Anda di halaman 1dari 4

Imigrasi: 4 WN Australia Mengira Rusuh Papua Festival Budaya

Jakarta, CNN Indonesia -- Empat orang warga negara Australia yang ditangkap di Sorong,
Papua sempat diperiksa pihak Imigrasi. Empat orang itu kemudian dideportasi dari Papua.

Berdasarkan pemeriksaan empat orang itu menonton demonstrasi di Sorong, Papua Barat,
karena mengira adalah festival budaya. Mereka, mengetahui demo itu festival budaya karena
mendapat informasi yang keliru.

Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Imigrasi Sorong, Cun Sudirharto mengatakan, empat
warga negara Australia tersebut masuk ke Indonesia dengan izin berwisata, bukan mengikuti
aksi demo.

"Empat warga asing tersebut mengakui tidak memahami apa arti aksi tersebut karena informasi
warga setempat demo tersebut adalah festival budaya," ujar Cun seperti dikutip Antara, Senin
(2/9).

Menurut Cun, berdasarkan hasil pemeriksaan tujuan warga negara asing tersebut berwisata di
Raja Ampat. Karena kapal yang ditumpangi mereka gangguan sehingga harus mampir di Kota
Sorong untuk mencari alat kapal.

Saat beraktivitas di Kota Sorong, empat warga Australia tersebut diajak warga setempat untuk
menonton demo dengan alasan aksi itu festival budaya Papua.

Sementara Pemerhati Kemanusiaan Papua, Yohanes yang memberikan keterangan terpisah,


sangat menyayangkan hal tersebut karena warga asing tersebut telah ditipu.

"Sangat disayangkan ada masyarakat yang memberikan informasi kepada wisatawan bahwa
aksi demo yang berujung ricuh adalah festival budaya Papua," kata dia.

Direktorat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) sebelumnya
mengungkap identitas empat WNA itu.

Pertama, pria bernama Baxter Tom (37). Ia menggunakan visa jenis Exemption. Kemudian,
perempuan bernama Davidson Cheryl Melinda (36) yang juga menggunakan visa jenis
exemption. Selanjutnya ada Hellyer Danielle Joy (31) dan Cobbold Ruth Irene.

"Proses deportasi keempat WN Australia tersebut dilakukan pada Senin, 2 September 2019
melalui Bandar Udara DEO Kota Sorong dan diterbangkan menggunakan pesawat Batik Air
dengan nomor penerbangan ID 6197 menuju Bali melalui Makassar," kata Kepala Sub Bagian
Humas Direktorat Jenderal Imigrasi, Sam Fernando melalui keterangan resmi, Senin (2/9).
Sam mengatakan seluruh WNA selanjutnya akan dipulangkan menuju Australia menggunakan
pesawat Qantas QF.44. Hanya saja WNA bernama Davidson Cheryl Melinda akan berangkat ke
Australia pada 4 September 2019 menggunakan pesawat Virgin Australian Airline.
[Gambas:Video CNN] (Antara/ugo)

Komisi III Sebut Pembatalan 10 Capim KPK di Tangan Jokowi

Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi III DPR RI menyerahkan hasil seleksi yang dilakukan Panitia
Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK) kepada Presiden Joko
Widodo bila ingin ditunda atau dibatalkan.

Langkah tersebut bisa diambil oleh Jokowi jika menilai 10 nama calon yang tersisa tidak beres
alias bermasalah. Hal ini lantaran Pansel Capim KPK merupakan bentukan Jokowi.

"Pansel ini adalah tangan Presiden, berarti Presidennya yang enggak bener gitu, bukan
Panselnya, kenapa menunjuk orang ini? Menurut saya, kita ingatkan saja Jokowi bahwa ini ada
yang enggak beres agar Jokowi bisa menunda, bisa membatalkan," kata Wakil Ketua Komisi III
Desmond Junaidi Mahesa di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/9).

Dia mengingatkan, Jokowi dapat melakukan langkah seperti saat Budi Gunawan selesai
menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai Kapolri pada 2015 silam. Menurutnya, DPR tidak
bisa melantik seseorang untuk menduduki jabatan tertentu karena hanya diberikan kewenangan
untuk memproses nama calon yang diajukan oleh Presiden.

"(Contohnya) Budi Gunawan sudah fit and proper testdi DPR, Jokowi enggak mau melantik,
selesai. DPR memang bisanya memproses, seperti pengalaman Budi Gunawan, sudah fit and
proper test tapi Presiden enggak mau melantik, kami bisa apa?" ujar Politikus Partai Gerindra
ini.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi III yang lain, Herman Hery berharap Jokowi segera menyerahkan
10 nama capim KPK agar pihaknya bisa segera melangsungkan uji kelayakan dan kepatutan. 

Dia mengingatkan, waktu penyelenggaraan uji kelayakan dan kepatutan sudah semakin mepet
dengan akhir masa bakti anggota DPR periode 2014-2019.

"Harapan kami adalah Presiden segera menyerahkan ke Komisi III karena waktu untuk
melakukan fit and proper test sudah sangat mepet," ujarnya.
Politikus PDIP itu pun mengaku optimis seluruh rangkian proses seleksi capim KPK periode
2019-2023 akan selesai di masa bakti anggota DPR saat ini.

"Pasti selesai. Bukan hanya optimis, pasti selesai," ujarnya.

Sebelumnya, Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo


mengingatkan karakter dan integritas pimpinan KPK jadi pertaruhan kerja Jokowi. 

Adnan mengatakan Jokowi harus tetap berhati-hati sebab kepala negara turut bertanggung
jawab jika mengambil langkah yang salah dalam menentukan capim KPK. "Presiden harus
memastikan calon calon pimpinan KPK adalah orang-orang yang punya integritas dan
kredibilitas. Jika tidak maka ini menjadi bumerang buat presiden," kata Adnan di Hotel Mercure
Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (29/8).

Adnan kemudian menjelaskan dalam proses seleksi capim KPK yang sedang berlangsung kali
ini, peran Jokowi juga sangat krusial dalam menentukan pilihan yang tepat. Menurutnya, posisi
KPK harus diletakkan di atas semua kepentingan golongan dan politik
Mahfud MD: Presiden Punya Kewenangan Pindahkan Ibu Kota

Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan,


berdasarkan hukum tata negara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki hak dan kewenangan
membuat kebijakan untuk memindahkan ibu kotanegara.

Jokowi telah memutuskan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke wilayah Kabupaten
Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Saat ini menurut Mahfud, Pemerintah perlu membuat aturan lebih dulu untuk 'memuluskan'
rencana pemindahan ibu kota ini. Setelah itu baru dilakukan pembangunan infrastruktur untuk
mendukung pemindahan ibu kota.

"Presiden lah yang punya wewenang itu. Tidak ada aturan yang menentukan, aturan harus
dibuat lebih dulu dan kemudian baru dimulai langkah-langkah untuk memindahkan ibu kota,"
kata Mahfud dalam sambutan Pembukaan Konferensi Hukum Tata Negara ke-6 Tahun 2019, di
Istana Negara, Jakarta, Senin (2/9).

Mahfud menyatakan setelah infrastruktur dan masalah lain sudah siap, pemindahan ibu kota
secara resmi dilaksanakan dengan pembentukan undang-undang baru atau mengubah undang-
undang yang sudah ada. Ia memastikan tak ada pelanggaran prosedur dalam rencana
pemindahan ibu kota tersebut.

"Menurut kami tidak ada pelanggaran prosedur dalam rencana ini karena pemindahan resminya
secara yuridis nanti dengan UU memang bisa dilakukan pada saat kita sudah benar-benar akan
pindah," ujarnya.

Jokowi memutuskan untuk memindahkan ibu kota negara ke wilayah, Kabupaten Penajam
Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Jokowi menyebut pemindahan ibu kota
ini sudah melalui kajian selama tiga tahun terakhir. Mahfud menyatakan setelah infrastruktur
dan masalah lain sudah siap, pemindahan ibu kota secara resmi dilaksanakan dengan
pembentukan undang-undang baru atau mengubah undang-undang yang sudah ada. Ia
memastikan tak ada pelanggaran prosedur dalam rencana pemindahan ibu kota tersebut.

"Menurut kami tidak ada pelanggaran prosedur dalam rencana ini karena pemindahan resminya
secara yuridis nanti dengan UU memang bisa dilakukan pada saat kita sudah benar-benar akan
pindah," ujarnya.

Jokowi memutuskan untuk memindahkan ibu kota negara ke wilayah, Kabupaten Penajam
Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Jokowi menyebut pemindahan ibu kota
ini sudah melalui kajian selama tiga tahun terakhir.

Anda mungkin juga menyukai