Anda di halaman 1dari 6

HARI BUMI

Setiap tahun, 22 April diperingati sebagai Hari Bumi. Hari itu adalah hari ulang tahun
kelahiran Gerakan Lingkungan Modern pada tahun 1970. Di tahun itu, orang Amerika
menghirup gas beracun (timah) secara besar-besaran melalui kendaraan sedan V8. Industri ini
mengeluarkan asap dan lumpur tanpa resiko dan konsekuensi hukum. Bahkan saat itu polusi
udara umumnya diterima sebagai aroma kemakmuran. “Environment” adalah kata yang lebih
sering muncul di perlombaan mengeja daripada berita.
Hari Bumi 1970 menyuarakan kesadaran demi menyalurkan energi gerakan anti
terhadap pencemaran dan untuk menempatkan masalah lingkungan di paling depan. Ide untuk
hari nasional untuk fokus pada lingkungan datang ke pendiri Hari Bumi, Gaylord Nelson,
kemudian Senator AS dari Wisconsin, setelah menyaksikan kerusakan akibat tumpahan
minyak besar-besaran tahun 1969 di Santa Barbara, California. Pada 22 April 1970, 20 juta
orang Amerika turun ke jalan, taman, dan auditorium untuk berdemonstrasi untuk lingkungan
yang sehat dan berkelanjutan dalam demonstrasi pantai-ke-pantai besar-besaran. Ribuan
perguruan tinggi dan universitas mengorganisir protes terhadap kerusakan lingkungan.
Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada bulan
September 2020 Indonesia berada pada perubahan iklim ekstrem. Kenaikan suhu Bumi tidak
hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang
mempengaruhi berbagai aspek perubahan alam dan kehidupan manusia. Melalui
pengumpulan data dari 89 stasiun pengamatan BMKG, suhu udara rata-rata bulan September
2020 adalah 27,2°C. Suhu ini naik 0,6 C dibandingkan dengan suhu rata-rata bulan
September periode 1981-2010 di Indonesia yaitu sebesar 26,6°C. Anomali suhu udara di
Indonesia September 2020 ini merupakan anomali tertinggi ketiga sepanjang periode data
pengamatan. Meningkatnya suhu udara, konsentrasi gas karbondioksida dan gas-gas lainnya
di atmosfer akan menyebabkan efek rumah kaca dijelaskan Kementerian LHK.
Efek rumah kaca atau juga dikenal dengan perubahan iklim ini disebabkan oleh berbagai
kegiatan manusia seperti emisi bahan bakar fosil, perubahan fungsi lahan, limbah dan juga
kegiatan-kegiatan industri.
Ada beberapa dampak dari perubahan dari perubahan iklim adalah:
1) Menurunnya kualitas air kualitas sumber daya air akan turun seiring dengan tingginya
curah hujan dan kenaikan suhu membuat air bersih mengandung klorin yang biasanya
berbahaya apabila tertelan, terhirup, atau terpapar kulit secara langsung.
2) Berkurangnya kuantitas air walaupun perubahan cuaca memicu tingginya curah hujan
tetapi tidak dengan kuantitas air. Hal ini dikarenakan dengan tingginya curah hujan
kemungkinan air akan langsung kembali ke laut tanpa sempat tersimpan dalam sumber air
bersih untuk digunakan manusia.
Dampak ini kemudian membawa kepada dampak selanjutnya yaitu gagal panen,
cuaca ekstrim, dan juga meningkatnya wabah penyakit. Sebagian besar aspek perubahan
iklim akan bertahan selama berabad-abad bahkan jika emisi gas rumah kaca dapat dihentikan.
Pada zaman es terakhir kurang lebih 120.000 tahun yang lalu suhu dunia naik 2°C yang
menyebabkan permukaan air laut naik 5 hingga 10 meter karena melelehnya lapisan es.
Kenaikan suhu seperti yang dilaporkan BMKG ini salah satu hal yang kemudian ada istilah
krisis iklim yang saat ini kita rasakan bersama.
Memperingati Hari Bumi untuk mewujudkan perilaku peduli perubahan iklim.
Perubahan iklim merupakan suatu fenomena global yang dampaknya akan dirasakan oleh
semua penduduk yang tinggal di planet bumi ini. Manusia terus bertambah, tindakan
memanfaatkan dan merubah lingkungan alam terus dilakukan. Fenomena perubahan iklim
sulit untuk dihentikan melalui walaupun melalui berbagai kegiatan pencegahan dan antisipasi
terhadap perubahan iklim. Upaya yang paling tepat adalah manusia beradaptasi dengan
datangnya perubahan iklim, manusia merubah perilakunya untuk selalu peduli kepada
lingkungan khususnya perubahan iklim. Cara tepat manusia beradaptasi terhadap perubahan
iklim adalah dengan merubah perilaku untuk selalu peduli dan cinta pada lingkungan. 
Salah satu caranya jika kita ingin mengatasi krisis iklim dengan cara melindungi
hutan.
Emisi yang ditimbukan oleh deforestasi dan degradasi hutan mencapai sekitar 20% dari
seluruh emisi gas rumah kaca per tahun. Jumlah ini lebih besar dari emisi yang dikeluarkan
oleh sektor transportasi secara global. Karena ketika hutan digunduli, biomassa yang
tersimpan di dalam pohon akan terurai dan menghasilkan gas karbon dioksida [CO2],
sehingga menyebabkan peningkatan bumi. Selain itu, beberapa kawasan hutan melindungi
sejumlah besar karbon yang tersimpan di bawah tanah.Ketika pohon-pohon hutan habis, bumi
kehilangan sumber dayanya yang sangat berharga yang seharusnya secar terus menerus
menyerap CO2 yang ada di atmorfir. Dari 32 miliar ton CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas
manusia per tahunnya kurang dari 5 miliar ton diserap oleh hutan. Jadi kehilangan satu pohon
merupakan kehilangan berlipat ganda. Kita tidak hanya kehilangan cadangan karbon di
daratan tetapi juga ekosistem yang mampu menyerap kelebihan karbon di atmofir.
Kemungkinan terburuk yang akan terjadi ketika sudah cukup banyak hutan yang
dihancurkan/hutan menjadi gundul, maka bersama karbon dari sumber lainnya konsentrasi
CO2 di atmosfir akan menyebabkan suhu udara mejadi lebih panas. Akibatnya kekeringan
dan kebakaran hutan akan lebih sering terjadi dan kebakaran berkali-kali dapat pulih kembali
dan hutan tidak mampu lagi menyerap ataupun menyimpan karbon. Jika kita tidak bertindak
secepatnya, maka kita akan menghancurkan potensi hutan dalam mitigasi emisi.
Ketua Dewan Jaringan Hari Bumi  Denis Hayes mengatakan bahwa saat ini dunia
tengah menghadapi tantangan lingkungan global yang lebih mengerikan. Menurutnya, hampir
eksistensial dari hilangnya keanekaragaman hayati hingga perubahan iklim hingga polusi
plastik membutuhkan aksi di semua tingkat pemerintahan. Selama 50 tahun ini yang terjadi
pada bumi kita yaitu Danau-danau yang Mengering, efek gas rumah kaca menyebabkan
panas bumi terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan permukaan laut naik,
namun danau justru mengering. Di samping itu, danau-danau juga mengering akibat aktivitas
pertambangan dan pertanian yang tak terkontrol. Sebagai contoh, danau Poopo di Bolivia
pernah menjadi danau terbesar kedua. Pada masanya, danau itu menjadi sumber ikan utama
bagi masyarakat lokal. Namun, saat ini danau ini kerap mengering, bahkan pernah mengering
total pada 1994. Butuh waktu bertahun-tahun hingga air di danau itu kembali, dan waktu
lebih lama lagi bagi ekosistem untuk kembali tumbuh.
Kemudian, Es dan Gletser Meleleh Berdasarkan pengamatan satelit satelit
pengamatan Bumi yang dikelola NASA dan Geological Survey Amerika Serikat, selama lima
dekade menunjukkan perubahan sangat besar terhadap gletser. Lapisan es di kutub utara dan
selatan Bumi ini mencair lebih cepat secara masif akibat pemanasan global. Sebuah studi
dalam jurnal Geophysical Research Letters memperkirakan adanya pengurangan besar-
besaran es laut Kutub Utara selama tiga dekade ke depan. Studi tersebut memprediksi Kutub
Utara akan mengalami musim panas bebas es pertamanya sebelum 2050. Mencairnya es di
kutub Bumi menyebabkan permukaan air laut naik dan berpotensi menenggelamkan pulau-
pulau di Bumi.
Mencairnya gletser merupakan dampak dari pemanasan global, mencairnya gletser
akan menciptakan banyak masalah bagi manusia dan hewan yang hidup di bumi. Salah
satunya adalah kenaikan permukaan laut. Seiring meningkatnya pemanasan global,
permukaan laut akan naik sehingga berpotensi menyebabkan banjir. Selain itu dampak dari
pemanasan global juga mengakibatkan meningkat dan meluasnya kekeringan, meluasnya
penyakit, naiknya permukaan air laut, Meningkatnya frekuensi badai, Glombang panas,
Rusaknya ekosistem laut, Meningkatnya resiko kesehatan dengan semakin banyaknya jumlah
karbon dioksida terperangkap di atmosfer, kualitas udara untuk pernafasan semakin buruk
dan sulit didapat, dan Kepunahan hewan, pemanasan global meningkatkan resiko terjadinya
kepunahan hewan. Terjadinya pemanasan global menyebabkan beberapa satwa mengalami
perubahan habitat sehingga bermigrasi. Migrasi ini akan menyebabkan sebagian hewan tidak
dapat beradaptasi alias dirugikan.
Sehinngga cara yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan bumi kita yaitu:
1. Hemat Penggunaan Air
 Menggunakan air secukupnya
 Gunakan ulang sisa air untuk menyiram tanaman
 Memanen air hujan
 Mengontrol saat pengisian air
2. Membuang Sampah pada Tempatnya
 Prinsip 3 R (reuse, recycle, reduce)
 Pilihlah makanan yang kemasannya minimalis
 Menggunakan barang daur ulang
3. Kurangi Polusi Udara
 Jaga kondisi kendaraan dalam performa terbaik
 Merokok di tempat yang sudah disediakan
 Jangan melakukan pembakaran
4. Jalani gaya hidup sehat dan sederhana
 Konsumsi makanan & minuman sesuai standart kesehatan
 Menjadi seorang minimalis
 Meminimalisir pembelian barang-barang baru
 Persiapkan diri saat makan di restoran/berbelanja di Mall
 Konsumsi produk-produk lokal
5. Melakukan penanaman pohon
 Efektif/mengurangi emisi gas rumah kaca
 Pohon berfungsi sebagai pendingin rumah, penahan terjangan angin, peredam suara,
penyerap debu
 Cadangan pangan dan kayu.
6. Berpikir organik (alami)
 Usahakan bebas zat kimia (murah dan tanpa efek samping)
 Gunakan bumbu masak dari alam
 Gunakan pupuk kandang dan kompos sebagai hasil daur ulang
 Gunakan insektisida/pengusir nyamuk alami (seperti selasih, lavender, serai wangi,
akar wangi, dan suren).
7. Tidak menggunakan peralatan yang dapat merusak lingkungan
 Pendingin ruangan yang tidak menggunakan freon dan zat pencemar lain
 Kulkas yang tidak menggunakan freon dan zat pencemar lain
8. Peduli dan ikut serta dalam menjaga lingkungan
 Peduli terhadap sesama warga
 Kembangkan kegiatan gotong-royong
 Peka terhadap perubahan
 Solusi bersama menyelesaikan masalah lingkungan.
9. Untuk krisis iklim yaitu dilakukan pendekatan adaptasi dan mitigasi. Dengan pendekatan
ini diharapkan akan menghasilkan saran-saran teknis dan kebijakan yang berhubungan
dengan cara mengelola hutan.Ketika iklim berubah, hutan dan manusia terpaksa harus
terbiasa dengan perubahan curah hujan dan suhu udara yang terjadi secara perlahan.
Mereka juga akan lebih sering menghadapi berbagai kejadian yang berkaitan dengan
kondisi cuaca ekstrim seperti musim kering panjang dan banjir. Strategi adaptasi dapat
membantu manusia dalam mengelola dampak perubahan iklim dan melindungi sumber
penghidupan atau matapencaharian mereka. Upaya mitigasi harus mengutamakan
pengurangan emisi dari penggunaan bahan bakar fosil di negera-negara industri.
Meskipun pengaruhnya relatif kecil, kegiatan penanaman pohon untuk menyerap karbon
juga berperan dalam mitigasi perubahan iklim. Namun demikian, untuk mengurasi 20%
dari emisi yang berkaitan dengan hutan, kita memerlukan pendekatan konservasi yang
baru dan lebih efektif. Salah satu pendekatan yang dimaksud adalah REDD (Reducing
Emissions From Deforestation And Forest Degradation).

Hari Bumi Sedunia (Earth Day) tahun ini Hari Bumi Internasional jatuh pada Kamis,
22 April 2021. Tema Hari Bumi 2021 adalah "Restore Our Earth" atau Pulihkan Bumi Kita.
Sebagaimana dikutip laman earthday.org tema Hari Bumi tahun ini berfokus pada proses
alam, teknologi hijau yang sedang berkembang, dan pemikiran inovatif yang dapat
memulihkan ekosistem dunia. Dalam rangka Hari Bumi Sedunia ini, Wakil Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong berharap menjelang Hari Bumi
masyarakat Indonesia terus memelihara lingkungan hidup dan berbuat baik untuk bumi
dengan melakukan langkah-langkah kecil. "Harapan untuk Indonesia, kita jaga bumi ini
dengan baik, kita pelihara bumi kita dengan baik dengan berbuat baik terhadap bumi salah
satunya jangan kita merusak bumi," kata Wamen LHK Alue ketika ditemui usai acara
Peningkatan Kapasitas Negosiator Perubahan Iklim di Jakarta pada Senin dikutip Antara.
Salah satu langkah nyata untuk memperingati Hari Bumi, yang dirayakan setiap 22
April secara internasional untuk menunjukkan dukungan bagi lingkungan hidup, adalah
dengan menjaga kelestarian hutan dan ikut berkontribusi dalam merestorasi daerah-daerah
yang alamnya telah terdegradasi dengan contohnya seperti ikut menanam pohon. Selain itu,
langkah kecil tapi berarti lainnya yang bisa dilakukan oleh masyarakat seperti tidak
membuang sampah secara sembarangan di lingkungan sekitar. Alue mengatakan Indonesia
telah dan akan terus berkontribusi untuk mengambil langkah-langkah mitigasi untuk
menghadapi ancaman perubahan iklim yang dihadapi dunia saat ini .
Sebelumnya, setelah meratifikasi Perjanjian Paris pada 2016, Indonesia menargetkan
mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) atau target penurunan emisi gas rumah
kaca sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional
pada 2030. Untuk mencapai itu, Indonesia terus berusaha untuk terus mencegah deforestasi
dan degradasi hutan, memulihkan gambut dan mangrove atau bakau.

Sumber :
Sejarah Hari Bumi - Earth Day. Idzerowaste.id
Entrepreneur.bisnis.com
Konservasi.unnes.ac.id
Earth Day 22 April 2021, Tema, & Cara Merayakan Hari Bumi Sedunia. Tirto.id
Hari Bumi Sedunia - Lingkar Studi Sains. lsis.fmipa.ugm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai