Disusun Oleh:
Frendy Marselino
26050119140130
Oseanografi A
Koordinator Mata Kuliah Pasang Surut:
Ir. Warsito Atmodjo, M.Si
NIP. 19590328 198902 1 001
Tim Asisten:
Dwitya Rahma Suci 26050118140073
Namira Yunita Prasasti 26050118120017
Yustinus Wijanarko 26050118140103
Nabila Fitri Choiriah 26050118140061
Alfandy Rafliansyah Subingat 26050118140067
Happy Ayu Setyaningrum 26050118140056
Ulfa Okaviani Nurafifah 26050118120029
Jessica Naomi Putri S 26050118130125
Yustina Wulan Millenia 26050118140104
Yavin Zacharia Hadi Utama 26050118130090
Arbi Wahid 26050118130064
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN
Asisten
Praktikan
Worldtide
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah Pasang Surut Koordinator Praktikum
Peramalan pasang surut dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode
konvensiaonal yaitu metode Admirarlty. Seperti yang diketahui metode Admirarlty
merupakan metode yang sangat populer yang digunakan dalam peramalan pasang surut.
Selain itu juga, peramalan pasng surut dapat dilakukan menggunakan aplikasi Worldtide
dengan metode Least Square. Dalam aplikasi Worldtide untuk peramalan pasang surut terdiri
dari Tide Analysis dan Tide Prediction. Tide Analysis merupakan metode yang digunakan
untuk menganalisa suatu pasang surut dengan menggunakan data yang sudah ada, sedangkan
Tide Prediction digunakan untuk memprediksi pasang surut untuk bulan tertentu atau pada
tahun-tahun yang akan datang.
I.2 Tujuan
I.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan penentuan pasut pada masalah yang terjadi pada suatu
perairan khususnya berkaitan dengan pasut
2. Mahasiswa dapat menentukan serta memprediksi pasut berdasarkan Julian datenya
3. Mahasiswa mampu menganalisis grafik hasil Worldtide
II.1 Worldtide
Worldtide merupakan software yang menggunakan metode Least Square dalam analisis
dan peramalan pasang surut. Metode Least Square dapat menghitung lebih banyak komponen
sehingga dapat meramalkan pasang dengan baik. Untuk menganalisa data pendek misalnya
data 1 bulan atau kurang, maka beberapa komponen tidak dapat dianalisa. Komponen pasang
tersebut digunakan sebagai input dalam program. Worldtide juga merupakan program
computer yang berbasis MATLAB yang digunakan untuk menganalisanya. Dalam melakukan
prediksi dan Analisa dilakukan dari tinggi muka air dengan siklus pasang surut. Output
metode ini berupa beberapa komponen pasang surut dan grafik peramalan (Effendi et al.,
2017).
Program worldtide merupakan salah satu program yang ada di software Matlab.
Worldtide di desain untuk dapat digunakan dengan mudah. GUI (Graphical User Interface)
memudahkan pengguna untuk menyiapkan dengan cepat pengukuran ketinggian air pada
suatu deretan waktu kedalam komponen pasut maupun non pasut. Metodenya yaitu berupa
reduksi harmonic least square yang memiliki pilihan mencapai 35 konstanta pasut.
Worldtide digunakan untuk menganalisis harmonik pasang surut air laut. Metode ini
menguraikan tentang gelombang pasang surut yang terurai menjadi beberapa komponen
pasang surut (Wijaya et al., 2017).
II.2 Matlab
MATLAB merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang dikembangkan oleh
MathWorks dan dikhususkan untuk komputasi numerik, visualisasi, dan pemrograman.
Dengan memanfaatkan MATLAB, pengguna dapat melakukan analisis data, mengembangkan
algoritma, dan membuat model maupun aplikasi. Bahasa, tools, dan fungsi-fungsi built-in
akan memudahkan pengguna untuk mengeksplorasi berbagai pendekatan dan memperoleh
solusi dengan lebih cepat dibandingkan apabila menggunakan spreadsheets atau bahasa
pemrograman tradisional, seperti C/C++ atau Java. MATLAB menggunakan konsep
array/matrik sebagai standar variabel elemennya tanpa memerlukan pendeklarasian array
seperti pada bahasa lainnya. Selain itu juga dapat diintegrasikan dengan aplikasi dan bahasa
pemrograman eksternal seperti C, Java, .NET, dan Microsoft Excel (Rani, 2013).
Matlab merupakan sebuah software yang mempunyai kelebihan dibandingkan alat hitung
lainnya. Kelebihan dari software ini adalah dapat membantu visualisasi grafik dalam
menentukan perkiraan awal letak akar persamaan tak linier dan juga membantu melatih
kemaampuan penalaran. Selain itu juga dapat membantu dalam hal proses perhitungan
sehingga perhitungan lebih cepat dan akurat. Sebagai contoh dalam metode biseksi yang
merupakan metode numeric untuk mencari akar persamaan tak linier. Proses perhitungan ini
sederhana, namun masih ada beberapa orang yang merasa kesulita dalam menyeesaikannya.
Hal ini karena perhitungan secara manual cenderung membuat orang lupa dengan proses
algoritmanya dan kurang teliti. Sehingga dengan menggunakan matlab akan lebih
memudahkan dalam menyelesaikan persoalan tersebut (Lanya dan septi, 2018).
Menurut Parinduri dan Hutagalung (2018), matlab terdiri dari beberapa bagian utama yaitu:
1. Development Environtment, yitu sekumpulan perangkat dan fasilitas yang membantu
untuk menggunakan fungsi-fungsi dan file-file matlab. Beberapa perangkat ini
merupakan sebuah Graphical User Interface (GUI). Termasuk di dalamnya adalah
Matlab Desktop dan command Window, command history, sebuah editor debugger dan
browsers untuk melihat help, workspace, files dan search path.
2. Matlab Mathematical Function Library, merupakan sekumpulan algoritma komputasi
mulai dari fungsi-fungsi dasar seperti: sum, sin, cos, dan complex arithmetic, sampai
dengan fungsi-fungsi yang lebih kompek seperti matrix inverse, matrix eigenvalues,
Bessel functions dan fast fourier transforms.
3. Matlab Language, yaitu suatu high-level matrix/array language dengan control flow
statements, functions, data structures, input/output, dan fitur-fitur object-oriented
programming. Graphic, MATLAB memiliki fasilitas untuk menampilkan vector dan
matrices sebagai suatu grafik.
4. MATLAB Application Program Interface (API), yaitu suatu library yang
mmungkinkan program yang telah ditulis dalam bahasa C dan Fortran mampu
berinteraksi dengan MATLAB. Hal ini melibatkan fasilitas untuk pemanggilan
routines dari MATLAB (dynamic linking), pemanggilan MATLAB sebagai sebuah
computation engine, dan untuk membaca serta menuliskan MAT-files.
Menurut Boon (2007), untuk serangkaian pengamatan yang relatif singkat (29 hari
menjadi 58 hari), ada batas untuk jumlah konstituen yang dapat digunakan dalam analisis
harmonik pasang. Secara umum, kesulitan yang disebabkan oleh serangkaian panjang pendek
muncul dalam resolusi dari unsur tertentu yang dekat dengan orang lain dalam frekuensi
(berkonsultasi listbox di bagian atas halaman Analisis untuk daftar konstituen yang tersedia
dan frekuensi mereka). Para S2 unsur utama semidiurnal surya, misalnya, memiliki frekuensi
tepat 2 siklus per mean hari matahari, T2 konstituen semidiurnal (1,9973 CPD), R2 (2,0027
CPD) dan K2 (2,0055 CPD) semua sangat dekat dengan frekuensi ini dan bisa sulit untuk
menyelesaikan dari seri pendek. Ini bukan bahwa konstituen tidak memiliki amplitudo dan
fase yang benar - hanya bahwa Anda tidak bisa belajar apa yang mereka jika anda tidak
memiliki data. Anda bisa mencoba untuk menganalisis rekor 29 hari setelah memeriksa semua
35 kotak di Worldtides, tetapi Anda mungkin akan mendapatkan beberapa hasil yang aneh
jika Anda melakukannya.
Menurut Zakaria (2015) dalam Zuhaira et al., (2020), dalam pasang surut terdapat dua
frekuensi, yaitu frekuensi astronomi dan terdapat frekuensi FFT. Frekuensi astronomi
digunakan untuk mendapatkan konstanta harmonik. Frekuensi ini dapat memodelkan gerak
harmonik pasang surut dari komponen pasang surutnya. Pemodelan gerak harmonik pasang
surut dapat memodelkan harmonik pasang surut dengan sembilan frekuensi astronomi, yaitu
M2, S2, N2, K1, O1, M4, MS4, P1, dan K2. Selain frekuensi astronomi, frekuensi harmonik
pasang surut dapat dihasilkan dari transformasi Fourier (FFT). Metode FFT merupakan
metode transformasi yang biasa digunakan dalam bidang keteknikan untuk
mentransformasikan data dari domain waktu menjadi domain frekuensi. Metode ini dapat
dipresentasikan sebagai bentuk persamaan transformasi sebagai berikut:
Keterangan:
P(tn) = data seri pasang surut dalam domain waktu.
P(fm) = data seri pasang surut dalam domain frekuensi.
tn = variabel seri waktu yang menunjukkan panjang data ke N.
fm = variabel seri frekuensi.
Tipe pasut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini
disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut.
Jika suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, maka
kawasan tersebut dikatakan bertipe pasut harian tunggal (diurnal tides ), namun jika terjadi
dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, maka tipe pasutnya disebut tipe harian ganda
(semidiurnal tides ). Tipe pasut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda
disebut dengan tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasut ini digolongkan menjadi dua
bagian yaitu tipe campuran condong harian ganda (Mixed Tide predominantly Semi-diurnal
Tide) dan tipe campuran condong harian tunggal ( Mixed Tide predominantly Diurnal Tide )
(Hasibuan, Surbakti, & Sitepu, 2017).
III. MATERI DAN METODE
III.3 Metode
III.3.1 Penyiapan Data
1. Copy data elevasi pasut Maret 2017 yang digunakan pada modul 1. Buka dokumen baru
pada Ms. Excel dan paste pada dokumen baru tersebut;
2. Tulis angka 49 pada kolom A yang menjadi data awal untuk menghitung pasang surut dan
49 adalah nomor pasut Indonesia. Untuk kolom B disi dengan tanggal dan waktu pasang
surut, sedangkan kolom C tinggi pasang surut dalam ukuran meter (masing-masing data
dibagi 100).
3. Simpan data dengan format .xls (excel 97-2003 workbook) dengan nama menyesuaikan
pada folder yang sama dengan dataWorldtide.
4. Buka software MATLAB 2014a.
5. Pada current directory di sisi kiri windows MATLAB, double click pada file excel yang
akan diolah, setelah muncul windows import wizard, klik import dan masukkan data excel
yang sudah di buat.
6. Pada kolom current directory, double click pada file Worldtides.fig.
3. Kemudian klik ANALIZE dan akan muncul Grafik ketinggian muka air dan grafik
pasang surut.
4. Klik file pada toolbar save, Simpan gambar grafik dengan format JPEG image.
5. Kemudian simpan data dengan mengklik save pada kolom To save harmonic constants
dengan format Bebas.
III.3.3 Tide Prediction
1. Pilih Tide Prediction pada aplikasi Worldtides.
2. Pada windows world tides prediction,double click pada file of type .mat Kemudian
sesuaikan month dengan bulan data pasut yang diolah, Januari 2021, checklist meters dan
plotgrid ON, histogram lalu PREDICT.
3. Akan muncul hasil prediksi data pasut bulan Januari tahun 2021 seperti dibawah ini.
4. Kemudian klik tanggal pada windows world tide prediction, dan simpan grafik yang
muncul dari tanggal 1 – 29 dan W1 - W4 serta M dalam format .jpg.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tide Analysis
IV.1.1.1 Grafik analisis pasut
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Perbandingan Hasil Admiralty dan Worldtide
Metode Admiralty dengan metode Worldtide merupakan dua metode yang berbeda
dalam analisis pasang surut air laut. Hasil yang diperoleh dari metode admiralty yaitu berupa
grafik pasang surut satu bulan yang diperoleh dengan melakukan banyak perhitungan. Dalam
melakukan perhitungan dengan metode admiralty diperoleh nilai konstanta pasang surut dan
bilangan formzahl yang kemudian nilai tersebut dapat digunakan untuk menentukan tipe
pasang surut. Sementara itu analisis pasang surut menggunakan metode worldtide diperoleh
grafik residual, grafik day analysis, grafik harian, grafik mingguan grafik perbandingan dan
grafik bulanan. Selain itu juga dapat digunakan untuk menentukan atau memprediksi pasang
surut selama 10 tahun kedepan. Grafik prediksi ini dapat diperoleh melalui Tide Prediction.
Metode Worldtide lebih singkat pengerjaannya dibandingkan dengan metode Admiralty
karena semua proses kerja dari metode Worldtide dijalankan oleh komputer sedangkan
metode Admiralty harus dilakukan perhitungan secara manual sehingga membutuhkan waktu
yang cukup lama.
Dengan menggunakan metode program worldtides, pengolahan data yang dilakukan
menjadi lebih mudah, baik dalam melakukan analisis maupun prediksi. Dengan program ini,
data pengamatan yang akan diolah terutama harus disimpan dalam bentuk excel workbook
yang mencakup waktu, dan elevasi pasang surut. Penghitungan yang dilakukan dengan
program ini berjalan secara otomatis dan pengguna hanya perlu memasukkan datanya. Selain
itu, worldtides juga mampu melakukan prediksi pasang surut untuk waktu yang dikehendaki.
Hal ini tetntunya sangat memudahkan pengolahan data, terutama jika data yang ada cukup
banyak. Oleh karena itu, jika dibandingkan antara keduanya, metode program worldtides
lebih efisien dalam melakukan pengolahan data pasang surut.
Tide Analysis adalah metode yang digunakan untuk menganalisa ketinggian air dalam
kurun waktu tertentu yang secara umum diketahui sebagai Analisa Harmonik, metode Least
Square (HAMELS). Ini mencapai laju reduksi yang beragam (deviasi pangkat rata rata dari
rata-rata) dengan menambahkan kondisi harmonik dengan spesifikasi frekuensi astronomi
menjadi model least square dalam bentuk umum dari tipe yang digunkan untuk perkalian
regresi. Dari hasil analisis pasang surutnya didapatkan grafik analisis selama 29 hari karena
data yang digunakan dari data Admiralty tahun 2017
Grafik analisis pasut yang dihasilkan, kita dapat mengambil informasi berupa jenis
pasut yang didapatkan sebenarnya. Grafik yang diperoleh mendapatkan tinggi pasang surut
yang kita amati dan pasang surut residual memiliki rerata 0.75 m2 pada saat bulan Maret
2017. Tinggi pasang surut yang diamati atau teramati selalu berada di atas pasang surut
astronomi, untuk pasut residual sendiri grafik hasilnya dipisah dengan grafik teramati &
astronomi yang disatukan.
Pada grafik ini terdapat 3 komponen utama yaitu komponen Observed yang ditandai
dengan warna merah, menggambarkan pengukuran ketinggian muka air laut yang diperoleh
saat pengukuran di lapangan. Komponen Astronomic yang digambarkan dengan warna biru
yaitu ketinggian muka air laut yang diperoleh dari hasil pengolahan Tide Analysis. Dan untuk
komponen Residual-nya digambarkan dengan warna hijau. Residual merupakan faktor non
pasang surut yang mempengaruhi suatu perairan Sedangkan grafik analisis selama 29 hari
dapat dilihat bahwa nilai MSL atau Mean Sea Level serta garis yang menunjukkan data hasil
pengukuran sama nilainya dengan garis yang menunjukkan data yang menunjukkan pasang
surutnya atau astronomic. Pada analisis kali ini, residual tidal terlalu berpengaruh karena
analisis yang dipakai merupakan low band periodogram dimana pada pilihan tersebut data
yang dianalisis secara mendalam hanya pasang surutnya.
Dari grafik pasang surut ini dapat dilihat sesuai grafik bahwa tipe pasang surut adalah
pasang surut campuran condong ke harian ganda. Dalam hal ini grafik yang ditunjukkan
untuk elevasi hampir sama dengan pada saat menggunakan metode admiralty. Dimana akan
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan waktunya yang berbeda-beda.
Grafik perbandingan ini memberi gambaran antara frekuensi pasang surut yang terjadi
di perairan dengan energy pasang surut yang terjadi. Jumlah energi sepenuhnya ditentukan
oleh waktu dan besarnya arus pasang surut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasang surut
air frekuensinya ditentukan dari energi dan energi di tentukan oleh waktu dan besarnya arus
pasang surut. Frekuensi dan energi memiliki hubungan yang berbanding lurus. Semakin tinggi
nilai energi, maka akan semakin tinggi nilai frekuensi, begitu pula sebaliknya, semakin rendah
nilai energi maka akan semakin rendah nilai frekuensi. Dengan diperoleh informasi mengenai
energi pasang surut dalam siklus perhari dapat dijadikan sebagai salah satu pemanfaatan
energi pasang surut dalam menyediakan kebutuhan energi listrik. Sehingga dapat menjadi
acuan dalam pembangunan dan perencanaan kedepannya untuk memperoleh energi pasang
surut yang maksimal sebagai sumber energi alternative.
IV.2.2.3 Analisis Pasang Surut menggunakan Worldtide
Analisa pasut dengan menggunakan worldtide dapat mengetahui data astronomi dan
posisi benda langit terhadap bumi, serta adanya analisa terhadap posisi muka surut terendah
dan tertinggi (HAT). Analisa pasut dengan worldtide selain mengetahui kapan pasut tertinggi
dapat juga menampilkan komponen pasut berdasarkan ritme yang sudah terbentuk. Dalam
grafik yang dihasilkan, terdapat tiga buah kurva, yaitu kurva observes, astronomical, dan
residual. Masing-masing kurva mempunyai warna tersendiri untuk memudahkan analisis.
Komponen pasut yang bersifat periodik dan harmonik penting untuk dilakukan
analisis, hal ini berguna dalam penentuan muka surutan terendah dan tertinggi. Dalam analisis
pasang surut menggunakan program worldtides, dapat dihasilkan nilai dari komponen-
komponen pasang surut seperti O1, PI, K1, M2, N2, S2, K2, S4 dan MS4. Akan tetapi, jika
dibutuhkan komponen-komponen pasang surut yang lain, dapat juga ditambahkan, contohnya
seperti M4. Komponen yang dianalisa dapat ditampilkan melalui table maupun grafik yang
berfungsi sebagai proses visualisasi data yang relevan. Penentuan Julian date dalam analisa
pasut sangat penting dilakukan karena hal ini merupakan faktor penentu dalam segi
astronomi, dimana Julian date merupakan hari berdasarkan kalender Julian atau masehi yang
acuan pengamatanya adalah matahari yang berhubungan secara langsung dengan periode orbit
bumi serta bersifat tetap.
Pada grafik prediksi mingguan bulan Januari 2021, dihasilkan empat grafik tiap
minggunya. Pada grafik minggu pertama yaitu mulai tanggal 1 sampai tanggal 7 fluktuasi
muka air tertinggi terjadi pada tanggal 5 sampai 7 yaitu sebesar 0,3 meter dan fluktuasi muka
air terendah juga terjadi pada tanggal 4 sebesar 0.2 meter. Pada minggu kedua di bulan yang
sama yaitu tanggal 8 sampai tanggal 15, fluktuasi muka air tertinggi terjadi pada tanggal
tanggal 8 dan 13 sebesar 0.3 meter dan fluktuasi muka air terendah terjadi pada peralihan
tanggal 10 yaitu sekitar 0,2 meter.
Pada minggu ketiga di bulan yang sama yaitu tanggal 16 sampai tanggal 23, fluktuasi
muka air tertinggi terjadi pada tanggal tanggal 17 dan peralihan dari tanggal 20 ke 21 sebesar
0. 2 meter dan fluktuasi muka air terendah terjadi pada tanggal peralihan antar 23 ke 24 yaitu
sekitar 0.15 meter. Pada minggu keempat di bulan yang sama yaitu tanggal 24 sampai tanggal
31, fluktuasi muka air tertinggi terjadi pada tanggal tanggal 29 sampai 30 sebesar 0,35 meter
dan fluktuasi muka air terendah terjadi pada tanggal 24 yaitu sekitar 0.1 meter. Dari grafik
minggu pertama sampai minggu empat tersebut dihasilkan tipe pasang surut yang sama. Dapat
disimpulkan dari grafik tersebut pasut yang terjadi adalah termasuk pasut tipe campuran
condong ke harian ganda.
IV.2.3.3 Grafik Prediksi Pasut Bulanan
Grafik prediksi pasang surut bulanan pada bulan Januari 2021 selama 31 hari
menunjukkan grafik yang fluktuatif, dimana pada rentang tanggal 1 sampai tanggal 31
setidaknya terjadi fluktuasi muka air tertinggi dan muka terendah tersebut yang cukup variatif.
Fluktuasi muka air tertinggi tertinggi terjadi pada tanggal 8, 13, dan 29 Juniari 2021 sekitar
0,35 meter dan fluktuasi terendah terjadi pada tanggal 21 dan 23 sekitar 0.1 meter.
Berdarakan grafik bulanan yang diperoleh dapat dikatakan bahwa grafik prediksi pada
bulan Januari 2021 juga menunjukkan tipe pasang surut campuran condong ke harian ganda
dimana dalam waktu satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan waktu dan
tinggi yang berbeda.
V.1 Kesimpulan
1. Program worldtide dioperasikan dengan cara membuka file worldtide dengan ekstensi .fig
dalam MATLAB maka akan muncul tampilan tide analysis dan tide prediction.
2. Hasil analisa pasang surut selama bulan Maret 2017 menunjukkan tipe pasang surut
campuran condong ke harian ganda dan hasil prediksi pasang surut bulan Januari 2021
juga menunjukkan tipe pasang surut campuran condong ke harian ganda dimana dalam
waktu satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan waktu dan tinngi yang
berbeda.
3. Output grafik dari aplikasi worldtide pada analisa menunjukkan grafik hasil analisis selama
Maret 2017 dan pada residual periodogram menunjukkan faktor non pasang surut yang
berpengaruh pada suatu perairan sedangkan grafik hasil prediksi menunjukkan prediksi
pasang surut pada Januari 2021 yang tipe pasang surutnya merupakan campuran condong
ke harian ganda.
V.2 Saran
1. Diharapkan asisten bisa membuat video tutorial lebih teliti lagi dan diharap datanya tidak
terlalu banyak, jadi praktikan mengetahui konsep sebenarnya di kehidupan nyata.
2. Praktikan tidak hanya sekedar mengetahui cara menggunakan World Tides tapi juga
mengetahui tiap bagiannya.
3. Praktikum agar tidak terburu-buru sehingga lebih paham materi.
DAFTAR PUSTAKA