Anda di halaman 1dari 14

TekTan Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian

Perencanaan Kolam Stabilisasi Untuk Penanganan Air Lindi


(Leachate) Pada Calon Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Kabupaten Mesuji

Planning Stabilization Pond For Water Treatment Leachate In


Final Processing Disposal Mesuji District

Ismadi Raharjo, Suprapto, dan Iskandar Zulkarnain


Jurusan Teknologi Pertanian, Politeknik Negeri Lampung
Jl. Soekarno Hatta, Rajabasa, Bandar Lampung 35144 Tel. (0721-703995

ABSTRACT

Land sites of Final Processing Disposal (TPA) Mesuji district has a relative flat
topographic with a 3,20 ha area, the extents of the allocation of land use is planned
landfill area 2.60 ha and the remaining 0.60 ha as area supporting infrastructure. From
the analysis of the water balance in landfill sites was obtained percolation 39 mm/month,
with an area of landfill area of 2.60 ha planned then be generated leachate (leachate) that
must be managed as much as 33.2 m3/day. Leachate treatment plan using stabilization
pond method consisting of an anaerobic pond with a detention time of 12 days and an
398.40 m3 capacity will reduce pollutants leachate influent BOD around 1500 mg/lt be
288.46 mg/lt; Facultative pond with a detention time of 8 days and a capacity of 265.60
m3 pond will reduce pollutants leachate influent BOD 288.24 mg/lt be 79.51 mg/lt, and
Maturasipond with a detention of 10 days and a capacity of 322 m3 pond will reduce the
material influent BOD of leachate pollutant 79.51 mg/lt be 16.86 mg/lt is further eligible to
flow into water bodies (rivers). The texture of the soil conditions in the local area is clay,
then structural stabilization pond construction recommended using reinforced concrete
plate.

Keywords: Leachate, BOD, Sstabilization Pond, Detention Time, Capacity Pond

Naskah ini diterima pada tanggal 25 Februari 2013, direvisi pada tanggal 8 Maret 2013 dan
disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 15 April 2013

PENDAHULUAN
Sampah secara sederhana diartikan sebagai sampah organik maupun non organik yang
dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi tersebut. Sumber sampah umumnya berasal dari
perumahan dan pasar. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah merupakan tempat dimana sampah
mencapai tahap akhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan,
pemindahan/pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan. TPA merupakan tempat sampah
diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk
itu diperlukan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik
(Damanhuri, 1995).

32 Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62


Raharjo: Perencanaan Kolam Stabilisasi Untuk Penanganan Air Lindi...

Terkait dengan permasalahan operasional TPA, terutama permasalahan timbulnya leachate,


dalam PP no 16/2005 tentang Penyediaan Air Minum mensyaratkan bahwa penanganan sampah
yang memadai perlu dilakukan perlindungan terhadap keberadaan air baku yang dimanfaatkan
sebagai air minum. Dengan demikian TPA wajib dilengkapi dengan zona penyangga dan
pengolahan leachate agar kelestarian sumber air baku dapat dipertahankan.
Kabupaten Mesuji merupakan salah satu di Lampung sebagai pengembangan dari
kabupaten induk yaitu kabupaten Tulang Bawang. Sebagai kabupaten baru tentunya akan
terbentuk sentara-sentra pertumbuhan ekonomi seperti terlihat pada Tabel 1 (Bappeda Pemkab
Mesuji, 2010).

Tabel 1. Gambaran Pusat Pertumbuhan Ekonomi di kabupaten Mesuji


Jumlah Jumlah Jumlah
Lokasi Pasar (jarak km
No Kecamatan Pasar Penginapan Rumah Sakit
dari jalan Nasional)
(kios) (kamar) (kamar)
1` Simpang Pematang Tanjung Raya 327 5 1
2 Way Serdang Pancawarna (30) 192 - -
3 Mesuji Timur Tanjung Mas makmur (60) 124 - -
4 Tanjung Raya Brabasan*) (30) 34 - -
Sumber: Draft RTRW Kabupaten Mesuji, 2010

Berdasarkan Masterplan Persampahan Kabupaten Mesuji (Dinas Pekerjaan Umum, 2011)


diinformasikan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Mesuji telah menyiapkan lahan untuk
pembangunan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Kecamatan Simpang Pematang dengan alokasi
lahan seluas 3,2 Ha dengan status tanah telah dibebaskan. TPA ini akan digunakan untuk pelayanan
persampahan di semua kecamatan. Lokasi TPA ini berada di Desa Margo Rahayu, Kecamatan
Simpang Pematang Kabupaten Mesuji, koordinat global lokasi TPA Mesuji adalah 3°56'42.37"
Lintang Selatan dan 105°11'58.07" Bujur Timur. Dalam Gambar 1. berikut ini diberikan photo
udara perkiraan lokasi TPA Simpang Pematang kabupaten Mesuji.

Gambar 1. Photo Udara Calon Lokasi TPA Kabupaten Mesuji

Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62 33


TekTan Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian

Rencana TPA yang akan dibangun di Simpang Pematang adalah sanitary landfill, sehingga
memerlukan sistem pengolahan leachate (air lindi) yang terencana dengan baik. Menurut Dirjen
Cipta Karya (1999); kolam stabilisasi merupakan salah satu metoda yang dapat dimanfaatkan
dalam proses penanganan leachate.
Agar TPA yang akan dibanguan di Simpang Pematang benar-benar memenuhi konsep
sanitary landfill, maka diperlukan penanganan leachate melalui perencanaan kolam stabilisasi yang
memenuhi kaedah teknis yang baik.
Menurut Tchobanoglous (1993), leachate merupakan cairan yang telah melewati sampah
yang telah mengekstrasi material terlarut/tersuspensi dari sampah. Sampah yang dibuang ke
landfill mengalami perubahan fisik, kimia, dan biologis secara simultan yang diantaranya
menghasilan cairan yang dissebut leachate. Leachate dihasilkan dari infiltrasi air hujan ke dalam
tumpukan sampah di TPA dan cairan yang terdapat di dalam sampah itu sendiri. Pada umumnya
leachate terdiri dari cairan yang merupakan hasil dekomposisi buangan dan cairan yang masuk ke
landfill dari luar, misalnya air permukaan, air tanah, dan air hujan. Masuknya cairan tersebut dapat
menambah volume leachate yang kemudian disimpan dalam rongga antar komponen sampah dan
akan mengalir jika memungkinkan. Sehingga berdasarkan material balance dari leachate, sumber
utama leachate berasal dari sumber eksternal, sepertii permukaan drainase, air hujan, air tana, dan
air dari bawah tanah, sedangkan sumber internal adalah cairan yang diproduksi dari dekomposisi
sampah.
Karakteristik leachate secara umum adalah: cairan berwarna coklat, mempunyai
kandungan organik (BOD dan COD) tinggi, kandungan logam berat biasanyanya juga tinggi, dan
berbau septik.
Menurut Tchobanoglous (1993), komposisi leachate secara umum dapat dilihat pada
Tabel 2.

Tabel 2.Kandungan Pencemar Air Lindi Hasil Proses Pembusukan Sampah


No Parameter Satuan Kisaran Keterangan
1 BOD mg/lt 2.000-30.000 Semua bahan
2 TOC mg/lt 1.500-20.000 pencemar ini
3 COD mg/lt 3.000-60.000 merupakan bahan
4 TSS mg/lt 200-2.000 pencemar yang
5 Organik Nitrogen mg/lt 10-800 dapat menurunkan
6 Amonia Nitrogen mg/lt 10-800 daya dukung
7 Nitrat mg/lt 5-40 sumberdaya
8 Total Phospor mg/lt 5-100 perairan
9 Besi mg/lt 50-1.200
10 Sulfat mg/lt 50-1.000
11 Chlorida mg/lt 200-3.000
Sumber: Tchobanoglous, 1993

34 Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62


Raharjo: Perencanaan Kolam Stabilisasi Untuk Penanganan Air Lindi...

Sedangkan menurut PP No. 82 Tahun 2001 air hasil olahan leachate yang akan dibuang ke
badan perairan harus memenuhi kriteria peraturan seperti yang tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Kualitas Air olahan Limbah yang diijinkan untuk dialirkan ke badan perairan.
Parameter Satuan Batas yang diijinkan
A. Parameter fisik
1. Temperatur o
C Deviasi 5 dengan suhu lingk. air
2. PH. - 5-9
3. Padatan Terlarut (TSS) mg/lt 2000
B. Kimia /Biokimia
1. BOD mg/lt 30 - 50
2. COD mg/lt 60 - 100
3. Total fosfat sbg P mg/lt 5
4. NO 3 sbg N mg/lt 10
C. Biologis
1. Total Coliform Jml/100 ml 10.000
Sumber: PP No. 82 Tahun 2001 dalam Damanhuri

Jumlah produksi air lindi dalam suatu landfill dapat diperkirakan dengan memeprhatikan
keseimbangan air (water balance) dalam sanitary landfill. Keseimbangan air didapat dari jumlah
air yang masuk ke dalam landfill dikurangi jumlah air yang dikonsumsi untuk reaksi kimia yang
berubah menjadi uap. Konsep keseimbangan air ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Konsep Keseimbangan Air produksi Leachate pada Landfill

Air yang masuk ke areal landfill merupakan proses infiltrasi dan selanjutnya menjadi
proses perkolasi dari sumber air hujan yang jatuh di area tersebut. Oleh karena air untuk reaksi
kimia sangat kecil maka bisa diabaikan, sehingga air yang akan menjadi lindi dianggap sama
dengan perkolasi. Rumus neraca air untuk besaran perkolasi adalah sebagai berikut:
PERC  P  R / O  AET  ST (1)
dimana :

Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62 35


TekTan Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian

PERC = Perkolasi (mm)


P = Presipitasi/curah hujan (mm)
R/O = Run off (mm)
AET = Evapotranspirasi aktual (mm)
 ST = perubahan kepadatan rongga dalam butir tanah
Dalam perhitungan disini dianggap tidak terjadi perubahan kepadatan rongga dalam butir
tanah ( ST = 0).
Aliran permukaan (run off) dapat dihitung dengan persamaan yang menggunakan koefisien
run off (CR/O). Penentuan air yang meresap di permukaan (Infiltrasi) dihitung dengan persamaan :
I = P – R/O (2)
= P – P.CR/O
Keterangan:
I = Infiltrasi
P = Presipitasi, yaitu curah hujan bulanan
CR/O = Koefisien Run Off, dalam hal ini digunakan 0,35
Perkolasi dapat dihitung melalui persamaan keseimbangan atau water balance methode
berikut.
I (Infiltras i)  PERC  AET atau PERC  I  AET (3)
AET atau evapotranspirasi aktual dapat diperkirakan dengan metoda Penman apabila
diketahui data letak lintang stasiun, intensitas atau radiasi matahari, lama penyinaran matahari, dan
kecepatan angin (Sosrodarsono, 1980).
Dalam modul tutorial yang dibuat oleh Dirjen Ciptakarya (1999) disampaikan bahwa
secara skematis pengolahan air limbah cair seperti leachate dapat dilakukan dengan metoda kolam
stabilisasi yang teriri dari kolam An Aerob, kolam Fakultatif, dan kolam Maturasi.
A. Kolam An Aerobik
Kolam anaerobik beroperasi tanpa adanya okseigen terlarut (DO), sehingga kedalamannya
antara 3,5-4,0 m. Pada kolam anaerobik harus dijaga agar permukaan kolam akan tertutup lapisan
kerak putih yang membantu kondisi kolam dalam keadaan anaerobik serta mengurangi bau yang
timbul.Waktu Tinggal antara 20-40 hari dengan kondisi yang perlu diperhatikan dalam kolam ini
adalah pH air di dalam kolam harus (sekitar) 7,0 agar konsi bakteri seimbang. Untuk mencegah
timbulnya bau dengan mempertahankan DO=0 serta lapisan kerak putih, sedangkan beban organik
dipertahankan antara 100-400 g/m3 per hari.
B. Kolam Fakultatif
Pada proses pengolahan air limbah yang terjadai di dalam kolam fakultatif terdiri dari dua
bagian (zona) yakni pada lapisan bagian atas kolam terjadi proses penyesuaian secara aerobik,
sedangkan di bagian dasar kolam proses penguraiannya secara anaerobik. Kondisi Fakultatif dapat

36 Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62


Raharjo: Perencanaan Kolam Stabilisasi Untuk Penanganan Air Lindi...

terjadi pada kedalaman kolam antara 1-2,4 meter, dimana oksigen yang tersedia disuplai dari
angina dan alga (proses fotosintesis) yang terjadinya di permukaan, tidak mampu menembus
lapisan air sampai di bagian dasar kolam. Beban BOD (Biological Oxygen Demand) berkisar
antar 40-60 g/m3 per hari. Efektivitas dari kolam tersebut antara lain: tergantung dari lamanya
waktu tinggal air limbah di kolam (biasanya antara 7-10 hari) selama proses pengolahan. Dalam
kondisi demikian penurunan kadar BOD dapat mencapai 70-90% dan menurunkan koliform antara
60-99%.
C. Kolam Maturasi
Kolam maturasi atau kolam pematangan merupakan salah satu unit pengolah air limbah
dari sistem kolam stabilisasi yang penempatannya secara seri setelah Kolam Fakultatif. Kolam ini
selama dalam prosesnya berada pada kondisi aerobic penuh, sehingga dalam aplikasinya kedalam
kola mini relative dangkal (< 1m). Waktu tinggal (retention time) dari kolam maturasi antara 5-7
hari.

METODA PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di lokasi calon TPA Kabupaten Mesuji dan Laboratorium Survei
dan Gambar Politeknik Negeri Lampung. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan
Juni sampai dengan bulan Juli 2012.

Alat Penelitian
1. Komputer beserta Software Auto Cad dll
2. Printer

Bahan Penelitian
1. Peta topografi lokasi TPA
2. Gambar Perencanaan Landfill TPA
3. Data Hujan 10 tahun terbaru dari stasiun terdekat

Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat secara skematik pada Gambar 3.
Analisis Data
A. Lay Out Areal Landfill dan Topografi Lahan
Lay out areal landfill dan topografi lahan dianilis berdasarkan peta yang telah
tergambarkan pada peta digital yang kemudian dengan program Auto cad dapat dianalisis
menngenai luas dan karakteristik topografi rencana areal TPA.

Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62 37


TekTan Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian

B. Kondisi Fisik Tanah


Kondisi fisik tanah dilakukan dengan pengambilan sampel tanah di lokasi rencana TPA
yang kemudian dianalisis di Laboratorium Analisis Polinela untuk diperoleh karakteristik fisik
tanah di lokasi setempat.
C. Perkolasi dan Jumlah Air Lindi
Rumus neraca air untuk besaran perkolasi digunakan rumus (1), rumus (2), dan rumus (3):

Rencana Landfill Data Hujan

Luas Area Landfill Perkolasi

Jumlah Air Lindi/Lechate • Kondisi Topografi

• Kondisi Fisik Tanah

Dimensi Kolam Stabilisasi • Lay out Area landfill

• Persyaratan Teknis
Struktur Kolam Stabilisasi

Gambar Teknis Struktur Kolam Stabilisasi

Gambar 3. Skema Rancangan Penelitian

D. Analisis Struktur Kolam Stabilisasi


Bangunan Kolam Stabilisasi dianalisis berdasarkan dimensi kolam yang akan dibagun
disertai persyaratan teknis struktur kolam berdasarkan standar SNI.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Topografi Lahan
Kondisi lahan calon lokasi TPA Kabupaten Mesuji yang berada di kecamatan Simpang berdasarkan
hasil pengukuran mempunyai luasan 105,85 x 309,93 m atau sekitar 35.860 m3 (3,6 ha) dengan
topografi relatif datar (< 3%). Kondisi topografi lahan calon TPA dapat dilihat pada Gambar 4.
Kondisi Fisik Tanah
Hasil observasi di lapangan diperoleh bahwa kondisi calon lahan TPA mempunyai struktur
remah dengan tekstur berliat seperti terlihat dari hasil uji 3 sampel di laboratorium Analisis
Politeknik Negeri Lampung Tabel 4. Dengan karakter tanah liat yang mempunyai nilai kembang-
kerut yang cukup besar, maka struktur bangunan kolam stabilisasi sebaiknya menggunakan struktur
beton bertulang.
38 Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62
Raharjo: Perencanaan Kolam Stabilisasi Untuk Penanganan Air Lindi...

396.52

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
99.09 99.64 99.84
98.47 98.44 98.85
99.78 99.78 99.78 100.72 102.59 101.59
99.24 100.11 100.11 100.22 100.24 101.30 101.75

98.23 99.45 99.58


99.71 100.34 99.34 100.23 98.32 99.74 99.74
99.71 99.21 99.71 100.10 100.32 99.31 98.23
102.89 101.35 98

100.53 99.53 100.23


100.42 99.41

99.45 99.55
99.79 99.79 99.69 100.22 100.12 99.79 97.03
102.80 101.40 97.03
96.18 99.36

103.95
100.69 99.69 100.66
102.24 99.59
99.67

100.07
99.79 99.79 99.90 100.79 101.79 99.42 99.52
102.91 100.11 96.92
95.31
100.19 96.91
101.79 100.19 99.27 99.19

98
99.88 99.88
99 100.00 100.11
99.99 101.44 101.35 100.13
102.96
101.01 100.48 99.48 100.48 100.37 98.90 100.08 97.87
99.76 99.16
100.02 100.48 97.91
100.04 100.04
100.25 99.39 100.00
100.41
99.35 99.92 99.80
100.25 100.12
99.72 99.76
100.27 99.01 98.87

214.84
100.22 99.80
100.00 100.00 100.00 98.98 99.72 98.41 98.87
100.00 101.20 101.08 101.00 101.08 100.44 101.13 100.31 100.09
96.02 99.92
100.44 97.22 99.76 99.89
102.31 100.00 99.95 98.41
100.08 96.23 97.31 98.98
96.81
96.81 98.46
99.54 98.47
99.82 99.92 97.31
99.71
98.38
98.06
98.36
98.77
100.00 98.04
96.17 98.38
97.99 98.47
95.70

94.10 98.41 98.18


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 93.54
98.38
99.21 100.36 102.00 98.52 98.41
98.38 98.34
95.90 100.02
95.32 94.46 96.46
100.30 100.59 95.46
94.88 99.78 100.00 95.61
94.11 99.97 94.11 95.61
94.57 100.38100.07 99.69
100.32
94.47 93.34 96.34 95.34
105.85

100.17 100.03
95.68
95.50 93.11
99.36 95.32 100.05 95.41
96.33 95.31
96.57 99.36
94.31 95.31 95.31
97.45
97.80 97.76
95.45
96.31 96
99.31
98.31 94.13 97.23 98
98.31
97.31
100.20
99
99.31
99.31 98.57
100.01
99.61
100.79 99.57
100.01 100.60
99.81
101.98
101.80 101.34
101.70

99.82

14 15 16 17
309.93 96.65

0 20 40 60 80 100

SKALA 1 : 1500

Gambar 4 Kondisi Topografi Calon Lahan TPA Kabupaten Mesuji

Tabel 4 Hasil Uji Tekstur Tanah di Calon Lokasi TPA Kabupaten Mesuji
Tekstur Tanah
No No Sampel
Pasir (%) Debu (%) Liat (%) Klasifikasi
1 TPA-SP1 13,64 27,44 58,92 Berliat (halus)
2 TPA-SP2 14,06 28,45 67,49 Berliat (halus)
3 TPA-SP3 19,22 27,66 53,50 Berliat (halus)
Sumber : Hasil Uji laboratorium,2012

Lay Out Area Landfill (Timbunan)


Dengan luas lokasi sekitar 3,2 ha, secara ideal direncanakan 2,6 ha sebagai area landfill
dan sisanya atau sekitar 0,6 ha sebagai lahan sarana penunjang seperti kolam stabilisasi untuk
mengolah lindi. Disesuaikan dengan bentuk lahan dan rencana area timbunan yang akan dibuat
menjadi 2 blok, maka lay out area landfill calon TPA kabupaten Mesuji beserta lokasi pengolah air
lindi dapat dilihat pada Gambar 6.

10.6825.15 8.10
25.19 24.37 25.00 25.00 25.00 8 26.21 23.13 23.36 24.89 98.47 25.24 98.44 23.84 98.85 28.87 18.60 17
99.09 99.64
18
99.84

99.78 99.78 99.78 100.72 102.59 101.59


99.24 100.11 100.11 100.22 100.24 101.30 101.75

99.58
B
100.23 98.23 99.45 99.74 99.74
99.71 99.71 99.21 99.71 100.10 100.32 100.34 99.34 98.32
99.31 98.23
102.89 101.35 98
BANGUNAN
PENGOLAH
LEACHETE
100.53 99.53 100.23
100.42 99.41

99.45 99.55
99.79 99.79 99.69 100.22 100.12 99.79 97.03
5.79

102.80 101.40 97.03


96.18 99.36

100.69 99.69 100.66


102.24 99.59
LANDFILL LANDFILL 99.67

100.07
99.79 99.79 99.90 100.79 101.79 99.42 99.52
6.03

102.91 100.11 96.92


95.31
100.19 96.91 KANTOR
101.79 100.19 99.27 99.19

workshop 98
99.88 99.88
99 100.00 100.11
99.99 101.44 101.35 100.13
102.96
101.01 100.48 99.48 100.48 100.37 98.90 100.08 97.87
99.76 99.16
100.02 100.48 97.91
100.04 100.04
100.25 99.39 100.00
100.41
99.35 99.92 99.80
100.25 100.12
99.72 99.76
100.27 99.01 98.87
100.22 99.80
100.00 99.72 98.87

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
100.00 100.00 98.98 98.41
100.00 101.20 101.08 101.00 101.08 100.44 101.13 100.31 100.09
96.02 99.92 99.89
100.44 97.22 99.76
102.31 100.00 99.95 98.41
100.08 96.23 97.31 98.98
96.81
96.81
99.54 98.46
98.47
99.82 99.92 97.31
99.71
98.38
98.06

100.00
98.77
96.17
G 98.04
98.36

98.38

97.99 98.47
95.70

94.10 98.41 98.18


98.38

H
93.54
98.38 99.21 100.36 102.00 98.52 98.41 98.34
95.90 100.02
95.32 94.46 96.46
100.30 100.59
95.46
94.88 99.97 99.78 95.61
94.11 100.00
94.11 95.61
94.57 100.38100.0799.69
100.32
94.47 93.34 96.34 95.34
100.17 100.03
95.68
95.50 93.11
99.36 95.32 100.05 95.41
96.33 95.31
96.57 99.36
I
94.31 95.31 95.31
97.45
97.80 97.76
95.45
96.31 96
99.31
98.31 94.13
97.23 98
98.31
97.31
100.20
99
99.31
99.31 98.57
100.01
99.61
100.79 99.57
100.01 100.60

J
101.98
101.80
99.81

101.34
101.70

99.82

DENAH POTONGAN TPA

Gambar 5. Lay Out Rencana Area Landfill Calon TPA Kabupaten Mesuji

Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62 39


TekTan Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian

Prakiraan Jumlah Air Lindi yang dihasilkan


Perhitungan timbulan leachate (lindi). Metoda pendekatan perhitungan timbulan Leachate:
Metode Neraca Air (Water Balanced Method). Hasil perhitungan nilai perkolasi di lokasi penelitian
dapat dilihat dari Tabel 5.

Tabel 5 Perhitungan Nilai Perkolasi (PERC)


PRECIP PET AET PERC
BULAN I (mm) AET/PET
(mm) (mm) (mm) (mm)
Januari 192.0 217.0 124.8 1.00 76.0 48.9
Februari 126.0 208.0 81.9 1.00 72.8 9.1
Maret 370.0 235.0 240.5 1.00 82.3 158.3
April 144.0 232.0 93.6 0.98 79.6 14.0
Mei 26.0 219.0 16.9 0.96 73.6 -56.7
Juni 53.0 197.0 34.5 0.91 62.7 -28.3
Juli 10.0 221.0 6.5 0.90 69.6 -63.1
Agustus 74.0 262.0 48.1 0.92 84.4 -36.3
September 74.0 245.0 48.1 0.85 72.9 -24.8
Oktober 114.0 265.0 74.1 0.94 87.2 -13.1
Nopember 491.0 199.0 319.2 1.00 69.7 249.5
Desember 431.0 199.0 280.2 1.00 69.7 210.5
Tahunan 2105 468.0
Rerata 175.4 39.0
Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkolasi yang dapat dianggap sebagai proyeksi
timbulan lindi rerata sebesar 39,0 mm/bulan dan menjadi dasar dalam perhitungan bangunan
pengolahan lindi. Dengan prakiraan area landfill seluas 2,6 ha atau 26.000 m2, dengan asumsi 1
bulan = 30 hari maka prakiraan debit lindi harian adalah 33,2 m3/hari.
+ 0.00
+ 0.00

- 0.10

- 3.10

- 3.10

- 0.10

- 0 .50

- 2 .01

- 2 .01

- 0 .50

- 1 .00

- 1 .00

100 200 350 900 350 419 500 1000 500 500 140 3500

(1) (2) (3) (4) SALURAN PEMBUANG

POTONGAN MEMANJANG INSTALASI PENGOLAHAN LEACHETE


NON SCALE
5. 00

3. 00

5. 00

3. 00

5. 00

15. 00
10. 00
25. 00

2. 00
99.00
99.00

98.90

98.90

98.70

98.70

98.60

98.60

97.80
96.90

96.90

96.70

96.70

97.10

97.10

98.30

98.30

1.0 2.0 3.00 10.50 3.00 5.00 4.50 9.00 4.50 600 5.00 12.50 5.00 3.00 1.40 12.00
(A) (B) (C) (D) (E) SALURAN PEMBUANG

POTONGAN MEMANJANG INSTALASI PENGOLAHAN LEACHETE


NON SCALE

Gambar 6. Lay Out Kolam Stabilisasi Calon TPA Kabupaten Mesuji

40 Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62


Raharjo: Perencanaan Kolam Stabilisasi Untuk Penanganan Air Lindi...

Dimensi dan Gambar Rencana Kolam Stabilisasi


Bangunan pengolah air lindi harus memenuhi persyaratan agar hasil olahan air lindi yang
akan dibuang ke badan perairan memenuhi kriteria peraturan seperti yang tercantum pada Tabel 3.
Dengan mengasumsikan air lindi mempunyai kandungan bahan pencemar BOD sekitar 1.500 mg/lt
(diambil maksimal dengan adanya pengenceran air hujan), maka untuk bangunan pengolah air lindi
di kabupaten Mesuji direncanakan berupa bak pengumpul, kolam Anareob, kolam Fakultatif, dan
kolam Maturasi dengan lay out dapat dilihat pada Gambar 6.

A. Kolam An aerob
Kriteria desain yang digunakan:
- Waktu detensi (td) = 12 hari
- Kedalaman = 3,00 m
- BOD influen = 1500 mg/l
- Konsentrasi mikrobia = 420 jumlah/100 ml
- Konstanta laju penyisihan (k1) = 0,35/hari
- Debit (Q) = 33,2 m3/hari
Perhitungan :
- Kapasitas kolam = Q x td
= 33,2 m3/hari x 12 hari
= 398,40 m3
- Banyaknya kolam = 1 buah
- Konstruksi = Plat beton bertulang
- Dimensi Rencana:
Luas Atas = 16,50 x 11,50 meter
Luas bawah = 10,50 x 7,50 meter
Tinggi kolam = 3,00 meter + 0,50 meter (freeboard)

BOD efluen yang dihasilkan:


- S = So / (1 + k1. td )
= 1500/ (1 + 0,35 x 12)
= 288,46 mg/l
- Didapat efisiensi penyisihan BOD = 80,77 %

Gambar Rencana Kolam Anaerobik untuk pengolahan air lindi di TPA kabupaten Mesuji
dapat dilihat pada Gambar 6.

Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62 41


TekTan Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian

Dari Bak
Dari Bak Pengumpul
Pengumpul Leachete
Leachete

Pipa PVC
Ø 100 mm P = 7 m
Ke Kolam Aerob
Pipa PVC
Ø 100 mm P = 7 m
Ke Kolam Aerob
DENAH PENULANGAN KOLAM ANAEROBIK

DENAH KOLAM ANAEROBIK

POTONGAN A-A

POTONGAN B-B

Gambar 6 Dimensi dan Gambar Rencana Penulangan Kolam An Aerob

B. Kolam Fakultatif
Kriteria disain yang digunakan:
- Waktu detensi (td) = 8 hari
- Kedalaman = 2,0 m
- BOD influen = 288,46 mg/l
- Konstanta laju penyisihan (k1) = 0,35/hari
- Debit (Q) = 33,2 m3/hari
Perhitungan :
- Kapasitas kolam = Q x td
= 33,2 m3/hari x 8 hari
= 265,6 m3
- Banyaknya kolam = 1 buah
- Konstruksi = Plat beton bertulang
Dimensi Rencana:
Luas Atas = 23,30 x 21,60 meter
Luas bawah = 11,00 x 10,00 meter
Tinggi kolam = 2,0 meter + 0,5 meter (freeboard)

42 Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62


Raharjo: Perencanaan Kolam Stabilisasi Untuk Penanganan Air Lindi...

BOD efluen yang dihasilkan:


- S = So / (1 + k1. td )
= 288,46/ (1 + 0,35 x 8)
= 79,51 mg/l
- Didapat efisiensi penyisihan BOD = 73,68 %
Gambar Rencana Kolam Fakultataif untuk pengolahan air lindi di TPA kabupaten Mesuji
dapat dilihat pada Gambar 7.

Dari Bak
Pengumpul
Leachete

Pipa PVC
Ø 100 mm P = 7 m
Ke Kolam Aerob

DENAH KOLAM FAKULTATIF DENAH PENULANGAN KOLAM ANAEROBIK

POTONGAN A-A

POTONGAN B-B

Gambar 7. Dimensi dan Gambar Rencana Penulangan Kolam Fakultatif

C. Kolam Maturasi
Kriteria yang digunakan:
- Kedalaman = 1,50 m
- BOD influen = 75,91 mg/l
- Debit leachate = 33,2 m3/hari
- Waktu Detensi = 10 hari
Perhitungan dimensi kolam:
- Volume = Q . td
= 32,2 m3/hari x 10 hari = 322 m3
- Dimensi Rencana = 22,50 x 21,50 m (atas)
= 12,50 x 12,50 m(bawah)
- Kedalaman = 1.00 m + 0,50 m ( Freeboard )

BOD efluen Kolam Maturasi:


- S = So / (1+k1 . t )
Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62 43
TekTan Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian

= 79,51 / (1 + 0,35.10)
= 16,86 mg/l
- Didapat efisiensi penyisihan BOD = 77.7%
Gambar Rencana Kolam Maturasi untuk pengolahan air lindi di TPA kabupaten Mesuji
dapat dilihat pada Gambar 8.

DENAH KOLAM MATURASI

POTONGAN A-A

POTONGAN B-B

Gambar 8. Dimensi dan Gambar Rencana Penulangan Kolam Maturasi

Dari hasil perhitungan di atas dapat diartikan bahwa hasil olahan air lindi (lechate) melalui
kolam stabilisasi dengan 3 kolam perlakuan dari nilai efluen BOD kolam maturasi sudah layak
untuk dibuang ke badan perairan, yani 16,86 mg/lt (dibawah peraturan yang dipersyaratkan yakni
50 mg/lt).

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian ini diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1. Hasil pengukuran topografi menunjukkan bahwa lahan calon TPA relatif datar dengan luas
sekitar 3,2 ha
2. Dengan luasan tersebut dialokasikan untuk timbunan sampah 2,6 ha dan sisanya 1 ha
dialokasikan untuk prasarana penunjang termasuk kolam stabilisasi
3. Berdasarkan hasil perhitungan neraca air bulanan di lokasi calon TPA mempunyai nilai
perkolasi sebesar 39 mm/bulan dan rencana area timbunan seluas 2,6 ha, maka prakiraan air
lindi yang harus dikelola sebesar 33,2 m3/hari.

44 Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62


Raharjo: Perencanaan Kolam Stabilisasi Untuk Penanganan Air Lindi...

4. Kolam stabilisasi yang berupa kolam an aerobic, kolam fakultatif, dan kolam maturasi di desain
untuk dapat menurunkan pencemar BOD dari kisaran nilai BOD air lindi 1.500 mg/lt menjadi
nilai BOD hasil olahan dibawah 50 mg/lt agar memenuhi persyaratan apabila di buang di badan
perairan.
5. Berdasarkan hasil uji tekstur tanah bahwa tanah di lokasi setempat bertekstur liat, sehingga
struktur bangunan yang sesuai adalah plat beton bertulang.
6. Kriteria dan dimensi masing-masing kolam stabilisasi adalah sebagai berikut:
a. Kolam an aerob: waktu tinggal (Td) = 12 hari; dimensi kolam: kedalaman 3,00 m + free
board 0,50 m, luas atas: 16,50 x 11,50 m, luas bawah 10,50 x 7,50 m; prakiraan bahan
pencemar yang dapat dikurangi dari BOD influen sekitar 1.500 mg/lt menjadi nilai BOD
effluen sekitar 288,46 mg/lt.
b. Kolam Fakultatif: waktu tinggal (Td) = 8 hari; dimensi kolam : kedalaman 2,00 m + free
board 0,50 m, luas atas: 23,30 x 11,50 m, luas bawah 11,00 x 10,00 m; prakiraan bahan
pencemar yang dapat dikurangi dari BOD influen sekitar 288,46 mg/lt menjadi nilai BOD
effluent sekitar 79,51 mg/lt.
c. Kolam Maturasi: waktu tinggal (Td) = 10 hari; dimensi kolam : kedalaman 1,50 m + free
board 0,50 m, luas atas: 22,50 x 21,50 m, luas bawah 12,50 x 12,50 m; prakiraan bahan
pencemar yang dapat dikurangi dari BOD influen sekitar 75,91mg/lt menjadi nilai BOD
effluent sekitar16,86 mg/lt.
7. Dari hasil olahan limbah dari kolam stabilisasi yang direncanakan akan mengandung bahan
pencemar dengan nilai BOD 16,86 mg/lt, nilai ini sudah berada pada nilai yang diijinkan untuk
dibuang di badan perairan yakni antara 30-50 mg/lt (PP No 82 Tahun 2001), sehingga
diharapkan tidak lagi mengganggu lingkungan perairan di sekitar TPA tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Bappeda Pemerintah Daerah Mesuji,2010, Draft RTRW kabupaten Mesuji, Bappeda Pemerintah
Daerah Mesuji.

Damanhuri. 1995. Tempat Pemrosesan Akhir. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut
Teknologi Bandung.

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mesuji, 2011. Masterplan Persampahan Kabupaten Mesuji,
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mesuji.

Dirjen Cipta Karja. 199. Modul Tutorial Operasi dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja Dengan Kolam Stabilisasi. Dirjen Cipta Karya. Jakarta.

Tcobanoglous, G. Hilary Theisen, Samuel Virgil. 1993. Integrated Solid Waste Management.
McGraw-Hill Inc. New York.

Volume 5, Nomor 1│ April 2013: 1-62 45

Anda mungkin juga menyukai