Anda di halaman 1dari 17

SUHU DAN KALOR

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


IPA SD/MI (2)

Disusun oleh:
Ida Widia Susanti
Ipan Agustiawan
Maratul Uriah

Program Studi Pendidikan Guru MI

CIJANTUNG – CIAMIS
JAWA BARAT
2020

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim..
Segala puji dan syukur kehadirat Alloh Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyusun sebuah Makalah Konsep Dasar
IPA di SD tentang Suhu, Kalor dan Perubahan Wujud Benda. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurah pada baginda junjungan nabi besar Muhammad SAW yang kita nantikan
syafaatnya di hari akhir nanti.
Makalah ini disusun dengan segala keterbatasan kami dengan bantuan beberapa
pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada:
1.      Ayah dan ibu tercinta yang senantiasa selalu memberikan do’a dan motivasi kepada kami
2.      Ibu Eka Atika Sari, M.Pd yang selalu membimbing kami dalam mata kuliah IPA SD/MI
(2), serta
3.      Teman-teman yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun kami berharap
semoga makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kritik dan saran pembaca
akan kami sambut dengan baik demi kesempurnaan makalah ini.

Ciamis, 26 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................. 1
1.3 Tujuan............................................................................... 1
BAB II RESENSI BUKU DAN BAB
2.1 Pengertian Suhu dan Kalor................................................ 2
2.2 Bentuk Perpindahan Kalor................................................ 8
2.3 Pengaruh Kalor terhadap Suhu Benda.............................. 9
2.4 Pengaruh Kalor terhadap Wujud Benda........................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................... 13
3.2 Saran................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Suhu dan kalor adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
sehari-hari. Banyak kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan dua hal tersebut seperti
hal yang paling sederhana saja yaitu perbedaan temperatur udara saat siang dan malam
hari, penurunan suhu teh panas jika ditambah dengan es batu, dan lain sebagainya. Pada
dasarnya, kehidupan manusia selalu menjadikan kalor sebagai alat untuk menjaga
kestabilan dalam menjalankan kehidupannya dimuka bumi ini. Dalam modernisasi
seperti ini aplikasi kalor dibidang teknologi mungkin tidak sulit ditemukan bahkan juga
mungkin terdapat dirumah kita sendiri seperti lemari es, suatu mesin yang diantaranya
dapat mengubah suhu air menjadi es. Aplikasi perpindahan kalor juga dapat kita jumpai
pada sirkulasi udara dipantai. Bagaimana air bisa menjadi es? Mengapa air laut bertiup
siang hari dan angin darat bertiup malam hari? Hal-hal tersebut merupakan bagian-
bagian daripada suhu dan kalor.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian suhu dan kalor?
2. Bagaimanakah bentuk perpindahan kalor?
3. Bagaimanakah pengaruh kalor terhadap suhu benda?
4. Bagaimana pengaruh kalor terhadap wujud benda?

1.3. Tujuan
Mengacu pada perumusan masalah yang telah penyusun rumuskan, ada beberapa
tujuan yang berkenaan dengan dibuatnya makalah ini, yaitu:
1. Pembaca dapat Mengetahui pengertian suhu dan kalor
2. Pembaca dapat mengetahui bagaimana bentuk perpindahan kalor
3. Pembaca dapat mengetahui bagaimana pengaruh kalor terhadap suhu benda
4. Pembaca dapat mengetahui bagaimana pengaruh kalor terhadap wujud benda

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Suhu dan Kalor


Suhu merupakan derajat panas sebuah benda yang ditunjukkan oleh besaran.
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Ada berbagai macam termometer untuk
mengukur suhu. Yang pertama dan paling sering dipakai adalah termometer air raksa.
Kedua adalah thermometer alkohol yang digunakan untuk mengukur suhu lebih rendah,
yaitu sekitar titik beku hingga 13000C. Yang lainnya adalah termoelemen, pirometer
optik (untuk temperatur tinggi), termometer Six Bellani, termostat untuk mengukur
suhu ruangan, termometer diferensial.
Kalor merupakan salah satu bentuk energi atau tenaga yang berhubungan dengan
panas atau suhu suatu benda. Benda yang diberi kalor suhunya akan naik. Sementara
itu, benda yang melepas kalor suhunya akan turun. Jika benda yang bersuhu lebih tinggi
dicampur dengan benda bersuhu rendah, maka setelah beberapa saat akan dicapai suhu
yang sama. Hal-hal yang mempengaruhi kenaikan suhu suatu benda yaitu:
 Kenaikan suhu sebanding dengan panas
 Kenaikan suhu berbanding terbalik dengan jumlah air
 Kenaikan suhu bergantung jenis zat
Berikut ini merupakan perbedaan dari suhu dan kalor:
1.  Suhu merupakan kadar kelembaban dan panas dingin yang terasa meski tanpa
bersentuhan, sementara kalor adalah suatu perpindahan energi dari suhu tinggi ke
yang lebih rendah ketika dua benda bersentuhan. Kalor hanya dapat berpindah ketika
ada dua benda yang bersentuhan.
2.  Suhu adalah panas dinginnya suatu benda. Suhu biasa disebut temperatur sedangkan
kalor adalah energi panas yang dimiliki suatu benda.

2.1.1 Keunggulan dan Kelemahan Berbagai Alat Ukur Suhu


1. Termometer Raksa
Termometer air raksa adalah termometer yang dibuat dari air raksa yang
ditempatkan pada suatu tabung kaca. Tanda yang dikalibrasi pada tabung
membuat temperatur dapat dibaca sesuai panjang air raksa di dalam gelas,
bervariasi sesuai suhu. Untuk meningkatkan ketelitian, biasanya ada bohlam
air raksa pada ujung termometer yang berisi sebagian besar air raksa;

1
pemuaian dan penyempitan volume air raksa kemudian dilanjutkan ke bagian
tabung yang lebih sempit. Ruangan di antara air raksa dapat diisi atau
dibiarkan kosong. Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai dengan
pekerjaan di laboratorium (-400c sampai dengan 3500C).
 Keunggulan
a.  Peka terhadap perubahan suhu.
b.  Dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah (-400C) sampai suhu
tinggi (3600C).
c.  Tidak membasahi dinding kaca
d. Mengkilap seperti perak sehingga mudah terlihat.
e.  Mengembang dan memuai secara teratur.
 Kelemahan
a. Harga raksa mahal dan susah dicari.
b. Bila tabung pecah, raksa sangat berbahaya, gas beracun.
c. Raksa tidak dapat digunakan mengukur suhu lebih rendah dari -390C

2. Termometer alkohol
Termometer alkohol adalah termometer yang menggunakan alkohol sebagai
media pengukur, yang merupakan alternatif dari termometer air raksa dengan
fungsi yang sama. Isi termometer alkohol tidak beracun dan akan menguap
dengan cukup cepat. Ruang di bagian atas cairan merupakan campuran dari
nitrogen dan uap dari cairan.
 Keunggulan
a. Pemuaian alkohol bersifat linear(teratur) terhadap kenaikan suhu.
b. Mempunyai jangkauan ukur besar, karena titik bekunya -112C.
c. Alkohol cepat mengambil suhu benda yang diukur.
d. Alkohol lebih murah.
e.  Alkohol lebih cepat mengalami pemuaian meskipun kenaikan suhunya
kecil sehingga lebih akurat.
 Kelemahan
a. Titik didihnya rendah yaitu 78oC .
b. Alkohol membasahi dinding Tabung .
c. Alkohol tidak berwarna sehingga perlu diberi warna agar mudah dibaca

3
3. Termometer Klinis (Termometer demam)
Termometer ini digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu tubuh pasien.
Pada keadaan sehat, suhu tubuh manusia sekitar 370C. Tetapi pada saat
demam, suhu tubuh dapat mencapai angka 400C. Skala pada termometer klinis
hanya dari 350C hingga 430C. Hal ini sesuai dengan suhu tubuh manusia.
 Keunggulan
a. Saat ditempelkan pada tubuh akan membaca secara otomatis dan
ditampilkan dalam bentuk angka
b. Tidak mudah rusak
c. Cepat menangkap suhu/ menyamkan suhu dengan benda yang diukur
d. Bisa digunakan disemua site
 Kelemahan
a. Termasuk termometer yang mahal
b. Kurang akurat
c. Gampang berubah posisi

4. Termometer Bimetal
Termometer bimetal memanfaatkan logam untuk menunjukkan adanya
perubahan suhu dengan prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan
menyusut jika didinginkan. Kepala bimetal dibentuk spiral dan tipis, ujung
spiral bimetal ditahan sehingga tidak bergerak dan ujung lainnya menempel
pada pinggir penunjuk. Semakin besar suhu, keping bimetal semakin
melengkung dan meneyebabkan jarum penunjuk bergerak ke kanan, ke arah
skala yang lebih besar. Termometer bimetal biasanya terdapat di mobil.
 Keunggulan
a. Tahan dari goncangan
b. Tidak mudah terbakar
c.  Harganya relatif Murah
d. Tahan lama, awet dan mudah dikalibrasikan
e.  Dapat digunakan untuk termograf
 Kelemahan
a. Memerlukan kalibrasi sering untuk menjaga akurasi respon terhadap
perubahan suhu lambat
b.  Kurang akurat

4
5. Termometer Hambatan
Termometer hambatan merupakan termometer yang paling tepat digunakan
dalam industri untuk mengukur suhu di atas 10000C. Termometer ini dibuat
berdasarkan perubahan hambatan logam, contohnya termometer hambatan
platina. Dalam termometer hambatan terdapat kawat penghambat yang
disentuhkan ke benda yang akan diukur suhunya, misalnya pada pengolahan
besi dan baja. Suatu tegangan atau potensial listrik yang bernilai tetap
diberikan sepanjang termistor, yaitu sensor yang terbuat dari logam dengan
hambatan yang bertambah jika dipanaskan.
 Keunggulan
a. Dapat mengukur suhu yang sangat tinggi diatas 10000C
b. Ramah lingkungan
c. Mudah menyesuaikan dengan suhu benda yang diukur
d. Efisien bila digunakan untuk keperluan industry
e.  Tidak memerlukan keahlian kusus untuk mengoprasikannya
 Kelemahan
a. Instalasi sulit

2.1.2 Mengkonversikan Skala berbagai Termometer


1. Termometer skala Celcius (termometer yang menggunakan skala Celcius (C)).
Titik didih air: 1000 Celcius (1000C)
Titik beku: 00 Celcius (00C)
Dari 00 Celcius sampai 1000 Celcius dibagi dalam 100 skala.
2. Termometer skala Reamur (termometer yang menggunakan skala Reamur (R)).
Titik didih air: 800 Reamur (800R)
Titik bekunya: 00 derajat Reamur (00R)
Dari 00 Reamur sampai 800 Reamur dibagi dalam 80 skala.
3. Termometer skala Fahrenheit (termometer yang menggunakan skala Fahrenheit
(F).
Titik didih air: 2120 Fahrenheit (2120 F)
Titik bekunya: 320 Fahrenheit (320 F)
Dari 320 Fahrenheit sampai 2120 Fahrenheit dibagi dalam 180 skala.

5
4. Termometer skala Kelvin (termometer yang menggunakan skala Kelvin (K)).
Titik didih air: 3730 Kelvin (3730 K)
Titik bekunya: 2730 Kelvin (2730 K)
Dari 2730 Kelvin sampai 3730 Kelvin dibagi dalam 100 skala.

Konversi suhu merupakan cara untuk menyatakan suhu suatu benda dari
satu skala ke dalam skala lainnya. Jadi, suhu suatu benda dalam Celcius dapat
dikonversi (diubah) ke dalam skala lainnya yaitu Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin.
Untuk mengonversi (mengubah) suhu dari satu skala ke skala lain, dapat
menggunakan rumus atau formula tertentu yang sudah ditetapkan.
1. Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R)
Rumusnya adalah :
R = (4/5) C
R = suhu dalam skala Reamur
C = suhu dalam skala Celcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C.
Bila dikonversi ke dalam skala Reamur (R) adalah
R = (4/5) C
R = (4/5) 100 = 80 R
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama
dengan 80 dalam skala Reamur (R).
2. Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Fahrenheit (F)
Rumusnya adalah:
F = (9/5) C + 32
F = suhu dalam skala Fahrenheit
C = suhu dalam skala Celcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C. Bila dikonversi ke
dalam skala Fahrenheit (F) adalah
F = (9/5) C + 32
F = (9/5) 100 + 32 = 212 F
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama
dengan 212 dalam skala Fahrenheit (F).

6
3. Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Kelvin (K)
Rumusnya adalah:
K = C + 273
K = suhu dalam Kelvin
C = suhu dalam Celcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C. Bila dikonversi ke
dalam Kelvin (K) adalah
K = C + 273
K = 100 + 273 = 373 K
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C) sama
dengan 373 dalam skala Kelvin (K).

Tak hanya dari skala Celcius (C), konversi juga dapat dilakukan dari skala
lainnya yaitu Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K). Secara ringkas, rumus
untuk mengkonversi suhu dari skala satu ke skala lainnya adalah:
1. Konversi suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K)
R = (4/5) C
F = (9/5) C + 32
K = C + 273
2. Konversi suhu dari Reamur (R) ke Celcius (C), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K)
C = (5/4) R
F = (9/4) R + 32
K = C + 273 = (5/4) R + 273
3. Konversi suhu dari Fahrenheit (F) ke Celcius (C), Reamur (R), dan Kelvin (K)
C = 5/9 (F-32)
R = 4/9 (F-32)
K = 5/9 (F-32) + 273
4. Konversi suhu dari Kelvin (K) ke Celcius (C), Reamur (R), Fahrenheit (F)
C = K – 273
R = 4/5 (K-273)
F = 9/5 (K-273) + 32

7
2.2 Bentuk Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
a. Konduksi
Jika sebuah logam yang salah satu ujungnya dipanaskan dalam selang waktu
tertentu, ujung lainnya pun akan terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa pada
batang logam tersebut terjadi aliran atau perpindahan kalor dari bagian logam yang
bersuhu tinggi kebagian logam yang bersuhu rendah.Perpindahan kalor pada logam
yang tidak diikuti perpindahan massa ini disebut dengan perpindahan kalor secara
konduksi. Jadi konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama
terjadi perpindahan kalor, tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat
perantaranya.
Konduktor adalah zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik,
sedangkanisolator adalah kebalikannya, yaitu zat yang sukar menghantarkan kalor.
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa perpindahan kalor secara konduksi bergantung
pada jenis logam, luas penampang penghantar kalor, perbedaan suhu antar ujung-
ujung logam, serta panjang penghantar yang dilalui oleh kalor tersebut.
b. Konveksi
Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan perpindahan
pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan
konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan
massa jenis, sedangkan pada konveksi paksa terjadinya pergerakan fluida karena ada
paksaan dari luar. Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi
udara disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan angin
darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, pengering rambut, kipas
angin, Besar laju kalor ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida di
sekitarnya adalah berbanding lurus dengan luas permukaan benda yang bersentuhan
dengan fluida dan perbedaan suhu antara benda dengan fluida.
c. Radiasi
Adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.Pada radiasi,
kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda halnya dengan
konduksi atau konveksi yang selalu membutuhkan medium.
Sebenarnya setiap benda memancarkan dan menyerap energi radiasi. Benda panas
ada yang berpijar dan ada juga yang tidak berpijar. Kedua benda tersebut
memencarkan/meradiasikan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik

8
dengan berbagai panjang gelombang. Laju rambat kalor secara radiasi tiap satu
satuan luas permukaan benda bergantung pada sifat dan suhu permukaan benda.
Benda yang mengkilap lebih sukar memencarkan kalor daripada benda yang hitan dan
kusam. Keadaan tersebut juga berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda yang
permukaannnya mengkilap lebih suka rmenyerap kalor dari pada benda yang
permukaannnya hitam dan kusam. Jadi bahwa benda hitam dan kusam merupakan
pemancar dan penyerap kalor yang baik.

2.3 Pengaruh Kalor terhadap Suhu Benda


Kalor atau panas merupakan suatu bentuk energi, sedangkan suhu merupakan
ukuran atau tingkat panas suatu benda. Pada umumnya, suhu akan naik jika menyerap
kalor dan turun jika melepaskan kalor.
 Semakin lama pemanasan, artinya kalor yang diterima air semakin besar dan suhu air
semakin tinggi. Sehingga besarnya kalor yang diberikan pada sebuah benda sebanding
dengan kenaikan suhu benda itu.
 Untuk menaikkan suhu yang sama, dua kilogram air lebih lama atau perlu kalor lebih
banyak dari satu kilogram air. Jumlah kalor yang diserap benda untuk menaikkan suhu
yang sama adalah sebanding dengan massa benda.
 Untuk menaikkan suhu yang sama, jumlah massa zat sama, tetapi jenis zat berbeda
membutuhkan kalor yang juga berbeda. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
bergantung pada jenis zat. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh
satu kilogram zat untuk menaikkan suhunya sebesar satu derajat Celsius.
Dari tiga hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa besarnya kalor yang diterima atau
dilepaskan oleh sebuah benda bergantung pada beberapa faktor antara lain massa benda,
jenis benda dan perubahan suhu pada benda tersebut.

2.4 Pengaruh Kalor terhadap Wujud Benda


Kalor yang diserap suatu zat tidak selalu menyebabkan kenaikan suhu/temperatur
zat tersebut. Kadangkala kalor yang diserap oleh suatu zat dapat mengubah wujud zat
tersebut tanpa menaikkan suhunya, contoh es yang dipanaskan lama kelamaan akan
menjadi air, sebaliknya air yang didinginkan, lama kelamaan akan menjadi es. Zat dapat
berada dalam tiga wujud, yaitu padat, cair, dan gas. Pada saat terjadi perubahan wujud,
misalnya dari padat menjadi cair atau dari cair menjadi gas, selalu disertai dengan

9
pelepasan atau penyerapan kalor. Akan tetapi perubahan wujud tidak disertai
dengan perubahan suhu.
Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum,
maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat
melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu,
selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk
mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat
digambarkan dalam skema berikut.

Keterangan Skema:
 Melebur/Mencair
Melebur merupakan perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Pada saat benda
mencair, diperlukan kalor dan pada kejadian ini tidak terjadi kenaikan suhu. Titik
lebur merupakan suhu pada waktu zat melebur. Kalor yang diperlukan untuk
mengubah 1 kg zat padat menjadi cair disebut Kalor Laten Lebur.

10
Seperti contoh gambar diatas pada peristiwa batu es yang dimasukkan ke dalam gelas
kemudian didiamkan beberapa saat. Maka es tersebut akan mencair menjadi air. Pada
peristiwa ini tidak terjadi kenaikan suhu.

 Membeku
Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat disebut membeku. Es adalah
wujud air dalam bentuk padat. Air dapat membeku jika mengalami penurunan suhu
yang sangat dingin. 

Puncak gunung yang tinggi selalu diselimuti oleh salju. Salju tersebut adalah uap
air yang membeku. Tahukah anda mengenal lemari es?? Lemari Es merupakan alat
rumah tangga yang dapat mengubah air menjadi es dengan menuruhkan suhu air.

 Menguap
Pernahkan kamu merebus air di dalam ketel? Jika pernah, bagaimanakah jika air
dalam cerek tersebut dipanaskan terus-menerus? Air dalam ketel lama-kelamaan akan
habis. Ke manakah uap air panas yang keluar dari mulut ketel itu? Uap air panas yang
keluar dari mulut cerek tersebut berada di udara, hanya saja mata kita tidak mampu
untuk melihat titik-titik uap air yang berada di udara. 

11
Peristiwa berubahnya zat cair menjadi gas disebut penguapan. Penguapan terjadi
jika ada kenaikan suhu yang besar. Ada empat cara untuk mempercepat terjadinya
penguapan, yaitu memanaskan, memperluas permukaan, meniupkan udara di atas
permukaan, dan mengurangi tekanan di atas permukaan. Prinsip penguapan dapat
digunakan sebagai dasar membuat mesin pendingin, seperti lemari es dan AC.

 Mengembun
Mengembun merupakan perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Jadi,
mengembun merupakan kebalikan dari menguap. 

Pada waktu gas mengembun, gas melepaskan kalor. Pernahkan kamu membuat
minuman dingin, seperti es teh atau es jeruk? Bila kamu amati, bagian luar gelas
tempat kamu membuat es teh atau es jeruk menjadi basah. Mengapa? Karena uap air
dalam udara yang menyentuh gelas tersebut mengembun. Hal ini disebabkan suhu
gelas lebih rendah daripada suhu uap air di sekitar gelas.

 Menyublim/Mengkristal
Menyublim adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas atau sebaliknya.
Untuk membedakannya, kamu bisa menggunakan istilah melenyap dan mengkristal. 

Melenyap adalah peristiwa perubahan wujud padat menjadi gas. Mengkristal


adalah perubahan wujud gas menjadi padat. Contoh melenyap dan mengkristal adalah
kapur barus ataupun kamfer.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Suhu merupakan derajat panas sebuah benda yang ditunjukkan oleh besaran
sedangkan kalor merupakan salah satu bentuk energi atau tenaga yang berhubungan
dengan panas atau suhu suatu benda. Hal-hal yang mempengaruhi kenaikan suhu suatu
benda yaitu: (1) Kenaikan suhu sebanding dengan panas, (2) Kenaikan suhu berbanding
terbalik dengan jumlah air, dan (3) Kenaikan suhu bergantung jenis zat. Perpindahan
kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu melalui cara konduksi, konveksi dan radiasi.
Kalor dapat mengubah suhu suatu benda. Besarnya kalor yang diterima atau dilepaskan
oleh sebuah benda bergantung pada beberapa faktor seperti massa benda, jenis benda
dan perubahan suhu pada benda tersebut. Selain kalor dapat digunakan untuk
mengubah suhu benda, kalor juga dapat digunakan untuk mengubah wujud benda
dengan cara melebur/mencair, membeku, menguap, mengembun, dan
menyublim/mengkristal.

3.2 Saran
Dari makalah ini telah dipaparkan bahwa suhu dan kalor adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan dua hal tersebut seperti perbedaan temperatur udara saat siang dan
malam, penurunan suhu teh panas jika ditambah dengan es batu, dan lain sebagainya.
Marilah kita lebih meninngkatkan pola belajar kita untuk menambah wawasan bagi kita
semua, karena dengan belajar kita dapat menjadi manusia yang lebih berilmu.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abadi,Rinawan , dkk. 2017. Detik-detik Ujian Nasional Fisika. Klaten. Intan Pariwara

https://blog.edukasystem.com/suhu-dan-kalor/ Materi Suhu dan Kalor: Pengertian,


Perubahan, Alat Ukur, Jenis, Contoh! (diakses tanggal 26 November 2020)

https://narilisia,blogspot.com/2013/06/pengaruh-kalor-terhadap-suhu-dan-wujud.html?m=1
Pengaruh Kalor terhadap Suhu dan Wujud Zat (diakses tanggal 26 November 2020)

14

Anda mungkin juga menyukai