Anda di halaman 1dari 5

SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat

PENINGKATAN STATUS GIZI DAN KESEHATAN ANAK BALITA


MELALUI PENINGKATAN PERILAKU SEHAT IBU DI BANGUNREJO
LAMPUNG TENGAH

Khairun Nisa Berawi1, Dyah Wulan Sumekar1, Roro RWP, Putu Rystianing Ayu, Tiwuk
Susantiningsih1

Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Bandar Lampung


Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145
Penulis Korespodensi : khairun.nisa@fk.unila.ac.id

Abstrak
Berdasarkan survei yang dilakukan Kemenkes RI melalui riskesdas didapatkan prevalensi balita stunting di Indonesia
meningkat dari 36,8% (2007) menjadi 37,2% tahun 2013. Kabupaten Lampung Tengah, Lampung didapatkan kejadian
stunting paling tinggi yaitu 52,7% berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2015. Penurunan prevalensi
balita stunting menjadi salah satu prioritas pembangunan. Stunting terjadi akibat kurangnya asupan dan penyerapan
nutrisi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan dan merupakan masalah multifaktorial. Stunting memerlukan
kerjasama lintas institusi termasuk managemen kesehatan keluarga yang membutuhkan peran ibu sebagai pengelola
rumah tangga. Peningkatan perilaku sehat ibu diharapkan mampu meningkatkan status gizi dan kesehatan balita untuk
mencegah stunting pada Balita. Kegiatan dilaksanakan melalui penyuluhan mengenai managemen balita sehat dan
edukasi perilaku hidup bersih dan sehat pada ibu ibu PKK di Kecamatan Bangun Rejo, Lampung Tengah, yang
diharapkan menjadi role model ibu sehat. Hasil pengabdian didapatkan peningkatan pengetahuan peserta berdasarkan
hasil pre test diketahui 50, 55% peserta mempunyai pengetahuan kurang dan 49,45% peserta telah memiliki
pengetahuan yang cukup dan hasil post test, diketahui bahwa 20% peserta cukup paham, 50% telah memiliki
pengetahuan yang baik dan 30% sangat baik. Diharapkan peningkatan pengetahuan dan edukasi yang diberikan akan
membantu peningkatan perilaku sehat ibu sehingga mampu mencegah stunting pada balita.

Kata kunci: Balita stunting, managemen kesehatan keluarg, status gizi dan kesehatan balita

1. Pendahuluan angka tersebut masih cukup tinggi, sehingga


Salah satu masalah yang menjadi pemerintah memasukkan program penurunan
penghambat pembangunan adalah gizi buruk. prevalensi balita stunting sebagai salah satu
Masalah gizi buruk serius yang banyak terjadi pada prioritas pembangunan nasional periode 2015-2019
anak-anak adalah stunting. Pendek atau stunting (Kemenkes RI, 2016). Lampung berada pada
didefinisikan sebagai ukuran tubuh seseorang dari urutan ke-10 sebagai provinsi dengan kategori
stunting (pendek) <-2 SD hingga severely stunting stunting sangat tinggi (>40%) dan kabupaten
(sangat pendek) <-3 SD (WHO,2014). Seorang Lampung Tengah adalah kabupaten dengan
anak dikatakan stunting apabila tinggi badan kejadian stunting paling tinggi di Provinsi
berbanding dengan usia (TB/U) berada dibawah Lampung yaitu 52,7% (Kemenkes RI, 2018, Profil
nilai normal pertumbuhan anak. Kesehatan Provinsi Lampung, 2015, Dinas
Prevalensi balita stunting di Indonesia masih Kesehatan Lampung Tengah, 2018).
tergolong tinggi. Berdasarkan Riset Kesehatan Kejadian stunting pada anak-anak jika
Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi balita dibiarkan akan berdampak pada individu maupun
stunting terus mengalami peningkatan dari tahun masyarakat, termasuk berkurangnya perkembangan
2007 sebesar 36,8%, 2010 sebesar 35,6%, dan kognitif dan fisik, berkurangnya kapasitas
2013 menjadi 37,2% (Riskesdas, 2013). Hasil produktif dan kesehatan serta meningkatkan resiko
Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017, terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes
prevalensi stunting telah mengalami penurunan (UNICEF, 2013, Black RE et al, 2008, Briend A et
menjadi 29,6% (Kemenkes RI, 2018), namun al, 2015 ).

Vol 3 No 1 Maret 2019


SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 39

Pendek atau stunting merupakan salah satu faktor masyarakat seperti jenis tempat tinggal,
jenis gizi buruk (malnutrisi), penyebab utama kelompok kasta, zona ekologi, zona geografis dan
masalah global penyakit pada masa pertumbuhan wilayah tempat tinggal ( Black RE et al, 2008,
yang terjadi pada hampir 80% negara berkembang Briend A et al, 2015, Mikhail WZA et al, 2013).
dan belum dapat terselesaikan. Efek lain dari gizi Kondisi rumah tangga yang tidak mampu
buruk seperti meningkatkan resiko penyakit, memenuhi kebutuhan pangan menyebabkan asupan
kerusakan tubuh yang irreversible, perkembangan nutrisi menjadi tidak adekuat. Nutrisi sangat
otak yang tidak optimal sehingga mempengaruhi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan kognitif bahkan sampai kematian pada anak. Perkembangan anak tergantung pada faktor
anak (Mikhail WZA et al, 2013, widyakara genetic, endokrin, sistem saraf otonom dan status
nasional pangan dan gizi, 2004). gizi dan faktor fator ini juga turut memicu
Stunting sering dimulai saat bayi masih terjadinya stunting pada balita. Tiga faktor pertama
berada di dalam kandungan dan berlanjut sampai memainkan peran penting terhadap perkembangan
usia 2 tahun pertama kehidupan karena bayi kognitif anak. Akibat terburuk yang menjadi
stunting setelah lahir akan terus mengalami masalah utama pada stunting adalah perkembangan
penurunan Z-sore sampai sekitar usia 24 bulan. otak yang tidak sempurna sehingga mengganggu
Apabila pada masa ini tidak dilalui secara benar fungsi kognitif. Anak-anak dengan fungsi kognitif
maka akan menjadi jendela kritis untuk timbulnya yang tidak baik akan sulit menerima materi
proses aktif gizi buruk menjadi kerdil (stunting) pelajaran di sekolah, sehingga hal ini akan
(Black RE et al, 2008, Briend A et al, 2015). membuat kemerosotan kualitas generasi
Stunting berhubungan dengan asupan nutrisi pembangunan mendatang yang berperan dalam
yang rendah, kualitas makanan rendah dan infeksi pembangunan suatu negara (Prendergast AJ and
berulang pada masa awal kehidupan anak atau Jean HH, 2014).
sering dikenal 1000 hari pertama kehidupan 1. Seorang ibu mendapat anugerah Tuhan
(HPK). Infeksi berulang yang terus terjadi akan untuk mengandung, melahirkan menyusui
menjadi awal siklus berulang dari penyakit, gizi dan merawat anaknya, dengan fungsi
buruk dan imunitas yang rendah (WHO, 2018). reproduksi yang dimilikinya, yakni rahim
Penyebab stunting sangat sulit untuk untuk tempat tumbuh kembang janin dan
diidentifikasi akibat sifatnya yang multifaktoral. payudara untuk menyusui anak pada masa
Fakto-faktor yang sering menjadi penyebab pertumbuhannya. Peningkatan kualitas SDM
diantaranya faktor orang tua, anak, rumah tangga dimulai sejak janin dalam kandungan, masa
dan masyarakat, sedangkan faktor yang secara bayi, balita, anak-anak sampai dewasa.
tidak langsung berpengaruh adalah akses Pendidikan dan pengetahuan ibu tentang
perawatan kesehatan, pendidikan, ekonomi, politik, tumbuh kembang anak menjadi salah satu
dukungan sosial, urbanisasi dan kondisi kehidupan metode terbaik bagi peningkatan kualitas
(Aridiyah FO 2015). Keadaan hygne yang buruk SDM sejak dini. Ibu juga menjadi inisitor
disertai infeksi saluran pencernaan berulang juga inti dalam keluarga dalam mengoptimalkan
dapat menjadi faktor penyebab stunting (Black RE kesehatan keluarga dalam kapasitasnya
et al, 2008, Briend A et al, 2015). sebagai ibu yang berperan dalam mengatur
Faktor tingkat orang tua termasuk status pemeliharaan dan asupan gizi harian
kerja ibu, pendidikan ibu, usia ibu, usia ibu saat keluarga. Sehingga ibu memiliki peran
melahirkan, status menyusui ibu, durasi menyusui, penting dalam fase tumbuh kembang anak
status perkawinan, pekerjaan pasangan, interval untuk membentuk tenaga pembangunan
kelahiran, kunjungan antenatal dan cara persalinan. optimal dimasa yang akan datang.
Faktor tingkat anak adalah jenis kelamin bayi dan Tercapainya tumbuh kembang yang optimal
infeksi saluran pernafasan akut (diartikan sebagai akan menghasilkan sosok manusia yang
gejala batuk disertai dengan napas pendek dan sehat, cerdas, handal dan berkualitas prima
cepat selama 2 minggu sebelum survey serta batuk untuk dapat melanjutkan pembangunan
dengan ledir ataupun lendir darah sebelumnya). bangsa menuju masyarakat sejahtera adil dan
Faktor tingkat rumah tangga adalah ketidak makmur. Semua itu akan tercapai jika ilmu
cukupan pangan dalam keluarga, indeks kekayaan tumbuh kembang dimiliki dan diterapkan
keluarga serta sumber air minum. Terakhir adalah sejak dini dari keluarga terkecil terutama

Vol 3 No 1 Maret 2019


SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 40

orangtua anak khususnya ibu. Sehingga Kegiatan ini dilaksanakan selama satu hari
untuk mengoptimalkan program pemerintah pada Kamis, 4 Oktober 2018 dari pukul 08.00-
menurunkan angka kejadian stunting pada 14.00 WIB, bekerjasama dengan pengelola dan ibu
balita, edukasi yang akan diterapkan ibu PKK Kecamatan Bangun Rejo sebagai
mengenai pengetahuan status gizi dan penyedia tempat, pengelola dan ibu ibu PKK
kesehatan dan perilaku sehat pada ibu ibu Kecamatan Bangun Rejo sebagai panitia,
PKK Kecamatan Bangun Rejo, Lampung pengundang dan peserta pelatihan kegiatan.
Tengah, mampu menjadi role model dalam Sedangkan sarana, alat peraga, kuisioner dan
dalam keluarga dan lingkungannya untuk materi penyuluhan dipersiapkan oleh tim pelaksana
meningkatkan status gisi dan kesehatan kegiatan.
Balita di Kecamatan Bangun Rejo, Lampung Kegiatan ini bertempat di Kecamatan
Tengah khususnya. Bangun Rejo, Lampung tengah. Evaluasi yang
dilakukan untuk menilai keberhasilan kegiatan ini
2. Bahan dan Metode terdiri dari evaluasi awal, evaluasi proses dan
Alat dan Bahan yang digunakan adalah: evaluasi akhir. Evaluasi awal dilakukan dengan
pamflet, poster, OHP, LCD, timbangan dan alat memberikan pre-test kepada peserta yang berisi
ukur tinggi badan, kuisioner. pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi
Metode yang digunakan dalam pelaksanan yang akan diberikan. Berdasarkan data hasil
program pengabdian masyarakat dengan pengamatan pretest, diketahui 50,55% peserta
mempersiapkan proposal dan anggaran biaya, rapat mempunyai pengetahuan kurang dan 49,45%
sosialisasi dengan tim, melaksanakan kunjungan peserta telah memiliki pengetahuan yang cukup.
pra survey ke lapangan untuk menentukan rencana Hasil pre test yang rendah tersebut dikarenakan
kegiatan. Pengurusan ijin pelaksanaan kegiatan kurangnya pengetahuan dan pemahaman peserta
pengabdian kepada masyarakat di Dinas tentang managemen status gizi dan kesehatan balita
Kesehatan, Kecamatan dan Pengurus PKK untuk mecegah Balita Stunting.. Materi yang
Kecamatan Bangun Rejo, Lampung Tengah. diberikan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan
Hasil survey didapatkan Kabupaten Sehat, Managemen Gizi dalam Keluarga,
Lampung Tengah memiliki angka prevalensi yang Managemen Tumbuh Kembang pada Balita,
masih cukup tinggi berdasarkan hasil pemantauan Managemen Asupan Gizi dan tahapannya pada fase
status gizi (PSG) Balita kabupaten Lampung tumbuh kembang Balita.
Tengah adalah kabupaten dengan kejadian stunting
paling tinggi di Provinsi Lampung yaitu 52,7%
(Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2015).

3. Hasil dan Pelaksanaan


Kegiatan pengabdian Kepada masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
khususnya bagi ibu-ibu PKK Kecamatan Bangun
Rejo, Kabupaten Lampung Tengah dalam bentuk
penyuluhan dan edukasi perilaku sehat,
dilaksanakan pada bulan Oktober 2018. Para
pengurus dan anggota ibu ibu PKK Kecamatan
Bangun Rejo Kabupaten Lampung Tengah,
diberikan materi penyuluhan mengenai managemen
status gizi seimbang dan status gizi balita dan
edukasi mengenai perilaku sehat ibu untuk
mencegah balita stunting di lingkunganya
khususnya Kecamatan Bangun Rejo, Kabupaten
Lampung Tengah. Ibu ibu PKK diedukasi
mengenai cara pengukuran status gizi balita dan
bagaimana mengatur menu sehat bagi Balita.
Gambar 1. Foto-foto kegiatan

Vol 3 No 1 Maret 2019


SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 41

Berdasarkan data hasil pengamatan post test, (Riskesdas) 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan
diketahui bahwa 20% peserta cukup paham,50% Republik Indonesia.
telah memiliki pengetahuan yang baik dan 30% Black RE, Lindsay HA, Zulfiqar AB, Laura EC, Majid
sangat baik. E, Colin M, dkk. 2008. Maternal and child
undernutrition: global and regional exposures and
health consequences.
4. Kesimpulan Briend A, Tanya K, dan Carmel D. 2015. Wasting and
Kegiatan pengabdian Kepada masyarakat stunting-similarities and differences: policy and
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung programmatic implication. Food and Nutritional
khususnya bagi ibu-ibu PKK Kecamatan Bangun Bulletin. 36(1): S15-S23.
Rejo, Kabupaten Lampung Tengah dalam bentuk Dinas Kesehatan Lampung Tengah. 2018. Data 10 lokus
penyuluhan dan edukasi perilaku sehat, desa stunting Kabupaten Lampung Tengah.
dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 mendapat Gunung Sugih: Dinas Kesehatan Lampung
respon yang baik dan membantu para ibu ibu PKK Tengah.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2015. Profil
meningkatkan pengetahuan mengenai managemen
kesehatan provinsi lampung tahun 2015. Bandar
status gizi dan kesehatan balita untuk mencegah Lampung: Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.
balita stunting yang dibuktikan dengan peningkatan International Food Policy Research Institute (IFPRI).
hasil evaluasi dari hasil pretest. Berdasarkan data 2016. Global nutrition report 2016: from promise
hasil pengamatan pretest, diketahui 50,55% to impact: ending malnutrition by 2030.
peserta mempunyai pengetahuan kurang dan Washington DC: IFPRI.
49,45% peserta telah memiliki pengetahuan yang Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016.
cukup. Berdasarkan data hasil pengamatan post Situasi balita pendek. Jakarta: Pusat Data dan
test, diketahui bahwa 20% peserta cukup Informasi Kementrian Kesehatan Republik
paham,50% telah memiliki pengetahuan yang baik Indonesia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Buku
dan 30% sangat baik.
saku pemantauan status gizi tahun 2017. Jakarta:
Diharapkan agar pelaksanaan pengabdian Direktorat Gizi Masyarakat.
kepada msayarakat ini dapat membantu Mikhail WZA, Hassan MS, Hanaa HE, Sahar AK, Hend
membentuk ibu ibu PKK Kecamatan Bangun Rejo YH, dan Maysa AS. 2013. Effect of nutrition
Lampung Tengah untuk menjadi role model bagi status on growth pattern of stunted preschool
lingkungannya dalam menerapkan perilaku sehat children in Egypt. Acad J. Nutr. 2(1):1-9.
dalam keluarga dan masyarakat. Prendergast AJ dan Jean HH. 2014. The stunting
syndrome in developing countries. Paediatrics
Ucapan Terima Kasih and International Child Health. 34(4): 250-265.
UNICEF, WHO, dan World Bank Group. 2018. Levels
Ucapan terima kasih terutama ditujukan kepada
and trends in child malnutrition: key findings of
pemberi dana pengabdian kepada msayarakat yaitu the 2018 edition of the joint child malnutririon
pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian estimates. Geneva: World Health Organization.
Kepada Masyarakat Universitas Lampung untuk Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. 2004.
pelaksanaan tahun 2018 dengan nomor kontrak Ketahanan pangan dan gizi di era otonomi daerah
DIPA BLU Nomor:2591/UN25/8/LPPM/2018. dan globalisasi: program dan abstrak. Jakarta:
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada LIPI.
pihak-pihak yang membantu pelaksanaan World Health Organization. 2010. Nutrition landscape
penelitian, bapak camat Bangun Rejo, Eko information system (NLIS) country profile
Sumarsono, SE dan seluruh pengurus dan anggota indicators: interpretation guide. Geneva: World
Health Organization.
PKK Kecamatan Bangun Rejo, Kabupaten
World Health Organization. 2013. Childhood stunting:
Lampung Tengah contex, causes, and consequences-WHO
conceptual framework for stunting. Tersedia di:
Daftar Pustaka http://www.who.int/nutrition/events/2013_childh
Aridiyah FO, Ninna R, dan Mury R. 2015. Faktor-faktor oodstunting_colloquium_14Oct_conceptualFram
yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak ework_colour.pdf.
balita di wilayah pedesaan dan perkotaan. e- World Health Organization. 2012. World health
Jurnal Pustaka Kesehatan. 3(1): 163-170. statistics 2012. Tersedia dari:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan http://www.who.int/gho/publication/world_helath
(Balitbangkes). 2013. Riset kesehatan dasar _statistics/EN_WHS2012_Full.pdf.

Vol 3 No 1 Maret 2019


SAKAI SAMBAYAN — Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 42
World Health Organization. 2018. Reducing stunting in dari:
children: equity consideration for achiefing http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/2602
the global nutrition targets 2025. Tersedia 02/1/9789241513647-eng.pdf.

Vol 3 No 1 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai