PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia pada dasarnya ialah makhluk sosial yang tentunya hidup
bermasyarakatan dan tidak bisa memisahkan hidupnya dengan orang lain.
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya memiliki sifat berbudaya yang
dapat menggunakan akal pikirannya untuk menciptakan tatanan dalam
bermasyarakat dan terbentuklah interaksi yang dimana manusia satu
memiliki kepentingan terhadap manusia yang lainnya. Antar manusia pasti
memiliki perbedaan. Perbedaan itulah yang pada akhirnya menimbulkan
suatu keragaman.
Keberagaman manusia yaitu manusia yang memiliki perbedaan yang
dapat ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan,
temperamen, dan hasrat. Selain individu, terdapat juga keragaman sosial.
Jika keragaman individu terletak pada perbedaan secara individu atau
perorangan, sedangkan keragaman sosial terletak pada keragaman dari
masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.
Keragaman dan kesetaraan dapat menyadarkan kepada manusia bahwa
keragaman merupakan keniscayaan hidup manusia. Dalam paham
multikulturalisme, kesederajatan, dan atau kesetaraan sangat dihargai
untuk semua budaya yang ada dalam masyarakat. Paham ini sebenarnya
merupakan bentuk akomodasi dari budaya arus utama (besar) terhadap
munculnya budaya-budaya kecil yang datang dari berbagai kelompok.
Itulah sebabnya, penting sekarang ini membahas keragaman dan
kesetaraan dalam hidup manusia.
Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman
identitas yang disandang. Kesetaraan merupakan hal yang inheren yang
dimiliki manusia sejak lahir. Setiap individu memiliki hak-hak dasar yang
sama yang melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau yang disebut dengan
hak asasi manusia. Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan dapat terwujud
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuan dari
penelitian ini adalah
a. Untuk mengetahui mengenai manusia, keragaman dan kesetaraan.
b. Untuk mengetahui. hakikat keragaman dan kesetaraan manusia.
c. Untuk mengetahui kemajemukan dalam dinamika sosial dan budaya.
d. Untuk mengetahui keragaman dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial
dan budaya bangsa.
e. Untuk mengetahui tentang problematika keragaman dan kesetaraan
serta solusinya dalam kehidupan masyarakat dan negara.
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar “Manusia, Keragaman dan Kesetaraan” |10
Indicator kesederajatan adalah sebagai berikut :
a) Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras,
gender, dan golongan;
b) Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan
kehidupan yang layak;
c) Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu,
dan anggota masyarakat.
Problem yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah
munculnya sikap dan perilaku untuk tidak mengakui adanya
persamaan derajat, hak, dan kewajiban antarmanusia atau antarwarga.
Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut diskriminasi. Upaya
untuk menekan dan menghapus praktik-praktik diskriminasi adalah
melalui perlindungan dan penegakan HAM disetiap ranah kehidupan
manusia. Seperti negara kita Indonesia yang berkomitmen untuk
melindungi dan menegakkan hak asasi warga negara melalui undang-
undang sebagai berikut :
a) UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM (penghapusan segala
bentuk diskriminasi rasial).
b) Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2004-2009.
c) UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.
d) UU No. 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam
rumah tangga.
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar “Manusia, Keragaman dan Kesetaraan” |11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada bagian akhir dari penulisan ini, penulis dapat menyimpulkan
yaitu sebagai berikut:
a. Keragaman manusia yang dimaksudkan bahwa setiap manusia
memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah
makhluk individu yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas
tersendiri. Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi,
misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat. Dan
perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras,
agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi
ekonomi.
b. Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan atau
kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yang sama,
kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah
antara satu sama lain.
c. Jika individu atau kelompok tidak mengedepankan sifat terbuka,
besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan
persatuan dan kesatuan bangsa, seperti: etnosentrisme stereotip,
prasangka, rasisme, diskriminasi, dan space goating.
3.2 Saran
Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi dari berbagai tindakan
diskriminasi adalah Bhineka Tunggal Ika yang merupakan ungkapan yang
menggambarkan masyarakat Indonesia yang “majemuk” atau “heterogen”.
Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak
suku bangsa dan beraneka ragam latar belakang kebudayaan, agama,
sejarah, dan tujuan yang sama yang disebut Kebudayaan Nasional.
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar “Manusia, Keragaman dan Kesetaraan” |12
DAFTAR PUSTAKA
___.https://uin-malang.ac.id/r/131101/hakekat-manusia-dan-implikasinya-dalam-
pendidikan.html repository.ut.ac.id › MKDK4001-M1
___.https://www.stiepasim.ac.id/hakikat-manusia-sebagai-makhluk-sosial/
___.https://www.fahdisjro.com/2014/10/keberagaman-dan-kesetaraan-sosial.html
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar “Manusia, Keragaman dan Kesetaraan” |13