Anda di halaman 1dari 17

RESUME MATAKULIAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI,BALITA DAN

ANAK PRASEKOLAH

“Asuhan Neonatus Usia 3-7 Hari”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah asuhan kebidanan neonatus, bayi,balita
dan anak prasekolah Yang Diampu Oleh Ibu Dr. Ni Nyoman Budiani, M.Biomed

Oleh :

Ni Luh Putu Devitri Pujayani


Nim. P07124219026

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN DENPASAR
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN
2021
A. MEMBUAT ANAMNESIS

Anamnesis merupakan proses wawancara yang dilakukan kepada pasien. Anamnesis biasanya
dilakukan dengan cara tatap muka, dan keberhasilannya tergantung pada kepribadian,
pengalaman dan kebijakan pemeriksa. Pemeriksa harus bersikap empati dan menyesuaikan diri
dengan keadaan sosial, budaya, pendidikan serta memperhatikan kepribadian dan kondisi
emosional orang tua yang diwawancaraiAnamnesa dilakukan pada keluarga untuk memperoleh
data subyektif terkait dengan identitas, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas ibu dan terkait
penyakit yang diderita ibu.
1. Pelaksanaan anamnesa pada keluarga bayi baru lahir
1. Siapkan alat yang diperlukan
a. Format pengkajian bayi.
b. Bollpoint.
2. Tanyakan identitas bayi meliputi :
a. Siapa nama bayi.
b. Berapa tanggal lahir.
c. Tuliskan tanggal pemeriksaan.
3. Tanyakan identitas orang tua, meliputi :
a. Siapa nama ibu/ayah.
b. Berapa umur ibu/ayah.
c. Apakah pendidikan terakhir ibu/ayah.
d. Apakah pekerjaan ibu/ayah.
e. Dimana alamat ibu dan suami tinggal serta nomor telepon yang bisa dihubungi.
4. Tanyakan keluhan/alasan bayi dirawat.
5. Tanyakan bagaimana riwayat kesehatan ibu saat mengandung bayi.
6. Tanyakan bagaimana riwayat persalinan (apakah melahirkan dengan SC, normal
spontan atau dengan bantuan vaccum ekstraksi) dan bagaimana kesehatan bayi pasca
kelahiran.
7. Tanyakan riwayat tumbuh kembang bayi meliputi :
a. Berat badan bayi.
b. Perkembangan bayi.
c. Kelainan bawaan.
8. Tanyakan riwayat imunisasi bayi, kapan dan apakah jenis imunisasi.
9. Tanyakan pola kebutuhan bayi :
a. Tanyakan apakah bayi mendapat ASI ? kapan ? berapa kali dalam sehari ?
b. Tanyakan pola hygiene bayi, mandi, ganti baju, popok.
c. Tanyakan eliminasi bayi (kapan BAB pertama kali, berapa kali/hari, apakah
warnanya, bau, kapan BAK pertama kali, berapa kali per hari, warna, bau ?
d. Tanyakan pola istirahat/tidur ? Berapa lama, apakah ada ganggu

B. PEMERIKSAAN VITAL SIGN, PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE),


MENIMBANG BERAT BADAN

Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap bayi
setelah berada di dunia luar yang bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan
normal dan memeriksa adanya penyimpangan/kelainan pada fisik, serta ada atau tidaknya refleks
primiti. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi bayi stabil, biasanya 6 jam setelah lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang adekuat,
sehingga tidak akan menimbulkan resiko yang dapat membahayakan bayi.
Pada pemeriksaan ini yang paling penting adalah cara menjaga agar bayi tidak
mengalami hipotermi dan trauma dari tindakan yang kita lakukan. Jangan lupa untuk melakukan
inform consent terlebih dahulu kepada ibu/orang tua bayi, apabila bayi telah dirawat gabungkan
bersama ibunya.
a. Tujuan Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir :
1) Untuk menentukan status kesehatan klien
2) Mengidentifikasi masalah
3) Mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan
4) Untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera
5) Untuk menentukan data objektif dari riwayat kesehatan klien.
b. Prinsip Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
1) Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan .
2) Cuci dan keringkan tangan, pakai sarung tangan .
3) Pastikan pencahayaan baik.
4) Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yang akan diperiksa
(jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera
selimuti kembali dengan cepat. E
5) Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.

c. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, perlu
dilakukan pengkajian pada bayi baru lahir antara lain: faktor lingkungan, faktor genetic,
faktor ibu/maternal, faktor perinatal. Peralatan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan
antara lain:
1) Tempat tidur pemeriksaan
2) Stetoscope
3) Termometer
4) Pita pengukur
5) Timbangan bayi
6) Sarung tangan
7) Penunjuk waktu/jam
8) Lampu
9) Sabun
10) Handuk
11) Air mengalir

d. Prosedur Pelaksanaan
1) Pengkajian segera BBL
1) Penilaian Nilai kondisi bayi :
• Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulitan ?
• Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas?
• Apakah warna kulit bayi merah muda, pucat/biru?
2) Pemeriksaan fisik Langkah-langkah dalam pemeriksaan fisik pada bayi :
1) Pemeriksaan umum Pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar kepala
yang dalam keadaan normal berkisar 32-37 cm, lingkar dada 34-36 cm, panjang
badan 45-53 cm, berat badan bayi 2500-4000 gram.
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahir
bervariasi dalam berespon terhadap lingkungan.
 Suhu bayi Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5-37,50 C
pada pengukuran diaxila.
 Nadi Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120-140 kali permenit.
 Pernafasan Pernafasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman,
kecepatan, iramanya. Pernafasannya bervariasi dari 40 sampai 60 kali
permenit.
3) Pemeriksaan fisik secara sistematis (head to toe) Pemeriksaan fisik secara
sistematis pada bayi baru lahir di mulai dari:
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan
oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0
sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah.
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan/masalah kesehatan pada
neonatus. Risiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu
pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan
sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Menurut
Kemenkes RI (2010), waktu kunjungan neonatus menurut konsep pelayanan kesehatan
neonatus esensial adalah sebagai berikut :
1. KN 1 dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam.
2. KN 2 dilakukan pada kurun waktu hari ke 3-7 hari setelah lahir
3. KN 3 dilakukan pada kurun waktu hari ke 8-28 hari setelah lahir.

Kunjungan neonatus ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah lahir melalui
pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat, pemberian ASI Eksklusif, personal
hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-tanda bahaya.
1. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
a. Kepala

Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput succedaneum, cephal


haematoma, hidrosefalus.
b. Muka

Tanda-tanda paralisis.
c. Mata

Ukuran, bentuk dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, trauma, keluar
nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan konjungtiva.
d. Telinga

Jumlah, posisi, bentuk dan kesimetrisan dihubungkan dengan mata dan kepala serta
adanya gangguan pendengaran.
e. Hidung

Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, dan kebersihan.


f. Mulut

Bentuk dan kesimetrisan, mukosa mulut kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada
gusi, refleks menghisap, kelainan, dan tanda abnormalitas lain.
g. Leher

Bentuk dan kesimetrisan, adanya pembengkakan/benjolan, kelainan tiroid, dan tanda


abnormalitas lainnya.
h. Klavikula dan lengan tangan

Adakah fraktur klavikula, gerakan, dan jumiah Jari.


i. Dada

Bentuk dan kelainan dada, puting susu, gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung,
dan pemafasan.
j. Abdomen

Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali ousat, jumlah pembuluh
darah pada tali pusat, bentuk dan kesimetrisan, dan kelainan lainnya.
k. Genitalia

Kelamin laki-laki: panjang penis, testis sudah turun berada dalam skrotum, orifisium
uretra di ujung penis, dan kelainan (phimosis, hipospadia/ epispadia) Kelamin
perempuan: labia mayora dan labia minora, klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra,
sekret, dan kelainan lainnya.
l. Tungkai dan kaki

Gerakan, bentuk dan kesimetrisan, jumlah jari, pergerakan, dan kelainan lainnya.
m. Anus

Adanya lubang, posisi, fungsi sfingter ani, adanya kelainan seperti atresia ani, megacolon,
dan kelainan lainnya.
n. Punggung

Bayi tengkurap, raba kurvatura kolumna vertebralis, skoliosis, pembengkakan, spina


bifida, meilomeningokel, dan kelainan lainnya.
o. Pemeriksaan kulit

Verniks kaseosa, lanugo, warna, oedema, bercak, tanda lahir, dan memar.
p. Refleks

Refleks melangkah, refleks mencari puting (rooting), refleks menghisap, refleks


menggenggam (babinski), refleks moro, dan refleks leher asimetrik tonik.
q. Antropometri

Berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingka paha, dan LILA.
r. Eliminasi

Jumlah BAB dan BAK per hari.


2. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir

Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus dikaji, antara lain:
a. Faktor genetik, meliputi kelainan/gangguan metabolik pada keluarga dan sindroma
genetik.
b. Faktor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit menurun, riwayat penganiayaan,
riwayat abortus, dan riwayat imunisasi.
c. Faktor antenatal, meliputi riwayat ANC dan riwayat kehamilan.
d. Faktor perinatal, meliputi riwayat persalinan.

Pemeriksaan Umum:
a. Pernafasan

Pernafasan bayi baru lahir normal adalah 30-60 kali per menit, tanpa retraksi dada dan
tanpa suara merintih pada fase ekspirasi.
b. Warna kulit

Warna kulit bayi normal ada kemerahan, sedangkan bayi preterm kelihatan lebih pucat.
c. Denyut jantung

Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kali per menit, tetapi masih
dianggap normal bila lebih dari 160 kali per menit.
d. Suhu aksila

Suhu bayi normal adalah 36,5°C sampai 37,5°C.


e. Postur dan gerakan

Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan tangan longgar,
dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi.
f. Tali pusat

Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering, mengkerut dan akhirnya
terlepas setelah 7-10 hari.
g. Berat badan

Beberapa hari setelah kelahiran, berat badan bayi akan turun sekitar 10% dari berat badan
lahir. Pada hari ketiga setelah kelahiran, berat badan bayi akan naik kembali sampal
akhir minggu pertama dan beratnya akan sama dengan berat badan saat lahir.

C. MEMBUAT ANALISA DATA


Sebelum bidan membuat rencana asuhan yang akan di berikan kepada bayi baru
lahir berumur 3-7 hari, maka dari data yang diperoleh baik dari hasil wawancara dan
pemeriksaan fisik maka selanjutnya tentuka diagnose, masalah dan kebutuhan bayi baru
lahir. Melakukan identifikasi secara benar terhadap diagnose masalah dan kebutuhan bayi
baru lahir berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.
Contoh :
Kunjungan neonatus neonatus II (7 hari)
Data subyektif :ibu mengatakan bayi baik-baik saja dan menyusu dengan baik.
Tidak ada pernafasan cuping hidung, dada , tidak ada transaksi dinding dada, abdomen,
tali pusat udah lepas hari ke 5.
Maka diperoleh analisa data yaitu : Neonatus Cukup Bulan Usia 7 Hari Fisiologi.

Setelah diagnose didapatkan /ditegakan, maka membuat rencana asuhan yang


menyeluruh terhadap bayi baru lahir, merencanakan asuhan yang menyeluruh yang
rasional dan sesuai temuan dari langkah sebelumnya.
.

D. MELAKSANAKAN ASUHAN MEMENUHI KEBUTUHAN ASAH, ASIH, ASUH


SESUAI EVIDENCE BASED

1. Kebutuhan Asih

Asih merupakan kebutuhan terhadap emosional yang memiliki ikatan serasi dan
selaras antara ibu dan anak. Diperlukan pada tahun pertama kehidupan sejak dalam
kandungan untuk menjamin mantapnya tumbuh kembang fisik, mental dan psikososial
anak. Asih merupakan bagaimana mempercayakan dan mengasihi untuk memberikan
rasa man kepada anak. Lebih kepada ikatan emosional yang terjadi antara anak dan orang
tua. Kelembutan dan kasih sayang adalah kunci untuk mendapatkan hati anak sehingga
mereka tidak segan untuk bercerita. Meluangkan waktu bersama untuk bermain, berjalan-
jalan, dan menikmati waktu.
a. Bounding attachment

Bounding merupakan suatu keterikatan mutual pertama antara individu, misalnya


antara orang tua dan anak, saat pertama kali mereka bertemu. Attachment adalah suatu
perasaan menyayangi atau loyalitasn yang mengikat individu dengan individu lain.
Attachment merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian serta adanya
hubungan emosi dan fisik yang akrab.
1) Bonding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan afeksi (kasih
sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir

2) Attachment adalah interaksi antara ibu dan anak secara spesifik sepanjang waktu
Maternal Neonatal Health

3) Bonding attachment adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi
setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum

4) Prakondisi yang mempengaruhi ikatan :

a) Kesehatan emosional orang tua

b) Sistem dukungan sosial yang meliputi pasangan hidup, teman dan


keluarga

c) Suatu tingkat ketrampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi


asuhan yang kompeten

d) Kedekatan orang tua dengan bayi

e) Kecocokan orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis


kelamin)

b. Melaksanakan Asuhan memuhi kebutuhan Asih pada neonatus sesuai meliputi :

1) Pemberian ASI ekslusif.


Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera
setelah lahir, secara langsung bayi mengalami kontak kulit dengan ibunya
yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan
oleh semua manusia.
2) Kontak mata (eye to eye contact)

Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa mamandang mereka,


mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi
menggunakan lebih banyak wkatu untuk saling memandang. Sering kali
dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat dietakkan lebih dekat untuk
melihat orang tuanya. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap
perkembangan dimulainya hubungan rasa saling percaya dalam hubungan
antar manusia pada umumnya.
3) Suara (voice)

Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya


sangat penting. Biasanya, orang tua menunggu tangisan pertama bayi
mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat orang tua yakin dan
tenang bahwa bayinya baik-baik saja. Bayi dapat mendengar semenjak ia
berada di Rahim, jadi tidak mengeherankan jika mereka dapat
membedakan nada dan kekuatan suara sejak lahir.
2. Pengertian Asuh (Kebutuhan fisik biomedis)
Meliputi nutrisi, pemenuhan nutrisi pada bayi baru lahir atau neonates ialah ASI. ASI
mengandung zat gizi yang sangat lengkap yang dapat memenuhi nutrisi yang diperlukan
bayi. Pada bayi juga diberikan ASI, pemberian ASI eksklusif 6 bulan pertama artinya tidak
boleh memberikan makanan apapun pada bayi selain ASI pada masa tersebut. Perawatan
kesehatan dasar, antara lain imunisasi. Pemberian imunisasi Hepatitis B sebanyak 3 kali,
pada masa neonatus imunisasi ini hanya diberikan saat bayi berusia 12 jam setelah lahir.
Vaksin ini diberikan dengan satu kali suntikan dosis 0,5 ml. Imunisasi BCG diberikan pada
semua bayi baru lahir atau neonatus sampai usia kurang dari 2 bulan. Adapun asuhan yang
memenuhi kebutuhan Asuh sesuai Evidence Based meliputi :
a. Merawat Tali Pusat
Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan perawatan tali pusat bayi antara
lain
1). Perawatan Tali Pusat Kering
Perawatan tali pusat kering adalah merawat tali pusat dengan
dibersihkan dan dirawat serta dibalut dengan kassa steril , tali pusat dijaga
agar bersih dan kering agar tidak terjadi infeksi sampai tali pusat kering dan
lepas. Apabila tali pusat berbau bisa dibersihkan dengan gentian violet.
Berikut cara melakukan
perawatan tali pusat :
a) Siapkan alat-alat
b) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
c) Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa.
d) Setelah bersih, tali pusat dibungkus dengan kain kasa steril
kering.
e) Setelah tali pusat terlepas / puput, tali pusat tetap diberi kasa
steril.
2). Perawatan Tali Pusat Basah
Cara perawatan tali pusat basah adalah:
a) Siapkan alat-alat
b) Selalu cuci tangan Anda sampai bersih sebelum mulai melakukan perawatan tali
pusat.
c) Kemudian, bersihkan tali pusat dengan alkohol.
d) Tutupi dengan kasa steril yang diberi alkohol dan menggantinya setiap kali usai
mandi, berkeringat, terkena kotor, dan basah
3). Perawatan tali pusat jika sudah putus maka harus dipastikan keadaan
pangkal kering tidak lembab
b. Memandikan
Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah :

1). Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil dan suhu air
mandi dan memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
2). Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering

3). Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian
selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti
dengan baik
4). Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan
baik
c. Perawatan Mata
Membersihkan area mata bayi dengan air hangat dan kapas steril
d. Perawatan anus dan genetalia
Pada genetalia bayi laki-laki dan pada bayi perempuan harus dipastikan tidak
lembab setelah berkemih dan mandi dan pemeriksa keadaan anus bayi sudah
bersihan dari kotoran atau tidak.
e. Pemenuhan Nutrisi
Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum bayi
adalah dengan membantu bayi mulai menyusu melalui pemberian ASI
eksklusif.
Prinsip menyusui secara dini dan eksklusif adalah sebagai berikut :
1) Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir dan melanjutkan selama 6
bulan pertama kehidupan.
2) Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang
3) Bayi harus disusui kapan saja ia mau, siang atau malam (on demand) yang
akan merangsang payudara memproduksi ASI secara adekuat. Untuk
mendapatkan ASI dalam jumlah cukup, seseorang ibu perlu menjaga
kesehatannya sebaik mungkin. Ibu perlu minum dengan jumlah cukup, makan
makanan bergizi, dan istirahat yang cukup, sehingga bidan harus
mengingatkan hal ini pada ibu.. Berkemih paling sedikit 6 kali selama 3-7 hari
setelah lahir, ini menunjukan bahwa asupan cairan adekuat.

f. Membedong Bayi
Bedong bayi adalah teknik membalut tubuh bayi, terutama bayi baru lahir
dengan menggunakan selimut atau kain bedong. Cara untuk membedong bayi :
1) Bentangkan kain lampin, lalu lipat sedikit pada salah satu sudutnya. Letakkan bayi di
atas kain lampin dengan posisi kepala di tepi sudut yang dilipat. Sambil memegang
bayimu, bawalah salah satu sisi kain ke tubuhnya, boleh sisi kanan atau kiri terlebih
dahulu, lalu selipkan di bawah tubuhnya.
2) Tutup bagian kaki bayi dengan melipat sisi bawah kain lampin ke atas. Berikan
sedikit ruang agar kakinya bisa bergerak.
3) Bawalah sisi lain kain ke tubuh bayi, lalu selipkan hingga menyisakan leher dan
kepalanya yang tidak terbungkus kain.
4) Setelah bayi dibedong, pastikan untuk meletakkan bayi dalam posisi telentang.
g. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pastikan suhu bayi tidak terlalu panas dan dingin serta pastikan keadaan ruangan
hangat.

h. Pemantauan BAB/BAK
1) BAB pada bayi :
Membersihkan area genetalia bayi jika sedang BAB dan cebok bayi dengan
hangat.
2) BAK pada bayi :
Menjaga kebersihan genetalia bayi setelah BAK dengan cara mengganti popok
yang basah. Dengan cara membersihkan kemaluan dari bagian depan ke
belakang dengan menggunakan kapas yang sudah dibasahi air ataupun dengan
handuk basah.
i. Pemenuhan Kebutuhan Tidur
Bayi umumnya membutuhkan waktu tidur sekitar 16,5 jam dalam sehari. Jam
tidurnya bisa dibagi menjadi 8 jam tidur siang dan 8,5 jam tidur malam. Namun, pola tidur
bayi pada usia ini masih belum beraturan. Bayi biasanya akan terbangun ketika merasa
lapar atau merasa.

3. Kebutuhan Asah
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal. Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan
stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara
dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.
a. Prinsip dasar Stimulasi
1). Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2). Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku
orang-orang yang terdekat dengannya.
3). Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur.
4). Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariassi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5). Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4
aspek kemampuan dasar anak.
6). Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak.
7). Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8). Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.
b. Tujuan Stimulasi
Stimulasi yang diberikan pada anak seharusnya sudah dimulai sejak dalam
kandungan, misal bisikan, sentuhan pada perut ibu, gizi ibu yang mencukupi dan
menghindari yang memicu stres pada ibu. Setelah lahir, stimulasi langsung diberikan
pada bayi. Stimulasi yang diberikan melalui aktivitas bermain bertujuan untuk :
1). Melatih dan mengevaluasi refleks fisiologis.
2). Melatih koordinasi antara mata dan tangan serta mata dan telinga.
3). Melatih untuk mencari objek yang tidak kelihatan.
4). Melatih sumber asal suara.
5). Melatih kepekaan perabaan.
c. Manfaat stimulasi
Stimulasi dini adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan
sebaiknya sejak janin usia enam bulan) untuk merangsang semua sistem indra
(pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, dan pengecapan). Stimulasi dini
hendaknya dilakukan setiap hari. Rangsangan yang dilakukan sejak lahir secara terus
menerus tersebut dapat memacu kecerdasan anak dalam berbagai aspek. Mulai dari
logika matematika, kematangan emosi, kemampuan berkomunikasi dan berbahasa,
kecerdasan musikal, gerak, visuospasial, seni rupa, dan lain-lain

DAFTAR PUSTAKA
Siti Nurhasiyah Jamil, M. Keb Febi Sukma, M. Keb Hamidah, SST, MKM. 2017. Asuhan
Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah. Jakarta : Jl. KH Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat
15419 www.fkkumj.ac.id

A sukesi, Setiyani Astuti, Esyuananik. 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Pra Sekolah. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Direktorat Kesehatan Anak Khusus. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
Berbasis Perlindungan Anak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Sulani, Dr.Hj. Fatni. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis
Perlindungan Anak. Tersedia pada link:
https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/panduan-yankes-bbl-berbasis-
perlindungan-anak.pdf

Marfuah, Siti. 2019. Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologi Pada Bayi Ny. M Di Pmb Sri
Harningsih, S.St Pujodadi Pringsewu Tahun 2019. Tersedia pada link:
https://stikesmuh-pringsewu.ac.id/perpustakaan/index.php?p=fstream-
pdf&fid=1175&bid=3661

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika.

Loewy, J., Stewart, K., Dassler, A. M., Telsey, A., & Homel, P. 2013. The effects of music
therapy on vital signs, feeding, and sleep in premature infants. Pediatrics, 131(5), 902-918.

J. 2012. Temperature measurement and thermoregulation in the term and preterm infant
(Doctoral dissertation, James Cook University).

Anda mungkin juga menyukai