Anda di halaman 1dari 22

PENANAMAN BENIH BAYAM (Amaranthus sp.

) DAN BENIH
SELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN SISTEM HIDROPONIK
VERTIKULTUR

Oleh:

GERHANA JULIADI HARAHAP


1804290135
AGROTEKNOLOGI 3

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia yang diberikan, sehingga Laporan Praktikum Kesuburan
Tanah dan Pemupukan ini dapat terlaksanakan dengan baik. Judul laporan ini
adalah “Penanaman Benih Bayam (Amaranthus sp.) Dan Benih Selada
(Lactuca sativa L.) Dengan Sistem Hidroponik Vertikultur”
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan moral maupun material
kepada penulis
2. Ibu Dr. Ir. Wan Arfiani Barus, M.P., Selaku Dosen Penanggung Jawab
Praktikum Teknik Budidaya Tanaman Hortikultura.
3. Kakak Murni Radiah, S.P., Selaku Asisten Praktikum Teknik Budidaya
Tanaman Hortikultura.
4. Abang Faqih Aulia Rahman, S.P., selaku Asisten Praktikum Teknik Budidaya
Tanaman Hortikultura.
5. Abang Donny Ferdiansyah Purba selaku Asisten Praktikum Teknik Budidaya
Tanaman Hortikultura.
6. Abang Nofri Amrizal Ritonga selaku Asisten Praktikum Teknik Budidaya
Tanaman Hortikultura.
7. Teman teman yang memberikan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih sangat jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah
saya butuhkan agar nantinya dapat menjadi lebih baik.

Medan, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Latar Belakang.......................................................................... 1
Tujuan Praktikum ..................................................................... 2
Kegunaan Praktikum ................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3
Botani Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)............................... 3
Morfologi Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) ......................... 3
Botani Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) ............................ 4
Morfologi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) ....................... 5
Hidroponik Vertukultur ............................................................ 6
BAHAN DAN METODE ........................................................................ 8
Tempat dan Waktu.................................................................... 8
Bahan dan Alat ......................................................................... 8
Cara Kerja ................................................................................. 8
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 9
Hasil .......................................................................................... 9
Pembahasan .............................................................................. 9
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 12
Kesimpulan ............................................................................... 12
Saran ......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 13
LAMPIRAN ............................................................................................. 15

ii
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Data pengamatan tanaman bayam (Amaranthus sp.) ........................... 8

2. Data pengamatan tanaman selada (Lactuca sativa L.) ......................... 8

iii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Proses menyatukan botol Aqua menggunakan tali plastik................... 15

2. Proses pengisian tanah ke dalam botol ............................................... 15

3. Menggantung botol di dinding ............................................................. 15

4. Penyiraman Tanaman ........................................................................... 16

5. Laporan sementara ............................................................................... 17

iv
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hidroponik merupakan suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan

media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau

bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral,

pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media

tanah. Teknologi budidaya pertanian dengan sistem hidroponik diharapkan

menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang mempunyai lahan terbatas atau

pekarangan, sehingga dapat dijadikan sebagai sesuatu yang berguna .Tanaman

hidroponik bisa dilakukan secara kecil-kecilan di rumah sebagai suatu hobi

ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial. Budididaya tanaman ini

tidak memerlukan lahan yang luas, bisa juga dilakukan di pekarangan atau di teras

rumah. Perawatan hidroponik ini sangat mudah, karena tumbuhan, tanaman atau

sayursayuran dapat tumbuh dengan mudah tanpa menggunakan tanah, hanya

dengan talang air, botolbotol kemasan yang sudah tidak terpakai dan juga bisa

memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak diperlukan seperti ember, baskom

dan sebagainya (Mulasari, 2018)

. Salah satu tanaman yang dapat dibudidayakan secara hidroponik yaitu

selada. Selain itu selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu sayuran yang

memiliki kandungan kalsium cukup tinggi yaitu sebesar 56 mg/ 100 gram jika

dibandingkan dengan sayuran lainnya (International Osteoporosis Foundation,

2015). Selada dapat dikonsumsi sebagai salah satu pilihan terbaik untuk

mencukupi kebutuhan kalsium harian. Pemanfaatan teknologi hidroponik

diharapkan mampu memperbaiki produksi selada (Lingga, 2002). Adanya

1
2

pemanfaatan teknologi hidroponik diharapkan mampu meningkatkan kandungan

kalsium secara efisien didukung dengan adanya pemenuhan nutrisi yang sesuai

bagi tanaman disertai dengan penambahan kalsium secara ekternal ke dalam

nutrisi hidroponik yang digunakan. Tanaman selada akan menunjukkan respon

pertumbuhan yang baik pada konsentrasi 250-320 ppm (400 μS/cm – 500 μS/cm)

selama masa pembibitan. Rata-rata tanaman selada memiliki tingkat EC maksimal

pada kisaran 2.0-3.0 mS/cm ( Kamalia dkk., 2017).

Salah satu jenis tanaman yang dapat ditanam dengan teknik vertikultur

ialah tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yang termasuk dalam famili

Amaranthaceae dan merupakan salah satu jenis sayuran daun daerah tropis seperti

di Indonesia. Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman

bayam semula dikenal sengan tanaman hias Dalam perkembangan selanjutnya

tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama

untuk negara-negara berkembang ( Yosandi dkk., 2018).

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui hasil pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus sp.)

dan selada (Lactuca sativa L.) dengan menggunakan media tanam hidroponik

vertikultur.

Kegunaan Praktikum

1. Sebagai salah satu syarat masuk Praktikum Teknik Budidaya Tanaman

Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2
3

2. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Praktikal Test Praktikum Teknik

Budidaya Tanaman Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan.

3
4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)

Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah

Amaranthus sp. Kata “amarath” dalam bahasa yunani berarti “everlasting”

(abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik.Tanaman bayam

semula dikenal sebagai tanaman hias.Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman

bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk

negara-negara berkembang.Diduga tanaman bayam masuk ke indonesiapada abad

XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia.

Bayam yang terkenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp sudah banyak

dipromosikan sebagai sayuran yang banyak mengandung gizi bagi penduduk di

negara yang sedang berkembang. Karena tanaman bayam memiliki kandungan

gizi yang tinggi, maka sayuran bayam sering disebut sebagai raja. Klasifikasi

bayam dapat dilihat sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae Genus :

Amaranthus Spesies : Amaranthus sp. (Haerani, 2018).

Morfologi Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)

Akar

Amaranthus hybridus L. memiliki akar tunggang, tidak berkayudan

berwarna putih kekuningan. Akarnya ketika masih segar berwarna kuning abu-

abu.

Batang

Batang bayam banyak mengandung air (herbaceous), tumbuh tinggi di atas

permukaan tanah. Bayam tahun kadang-kadang batangnya mengeras berkayu, dan

4
5

bercabang banyak. Percabangan akan melebar dan tumbuh tunas baru bila sering

dilakukan pemangkasan.

Daun

Daun bayam umumnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak

meruncing, dan urat-urat daunnya jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau

muda, hijau tua, hijau keputih-putihan sampai merah. Struktur daun bayam liar

umumnya kasap, dan kadang-kadang berduri.

Bunga

Bunga tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung

tanaman ataupun dari ketiak-ketiak daun. Bentuk malai bunga memanjang mirip

ekor kucing, dan pembungaannya dapat berlangsung sepanjang musim atau tahun.

Biji

Alat reproduksi (perbanyakan tanaman) umumnya secara generatif (biji).

Dari setiap tandan (malai) bunga dapat dihasilkan hingga ribuan biji. Ukuran biji

sangat kecil, bentuknya bulat dan berwarna coklat tua mengkilap sampai hitam

kelam, namun pada varietas Maksi bijinya berwarna putih sampai krem

(Anggraeni, 2017).

Botani Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

Selada keriting (Lactuca sativa L.) adalah tanaman asli lembah

Mediterania Timur. Terdapat bukti berupa lukisan pada kuburan Mesir kuno yang

menunjukkan bahwa Lactuca sativa L. telah ditanam sejak tahun 4500 SM.

Tanaman ini awalnya digunakan sebagai obat dan pembuatan minyak, selain itu

biji selada juga dapat dimakan. Klasifikasi sayuran selada sebagai berikut :

5
6

Phylum : Spermatophyta Ordo : Dicotyledoneae Subclass : Angiospermae Super

famili : Asterales Genus : Lactuca Species : Lactuca sativa L. (Lubis, 2018).

Morfologi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

Akar

Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar

serabut menempel pada batang, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman

20-50 cm atau lebih. Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap

oleh akar serabut. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi.

Batang

Tanaman selada memiliki batang sejati. Batang selada krop sangat pendek

dibanding dengan selada daun dan selada batang. Batangnya hampir tidak terlihat

dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Diameter batang

selada krop juga lebih kecil yaitu berkisar antara 2-3 cm dibanding dengan selada

batang yang diameternya 5,6-7 cm dan selada daun yang diameternya 2-3 cm.

Daun

Daun selada memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beragam,

bergantung varietasnya. Daun selada krop berbentuk bulat dengan ukuran daun

yang lebar, berwarna hijau terang dan hijau agak gelap. Daun selada memiliki

tangkai daun lebar dengan tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan

halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak

manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20-25 cm dan lebar 15

cm.

Bunga

6
7

Bunga selada berbentuk dompolan (inflorescence). Tangkai bunga

bercabang banyak dan setiap cabang akan membentuk anak cabang. Pada dasar

bunga terdapat daun - daun kecil, namun semakin ke atas daun tersebut tidak

muncul. Bunganya berwarna kuning. Setiap krop panjangnya antara 3-4 cm yang

dilindungi oleh beberapa lapis daun pelindung yang dinamakan volucre. Setiap

krop mengandung sekitar 10-25 floret atau anak bunga yang mekarnya serentak.

Biji

Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu, agak keras,

berwarna coklat, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang empat milimeter dan

lebar satu milimeter. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dan

dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman (Prameswari, 2017).

7
8

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilakukan di Jalan Bambu II gang langgar No 3 Gaharu

Kecamatan Medan Timur Sumatera Utara.

Praktikum ini dilaksanakan setiap hari Kamis, 07 Januar 2021 pada pukul

13:00 WIB sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Benih Bayam

(Amaranthus sp.), Benih Selada (Lactuca sativa L.) dan Pupuk Kandang.

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Aqua Botol Besar,

Paku Tembok, Palu, Pengaris, Kamera dan Alat Tulis.

Cara Kerja

Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut :

1. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat hidroponik

vertikultur.

2. Potong bagian atas aqua botol yang akan digunakan utuk penanaman.

3. Campur tanah dengan pupuk kandang dan kemudian masukkan tanah

kedalam media tanam yaitu aqua botol.

4. Setelah itu tanam benih bayam dan selada sebanyak 3 sampel setiap jenis

tanamannya.

5. Catat hasil pengamatan setiap minggunya.

8
9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Data Pengamatan Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)

No Tanaman Sampel Tinggi Jumlah

Tanaman(cm) Daun(helai)

Minggu Ke Minggu Ke

1 2 3 1 2 3

1 Tanaman Bayam 1 2 4 5 2 3 3

(Amaranthus sp.) 2 3 5 6 2 3 3

3 3 5 7 2 3 4

Tabel 2. Data Pengamatan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

No Tanaman Sampel Tinggi Jumlah

Tanaman(cm) Daun(helai)

Minggu Ke Minggu Ke

1 2 3 1 2 3

1 Tanaman Selada 1 1 2 3 1 2 2

(Lactuca Sativa L.) 2 2 3 4 2 2 3

3 2 3 4 2 2 3

Pembahasan

Dari data tabel hasil pengamatan tanaman bayam, terdapat tinggi tanaman

dan jumlah daun pada umur 3 MST. Dari data tersebut terdapat pertumbuhan yang

merata, namun mengalami pertumbuhan yang melambat dibanding pertumbuhan


9
10

pada umumnya. Hal tersebut terjadi karena kurangnya unsur hara yang diserap

oleh tanaman bayam sehingga membuat pertumbuhan menjadi terhambat. Hal ini

sesuai dengan literatur (Punuindoong dkk., 2017) bahwa pemupukan sangat

penting dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas tanah yaitu

dengan menggunakan pupuk anorganik maupun organik. Namun, penggunaan

pupuk anorganik dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak negatif bagi

tanah salah satunya yaitu kematian organisme tanah karena sangat rendahnya

bahan organik di dalam tanah. Penerapan teknologi yang lebih tepat untuk tanah

marginal yaitu dengan pemupupukan secara organik karena mengingat keadaan

sifat fisik, kimia dan biologi tanah marginal yang memprihantinkan.

Pada tabel diatas pengamatan jumlah daun pada tanaman bayam

didapatkan jumlah daun pada 1 MST berjumalah 2 helai dan pada 3 MST

berjumlah 4 helai, hal ini dipengaruhi oleh unsur hara yang terdapat di dalam

media tanah khususnya pada unsur hara N sangat tercukupi dimedia tanah tersebut

dan mengakibatkan pertumbuhan dari jumlah daun menjadi signifikan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan (Sauwibi dkk., 2012) yang menyatakan kandungan

nitrogen dalam tanah yang rendah, dengan adanya pemupukan dapat

meningkatkan kandungan nitrogen dalam tanah tersebut. Peningkatan dosis pupuk

nitrogen dapat meningkatkan jumlah daun, hal tersebut berdampak nyata pada

jumlah daun yang banyak pada tanaman.

Dari data hasil pengamata tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman selada

pada umur 3 MST, mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Hal tersebut karena

tercukupinya penyinaran matahari serta kandungan unsur hara yang terdapat oleh

tanaman dengan pemberian pupuk kandang. Hal ini sesuai dengan literatur yang

10
11

dinyatakan oleh (Wardhana dkk., 2016) bahwa pupuk organik adalah pupuk yang

tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan,

dan manusia. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik dari pada kadar

haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk

kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut

kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan

limbah kota (sampah). Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat

meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Pupuk

organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan hara makro

(nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink,

tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif.

Pada tabel di atas pengamatan tinggi tanaman pakcoy di dapatkan tinggi

tanaman pada 1MST setinggi 1cm dan pada 4MST setinggi 3 cm. pertumbuhan

tanaman yang kurang baik dapat di sebabkan oleh Intensitas cayaha dari sinar

matahari yang tidak terkena oleh tanaman dan mengakibatkan pertumbuhan dari

tanaman selada menjadi kurang baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan

(Maghfiroh, 2017) yang menyatakan intensitas cahaya yang terlalu rendah akan

menghasilkan produk fotosintesis yang tidak maksimal, sedangkan intensitas

cahaya yang terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap aktivitas sel-sel stomata

daun dalam mengurangi transpirasi sehingga mengakibatkan

terhambatnya pertumbuhan tanaman.

11
12

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari data hasil pengamatan tinggi dan jumlah daun tanaman bayam dan

selada dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada tabel pengamatan tinggi dan jumlah daun tanaman bayam mendapatkan

hasil data dengan pertumbuhan tanaman yang sangat lambat.

2. Dari data pegamatan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman bayam

memiliki pertumbuhan yang sama rata pada umur 2-3 MST.

3. Pada data tabel pengamatan tinggi tanaman selada, data tertinggi terdapat

pada sampel 2 dan sampel 3 pada umur 3 MST yaitu 4 cm.

4. Dari data tabel pengamatan tinggi tanaman selada, terdapat data tinggi

tanaman yang terendah yaitu pada tanaman sampel 1 pada umur 3 MST yaitu

2 cm.

5. Dari data jumlah daun tanaman selada jumlah daun terbanyak terdapat pada

sampel 2 dan 3 pada umur 3 MST yaitu sebanyak 3 helai.

Saran

penulis menyarankan agar para praktikan dapat melakukan penanaman

menggunakan metode hidropinik vertikultur yang benar agar mendapatkan hasil

pertumbuhan tanaman yang baik.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, N. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Paitan


(Thitonia Diversivolia) Dan Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Bayam Merah (Alternanthera Amoena Voss.).

Haerani, H. T. 2012. Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis Lampu terhadap


Pertumbuhan Bayam (Amaranthus sp.). Skripsi. (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Kamalia, S., Dewanti, P., & Soedradjad, R. (2017). Teknologi Hidroponik Sistem
Sumbu Pada Produksi Selada Lollo Rossa (Lactuca Sativa L.) dengan
Penambahan Cacl2 Sebagai Nutrisi Hidroponik. Jurnal
Agroteknologi, 11(01), 96-104

Lubis, J. 2018. Pengaruh Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca


sativa L.) pada Sistem Hidroponik NFT dengan Berbagai Konsentrasi
Pupuk AB Mix dan Bayfolan. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Medan Area Medan.

Maghfiroh., J. 2017. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan


Tanaman. Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia

Mulasari., S. A. 2018. Penerapan Teknologi Tepat Guna (Penanam Hidroponik


Menggunakan Media Tanam) Bagi Masyarakat Sosrowijayan
Yogyakarta. Univ. Ahmad Dahlan. Jurnal Pemberdayaan. Vol. 2, No. 3,
hal: 425-430 ISSN: 2580-2569.

Prameswari, A. W. 2017. Pengaruh Warna Light Emitting Deode (LED) Terhadap


Pertumbuhan Tiga Jenis Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) Secara
Hidroponik.

Punuindoong, S., Kumolontang, W. J dan Kawulusan, R. I. 2017. Respon


Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) Terhadap Pemberian Berbagai
Jenis Pupuk Organik Pada Tanah Marginal. In Cocos (Vol. 1, No. 6).

Sauwibi., D. A. Muhammad. M., Hendrayana. F. 2012. Pengaruh Pupuk Nitrogen


Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tembakau
(Nicotiana tabacum L.) Varietas Prancak Pada Kepadatan Populsi
45.000/Ha Di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Institut Teknologi
Sepuluh November Surabaya, Indonesia.

Wardhana, I., Hasbi, H dan Wijaya, I. 2016. Respons Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) pada Pemberian Dosis Pupuk
Kandang Kambing dan Interval Waktu Aplikasi Pupuk Cair Super

13
14

Bionik. Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian (Journal of Agricultural


Science), 14(2).

Yosandy AM, D. S. O., Baskara, M., & Herlina, N. (2018). Pengaruh Media
Tanam Pada Sistem Vertikultur Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman bayam Merah (Amaranthus tricolor L.). Jurnal Produksi
Tanaman, 6(2).

14
15

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 1. Proses menyatukan botol Aqua menggunakan Tali


plastik

Gambar 2. Proses Pengisian Tanah Kedalam Botol Aqua

15
16

Gambar3. Menggantung botol di dinding

Gambar 4. Penyiraman tanaman

16
17

Lampiran 2. Laporan Sementara

Tabel 1. Data Pengamatan Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)

No Tanaman Sampel Tinggi Jumlah

Tanaman(cm) Daun(helai)

Minggu Ke Minggu Ke

1 2 3 1 2 3

1 Tanaman Bayam 1 2 4 5 2 3 3

(Amaranthus sp.) 2 3 5 6 2 3 3

3 3 5 7 2 3 4

Tabel 2. Data Pengamatan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

No Tanaman Sampel Tinggi Jumlah

Tanaman(cm) Daun(helai)

Minggu Ke Minggu Ke

1 2 3 1 2 3

1 Tanaman Selada 1 1 2 3 1 2 2

(Lactuca Sativa L.) 2 2 3 4 2 2 3

3 2 3 4 2 2 3

Gerhana juliadi harahap

17

Anda mungkin juga menyukai