Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum

Nama : Ananda Chairun Nisa


Nim :042037831
Asal :UPBJJ Ut Bogor

Soal!

Diskusikan bagaimana perdebatan antara negara maju dengan negara berkembang tentang
kewajiban pengurangan emisi karbon pada saat pembahasan Protokol Kyoto?

Jawaban
1. Dalam kajian hukum internasional,protokol merupakan salah satu jenis perjanjian
internasional yang sifatnya melengkapi,menyempurnakan,menambah dari ketentuan
perjanjian internasional yang telah berlaku sebelumnya, sesuai dengan perkembangan
kebutuhan. Protokol kyoto dihasilkan dari pertemuan ketiga conference of parties (cop)
UNFCCC, pada bulan desember 1997.demikian pula protokol kyoto : protokol ini mengatur
kerangka kerja konvensi perubahan iklimyang dilengkapi dengan 2 Annex A, mengenai gas-
gas rumah kaca yang terdiri dari :
 CO2
 CH4
 N2O
 CFC
 PFC
 FC6
Selanjutnya Annex B mengatur secara teknis tentang kategori energi,industri
manufaktur.kedua Annex ini memuat perhitungan pembatasan atau reduksi gas-gas rumah
kaca yang menjadi komitmen para pihak.prtokol Kyoto ditandatangani di Kyoto Jepang,pada
tahun 1997 oleh 84 negara.protokol kyoto memuattindak lanjut yang cukup rumit berkenaan
dengan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca.Ada 2 syarat utama agar protokol kyoto
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat:
1. Protokol ini harus diratifikasi oleh minimal 55 negara
2. Jumlah emisi total dari negara-negara yang disebut alam Annex I yang meratifikasi
protokol,minimum 5,2% dari total emisi mereka pada tahun 1990

Protokol Kyoto berlaku efektif mulai 16 Februari 2005.Melalui prtokol kyoto ini ada 38 negara
industri yang berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca antara tahun 2008
hingga 2012 hingga mencapai 5,2% di bawah tingkat gas rumah kaca di tahun
1990.indonesia meratifikasi prtokol Kyoto dengan undang-undang Nomor 17 Tahun 2004
tentang pengesahan kyoto protocol to the UNFCC.
Protokol kyoto yang berakhir pada tahun 2012 tersebut memuat 3 mekanisme dalam
mencapai tujuan utama menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer bumi hingga
mencapai batas aman.
Ketiga mekanisme dipaparkan dibawah ini :
A. Joint Implementation
Merupakan mekanisme penurunan emisi gas rumah kaca melalui kerjasama negara-negara
industri yang tercantum dalam Annex I protokol Kyoto. Negara-negara tersebut dapat
mengalihkan pengurangan emisi gas rumah kaca melalui proyek bersama.Skema Joint
Implementation hanya berlaku untuk negara industri dalam Annex I.Dalam bahasa
sederhana,skema ini juga hanya untuk negara yang tercantum dalam Annex I. jika pihak
pertama tidak bisa mengurangi emisi karbonnya,pihak pertama ini boleh menjalin kerjasama
dengan pihak kedua dalam sebuah proyek industri yang menekan emisi karbon.

B. Emission Trading
Merupakan mekanisme penurunan emisi gas rumah kaca melalui pedagangan emisi gas
rumah kaca di antara negara industri yang tercantum dalam Annex I Protocol Kyoto. Dalam
hal ini negara industri yang emisi gas rumah kaca-nya dibawah ambang batas yang diijinkan
dapat menjual kelebihan jatah emisinya ke negara industri lain yang tidak dapat memenuhi
kewajibannya.

C. Clean Development Mechanism


Pasal 12 Protokol Kyoto menguraikan prosedur penurunan emisi GRK dalam rangka kerja
sama negara industri dengan negara berkembang. Mekanisme ini diharapkan membantu
negara Annex 1 mencapai target pengurangan emisi dan negara non Annex 1 dapat
melaksanakan program pembangunan berkelanjutan. Caranya adalah negara Annex 1
melakukan investasi dalam program pengurangan emisi atau program yang berpotensi
mengurangi emisi dan/atau menyerap GRK di negara berkembang. Hasilnya akan dihitung
sebagai pengurangan emisi di negara Annex 1 yang melakukan investasi tersebut.
Mekanisme ini melibatkan berbagai persyaratan dan diawasi oleh sebuah badan operasional
(Executive Board) yang ditunjuk COP. Dalam pelaksanaannya CDM adalah murni bisnis jual
beli emisi karbon.

Sumber Referensi : HKUM4210 HAL 3.16-3.18 (Adji Samekto)

Anda mungkin juga menyukai