BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perencanaan Bangunan Pelindung Pantai merupakan salah satu bidang ilmu
rekayasa yang dimanfaatkan sebagai tugas rekayasa yang wajib dibuat oleh seluruh
mahasiswa Departemen Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin sebagai salah satu
syarat mendapatkan gelar sarjana teknik. Tugas rekayasa perencanaan Bangunan
Pelindung Pantai memerlukan pengetahuan ilmu teknik pantai. untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang memerlukan pemahaman dari fenomena kelautan dan daerah
pantai.
Pengetahuan teoritis tentang teknik pantai merupakan dasar yang harus dikuasai
di dalam perencanaan bangunan pantai misalnya sifat-sifat gelombang, tekanan dan
gaya-gaya gelombang yang bekerja pada bangunan, Proses perubahan bentuk
gelombang selama penjalaran dari laut dalam ke pantai, interaksi antara gelombang
dan arus di daerah pantai serta transpor sedimen di daerah pantai.
Penanggulangan pantai dapat menimbulkan kerugian atau dapat menimbulkan
efek yang berlawanan apabila desain, pembangunan dan perawatan tidak dilakukan
dengan tepat. Pengetahuan mengenai proses pantai dan fungsi dari perbedaan fungsi
dari bangunan pantai merupakan kunci utama dalam perencanaan bangunan pantai
dan kunci sukses dalam program pengamanan pantai yang berkesinambungan.
Ketika perencanaan bangunan pantai sudah siap untuk diimplementasikan,
penanganan yang dilakukan harus didesain dengan seksama untuk mendapatkan
desain bangunan. Beberapa skema proteksi pantai telah direncanakan dan diterapkan
untuk melindungi kawasan wisata. Penanganan yang dilakukan berupa breakwater,
jetty, groin, revetment, sea wall dan juga isian pasir. Bangunan pengaman pantai ini
telah efektif dan menghentikan erosi pantai di beberapa lokasi.
1. Pra Rancangan
Prarancangan ini membahas :
BAB II
TEORI DAN DASAR PERENCANAAN
penggunaan groin cuma ada satu maka groin tersebut tidak efektif. Tipe groin
berbentuk huruf L, I, dan T ini dibangun sesuai kebutuhan pada pantai yang
akan dipasangkan groin.
2. Jetty
Tipe Jetty merupakan bangunan yang tegak lurus dengan pantai yang
ditempatkan pada kedua sisi muara sungai yang mempunyai berfungsi
mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai dan melindungi alur
pelayaran. Selain melindungi alur pelayaran, dapat juga digunakan untuk
mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir.
3. Breakwater
Pemecah gelombang (breakwater) dibedakan menjadi dua macam yaitu
pemecah gelombang lepas pantai dan pemecah gelombang sambung pantai.
Bangunan tipe pertama banyak digunakan sebagai pelindung pantai terhadap
erosi dan menghancurkan energi gelombang sebelumm mencapai pantai.
Perairan dibelakang bangunan menjadi sehingga terjadi endapan di daerah
tersebut. Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.
Bangunan ini dapat dibuat dalam satu rangkaian pemecah gelombang yang
dipisahkan oleh celah dengan panjang tertentu. Bangunan tipe kedua biasanya
digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan
gelombang, sehingga kapal-kapal dapat merapat ke dermaga untuk melakukan
bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Pemecah gelombang
dibuat edemikian rupa sehingga mulut pelabuhan tidak menghadap ke arah
gelombang dan arus dominan yang terjadi dilokasi pelabuhan. Gelombang
yang datang dengan membentuk sudut terhadap garis pantai dapat
menimbulkan arus sepanjang pantai. Kecepatan arus yang besar akan bisa
mengangkut sedimen dasar dan membawanya searah dengan arus tersebut.
Mulut pelabuhan yang menghadap arus tersebut akan memungkinkan
masuknya sedimen kedalam perairan pelabuhan yang berakibat terjadinya
pendangkalan.
Secara umum Breakwater pada pelabuhan memiliki beberapa fungsi pokok yaitu :
antara butir batu yang ditumpuk. Butir batu dengan sisi tajam akan mengait satu
sama lain dengan lebih baik seingga stabil.
Butir batu pelindung ada beberapa macam ada yang berupa batu alam dengan berat
mencapai beberapa ton, batu buatan dari beton yang berbentuk kubus atau bentuk
lainya. Butir pelindung buatan dari beton bisa berupa:
Tetrapod
Cube
Tribar
Quadripod
Accropod
Core-loc
Dolos
1. Tinggi pemecah gelombang dia atas muka air pasang tertinggi tidak
boleh kurang dari 1 1/3 -1 ½ kali tinggi gelombang datang.
2. Kedalaman di bawah muka air terendah ke dasar bangunan tidak
kurang dari 1 ¼ -1 ½ kali atau lebih baik 2 kali tinggi gelombang
datang.
3. Lebar pemecah gelombang minimal ¾ tingginya.
4. Kedalaman maksimum perairan 15-20 m.
5. Untuk kedalaman lebih dari 20 m, breakwater sisi tegak dibangun
diatas breakwater sisi miring (breakwater campuran).
2. Kaison (caisson)
Pemecah gelombang bisa dibuat dari tumpukan batu, blok beton, beton
massa, turap, dan sebagainya. Dimensi pemecah gelombang tergantung pada
banyak faktor, diantaranya adalah ukuran dan layout perairan pelabuhan,
kedalaman laut, tinggi pasang surut, dan ketenangan perairan pelabuhan yang
diharapkan (besarnya limpasan air melalui puncak bangunan yang diizinkan).,
transpor sedimen disekitar lokasi pelabuhan. Kemampuan oleh gerak kapal
yang menggunakan pelabuhan.
4. Seawall
Dalam mendesain tembok laut, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan,yaitu:
2.3.1 . Angin
Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut
angin, dimana gerakan udara ini dipengaruhi oleh perubahan temperatur atmosfer.
Kecepatan angin dihitung dengan anemometer dan apabila tidak tersedia
anemometer, maka kecepatan angin dapat diperkirakan berdasarkan lingkungan
dengan menggunakan skala Beaufort. Dalam hal ini angin dianggap sebagai
pembangkit gelombang, dimana angin yang berhembus di atas permukaan air akan
memindahkan energinya ke air, kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada
permukaan laut sehingga permukaan air yang semula tenang akan terganggu dan
timbul riak gelombang kecil. Apabila kecepatan angin bertambah besar, maka riak
gelombang pun akan semakin membesar, dan seterusnya sehingga terbentuk
gelombang.
2.3.1.1 Fetch
gelombang tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin
tetapi juga dalam berbagai sudut terhadap arah angin. Gambar 2.4 menununjukan
cara untuk mendapatkan fetch efektif . Fetch rerata efektif diberikan oleh
persamaan berikut :
F eff =
∑ xi cos a (2.1)
∑ cos−¿a ¿
Dengan
Χi : panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung
akhir fetch
:deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan pertambahan
6sampai sudut sebesar 42 pada kedua sisi dari arah angin.
o Higher High Water Level (HHWL), adalah muka air tertinggi dari dua
air tinggi dalam satu hari, seperti pada pasut campuran.
o Lower Low Water Level (LLWL), adalah muka air terendah dari dua
air rendah dalam satu hari, seperti pada pasut campuran.
2.3.3. Gelombang
y λ
η (x,t)
H
y=-d
AULIA ACHMAD/ D32115307
19
LAPORAN PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG PANTAI
DEPARTEMEN TEKNIK KELAUTAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
yang berbeda akan diperoleh pola refraksi yang berbeda pula. Gelombang dengan
periode yang penjang akan lebih dulu terrefraksi pada air dalam, sehingga terbentuk
gelombang yang lebih tinggi pada saat gelombang mencapai tepian pantai. Untuk
keperluan perencanaan, maka diagram refraksi harus dibuat dalam beberapa periode
yang paling berpengaruh pada suatu lokasi.
Beberapa cara untuk membuat diagram refraksi diantaranya :
a. Wave Crest Method
Cara ini dikemukakan oleh Johnson dkk. pada tahun 1948. dasar dari metode ini
adalah menentukan panjang gelombang pada setiap lokasi. Mula-mula perlu diketahui
posisi puncak gelombang di dalam air, kemudian dibuat puncak gelombang–puncak
gelombang yang lain berdasarkan panjang gelombang setempat.
b. Orthogonal Method
Cara ini berdasarkan pada hukum Snellius, dan diperkenalkan oleh Arthur dkk.
pada tahun 1952.
Sinα 1 C1 λ1
Sinα 2 = C2 = λ2 ............................................................. (2.2)
dimana :
aa dan a2 : sudut antara garis kedalaman dengan puncak gelombang.
C1 dan C2 : kecepatan rambat gelombang di tempat yang ditinjau.
λ 1 dan λ 2 : panjang gelombang.
Gelombang yang memasuki perairan yang lebih dangkal ( dari d 1 menjadi d2)
akan berkurang kecepatan dan panjang gelombangnya dari C1dan λ1 menjadi C2 dan
λ2. pada jarak orthogonal sejauh x dan selang waktu T diperoeh sin a 1 = C1T/x dan sin
a2 = C2T/x. Dengan pembagian diperoleh persamaan 2.2, yaitu hukum Snellius. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat gambar berikut ini
PuncakGelombang
Orthogonal
d1> d2
C1 > C 2
λ1 λ1 > λ2
1
d1
2
d2
λ2
Sinα 0 Sinα 1
= =x
L0 L1 (2.3)
dan jika kita pilih harga B0 dan B1 sedemikian sehingga panjang orthogonalnya
l0 dan l1, maka dapat diperoleh koefisien refraksi (KR)
B0 Cos α 0
K R=
√ √ B1
=
Cos α 1 (2.4)
n0 λ 0
K S=
√ nλ
(2.5)
Gambar 2.12.
Refraksi gelombang pada kontur dasar laut lurus dan sejajar.
tenang (tidak ada gelombang) saat gelombang melintasi penghalang. Perairan yang
jauh dari penghalang akan memiliki energi yang lebih banyak (energi gelombang
awal) dibandingkan dengan perairan di belakang penghalang yang semula tenang
(tidak adanya energi karena tidak ada gelombang), sehingga terjadilah proses
pemindahan energi di sepanjang puncak gelombang tersebut ke arah daerah yang
terlindung penghalang. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar2. 13.
Difraksi
Gelombang
Pada proses difraksi ini kedalaman air dianggap sama. Namun pada umumnya
di daerah yang terlindung oleh penghalang, tinggi gelombang semakin berkurang.
Jika penghalang tersebut memantulkan energi gelombang, maka puncak
gelombang pantulan juga akan terdifraksi dan membentuk pola puncak gelombang
yang melingkari ujung penghalang. Daerah yang telindungi oleh penghalang ketika
terjadi difraksi disebut dengan daerah difraksi Sedangkan perbandingan antara tinggi
gelombang di daerah difraksi (HA) dengan tinggi gelombang yang datang (Hi) disebut
Koefisien Difraksi (K’).
HA = K” x Hi (2.7)
Gambar 2.14.
Gelombang Datang Dengan Sudut Tertentu terhadap celah penghalang
Muka air laut rencana (design water level - DWL) adalah muka air laut pada
kondisi tinggi, dimana elevasi ini dipergunakan sebagai referensi untuk menentukan
elevasi mercu bangunan pantai, apakah akan direncanakan sebagai bangunan non-
overtopping, overtopping, atau submerged. Disamping itu muka air laut rencana ini
juga dipergunakan untuk menentukan tinggi gelombang pecah, terutama dilokasi
bangunan. Muka air laut rencana diperhitungkan terhadap pasang surut - high water
level (HWL), wave set up, dan sea level rise (SLR) akibat efek rumah kaca (green
house effect). Muka air laut rencana dapat ditentukan dengan formula :
Dimana :
Gambar 2.15. Perkiraan kenaikan muka air laut karena pemanasan global
(Triatmodjo)
dinding tembok laut ( ), tinggi gelombang (H), periode gelombang (T), dan dapat
diformulasikan sebagai berikut :
Ru
f .I r
H ......................................... (2.9)
tg ( )
Ir
( H / L0 ) 0 , 5 .......................................... (2.10)
Dimana :
Ir = angka Irribaren
Gambar 2.16. Grafik untuk menentukan Run Up dan Run Down (Triatmodjo)
gelombang besar. Gelombang rencana untuk menghitung berat batu pondasi dan
pelindung kaki sama dengan yang digunakan untuk perencanaan bangunannya.
Gambar 2.17. pondasi (a) dari pelindung kaki (b) dari tumpukan batu
rH3
: K D ( S r 1) Cot ( )
3
W ...................... (2.11)
Dimana :
1/ 3
W
B =n.KΔ. r ....................... (2.12)
Dimana :
KΔ = Koefisien lapis
Berat batu untuk pelindung kaki yang digunakan setidaknya setengah dari berat batu
utama.(Yuwono, 2004). Sedangkan penentuan dimensi dari pelindung kaki bisa dicari
dengan menggunakan persamaan yang diberikan oleh EM 1110-20-1614. Yaitu :
Dimana :
Lebar Toe bisa dihitung dengan menggunakan metode Hydraulic , yaitu dengan
membandingkan dua nilai hydraulic dan digunakan nilai hydraulic yang paling besar.
1/3
W
B=nk Δ
[]
γr
.................................. (2.13)
Hydraulic
BAB III
PENGOLAHAN DATA
S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 K2 P1
A (cm) 77 31 21 5 10 6 0 0 6 3
o
g 0 153 235 1 295 222 139 155 235 295
Tipe pasang surut berdasarkan nilai Formzhal, maka kriteria pasang surut
adalah pasang surut tipe ganda lebih menonjol (Condong Ganda).
A(K1) + A(O1)
F =
A(M2) + A(S2)
10 + 6 AULIA ACHMAD/ D32115307
= = 0.3 33
31 + 21
LAPORAN PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG PANTAI
DEPARTEMEN TEKNIK KELAUTAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
HAT
134.2 cm 1.341686953 `
MHHWS
118.7 cm
MHHWN
76.7 cm
MLLWS 15.5 cm
LAT . cm
315
Tahun Vmax Dirct. (deg)
2007 6.629534 109.7387023
2008 7.282915 107.5741338
2009 7.819678 88.81292042
2010 7.844097 102.5391071
2011 8.361551 95.50399867
2012 6.849545 100.4470008
2013 6.839228 81.27039795
2014 8.61354 107.6734622
2015 8.03683 105.9610641
2016 4.608009 70.96344991
8.61354
225 292.5
Tahun Vmax Dirct. (deg) Tahun Vmax Dirct. (deg)
2007 9.377934 241.2895818 2007 9.377934 241.2895818
2008 8.832916 229.2052225 2008 8.832916 229.2052225
2009 8.101643 229.7561665 2009 8.101643 229.7561665
2010 8.154486 236.6158864 2010 8.154486 236.6158864
2011 8.82005 232.6987583 2011 8.82005 232.6987583
2012 9.71626 242.8283879 2012 9.71626 242.8283879
2013 8.412239 241.4455288 2013 9.127738 248.4212263
2014 8.660048 243.0414238 2014 8.746041 256.8011175
2015 8.393642 239.8487124 2015 8.393642 239.8487124
2016 8.037586 245.743652 2016 8.037586 245.743652
9.71626 9.71626
225°
TAHUN
NO HS Tm Ts q (deg) (Hs-H)^2 sH Hs/Ts^2 C
1 2007 0.603 3.593 3.80858 237.773 0.02 0.04
2 2008 0.934 4.666 4.94596 242.431 0.04 0.04
3 2009 0.608 3.996 4.23576 221.172 0.02 0.03
4 2010 0.674 3.775 4.0015 241.684 0.00 0.04
5 2011 0.685 3.78 4.0068 241.069 0.00 0.04
0.19 0.04
6 2012 0.692 4.05 4.293 237.548 0.00 0.04
7 2013 0.953 4.789 5.07634 247.183 0.05 0.04
8 2014 1.111 4.6 4.876 242.53 0.14 0.05
9 2015 0.608 3.544 3.75664 246.87 0.02 0.04
10 2016 0.502 3.703 3.92518 2430.4 0.06 0.03
S 7.37 0.34 0.40
Masa Ulang Y HT TT
2 0.37 0.71 4.24
5 1.50 0.94 4.89
10 2.25 1.10 5.28
25 3.20 1.30 5.73
50 3.90 1.44 6.04
100 4.60 1.59 6.33
315°
TAHUN
NO HS Tm Ts q (deg) (Hs-H)^2 sH Hs/Ts^2 C
1 2007 0.55 3.964 4.20184 316.065 0.01 0.03
2 2008 0.697 4.723 5.00638 299.074 0.00 0.03
3 2009 0.715 4.519 4.79014 293.669 0.01 0.03
4 2010 0.65 4.044 4.28664 314.489 0.00 0.04
5 2011 0.7 4.44 4.7064 310.176 0.00 0.03
0.10 0.03
6 2012 0.778 4.214 4.46684 306.375 0.02 0.04
7 2013 0.613 5.9 6.254 328.612 0.00 0.02
8 2014 0.572 3.671 3.89126 295.009 0.01 0.04
9 2015 0.707 4.463 4.73078 310.632 0.00 0.03
10 2016 0.448 4.724 5.00744 3101.608 0.04 0.02
S 6.43 0.09 0.30
292.5°
TAHUN
NO HS Tm Ts q (deg) (Hs-H)^2 sH Hs/Ts^2 C
1 2007 0.708 3.87 4.1022 291.999 0.02 0.04
2 2008 0.845 4.441 4.70746 261.279 0.00 0.04
3 2009 0.867 4.339 4.59934 274.519 0.00 0.04
4 2010 1.103 4.45 4.717 265.092 0.06 0.05
5 2011 1.017 4.201 4.45306 260.983 0.02 0.05
0.18 0.04
6 2012 0.766 4.152 4.40112 256.028 0.01 0.04
7 2013 0.889 4.376 4.63856 249.611 0.00 0.04
8 2014 0.992 4.469 4.73714 251.572 0.02 0.04
9 2015 0.925 4.298 4.55588 255.116 0.00 0.04
10 2016 0.481 3.256 3.45136 2546.62 0.14 0.04
S 8.593 0.28 0.43
yang lain bsa diartikan sebagai tempat awal dimana gelombang mulai
terbentuk dan menjalar ke suatu daerah tertentu. Berdasarkan lokasi yang
telah dipilih maka diperoleh data perhitungan Fetch sebagai berikut.
a L xi cos a xi cos(a )
42 5.2671 363.7123 0.743145 270.2909305
36 5.254 362.8077 0.809017 293.5176113
Tabel30
3.6 Perhitungan
5.576 Panjang0.866025
385.043 Fetch Per 6 Derajat.
333.4570073
24 6.4613 446.1762 0.913545 407.6022004
18 11.2007 773.4489 0.951057 735.5936003
12 12.4048 856.5963 0.978148 837.8776617
6 13.5984 939.0187 0.994522 933.8747051
0 6.9498 479.9088 1 479.9088492
6 17.5398 1211.187 0.994522 1204.551679
12 14.0872 972.7722 0.978148 951.514752
18 0.0757 5.227359 0.951057 4.971513882
24 0.0834 5.759072 0.913545 5.261173992
30 0.136 9.391292 0.866025 8.13309774
36 0.1479 10.21303 0.809017 8.262515172
42 0.2084 14.39077 0.743145 10.69442956
13.51092 6485.511727
Ʃ xi cos α
F eff =
Ʃ cos α
F eff =480.0201km
BAB IV
PERHITUNGAN DAN DESAIN BANGUNAN
SEAWALL,BREAKWATER,DAN GROIN
4.1. Gelombang Pecah
Untuk mengetahui tinggi dan kedalaman gelombang pecah, dapat dilihat pada
grafik gelombang pecah dari daerah yang akan direncanakan untuk pembangunan
bangunan pelindung pantai. Untuk mengetahui tinggi dan kedalaman gelombang
pecah, terlebih dahulu harus mencari panjang gelombang laut dalam (L0), dan
panjang gelombang (L) pada setiap kedalaman dengan mengunakan metode iterasi,
setelah itu cari nilai K (bilangan gelombang), kemudian cari nilai koefisien sholling
(Ks).
Berikut ini langkah-langkah perhitungan tinggi dan kedalaman gelombang
pecah:
Lo : 1,56 T2
gT 2 2 πh
L : 2π ( )
tanh
L
L0
Co :
T
L
C :
T
Hb : 0,78 ds
Hi : HoKR KS
b0 cos α 0
Kr =
√ √ b1
=
cos α 1
Elevasi d T L L0 K n0 n KS H0 a0 C0 Ci Sinai ai Kr H2 H1
-10 10 5.893891 47.12615 54.19121 0.133327 0.5 0.686203 0.91536 1.5009 76.37 9.19447 7.995763 0.845137 57.68658 0.663958 0.912187 7.8
-9 9 5.893891 45.73787 54.19121 0.137374 0.5 0.71008 0.913393 1.5009 57.68658 9.19447 7.760216 0.713303 45.5043 0.873333 1.197262 7.02
-8 8 5.893891 44.10633 54.19121 0.142455 0.5 0.735772 0.91375 1.5009 45.5043 9.19447 7.483398 0.580559 35.48985 0.927778 1.272398 6.24
-7 7 5.893891 42.18828 54.19121 0.148932 0.5 0.763241 0.917324 1.5009 35.48985 9.19447 7.157968 0.45197 26.87012 0.955388 1.315389 5.46
-6 6 5.893891 39.9274 54.19121 0.157365 0.5 0.792439 0.925403 1.5009 26.87012 9.19447 6.774369 0.333005 19.4513 0.97264 1.350936 4.68
-5 5 5.893891 37.24617 54.19121 0.168693 0.5 0.823303 0.940002 1.5009 19.4513 9.19447 6.319453 0.228878 13.23103 0.984194 1.388548 3.9
-4 4 5.893891 34.03007 54.19121 0.184636 0.5 0.855764 0.964586 1.5009 13.23103 9.19447 5.773787 0.143727 8.263567 0.9918 1.435876 3.12
-3 3 5.893891 30.09219 54.19121 0.208798 0.5 0.889745 1.005981 1.5009 8.263567 9.19447 5.105658 0.079811 4.577707 0.996386 1.504419 2.34
-2 2 5.893891 25.07751 54.19121 0.250551 0.5 0.925166 1.080681 1.5009 4.577707 9.19447 4.254832 0.036933 2.116607 0.998744 1.619957 1.56
-1 1 5.893891 18.10316 54.19121 0.347077 0.5 0.961994 1.247344 1.5009 2.116607 9.19447 3.071512 0.012338 0.706933 0.999697 1.87157 0.78
0 0 5.893891 0 54.19121 0 0.5 0 0 1.5009 0.706933 9.19447 0 0 0 0.999962 0 0
Elevasi d T L L0 K n0 n KS H0 a0 C0 Ci Sinai ai Kr H2 H1
-10 10 6.039502 48.86464 56.90191 0.128583 0.5 0.69765 0.91355 1.44 53.87 9.421623 8.09084 0.693598 43.91561 0.904712 1.191787 7.8
-9 9 6.039502 47.36827 56.90191 0.132645 0.5 0.721164 0.912615 1.441969 43.91561 9.421623 7.843076 0.577389 35.26712 0.939303 1.236087 7.02
-8 8 6.039502 45.62372 56.90191 0.137718 0.5 0.746307 0.914101 1.441969 35.26712 9.421623 7.554219 0.462948 27.57752 0.959751 1.265053 6.24
-7 7 6.039502 43.58763 56.90191 0.144151 0.5 0.773043 0.918893 1.441969 27.57752 9.421623 7.21709 0.354625 20.77044 0.973651 1.290103 5.46
-6 6 6.039502 41.20322 56.90191 0.152493 0.5 0.801324 0.928279 1.441969 20.77044 9.421623 6.822289 0.256787 14.87951 0.98359 1.316585 4.68
-5 5 6.039502 38.39204 56.90191 0.163659 0.5 0.831095 0.944284 1.441969 14.87951 9.421623 6.356822 0.173256 9.977169 0.99061 1.348843 3.9
-4 4 6.039502 35.03764 56.90191 0.179327 0.5 0.862293 0.970406 1.441969 9.977169 9.421623 5.801412 0.106683 6.124146 0.995254 1.392654 3.12
-3 3 6.039502 30.94948 56.90191 0.203014 0.5 0.894852 1.013552 1.441969 6.124146 9.421623 5.124508 0.058026 3.326509 0.997984 1.458564 2.34
-2 2 6.039502 25.76489 56.90191 0.243866 0.5 0.928704 1.090425 1.441969 3.326509 9.421623 4.266061 0.026274 1.505553 0.99933 1.571305 1.56
-1 1 6.039502 18.56786 56.90191 0.33839 0.5 0.963776 1.260896 1.441969 1.505553 9.421623 3.074402 0.008574 0.491232 0.999846 1.817893 0.78
0 0 6.039502 0 56.90191 0 0.5 0 0 1.441969 0.491232 9.421623 0 0 0 0.999982 0 0
Dari grafik di atas, dapat dilihat nilai Hb dan db dari perpotongan antara garis
H1 dan garis H2, maka nilai Hb = 1.56 m; db = 2.0 m.
Elevasi d T L L0 K n0 n KS H0 a0 C0 Ci Sina i ai Kr H2 H1
-10 10 5.78 45.80989 52.06914 0.137158 0.5 0.677303 0.916018 0.997978 36.13 9.01265 7.929235 0.518741 31.24784 0.971973 0.888545 7.8
-9 9 5.78 44.50322 52.06914 0.141185 0.5 0.701409 0.913259 0.997978 31.24784 9.01265 7.703065 0.443365 26.31879 0.976628 0.89011 7.02
-8 8 5.78 42.9573 52.06914 0.146266 0.5 0.727484 0.912736 0.997978 26.31879 9.01265 7.435481 0.365779 21.4555 0.981367 0.893917 6.24
-7 7 5.78 41.12886 52.06914 0.152768 0.5 0.755494 0.915348 0.997978 21.4555 9.01265 7.118997 0.288925 16.79358 0.985983 0.900693 5.46
-6 6 5.78 38.96184 52.06914 0.161265 0.5 0.785387 0.922388 0.997978 16.79358 9.01265 6.743908 0.216194 12.48559 0.990223 0.911522 4.68
-5 5 5.78 36.37942 52.06914 0.172713 0.5 0.817097 0.935859 0.997978 12.48559 9.01265 6.296915 0.151049 8.687746 0.993822 0.928197 3.9
-4 4 5.78 33.2684 52.06914 0.188863 0.5 0.850548 0.959201 0.997978 8.687746 9.01265 5.758429 0.09651 5.538213 0.996575 0.953983 3.12
-3 3 5.78 29.44458 52.06914 0.21339 0.5 0.885654 0.999173 0.997978 5.538213 9.01265 5.096565 0.054575 3.128485 0.998408 0.995564 2.34
-2 2 5.78 24.55867 52.06914 0.255844 0.5 0.922325 1.072089 0.997978 3.128485 9.01265 4.250861 0.025741 1.474995 0.99942 1.0693 1.56
-1 1 5.78 17.73088 52.06914 0.354364 0.5 0.960471 1.236425 0.997978 1.474995 9.01265 3.069039 0.008765 0.502225 0.999854 1.233744 0.78
0 0 5.78 0 52.06914 0 0.5 0 0 0.997978 0.502225 9.01265 0 0 0 0.999981 0 0
Dari grafik di atas, dapat dilihat nilai Hb dan db dari perpotongan antara garis
H1 dan garis H2, maka nilai Hb = 1.61 m; db = 2.04 m.
10
6
H
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
d H2 H1
Dari grafik di atas, dapat dilihat nilai Hb dan db dari perpotongan antara garis
H1 dan garis H2, maka nilai Hb = 1.1 m; db = 1.2 m.
Kondisi DWL
Elevasi d T L L0 K n0 n KS H0 a0 C0 Ci Sina i ai Kr H2 H1
-10 12.74 5.893891 49.9955556 54.19121 0.125675 0.5 0.630495 0.927135 1.5009 76.37 9.19447 8.482606 0.896595 63.71405 0.729467 1.01508 9.935922
-9 11.74 5.893891 49.1100471 54.19121 0.127941 0.5 0.649367 0.921763 1.5009 63.71405 9.19447 8.332364 0.812527 54.34358 0.871612 1.205852 9.155922
-8 10.74 5.893891 48.0630222 54.19121 0.130728 0.5 0.670056 0.917251 1.5009 54.34358 9.19447 8.154718 0.720643 46.10759 0.916945 1.26236 8.375922
-7 9.74 5.893891 46.829001 54.19121 0.134173 0.5 0.692575 0.914026 1.5009 46.10759 9.19447 7.945346 0.622739 38.51645 0.941326 1.291368 7.595922
-6 8.74 5.893891 45.3778599 54.19121 0.138464 0.5 0.71692 0.912625 1.5009 38.51645 9.19447 7.699134 0.521461 31.43027 0.957586 1.311662 6.815922
-5 7.74 5.893891 43.6729847 54.19121 0.143869 0.5 0.743065 0.913755 1.5009 31.43027 9.19447 7.409873 0.420248 24.85024 0.969712 1.329916 6.035922
-4 6.74 5.893891 41.6682326 54.19121 0.150791 0.5 0.770972 0.918391 1.5009 24.85024 9.19447 7.069732 0.323133 18.85252 0.979208 1.349753 5.255922
-3 5.74 5.893891 39.3027158 54.19121 0.159866 0.5 0.800587 0.92797 1.5009 18.85252 9.19447 6.668382 0.234356 13.55365 0.986643 1.374186 4.475922
-2 4.74 5.893891 36.4912319 54.19121 0.172183 0.5 0.831846 0.944787 1.5009 13.55365 9.19447 6.191365 0.15781 9.079819 0.992213 1.406988 3.695922
-1 3.74 5.893891 33.1049627 54.19121 0.189796 0.5 0.864677 0.972917 1.5009 9.079819 9.19447 5.616826 0.096405 5.532191 0.996037 1.454465 2.915922
0 2.74 5.893891 28.9266425 54.19121 0.217211 0.5 0.899003 1.020751 1.5009 5.532191 9.19447 4.907902 0.05146 2.949737 0.99833 1.529486 2.135922
1 1.74 5.893891 23.5200172 54.19121 0.267142 0.5 0.934744 1.110156 1.5009 2.949737 9.19447 3.990575 0.022335 1.279783 0.999462 1.665337 1.355922
2.738 0.00 5.893891 0 54.19121 0 0.5 0 0 1.5009 1.279783 9.19447 0 0 0 0.999875 0 0
Elevasi d T L L0 K n0 n KS H0 a0 C0 Ci Sina i ai Kr H2 H1
-10 12.74 6.039502 51.9545 56.90191 0.120936 0.5 0.641662 0.923812 1.441969 53.87 9.421623 8.602448 0.737456 47.51519 0.934344 1.244648 9.938923
-9 11.74 6.039502 50.97839 56.90191 0.123252 0.5 0.660635 0.919125 1.441969 47.51519 9.421623 8.440827 0.660687 41.35228 0.948542 1.257151 9.158923
-8 10.74 6.039502 49.83548 56.90191 0.126079 0.5 0.681264 0.915422 1.441969 41.35228 9.421623 8.251588 0.578639 35.35485 0.959374 1.266383 8.378923
-7 9.74 6.039502 48.50059 56.90191 0.129549 0.5 0.703554 0.913116 1.441969 35.35485 9.421623 8.030562 0.493205 29.55147 0.96827 1.274907 7.598923
-6 8.74 6.039502 46.94384 56.90191 0.133845 0.5 0.727491 0.912736 1.441969 29.55147 9.421623 7.772801 0.406892 24.00976 0.975864 1.284371 6.818923
-5 7.74 6.039502 45.12872 56.90191 0.139228 0.5 0.753049 0.914977 1.441969 24.00976 9.421623 7.472259 0.322705 18.82659 0.9824 1.296148 6.038923
-4 6.74 6.039502 43.00895 56.90191 0.14609 0.5 0.780188 0.920809 1.441969 18.82659 9.421623 7.121275 0.243915 14.1177 0.987916 1.311732 5.258923
-3 5.74 6.039502 40.52318 56.90191 0.155052 0.5 0.808858 0.931666 1.441969 14.1177 9.421623 6.70969 0.173706 10.00336 0.992355 1.333163 4.478923
-2 4.74 6.039502 37.58519 56.90191 0.167172 0.5 0.839003 0.949857 1.441969 10.00336 9.421623 6.223227 0.114737 6.58847 0.995663 1.363724 3.698923
-1 3.74 6.039502 34.06422 56.90191 0.184451 0.5 0.870559 0.97949 1.441969 6.58847 9.421623 5.640236 0.068687 3.93859 0.997872 1.409388 2.918923
0 2.74 6.039502 29.73925 56.90191 0.211276 0.5 0.903458 1.029033 1.441969 3.93859 9.421623 4.924122 0.035899 2.057288 0.99914 1.482559 2.138923
1 1.74 6.039502 24.16609 56.90191 0.26 0.5 0.937631 1.120545 1.441969 2.057288 9.421623 4.001338 0.015246 0.873571 0.999736 1.615364 1.358923
2.74 0.00 6.039502 0 56.90191 0 0.5 0 0 1.441969 0.873571 9.421623 0 0 0 0.999942 0 0
10
6
H
0
-11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
d
H1 H2
Elevasi d T L L0 K n0 n KS H0 a0 C0 Ci Sina i ai Kr H2 H1
-10 12.76 5.777339 48.43864 52.06914 0.129714 0.5 0.621087 0.930257 0.997978 36.31 9.01265 8.384247 0.550866 33.42646 0.982614 0.912235 9.949848
-9 11.76 5.777339 47.62781 52.06914 0.131923 0.5 0.639763 0.924348 0.997978 33.42646 9.01265 8.2439 0.503879 30.25697 0.982964 0.906763 9.169848
-8 10.76 5.777339 46.66062 52.06914 0.134657 0.5 0.660391 0.919178 0.997978 30.25697 9.01265 8.076489 0.45154 26.84255 0.983913 0.902562 8.389848
-7 9.76 5.777339 45.5114 52.06914 0.138057 0.5 0.682997 0.915178 0.997978 26.84255 9.01265 7.877571 0.394672 23.24552 0.985434 0.900025 7.609848
-6 8.76 5.777339 44.14989 52.06914 0.142315 0.5 0.707585 0.912896 0.997978 23.24552 9.01265 7.641907 0.334646 19.55101 0.987441 0.899607 6.829848
-5 7.76 5.777339 42.53948 52.06914 0.147702 0.5 0.734135 0.913043 0.997978 19.55101 9.01265 7.363161 0.273399 15.86664 0.989782 0.901886 6.049848
-4 6.76 5.777339 40.63429 52.06914 0.154628 0.5 0.76261 0.916595 0.997978 15.86664 9.01265 7.033392 0.213358 12.31923 0.992256 0.907658 5.269848
-3 5.76 5.777339 38.37413 52.06914 0.163735 0.5 0.792953 0.92498 0.997978 12.31923 9.01265 6.64218 0.157242 9.046832 0.994626 0.918148 4.489848
-2 4.76 5.777339 35.67518 52.06914 0.176122 0.5 0.825095 0.94046 0.997978 9.046832 9.01265 6.175018 0.107734 6.184718 0.996665 0.935428 3.709848
-1 3.76 5.777339 32.41134 52.06914 0.193858 0.5 0.858957 0.967032 0.997978 6.184718 9.01265 5.61008 0.067061 3.845199 0.99821 0.963349 2.929848
0 2.76 5.777339 28.37094 52.06914 0.221466 0.5 0.894453 1.012884 0.997978 3.845199 9.01265 4.910727 0.03654 2.094029 0.999207 1.010034 2.149848
1 1.76 5.777339 23.13138 52.06914 0.27163 0.5 0.931492 1.09922 0.997978 2.094029 9.01265 4.003812 0.016232 0.930093 0.999732 1.096703 1.369848
2 0.76 5.777339 15.49621 52.06914 0.405466 0.5 0.969984 1.316074 0.997978 0.930093 9.01265 2.682239 0.004831 0.276792 0.99994 1.313333 0.589848
2.76 0.00 5.777339 0 52.06914 0 0.5 0 0 0.997978 0 9.01265 0 0 0 1 0 0
Gambar 4.4 Grafik gelombang pecah kondisi DWL dengan arah 225°
10
6 H1
H
H2
0
-11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
d
Gambar 4.5 Grafik gelombang pecah kondisi DWL dengan arah 292.5°
10
H1
6
H
H2
0
-11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
d
Gambar 4.5 Grafik gelombang pecah kondisi DWL dengan arah 315°
Gambar 4.6 Grafik gabungan antara DWL dan LAT pada arah 225°
Gambar 4.7 Grafik gabungan antara DWL dan LAT pada arah 292.5°
Gambar 4.8 Grafik gabungan antara DWL dan LAT pada arah 315°
Hb
[
Sw =0.19 1−2.82
√ ]
gT
2
Hb
1.56
[
Sw =0.19 1−2.82
√ (9.81)( 9.713)2
1.56
]
Sw =0.1607 m
Hb = 1,61
T 50 = 5.89s
[
Sw =0.19 1−2.82
√ ] Hb
g T2
Hb
Sw =0.19 ¿
Sw =0.16 m
Hb = 1,2
T 50 = 5.78
Hb
[
Sw =0.19 1−2.82
√ ] gT
2
Hb
[
Sw =0.19 1−2.82
√ 1.2
]
( 9.81 x 5.78)
1,2
Sw =0.17477 m
F eff = 480020 m
v = 9.7163 m
d = 1000 m
v2
∆ h=F c
2 gd
(9.7163)2
∆ h=(480020)(3.5 x 10−6 )
2(9.81)(1000)
∆ h=0.008084 m
F eff = 480020 m
v = 9.7163 m
d = 1000 m
v2
∆ h=F c
2 gd
(9.7163)2
∆ h=(480020)(3.5 x 10−6 )
2(9.81)(1000)
∆ h=0.01 m
Pada Arah 315°
F eff = 480020 m
v = 9.7163 m
d = 1000 m
v2
∆ h=F c
2 gd
−6 (9.7163)2
∆ h=(480020)(3.5 x 10 )
2(9.81)(1000)
∆ h=0.008084 m
Berdasarkan perhitungan tinggi muka gelombang rencana, maka dari tiga arah
dominan mata angin, arah 292.5° adalah arah dengan muka gelombang rencana
(DWL) tertinggi, sehingga dijadikan arah untuk elevasi puncak bangunan pelindung
pantai yang akan direncanakan.
Keterangan:
DWL : Design Water Level
Ru : Run-Up gelombang
Freeboard : Tinggi jagaan (±0.5)
BAB V
PERHITUNGAN STRUKTUR SEAWALL, BREAKWATER DAN GROIN
l Area Melintang = 20 m
Luas Areal Melintang = 65.55 m2
Luas Areal
= 2000 m2
Memanjang
Panjang Bangunan = 100 m
Volume Timbunan = 6555 m3
g Tanah Urug = 1.8 ton/m3
= 18 kN/m3
Massa Tanah Tim.
= 11799 ton
(W)
g Tanah = 18 kN/m3
g Beton = 25 kN/m3
g Kerikil = 20 kN/m3
g Batu = 23 kN/m3
Dimensi
W Material Bentuk Luas Berat (W) kN/m Jarak dari 0 (x) m Momen (Mw) kN
P L
Wq q.L 73.00 5.46 398.58
W1 Tanah S 4.01 2.41 4.83 86.87 4.00 347.49
W2 Tanah PP 20.00 2.41 48.20 867.60 4.39 3808.76
W3 Tanah S 13.14 0.55 3.61 65.04 2.97 193.18
W4 Tanah PP 6.85 0.55 3.77 67.82 2.89 195.99
W5 Tanah S 6.84 0.43 1.47 26.47 2.44 64.59
W6 BETON S 1.27 0.73 0.46 11.59 5.85 67.79
W7 BETON PP 2.00 0.50 1.00 25.00 6.35 158.75
W8 BETON PP 1.10 0.30 0.33 8.25 5.97 49.25
W9 BETON PP 5.55 0.50 2.78 69.38 3.33 231.02
W10 BATU PP 1.10 5.04 5.54 127.51 3.30 420.79
W11 BETON PP 5.55 0.50 2.78 69.38 3.33 231.02
W12 BETON PP 1.11 0.30 0.33 8.33 0.66 5.49
W13 BETON PP 10.00 0.50 5.00 125.00 3.52 440.00
W14 BETON PP 5.55 0.14 0.78 19.43 3.32 64.49
W15 BETON PP 4.87 0.30 1.46 36.53 2.98 108.84
W16 BETON PP 4.28 0.27 1.16 28.89 2.69 77.71
W17 BETON PP 3.83 0.24 0.92 22.98 2.42 55.61
W18 BETON PP 3.39 0.27 0.92 22.88 2.21 50.57
W19 BETON PP 2.90 0.38 1.10 27.55 2.21 60.89
W20 BETON PP 2.24 0.30 0.67 16.80 2.02 33.94
W21 BETON PP 2.20 0.32 0.70 17.60 1.64 28.86
W22 BETON PP 1.93 0.34 0.66 16.41 1.55 25.43
W23 BETON PP 1.60 0.40 0.64 16.00 1.34 21.44
W24 BETON PP 1.33 0.80 1.06 26.60 1.21 32.19
W25 BETON PP 1.00 0.40 0.40 10.00 1.00 10.00
W26 BETON PP 0.87 0.37 0.32 8.05 0.98 7.89
W27 BETON PP 0.70 0.17 0.12 2.98 0.90 2.68
W28 BETON PP 0.70 0.17 0.12 2.98 0.90 2.68
W29 BETON PP 0.54 0.30 0.16 4.05 0.80 3.24
W30 BETON PP 0.40 0.33 0.13 3.30 0.70 2.31
W31 BETON PP 0.30 0.20 0.06 1.50 0.72 1.08
W32 BETON PP 0.20 0.42 0.08 2.10 0.66 1.39
W33 BATU PP 0.11 0.53 0.06 1.34 0.60 0.80
W34 BETON PP 0.69 0.50 0.35 8.63 0.90 7.76
W35 BETON S 0.49 0.13 0.03 0.80 6.27 4.99
W36 BETON S 0.67 0.25 0.08 2.09 5.65 11.83
W37 BETON S 0.58 0.27 0.08 1.96 5.00 9.79
W38 BETON S 0.45 0.25 0.06 1.41 4.53 6.37
W39 BETON S 0.44 0.29 0.06 1.60 4.09 6.52
W40 BETON S 0.48 0.37 0.09 2.22 3.61 8.01
W41 BETON S 0.32 0.28 0.04 1.12 3.23 3.62
W42 BETON S 0.32 0.32 0.05 1.28 2.90 3.71
W43 BETON S 0.30 0.34 0.05 1.28 2.58 3.29
W44 BETON S 0.40 0.32 0.06 1.60 2.26 3.62
W45 BETON S 0.27 0.38 0.05 1.28 1.97 2.53
W46 BETON S 0.40 0.25 0.05 1.25 1.74 2.18
W47 BETON S 0.45 0.30 0.07 1.69 1.71 2.89
W48 BETON S 0.34 0.17 0.03 0.72 1.49 1.08
W49 BETON S 0.38 0.17 0.03 0.81 1.31 1.06
W50 BETON S 0.16 0.38 0.03 0.76 1.00 0.76
W51 BETON S 0.10 0.23 0.01 0.29 0.92 0.26
W52 BETON S 0.11 0.42 0.02 0.58 0.90 0.52
W53 BETON S 0.20 0.50 0.05 1.25 0.70 0.88
W54 BETON S 1.60 0.11 0.09 2.20 0.50 1.10
W55 BATU S 0.69 0.40 0.14 3.17 0.10 0.32
S 1957.14 7287.81
AULIA ACHMAD/ D32115307
62
LAPORAN PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG PANTAI
DEPARTEMEN TEKNIK KELAUTAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
E = ad/g
ad = Z.ac.v
Dimana:
E = Koefisien Gempa Dasar Tergantung Periode Ulang (T)
Ad = Percepatan Gempa Maksimum Terkoreksi di Permukaan Tanah (gal)
Z = Koefisien Zona
Ac = Percepatan Gempa Dasar Tergantung Periode Ulang (gal)
v = Koreksi Pengaruh Jenis Tanah Setempat
BAB V
Gambar 5.1 Peta Zona Gempa Indonesia
Dengan asumsi:
T = 100 Tahun
Jenis Tanah = Alluvial
Ac = 227 gal
v = 1.1
Zona C, Z = 0.6
Maka:
Ad = 149.82 gal
E = 0.15
B. Momen Guling
Tabel 5.3 Perhitungan Momen Guling
W Berat (W) kN/m Koef. Gempa (E) Gaya Gempa (kN) Jarak dari 0 (x) m Momen Guling (Mg) kN
Wq 73.00 0.15 11.15 20.00 222.97
W1 86.87 0.15 13.27 31.34 415.80
W2 867.60 0.15 132.50 20.00 2650.03
W3 65.04 0.15 9.93 21.40 212.58
W4 67.82 0.15 10.36 13.42 138.99
W5 26.47 0.15 4.04 11.92 48.19
W6 11.59 0.15 1.77 10.30 18.23
W7 25.00 0.15 3.82 10.38 39.63
W8 8.25 0.15 1.26 9.00 11.34
W9 69.38 0.15 10.60 8.94 94.72
W10 127.51 0.15 19.47 8.90 173.32
W11 69.38 0.15 10.60 8.10 85.82
W12 8.33 0.15 1.27 8.90 11.32
W13 125.00 0.15 19.09 5.00 95.45
W14 19.43 0.15 2.97 7.92 23.50
W15 36.53 0.15 5.58 7.72 43.06
W16 28.89 0.15 4.41 7.46 32.91
W17 22.98 0.15 3.51 7.10 24.92
W18 22.88 0.15 3.49 6.93 24.22
W19 27.55 0.15 4.21 6.59 27.73
W20 16.80 0.15 2.57 6.26 16.06
W21 17.60 0.15 2.69 5.96 16.02
W22 16.41 0.15 2.51 5.63 14.11
W23 16.00 0.15 2.44 5.24 12.80
W24 26.60 0.15 4.06 4.85 19.70
W25 10.00 0.15 1.53 4.45 6.80
W26 8.05 0.15 1.23 4.06 4.99
W27 2.98 0.15 0.45 3.79 1.72
W28 2.98 0.15 0.45 3.62 1.64
W29 4.05 0.15 0.62 3.34 2.07
W30 3.30 0.15 0.50 2.96 1.49
W31 1.50 0.15 0.23 2.68 0.61
W32 2.10 0.15 0.32 2.35 0.75
W33 1.34 0.15 0.20 1.80 0.37
W34 8.63 0.15 1.32 0.20 0.26
W35 0.80 0.15 0.12 7.94 0.97
W36 2.09 0.15 0.32 7.77 2.48
W37 1.96 0.15 0.30 7.51 2.25
W38 1.41 0.15 0.21 7.23 1.55
W39 1.60 0.15 0.24 6.97 1.70
W40 2.22 0.15 0.34 6.30 2.14
W41 1.12 0.15 0.17 6.01 1.03
W42 1.28 0.15 0.20 5.68 1.11
W43 1.28 0.15 0.19 5.32 1.04
W44 1.60 0.15 0.24 4.91 1.20
W45 1.28 0.15 0.20 4.52 0.89
W46 1.25 0.15 0.19 4.13 0.79
W47 1.69 0.15 0.26 4.52 1.16
W48 0.72 0.15 0.11 4.13 0.46
W49 0.81 0.15 0.12 3.76 0.46
W50 0.76 0.15 0.12 3.40 0.39
W51 0.29 0.15 0.04 3.04 0.13
W52 0.58 0.15 0.09 2.73 0.24
W53 1.25 0.15 0.19 2.43 0.46
W54 2.20 0.15 0.34 1.97 0.66
W55 3.17 0.15 0.48 1.33 0.64
S 4515.87
Pa=Ka γ H
Ka = 0.66667
T Urugan = 18 kN/M3
T Dasar = 17 kN/m3
P Bentuk H Tekanan Tanah Aktif (Pah) Jarak dari 0 (x) m Momen (Mg) kN
P1 S 2.41 34.85 0.81 28.23
P2 PP 2.41 32.91 1.21 39.82
P3 S 0.55 1.71 0.15 0.26
P4 PP 0.55 6.60 0.28 1.85
P5 S 0.40 4.53 0.13 0.59
S 80.61 70.75
S Mw = 29569.25
SM gul = 1183.75
SW = 1957.14
Xe = 14.5035569 m
e = (B/2)-Xe
= -9.5035569
Karena e<B/6, maka tekanan tanah berbentuk trapesium
B' = B-2e
= 29.0071137 m
A' = B'.1
= 29.0071137 m2
0.9086800
iq =
7
Nc = 37.2
Nq = 22.5
Nγ = 19.7
ic = 0.90443263
iy = 0.89043606
qu = iq . C . Nc + iy . 0,5 . B’ . γ . Nγ
qu = 4663.09171 kN/m2
q' = V/B'
= 67.4710546 kN/m2
5.7. Cek Stabilitas seawall
Cd = 10
B = 10
W = 5417.14
Σ Rh = cd . B + W tan δb
Σ Rh = 3227.58937
Fu = qu/q'
= 69.11 >= 3 (Sangat Aman)
Dimana nilai berat (W) yang didapatkan sebesar 1 ton. Dalam perencanaan
breakwater berat batu yang di gunakan berbeda beda di setiap kontur, hal ini di
pengaruhi oleh tinggi gelombang pada lokasi bangunan.
1/ 3
W
B n k
r
Yang digunakan adalah 3, yaitu banyak batu lapis lindung untuk lebar puncak
di dapat dari persamaan 5.3 pada buku Perencanaan Bangunan Pantai, Bambang
Triatmodjo. Dalam perhitungan lebar puncak bangunan di butuhkan nilai W, namun
pada perancangan ini digunakan lebar puncak yang sama disetiap kedalaman.
Sama halnya dengan perhitungan lebar puncak, tebal lapis lindung juga
mengunankan nilai W sehingga tebal lapis lindung yang direncanakan berbeda beda
setiap kontur.
1/ 3
W
t n k
r (Minimum)
Sehingga didapat nilai tinggi toe sama dengan tebal batu lapis lindung, dengan
n = 2. Sedangkan untuk perencanaan lebar toe persamaan yang di gunakan:
1/ 3
W
B n k
r (Minimum)
Tabel.5.5 Dimensi Breakwater bagian Kepala
DWL Elevation d HD ga gr Sr Cota KD W (kg) W tetra D n utk B n utk t kD B b t
2.738 2.738361 0.000 0.000 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.000 0.500 0.000 3.000 2.000 1.040 0.000 0.000 1.25
2.738 1 1.738 1.356 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.408 0.500 0.697 3.000 2.000 1.040 1.753 4.068 1.25
2.738 0.7 2.038 1.610 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.683 0.500 0.828 3.000 2.000 1.040 2.081 4.830 1.25
2.738 0 2.738 1.610 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.683 0.500 0.828 3.000 2.000 1.040 2.081 4.830 1.25
2.738 -1 3.738 1.610 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.683 0.500 0.828 3.000 2.000 1.040 2.081 4.830 1.25
2.738 -2 4.738 1.610 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.683 0.500 0.828 3.000 2.000 1.040 2.081 4.830 1.25
2.738 -2.1 4.838 1.610 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.683 0.500 0.828 3.000 2.000 1.040 2.081 4.830 1.25
2.738 -3 5.738 1.504 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.557 0.500 0.773 3.000 2.000 1.040 1.945 4.513 1.25
2.738 -4 6.738 1.436 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.484 0.500 0.738 3.000 2.000 1.040 1.856 4.308 1.25
2.738 -5 7.738 1.389 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.438 0.500 0.714 3.000 2.000 1.040 1.795 4.166 1.25
2.738 -6 8.738 1.351 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.403 0.500 0.694 3.000 2.000 1.040 1.746 4.053 1.25
2.738 -7 9.738 1.315 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.372 0.500 0.676 3.000 2.000 1.040 1.700 3.946 1.25
2.738 -8 10.738 1.272 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.337 0.500 0.654 3.000 2.000 1.040 1.645 3.817 1.25
2.738 -9 11.738 1.197 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.281 0.500 0.615 3.000 2.000 1.040 1.548 3.592 1.25
2.738 -10 12.738 0.912 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.124 0.500 0.469 3.000 2.000 1.040 1.179 2.737 1.25
Dimana nilai berat (W) yang didapatkan sebesar 1 ton. Dalam perencanaan
Groin berat batu yang di gunakan berbeda beda di setiap kontur, hal ini di pengaruhi
oleh tinggi gelombang pada lokasi bangunan.
1/ 3
W
B n k
r
Yang digunakan adalah 3, yaitu banyak batu lapis lindung untuk lebar puncak
di dapat dari persamaan 5.3 pada buku Perencanaan Bangunan Pantai, Bambang
Triatmodjo. Dalam perhitungan lebar puncak bangunan di butuhkan nilai W, namun
pada perancangan ini digunakan lebar puncak yang sama disetiap kedalaman.
1/ 3
W
t n k
r (Minimum)
Sehingga didapat nilai tinggi toe sama dengan tebal batu lapis lindung, dengan
n = 2. Sedangkan untuk perencanaan lebar toe persamaan yang di gunakan:
1/ 3
W
B n k (Minimum)
r
Tabel 5.7 Dimensi Struktur Kepala bangunan Groin
DWL Elevation d HD ga gr Sr Cota KD W (kg) W tetra D n utk B n utk t kD B t
2.738 2.738361 0.000 0.000 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.000 0.500 0.000 3.000 2.000 1.040 0.000 1.25
2.738 1 1.738 1.356 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.408 0.500 0.697 3.000 2.000 1.040 1.753 1.25
2.738 0.7 2.038 1.610 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.683 0.500 0.828 3.000 2.000 1.040 2.081 1.25
2.738 0 2.738 1.610 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.683 0.500 0.828 3.000 2.000 1.040 2.081 1.25
2.738 -1 3.738 1.610 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.683 0.500 0.828 3.000 2.000 1.040 2.081 1.25
2.738 -2 4.738 1.610 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.683 0.500 0.828 3.000 2.000 1.040 2.081 1.25
2.738 -2.1 4.838 1.610 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.683 0.500 0.828 3.000 2.000 1.040 2.081 1.25
2.738 -3 5.738 1.504 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.557 0.500 0.773 3.000 2.000 1.040 1.945 1.25
2.738 -4 6.738 1.436 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.484 0.500 0.738 3.000 2.000 1.040 1.856 1.25
2.738 -5 7.738 1.389 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.438 0.500 0.714 3.000 2.000 1.040 1.795 1.25
2.738 -6 8.738 1.351 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.403 0.500 0.694 3.000 2.000 1.040 1.746 1.25
2.738 -7 9.738 1.315 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.372 0.500 0.676 3.000 2.000 1.040 1.700 1.25
2.738 -8 10.738 1.272 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.337 0.500 0.654 3.000 2.000 1.040 1.645 1.25
2.738 -9 11.738 1.197 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.281 0.500 0.615 3.000 2.000 1.040 1.548 1.25
2.738 -10 12.738 0.912 1.03 2.30 2.23301 1.50 5.00 0.124 0.500 0.469 3.000 2.000 1.040 1.179 1.25
BAB VI
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Seawall
Material yang digunakan pada Perencanaan Seawall adalah beton cetak dan
pada perencanaan caisson digunakan batu serta penggunaan geotekstil untuk
melindungi bagian belakang seawall.
Breakwater
Dimensi
Panjang Breakwater = 60 m
Lebar celah = 40 m
Jumlah Breakwater = 3 buah
Tinggi breakwater = 5.4 m
Lebar bereakwater = 24.4 m
Kemiringan = 1: 1.5
Inti bangunan
Jenis batu lapis lindung utama = batu pecah
Massa jenis batu = 2,65 ton/m
Groin
Dalam perenanaan Bangunan pelindung Pantai Tipe Groin series yang sudah
didencanakan. Didapatkan parameter groin sebagai berikut:
Dimensi
Panjang Groin 1 = 97.7 m
Panjang Groin 2 =87m
Jarak antar Groin = 97.7 m
Jumlah Groin = 2 buah
Tinggi Groin = 5.4 m
Lebar groin = 21.1 m
Kemiringan = 1: 1.5
Lapisan Lindung Bangunan
Jenis batu lapis lindung utama = Tetrapod
Massa jenis batu = 2,4 ton/m
Jenis batu lapis lindung kedua = Batu pecah
Massa jenis batu = 2,65 ton/m
Inti bangunan
Jenis batu lapis lindung utama = batu pecah
Massa jenis batu = 2,65 ton/m
5.2 Saran
Dalam mata kuliah bangunan pelindung pantai ada baiknya melakukan survey
ke lapangan untuk melihat secara langsug macam-macam bangunan pelindung pantai
itu sendiri dan bagaimana proses pembangunannya. Sehingga mahasiswa lebih
mengerti dan paham dengan tugas apa yang dikerjakannya.
DAFTAR PUSTAKA