Anda di halaman 1dari 16

Panduan Pengisian Survei Kemudahan Berusaha 2020

Penyelesaian Kepailitan (Resolving Insolvency)


Maret-April 2021

Disiapkan oleh :
Pokja SK KMA Nomor 241 Tahun 2020
www.pembaruanperadilan.net/eodb

1. DEFINISI DARI ISTILAH YANG DIGUNAKAN DI DALAM KUESIONER INI

Saat melengkapi bagian 4 dan 5 Kuesioner ini, harap mengingat definisi-definisi berikut ini:

“Penyitaan” / foreclosure adalah proses yang mana kreditur yang memegang jaminan memerlukan penjualan aset
yang digunakan sebagai jaminan dalam menyelesaikan pinjaman berjaminan ketika debitur gagal untuk melakukan
pembayaran. Untuk tujuan penelitian ini, penyitaan mengacu pada penjualan aset untuk mendapatkan kembali nilai
pinjaman yang telah diberikan untuk debitur melalui proses pengadilan formal (penyitaan pengadilan). Penyitaan
meliputi eksekusi hak jaminan selain hak tanggungan atas aset perumahan/tempat tinggal.

“Kepailitan” / insolvency berarti bahwa debitur secara umum tidak mampu membayar utang pada saat jatuh tempo
dan/atau bahwa kewajibannya melebihi nilai aset.

“Profesional Kepailitan/Kurator/Pengurus/ Insolvency Representatives” adalah orang atau badan (termasuk


yang ditunjuk secara interim) resmi di dalam proses kepailitan yang berperan untuk mengelola reorganisasi atau
likuidasi atas harta kepailitan.

“Likuidasi” adalah proses pengumpulan dan penjualan aset debitur pailit untuk meniadakannya dan
mendistribusikan hasilnya kepada para krediturnya. Likuidasi dapat mencakup penjualan sedikit demi sedikit aset
debitur atau penjualan dari semua atau sebagian besar aset debitur demi kesinambungan usaha debitur. Untuk
tujuan penelitian ini, istilah Likuidasi merujuk hanya pada proses resmi di pengadilan dan tidak mencakup
pembubaran sukarela sebuah perusahaan.

"Kredit Pasca Putusan pailitan /Post Commencement Credit " mengacu pada pendanaan baru yang diberikan
kepada perusahaan pailit setelah dimulainya proses kepailitan oleh kreditur yang telah ada atau kreditur baru untuk
membiayai kegiatan operasional yang sedang berjalan dari perusahaan yang pailit tersebut selama proses
kepailitan. Untuk tujuan penelitian ini, istilah kredit purna mulai tidak mencakup pinjaman baru yang ditawarkan
sebagai bagian dari rencana reorganisasi.

"Pengurusan/Receivership" adalah proses penunjukan oleh pengadilan, kontrak atau pejabat pemerintah dari
seorang kurator untuk mengambil hak pengelolaan atas properti, bisnis, sewa dan keuntungan dari debitur yang
telah melanggar ketentuan pinjaman dari kreditur dengan membebankan biaya perusahaan. Seorang kurator dapat
diizinkan untuk melanjutkan usaha debitur sebelum menjual usaha tersebut sebagai bentuk kesinambungan usaha
atau sebelum menjual aset secara terpisah untuk melunasi utang. Untuk tujuan penelitian ini, istilah pengelolaan
kurator merujuk hanya untuk proses resmi di pengadilan.

"Reorganisasi/ Reorganization" adalah proses melalui dimana kondisi keuangan dan kelangsungan usaha
debitur dapat dipulihkan berdasarkan suatu rencana reorganisasi, sehingga usaha dapat terus berjalan melalui
cara-cara yang mungkin meliputi pengampunan utang, penjadwalan kembali utang, konversi utang menjadi ekuitas
dan penjualan usaha (atau bagian dari padanya) demi kelangsungan usaha debitur. Untuk tujuan penelitian ini,
istilah reorganisasi merujuk hanya pada proses resmi pengadilan yang tersedia untuk semua debitur komersial dan
tidak mencakup skema pengaturan, perjanjian di luar pengadilan dengan kreditur atau rencana reorganisasi di
hadapan badan-badan administratif.

“Rencana Perdamaian /Reorganization Plan” adalah rencana yang dilakukan dimana kondisi keuangan dan
kelangsungan usaha debitur dapat dipulihkan.

1
Perdamaian di luar Pengadilan (Out of Court Workouts-OCW) adalah perjanjian restrukturisasi utang
multilateral yang bertujuan untuk merubah komposisi asset dan kewajiban debitur tanpa intervensi
pengadilan. Perdamaian di luar pengadilan biasanya digunakan untuk memastikan pemulihan
perusahaan yang berada dalam kesulitan keuangan secara cepat antara debitur dan para krediturnya.
OCW dapat mencakup penjadualan utang, pengurangan suku bunga, penghapusan sebagian atau
seluruh utang atau bahkan pembiayaan baru.

2
2. REFORMASI DAN STATISTIK

2,1. Apakah ada reformasi di bidang kepailitan perusahaan sejak 2 Mei 2020 hingga sekarang, termasuk
setiap perkembangan terkait hukum atau praktik-praktik yang berkaitan dengan penyitaan, likuidasi atau
reorganisasi? Mohon jelaskan

Tanggapan Penjelasan
Ya - Pada bulan Desember 2018, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
mengeluarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 37 Tahun 2018
tentang Persyaratan Dan Prosedur Pendaftaran Dan Pengajuan Laporan
tentang Kurator dan Pengurus. Peraturan ini memperkenalkan mekanisme
untuk mendaftar dan mengajukan laporan secara online. Peraturan tersebut
juga memperkenalkan kewajiban Kurator dan Pengurus untuk mengajukan
laporan tiga bulanan. Laporan ini wajib dan kegagalan untuk melaporkan
akan menyebabkan tindakan disiplin. Peraturan ini juga memungkinkan
mekanisme pengaduan yang dapat mengarah pada tindakan disiplin.
- Dengan menggunakan solusi online, semua kegiatan yang berkaitan dengan
administrasi, dan likuidasi akan lebih transparan dan karenanya
bertanggung jawab.

2.2. Apakah ada reformasi di bidang kepailitan perusahaan yang diharapkan mulai berlaku sebelum 1 Mei
2021, atau yang berlaku dalam jangka panjang? Mohon jelaskan

Tanggapan Penjelasan
Ya - Pemerintah masih berharap untuk mengesahkan amandemen UU Kepailitan
dalam waktu dekat. pada tahun 2018 pemerintah telah menyelesaikan
Naskah Akademik tentang Amandemen Undang-Undang Kepailitan, tahun
2019 akan terus dikembangkan sebagai teks RUU.

2.3. Berapa banyak perkara kepailitan yang melibatkan badan-badan komersial yang Anda atau Perusahaan
Anda tangani selama tahun 2020? Hitung semua proses penyitaan, likuidasi dan reorganisasi yang diselesaikan
antara 1 Januari - 31 Desember 2020, atau yang tertunda sampai tanggal 31 Desember 2020.

Tanggapan Jumlah yang tepat atau estimasi perkiraan


Berdasarkan pada Isi berdasarkan pada pengalaman responden.
pengalaman responden.

2.4. Berapa banyak kasus kepailitan yang melawan badan-badan komersial yang diajukan ke pengadilan di
Negara Anda selama tahun 2020? Harap berikan perkiraan untuk proses penyitaan, likuidasi dan reorganisasi
secara terpisah. Harap dicatat bahwa kami tidak mempertimbangkan kasus-kasus yang melibatkan perusahaan
perseorangan tidak berbadan hukum.

Tanggapan Jumlah yang tepat atau estimasi perkiraan


Lebih dari 100 Terdapat 439 Permohonan PKPU, dan 56 Permohonan Kepailitan
diajukan di Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada
tahun 2020.
Sementara di Pengadilan Negeri Surabaya, ada 98 permohonan PKPU
dan 10 Permohonan Kepailitan diajukan.

2.5.1. Sejak 2 Mei 2020, apakah pemerintah telah mengeluarkan, atau diharapkan pada tanggal 1 Mei 2021
akan mengeluarkan suatu kebijakan untuk menekan peningkatan kepailitan perusahaan untuk merespon
impak pandemik CoVID 19?

Tanggapan Penjelasan Singkat

2.5.2. Jika jawaban Anda 2.5.1. adalah YA, silakan pilih dari daftar ini jenis-jenis kebijakan yang
dikeluarkan, berikan dasar hukum dan penjelasan singkat.

3
Langkah Dasar Hukum/ Penjelasan Singkat
a. Moratorium sementara atas permohonan YA/TIDAK
penyitaan / sidang penyitaan.
b. Penundaan proses-proses kepailitan di YA/TIDAK
pengadilan- pemberesan maupun pengurusan.
c. perpanjangan jangka waktu prosedur untuk YA/TIDAK
masa waktu tertentu.
d. mendorong penyelesaian perdamaian di luar YA/TIDAK
pengadilan.
e. memfasilitasi akses kepada prosedur pra- YA/TIDAK
insolvensi.
f. menaikkan ambang (batas) bawah untuk YA/TIDAK
memulai prosedur kepailitan.
g. menaikkan ambang bawah untuk YA/TIDAK
permohonan kepailitan yang diajukan oleh
Kreditur
h. lainnya YA/TIDAK

4
3. ASUMSI STUDI KASUS

Jawablah pertanyaan di bagian 4 kuesioner ini mengenai dasar asumsi studi kasus di bawah ini.

(a) Mirage adalah badan hukum perseroan terbatas lokal yang menjalankan usaha hotel di Jakarta; aset dan
sumber pendapatan hotel tersebut adalah properti hotel. Nilai hotel tersebut adalah Rp 5.669.679.043. Pada
tanggal 1 Januari 2015, Mirage menandatangani perjanjian pinjaman berjangka waktu 10 tahun dengan BizBank,
sebuah bank lokal. Pinjaman tersebut dijamin dengan jaminan Hak Tanggungan bangunan Hotel tersebut dan/atau
universal charge (jaminan umum terhadap aset perusahaan -di negara-negara yang memperbolehkan jenis agunan
seperti tersebut). Kredit BizBank yang masih terhutang adalah Rp 5.669.679.043. yang merupakan 74% dari total
utang kumulatif Mirage. Jumlah yang harus dibayar kepada BizBank adalah persis sama dengan nilai pasar dari
bisnis hotel tersebut.

(b) kreditur konkuren (misalnya pemasok, kantor pajak dan karyawan) memegang 26% dari sisa utang Mirage,
yang nilainya setara dengan Rp 1.992,049.393. Di antara para kreditur konkuren, kelompok terbesar adalah
pemasok Mirage (totalnya 50%), yang semuanya mempunyai tagihan pembayaran atas pengiriman terakhir
mereka.

(c) pendiri Mirage memiliki 51% saham perusahaan dan merupakan direktur utama (atau badan pengawas yang
setara). Tidak ada pemegang saham lain yang memiliki lebih dari 5% dari hak suara. Perusahaan tersebut memiliki
seorang manajer utama dan 201 karyawan. Seluruh pihak dalam skenario ini adalah badan-badan lokal atau warga
negara lokal. Pendiri dan manajemen Mirage ingin membuat perusahaan tetap berjalan.

(d) Hari ini tanggal 1 Januari 2021. Sejak pelaksanaan perjanjian pinjaman dengan BizBank, Mirage telah
memenuhi semua kondisi pinjaman tersebut dan melunasi semua pembayaran secara tepat waktu. Namun, pada
akhir tahun 2020, Mirage mengalami kerugian operasional yang tak terduga karena kondisi pasar yang memburuk.
Akibatnya, Mirage akan gagal melunasi pembayaran pinjaman berikutnya kepada BizBank, yang jatuh tempo
besok, tanggal 2 Januari 2021. Mirage tidak dapat memperoleh pinjaman baru dari lembaga keuangan lain atau
menegosiasikan kembali pinjaman saat ini dengan BizBank.

(e) Perusahaan memperkirakan akan mendapatkan nilai bersih negatif dan kerugian operasional baik selama tahun
2021 dan 2022. Perusahaan mengharapkan cash flow (arus kas) perusahaan tahun 2020 dapat menutupi semua
biaya operasi, termasuk pembayaran kepada pemasok, gaji, biaya pemeliharaan dan pajak, namun arus kas tidak
akan menutupi utang pokok atau bunga pembayaran kepada BizBank.

(f) Jika Mirage dijual sebagai sebuah usaha yang berkesinambungan (going concern-yaitu sebagai bisnis yang
memiliki sumber daya yang dibutuhkan guna terus beroperasi di masa mendatang), Mirage akan memperoleh
100% dari nilai pasar saat ini. Namun jika aset Mirage dijual secara piecemeal, mereka akan memperoleh hanya
70% dari nilai pasar Mirage saat ini.

5
4. PILIHAN PROSEDUR, PERATURAN YANG BERLAKU DAN PERKIRAAN UMUM

Perbarui data di bagian ini berdasarkan asumsi studi kasus di bagian 3. Untuk kenyamanan Anda, kami telah
mencantumkan, jika ada, ringkasan tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh para kontributor untuk pertanyaan
yang sama pada kuesioner tahun lalu. Karena mereka mewakili tanggapan-tanggapan dari semua kontributor
Doing Business di negara Anda, tanggapan tersebut mungkin tidak selalu cocok dengan jawaban tertentu yang
Anda atau rekan kerja di perusahaan Anda berikan tahun lalu.

4.1. Prosedur peradilan mana yang paling mungkin berlaku dalam kasus Mirage? Jelaskan mengapa,
menurut Anda, prosedur tersebut adalah yang paling sering berlaku. Mohon merujuk pada definisi prosedur yang
terkait di bagian 1.

Tahun lalu Tahun ini


Prosedur Penjelasan: Prosedur Penjelasan:
Penjadualan BizBank akan mengajukan gugatan Penjadualan Tidak ada Perubahan
Utang/Reorganis terhadap kegagalan pembayaran Utang /
asi Mirage. Sesuai dengan Bab VI UU Reorganization
Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan PKPU, Mirage akan
mengajukan permohonan PKPU ke
Pengadilan Niaga. Permohonan
Kepailitan kemudian akan diubah
menjadi reorganisasi.
Permohonan PKPU diperiksa oleh
Pengadilan Niaga

4.2. Pengadilan yang Berwenang

4.2.1. Pengadilan apa yang akan terlibat dalam kasus Mirage? Misalnya, manajemen Mirage mengajukan
permohonan kepada pengadilan setempat untuk reorganisasi atau BizBank memulai proses penyitaan peradilan di
pengadilan niaga.

Tahun Lalu Tahun Ini


Pengadilan Niaga Tidak ada Perubahan

4.2.2. Apakah Pengadilan Berwenang yang disebut pada Pertanyaan 4.2.1 selama ini terus buka dan
beroperasi secara penuh selama pandemi CoVID 19 pada periode sampai 1 Mei 2021? Harap
pertimbangkan periode dari 2 Mei 2020 sampai 1 Mei 2021.

Tanggapan Penjelasan Singkat


YA/ TIDAK

4.2.3 Jika jawaban Anda pada 4.2.2 adalah TIDAK, jelaskan tanggal dimulai dan tanggal berakhir
dari lock down tersebut. Jika ada lebih dari satu kali periode lock down, jelaskan tanggal mulai dan
tanggal berakhirnya
Tanggal Dimulainya Lock Down Tanggal Berakhirnya Lock Down
YA/ TIDAK

Tanggal-tanggal Lock Down lainnya, Jelaskan

6
4.3. Berdasarkan prosedur yang dipilih pada pertanyaan 4.1 Akankah hotel dapat terus beroperasi setelah
seluruh proses kepailitan selesai? Jelaskan mengapa, menurut Anda, hasil tersebut adalah yang paling mungkin
terjadi. Harap dicatat bahwa hotel mungkin dapat bertahan sebagai sebuah kesinambungan usaha (going concern),
apakah itu melalui kelanjutan operasionalnya atau melalui penjualan sebagai suatu keseluruhan operasi.
Kesinambungan usaha berarti bahwa suatu usaha memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk terus beroperasi
di masa mendatang.

Tahun Lalu Tahun Ini


Tanggapan Penjelasan: Tanggapan Penjelasan:
Ya, hotel akan terus Setelah Kreditor menyetujui Ya, hotel akan terus Tidak ada perubahan/
beroperasi sebagai rencana perdamaian, maka beroperasi sebagai Berdasarkan UU No.37 tahun 2004
bagian dari dimungkinkan untuk menjual bagian dari tentang Kepailitan dan Penangguhan
kelangsungan MIrage sebagai Going Concern, kelangsungan Pembayaran, Mirage Hotel dapat,
usahanya. karena prospek usaha yang baik. usahanya. untuk mengajukan kepailitan atau
permohonan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang kepada
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Dikarenakan usaha Mirage masih
layak secara komersial dan masih
mampu membayar piutang pemasok,
maka menjual aset hotel sedikit demi
sedikit tidak akan menjadi
kepentingan terbaik bagi Hotel dan
para kreditur tanpa jaminan/
konkuren.
Oleh karena itu, cara terbaik yang
Mirage dan kreditur dapat lakukan
untuk memproses kepailitan atau
Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang dimana dalam prosesnya
Mirage akan mempresentasikan
rencana perdamaiannya
(reorganisasi) untuk disetujui oleh
para kreditur dalam rangka membuat
rencana pembayaran yang layak
bagi semua kreditur.

4.4. Berdasarkan prosedur yang dipilih pada pertanyaan 4.1 Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
seluruh proses kepailitan Mirage? Berikan perkiraan yang paling mendekati berdasarkan pengalaman
Anda. Jelaskan langkah-langkah prosedural utama yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh proses dan
berapa banyak waktu yang dibutuhkan setiap langkah prosedural pada praktiknya. Jangka waktu dimulai pada saat
Mirage gagal membayar dan berakhir saat BizBank menerima semua atau sebagian dari uang yang terutang. Jika
prosedur berupa reorganisasi, maka jangka waktu berakhir saat rencana reorganisasi disetujui. Jika prosedur awal
dikonversi dari satu prosedur ke prosedur yang lainnya, silakan perhitungkan juga waktu untuk prosedur kedua
tersebut.

Jika estimasi Anda berbeda dengan estimasi tahun lalu, jelaskan alasan perubahan tersebut (misalnya
karena ada pembaruan, atau akibat Pandemi CoVID19, dll)

Tahun Lalu Tahun Ini


Tanggapan Penjelasan: Tanggapan Penjelasan:
13 bulan Bizbank akan mengajukan permohonan  Apabila Skenario Perdamaian
pailit atas kegagalan bayar Mirage. skenario - Penerimaan dan Pendaftaran (hari 1)
Berdasarkan Bab VI UU 37/2004 Mirage - Pengajuan ke Ketua untuk PMH (hari
Mirage akan mengajukan permohonan berakhir 3)
PKPU ke Pengadilan Niaga. Prosedur dengan - Penetapan Hari Sidang Pertama (hari
selanjutnya adalah mekanisme Perdamaian, 4)
reorganisasi. maka waktu - Hari Sidang Pertama (Hari 21 sampai
PKPU diperiksa oleh Pengadilan Niaga. yang 26)
Diperlukan waktu 2 bulan sejak diperlukan - Penetapan PKPU Sementara
permohonan diterima sampai sidang antara hari ke (apabila PKPU Sukarela : max hari 4)
hari pertama. Pengadilan Niaga 89 sampai (apabila PKPU jawaban dari
kemudian harus memberikan PKPU hari ke 294 Permohonan Pailit: max hari 24)
Sementara dan menunjuk Hakim (PKPU - Akhir PKPUS : max hari 68)

7
Pengawas dan Pengurus untuk Sementara - PKPU Tetap berakhir : max hari 294)
membantu debitur dalam mengelola sampai PKPU - Akhir Proses PKPU (damai atau
utangnya. PKPU Sementara Tetap)- insolvensi) antara hari 68 sampai hari
berlangsung 90 hari, namun PKPU (lihat SEMA 294)
tetap dapat diberikan sampai 270 hari 02/2016). Skenario Kepailitan tanpa PKPU
(dihitung sejak putusan PKPU). Selama  Apabila - Penerimaan dan Pendaftaran (hari 1)
periode ini Mirage harus mengajukan skenario - Pengajuan ke Ketua untuk PMH (
Rencana Perdamaian dan Kreditor berakhir - Penetapan Hari Sidang Pertama
akan memutuskan apakah untuk dengan - Hari Sidang Pertama (Hari 21 sampai
menerima atau menolaknya atau likuidasi 26)
meneruskan ke PKPU Tetap. BizBank karena maka - Putusan Pailit (antara Hari ke 27
kemungkinan besar akan menyetujui Biz Bank bisa sampai hari 81)
Rencana Perdamaian, karena lebih mulai - Penangguhan Hak-hak Kreditor
bermanfaat karena BizBank akan menerima Separatis 90 hari max, (atau sampai
menerima pembayaran lebih banyak pembayaran hari ke 171)
daripada likuidasi. Waktu antara paling cepat - Proses Penjualan (sesuai PMK 27
Mirage gagal bayar, sampai pada 222 Tahun 2016 sekitar 51 hari)
persetujuan Rencana Perdamaian hari.
adalah 13 bulan.

4.5. Berdasarkan prosedur yang dipilih pada Pertanyaan 4.1. Berapa keseluruhan biaya yang dibutuhkan
pada proses kepailitan? Berikan perkiraan yang paling mendekati berdasarkan pengalaman Anda. Perkiraan
berikut harus dinyatakan sebagai persentase dari nilai harta milik Mirage, yang berjumlah Rp 5.669.679.043.
Mohon tunjukkan penerapan dan perkiraan untuk komponen-komponen biaya berikut: biaya pengadilan, biaya
advokat, kuasa kepailitan, juru lelang dan profesi lain yang terlibat dalam proses, dan semua biaya dan tarif lain
yang berlaku. Jika prosedur awal diubah dari satu ke yang lainnya, silakan perhitungkan juga biaya prosedur
kedua.

Jika estimasi Anda berbeda dengan estimasi tahun lalu, jelaskan alasan perubahan tersebut (misalnya karena ada
pembaruan, atau akibat Pandemi CoVID19, dll)

Tahun Lalu Tahun Ini


Tanggapan Penjelasan: Tanggapan Penjelasan:
Jumlah 22% Biaya yang terkait dengan kasus ±17,83% Biaya-biaya tersebut termasuk
Biaya ini akan berjumlah sekitar 22%  biaya pengadilan (0.1%),
dari nilai harta debitur. Biaya  biaya advokat (4,81%),
yang dikeluarkan selama proses  biaya kurator/pengurus yang
kepailitan seluruh terutama berakhir dengan perdamaian
mencakup biaya pengadilan atau (7.5%)
instansi pemerintah (1%), biaya  biaya iklan 2 surat kabar nasional
advokat (hingga 10%), biaya (2,01%),
kuasa proses kepailitan (hingga  biaya juru lelang (1%)
10%), biaya akuntan, penilai,  dan biaya akuntan (2,41%)
pengawas dan juru lelang (hingga
3%).

Biaya pengadilan 0.10% Rp 5.000.000


(Referensi: PP Nomor 53 Tahun
2008)
Biaya advokat 4,81% Berdasarkan asumsi, rata-rata biaya
per jam seorang advokat di Jakarta
adalah Rp 500.000 yang bekerja
selama 60 hari proses kepailitan
dengan jumlah jam kerja selama 8
jam per hari
Biaya kuasa atau kurator kepailitan 7.5% 7,5% dari nilai pinjaman (Rp
max 373.917.520,34 )
Biaya juru lelang 1% 1% dari aset yang dilelang
(Peraturan Pemerintah No.1 Tahun
2013 tentang Jenis dan Tarif
Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang berlaku di Kementerian
Keuangan)
Biaya akuntan dan profesi lain 2,41% Berdasarkan asumsi, rata-rata biaya
per jam seorang akuntan di Jakarta
8
adalah Rp 250.000 yang bekerja
selama 60 hari proses kepailitan
dengan jumlah jam kerja selama 8
jam per hari
Lainnya (sebutkan) 2.01% Biaya Pengumuman di dua surat
kabar nasional @ Rp. 50.000.000

4.6. UU dan peraturan pendukung apa yang berlaku dalam kasus Mirage?

Tahun Lalu Tahun Ini


UU No.37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan  UU No.37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, UU No. 4 tahun 1996 Kewajiban Pembayaran Utang
tentang "Hak Tanggungan", UU No.42 tahun 1999 tentang  UU No.4/1996 tentang Hak Tanggungan
Jaminan Fidusia.  UU No.42/1999 tentang Jaminan Fidusia
 Surat Edaran Mahkamah Agung No. 2 tahun 2016
tentang Peningkatan Efisiensi dan Transparansi
Penanganan Perkara Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang di Pengadilan.
 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 2 tahun 2017 tentang Pedoman Imbalan Jasa
Bagi Kurator dan Pengurus.
 Permenkeu Nomor 27 PMK/06/2016 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang
 Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 2013 tentang Jenis
dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
berlaku di Kementerian Keuangan)
 Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
No.W10.U1/PDT.02.IX.2014.01)

9
5. KERANGKA HUKUM

Fokus bagian ini adalah kerangka hukum yang berlaku untuk REORGANISASI peradilan dan LIKUIDASI entitas
usaha (kepailitan pribadi dikecualikan) di Negara Anda. Ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam bagian ini,
mohon diingat kerangka hukum yang berlaku dan tentukan pasal dari UU yang relevan bagi setiap jawaban. Jika
kerangka hukum tidak memiliki ketentuan eksplisit yang dapat menjawab pertanyaan di bawah ini, mohon tunjukkan
demikian dalam jawaban Anda. Untuk kenyamanan Anda, kami telah mencantumkan, jika ada, ringkasan
tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh para kontributor untuk pertanyaan yang sama pada kuesioner tahun lalu.
Karena mereka mewakili tanggapan-tanggapan dari semua kontributor Doing Business di negara Anda, tanggapan
tersebut mungkin tidak selalu cocok dengan jawaban tertentu yang Anda atau rekan kerja di perusahaan Anda
berikan tahun lalu. Harap lihat ke bagian 1 untuk definisi istilah-istilah hukum di bawah ini

5.1. PERMULAAN PROSES

5.1.1. Prosedur apa yang tersedia untuk DEBITUR ketika memulai proses kepailitan?

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
(a) Debitur dapat Pasal 2 UU 37 tahun 2004 (a) Debitur dapat Pasal 2 UU 37 tahun 2004
mengajukan baik menetapkan bahwa debitur, yang mengajukan baik menetapkan bahwa debitur, yang
untuk likuidasi dan memiliki dua atau lebih kreditur dan untuk likuidasi dan memiliki dua atau lebih kreditur dan
reorganisasi gagal membayar sedikitnya satu reorganisasi gagal membayar sedikitnya satu utang
utang yang telah jatuh tempo yang yang telah jatuh tempo yang kemudian
kemudian menjadi terutang yang menjadi terutang yang dapat ditagih,
dapat ditagih, dinyatakan pailit dinyatakan pailit melalui putusan
melalui putusan Pengadilan atas Pengadilan apakah itu atas
permohonannya sendiri (likuidasi). permintaannya sendiri atau permintaan
Berdasarkan Pasal 222 UU 37, satu atau lebih krediturnya (likuidasi).
debitur dapat mengajukan Selain itu, berdasarkan Pasal 222 UU
Penundaan Kewajiban Pembayaran No.37 Tahun 2004, Debitur yang
Utang (reorganisasi). memiliki lebih dari 1 kreditur dapat
mengajukan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (reorganisasi).
Penangguhan pembayaran juga dapat
diajukan oleh Kreditur tersebut.

5.1.2. Apakah kerangka kepailitan memungkinkan KREDITUR untuk mengajukan kepailitan debitur?

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
(a) Ya, Kreditur dapat Pasal 2 UU 37 tahun 2004 (a) Ya, Kreditur Pasal 2 UU 37 tahun 2004
mengajukan baik menetapkan bahwa debitur, yang dapat mengajukan menetapkan bahwa debitur, yang
untuk likuidasi dan memiliki dua atau lebih kreditur dan baik untuk memiliki dua atau lebih kreditur dan
reorganisasi gagal membayar sedikitnya satu likuidasi dan gagal membayar sedikitnya satu utang
utang yang telah jatuh tempo yang reorganisasi yang telah jatuh tempo yang kemudian
kemudian menjadi terutang yang menjadi terutang yang dapat ditagih,
dapat ditagih, dinyatakan pailit dinyatakan pailit melalui putusan
melalui putusan Pengadilan atas Pengadilan apakah itu atas
permintaan satu atau lebih permintaannya sendiri atau permintaan
krediturnya. Menurut Pasal 222 (3), satu atau lebih krediturnya (likuidasi).
kreditur juga dapat mengajukan Selain itu, berdasarkan Pasal 222 UU
permohonan untuk Penundaan No.37 Tahun 2004, Debitur yang
Kewajiban Pembayaran Utang memiliki lebih dari 1 kreditur dapat
terhadap debiturnya. mengajukan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (reorganisasi).
Penangguhan pembayaran juga dapat
diajukan oleh Kreditur tersebut.

5.1.3. Apa dasar untuk dimulainya proses kepailitan yang diperbolehkan dalam kerangka kepailitan? Jika
terdapat tes yang berbeda di negara Anda untuk proses yang berbeda, jelaskan perbedaan tersebut di bagian
komentar.

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
(a) Debitur umumnya Pasal 2 UU 37 tahun 2004 (a) Debitur Pasal 2 UU 37 tahun 2004
10
tidak mampu menetapkan bahwa debitur, yang umumnya tidak menetapkan bahwa debitur, yang
membayar utang memiliki dua atau lebih kreditur dan mampu membayar memiliki dua atau lebih kreditur dan
pada saat jatuh gagal membayar sedikitnya satu utang pada saat gagal membayar sedikitnya satu utang
tempo utang yang telah jatuh tempo yang jatuh tempo yang telah jatuh tempo yang kemudian
kemudian menjadi terutang yang menjadi terutang yang dapat ditagih,
dapat ditagih, dinyatakan pailit dinyatakan pailit melalui putusan
melalui putusan Pengadilan apakah Pengadilan apakah itu atas
itu atas permintaannya sendiri atau permintaannya sendiri atau permintaan
permintaan satu atau lebih satu atau lebih krediturnya.
krediturnya.

5.2. MANAJEMEN ASET DEBITUR

5.2.1. Apakah kerangka kepailitan secara eksplisit membolehkan kelanjutan dari kontrak pengadaan barang
dan jasa penting untuk debitur (barang dan jasa yang dibutuhkan untuk kelangsungan usaha)?

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
Ya Berdasarkan Pasal 249 UU No. 37 tahun Ya Pasal 36 UU No.37 Tahun 2004
2004, dalam proses reorganisasi menyatakan bahwa suatu pihak yang
(penangguhan pembayaran), kontrak membuat kesepakatan dengan Debitur
eksekusi dapat dilanjutkan oleh pengurus. dapat memastikan dengan kurator
Pihak lain dapat meminta manajer untuk mengenai status perjanjian mereka. Jika
memberikan kepastian tentang kelanjutan kurator setuju untuk menjalankan
dari kesepakatan dalam jangka waktu perjanjian, maka perjanjian akan
tertentu yang disepakati oleh manajer dan dilaksanakan oleh Debitur di bawah
para pihak. Jika dalam jangka waktu pengelolaan kurator. Proses yang sama
tersebut pengurus tidak menanggapi atau berlaku untuk Penundaan Kewajiban
tidak bersedia melanjutkan kontrak Pembayaran Utang (reorganisasi)
tersebut, kontrak akan berakhir. Jika berdasarkan Pasal 249 UU No.37 Tahun
pengurus menyatakan kesediaannya, 2004.
pengurus harus menjamin keamanan atas
kesediaan melanjutkan kontrak tersebut.
Ketentuan yang sama berlaku dalam proses
likuidasi sesuai dengan yang diatur dalam
Pasal 37.

5.2.2. Apakah kerangka kepailitan memberikan penolakan oleh debitur (atau dengan kuasa kepailitan atau
oleh pengadilan atas nama debitur) terhadap kontrak yang terlalu memberatkan (biaya kinerja lebih besar
dari manfaat yang akan diterima), dimana kedua belah pihak belum sepenuhnya menunaikan kewajiban
mereka?

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
Ya Berdasarkan Pasal 249 UU 37 tahun 2004, Ya Pasal 36 UU No.37 Tahun 2004
dalam proses reorganisasi (penangguhan menyatakan bahwa suatu pihak yang
pembayaran), kontrak eksekusi dapat membuat kesepakatan dengan Debitur
dilanjutkan oleh pengurus. Pihak lain dapat dapat memastikan dengan kurator
meminta manajer untuk memberikan mengenai status perjanjian mereka. Jika
kepastian tentang kelanjutan dari kurator tidak setuju untuk menjalankan
kesepakatan dalam jangka waktu tertentu perjanjian karena perjanjian tidak akan
yang disepakati oleh manajer dan para menguntungkan Debitur, maka perjanjian
pihak. Jika dalam jangka waktu tersebut akan dihentikan dan pihak lawan dalam
pengurus tidak menanggapi atau tidak perjanjian tersebut dapat mengklaim
bersedia melanjutkan kontrak tersebut, kerugian mereka sebagai kreditur tanpa
kontrak akan berakhir. Jika pengurus jaminan. Proses yang sama berlaku untuk
menyatakan kesediaannya, pengurus harus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
menjamin keamanan atas kesediaan (reorganisasi) berdasarkan Pasal 249 UU
melanjutkan kontrak tersebut. Ketentuan No.37 Tahun 2004.
yang sama berlaku dalam proses likuidasi
sesuai dengan yang diatur dalam Pasal 37.

11
5.2.3. Apakah kerangka kepailitan memberikan penghindaran (pembatalan) transaksi yang dilakukan
sebelum pengajuan kepailitan?

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
(a) Transaksi Ya Berdasarkan Pasal 42 UU No Ya Berdasarkan Pasal 41 dan 42
Preferen/Istimewa, yang 37 Tahun 2004, transaksi- UU No.37 tahun 2004,
menjadikan kreditur transaksi yang terjadi dalam Pengadilan dapat
memperoleh lebih dari waktu 1 tahun sejak dimulainya membatalkan kesepakatan
pangsa prorata atas aset proses kepailitan dapat antara Debitur dan pihak
debitur, dan yang terjadi dibatalkan, jika transaksi ketiga jika perjanjian itu dibuat
ketika debitur pailit. tersebut mencakup dalam waktu 1 tahun sebelum
pembayaran, atau jaminan keputusan Kepailitan, dan
untuk utang yang belum jatuh perjanjian membebankan
tempo dan/atau belum dibayar. kewajiban yang berat terhadap
debitur atau jika perjanjian
mewajibkan pembayaran, atau
jaminan atas, utang yang
belum jatuh tempo dan/atau
belum harus dibayar
(b) Transaksi Ya Berdasarkan Pasal 42 UU No Ya Berdasarkan Pasal 41 dan 42
Undervalued/(dibawah 37 Tahun 2004, transaksi- UU No 37 Tahun 2004,
nilai pasar) yang transaksi yang terjadi dalam transaksi-transaksi yang terjadi
dijadikan sebagai hadiah waktu 1 tahun sejak dimulainya dalam waktu 1 tahun sejak
atau imbalan untuk yang proses kepailitan dapat dimulainya proses kepailitan
nilainya kurang dari nilai dibatalkan, jika transaksi- dapat dibatalkan, jika
ekuivalen, dan yang transaksi tersebut mencakup transaksi-transaksi tersebut
terjadi ketika debitur kontrak dimana kewajiban mencakup kontrak dimana
pailit atau Debitur jauh melebihi kewajiban Debitur jauh
mengakibatkan debitur kewajiban pihak yang dengan melebihi kewajiban pihak yang
menjadi pailit siapa kontrak itu dibuat. Pasal dengan siapa kontrak itu
43 UU 37 tahun 2004 juga dibuat. Pasal 43 UU 37 tahun
menetapkan bahwa 2004 juga menetapkan bahwa
pembatalan hadiah yang pembatalan hadiah yang
diberikan Debitur dapat diminta diberikan Debitur dapat
kepada Pengadilan, jika diminta kepada Pengadilan,
Kurator dapat membuktikan jika Kurator dapat
pada saat hadiah tersebut membuktikan pada saat
diberikan, Debitur tahu atau hadiah tersebut diberikan,
seharusnya tahu bahwa Debitur tahu atau seharusnya
tindakan itu akan tahu bahwa tindakan itu akan
mengakibatkan kerugian pada mengakibatkan kerugian pada
Kreditur. Kreditur.

5.2.4. Apakah kerangka kepailitan memberikan kemungkinan debitur memperoleh kredit setelah dimulainya
proses kepailitan (post commencement kredit-pasca dimulainya kredit) untuk membiayai kebutuhannya
yang sedang berjalan selama proses berlangsung? Istilah post commencement financing tidak termasuk utang
baru yang ditawarkan sebagai bagian dari rencana perdamaian, namun termasuk utang yang diberikan setelah
dimulainya proses kepailitan dan sebelum persetujuan rencana perdamaian.

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
Ya Berdasarkan Pasal 240 (4) UU No. 37 Ya Berdasarkan Pasal 69 (2b) UU No.37
tahun 2004, dengan persetujuan dari Tahun 2004, dalam proses kepailitan
pengurus, debitur dapat memperoleh (likuidasi), kurator dapat memperoleh
pinjaman dari pihak ketiga hanya untuk pinjaman dari pihak ketiga untuk
meningkatkan nilai kekayaan debitur pada menambah nilai aset pailit. Selain itu,
penangguhan proses pembayaran. Dalam berdasarkan Pasal 240 (4) UU No. 37
kepailitan, kurator dapat memperoleh tahun 2004, dengan persetujuan dari
pinjaman sesuai dengan yang diatur dalam pengurus, debitur dapat memperoleh
Pasal 69 UU 37/2004 pinjaman dari pihak ketiga hanya untuk
meningkatkan nilai kekayaan debitur pada
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

12
5.2.5. Apakah kerangka kepailitan memberikan hak prioritas untuk pembiayaan pasca proses kepailitan
(post commencement credit)?

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
(c) Tidak ada Tidak ada ketentuan khusus (c) Tidak ada Tidak ada ketentuan khusus mengenai
prioritas yang mengenai prioritas kredit pasca prioritas yang prioritas kredit pasca dimulainya
diberikan untuk dimulainya kepailitan dalam UU No. diberikan untuk kepailitan dalam UU No. 37/2004
kreditur pasca 37/2004 kreditur pasca
dimulainya dimulainya
kepailitan kepailitan

5.3. PROSES REORGANISASI

5.3.1. Kreditur mana yang memberikan suara atas usulan rencana perdamaian?

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
(a) Semua kreditur Menurut Pasal 280 dan 281 UU No. (b) Hanya kreditur Berdasarkan pasal 149 UU No.37
37/2004, rencana reorganisasi akan yang haknya tahun 2004, dalam proses
diberikan suara oleh semua kreditur diubah atau kebangkrutan (proses likuidasi),
(termasuk kreditur yang dilindungi terimbas oleh kreditur yang memegang jaminan tidak
jaminan) yang telah mendaftarkan rencana diperbolehkan untuk memberikan
tagihan mereka pada waktunya dan suara atas rencana perdamaian yang
telah diakui oleh Pengurus. diajukan oleh debitur kecuali mereka
telah melepaskan hak-hak prioritas
mereka dan diperlakukan sebagai
kreditur tanpa jaminan. Selain itu,
berdasarkan Pasal 150 UU No.37
Tahun 2004, rencana perdamaian
harus diterima oleh lebih dari ½ dari
kreditur tanpa jaminan yang
menghadiri pertemuan kreditur yang
mewakili paling sedikit 2/3 dari semua
tagihan tanpa jaminan yang diterima.
Berdasarkan ketentuan ini, jelas
bahwa hanya kreditur tanpa jaminan
yang kepentingannya terpengaruh oleh
rencana reorganisasi, mereka berhak
memberikan suara atas rencana
perdamaian, sementara kreditur yang
memegang jaminan tidak
diperbolehkan untuk memberikan
suara atas rencana perdamaian.

5.3.2. Apakah kerangka kepailitan mengharuskan ketentuan berikut harus diikuti agar rencana perdamaian
disetujui?

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapa Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
n
(a) Kreditur berhak Ya Pasal 281 UU No. 37/2007 Ya Berdasarkan Pasal 150 UU No.37
memberikan suara pada membagi kreditur ke Tahun 2004, dalam proses
rencana perdamaian yang dalam kelompok kepailitan (likuidasi), rencana
dibagi ke dalam kelas- (berjaminan/tanpa perdamaian harus diterima oleh
kelas sesuai dengan hak jaminan). lebih dari ½ dari kreditur tanpa
mereka masing-masing jaminan yang menghadiri
pertemuan kreditur yang mewakili
paling sedikit 2/3 dari semua
klaim tanpa jaminan yang
diterima. Selain itu, berdasarkan
Pasal 281 UU No.37 Tahun 2004,
dalam proses Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang,

13
kreditur yang akan memilih
rencana reorganisasi dibagi
menjadi dua kategori, yaitu: (a)
kreditur berjaminan; dan (b)
kreditur tanpa jaminan
(b) Tiap kelas kreditur Ya Pasal 280 UU 37 tahun Ya Berdasarkan Pasal 150 UU No.37
memberi suara secara 2007 menetapkan bahwa Tahun 2004, dalam proses
terpisah (1) Rencana Perdamaian kepailitan (likuidasi), rencana
dapat diterima jika reorganisasi harus diterima oleh
terdapat: a. persetujuan lebih dari ½ dari kreditur tanpa
melebihi ½ (setengah) jaminan yang menghadiri rapat
jumlah Kreditur konkuren kreditur yang mewakili paling
yang haknya diakui atau sedikit 2/3 dari semua tagihan
sementara diakui yang tanpa jaminan yang diterima.
hadir dalam rapat Kreditur Selain itu, berdasarkan Pasal 281
sebagaimana dimaksud UU No.37 Tahun 2004, dalam
dalam Pasal 268 proses Penangguhan
mencakup Kreditur pembayaran, rencana
sebagaimana dimaksud perdamaian harus diterima oleh:
dalam Pasal 280, yang (a) lebih dari ½ dari kreditur tanpa
bersama-sama mewakili jaminan yang menghadiri rapat
paling sedikit 2/3 (dua kreditur yang mewakili paling
pertiga) bagian dari sedikit 2/3 dari semua tagihan
seluruh penagihan yang tanpa jaminan yang diterima; dan
diakui atau sementara (b) lebih dari ½ dari kreditur
diakui dari Kreditur berjaminan yang menghadiri
konkuren atau kuasa rapat kreditur yang mewakili
hukum pemegang surat paling sedikit 2/3 dari semua
kuasa yang hadir dalam tagihan yang berjaminan.
pertemuan tersebut; dan
b. persetujuan lebih dari ½
(satu per dua) jumlah
kreditur yang piutangnya
dijamin oleh hak gadai,
jaminan fidusia, hak
sekuritas, hipotek, atau
hak agunan kebendaan
lainnya, yang hadir atau
mewakili paling sedikit 2/3
(dua pertiga) dari seluruh
penagihan Kreditur atau
wakil hukum pemegang
surat kuasa yang hadir
dalam pertemuan tersebut.
(c) Kreditur kelas yang Tidak Dalam hal ini tidak ada Ya Berdasarkan Pasal 150 UU No.37
sama menerima perlakuan ketentuan khusus Tahun 2004 (untuk proses
yang sama berdasarkan kepailitan (likuidasi)) dan Pasal
rencana perdamaian 281 Undang-Undang No.37 tahun
2004 (untuk proses Penundaan
Kewajiban Pembayaran Hutang),
para kreditur dari kategori yang
sama menerima perlakuan yang
sama berdasarkan rencana
perdamaian

5.3.3. Apakah kerangka kepailitan mengharuskan rencana reorganisasi harus menentukan bahwa
pengembalian terantisipasi untuk kreditur berbeda pendapat (menolak rencana perdamaian-dissenting)
akan setidaknya sama dengan pengembalian yang akan mereka dapatkan dalam likuidasi?

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
Tidak Dalam hal ini tidak ada ketentuan khusus Tidak Berdasarkan Pasal 281 (2) UU No.37
Namun, Pasal 281 (2) UU No. 37 tahun Tahun 2004, kreditur (separatis) yang tidak
2004 menetapkan bahwa ketika kreditur sependapat akan diberi kompensasi
berjaminan tidak dapat menyetujui rencana dengan nilai terendah antara nilai

14
perdamaian, kompensasi sejumlah nilai jaminan/agunan mereka dan nilai
terendah antara nilai jaminan atau nilai sebenarnya dari piutang/klaim mereka
aktual pinjaman yang dijamin secara
langsung dengan hak agunan atas benda
harus diberikan.

5.4. PARTISIPASI KREDITUR

5.4.1. Apakah kerangka kepailitan mengharuskan kreditur (baik melalui keputusan dari rapat kreditur atau
keputusan dari komite kreditur) menunjuk perwakilan kepailitan atau menyetujui/mengesahkan/menolak
penunjukan perwakilan kepailitan?

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
Ya Pasal 15 UU No. 37 Tahun 2004 Ya Berdasarkan Pasal 71 (2) UU No.37 tahun
menetapkan bahwa kurator ditunjuk oleh 2004 pertemuan kreditur dapat meminta
pengadilan. Namun, pemohon (debitur atau substitusi atau penunjukan seorang kurator
kreditur) dapat mengusulkan kandidat. jika disetujui oleh lebih dari ½ jumlah
kreditur tanpa jaminan atau kuasa hukum
pemegang surat kuasa yang menghadiri
pertemuan yang mewakili lebih dari ½ dari
nilai klaim dari kreditur tanpa jaminan yang
menghadiri pertemuan itu.
Selain itu dalam SEMA Nomor 02 Tahun
2016 secara spesifik hal ini disebutkan
bahwa penunjukan Kurator harus
memperoleh persetujuan dari Kreditor.

5.4.2. Apakah kerangka kepailitan mengharuskan kreditur (baik melalui keputusan dari rapat kreditur atau
keputusan dari Panitiakreditur) menyetujui penjualan aset substansial debitur, jika penjualan tersebut
dibuat selama proses kepailitan?

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
Tidak Ini berada dalam kekuasaan kurator atau Tidak Berdasarkan Pasal 69 (2) UU No.37 Tahun
pengurus dengan persetujuan dari hakim 2004, kurator tidak diwajibkan untuk
pengawas. memperoleh persetujuan debitur dalam
mengelola aset pailit. Namun, UU tidak
menyebutkan bahwa kurator tidak
memerlukan persetujuan kreditur dalam
mengambil tindakan-tindakan tertentu yang
dapat merugikan kepentingan para kreditur
termasuk dalam menjual aset besar
debitur. Hal ini sejalan dengan ketentuan
Pasal 77 bahwa kreditor dapat
mengajukan surat keberatan kepada
Hakim Pengawas dan meminta Hakim
Pengawas untuk memerintahkan kurator
untuk mengambil tindakan tertentu atau
mencegah kurator mengambil tindakan
tertentu.

5.4.3. Apakah kerangka kepailitan menyatakan bahwa kreditur individual memiliki hak untuk meminta setiap
informasi waktu dari Kurator terkait usaha debitur dan urusan keuangan?

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
Tidak Pasal 143 UU No. 37 tahun 2004 Ya Berdasarkan Pasal 81 (1) UU No.37 tahun
menetapkan bahwa setelah verifikasi klaim 2004, panitia kreditur dapat meninjau
selesai, Kurator harus melaporkan harta semua laporan keuangan, dokumen dan
pailit, dan selanjutnya memberikan surat-surat yang berhubungan dengan
informasi kepada Kreditur seperti yang debitur dan proses kepailitan.
diminta oleh kreditur tersebut. Namun, hak SEMA Nomor 02 Tahun 2016 juga telah
ini hanya sebatas sampai ke pertemuan secara spesifik mengatur bahwa kreditur

15
setelah verifikasi klaim. Tidak ada dapat setiap saat meminta informasi terkait
ketentuan yang memperbolehkan kreditur dengan proses penanganan kepailitan
untuk meminta informasi kapanpun. kepada Kurator.

5.4.4. Apakah kerangka kepailitan menyatakan bahwa kreditur individual memiliki hak untuk menolak
keputusan menerima atau menolak klaim nya sendiri DAN klaim dari kreditur lainnya?

Tahun Lalu Tahun ini


Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum Tanggapan Penjelasan/Dasar Hukum
Ya Berdasarkan Pasal 124 UU No. 37/2004, Ya Berdasarkan Pasal 124 UU No. 37/2004,
masing-masing Kreditur yang tertera di masing-masing Kreditur yang tertera di
daftar kreditur yang disiapkan oleh kurator daftar kreditur yang disiapkan oleh kurator
dapat mengajukan permintaan untuk dapat mengajukan permintaan untuk
mendapatkan informasi dari Kurator mendapatkan informasi dari Kurator
mengenai setiap klaim dan pencantuman mengenai setiap klaim dan pencantuman
mereka ke dalam daftar, atau dapat mereka ke dalam daftar, atau dapat
menentang klaim tertentu, hak prioritas, menentang klaim tertentu, hak prioritas,
atau hak mempertahankan properti, atau hak mempertahankan properti, atau untuk
untuk memastikan tantangan klaim yang memastikan tantangan atas klaim yang
diajukan kurator. diajukan kurator.

Terima kasih telah melengkapi kuesioner mengenai Penyelesaian Kepailitan ini!


Kami sangat menghargai kontribusi Anda terhadap proyek Doing Business.
Hasilnya akan ditampilkan dalam Doing Business 2022 dan di situs kami: www.doingbusiness.org.
Kami ucapkan terima kasih atas apa yang telah Anda kerjakan.

16

Anda mungkin juga menyukai