Anda di halaman 1dari 5

TIM PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19

KOTA BLITAR TAHUN 2020

DRAFT PROTOKOL
PENCEGAHAN PENULARAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID19)
DI PESANTREN

1. Pastikan seluruh area pesantren bersih


Melakukan pembersihan di seluruh ruangan (ruang kelas, ruang ustadz, dan ruang kantin), area
masjid atau mushalla, lantai, permukaan pegangan tangga, pegangan pintu, asrama santri, ruang
kelas, tempat khotbah, tempat imam, perkakas dan alat, dapur, dispenser dengan desinfektan (cairan
pembersih) setiap hari.
2. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir dan menyediakan hand
sanitizer berbasis alkohol di toilet, setiap kelas, ruang ustadz, pintu gerbang, setiap kamar
santri/asrama, ruang makan dan tempat lain yang sering diakses oleh warga pesantren.
3. Memasang media informasi (mengikuti ketentuan pembatasan jarak fisik dan mencuci tangan pakai
sabun air mengalir/ hand sanitizer berbasis alkohol, etika bersin/batuk, kedisplinan menggunakan
masker, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) lainnya seperti makan jajanan sehat, menggunakan
jamban bersih dan sehat, olahraga yang teratur, tidak merokok, dan membuang sampah pada
tempatnya) di pintu masuk kelas, ruang ustadz, kantin, papan informasi, masjid, dan ruang/tempat
yang sering diakses.
4. Melakukan pengecekan suhu badan bagi seluruh warga pesantren

0
Apabila ditemukan suhu >37,3 C (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), tidak diperkenankan
masuk dan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
 Apabila diamati ada gejala pilek/batuk/sesak nafas disarankan untuk segera melakukan
pemeriksaan kesehatan.
5. Pengelola mengedukasi warga pesantren untuk selalu menjaga wudhu dan CPTS, etika batuk/bersin
yang benar dan menginformasikan kepada warga pesantren yang tidak sehat atau memiliki riwayat
berkunjung ke daerah terjangkit dalam 14 hari terakhir untuk segara melaporkan diri kepada
pengasuh/ ustadz koordinator.
6. Pengelola pesantren menyediakan area sementara (ruang isolasi) bagi warga pesantren yang
ditemui memiliki gejala. Apabila gejala tidak membaik, di rujuk ke fasilitas kesehatan.
7. Santri yang sakit segera diisolasi untuk dirawat di kamar khusus/ poskestren/ klinik Pesantren.
Apabila perlu penanganan dokter dilakukan konsultasi dengan wali santri.
8. Menginformasikan kepada seluruh warga pesantren untuk tidak berjabat tangan/cium tangan,
menjaga jarak kontak dengan orang lain yang sedang batuk/bersin.
9. Keluarga santri yang memiliki gejala demam/batuk/pilek/sesak nafas dianjurkan untuk tidak
mengunjungi santri di pesantren. Keluarga santri yang menjenguk wajib melakukan jaga jarak,
memakai masker dan cuci tangan. Pengaturan jam kunjung keluarga santri dengan memperhatikan
kapasitas ruangan agar tidak terjadi kerumunan.
10. Seluruh warga pesantren wajib menggunakan masker (kain atau bedah).
11. Pengaturan jaga jarak (physical distancing) di ruang kelas, kamar santri/asrama dan ruang ustadz,
kantin pesantren dan membuat denah yang informatif untuk menjaga jarak.
12. Pengelola pesantren membentuk Tim Satgas COVID-19

A. RUANG PEMBELAJARAN
1. Membatasi jumlah santri dalam kelas.
2. Kegiatan belajar Mengajar dilaksanakan melalui skema pembelajaran jarak jauh secara dalam
jaringan maupun luar jaringan.
3. Mengintegrasikan kelas online dalam kurikulum dan mempromosikan cara-cara kreatif
pembelajaran dan keterlibatan siswa tanpa kontak fisik dan/atau melaporkan langsung ke ruang
kelas.
4. Olahraga yang tidak boleh dilakukan yaitu olahraga yang menggunakan satu alat untuk bersama
(sepak bola, basket, voli)

B. TEMPAT IBADAH
1. Bagi para petugas khotbah: harus menggunakan masker, Face Shield atau tabir (tirai pembatas)
berbahan dari mika (transparan).
2. Tidak menggunakan karpet/ permadani/ peralatan sholat umum (sajadah, mukena, sarung, peci,
tasbih).
3. Menggunakan peralatan sholat (sajadah, mukena, sarung, peci, tasbih) secara pribadi.
4. Menghimbau seluruh jamaah agar menggunakan Al-Qur’an pribadi.
5. Microphone sebaiknya memakai pembungkus microphone yang sekali pakai.
6. Tempat khotbah, tempat imam, perkakas dan alat yang digunakan, selalu dibersihkan dengan
cairan disinfektan setiap hari dan/atau setiap hendak kegiatan dilaksanakan.
7. Menghimbau seluruh santri agar menggunakan Al-Qur’an dan alat sholat pribadi (mukena,
sarung, sajadah, peci) dan mencuci secara rutin.
8. Menginformasikan kepada seluruh warga pesantren untuk tidak berjabat tangan/cium tangan,
menjaga jarak kontak dengan orang lain yang sedang batuk/bersin.
9. Setelah do’a tidak diperkenankan untuk mengusap atau menyentuh wajah.
10. Tempat wudhu harus dengan air mengalir (kran), tidak disarankan dengan menggunakan kolam
(bak air untuk umum). Sebelum berwudhu melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan
air mengalir.
11. Seluruh jamaah wajib menggunakan masker (kain atau bedah).
12. Pengaturan jaga jarak (physical distancing) minimal 1 (satu) meter pada saat sholat maupun
kegiatan lain di masjid/ mushalla.
C. ASRAMA
 Persiapan dari Rumah
1. Memastikan fisik dalam kondisi sehat.
2. Membawa peralatan makan minum sendiri, sebaiknya sendok lebih dari satu dan diberi
nama.
3. Membawa vitamin C, madu dan nutrisi untuk ketahanan tubuh selama sebulan, membawa
masker dan hand sanitizer.
4. Membawa sajadah tipis yang ringan diangkat dan mudah dicuci.
5. memperhatikan pengaturan mengenai Protokol Penggunaan sarana transportasi dan
diusahakan menggunakan kendaraan pribadi/khusus.
6. Pengantar tidak masuk asrama.

 Sampai di Pondok
1. Menjalankan test PCR/Rapid Test. Selama belum ada hasil negatif santri menjalani isolasi di
tempat yang sudah disediakan.
2. Tidak bersalaman dengan pengasuh, guru dan teman selama masa pandemik belum
dinyatakan berakhir.
3. Menjaga jarak saat berinteraksi, shalat/beribadah, belajar dan tidur.
4. Selalu menggunakan masker, sering cuci tangan pakai sabun dan selalu menyiapkan hand
sanitizer.
5. Mengkonsumsi vitamin C, E, madu dan makanan/minuman bergizi setiap hari untuk menjaga
imunitas tubuh.
6. Tidak makan dan minum di satu wadah bersama-sama dan tetap mengikuti protokol
kesehatan.
7. Hanya menggunakan pakaian, handuk, peralatan mandi dan kasur sendiri.
8. Tidak keluar lingkungan pondok kecuali untuk kepentingan khusus dengan persetujuan
pengasuh.
9. Wali santri/ keluarga tidak diperkenankan menjenguk selama pandemi belum berakhir. Jika
terpaksa harus dijenguk, agar menerapkan protokol COVID-19.

D. KANTIN/PENGOLAH MAKANAN
1. Pengelola makanan wajib menggunakan APD (Alat Pelindung diri) seperti masker, face
shield, sarung tangan dan celemek.
2. Menyediakan alat makan sekali pakai dan cuci alat makan non sekali pakai dengan solusi
sabun yang efektif dengan air hangat.
3. Tidak mempekerjakan penjamah makanan dan pekerja yang sedang sakit.
4. Kurangi atau hentikan penyajian makanan secara prasmanan (pengambilan makanan hanya
oleh penjamah makanan).
Referensi :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI. DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT. DIREKTORAT
KESEHATAN LINGKUNGAN. 2020. PANDUAN PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DI TEMPAT DAN
FASILITAS UMUM

SURAT EDARAN MENTERI AGAMA NO. 15 TAHUN 2020 TENTANG PANDUAN PENYELENGGARAAN
KEGIATAN KEAGAMAAN DI RUMAH IBADAH DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT PRODUKTIF DAN
AMAN COVID-19 DI MASA PANDEMI.

PRESENTASI MENTERI AGAMA RI TANGGAL 27 MEI 2020 TENTANG KEBIJAKAN KEGIATAN PESANTRENDAN
REVITALISASI RUMAH IBADAH DALAM MENGHADAPI NEW NORMAL.
TIM PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19
KOTA BLITAR TAHUN 2020

DRAFT PROTOKOL
PENCEGAHAN PENULARAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID19)
PADA KEGIATAN PENGAJIAN (TAHLILAN ATAU YASINAN)

1. Wajib mendapatkan ijin dari RT/RW setempat.


2. Membatasi jumlah peserta/tamu sesuai dengan luas ruangan/tempat pengajian (tahlilan atau
yasinan) atau pembatasan jumlah peserta/tamu maksimal 20% dari kapasitas ruangan dan tidak
boleh lebih dari 30 orang.
3. Memastikan ruangan/tempat pengajian (tahlilan atau yasinan) dalam keadaan bersih dengan
membersihkan menggunakan desinfektan (cairan pembersih).
4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir di pintu masuk dan
tempat yang mudah di akses.
5. Melakukan pengecekan suhu badan bagi seluruh peserta/tamu.
 Apabila ditemukan suhu >37,3 C (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), tidak
0

diperkenankan masuk dan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.


 Apabila diamati ada gejala pilek/batuk/sesak nafas disarankan untuk segera melakukan
pemeriksaan kesehatan.
6. Menginformasikan kepada seluruh peserta/tamu apabila merasa tidak sehat atau memiliki riwayat
berkunjung ke daerah terjangkit dalam 14 hari terakhir untuk tidak hadir pada kegiatan pengajian
(tahlilan atau yasinan).
7. Menginformasikan kepada seluruh peserta/tamu untuk tidak berjabat tangan/cium tangan,
menjaga jarak kontak dengan orang lain yang sedang batuk/bersin.
8. Setelah do’a tidak diperkenankan untuk mengusap atau menyentuh wajah.
9. Seluruh peserta/tamu wajib menggunakan masker (kain atau bedah).
10. Menghimbau seluruh jamaah agar menggunakan buku Yasin pribadi.
11. Microphone sebaiknya memakai pembungkus microphone yang sekali pakai.
12. Pengaturan jaga jarak (physical distancing) minimal 1 (satu) meter pada saat kegiatan pengajian
(tahlilan atau yasinan) berlansung dan saat masuk-keluar rumah.
13. Penyajian makanan (konsumsi) dianjurkan menggunakan peralatan sekali pakai. Apabila
penyajian makanan secara prasmanan maka pengambilan makanan hanya oleh penjamah
makanan.

Referensi :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI. DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT. DIREKTORAT
KESEHATAN LINGKUNGAN. 2020. PANDUAN PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DI TEMPAT DAN
FASILITAS UMUM

Anda mungkin juga menyukai