TURUNAN/DERIVATIVE
6.1 Pengertian/Definisi.
Definisi 5.1 :
Turunan pertama fungsi y =f(x) terhadap x didefinisikan sebagai :
dy f ( x + x , y ) − f ( x , y )
= lim asal limitnya ada
dx x→0 x
dy df ( x ) df
Notasi turunan pertama dari fungsi f(x) adalah =y’(x)= = = f (x)= f
dx dx dx
6.2. Rumus-Rumus
Misal U, V, W adalah fungsi dari x dan a, b, c, serta n adalah konstanta berlaku
dy d ( c )
1. y = c maka = = 0 atau y’=0
dx dx
dy d ( cx )
2. y = cx maka = = c atau y’=c
dx dx
dy d ( c x n )
3. y = c x n maka = = cn xn−1 atau y’= cn xn−1
dx dx
dy d ( U n )
= n U n−1
dU
4. y = U n maka = atau y’=n Un-1U’
dx dx dx
dy d ( UV ) dV dU dy d ( UV )
5. y = UV maka = =U +V atau = =y’= U V +V U
dx dx dx dx dx dx
Matematika Terapan 1 77
dy d (UVW ) dW dV dU
6. y = UVW maka = = UV +UW + VW atau
dx dx dx dx dx
dy d (UVW )
= = y’ = UV W +UW V +VW U
dx dx
U
d V dU − U dV
7. y=
U
maka
dy
= = dx
V dx = y’= VU − UV , V≠0
V dx dx V2 V2
8 1. f ( x) = e x 1. f ' ( x) = e x
2. f ( x) = a x 2. f ' ( x) = a x ln a
3. f ( x) = ln x , 1
3. f ' ( x) =
4. f ( x) = log x x
1
4. f ' ( x) =
x ln 10
Contoh
1. y = 7 maka y’ =
2. y = -5x maka y’ =
3. y = −8 x −3 maka y’
d2y 4
= −4(1 − x) −3 (−1) =
dx 2
(1 − x) 3
mg
y2 B gs
gn f(x1)
y1 A
x
x1 x2
h
Maka dapat disimpulkan bahwa arti geomeri turunan pertama dari y=f(x) di x= x1 atau
f’(x1) merupakan gradien garis singgung kurva y = f(x) disembarang nilai x1.
Garis normal (gn)adalah garis yang tegak lurus garis singgung (gs) di titik singgungnya
seperti tampak pada gambar 5.2
Contoh.
Cari persamaan garis singgung dan garis normal pada kurva
y = 4x−2 di titik (1,2).
Gambar kurva y = 4x−2 garis singgung dan garis normal!
Penyelesaian.
Persamaan garis singgung dan garis normal pada kurva y = 4x−2 di titik (1,2) adalah
Persamaan garis singgung : Persamaan garis normal :
1
y = 4x−2 y − y1 = − (x − x1)
m
dy 1
m= =4 y − 2 = − (x − 1)
dx x = x , y = y 4
1 1
1 9
y − y1 = m(x − x1) y =− x+
4 4
y − 2 = 4(x − 1)
y = 4x − 2
c e
b
a
d
Gambar 5.3
hal ini menunjukkan bahwa fungsi y = f(x) dikatakan fungsi naik pada interval tertentu
jika f ( x ) 0 pada interval tersebut. Selanjutnya fungsi f(x) dikatakan fungsi turun
pada interval tertentu jika f ( x ) 0 pada interval tersebut.
Contoh .
Tentukan interval dimana fungsi f(x) naik dan turun
f(x) = x3-3x2-9x+1
Penyelesaian.
Titik stasioner f’(x)=0 diperoleh,
f(x) = x3-3x2-9x+1 f ( x ) = 3x2-6x-9 =0 : (3) semua suku dibagi 3 dan didapat x2-
2x-3=0 atau dapat ditulis (x-3)(x+1)=0 sehingga titik stasionernya adalah x=3 dan x=-1
Selanjutnya dengan menggunakan uji tanda turunan diperoleh,
+++++++++++−−−−−−−−−−+++++++++++
tanda f ( x )
−1 3
dengan membaca tanda f ( x ) pada garis bilangan di atas dapat disimpulkan bahwa
f(x) naik untuk x -1 dan x 3 dan f(x) turun untuk -1 x 3
5.6 Nilai Maksimum dan Minimum Fungsi (Nilai Ekstrim) dengan Turunan
Pertama
f(x) = x3-3x2-9x+1
Penyelesaian.
+++++++++++−−−−−−−−−+++++++++++
tanda f ( x )
−1 3
Berdasarkan teorema di atas maka diperoleh bahwa pada x=-1 mencapai maksimum
dan x=3 mencapai minimum. Dengan kata lain titik (-1, f(-1)) atau (-1, 6) adalah titik
maksimum dan titik (3, f(3)) atau (3, -26) adalah titik minimum.
Cara lain menentukan nilai ekstrim adalah dengan uji turunan kedua.
Apabila y = f(x) dengan f’(c) = 0 maka berlaku
Jika f ( c ) 0 maka (c, f(c)) adalah nilai minimum dari f(x)
Jika f ( c ) 0maka (c, f(c)) adalah nilai maksimum f(x)
Contoh .
f(x) = x3-3x2-9x+1 f ( x ) = 3x2-6x-9 =0 : (3) semua suku dibagi dengan 3 didapat
x2-2x-3=0
atau dapat ditulis (x-3)(x+1)=0 sehingga titik kritisnya adalah x=3 dan x=-1.
Suatu masalah yang berkaitan bagi seorang pakar ekonomi adalah bagaimana
mendapatkan rumus untuk fungsi-fungsi C(x) dan p(x). Dalam hal yang sederhana, C(x)
dapat berbentuk
Jika demikian, Rp10.000,00 merupakan biaya tetap dan Rp.50x merupakan biaya tidak
tetap, berdasarkan pada biaya langsung Rp.50,00 untuk setiap satuan yang diproduksi.
Barangkali contoh yang lebih umum adalah :
C(x)=10.000+45x+100√x
Perhatikanlah bahwa dalam kasus ini rata-rata biaya tidak tetap tiap satuan adalah :
45 x + 100 x 100
= 45 +
x x
Suatu nilai yang berkurang apabila x bertambah (efisiensi dari besarnya produksi).
Pemilihan fungsi-fungsi biaya dan harga yang sesuai merupakan tugas yang tidak jelas .
Kadangkala keduanya dapat ditentukan dari anggapan-anggapan dasar. Dalam kasus
lain, kajian cermat tentang pengalaman perusahan akan menyarankan pilihan-pilihan
yang layak. Kadang-kadang kita harus melakukannya hanya dengan pikiran saja.
Penggunaan kata marjinal. Andaikan ABC mengetahui funsi biayanya C(x) dan untuk
sementara merencankan memproduksi 2000 satuan tahun ini. Direktur utama Toko
Direktur Utama Toko Buku Karisma menanyakan nilai delta C/delta x pada saat delta
x=1. Tetapi kita mengharapkan bahwa ini sangat dekat terhadap nilai
C
lim
x
x → 0
Pada saat x = 2000, ini disebut biaya marjinal. Kita para matematikawan mengenalnya
sebagai dC/dx, turunan C terhadap x.
Dengan cara yang serupa, kita definisikan harga marjinal sebagai dp/dx, pendapatan
marjinal sebagai dR/dx, dan laba marjinal sebagai dP/dx.
Contoh:
Carilah biaya rata-rata tiap satuan dan biaya marjinal, dan kemudian hitunglah kedua
biaya tersebut bilamana x = 1000.
Penyelesaian:
Pada x = 1000, ini masing-masing mempunyai nilai-nilai 11,95 dan 3,38. Ini berarti
bahwa rata-rata biaya setiap satuan adalah Rp11,95,00 untuk memproduksi 1000 satuan
yang pertama; untuk memproduksi satu satuan tambahan di atas 1000 hanya
memerlukan biaya Rp3,38,00.
a. Elastisitas Harga
Elastisitas Harga adalah perbandingan antara perubahan relatif dari jumlah
dengan perubahan relatif dari harga. Untuk menentukan elastisitas harga, ada dua
macam cara yang digunakan, yaitu :
1. Elastisitas Titik ( Point Elasticity )
Q
Q Q P
= =
P P Q
P
2. Elastisitas Busur ( Arc Elasticity )
Merupakan elastisitas pada dua titik atau elastisitas pada busur kurva.
Kelemahannya : timbulnya tafsiran ganda.
P Q
= 1.
Q1 P
P2 Q
= .
Q2 P
P1 + P2 Q
= .
Q1 + Q2 P
Elastisitas Titik dan Busur dipakai untuk menghitung :
b. Elastisitas Permintaan
Elastisitas Permintaan adalah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya jumlah
barang yang diminta akibat adanya perubahan harga. Jika fungsi permintaan dinyatakan
dengan Qd = f
( P ), maka elastisitas permintaannya
P
d = Qd '.
Qd
(−10(10) 2 )
P = 10 maka ηd = = 2,5
100 − 5(10) 2
c. Elastisitas Penawaran
P
s = Qs '.
Qs
P P (10 P 2 )
ηs = Qs'. = (10 P). =
Qs 15 P 2 − 100 5 P 2 − 100
(10(15) 2 )
P = 15 maka ηs = =2,4
5(15) 2 − 100
d. Elastisitas Produksi
Adalah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah keluaran (output)
yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah masukan ( input ) yang digunakan.
Jika fungsi produksi dinyatakan dengan P = f ( x ), maka elastisitas
produksinya :
X
P = P '.
P
Contoh : Fs Produksi P = 4x2 – 2x3. Hitunglah elastisitas pada x = 10
P’ = 8x – 6x2
X x
P = P '. = (8x − 6 x 2 ). 2
P 4x − 2x 3
Pada x=10 maka diperoleh
10
P = (8(10) − 6(10) 2 ). = 3,25
4(10) − 2(10) 3
2
Biaya Total ( TC )
Biaya total adalah seluruh biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memasarkan
sejumlah barang atau jasa, baik yang merupakan biaya tetap atau biaya variabel.
TC = VC(Q) + FC
Keterangan ;
TC = Total cost
VC = Variabel cost
FC = Fixed cost
Q = Kuantitas
Biaya Marginal ( MC )
Adalah besarnya pertambahan biaya total yang dibutuhkan akibat pertambahan hasil
produksi satu unit pada suatu tingkat produksi tertentu.
Contoh :
Diketahui TC = 400 + 50Q2 . Tentukan AC dan MC pada Q = 80 ?
AC = TC / Q = (400+50Q2) / Q = (400+50(80)2) / 80 = 4005
MC = TC’ = 100Q = 100(80) = 8000
6.10. PENERIMAAN
Penerimaan Total ( TR )
Adalah total hasil penerimaan penjualan dari produk yang diproduksi.
Penerimaan Marginal ( MR )
Penerimaan Marjinal adalah pertambahan hasil penerimaan yang diperoleh akibat
pertambahan penjualan satu unit barang / jasa pada suatu kuantitas tertentu.
Contoh :
Diketahui TR = 6Q2 + 15Q + 1000, tentukan AR dan MR pada Q = 50 !
Jawaban :
AR = TR / Q
= 6Q + 15 + 1000 / Q
= 6(50) + 15 + 1000 / 50
= 335
MR = TR’
= 12Q + 15
= 12(50) + 15
= 615
− 14 P 2 − 14(3) 2
Pada saat P=3 maka diperoleh = =2,93
20 − 7 P 2 20 − 7(3) 2
Analisis : Jadi Elastisitas Permintaan sebesar 2,93 pada saat harga produk sebesar
Rp 3 dan jika harga tersebut naik sebesar 1 % maka barang yang diminta akan turun
sebanyak 2,93 %
P P 2 p2
s = Qs '. → s = (2 P). 2 = 2
Qs P − 45 p − 45
2(5) 2
untuk p = 5 maka s = = 2,5
(5) 2 − 45