai bahan baku utama, sehingga limbah yang
dihasilkan bersifat alami atau ramah lingkungan. Limbah yang terjadi bisa ber-bentuk
padatan dari filter selama proses penyaringan. Limbah padat tersebut diolah menjadi
bahan tambahan pupuk kompos. Jenis limbah tersebut harus segera ditangani supaya
tidak mengganggu lingkungan sekitar. Selain itu juga harus memperhatikan berbagai
kegiatan yang akan menimbulkan dampak, seperti kegiatan sebelum pabrik dibangun (pra
konstruksi), pembangunan berjalan (konstruksi) dan pasca konstruksi (tahap operasi dan
pasca operasi).

Penanganan limbah padat pada proses produksi kopi diolah oleh perusahaan
sendiri, akan tetapi diberikan untuk dimanfaatkan sebagai campuran pupuk kompos. Dan
untuk penanganan pada limbah gas yaitu dengan memasang filter udara pada cerobong
asap untuk menyaring kotoran, menggunakan pengendap elektronik untuk membersihkan
udara kotor dalam volume yang relatif besar. Perkiraan Dampak Proyek Terhadap
Lingkungan

Dampak pembangunan industri kopi Lol Coffe memiliki dampak bagi


pertumbuhan ekonomi warga sekitar. Dalah satunya yaitu warga sekitar yang tidak
memiliki pekerjaan dapat melamar pekerjaan di industri Lol Coffe ini, limbah yang
dihasilkan setelah proses pembuatan kopi akan menambah tingkat kebutuhan tenaga kerja
sehingga pihak perusahaan akan memberikan peluang bagi warga sekitar. Selain itu
dengan adanya pengolahan limbah juga berdampak pada keuangan perusahaan karena
tidak ada limbah yang terbuang sia-sia semuanya dialur secara produksi bersih.
5.2 1 Perkiraan Dampak Proyek terhadap Lingkungan Fisik
Pembangunan PT. Seruput diperkirakan akan menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan fisik. Dampak yang akan ditimbulkan yaitu pencemaran tanah yang
mana jika limbah padat dan cair dari proses produksi maupun non produksi kopi apabila
tidak diolah secara benar maka akan mengakibatkan tanah menjadi tidak subur dan
pencemaran udara saat proses produksi kopi yang menyebabkan pencemaran udara yaitu
berupa bau yang akan menjadi terasa pengap dan berdebu.
1. Pencemaran Air
Limbah cair yang dihasikan dari sisa – sisa air dari proses pencucian mesin,
peralatan dan pencucian biji kopi, ruang produksi, serta sisa – sisa dari proses
pengolahan lainnya. Jika limbah cair yang dihasilkan banyak akan menyebabkan
pencemaran air yang akan berakibat terhadap warna dan bau yang berbeda. Cara agar
dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran air dengan cara diolah melalui Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang sesuai dengan peraturan dan kualitas
lingkungan sebelum dikeluarkan atau dibuang ke perairan umum dengan ketentuan
waktu pembuangan limbah (sungai atau laut).
2. Pencemaran Udara
Limbah gas yang dihasilkan yang dihasilkan oleh PT. sruput yaitu asap
pemasakan biji kopi. Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
pencemaran udara yaitu dengan cara melengkapi alat – alat atau mesin proses dengan
cerobong asap untuk pengeluaran gas ke udara
5.2.1 Perkiraan Dampak Proyek Terhadap Ekonomi
Berdirinya PT. Sruput akan memberikan dampak yang signifikan terhadap
perekonomian masyarakat di sekitar. Tingkat pendapatan masyarakat sekitar akan
meningkat. Lapangan pekerjaan baru akan tersedia bagi masyarakat sekitar yang
menganggur. Masyarakat memiliki peluang usaha dari pendirian rumah kost,
pembukaan rumah makan, pendirian toko dan kios-kios. Dengan demikian, masyarakat
sekitar akan mengalami perubahan standart hidup menjadi lebih baik dan memiliki
tingkat konsumsi yang sangat tinggi.

5.2.2 Perkiraan Dampak Proyek Terhadap Sosial dan Budaya


1. Sosial
PT. Sruput secara tidak langsung memberikan dampak pada aspek sosial
masyarakat sekitar seperti menghilangkan kesenjangan antara masyarakat bawah,
menengah dan atas, memberikan perubahan mata pencaharian masyarakat sekitar,
meningkatkan pengetahuan maupun, terjadi perubahan sarana dan prasaran yang lebih
baik pada daerah sekitar industri.

2. Budaya
Pada aspek budaya, dengan kemajuan perkembangan teknologi dan zaman
seperti sekarang banyak produk yang memiliki konsep kepraktisan atau serba instan.
dikarenakan konsumen lebih menyukai produk miniman siap saji karena kemudahan
dalam penyajiannya terutama bagi konsumen yang sibuk dan tidak memiliki waktu
banyak untuk mengolah makanan. Kopi adalah salah satu minuman siap saji dalam
kemasan yang praktis dan mudah dalam penyajiannya sehingga dapat diterima oleh
semua jenis kalangan. Sesuai dengan kebudayaan masyarakat masa kini yang semuanya
serba praktis dan modern.
BAB VI

ASPEK FINANSIAL

6.1. Rencana Investasi


Berikut ini merupakan perincian perencanaan modal tetap PT. Sruput :
Tabel 6.1 Rencana Investasi Modal PT. Sruput

No. Keperluan Biaya


1. Sarana dan Prasarana Rp.35.750.000
2. Mesin Rp.78.665.000
3. Peralatan Produksi Rp. 11.108.000
4. Peralatan Kantor Rp.34.145.000
5. Sarana Transportasi Rp. 100.000.000.
6. Beban Pra Operasi Rp. 490.000.000.
Total Rp.755.457.000.

6.1.1.1 Bangunan dan Prasarana


Bangunan dan prasarana PT. sruput yaitu pembangunan pabrik pada suatu
lahan kosong yang membutuhkan biaya Rp.72.050.000 dengan perincian sebagai
berikut :
Tabel 6.2 Rincian Bangunan dan Prasarana PT. Seruput

No. Bangunan Satuan Jumlah Harga Nilai


1. Bak Pencucian Satuan Rupiah
2. Instalasi Listrik M 1.500 22.000.000
3. Lampu Proses Set 75 38.000.000
50.000 3.750.000
Toilet dan Prasarana 10.000.000
4.
Lain
5. jaran pipa air m3 20 15.000 300.000
Total 72.050.000
6.1.1.2 Mesin
Mesin yang digunakan PT. Seruput merupakan mesin-mesin khusus yang
dirancang untuk skala industri minuman. Pembelian mesin ini membutuhkan
biaya sebesar Rp. 78.665.000.00 dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 6.3 Pembelian Mesin PT. Sruput

no Mesin satuan Jumlah Harga Nominal


1 Grider buah 3 Rp. 7.500.000 Rp.22.500.000
2 Mesin rosting buah 2 Rp.10.000.000 Rp20.000.000
3 blanding buah 3 Rp.6.000.000 Rp.18.000.000
4 sterilisai buah 1 Rp. 15,000,000 Rp. 15.000.000
Total Rp.75.500.000
\

6.1.1.3 Peralatan Produksi


Peralatan produksi yang dibutuhkan PT. Sruput rencananya akan menghabiskan
biaya sebesar Rp. 11.108.000 dengan perincian sebagai berikut : Tabel 6.4 Kebutuhan
Peralatan Produksi PT. sruput
Peralatan
No. Satuan Jumlah Harga Nilai Rupiah
1 selang ari meter 8 Rp. 25.000 Rp. 200.000
2
Karung Buah 8 Rp. 250.000 Rp. 2.000.000

3 Troli Dorong Buah 2 Rp. 319.000 Rp. 638.000

5 timbangan Buah 4 Rp. 2.000.000 Rp. 8.000.000


8 karton meter 3 Rp. 600.000 Rp. 1.800.000

6.1.1.4 Peralatan Kantor


Peralatan kantor yang akan digunakan PT. sruput rencananya akan
menghabiskan biaya sebesar Rp. 51.145.000 dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 6.5 Kebutuhan Peralatan Kantor PT. sruput
No. Bangunan Satuan Jumlah Harga Satuan Nilai Rupiah
1 Box File Buah 3 Rp. 15.000 Rp.45.000
LCD
2 Buah 1 Rp. 3.500.000 Rp.3.500.000
Proyektor
3 Printer Buah 3 Rp. 1.200.000 Rp.1.200.000
4 Komputer Buah 5 Rp. 4.500.000 Rp.22.500.000
5 CCTV Buah 3 Rp. 500.000 Rp.1.500.000
6 AC Buah 2 Rp. 2.500.000 Rp.5.000.000
7 Telepon Buah 1 Rp.650.000 Rp.650.000
8 Meja kantor Buah 3 Rp. 500.000 Rp.1.500.000
9 Kursi Buah 3 Rp.150.000 Rp. 450.000
10 Meja Meeting Buah 1 Rp. 2.000.000 Rp.2.000.000
11 Kursi Meeting Buah 5 Rp. 200.000 Rp.1.000.000
12 Lemari Arsip Buah 3 Rp.1.500.000 Rp.4.500.000
Mesin
13 Buah 1 Rp.10.000.000 Rp.10.000.000
Fotocopy
Total Rp. 53.845.000
6.1.1.5 Sarana Transportasi
Untuk mendistribusikan produk yang dihasilkan PT. sruput
menggunakan mobil truk pengangkut yang dibeli dengan biaya Rp. 100.000.000

6.1.1.6 Beban Pra Operasi


Beban pra operasi PT. Sruput meliputi biaya perizinan dan sewa bangunan
yang membutuhkan biaya sebesar Rp.493.000.000.
Tabel 6.7 Rincian Beban Pra Operasi PT. sruput
Biaya Pra-
No. Harga
Operasi Satuan Jumlah Satuan Nilai Rupia

Biaya - - Rp. 10.000.000


1.6.1.2. Modal Kerja -

Perincian atas Modal Kerja 12 41.000.000 Rp. 492.000.000


2. Bulan
Tabel 6.8 Modal tetap Total Rp. 493.000.000

No. Kebutuhan Biaya

1 Sarana dan Prasarana Rp.78.750.000.00


2 Mesin Rp7.665.000.00
3 Peralatan Produksi Rp.11.108.000.00
4 Peralatan Kantor Rp.53.845.000.00
5 Sarana Transportasi Rp. 53.000.000.00
6 Peralatan Laboratorium Rp. 2.418.000.00
7 Beban Pra Operasi Rp. 493.000.000.00

Total Rp.639.786.000.00

6.1.3 Rencana Investasi Keseluruhan


Rencana investasi keseluruhan untuk pembangunan proyek PT. Sruput Food
adalah sebagai berikut :
1. Modal Tetap Rp. 4.966.403.970
2. Modal Kerja Rp. 8.220.623.640
TOTAL Rp. 13.187.027.610
6.1.4 Rencana Pendanaan
Untuk memenuhi kebutuhan modal tetap dan modal kerja. PT. Sruput Food akan
meminjam kredit bank sebesar 40% dan sisanya 60% dibiayai dengan modal sendiri.
Perinciannya adalah sebagai berikut:
 Modal Tetap
Kredit Bank 40% Rp. 1.000.000.000
Modal Sendiri 60% Rp. 2.054.000.000
 Modal Kerja
Kredit Bank 40% Rp. 3.654.000.000
Modal Sendiri 60% Rp. 4.450.000.000
Jumlah Keseluruhan
Kredit Bank 40% Rp. 5.222.000.000
Modal Sendiri 60% Rp. 7.344.000.000

6.2 Rencana Penarikan dan Pengambilan Kredit


Berdasarkan rencana pendanaan, maka dapat diketahui jumlah kredit investasi
modal tetap adalah Rp. 1.000.000.000 dan untuk kredit modal kerja adalah sebesar Rp.
2.054.000.000Sehingga total kredit yang diambil dari bank adalah sebesar Rp.
5.222.000.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 12% per tahun. Kewajiban terhadap
kredit modal peminjaman periode 1 sampai 5 Tahun dapat dilihat pada Tabel 6.9

Tabel 6.9 Kewajiban Terhadap Kredit Modal Pinjaman Periode 1 Sampai 5 Tahun
Bunga
Nilai Sisa
Tahu Angsuran Pinjaman Kewajiban
Pinjaman Pinjaman
n Pokok (Rp) (12%) Kredit (Rp)
(Rp) (Rp)
(Rp)
1 6.250.811.0 1.045.962.2 4.219.848.8 52.748.11 1.107.710.3
46 10 40 0 20
2 - 1.045.962.2 3.164.886.6 42.198.48 1.097.716.0
10 30 8 70
3 - 1.045.962.2 2.109.924.4 31.648.86 1.086.611.0
10 20 6 80
4 - 1.045.962.2 1.045.962.2 21.099.24 1.076.061.4
10 10 4 50
5 - 1.045.962.2 - 10.549.62 1.065.511.8
10 2 30

6.3 Rencana Produksi


PT. Sruput akan memproduksi produk kopi dengan kapasitas produksi 1000 kg per
hari. Produk Kopi yang dihasilkan sebanyak 3443 box per hari. PT. Sruput Food
diharapkan dapat berproduksi selama 25 hari dalam satu bulan. Kapasitas produksi
perbulan yaitu 86.075 box per bulan dengan kapasitas per tahun yaitu 1.032.900 box
per tahun.
6.4 Perhitungan Biaya
6.4.1 Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku yang dibutuhkan dalam proses pengolahan makanan sereal
Kopi meliputi gula dan air. Biaya yang harus dikeluarkan yaitu sebesar Rp.
40.672.000.000 / tahun.
Tabel 6.10 Biaya Bahan Baku Kopi PT. Sruput Food
Nama Bahan Jumlah Harga Satuan Biaya Pertahun
(Per Hari) (kg) (Rp)
Biji kopi 800 15.450 3.708.000.000
gula 200 20.000 1.200.000.000

Total Rp. 4.908.000.000

6.4.2 Biaya Kemasan


Produk makanan sereal Kopi yang diproduksi PT. Sruput dikemas dengan
menggunakan kemasan alumunium foil kemasan sekunder. Perincian kemasan dapat
dilihat pada Tabel 6.11 berikut
Tabel 6.11 Biaya Kemasan PT. Sruput
No Kemasan Satua Kebutuha Harga BIaya Pert Tahun
n n / Hari Satuan
1 Alumunium Foil 3443 Rp. 15.000 15.493.500.000
Total Rp. 15.493.500.000

6.4.3 Upah Karyawan


PT. Sruput menganggarkan upah untuk semua karyawan. Upah yang dikeluarkan
untuk seorang direktur sebesar Rp. 5.000.000/ bulan, manajer sebesar Rp. 3.500.000/
bulan dengan jumlah 2 orang. Upah untuk 4 kepala bagian dan 5 karyawan kantor
sebesar Rp. 2.250.000. Gaji untuk karyawan produksi sebesar 1.250.000/ bulan, gaji
satpam sebesar Rp. 900.000/ bulan dan cleaning service sebesar Rp. 800.000/ bulan.
Rincian upah karyawan seperti Tabel 6.12 berikut
Tabel 6.12 Upah Karyawan PT. Sruput
Karyawan Jumlah Gaji per Bulan Gaji per Tahun
(Orang)
Direktur 1 Rp. 5.000.000 Rp. 60.000.000
Manajer 2 Rp. 3.500.000 Rp. 84.000.000
Kepala Bagian 4 Rp. 2.250.000 Rp. 108.000.000
Karyawan Kantor 5 Rp. 1.500.000 Rp. 90.000.000
Karyawan Produksi 25 Rp. 1.250.000 Rp. 375.000.000
Satpam 4 Rp. 900.000 Rp. 43.200.000
Cleaning Service 4 Rp. 800.000 Rp. 38.400.000
Total Rp. 15.200.000 Rp. 798.600.000

6.4.4 Listrik
Kebutuhan energi listrik PT. Sruput mengambil dari PLN untuk proses produksi
membutuhkan biaya per tahun dapat dilihat pada Tabel 6.13 berikut
Tabel 6.13 Biaya Kebutuhan Listrik PT. Sruput
Daya Durasi Biaya
Nama Mesin Jumlah Biaya per Tahun (Rp)
(KwH) (Jam) Satuan
Mixer 2 11 4 1.665 43.956.000
Belt Conveyor 1 3 4 1.665 5.994.000
Oven 1 7 1 1.665 34.967.100
Metal
1 0,2 4 1.665 399,600
Detector
Tangki 1.665
1 0,5 4 999.000
Penampung
Tangki Air 1.665
3 0,1 4 59.940
Bersih
Carton 1.665
1 1 4 1.998.000
Packaging
Total Rp. 88.373.640
6.4.5 Biaya Pemeliharaan
PT. Sruput Food menganggarkan biaya pemeliharaan sebesar 2,5% dari sejumlah sarana dan prasarana. Berikut ini merupakan
perencanaan biaya pemeliharaan dari PT. Sruput.
Tabel 6.14 Biaya Pemeliharaan PT. Sruput
No Uraian Biaya Pemeliharaa Tahun
n 1 2 3 4 5
1 Sarana dan
Prasarana
Rp. 190.630.000 2,5% Rp. 4.500.750 Rp. 4.765.750 Rp. 4.765.750 Rp. 4.765.750 Rp. 4.765.750
2 Mesin Rp. 2,5% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
3.821.248.970 95.531.224,25 95.531.224,25 95.531.224,25 95.531.224,25 95.531.224,25
3 Peralatan 2,5%
Produksi
Rp. 111.500.000 Rp. 2.787.500 Rp. 2.787.500 Rp. 2.787.500 Rp. 2.787.500 Rp. 2.787.500
4 Peralatan 2,5%
Kantor
Rp. 63.025.000 Rp. 1.575.625 Rp. 1.575.625 Rp. 1.575.625 Rp. 1.575.625 Rp. 1.575.625
5 Transportasi Rp. 180.000.000 2,5% Rp. 4.500.000 Rp. 4.500.000 Rp. 4.500.000 Rp. 4.500.000 Rp. 4.500.000
6 Laboratorium Rp. 50.000.000 2,5% Rp. 1.250.000 Rp. 1.250.000 Rp. 1.250.000 Rp. 1.250.000 Rp. 1.250.000
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Total
4.416.403.970 110.410.099,25 110.410.099,25 110.410.099,25 110.410.099,25 110.410.099,25
Biaya penyusutan PT. Seruput dihitung dengan menggunakan metode garis lurus.
dengan asumsi nilai sisanya sam dengan 0. Biaya penyusutan inventaris kantor PT.
Seruput adalah 20%. sedangkan biaya penyusutan transportasi 15%. biaya penyusutan
sarana prasarana adalah 10%. dan biaya pra operasi 10%. Berikut ini adalah rinciannya.
Tabel 6.16Biaya Penyusutan PT. Seruput

N Uraian Biaya Peny Tahun


o usuta 1 2 3 4 5
n
1 Sarana Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
dan
190.63 20% 4.500.7 4.765.7 4.765.7 4.765.7 4.765.7
Prasar
0.000 50 50 50 50 50
ana
2 Mesin Rp. 10% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
3.821.2 95.531. 95.531. 95.531. 95.531. 95.531.
48.970 224,25 224,25 224,25 224,25 224,25
3 Peralat Rp. 10%
an Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Produk 111.50 2.787.5 2.787.5 2.787.5 2.787.5 2.787.5
si 00 00 00 00 00
0.000
4 Peralat Rp. 10%
an Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kantor 63.025. 1.575.6 1.575.6 1.575.6 1.575.6 1.575.6
25 25 25 25 25
000
5 Transp Rp. 10%
ortasi Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
180.00 4.500.0 4.500.0 4.500.0 4.500.0 4.500.0
00 00 00 00 00
0.000
6 Labora Rp. 20%
torium Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
50.000. 1.250.0 1.250.0 1.250.0 1.250.0 1.250.0
00 00 00 00 00
000
Rp.
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Total 4.416.4 110.410 110.410 110.410 110.410 110.410
.099,25 .099,25 .099,25 .099,25 .099,25
03.970

6.6. Harga Pokok Penjualan

Tabel 6.17 Harga Pokok Penjualan


No. Keterabgan Biaya Operasional
1 Sarana dan Prasarana Rp.78.750.000.00
2 Mesin Rp7.665.000.00
8 Peralatan Produksi Rp.11.108.000.00
9 Peralatan Kantor Rp.53.845.000.00
10 Sarana Transportasi Rp. 53.000.000.00
11 Peralatan Laboratorium Rp. 2.418.000.00
12 Beban Pra Operasi Rp. 493.000.000.00
Total Rp.639.786.000.00

Berikut ini merupakan rincian penjualan produk minuman rice beer PT.
Seruput.
Tabel 6.18 Hasil Penjualan PT. Seruput Tahun 1 Sampai dengan Tahun 5
N Uraian Jumlah Har Tahun
o Produk ga 1 2 3 4 5
si
1 Sarana Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
dan
Prasar
190.63 878. 4.500.7 4.765.7 4.765.7 4.765.7 4.765.7
0.000 713 50 50 50 50 50
ana
2 Mesin Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
3.821.2 878. 95.531. 95.531. 95.531. 95.531. 95.531.
48.970 713 224,25 224,25 224,25 224,25 224,25
3 Peralat Rp. Rp.
an Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
878.
Produk 111.50 2.787.5 2.787.5 2.787.5 2.787.5 2.787.5
713 00 00 00 00 00
si 0.000
4 Peralat Rp. Rp.
an Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
878.
Kantor 63.025. 1.575.6 1.575.6 1.575.6 1.575.6 1.575.6
713 25 25 25 25 25
000
5 Transp Rp. Rp.
ortasi Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
878.
180.00 4.500.0 4.500.0 4.500.0 4.500.0 4.500.0
713 00 00 00 00 00
0.000
6 Labora Rp. Rp.
torium Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
878.
50.000. 1.250.0 1.250.0 1.250.0 1.250.0 1.250.0
713 00 00 00 00 00
000
Rp.
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Total 4.416.4 110.410 110.410 110.410 110.410 110.410
.099,25 .099,25 .099,25 .099,25 .099,25
03.970

6.7 Proyeksi Laporan Laba / Rugi


Berikut ini merupakan rincian proyeksi laporan laba rugi PT. Sruput
Tabel 6.17 Proyeksi Laba Rugi PT. Sruput
Berikut ini merupakan rincian proyeksi laporan laba rugi PT. Sruput

Tahun
No. Uraian
0 1 2 3
1 Hasil Penjualan 0 11041009925 11041009925 1104100992
Total 0 11041009925 110410099250 1104100992
2 Biaya
Bangunan dan Prasarana 190.630.000 0 0
Mesin 3821248970 0 0
Peralatan Produksi 111500000 0 0
Peralatan Kantor 63025000 0 0
Sarana Transportasi 180000000 0 0
Peralatan Laboratorium 50000000 0 0
Biaya Pra Operasi dan
419140399 220821989 220821989 220821
Sewa Bangunan
Biaya bahan baku 0 2322567809 2322567809 232256780
Biaya Kemasan 0 8338800000 8338800000 8338800
Biaya Tenaga Kerja 0 506400000 506400000 506400
Listrik 0 405.992.255 405.992.255 405.992.
Air 0 3.300.650 3.300.650 3.300.
Biaya Pemeliharaan 0 28132336 28132336 28132
Biaya Penyusutan 0 124524844 124524844 124524
  Total 4373296789 12765451890 12765451890 12765451
Laba kotor 0 6566765434 6566765434 6566765
Pajak Penghasilan
(25%) 0 3641480539 3641480539 3641480
Laba bersih 0 6925047890 6925047890 6925047
Laba kumulatif   0 4805001689 4805001689 4805001

6.8 Perkiraan Aliran Kas

Berikut ini merupakan perhitungan aliran kas PT. Sruput.


Tabel 6.18 Aliran Kas PT. Sruput
  Tahun
  0 1 2 3
CASH INFLOW
Rugi/ Laba setelah
Rp6.925.047.890 Rp6.925.047.890 Rp6.925.047.890
Pajak
Pinjaman Modal Kerja Rp6.250.811.046
Modal Sendiri Rp13.187.027.610
Total Cash Inflow Rp19.437.838.656 Rp6.925.047.890 Rp6.925.047.890 Rp6.925.047.890
         
CASH OUTFLOW
Investasi Rp13.187.027.610 Rp0 Rp0 Rp0
Angsuran Pokok
6.250.811.046 6.250.811.046 6.250.811.046
Pinjaman
Total Cash Outflow Rp13.187.027.610 Rp1.074.475.032 Rp1.074.475.032 Rp1.074.475.032
       
Net Cashflow -Rp3.432.323.639 Rp3.675.765.650 Rp3.675.765.650 Rp3.675.765.650
Saldo Kas Awal Rp0 -Rp1.373.293.239 Rp5.777.290.346 Rp6.567.839.931
Saldo Kas Kumulatif -Rp3.432.323.639 Rp2.477.273.346 Rp6.213.549.731 Rp10.876.986.516
6.9 Analisis Data
Kelayakan rencana pembangunan PT. Sruput dapat dievaluasi dari aspek
keuangan, yaitu dengan mengetahui aliran kas masuk dan aliran kas keluar setiap
tahun semasa periode proyek. Metode yang digunakan untuk mengetahui
kelayakan investasi PT Sruput antara lain pay back periode (PBP), Net Present
Value (NPV), IRR, B/C, dan Break Event Point (BEP).

6.9.1 Pay Back Periode (PBP)


Metode ini umumnya dipakai untuk mengetahui kapan dan berapa lama
modal yang ditanam perusahaan akan kembali. Jika nilai PBP lebih pendek dari
yang direncanakan maka usaha dikataka layak, jika nilainya lebih panjang atau
lama maka usaha dikatakan tidak layak.
PBP dapat dihitung dengan mengetahui terlebih dahulu investasi awal
proses alirannya tiap tahun. Perlu diketahui untuk investasi awal PT. Indo adalah
Rp13.430.937.903. Dalam menjalani aktivitas operasinya PT Sruput Makmur
memiliki aliran kas kumulatif. Aliran kas kumulatif dihitung berdasarkan jumlah
aliran kas masuk dan saldo awal kas. Berikut ini merupakan rumus PBP menurut
Purwana dan Nurdin (2016) :

Tabel 6.19 Pay Back Periode pada PT Sruput


Rp13.430.937.903
Investasi awal
Tahun Net Cashflow Kumulatif
1 3.850.566.585 3.850.566.585
2 3.850.566.585 7.701.133.170
3 3.850.566.585 11.551.699.755
4 3.850.566.585 15.402.266.340
5 3.850.566.585 19.252.832.925
PBP   3,49
Dengan perhitungan sebagai berikut:
( a−b)
PBP=n+ × 1tahun
(c−b)
(13.430 .937 .903−3.850 .566 .585)
PBP=1+ ×1
(7.701 .133.170−3.850 .566.585)
PBP=3,49

Keterangan :
n = Tahun terakhir jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi
a = Jumlah investasi
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n+1

6.9.2 Net Present Value (NPV)


NPV merupakan metode yang digunakan untuk menetukan selisih jumlah
arus kas masuk dengan arus kas keluar berdasarkan nilai sekarang. Jika nilai NPV
lebih dari 0 maka secara finansial proyek dikatakan layak untuk dilaksanakan, jika
nilai NPV = 0, maka proyek berada dalam keadaan BEP dan jika nilai NPV < 0,
maka secara finansial proyek dikatakan tidak layak. Berikut ini rumus NPV
menurut Suliyanto (2008).
n
At
NPV =− A0 + ∑
t =0 (1+ k)t
Keterangan :
A0 = Pengeluaran investasi pada tahun ke-0
K = Discount rate yang digunakan
At = Aliran kas masuk bersih pada tahun ke-t
n = Periode yang terakhir dimana cash flow diharapkan
Tabel 6.20 Net Present Value pada PT Sruput
Tahun
ke Net Cashflow Df 12,00% Present Value
1 3.850.566.585 0,8929 3.438.005.879
2 3.850.566.585 0,7972 3.069.648.107
3 3.850.566.585 0,7118 2.740.757.238
4 3.850.566.585 0,6355 2.447.104.677
5 3.850.566.585 0,5674 2.184.914.890
Total Present Value 13.880.430.791
Investasi Awal 13.430.937.903
NPV 449.492.888
6.9.3 Internal Rate Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk menentukan pada tingkat bunga berapa agar
nilai NPV dari proyek sama dengan nol. Apabila tingkat bunga sekarang sama
dengan nilai IRR maka NPV dari proyek sama dengan nol. Bila nilai IRR lebih
kecil dari tingkat bunga, berarti usaha dikatakan tidak layak. Berikut ini
merupakan rumus IRR menurut Purwana dan Nurdin (2016).
NPV 1
IRR=i1 + ×(i 2−i 1)
NPV 1 −NPV 2
Keterangan :
i1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 1)
i2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 2)
NPV1 = Net Present Value 1
NPV2 = Net Present Value 2
Tabel 6.21 Internal Rate Return (IRR) PT Sruput
Tahu Df Df
n Arus Kas (15%) PV (17%) PV
1 3850566585 0,8696 3.348.318.770 0,8547 3.291.082.551
2 3850566585 0,7561 2.911.581.539 0,7305 2.812.891.069
3 3850566585 0,6575 2.531.810.034 0,6244 2.404.180.401
4 3850566585 0,5718 2.201.573.942 0,5337 2.054.855.044
5 3850566585 0,4972 1.914.412.124 0,4561 1.756.286.362
19.252.832.925   12.907.696.408   12.319.295.428
Total Investasi 13.430.937.903 13.430.937.903
NPV -523.241.495 -1.111.642.475

Dengan perhitungan sebagai berikut :

NPV 1
IRR=i1 + ×(i 2−i 1)
NPV 1 −NPV 2
−523.241 .495
¿ 15 %+ ×(17 %−15 % )
−523.241 .495−(−1.111.642 .475)
IRR=13,22%

6.9.4 Net Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)


Net B/C merupakan perbandingan antara nilai sekarang dari penerimaan.
Jika net B/C-nya lebih besar dari satu, berarti proyek tersebut menguntungkan,
namun jika nilai net B/C kurang dari satu, proyek tersebut tidak menguntungkan
atau tidak layak. Hasil net B/C ratio PT Sruput yaitu 1,03. Hal tersebut
menunjukkan bahwa industri jus jeruk PT Sruput layak untuk didirikan.
Nilai sekarang aliran kas bersih = Rp. 13.880.430.791
Nilai investasi awal = Rp. 13.430.937.903
Net B/C Ratio = 1,03
6.9.5 Break Event Point (BEP)
Break event point (BEP) merupakan titik impas dimana perusahaan tidak
untung dan juga tidak rugi. BEP terdiri dari BEP produksi, BEP harga dan BEP
penerimaan. PT Sruput harus memproduksi sebanyak 123.133,82 box/tahun agar
mencapai titik impas. Produksi minuman kopi PT Sruput yaitu 624.000 box/tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah produksi telah melebihi titik impasnya. Harga
penjualan minimal agar mencapai titik impas yaitu Rp. 21.524/box, sedangkan
harga pokok produksi PT Sruput yaitu Rp. 30.476/box. Hal ini menunjukkan
bahwa harga pokok produksi PT Sruput melebihi dari titik impasnya. Penerimaan
agar mencapai titik impasnya yaitu Rp. 2.690.866.135, sedangkan penerimaan PT
Sruput yaitu Rp. 24.625.208.085. Berikut ini adalah rincian perhitungan, BEP
produksi, BEP harga dan BEP penerimaan.
BEP
= Biaya tetap
Produksi
Harga Penjualan-(Biaya variabel/kapasitas
 
produksi per tahun)
  = 1.373.293.200
30.476-(12.057.644.664/624.000)

= 123.133,82 Box
 
BEP Harga = Total Biaya
  Total Produksi
= 13.430.937.903

  624.000

= Rp. 21.524
 
BEP
=
Penerimaan Biaya tetap
  1-(Biaya variabel/total keuntungan penjualan)
1.373.293.200
1- (12.057.644.664/24.625.208.085)

  = Rp. 2.690.866.135
6.10 Analisis Sensitifitas
Analisis sensitifitas digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proyek yang dijalankan atau kriteria
kelayakan proyek (Payback periode, NPV, IRR, B/C Ratio dan BEP). Faktor tersebut diantaranya yaitu nilai bahan baku, upah tenaga kerja,
suku bunga dan harga poko. Analisis sensitifitas PT Sruput akibat kenaikan bahan baku 5%, kenaikan upah 5%, dan kenaikan suku bunga
5% yang dapat dilihat pada Tabel 6.22.
Tabel 6.22 Analisis Sensitifitas PT Sruput
Kelayakan Analisis Finansial Kenaikan Upah 5% Kenaikan Bahan Baku Kenaikan Suku
5% Bunga 5%
PBP < 5 tahun 3,49 3,55 3,58 3,37
NPV >0 12.880.430.791 203.061.007 99.036.074 -695.394.742
IRR >12% 13,22% 12,50% 12,31% 14,73%
B/C >1 1,03 1,015 1,007 0,95
BEP Produksi 123.133,82 /box 624.000 /box 129.814/box 125.470,87/box 123.133,82/box
BEP Harga Rp. 21.524 /box Rp. 30.467/box Rp. 21.524/box Rp.21.976/box Rp.21.524/box
BEP Penerimaan Rp 2.690.866.212 Rp24.625.208.085 Rp. 2.842.843.938 Rp. 4.588.075.989 Rp. 2.690.866.212
Tabel 6.22 menunjukkan kenaikan upah tenaga kerja sebesar 5% memberikan pengaruh terhadap nilai PBP, NPV, IRR dan
B/C serta BEP. Dengan kenaikan upah sebesar 5 % menjadikan waktu yang dibutuhkan PT Sruput untuk mengembalikan investasi
modal bertambah menjadi 3,55 tahun. Nilai NPV yang diperoleh yaitu 203.061.007. Nilai NPV yang positif atau (NPV > 0)
menunjukkan bahwa nilai penerimaan lebih besar dibandingkan dengan nilai yang diinvestasikan sehingga dengan kenaikan upah 5%
industri tetap layak untuk didirikan. Kenaikan upah tenaga kerja 5% juga berpengaruh terhadap nilai IRR. Namun nilai IRR lebih
besar dari tingkat bunga, sehingga layak untuk didirikan. Net B/C merupakan perbandingan antara nilai sekarang dengan penerimaan
yang diperoleh. Nilai B/C yang diperoleh yaitu 1,015, jika net B/C > 1, menunjukkan bahwa proyek tersebut menguntungkan,
sehingga dengan kenaikan upah tenaga kerja 5% perusahaan masih memperoleh keuntungan. Nilai BEP produksi, harga, dan
penerimaan menunjukkan nilai yang melebihi titik impas. Suatu perusahaan dikatakan layak apabila dapat mencapai titik impas atau
sesuai dengan nilai BEP yang dihasilkan.
Analisis sensitivitas dengan kenaikan bahan baku 5% menjadikan waktu yang dibutuhkan PT Sruput untuk mengembalikan
investasi bertambah menjadi 3,58 tahun. Nilai NPV PT Sruput yaitu 99.036.074 sehingga pendirian industri tetap layak untuk
didirikan. Nilai IRR menunjukkan nilai 12,31% yakni lebih besar dari tingkat bunga, sehingga layak untuk didirikan. Kenaikan bahan
baku 5% juga berpengaruh terhadap nilai net B/C yang diperoleh yaitu 1,007 yang menunjukkan bahwa proyek menguntungkan.
Nilai BEP produksi, harga, dan penerimaan menunjukkan nilai yang melebihi titik impas. Dengan kenaikan bahan baku 5%
perusahaan dikatakan layak apabila dapat mencapai titik impas atau sesuai dengan nilai BEP yang dihasilkan.
Jika terdapat kenaikan suku bunga sebesar 5% maka waktu yang dibutuhkan perusahaan dalam mengembalikan modal
investasi yaitu 3,37 tahun. Nilai NPV yang diperoleh dengan kenaikan suku bunga 5% yaitu -695.394.742 sehingga PT Sruput dapat
dikatakan tidak layak atau sensitif terhadap kenaikan suku bunga 5%. Nilai IRR menunjukkan nilai 14.73%. Kenaikan suku bunga
5% juga berpengaruh terhadap nilai net B/C yang diperoleh yaitu 0,95 yang menunjukkan bahwa proyek mengalami kerugian. Nilai
BEP produksi, harga, dan penerimaan menunjukkan nilai yang melebihi titik impas. Dengan kenaikan suku bunga 5% perusahaan
dikatakan layak apabila dapat mencapai titik impas atau sesuai dengan nilai BEP yang dihasilkan. Beradasarkan hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa PT Sruput sensitif terhadap kenaikan suku bunga 5%. Upaya yang dapat dilakukan yakni dengan menjaga
pasokan bahan baku dan menambah kapasitas produksi.
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
1. PT. Sruput layak untuk dijalankan karena memenuhi kriteria kelayakan yaitu payback periode < 5 tahun. NPV > 0, IRR > suku
bunga sekarang, net B/C ratio > 1; jumlah produksi, harga produksi dan penerimaan > BEP.
2. PT. Sruput paling sensitif terhadap kenaikan suku bunga 5%.

7.2 Saran
1. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menjaga pasokan bahan baku dan meningkatkan kapasitas produksi.
2. Perlu adanya alternatif lain untuk menjamin keberlangsungan PT. Sruput yaitu dengan meningkatkan sistem manajamen
persediaan bahan baku agar dapat melakukan produksi secara kontinyu.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Kopi Indonesia 2018.


Ira, D.F., Faisal, A., dan Lelly, A. 2009. Persepsi Terhadap Konsumsi Kopi dan Teh Mahasiswa TPB-IPB Tahun Ajaran 2007-2008.
Jurnal Gizi dan Pangan. 4(1): 20-28.
Kementrian Perindustrian. 2012. Prospek dan Tren Industri Minuman Ringan Indonesia Memasuki 2012. Jakarta: Kementrian
Perindustrian.
Kristiningrum, E., Firdanis, S., Febrian, I., dan Ahmad, S.A. 2016. Standar Produk Kopi Dalam Kemasan dan Strategi Pemasarannya.
Jurnal Standarisasi. 18(3): 205-216.

Anda mungkin juga menyukai