Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Oleh :

Nama : Burhanudin

Nim : 14160073

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI

YOGYAKARTA

2015
LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes, 2000 dalam Dermawan & Rusdi,
2013).
Deficit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
perawatan diri ( mandi, berhias, makan, dan toileting) ( Nurjananh, 2004).
Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psiskis, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya ( Potter & Perry, 2005)
B. Tanda dan Gejala
1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, serta kuku panjang dan kotor
2. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki bercukur,
pada pasien perempuan tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada tempatnya
4. Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air besar atau
buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan diri dengan baik
setelah BAB/BAK
Menurut Depkes (2000) dalam Dermawan & Rusdi (2013) tanda dan gejala klien
dengan defisit perawatan diri adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi

2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri.
Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :
1. Data subyektif
a. Pasien merasa lemah
b. Malas untuk beraktivitas
c. Merasa tidak berdaya.
2. Data obyektif
a. Rambut kotor, acak – acakan
b. Badan dan pakaian kotor dan bau
c. Mulut dan gigi bau.
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku panjang dan tidak terawatt
f. Mekanisme Koping
g. Regresi
h. Penyangkalan
i. Isolasi diri, menarik diri
j. Intelektualisasi
C. Jenis-jenis Perawatan Diri
1. Kurang perawatan diri: mandi/kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas mandi/ kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri: mengenakan pakaian/ berhias
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri

3. Kurang perawatan diri: makan


Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukan
aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri: toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.

D. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut:
1. Kelelahan fisik
2.  Penurunan kesadaran

Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan: keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis: penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun: klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya
dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial: kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
E. Akibat
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

F. Psikopatologi
Defisit perawatan diri disebabkan oleh dua factor yaitu factor predisposisi dan
presipitasi. Masing-masing factor memiliki pengaruh yang beda-beda yang nantinya
akan membuat seseorang mengalami gangguan dalam melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya sendiri, yang nantinya akan berakibat pada gangguan fisik
yang berkaitan dengan kebersihan dan juga berkaitan dengan psikososial saat
berinteraksi dengan orang lain.

G. Diagnosis Keperawatan Utama


Defisit perawatan diri

H. Penatalaksanaan
1. Lingkungan terapeutik
Dilakukan dengan cara menciptakan hubungan saling percaya antara perawat
dengan klien untuk membantu proses penyembuhan dalam suasana yang
terapeutik.
2. Farmakoterapi
Dilakukan dengan cara memberikan obat-obatan anti psikotik yang diharapkan
dapat mmperbaiki keadaan somatic atau biologis tubuh
I. Fokus Intervensi
1. Tindakan mandiri
Tujuan :
a. Klien dapat menyebutkan manfaat hygiene
b. Klien dapat menyebutkan cara menjaga kebersihan diri
c. Klien dapat melakukan perawatan diri hygiene dengan bantuan minimal
d. Klien dapat melakukan perawatan diri hygiene secara mandiri
e. Klien mendapatkan dukungan kerja
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi treapuetik
b. Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri, berdandan
makan & BAB/BAK
c. Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan
terhadap pentingnya kebersihan diri
d. Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri
e. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, Deden & Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Gosyen Publishing
Hawari, Dadang. 2005. Pendekatan Holistik pada gangguan Jiwa Skizofrenia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Keliat, B.A. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Maramis, W.f. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9 Surabaya: Airlangga
University Press.
Stuart, G.W & Sundeen, S.J. 2007. Buku Saku Keperawatan
Jiwa (Terjemahan).Jakarta: EGC 
 

Anda mungkin juga menyukai