Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Oleh :

Nama : Burhanudin H

Nim : 14160073

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI

YOGYAKARTA

2015
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri. Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena karena tidak mampu
mencapai keinginansesuai ideal diri (keliat. 2005). gangguan harga diri rendah adalah
penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara
langsung maupun tidak langsung.

Rentang respon
Respon adaptif respon maladatif

Aktualisasi diri Konsep Harga diri Kerancuan dipersonalisasi


dari politik rendah identitas

B. Tanda dan Gejala


1. Data subjektif
a. Mengkritik diri sendiri/orang lain
b. Perasaan tidak mampu
c. Rasa bersalah
d. Sikap pesimis pada kehidupan
e. Menolak kemampuan diri sendiri
f. Perasaan cemas dan takut
g. Mengungkapkan kegagalan pribadi
h. Ketidakmampuan menentukan tujuan
i. Mengejek diri sendiri
2. Data objektif
a. Produktivitas menurun
b. Prilaku destruktif pada diri sendiri
c. Menarik diri dari hubungan sosial
d. Penyalahgunaan zat
e. Ekspresi wajah matu dan rasa bersalah
f. Menunjukan tanda depresi
g. Mudah tersinggung

C. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
Karena ada kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara
umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmiter diotak,
contok kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien mengalami
depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri rendah semakin besar
karena klien lebih dikuasai oleh pikiran negatif dan tidak berdaya.
b. Psikologis
HDR sangat berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu
menjalankan peran dan fungsinya. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu
mengalami HDR meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak
realistis, orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya, peran
yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan.
c. Sosial
Status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah antara
lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah kumuh, kultur sosial yang berubah
misalkan ukuran keberhasilan individu
d. Kultural
Tunjukkan peran sesuai kebudayaan sering meningkatkan kejadian HDR antara
lain : wanita sudah menikah jika umur mencapai dua puluhan, perubahan kultur
ke arah gaya hidup individualis
2. Faktor Presipitasi
Terjadinya HDR karena hilangnya sebagian anggota tubuh berubahnya penampilan /
bentuk tubuh, mengalami kegagalan serta menurunnya produktivitas.

D. Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun tidak mampu
bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Isolasi sosial
menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang
maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI. 2000).
E. Psikopatologi
Menurut Stuart (2005) berbagai faktor penunjang terjadinya perubahan dalam
konsep diri seseorang yaitu presdisposisi yang merupakan faktor pendukung HDR
meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain & ideal diri tidak realistis. Faktor mempengaruhi performa peran adalah gender,
tuntutan peran kerja dan harapan peran budaya. Faktor yang mempengaruhi identitas
pribadi meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, perubahan
struktur sosial. Sedangkan faktor presipitasi muncul hanya diri berhubungan meliputi
trauma seperti penganiayaan seksual & psikologis dan ketegangannya peran berhubungan
dengan posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustasi.
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga tidak aman dalam
berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh
permasalahan, ketegangan, kecemasaan diaman tidak mengembangkan kehangatan
emosisonal dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa
aman. Klien semakin tidak bisa melibatkan diri dalam situasi yang baru. Hal ini
menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realistas daripada
mencar penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan. Semakin klien
menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan hubungan
dengan orang lain.
Tanda dan gejala yang tidak di tanggulangi secara intensif akan menimbulkan
distress spiritual, perubahan proses pikir, perubahan interaksi sosial (menarik diri) dan
resiko terjadinya amuk.

F. Diagnosa Keperawatan Utama


Harga diri rendah kronis

G. Penatalaksanaan
Tgl/Jam TUM / TUK Kriteria Hasil Intervensi Rasionali

TUM : klien
memiliki konsep
diri yang postif
TUK 1 : klien Setelah 2 x interaksi, 1. BHSP dengan Dasar untuk
dapat membina klien menunjukkan komunikasi treapuetik kelancaran
hubungan saling ekpresi wajah - Sapa klien dengan hubungan
percaya dengan bersahabat, menunjukan ramah (verbal/non interaksi
verbal)
perawat rasa tenang, ada kontak
- Perkenalkan nama,
mata, mau berjabat tujuan perawat
tangan, mau berkenalan
- Tanyakan nama
menyebutkan nama, mau
lengkap dan nama
menjawab salam, klien panggilan yang
mau duduk disukai
- Buat kontrak yang
berdamoingan dengan
jelas
perawat, mau - Tunjukkan sikap
mengatakan masalah empati dan menerima
yang dihadapi apa adanya
- Tanyakan perasaan
klien dan masalah yg
dihadapi
- Beri perhatian
kebutuhan dasar
klien
TUK 2 : klien Setelah 2 x interaksi 1. Diskusikan dengan Menggali aspek
dapat klien menyebutkan klien tentang aspek positif yang
mengidentifikasi - Aspek positif dan positif yang dimiliki dimiliki
aspek positif & kemampuan yang klien, keluarga dan
kemampuan yg dimiliki klien lingkungan,
dimiliki - Aspek positif klien kemampuan yang
- Aspek positif dimiliki klien
lingkungan klien 2. Buat daftar tentang Untuk dilakukan
aspek positif klien, di hari
keluarga & selanjutnya
lingkungan, kampuan dibangsal
yang dimilki klien
TUK 3 : klien Setelah 2 x interaksi 1. Diskusikan dengan Mengetahu &
dapat menilai klien menyebutkan klien kemampuan mengembangkan
kemampuan kemampuan yang dapat yang dilaksanakaan kemampuan
yang dilaksanakan 2. Diskusikan yang dimiliki
dimilikinya kemampuan yang
untuk dapat dilanjutkan
dilaksanakan pelaksanaannya
TUK 4 : klien Setelah 2 x interaksi 1. Rencana bersama Mengalami
dapat klien membuat rencana klien aktivitas yang aktivitas yang
merencanakan kegiatan harian dilakukan setiap hari bisa dilakukan
kegiatan sesuai sesuai kemampuan setiap hari
dengan klien kegiatan
kemampuan mandiri, kegiatan
yang dimiliki dengan bantuan
2. Tingkatkan kegiatan Mengingkatkan
sesuai kondisi klien kemampuan
klien
3. Beri contoh cara Agar dapat
pelaksanaan kegiatan dicontoh &
yang dapat klien dilakukan
lakukan dengan
maksimal
TUK 5 : klien Setelah 2 x interaksi 1. Anjurkan klien untuk Mengikuti
dapat klien dapat melakukan melaksanakan jadwal yang
melakukan kegiatan sesuai jadwal kegiatan yang telah telah dibuat
kegiatan sesuai yang dibuat direncanakan
rencana yang 2. Pantau kegiatan yang Mengetahui
dibuat dilaksanakan klien peningkatan
kemampuan
klien
3. Diskusikan Untuk dapat
kemungkinan dilakukan
pelaksanaan kegiatan dirumah secara
setelah pulang mandiri
TUK 6 : klien Setelah 2 x interaksi 1. Beri pendidikan Untuk diketahui
dapat klien memanfaatkan kesehatan pada dan dilakukan
memanfaatkan sistem pendukung yang keluarga tentang cara oleh klien
sistem ada merawat klien dengan
pendukung yang HDR Mengingkatkan
ada 2. Bantu keluarga harga diri klien
memberikan
dukungan selama
klien dirawat
3. Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan dirumah

H. Fokus Intervensi
1. Mandiri
a. Tujuan
1) Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
2) Dapat membina hubungan saling percaya
3) Dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
4) Dapat memiliki kamampuan yang digunakan
5) Dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
6) Dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya
7) Dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
b. Intervensi
1) BHSP
2) Diskusikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki
3) Hindarkan memberi penilaian negatif
4) Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan
5) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tolertansi kondisi klen
6) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan
7) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
8) Beri penkes pada keluarga tentang cara merawat pasien dengan HDR

2. Modalitas
a. TAK
b. Terapi keluarga : membantu individu dalam keluarga agar tidak didominasi oleh
reaktivitas emosi dan untuk mencapai tingkat diferensiasi dari yang lebih tinggi

3. Kolaborasi
a. Memberikan obat-obatan sesuai program pengobatan klien misalnya
(chlopromazine HCL, Thorizadine HCL, Haloperidol)
b. Terapi Kejang Listrik (ECT)

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. 2000. Keperawatan jiwa : Teori & tindakan keperawatan jiwa. Depkes RI :
Jakarta
Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar & Aplikasi Penulisan LP & SP. Salemba Medika : Jakarta
Keliat, Budi Anna, dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC : Jakarta
Stuart, G. W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. EGC : Jakarta
Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha
Medika Press.

Townsend, Mary C. 1998. Diagnosa Keperawatan Psikiatri. Edisi 3. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai