ANAK PRASEKOLAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah asuhan kebidanan neonatus, bayi,balita
dan anak prasekolah Yang Diampu Oleh Ibu Dr. Ni Nyoman Budiani, M.Biomed
Oleh :
Anamnesis merupakan proses wawancara yang dilakukan kepada pasien. Anamnesis biasanya
dilakukan dengan cara tatap muka, dan keberhasilannya tergantung pada kepribadian,
pengalaman dan kebijakan pemeriksa. Pemeriksa harus bersikap empati dan menyesuaikan diri
dengan keadaan sosial, budaya, pendidikan serta memperhatikan kepribadian dan kondisi
emosional orang tua yang diwawancaraiAnamnesa dilakukan pada keluarga untuk memperoleh
data subyektif terkait dengan identitas, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas ibu dan terkait
penyakit yang diderita ibu.
1. Pelaksanaan anamnesa pada keluarga bayi baru lahir
1. Siapkan alat yang diperlukan
a. Format pengkajian bayi.
b. Bollpoint.
2. Tanyakan identitas bayi meliputi :
a. Siapa nama bayi.
b. Berapa tanggal lahir.
c. Tuliskan tanggal pemeriksaan.
3. Tanyakan identitas orang tua, meliputi :
a. Siapa nama ibu/ayah.
b. Berapa umur ibu/ayah.
c. Apakah pendidikan terakhir ibu/ayah.
d. Apakah pekerjaan ibu/ayah.
e. Dimana alamat ibu dan suami tinggal serta nomor telepon yang bisa dihubungi.
4. Tanyakan keluhan/alasan bayi dirawat.
5. Tanyakan bagaimana riwayat kesehatan ibu saat mengandung bayi.
6. Tanyakan bagaimana riwayat persalinan (apakah melahirkan dengan SC, normal
spontan atau dengan bantuan vaccum ekstraksi) dan bagaimana kesehatan bayi pasca
kelahiran.
7. Tanyakan riwayat tumbuh kembang bayi meliputi :
a. Berat badan bayi.
b. Perkembangan bayi.
c. Kelainan bawaan.
8. Tanyakan riwayat imunisasi bayi, kapan dan apakah jenis imunisasi.
9. Tanyakan pola kebutuhan bayi :
a. Tanyakan apakah bayi mendapat ASI ? kapan ? berapa kali dalam sehari ?
b. Tanyakan pola hygiene bayi, mandi, ganti baju, popok.
c. Tanyakan eliminasi bayi (kapan BAB pertama kali, berapa kali/hari, apakah
warnanya, bau, kapan BAK pertama kali, berapa kali per hari, warna, bau ?
d. Tanyakan pola istirahat/tidur ? Berapa lama, apakah ada ganggu
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap bayi
setelah berada di dunia luar yang bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan
normal dan memeriksa adanya penyimpangan/kelainan pada fisik, serta ada atau tidaknya refleks
primiti. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi bayi stabil, biasanya 6 jam setelah lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang adekuat,
sehingga tidak akan menimbulkan resiko yang dapat membahayakan bayi.
Pada pemeriksaan ini yang paling penting adalah cara menjaga agar bayi tidak
mengalami hipotermi dan trauma dari tindakan yang kita lakukan. Jangan lupa untuk melakukan
inform consent terlebih dahulu kepada ibu/orang tua bayi, apabila bayi telah dirawat gabungkan
bersama ibunya.
a. Tujuan Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir :
1) Untuk menentukan status kesehatan klien
2) Mengidentifikasi masalah
3) Mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan
4) Untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera
5) Untuk menentukan data objektif dari riwayat kesehatan klien.
b. Prinsip Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
1) Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan .
2) Cuci dan keringkan tangan, pakai sarung tangan .
3) Pastikan pencahayaan baik.
4) Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yang akan diperiksa
(jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera
selimuti kembali dengan cepat. E
5) Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.
c. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, perlu
dilakukan pengkajian pada bayi baru lahir antara lain: faktor lingkungan, faktor genetic,
faktor ibu/maternal, faktor perinatal. Peralatan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan
antara lain:
1) Tempat tidur pemeriksaan
2) Stetoscope
3) Termometer
4) Pita pengukur
5) Timbangan bayi
6) Sarung tangan
7) Penunjuk waktu/jam
8) Lampu
9) Sabun
10) Handuk
11) Air mengalir
d. Prosedur Pelaksanaan
1) Pengkajian segera BBL
1) Penilaian Nilai kondisi bayi :
• Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulitan ?
• Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas?
• Apakah warna kulit bayi merah muda, pucat/biru?
2) Pemeriksaan fisik Langkah-langkah dalam pemeriksaan fisik pada bayi :
1) Pemeriksaan umum Pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar kepala
yang dalam keadaan normal berkisar 32-37 cm, lingkar dada 34-36 cm, panjang
badan 45-53 cm, berat badan bayi 2500-4000 gram.
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahir
bervariasi dalam berespon terhadap lingkungan.
Suhu bayi Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5-37,50 C
pada pengukuran diaxila.
Nadi Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120-140 kali permenit.
Pernafasan Pernafasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman,
kecepatan, iramanya. Pernafasannya bervariasi dari 40 sampai 60 kali
permenit.
3) Pemeriksaan fisik secara sistematis (head to toe) Pemeriksaan fisik secara
sistematis pada bayi baru lahir di mulai dari:
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan
oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0
sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah.
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan/masalah kesehatan pada
neonatus. Risiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu
pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan
sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Menurut
Kemenkes RI (2010), waktu kunjungan neonatus menurut konsep pelayanan kesehatan
neonatus esensial adalah sebagai berikut :
1. KN 1 dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam.
2. KN 2 dilakukan pada kurun waktu hari ke 3-7 hari setelah lahir
3. KN 3 dilakukan pada kurun waktu hari ke 8-28 hari setelah lahir.
Kunjungan neonatus ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah lahir melalui
pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat, pemberian ASI Eksklusif, personal
hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-tanda bahaya.
1. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
a. Kepala
Tanda-tanda paralisis.
c. Mata
Ukuran, bentuk dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, trauma, keluar
nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan konjungtiva.
d. Telinga
Jumlah, posisi, bentuk dan kesimetrisan dihubungkan dengan mata dan kepala serta
adanya gangguan pendengaran.
e. Hidung
Bentuk dan kesimetrisan, mukosa mulut kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada
gusi, refleks menghisap, kelainan, dan tanda abnormalitas lain.
g. Leher
Bentuk dan kelainan dada, puting susu, gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung,
dan pemafasan.
j. Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali ousat, jumlah pembuluh
darah pada tali pusat, bentuk dan kesimetrisan, dan kelainan lainnya.
k. Genitalia
Kelamin laki-laki: panjang penis, testis sudah turun berada dalam skrotum, orifisium
uretra di ujung penis, dan kelainan (phimosis, hipospadia/ epispadia) Kelamin
perempuan: labia mayora dan labia minora, klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra,
sekret, dan kelainan lainnya.
l. Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk dan kesimetrisan, jumlah jari, pergerakan, dan kelainan lainnya.
m. Anus
Adanya lubang, posisi, fungsi sfingter ani, adanya kelainan seperti atresia ani, megacolon,
dan kelainan lainnya.
n. Punggung
Verniks kaseosa, lanugo, warna, oedema, bercak, tanda lahir, dan memar.
p. Refleks
Berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingka paha, dan LILA.
r. Eliminasi
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus dikaji, antara lain:
a. Faktor genetik, meliputi kelainan/gangguan metabolik pada keluarga dan sindroma
genetik.
b. Faktor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit menurun, riwayat penganiayaan,
riwayat abortus, dan riwayat imunisasi.
c. Faktor antenatal, meliputi riwayat ANC dan riwayat kehamilan.
d. Faktor perinatal, meliputi riwayat persalinan.
Pemeriksaan Umum:
a. Pernafasan
Pernafasan bayi baru lahir normal adalah 30-60 kali per menit, tanpa retraksi dada dan
tanpa suara merintih pada fase ekspirasi.
b. Warna kulit
Warna kulit bayi normal ada kemerahan, sedangkan bayi preterm kelihatan lebih pucat.
c. Denyut jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kali per menit, tetapi masih
dianggap normal bila lebih dari 160 kali per menit.
d. Suhu aksila
Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan tangan longgar,
dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi.
f. Tali pusat
Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering, mengkerut dan akhirnya
terlepas setelah 7-10 hari.
g. Berat badan
Beberapa hari setelah kelahiran, berat badan bayi akan turun sekitar 10% dari berat badan
lahir. Pada hari ketiga setelah kelahiran, berat badan bayi akan naik kembali sampal
akhir minggu pertama dan beratnya akan sama dengan berat badan saat lahir.
1. Kebutuhan Asih
Asih merupakan kebutuhan terhadap emosional yang memiliki ikatan serasi dan
selaras antara ibu dan anak. Diperlukan pada tahun pertama kehidupan sejak dalam
kandungan untuk menjamin mantapnya tumbuh kembang fisik, mental dan psikososial
anak. Asih merupakan bagaimana mempercayakan dan mengasihi untuk memberikan
rasa man kepada anak. Lebih kepada ikatan emosional yang terjadi antara anak dan orang
tua. Kelembutan dan kasih sayang adalah kunci untuk mendapatkan hati anak sehingga
mereka tidak segan untuk bercerita. Meluangkan waktu bersama untuk bermain, berjalan-
jalan, dan menikmati waktu.
a. Bounding attachment
2) Attachment adalah interaksi antara ibu dan anak secara spesifik sepanjang waktu
Maternal Neonatal Health
3) Bonding attachment adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi
setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum
1). Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil dan suhu air
mandi dan memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
2). Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering
3). Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian
selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti
dengan baik
4). Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan
baik
c. Perawatan Mata
Membersihkan area mata bayi dengan air hangat dan kapas steril
d. Perawatan anus dan genetalia
Pada genetalia bayi laki-laki dan pada bayi perempuan harus dipastikan tidak
lembab setelah berkemih dan mandi dan pemeriksa keadaan anus bayi sudah
bersihan dari kotoran atau tidak.
e. Pemenuhan Nutrisi
Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum bayi
adalah dengan membantu bayi mulai menyusu melalui pemberian ASI
eksklusif.
Prinsip menyusui secara dini dan eksklusif adalah sebagai berikut :
1) Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir dan melanjutkan selama 6
bulan pertama kehidupan.
2) Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang
3) Bayi harus disusui kapan saja ia mau, siang atau malam (on demand) yang
akan merangsang payudara memproduksi ASI secara adekuat. Untuk
mendapatkan ASI dalam jumlah cukup, seseorang ibu perlu menjaga
kesehatannya sebaik mungkin. Ibu perlu minum dengan jumlah cukup, makan
makanan bergizi, dan istirahat yang cukup, sehingga bidan harus
mengingatkan hal ini pada ibu.. Berkemih paling sedikit 6 kali selama 3-7 hari
setelah lahir, ini menunjukan bahwa asupan cairan adekuat.
f. Membedong Bayi
Bedong bayi adalah teknik membalut tubuh bayi, terutama bayi baru lahir
dengan menggunakan selimut atau kain bedong. Cara untuk membedong bayi :
1) Bentangkan kain lampin, lalu lipat sedikit pada salah satu sudutnya. Letakkan bayi di
atas kain lampin dengan posisi kepala di tepi sudut yang dilipat. Sambil memegang
bayimu, bawalah salah satu sisi kain ke tubuhnya, boleh sisi kanan atau kiri terlebih
dahulu, lalu selipkan di bawah tubuhnya.
2) Tutup bagian kaki bayi dengan melipat sisi bawah kain lampin ke atas. Berikan
sedikit ruang agar kakinya bisa bergerak.
3) Bawalah sisi lain kain ke tubuh bayi, lalu selipkan hingga menyisakan leher dan
kepalanya yang tidak terbungkus kain.
4) Setelah bayi dibedong, pastikan untuk meletakkan bayi dalam posisi telentang.
g. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pastikan suhu bayi tidak terlalu panas dan dingin serta pastikan keadaan ruangan
hangat.
h. Pemantauan BAB/BAK
1) BAB pada bayi :
Membersihkan area genetalia bayi jika sedang BAB dan cebok bayi dengan
hangat.
2) BAK pada bayi :
Menjaga kebersihan genetalia bayi setelah BAK dengan cara mengganti popok
yang basah. Dengan cara membersihkan kemaluan dari bagian depan ke
belakang dengan menggunakan kapas yang sudah dibasahi air ataupun dengan
handuk basah.
i. Pemenuhan Kebutuhan Tidur
Bayi umumnya membutuhkan waktu tidur sekitar 16,5 jam dalam sehari. Jam
tidurnya bisa dibagi menjadi 8 jam tidur siang dan 8,5 jam tidur malam. Namun, pola tidur
bayi pada usia ini masih belum beraturan. Bayi biasanya akan terbangun ketika merasa
lapar atau merasa.
3. Kebutuhan Asah
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal. Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan
stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara
dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.
a. Prinsip dasar Stimulasi
1). Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2). Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku
orang-orang yang terdekat dengannya.
3). Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur.
4). Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariassi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5). Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4
aspek kemampuan dasar anak.
6). Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak.
7). Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8). Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.
b. Tujuan Stimulasi
Stimulasi yang diberikan pada anak seharusnya sudah dimulai sejak dalam
kandungan, misal bisikan, sentuhan pada perut ibu, gizi ibu yang mencukupi dan
menghindari yang memicu stres pada ibu. Setelah lahir, stimulasi langsung diberikan
pada bayi. Stimulasi yang diberikan melalui aktivitas bermain bertujuan untuk :
1). Melatih dan mengevaluasi refleks fisiologis.
2). Melatih koordinasi antara mata dan tangan serta mata dan telinga.
3). Melatih untuk mencari objek yang tidak kelihatan.
4). Melatih sumber asal suara.
5). Melatih kepekaan perabaan.
c. Manfaat stimulasi
Stimulasi dini adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan
sebaiknya sejak janin usia enam bulan) untuk merangsang semua sistem indra
(pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, dan pengecapan). Stimulasi dini
hendaknya dilakukan setiap hari. Rangsangan yang dilakukan sejak lahir secara terus
menerus tersebut dapat memacu kecerdasan anak dalam berbagai aspek. Mulai dari
logika matematika, kematangan emosi, kemampuan berkomunikasi dan berbahasa,
kecerdasan musikal, gerak, visuospasial, seni rupa, dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA
Siti Nurhasiyah Jamil, M. Keb Febi Sukma, M. Keb Hamidah, SST, MKM. 2017. Asuhan
Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah. Jakarta : Jl. KH Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat
15419 www.fkkumj.ac.id
A sukesi, Setiyani Astuti, Esyuananik. 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Pra Sekolah. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Direktorat Kesehatan Anak Khusus. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
Berbasis Perlindungan Anak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Sulani, Dr.Hj. Fatni. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis
Perlindungan Anak. Tersedia pada link:
https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/panduan-yankes-bbl-berbasis-
perlindungan-anak.pdf
Marfuah, Siti. 2019. Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologi Pada Bayi Ny. M Di Pmb Sri
Harningsih, S.St Pujodadi Pringsewu Tahun 2019. Tersedia pada link:
https://stikesmuh-pringsewu.ac.id/perpustakaan/index.php?p=fstream-
pdf&fid=1175&bid=3661
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika.
Loewy, J., Stewart, K., Dassler, A. M., Telsey, A., & Homel, P. 2013. The effects of music
therapy on vital signs, feeding, and sleep in premature infants. Pediatrics, 131(5), 902-918.
J. 2012. Temperature measurement and thermoregulation in the term and preterm infant
(Doctoral dissertation, James Cook University).