Nama mahasiswa : Bayu Eka Setyowati

Kelas : 2C

PRACTICE-10
PRACTICUM OF BASIC OPAMP CIRCUITS
A. AIMS:
• Student able to designing component values for the basic opamp circuits.
• Student able to test the circuit with multisim.

B. CIRCUIT DIAGRAM

(a) (b)

(c) (d)
C. THEORY

Operational Amplifiers, or Op-amps as they are more commonly called, are one of
the basic building blocks of Analogue Electronic Circuits.

Operational amplifiers are linear devices that have all the properties required for nearly
ideal DC amplification and are therefore used extensively in signal conditioning, filtering
or to perform mathematical operations such as add, subtract, integration and
differentiation.
An Operational Amplifier, or op-amp for short, is fundamentally a voltage amplifying
device designed to be used with external feedback components such as resistors and
capacitors between its output and input terminals. These feedback components determine
the resulting function or “operation” of the amplifier and by virtue of the different feedback
configurations whether resistive, capacitive or both, the amplifier can perform a variety of
different operations, giving rise to its name of “Operational Amplifier”.
An Operational Amplifier is basically a three-terminal device which consists of two
high impedance inputs. One of the inputs is called the Inverting Input, marked with a
negative or “minus” sign, ( – ). The other input is called the Non-inverting Input, marked
with a positive or “plus” sign ( + ).
A third terminal represents the operational amplifiers output port which can both sink
and source either a voltage or a current. In a linear operational amplifier, the output signal
is the amplification factor, known as the amplifiers gain ( A ) multiplied by the value of
the input signal and depending on the nature of these input and output signals, there can be
four different classifications of operational amplifier gain.
• Voltage – Voltage “in” and Voltage “out”
• Current – Current “in” and Current “out”
• Transconductance – Voltage “in” and Current “out”
• Transresistance – Current “in” and Voltage “out”
Since most of the circuits dealing with operational amplifiers are voltage amplifiers, we
will limit the tutorials in this section to voltage amplifiers only, (Vin and Vout).
The output voltage signal from an Operational Amplifier is the difference between the
signals being applied to its two individual inputs. In other words, an op-amps output signal
is the difference between the two input signals as the input stage of an Operational
Amplifier is in fact a differential amplifier as shown below.
 https://www.electronics-tutorials.ws/opamp/opamp_1.html
Inverting Operational Amplifier Configuration

Non-inverting Operational Amplifier Configuration

Summing Amplifier Circuit

In this simple summing amplifier circuit, the output voltage, ( Vout ) now becomes
proportional to the sum of the input voltages, V1, V2, V3, etc. Then we can modify the
original equation for the inverting amplifier to take account of these new inputs thus:
Differential Amplifier

By connecting each input in turn to 0v ground we can use superposition to solve for the
output voltage Vout. Then the transfer function for a Differential Amplifier circuit is
given as:

Op-amp Integrator Circuit

As its name implies, the Op-amp Integrator is an operational amplifier circuit that
performs the mathematical operation of Integration, that is we can cause the output to
respond to changes in the input voltage over time as the op-amp integrator produces an
output voltage which is proportional to the integral of the input voltage.
Op-amp Integrator Ramp Generator
 From which we derive an ideal voltage output for the Op-amp Integrator as:

D. JOB DISCRIPTION
Create all circuits at the diagram circuit in multisim and analyse the output voltage.
E. PROCEDURE
1. Create the circuit (a) and record the output voltage,
2. Create the circuit (b) and record the output voltage.
3. Create the circuit (c) and record the output voltage.
4. Create the circuit (d) and record the output voltage.
5. Analyse the test results.
6. Make conclusions.
F. RESULS
Hasil Rangkaian Inverting Operational Amplifier
Hasil Rangkaian Non-Inverting Operational Amplifier

Hasil Rangkaian Summing Amplifier

Hasil Rangkaian Differential Amplifier

Hasil Rangkaian O-Pamp Integrator

G. ANALYSIS
Pada rangkaian inverting dapat dilihat hasil di Bode plotter bahwa penguatan
dapat dilakukan hanya pada interval 191,556 Hz – 197,993 Hz. Pada rangkaian
inverting kedua sinyal memiliki beda fase 180⁰ dan memiliki amplitude yang sama.
Pada rangkaian non-inverting dilihat dari ossiloskop bahwa kedua sinyal
memiliki fase yang sama dan memiliki amplitude yang berbeda. Sedangkan penguatan
non-inverting dapat dilakukan hingga pada frekeunsi 211,541 Hz.
Pada rangkaian summing, dengan menggunakan 2 masukan yang terdiri dari
frekuensi keduanya 1 KHz dan amplitude masing – masing 500 mVp dan 1 Vp. Setiap
gelombang dapat diidentifikasikan berdasarkan warna yang terhubung disetiap channel
oscilloscope. Channel A sebagai gelombang dari sinyal keluaran, dapat dianalisa sinyal
output ini merupakan hasil dari penjumlahan kedua sinyal masukan yang terhubung
pada channel B dan C yaitu menghasilkan nilai 1500 Vp. Ketiga sinyal berada dalam
fase yang sama hanya berbeda amplitude.
Pada rangkaian differential sama halnya dengan rangkaian summing, saya
menggunakan 2 masukan yang terdiri dari frekuensi keduanya 1 KHz dan amplitude
masing – masing 500 mVp dan 1 Vp juga. Namun rangkaian differential ini berbeda
dengan rangkaian summing. Disini saya gunakan channel A sebagai gelombang dari
sinyal keluaran, dapat dianalisa sinyal output ini merupakan hasil dari pengurangan
kedua sinyal masukan yang terhubung pada channel B dan C tepatnya masukan pada
channel B dikurangi dengan masukan pada channel C yaitu menghasilkan nilai 500 Vp
sehingga nampak amplitude sinyal output pada channel A bernilai sama dengan sinyal
input pada channel C.
Pada rangkaian Opamp integrator saya menggunakan nilai masukan frekuensi 1
KHz dan amplitude 1 Vp. Berdasarkan hasil yang Nampak pada gambar sinyal
masukkan terhubung dengan oscilloscope channel B dengan warna merah dan sinyal
keluaran terhubung dengan channel A dengan warna merah. Berdasarkan hasil tersebut
dapat dianalisa bahwa gelombang sinyal output memiliki perbedaan fasa dengan
gelombang sinyal input dan gelombang sinyal output memiliki amplitude yang lebih
besar. Dilihat dalam bode plotter terdapat pelemahan maksimal di 12,603 dB.
H. CONCLUSION
Opamp adalah penguat operasional yang merupakan suatu jenis penguat
elektronika dengan hambatan arus searah yang memiliki factor penguatan sangat besar
dengan dua masukan dan satu keluaran. Jenis IC yang digunakan dalam percobaan ini
adalah jenis 741. Aplikasi-aplikasi dari penguat operasional yang dilakukan pada
praktikum ini adalah antara lain. Inverting yaitu merupakan rangkaian pembalik yang
menghasilkan beda fasa terhadap sinyal input dan output. Sedangkan non – inverting
yaitu rangkaian tak pembalik menghasilkan sinyal input dan output yang sefasa. Lalu
rangkaian summing yaitu merupakan rangkaian penjumlah yang menghasilkan seluruh
sinyal input menjadi satu sinyal output. Sedangkan differential yang merupakan
rangkaian diferensiasi atau pengurangan menghasilkan sinyal output yang diperoleh
dari pengurangan kedua sinyal input. Dan Opamp integration atau integrasi yang
menghasilkan perubahan sinyal input kotak menjadi sinyal output segitiga dan beda
fasa antara sinyal input dengan output.