Anda di halaman 1dari 12

LEMBAGA-LEMBAGA TINGGI NEGARA

Jawaban Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Pancasila

4 A PLN

Dosen Pengajar: Elina Rudiastarini, S. H., M. H.


Oleh :

Gusti Ayu Karunia Sidhi Utami (1915333024)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BALI
TAHUN PELAJARAN 2021
Nama : Gusti Ayu Karunia Sidhi Utami

NIM : 1915333024

Kelas : 4 A PLN

Inti
amandemen :

Sebelum Amandemen UUD 1945

1. Sebelum amandenen dijalankan, kekuasaan tertinggi yang ada di Indonesia


diamanahkan kepada Tugas MPR.

2. Tugas dan Wewenang DPR serta Fungsi adalah pembuat UU.

3. Presiden mutlak diberikan wewenang sebagai penyelenggara pemerintahan.

4. DPA (Dewan Pertimbangan Agung) pemberi saran kepada pemerintahan.

5. MA dibentuk sebagai insititusi pengadilan dan penguji aturan.

6. BPK (Badan Pemeriksaan keuangan) diberikan tugas sebagai pengaudit


keuangan.
Sesudah Amandemen UUD

1. Tugas MPR (Majelis Permusyawaran Rakyat) bukan lembaga diperkenankan


sebagai dewan yang paling lagi.

2. Komposisi MPR disusun atas seluruh anggota DPR & DPD

3. Presiden dan wakil Presiden dipilih oleh rakyat secara langsung.

4. Presiden tidak diberikan wewenang untuk melakukan pembubarkan DPR.

5. Kekuasaan Legislatif lebih dominan, dalam pengaturan dan pengusulan hukum

Dari penjelasan tentang lembaga negara sebelum dan sesudah amandemen baik
dalam tugas dan strukturnya diatas, dapatlah disimpulkan bahwa efesiensi lebih terjadi.
Selain itu kekuasaan rakyat juga bisa memilih Persiden dan Wakil Presiden secara
langsung sehingga menghindari otoriterisme dalam sistem pemerintahan.

Lembaga-lembaga negara hasil amandemen UUD 1945 dijabarkan sebagai berikut :

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Perubahan mendasar akibat amandemen UUD 1945 adalah perubahan kedudukan,


tugas dan kewenangan yang dimiliki oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Sebelum amandemen, MPR merupakan lembaga tertinggi negara bahkan kedudukan
presiden sebagai mandataris MPR.

Sebelum amandemen, MPR memegang penuh kendali kedaulatan rakyat. Namun


setelah amandemen UUD 1945, kedudukan MPR menjadi sejajar atau setingkat dengan
lembaga-lembaga tinggi lainnya. Dengan demikian, MPR bersifat saling bekerja sama
dan melengkapi dengan lembaga negara yang lain.

Berdasarkan pasal 2 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa anggota MPR terdiri atas
anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilu secara langsung untuk masa
jabatan selama lima tahun. Berdasarkan keanggotaannya, MPR menggunakan sistem
bicameral atau dua kamar. Hal ini mengingat keanggotaan MPR terdiri dari anggota
DPR dan DPD, sehingga sidangnyapun disebut sebagai joint session antara kedua
lembaga tersebut. Ketentuan tentang keanggotaan MPR ini diatur dalam UU No. 23
Tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Masa jabatan
anggota MPR dalam satu periode adalah lima tahun dan melaksanakan sidang
sedikitnya sekali dalam lima tahun tersebut di ibu kota negara.

Tugas dan wewenang MPR

Menurut Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 hasil amandemen, MPR mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut :

1. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.

2. Melantik presiden dan/wakil presiden berdasarkan hasil pemilu dalam Sidang


Paripurna MPR.

3. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk


memberhentikan presiden atau wakil presiden dalam masa jabatannya setelah presiden
dan/wakil presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan dalam Sidang
Paripurna MPR.

2. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)

Dewan perwakilan rakyat (DPR) merupakan tempat bergabungnya wakil-wakil rakyat


dan mengemban amanat seluruh rakyat untuk mengawasi jalannya pemerintahan.
Kedudukan DPR sebagai lembaga negara diatur dalam Bab VII pasal 19 UU 1945 hasil
amandemen. Keanggotaan DPR berasal dari partai politik yang dipilih melalui Pemilu
setiap lima tahun sekali. DPR menjadi saran penting, karena melaui lembaga negara ini
rakyat dapat menyalurkan segala aspirasi dan kehendak rakyat.

Lembaga ini tidak hanya sebagai penampung aspirasi rakyat, tetapi juga sebagai
penjelmaan dari kedaulatan rakyat dalam kehidupan bernegara. Selain DPR, ada pula
DPRD. DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi
disebut DPRD provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD
kabupaten/kota.

Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:

a. Jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang.

b. Jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan sebanyak- banyak


100 orang;

c. Jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak- banyaknya


50 orang.

Tugas dan wewenang DPR

DPR adalah lembaga yang memegang kekuasaan legislatif. Artinya lembaga ini sebagai
pemegang kekuasaan membuat undang-undang (pasal 20 A UUD 1945). Dalam sistem
pemerintahan, DPR dilengkapi 3 fungsi penting sebagai berikut.

1. Fungsi legislasi, yaitu kekuasaan dalam membuat undang-undang yang kemudian


dijadikan pedoman oleh pemerintah dalam penyelenggaraan sistem pemeritahan. DPR
membuat undang-undang bersama presiden.
2. Fungsi anggaran, yaitu DPR sebagai pemegang kekuasaan mengesahkan rancangan
APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) yang diajukan Presiden. Jika RAPBN ini
tidak disetujui oleh DPR maka yang diberlakukan adalah APBN tahun sebelumnya.

3. Fungsi pengawasan, yaitu DPR berkewajiban dalam mengawasi jalannya


pemerintahan. Jika diketahui adanya pelanggaran undang-undang yang dilakukan
pemerintah dalam hal ini presiden, maka DPR berhak mengajukannya kepada
Mahkamah Konstitusi.

Menurut (Pasal 20A UUD 1945) DPR mempunyai hak-hak sebagai berikut.

1. Hak Interpelasi, adalah hak untuk meminta keterangan kepada presiden.

2. Hak Angket, adalah hak untuk mengadakan penyelidikan atas suatu kebijakan
pemerintah/presiden.

3. Hak Inisiatif, adalah hak untuk mengajukan rancangan undang-undang kepada


pemerintah/presiden.

4. Hak Amandemen, adalah hak untuk menilai atau mengadakan perubahan atas RUU
(Rancangan Undang-Undang).

5. Hak Budget, adalah hak untuk mengajukan RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara).

6. Hak Petisi, adalah hak untuk mengajukan pertanyaan atas kebijakan


pemerintah/presiden.

7. Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat terhadap
kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang terdapat di dalam negeri
disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan
hak interpelasi dan hak angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk
komisi-komisi yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

DPD merupakan salah satu lembaga negara yang kedudukannya ada di setiap provinsi.
Keanggotan DPD ditentukan empat orang untuk tiap-tiap provinsi yang dipilih melalui
pemilihan umum. Anggota DPD secara langsung juga menjadi anggota MPR. DPD
merupakan lembaga negara yang baru dibentuk setelah adanya amandemen UUD
1945. Masa jabatan anggota DPD adalah lima tahun.

Tugas dan wewenang DPD

Menurut pasal 22 D UUD 1945, DPD memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut.

1. Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan dengan


otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam atau sumber ekonomi lainnya,
juga yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat daerah.

2. Memberi pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang APBN dan


rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.

3. Melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-undang


otonomi daerah serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR untuk
ditindaklanjuti.

4. Presiden dan Wakil Presiden

Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial, oleh karena itu presiden juga
memegang peranan yang sangat penting dalam pemerintahan. Fungsi yang dijalankan
oleh presiden antara lain sebagai berikut.
1) Legislatif yaitu wewenang dalam mengajukan rancangan undang-undang bersama-
sama dengan DPR.

2) Eksekutif yaitu memegang kekuasaan untuk menjalankan pemerintahanyang dibantu


oleh wakil presiden dan para menteri. Menurut (pasal 7 UUD 1945 hasil amendemen),
masa jabatan presiden dan wakil presiden adalah lima tahun, selanjutnya dapat dipilih
kembali untuk jabatan yang sama dalam satu masa jabatan. Dalam menjalankan
pemerintahan, presiden memiliki dua kedudukan yaitu sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan.

Presiden sebagai Kepala Negara

Sebagai seorang kepala negara, menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, Presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:

1. Presiden merupakan panglima tertinggi angkatan perang. Presiden memegang


kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara (pasal
10 UUD 1945).

2. Menyatakan perang, membuat perjanjian dan perdamaian dengan negara lain


dengan persetujuan DPR (pasal 11 UUD 1945).

3. Menyatakan negara dalam keadaan bahaya (pasal 12 UUD 1945).

4. Mengangkat duta dan konsul.

5. Memberi grasi, rehabilitasi, amnesti, dan abolisi. Grasi adalah pengampunan yang
diberikan oleh kepala negara kepada orang yang dijatuhi hukuman. Rehabilitasi adalah
pemulihan nama baik atau kehormatan seseorang yang telah dituduh secara tidak sah
atau dilanggar kehormatannya. Grasi dan rehabilitasi diberikan dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung. Amnesti adalah pengampunan atau pengurangan
hukuman yang diberikan oleh negara kepada para tahanan, terutama tahanan politik.
Sedangkan abolisi adalah pembatalan tuntutan pidana. Amnesti dan abolisi diberikan
dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

6. Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain sebagai tanda kehormatan.

Presiden sebagai Kepala Pemerintahan

Sebagai seorang kepala pemerintahan, presiden mempunyai kekuasaan tertinggi untuk


menyelenggarakan pemerintahan. Wewenang, hak dan kewajiban Presiden sebagai
kepala pemerintahan sebagai berikut.

1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.

2. Mengajukan RUU (Rancangan Undang-Undang) kepada DPR.

3. Menetapkan PP (Peraturan Pemerintah) untuk menjalankan undang-undang.

4. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.

Dalam menjalankan pemerintahan, presiden dibantu oleh wakil presiden dan beberapa
menteri yang tergabung dalam kekuasaan. Menteri-menteri tersebut merupakan
implementasi dari hak prerogatif presiden, sehingga yang berhak mengangkat dan
memberhentikannya juga presiden. Menteri-menteri tersebut harus mempertanggung
jawabkan tugasnya kepada presiden.

5. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)

BPK merupakan lembaga pemeriksa keuangan yang bersifat bebas dan mandiri. Badan
ini sekaligus berperan sebagai lembaga audit keuangan negara. Tugas BPK adalah
memeriksa dan mengawasi penggunaan keuangan negara. Hasil kerja dari BPK
kemudian diserahkan kepada DPR/DPRD, atau DPD sesuai dengan kewenangannya.
Badan ini berdomisili di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
Lembaga ini juga dikenal sebagai lembaga eksaminatif. Anggota BPK dipilih oleh DPR
dengan pertimbangan-pertimbangan dari DPD dan ditetapkan oleh presiden.

6. MA (Mahkamah Agung)

Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman.


MA diketuai oleh seorang Hakim Agung dan dibantu oleh hakim-hakim agung. Jumlah
Hakim Agung paling banyak 60 orang. Hakim Agung merupakan pejabat tinggi negara
setingkat menteri negara yang diangkat oleh Presiden atas usul DPR. Hakim Agung
yang diusulkan oleh DPR berasal dari usulan Komisi Yudisial.

Tugas dan wewenang MA

1. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan


di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya
yang diberikan oleh undang-undang.

2. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi;

3. memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.

7. MK (Mahkamah Konstitusi)

Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga negara yang baru dibentuk setelah


amandemen UUD 1945. Mahkamah Konstitusi beranggotakan sembilan hakim konstitusi
yang ditetapkan oleh presiden. Yang mana, tiga orang diajukan oleh MA, tiga orang
diajukan oleh DPR, dan tiga orang lagi diajukan oleh presiden.
Tugas dan wewenang MK

Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 24 C, Mahkamah Konstitusi mempunyai wewenang


sebagai berikut.

1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar.

2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan


oleh undang-undang dasar.

3. Memutus perselisihan hasil pemilu

4.Membubarkan partai politik

5. Memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden
dan/wakil presiden menurut UUD.

8. Komisi Yudisial (KY)

Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang baru dibentuk setelah adanya
amandemen UUD 1945. Lembaga ini dibentuk untuk mengawasi perilaku para hakim.
Selain itu lembaga ini dibentuk untuk mengawasi praktik kotor dalam
penyelenggaraan/proses peradilan. Dalam UUD 1945 hasil amandemen, kedudukan
Komisi Yudisial diatur dalam pasal 24 B. Lembaga ini bersifat mandiri.

Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan
DPR. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang
wakil ketua merangkap anggota, dan tujuh orang anggota. Masa jabatan anggota
Komisi Yudisial adalah lima tahun. Keanggotaan yang ada dalam Komisi Yudisial dipilih
guna mencapai tujuan lembaga ini yaitu :

1. Mendukung terwujudnya kekuasaan kehakiman yang mandiri untuk menegakkan


hukum dan keadilan.

2. Meningkatkan integritas, kapasitas, dan professionalitas hakim dalam menjalankan


kewenangan dan tugasnya.

Tugas dan wewenang KY

Menurut UUD 1945 Pasal 24 B, "Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang
mengusulkan pengangkatan Hakim Agung dan mempunyai wewenang lain dalam
rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim".

Anda mungkin juga menyukai