Anda di halaman 1dari 100

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS
UPAYA STARBUCKS COFFEE GRAHA PENA
SURABAYA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
KINERJA KARYAWAN
(Studi pada Store Starbucks Graha Pena Surabaya)

Rizky Surya Wirawan


091314253008

PROGRAM STUDI MAGISTER


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018

TESIS UPAYA STARBUCKS COFFEE... RIZKY SURYA WIRAWAN


TESIS
UPAYA STARBUCKS COFFEE GRAHA PENA
SURABAYA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
KINERJA KARYAWAN
(Studi pada Store Starbucks Graha Pena Surabaya)

Oleh :
Rizky Surya Wirawan
091314253008

PROGRAM STUDI MAGISTER


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS
AIRLANGGA SURABAYA
2018

ii
TESIS
UPAYA STARBUCKS COFFEE GRAHA PENA
SURABAYA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
KINERJA KARYAWAN
(Studi pada Store Starbucks Graha Pena Surabaya)

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister


Dalam Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga

Oleh :
Rizky Surya Wirawan
091314253008

PROGRAM STUDI MAGISTER


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS
AIRLANGGA SURABAYA
2018

iii
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS UPAYA STARBUCKS COFFEE... RIZKY SURYA WIRAWAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PANITIA PENGUJI TESIS

Telah diuji pada

Tanggal : 9 Februari 2018

Panitia Penguji Tesis

Ketua : Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs, M.Si

Anggota : 1. Prof. Dr. Jusuf Irianto, Drs., M.Com

2. Dr. Falih Suaedi, Drs., M.Si.

3. Dr. Windijarto, Drs. Ec, MBA.

4. Dr. Kris Nugroho, Drs., MA.

TESIS UPAYA STARBUCKS COFFEE... RIZKY SURYA WIRAWAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS UPAYA STARBUCKS COFFEE... RIZKY SURYA WIRAWAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang

berjudul Upaya Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya Dalam Meningkatkan Kualitas

Kinerja Karyawan. (Studi pada Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya) Area Pelayanan

dan Jaringan Surabaya Barat)

Tesis ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam

memperoleh gelar Magister Sekolah Pascasarjana Pengembangan Sumber Daya Manusia

Universitas Airlangga Surabaya. Penulis menyadari bahwa penyusunan Tesis ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Orang tua saya, Ngadelan dan Sri Winarsih terima kasih atas nasehat, doa, kasih

sayang dan dukungan yang telah diberikan mulai aku lahir hingga saat ini.

2. Bapak Prof. Dr. Jusuf Irianto, Drs., M.Com. selaku Dosen Pembimbing I yang

senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penyusunan Tesis.

3. Bapak Dr. Falih Suaedi, Drs., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang sabar dan

banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Tesis.

4. Para Staff Karyawan Barista Strabucks Coffee Graha Pena Surabaya yang senantiasa

selalu sabar menjelaskan informasi dari data-data penelitian yang diberikan.

5. Bapak Shendy Sagita bagian HRD Strabucks Coffee Graha Pena Surabaya yang telah

memberikan ijin dan informasi yang sangat membantu dalam pembuatan Tesis ini.

6. Kedua sahabat ter-ngopiku since 2013, Dwi Prima Yudha dan Ikhlasul ‘icas’ Rizqi

Wijay yang senantiasa mensuport dengan omelan dan candaan tiap kali bertemu.

SUWON REK!

vii

TESIS UPAYA STARBUCKS COFFEE... RIZKY SURYA WIRAWAN


7. 2 Kakaku terbaik yaitu Aditya Tegar Pesona dan Warman Yudha Perkasa, terima

kasih banyak.

8. Seluruh Mahasiswa Magister Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya angkatan

2013, terutama Mas Harge (2013 )yang selalu support dan mengingatkan.

9. Staff Administrasi bagian pendidikan, Bu Sis yang tidak henti – hentinya

mengingatkan hampir tiap hari segala kebutuhan persiapan sebelum ujian tesis.

10. Norma Ninda Putri, Thank you for believing in me.

11. Om dan Tante dari keluarga mama dari Blitar, nasihat dan motivasinya, terimakasih

banyak

Demi kesempurnaan Tesis ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan. Semoga karya Tesis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan

yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Surabaya, 8 Februari 2018

Penulis

viii
RINGKASAN

UPAYA STARBUCKS COFFEE GRAHA PENA SURABAYA DALAM


MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN
(Studi Pada Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya).
.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada saat si peneliti bekerja part time di
Starbucks Coffee Surabaya mengenai kinerja karyawan yang dianggap masih sering
terjadinya problem selama kinerja dan kurang memuaskan. Hal ini tentunya tidak sesuai
dengan standart operasional pekerjaan (SOP) Starbucks Coffee selama ini yang selama ini
dikenal Ecxellent Services. Untuk mewujudkan Kinerja yang maksimal tersebut, diperlukan
beberapa upaya peningkatan kualitas kinerja karyawan.
Upaya meningkatkan kualitas kinerja karyawan yang dilakukan melalui peningkatan
kualitas kinerja sumber daya manusia, learning and development, tunjangan dan hal yang
menjadi fokus dalam melakukan penelitian ini. Hasil yang diperoleh dari penelitian
menunjukkan bahwa upaya - upaya yang dilakukan oleh sudah cukup memuaskan. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Store Manager, HRD dan beberapa Staff.
Masih banyaknya taking order error kepada pelanggan Starbucks. Kurangnya kesadaran
berkerja sama dalam sebuah rekan kerja atau team dalam satu lingkungan di Starbucks
Coffee Graha Pena Surabaya. Terlihat karyawan belum bisa menjalankan standart
operasional pekerjaan (SOP) yang sudah ditetapkan Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya.
Hal - hal inilah yang sangat mempengaruhi kinerja karyawan dan juga dapat menjadi
penyebab ketidaklancaran pelaksanaan tugas - tugas pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan
tidak efektif dan efesiensinya dalam pengelolaan persusahaan secara keseluruan yang
mengakibatkan ketidakadilan dan ketidakseimbangan dalam pengaturan tugas pekerjaan.
Selain itu, hal - hal tersebut juga berpengaruh pada karyawan itu sendiri. Ada karyawan yang
benar - benar disiplin ada yang kurang disiplin sehingga hal tersebut mempengruhi proses
kerjasama antar karyawan. Upaya-upaya yang dilakukan antara lain adanya learning and
development, basic training seperti District Manager Training Program, Retail Management
Training Program, Shift Supervisior Training Program, Barista Basic Training Program,
District Coffee Master, District Coffee Meeting (DCM), Coffee Class dan juga sistem reward
and punishment bagi karyawan.
Pentingnya kinerja, meningkatkan komunikasi dengan pelatihan, learning and
development sebagai sarana peninngkatan kinerja. faktor pendidikan juga berengaruh dan
dikombinasikan dengan pelatihan. Gambaran tentang Upaya Starbucks Coffee Graha Pena
Surabaya Dalam Meningkatkan Kualitas Kinerja Karyawan untuk mewujudkan kinerja yang
optimal. Dengan demikian dapat menjalankan operational Starbucks dengan lancar dan
memudahkan karyawan dalam menjalankan tugasnya.

ix
SUMMARY

THE ATTEMPT OF STARBUCKS COFFEE GRAHA PENA SURABAYA TO


INCREASE THE QUALITY OF PERFORMANCE AN EMPLOYEE
(Study in Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya ).

The research was conducted based on the time when he work part time in a Starbucks
Surabaya the traffic congestion due to regarding the performance of employee who they still
consider to be frequently occurrence big problem and hard during performance of the
companies and as less than satisfactory. This clearly are not in accordance with standart
operational a job (SOP) the traffic congestion due to a starbucks during the period under
examination which dissolve for along time these decrepit dwellings known ecxellent even
further to include services. In order to realize the the performance of that is to be maximized
reflected the assets, they are also required to sisca explained some efforts to increasing the
quality of employee performance
Efforts to improve the quality of employee performance made under increasing the
quality of performance of human resources, learning and development, allowance and it
becomes the focus in to do this research .The results of the study showed that the efforts have
quite satisfactory. This can be seen from the results of interviews with store manager, HRD
and few staff. There are still many taking by order error to customers starbucks .Lack of
awareness of working same in a colleagues or team in a neighborhood in starbucks coffee
graha a pen surabaya .Look employees could not run standart operational of work (SOP)
which has been Starbucks Coffee Graha a Pena Surabaya .
Things this is what very influences the performance employees and can also be the
cause of properly the execution of a task a work assignment. It was because was not very
effective and effecient in the management of company in overall resulting in inequality and
imbalance in arrangement a work assignment .In addition , that sort of this is also influential
on employees itself. Employees are really discipline one is less discipline so that the thing
influence the process of cooperation between employees. Efforts have included the learning
and development, basic training as District Manager Training Program, Retail Management
Training Program, Shift Supervisior Training Program, Barista Basic Training Program
District Coffee Master, District Coffee Meeting, Coffee Class and also the system rewards
and punishment for employees .
The importance of the performance, improving communication with training, learning
and development as a means of increase quality of performance. The education also influence
and combined with training. The idea of the Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya in
enhancing the quality of employee performance to realize optimal performance .It will run
smoothly and facilitate operational starbucks employees in carrying out their duties

x
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya Starbucks Coffee dalam


meningkatkan kualitas kinerja karyawan. data yang digunakan merupakan data primer dan
sekunder. Data primer melalui kuisoner yang disebar di Starbucks Coffee, sedangkan data
sekunder bersumber dari buku teks, jurnal – jurnal yang memuat riset serta dan teori yang
masih relevan mengenai pelatihan dan kinerja dan juga melalui website online

Berdasarkan penelitian, yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa upaya
yang dilakukan upaya Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya dalam meningkatkan kualitas
kinerja karyawan melalui dilihat melalui faktor pendidikan dan juga pelatihan, hasilnya
memperlihatkan besarnya hubungan secara umum. Jadi untuk mendapatkan tenaga kerja atau
karyawan yang cakap, maka bagian SDM dalam suatu perusahaan harus mengadakan
penarikan tenga kerja atau karyawan secara selektif agar sesuai dengan job description dan
job specification. Pimpinan perusahaan juga harus dapat membina, mengkoordinasikan dan
mengarahkan karyawan sesuai dengan tujuan perusahaan. Selain itu faktor pendidikan dan
pelatihan juga sangat harus dipertimbangkan, karena tingkat pendidikan juga menentukan
pola pikir dan pengambilan keputusan dari sebuah masalah. Pelatihan akan meningkatkan
performa karyawan dengan sangat baik.

Jadi Kesimpulannya adalah dari faktor kinerja, bahwa pelatihan sangat diperlukan
dalam meningkatkan kualitas kinerja karyawan akan tetapi, juga harus perlu ditingkatkan
juga faktor lain, yaitu pendidikan agar terjadi peningkatan kinerja yang optimal dalam upaya
meningkatkan kualitas kineja karyawan Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya.

Kata Kunci : Pelatihan, Pendidikan, Kualitas Kinerja Karyawan

xi
ABSTRACT

Research aims to understand the attempt of starbucks coffee to increase the quality of
employee performance. The data used is primary and secondary data. Primary data through
quistioner deployed in Starbucks Coffee, while secondary data was sourced from the text,
journals containing research and and the theory is still relevant to the about training and
performance and also through website online

Based on the research, conducted by researchers it can be concluded that efforts


attempts to Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya to increase the quality of factors of
employee performance through viewed through education and also training, the results show
the size of the relationship in general. So as to get labor or employees and strong in character,
so human resources in company must recruiting employees work in a selective manner to fit
to the job description and job specification. The company is also must be able to build
leaders, coordinates and directs consistent with the objectives of the company employees. In
addition to the age of the education and training is also very much to be considered, since the
education level of also determines in patterns of thought and the decision making of a
problem. Improving the performance of training will employees can be transferred to very
good.

So the conclusion is from his factor performance, that the training was needed to
improve the quality of employee performance however , must also needs to be improved also
other factors, the education to increase optimal performance to improve the quality of
perfromance employees Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya

Key Words: Training , Education , The Quality of Employee Performance

xii
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DEPAN............................................................................................i
SAMPUL DALAM...........................................................................................ii
PRASYARAT GELAR....................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................iv
PANITIA PENGUJI TESIS..............................................................................v
LEMBAR ORISINILITAS...............................................................................vi
KATA PENGANTAR......................................................................................vii
RINGKASAN...................................................................................................ix
SUMARRY.......................................................................................................x
ABSTRAK........................................................................................................xi
ABSTRACT......................................................................................................xii
DAFTAR ISI.....................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.............................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................7


A. Teori Tentang Kinerja..............................................................................7
1. Pengertian Kinerja.......................................................................7
2. Indikator Kinerja..........................................................................10
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja................................12
4. Penilaian Kinerja..........................................................................14
5. Tujuan Penilaian Kinerja.............................................................16
B. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan................................................20
1. Pengertian Pelatihan.....................................................................20
2. Pengertian Pengembangan...........................................................21
C. Tujuan Pelatihan dan Pengembangan......................................................22
D. Teknik – Teknik Pelatihan dan Pengembangan.......................................23
1. Tahap – Tahap Latihan......................................................................23
2. Penilaian Kebutuhan Akan Pelatihan dan Pengembangan................23
E. Metode Pelatihan dan Desain Program Pelatihan.....................................25
1. Metode Pelatihan...............................................................................25
2. Desain Program Pelatihan..................................................................27

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................28


A. Lokasi Penelitian......................................................................................28
B. Nara Sumber............................................................................................28
C. Jenis Data.................................................................................................28
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................29
E. Instrumen Penelitian Data........................................................................30
F. Teknik Pengelolahan Data.......................................................................31

xiii
G. Operasional Konsep.................................................................................32
H. Teknik Analisis Data................................................................................34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................35


A. Gambaran Umum Starbucks Coffee........................................................35
A. Sejarah Starbucks Coffee............................................................35
B. Visi dan Misi Starbucks Coffee...................................................41
C. Varian Menu di Starbucks Coffee...............................................43
D. Struktur Perushaan Starbucks Coffee..........................................45
E. Logo Starbucks Coffee................................................................49
F. Kegiatan Pemasaran Starbucks Coffee Surabaya........................51
B. Data Fokus Penelitian.............................................................................68
1. Upaya Yang Dilakukan Starbucks Coffee Graha Pena Untuk Meningkatkan
Kualitas Kinerja Karyawan.......................................................56
1. Bidang Kepegawaian..........................................................57
1. Meningkatkan Kualitas Karyawan................................58
2. Pembinaan Disiplin Karyawan.....................................60
3. Pemeliharaan Kesejaterahan Karyawan........................62
a. Pemberian Gaji 62
b. Pemberian Appraisal (Penilaiaan).....................62
c. Tunjangan Pensiun 63
d. BPJS Kesehataan dan BPJS Ketenagakerjaan .63
e. Tunjungan Insentif 64
C. Analisa Data..........................................................................................65
1. Upaya Yang Dilakukan Starbucks Coffee Graha Pena
Untuk Meningkatkan Kualitas Kinerja Karyawan....................65
1. Bidang Kepegawaian....................................................65
a. Meningktakan Kualitas Karyawan....................67
b. Pembinaan Disiplin Karyawan..........................68
c. Pemeliharaan Kesejaterahan Karyawan............69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................71


A. Kesimpulan...........................................................................................71
B. Saran.....................................................................................................76

LAMPIRAN.....................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................82

xiv
DAFTAR TABEL

No. Hal
1. Data Karyawan tahun 2016 Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya…….. 47
2. Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Bulan Februari 2016...............48
3. Learning and Development Starbucks Coffee Graha Pena Bulan Juli Tahun 2016 57
4. Learning and Development Starbucks Coffee Graha Pena Bulan Juli Tahun 2016 75

xv
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal.

1. Logo Starbucks Coffee………………………………………… 50

2. Promo Buy One Get One………………………………………. 52

3. Promo Buy Two for Three……………………………………… 53

4. Promo Earth Day……………………………………………….. 54

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal.

1 Pedoman Wawancara 78

xvii
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan adalah kinerja dan

produktivitas karyawan. Setiap organisasi atau instansi dalam melaksanakan program

yang diarahkan selalu berdaya guna untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu

caranya adalah meningkatkan kinerja karyawan.

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

karyawan sehingga mereka mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi

kontribusi kepada instansi atau organisasi termasuk pelayanan kualitas yang

disajikan. Strategi peningkatan kinerja adalah cara perusahaan untuk meningkatkan

kinerja karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Pengertian kinerja lainnya dikemukakan oleh Payaman Simanjuntak (2005:1)

yang mengemukakan

Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.


Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing
individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.”

Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu

organisasi dimana orang-orang atau karyawan tersebut memberikan tenaga, bakat,

kreativitas, dan usaha mereka kepada organisasi. Oleh karena itu, manusia merupakan

TESIS UPAYA STARBUCKS COFFEE... RIZKY SURYA WIRAWAN


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

salah satu faktor penentu keberhasilan dalam suatu organisasi karena manusia

memberikan kontribusi terbesar dibandingkan dengan faktor-faktor yang lain.

Menurut Irawan (2002:11), bahwa kinerja (performance) adalah hasil kerja

yang bersifat konkret, dapat diamati, dan dapat diukur. Jika kita mengenal tiga

macam tujuan, yaitu tujuan organisasi, tujuan unit, dan tujuan pegawai, maka kita

juga mengenal tiga macam kinerja, yaitu kinerja organisasi, kinerja unit, dan kinerja

pegawai.

Jadi untuk mendapatkan tenaga kerja atau karyawan yang cakap, maka bagian

SDM dalam suatu perusahaan harus mengadakan penarikan tenga kerja atau

karyawan secara selektif agar sesuai dengan job description dan job specification.

Pimpinan perusahaan juga harus dapat membina, mengkoordinasikan dan

mengarahkan karyawan sesuai dengan tujuan perusahaan.

Hal ini sangat diperlukan karena tidak semua karyawan baru secara langsung

dapat sesuai dengan kebutuhan. Mereka harus dilatih agar dapat mengerjakan

pekerjaannya dengan efektif. Untuk meningkatkan kinerja para karyawan, pimpinan

perlu mengadakan latihan dan pengembangan karyawan karena itu juga merupakan

suatu cara efektif untuk menghadapi beberapa tantangan yang dihadapi oleh banyak

perusahaan.

Latihan dan pengembangan karyawan adalah usaha yang terencana dari

organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan

karyawan. Pelatihan lebih berorientasi pada peningkatan kemampuan untuk


melakukan pekerjaan yang spesifik, dan pengembangan lebih ditekankan untuk

melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang.

Starbucks adalah sebuah perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global asal

Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle, Washington. Starbucks menjual

minuman panas dan dingin, biji kopi, salad, sandwich panas dan dingin, kue kering

manis, camilan, dan barang-barang seperti gelas dan tumbler. Melalui divisi

Starbucks Entertainment dan merek Hear Music, perusahaan ini juga memasarkan

buku, musik, dan film. Banyak di antara produk perusahaan yang bersifat musiman

atau spesifik terhadap daerah tempat kedai berdiri. Es krim dan kopi Starbucks juga

dijual di toko grosir

Permasalahan kinerja ini juga terjadi kepada Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya perusahaan dibidang Food and Beverge asal Amerika Serikat yang

membuka salah satu cabangnya yang ada di Indonesia tepatnya di Surabaya

Ketika Peneliti melakukan Pra Penelitian dengan cara observasi atau

pengamatan langsung ke Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya pada tanggal 15

Februari 2016, terlihat banyak sekali karyawan yang masih yang melakukan human

error ketika bekerja dalam operasional contoh yaitu :

1. Masih banyaknya taking order error kepada pelanggan Starbucks.

2. Kurangnya kesadaran berkerja sama dalam sebuah rekan kerja atau

team dalam satu lingkungan di Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya
3. Terlihat karyawan belum bisa menjalankan standart operastional

pekerjaan (SOP) yang sudah ditetapkan Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya

Dari data di atas dapat diketahui beberapa masalah yang di hadapi Starbucks

Coffee Graha Pena Surabaya terhadap kualitas kinerja karyawan mereka. Dari

observasi yang saya amati, dapat disimpulkan kinerja merupakan unsur yang sangat

penting di dalam usaha meningkatkan performa Perusahaan. Pada dasarnya, posisi

kinerja ini merupakan faktor yang sangat penting terhadap aktifitas pemasaran jasa

Foood and Beverge Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan HRD Starbucks Surabaya yaitu Bapak

Shendy Shagita pada hari Senin 15 Februari 2016 maka diperoleh informasi bahwa

ternyata menurut HRD Starbucks Surabaya yaitu Bapak Shendy Shagita,

mengungkapkan bahwa :

“dalam proses pelaksaanya dalam operasional, masih banyak karyawan belum


bisa mengimplementasikan standart yang dimiliki perusahaan. Masih banyak
human error pada saat operasional. Karyawan masih belum biasa secara
gamblang menjalankan SOP, sehingga kinerja store dalam proses operasional
sehari – hari tidak berjalan dengan Standart Operasional Pekerjaan (SOP)
yang Starbucks miliki.” (wawancara pada tanggal 15 Februari 2016)

Strategi peningkatan kualitas kinerja karyawan di Starbucks Coffee Graha

Pena Surabaya adalah pemberian motivas kepada karyawan, apabila ada peningkatan

kerja maka karyawan diberi tugas untuk mengikuti learning and development

program dan apabila setelah mengikuti diklat karyawan ada peningkatan kinerja

maka karyawan akan diberikan promosi. Pelatihan dan pengembangan di Starbucks


Surabaya salah satunya berupa learning and development program yang mempunyai

manfaat karier jangka panjang yang akan membantu karyawan untuk tanggung jawab

lebih besar di waktu yang akan datang.

Berdasarkan fakta-fakta yang terdapat pada Starbucks Surabaya dan setelah

meneliti lebih jauh, lagi maka penulis berminat mengambil judul tesis yaitu “Upaya

Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya Dalam Meningkatkan Kualitas Kinerja

Karyawan”.

Oleh karena itu, bagian HRD perlu merancang kegiatan-kegiatan pengaturan

dan pendayagunaan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan operasi

dalam perusahaan tersebut akibat inovasi teknologi. Misalnya: perkembangan

penggunaan system online atau offline dalam suatu perusahaan merubah kebutuhan

tipe sumber daya manusia. Program-program pelatihan perlu diubah untuk

meyesuaikan diri dengan program tersebut.

B. Rumusan Masalah

 Bagaimana upaya yang dilakukan Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya

dalam meningkatkan kualitas kinerja karyawan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi Starbucks Surabaya dalam melakukan

pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan kinerja karyawan.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Untuk meningkatkan pemahaman penulis dalam upaya peningkatan kinerja

karyawan khususnya melalui upaya pelatihan dan pengembangan.

b. Bagi Starbucks Surabaya

Untuk memberikan informasi sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam

upaya peningkatan kinerja karyawan melalui pelatihan dan pengembangan.

2. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis diadakannya penelitian ini adalah untuk menerapkan

pemahaman teori yang diperoleh penulis selama dibangku kuliah dengan praktik yang

ada di lapangan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Tentang Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja (job performance)

sumber daya manusia, untuk itu setiap perusahaan akan berusaha untuk

meningkatkan kinerja pegawai dalam mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan. Budaya organisasi yang tumbuh dan terpelihara dengan baik akan mampu

memacu organisasi ke arah perkembangan yang lebih baik. Disisi lain, kemampuan

pemimpin dalam menggerakkan dan memberdayakankan pegawainya akan

mempengaruhi kinerja. Istilah kinerja dari kata job performance atau actual

performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Prestasi kerja pada umumnya dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan,

pengalaman dan kesungguhan kerja dari tenaga kerja yang bersangkutan. Secara

etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana

dikemukan oleh Mangkunegara (2007) bahwa isitilah kinerja dari kata kata job

performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang

dicapai oleh seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan padanya. Lebih lanjut Mangkunegara (2007) menyatakan bahwa pada

7
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

umumnya kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja

organisasi. Nawawi (2004) menyatakan bahwa, “Kinerja adalah hasil pelaksanaan

suatu pekerjaan, baik bersifat fisik/ material maupun non fisik/ non material. Menurut

Simanjutak (2005), ”Kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas

tertentu. Simanjuntak juga mengartikan kinerja individu sebagai tingkat pencapaian

atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus

dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu”. Foster dan Seeker (2001) menyatakan

bahwa, “Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku

untuk pekerjaan yang bersangkutan”.

Kinerja individu adalah hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun

kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja

organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dan kinerja kelompok. Ada

beberapa pendekatan yang dilakukan dalam menilai prestasi kerja (As’ad,2003) yaitu

a. Subjectitive Procedure

Prosedur ini meliputi penilaian ataupun pertimbangan-pertimbangan terhadap

kecakapan kerja yang dilakukan oleh superior (atasan), subordinates

(bawahannya), peers (kelompok kerja), rekan-rekan sekerja, outside observer

(para observer dari luar) dan self (diri sendiri). Prosedur ini sangat bergantung

pada opini manusia, maka prosedur memiliki kesalahan-kesalahan disebabkan

oleh manusia (human error), yaitu :


1. Tipe Liniency, terjadi kalau peninilai cenderung memberikan nilai

yang tinggi kepada bawahannya.

2. Tipe Strictness, terjadi kalau penilai cenderung memberikan nilai yang

rendah kepada bawahannya.

3. Tipe Central Tendency, terjadi apabila orang yang dinilai enggan

memberikan nilai yang tinggi kepada bawahannya.

4. Halo Effect Error, kesalahan kesan umum dari si penilai karena

pengaruh pengalamannya sebelumnya.

5. Personal Bias, adalah bentuk kesalahan karena adanya prasangka-

prasangka baik kearah positif maupun kearah negatif.

b. Direct Measures

Metode ini tidak seperti metode terdahulu dimana evaluator diminta

pertimbangannya terhadap perilaku kerja pegawai bawahannya. Ada dua (2)

tipe evaluasi ini, yaitu :

1. Berhubungan dengan produksi, yaitu menyangkut unit-unit yang

diproduksi dankualitas produk.

2. Berhubungan dengan personal information (informasi individu), yaitu

meliputi absensi, ketepatan datang, keluhan-keluhan daripegawai,

waktu yang dipergunakan untuk mempelajari pekerjaan dan

sebagainya.
c. Profiency Testing

Merupakan pendekatan lain dalam mengevaluasi kecakapan pegawai. Dalam

hal ini pegawai yang di uji diminta untuk memerankan pekerjaan seperti

keadaan yang sesungguhnya.

2. Indikator Kinerja

Ukuran secara kualitatif dan kuantitatif yang menunjukkan tingkatan

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan adalah merupakan sesuatu

yang dapat dihitung serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat bahwa

kinerja setiap hari dalam perusahaan dan perseorangan terus mengalami peningkatan

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Menurut Mathis dan Jackson (2002) kinerja pegawai adalah mempengaruhi

seberapa banyak kontribusi kepada organisasi antara lain termasuk :

1. Kuantitas Kerja

Standar ini dilakukan dengan cara membandingkan antara besarnya volume

kerja yang seharusnya (standar kerja norma) dengan kemampuan sebenarnya.

2. Kualitas Kerja

Standar ini menekankan pada mutu kerja yang dihasilkan dibandingkan

volume kerja.

3. Pemanfaatan Waktu

Yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan

perusahaan.
4. Tingkat Kehadiran

Asumsi yang digunakan dalam standar ini adalah jika kehadiran pegawai di

bawah standar kerja yang ditetapkan maka pegawai tersebut tidak akan

mampu memberikan kontribusi yang optimal bagi perusahaan.

5. Kerjasama

Keterlibatan seluruh pegawai dalam mencapai target yang ditetapkan akan

mempengaruhi keberhasilan bagian yang diawasi. Kerjasama antara pegawai

dapat ditingkatkan apabila pimpinan mampu memotivasi pegawai dengan baik

Adapun indikator kinerja karyawan menurut Guritno dan Waridin

(2005) adalah sebagai berikut :

a. Mampu meningkatkan target pekerjaan.

b. Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

c. Mampu menciptakan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan.

d. Mampu menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.

e. Mampu meminimalkan kesalahan pekerjaan.

Berdasarkan keseluruhan definisi diatas dapat dilihat bahwa kinerja pegawai

merupakan output dari penggabungan faktor-faktor yang penting yakni kemampuan

dan minat, penerimaan seorang pekerja atas penjelasan delegasi tugas dan peran serta

tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi faktor-faktor diatas, maka semakin

besarlah kinerja karyawan yang bersangkutan.


3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Simanjutak (2005) kinerja dipengaruhi oleh :

1. Kualitas dan kemampuan pegawai. Yaitu hal-hal yang berhubungan

dengan pendidikan/ pelatihan, etos kerja, motivasi kerja, sikap mental,

dan kondisi fisik pegawai.

2. Sarana pendukung, yaitu hal yang berhubungan dengan lingkungan

kerja (keselamatan kerja, kesehatan kerja, sarana produksi, teknologi)

dan hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan pegawai (upah/

gaji, jaminan sosial, keamanan kerja)

3. Supra sarana, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan

pemerintah dan hubungan industrial manajemen.

Menurut Sedarmayanti (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

antara lain :1) Sikap dan mental (motivasi kerja, disiplin kerja, dan etika kerja), 2)

Pendidikan, 3) Keterampilan, 4) Manajemen kepemimpinan, 5) Tingkat penghasilan,

6) Gaji dan kesehatan, 7) Jaminan sosial, 8) Iklim kerja, 9) Sarana dan prasarana, 10)

Teknologi, dan 11) Kesempatan berprestasi.

Menurut Mathis dan Jackson (2002) dalam pembahasan mengenai

permasalahan kinerja karyawan maka tidak terlepas dari berbagai macam faktor yang

menyertai diantaranya :

a. Faktor kemampuan (ability)

Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan


potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan skill) artinya pegawai

yang memiliki IQ diatas rata-rata (110-120) dengan pendidikan yang

memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-

hari maka akan lebih mudah mencapai kinerja diharapkan. Oleh karena itu

pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

b. Faktor motivasi

Motivasi terbentuk sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi

situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri

pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan kerja. Menurut Sedarmayanti

(2007), instrumen pengukuran kinerja merupakan alat yang dipakai dalam

mengukur kinerja individu seorang pegawai yang meliputi, yaitu :

1. Prestasi Kerja, hasil kerja pegawai dalam menjalankan tugas, baik

secara kualitas maupun kuantitas kerja.

2. Keahlian, tingkat kemampuan teknis yang dimiliki oleh pegawai

dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Keahlian ini

bisa dalam bentuk kerjasama, komunikasi, insentif, dan lain-lain.

3. Perilaku, sikap dan tingkah laku pegawai yang melekat pada dirinya

dan dibawa dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pengertian perilaku

disini juga mencakup kejujuran, tanggung jawab dan disiplin.

4. Kepemimpinan, merupakan aspek kemampuan manajerial dan seni

dalam memberikan pengaruh kepada orang lain untuk


mengkoordinasikan pekerjaan secara tepat dan cepat, termasuk

pengambilan keputusan, dan penentuan prioritas.

4. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk dilakukan oleh seorang

manajer atau pimpinan. Walaupun demikian, pelaksanaan kinerja yang objektif

bukanlah tugas yang sederhana. Penilaian harus dihindarkan adanya “like dan

dislike”, dari penilai, agar objektifitas penilai dapat terjaga. Kegiatan penilaian ini

adalah penting, karena dapat digunakan untuk memperbaiki keputusan-keputusan

personalia dan memberikan uman balik kepada pegawai tentang kinerja pegawai

tersebut. Menurut Mathis dan Jackson (2002), menyatakan pendapatnya bahwa,

“Penilaian kinerja dapat dilaksanakan oleh siapa saja yang mengerti benar tentang

penilaian kinerja pegawai secara individual”. Kemungkinannya antara lain adalah :

1) Para atasan yang menilai bawahannya. 2) Bawahan yang menilai atasannya. 3)

Anggota kelompok menilai satu sama sama lain. 4) Penilaian pegawai sendiri. 5)

Penilaian dengan multisumber, dan 6) Sumber-sumber dari luar.

Mangkuprawira dan Vitalaya (2007), juga menyatakan bahwa, ”Penilaian

kinerja yang dilakukan dalam sutu organisasi haruslah mengikuti standar kinerja yang

ditetapkan, dimana pengukuran kinerja tersebut memberikan umpan balik yang

positif kepada pegawai”.

Menurut Dessler (2007) ada lima faktor dalam penilaian kinerja yang popular,

yaitu :
1. Prestasi pekerjaan, meliputi : akurasi, ketelitian, keterampilan, dan

penerimaan keluaran.

2. Kuantitas pekerjaan, meliput : volume keluaran dan kontribusi.

3. Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi : mmebutuhkan saran,

arahan atau perbaikan.

4. Kedisplinan, meliputi : kehadiran, sanksi, warkat, regulasi, dapat

dipercaya/ diandalkan dan ketepatan waktu.

5. Komunikasi, meliputi : hubungan antar pegawai maupun dengan

pimpinan, media komunikasi.

Penilaian kinerja dapat menjadi sumber informasi utama dan umpan balik

untuk pegawai, yang merupakan kunci pengembangan bagi pegawai di masa

mendatang. Di saat atasan mengidentifikasi kelemahan, potensi dan kebutuhan

pelatihan melalui umpan balik penilaian kinerja, mereka dapat memberitahukan

pegawai mengenai kemajuan pegawai tersebut, mendiskusikan keterampilan apa

yang perlu mereka kembangkan dan melaksanakan perencanaan pengembangan

(Mathis dan Jackson, 2002).

Menurut Dessler (2007), penilaian kinerja (performance appraisal) pada

dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi yang efektif

dan efisien. Pegawai menginginkan dan memerlukan umpan balik berkenaan dengan

prestasi karyawan tersebut dan penilaian menyediakan kesempatan untuk


memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan pegawai, dan untuk menyusun

rencana peningkatan kinerja.

5. Tujuan Penilaian Kinerja

Penilaian Kinerja merupakan suatu alat yang manfaatnya tidak hanya untuk

mengevaluasi kinerja seorang pegawai akan tetapi juga memngembangkan serta

memotivasi pegawai. Penilaian tersebut juga akan memberikan dampak yang positif

dan semangat dalam diri pegawai untuk lebih berkualitas dan menghasilkan kinerja

yang optimal.

Wibowo (2007), menyatakan, “Penilaian kinerja seharusnya menciptakan

gambaran akurat dari kinerja perorangan. Penilaian tidak dilakukan hanya untuk

mengetahui kinerja buruk. Hasil-hasil yang baik dan dapat diterima harus data

diidentifikasikan sehingga dapat dipakai sebagai dasar penilaian hal lainnya. Untuk

mencapai tujuan ini, sistem penilaianhendaknya terkait dengan pekerjaan dan praktis,

temasuk standar, dan menggunakan ukuran-ukuran yang terukur”

Menurut Sedarmayanti (2007), tujuan dari penilaian kinerja adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui keterampilan dan kemampuan pegawai.

2. Sebagai dasar perencanaan bidang kepegawaian khusunya penyempurnaan

kondisi kerja, peningkatan mutu dan hasil kerja.


3. Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan pegawai seoptimal

mungkin, sehingga dapat diarahkan jenjang/ rencana karirnya, kenaikan

pangkat dan kenaikan jabatan.

4. Mendorong terciptanya hubungan timbal baik yang sehat antara atasan dan

bawahan.

5. Mengetahui kondisi organisasi secara keseluruhan dari bidang kepegawaian

khususnya kinerja pegawai dalam bekerja.

6. Secara pribadi, pegawai mengetahui kekuatan dan kelemahannya sehingga

dapat memacu perkembangannya. Bagi atasan yang menilai akan lebih

memperhatikan dan mengenal bawahan dan pegawainya, sehingga dapat lebih

memotivasi pegawai.

7. Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan dapat bermanfaat bagi penelitian dan

pengembangan di bidang kepegawaian.

Menurut Rivai (2006), kegunaan penilaian kinerja ditinjau dari berbagai

perspektif pengembangan perusahaan,khususnya manajemen Sumber Daya Manusia

(SDM) adalah :

1. Posisi Tawar

Untuk memungkinkan manajemen melakukan negosiasi yang objektif dan

rasional dengan serikat buruh (kalau ada) atau langsung dengan pegawainya.

2. Perbaikan Kinerja
Umpan balik pelaksanaan kerja yang bermanfaat bagi karyawan dalam bentuk

kegiatan untuk meningkatkan kinerja karyawan.

3. Penyesuaian Kompensasi

Penilaian kinerja membantu pengambilan keputusan dalam penyesuaian ganti

rugi, menentukan siapa yang perlu dinaikkan gajinya

4. Keputusan Penempatan

Membantu dalam promosi, keputusan penempatan, perpindahan dan

penurunan pangkat pada umumnya didasarkan pada masa lampau atau

mengantisipasi kerja.

5. Pelatihan dan Pengembangan

Kinerja buruk mengindikasikan adanya suatu kebutuhan untuk latihan.

Demikian juga, kinerja baik dapat mencerminkan adanya potensi yang belum

digunakan dan harus dikembangkan

Menurut Maryoto, (2000:91), kinerja karyawan adalah hasil kerja selama

periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misal standar,

target/sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama. Adapun indikatornya ialah

kualitas kerja karyawan, kuantitas kerja karyawan, dan kontribusi pada organisasi.

Sherman and Ghomes dalam Soelaiman (2007:279) “Job performance is the amount

of succesfull role achievement” (Prestasi kerja / kinerja adalah jumlah / ukuran

keberhasilan atas sesuatu yang dicapai).

Menurut Soelaiman dalam bukunya Manajemen Kinerja (2007:279)


memberikan pengertian atas kinerja adalah sebagai sesuatu yang dikerjakan dan

dihasilkan dalam bentuk produk maupun jasa, dalam suatu periode tertentu dan

ukuran tertentu oleh seseorang atau sekelompok orang melalui kecakapan,

kemampuan, pengetahuan dan pengalamannya.

Kemudian ia juga menjelaskan (2007:283) kinerja karyawan (employee

performance) adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan-

persyaratan pekerjaan.

3. Sasaran Kinerja

Sasaran kinerja yang menetapkan adalah individual secara spesifik, dalam

bidang proyek, proses, kegiatan rutin dan inti yang akan menjadi tanggung jawab

karyawan.

Sedangkan menurut (Ruky, 2201:149), mengungkapkan bahwa :

“sasaran kinerja dapat ditetapkan sebagai berikut, pimpinan unit yang


bersangkutan dengan kesempatan bawahannya yaitu para pimpian sub-unit,
menyatakan bahwa sasaran yang harus mereka capai dalam kurun waktu tahun ini
misalnya adalah sasaran bersama dan menjadi sasaran-sasaran kecil bagi tiap bagian
dari unit tersebut. Sasaran kinerja adalah kinerja karyawan, sehingga diperoleh
informasi yang akurat tentang kinerja tersebut, apakah memuaskan atau tidak. Unit-
unit di tingkat bawah mungkin telah menjadi sasaran yang mereka tetapkan, dan
sebaliknya mereka yang ada di puncak mungkin belum memenuhi sasaran.”

Pencapaian produktivitas tenaga kerja yangs sesuai yang diinginkan

perusahaan atau instansi harus didukung oleh kegiatan - kegiatan departemen

personalia. Kegiatan-kegiatan tersebut menurut (Flippo, 1995:7) adalah sebagai

berikut:
a. Pengadaan Tenaga Kerja (Procurement)
Pengadaan tenaga kerja adalah usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah
yang tepat dari personalia yang diperlukan untuk menyelesaikan sasaran
organisasi. Hal-hal yang dilakukan dalam kaitan ini adalah perencanaan SDM,
perekrutan, seleksi karyawan, dan penempatan karyawan.
b. Pengembangan Karyawan (Development)
Pengembangan merupakan peningkatan ketrampilan melalui pelatihan yang
perlu untuk prestasi kerja yang tepat. Kegiatan ini sangat penting mengingat
banyaknya perubahan-perubahan teknologi, reorganisasi pekerjaan, tugas
manajemen yang semakin rumit dan makin kompleknya tugas-tugas manajer.
c. Kompensasi/Pemberian Balas Jasa (Compensation)
Kompensasi adalah salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang
sangat penting. Fungsi ini dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan
layak kepada personalia untuk sumbangan mereka kepada tujuan organisasi.
Balas jasa tersebut dilakukan secara langsung atau tidak langsung yang
bersifat finansial maupun non finansial. Pemberian balas jasa yang tidak
langsung dan non finansial misalnya tunjangan dan pelayanan pada karyawan.
d. Pengintegrasian Karyawan (Integration)
Pengintegrasian karyawan merupakan usaha untuk menghasilkan suatu
rekonsiliasi (kecocokan) yang layak atas kepentingan-kepentingan perorangan
(individu), masyarakat dan organisasi.
e. Pemeliharaan Karyawan (Maintenance)
f. Pemeliharaan karyawan merupakan usaha untuk mengabdikan angkatan kerja
yang mempunyai kemauan dan kemampuan untuk bekerja. Terpeliharanya
kemauan bekerja sangat dipengaruhi komunikasi dalam organisasi berupa
pemeliharaan kondisi fisik dari karyawan seperti kesehatan dan keamanan,
pemeliharaan sikap yang menyenangkan seperti mengadakan program-
program pelayanan kepada karyawan.
g. Pemutusan Hubungan Kerja (Separation)
Pemutusan hubungan kerja merupakan suatu masalah yang sangat sulit, tidak
hanya bagi karyawan tetapi juga bagi perusahaan dan serikat buruh.
Perusahaan pada umumnya ingin mengambil keuntungan dari pemutusan
hubungan kerja dengan mempertahankan para karyawan yang paling mampu
dan membiarkan pergi para karyawan yang kurang mampu.

B. Pengertian Pelatihan Dan Pengembangan

1. Pengertian Pelatihan

Pengertian latihan dan pengembangan berbeda. Latihan (training)

dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagaiketrampilan dan teknik


penguasaan ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin (T.

Hani Handoko, 2000:104). Latihan menyiapkan para karyawan untuk melakukan

pekerjaan sekarang.

Latihan adalah proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam

suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional (Ambar T. Sulistiyani

dan Rosidah, 2003:175). Latihan biasanya dimulai dengan orientasi yakni suatu

proses dimana para karyawan diberi informasi dan pengetahuan mengenai

kebijaksanaan-kebijaksanaan personalia, organisasi dan harapan-harapan untuk

performance tertentu.

Dalam latihan diciptakan suatu lingkungan dimana para karyawan dapat

memperoleh atau mempelajari keahlian, perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan

tenaga kerja dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan pada jabatan yang

didudukinya sekarang. Menurut (Andrew E. Sikula dan Anwar Prabu Mangkunegara,

2005:44), bahwa pelatihan (training) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek

yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana karyawan non-

managerial mempelajari penegtahuan dan ketrampilan teknis dalam tujuan terbatas.

2. Pengertian Pengembangan

Dilain pihak organisasi ingin menyiapkan para karyawan untuk memegang

tanggung jawab pekerjaan di waktu yang akan datang, kegiatan ini disebut

pengembangan sumber daya manusia.


Pengembangan (development) mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam

upaya memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan sifat-

sifat kepribadian (T. Hani Handoko, 2000:104).

Definisi lain pengembangan (development) adalah mewakili suatu investasi

yang berorientasi ke masa depan dalam diri karyawan (Ambar T. Sulistiyani dan

Rosidah, 2003:176). Pengembangan didasarkan pada kenyataan bahwa seseorang

karyawan membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang

berkembang supaya bekerja dengan baik dan sukses posisi yang ditemui selama

kariernya.

C. Tujuan Pelatihan Dan Pengembangan

Kegiatan-kegiatan latihan dan pengembangan merupakan tanggung jawab

bagian SDM dan pimpinan langsung. Pimpinan mempunyai tanggung jawab atas

kebijakan-kebijakan umum dan prosedur yang dibutuhkan untuk menerapkan

program latihan dan pengembangan. Oleh karena itu, komitmen pimpinan sangat

penting agar latihan dan pengembangan karyawan berlangsung secara efektif, baik

dari perencanaan, proses serta tujuan dari latihan dan pengembangan dapat

tercapai.

Adapun tujuan pelatihan dan pengembangan menurut (Henry Simamora

dalam Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah, 2003:174) yaitu:

1. Memperbaiki kinerja.
2. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan
teknologi.
3. Mengurangi waktu belajar karyawan baru supaya menjadi kompeten
dalam karyawan.
4. Membantu memecahkan persoalan operasional.
5. Mempersiapkan karyawan baru untuk promosi.
6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.
7. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi.
8. Untuk meningkatkan efisisensi dan efektivitas kerja karyawan dalam
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

Selain itu menurut (Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah, 2003:177), ada

berbagai manfaat latihan dan pengembangan, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas dan produktivitas.

2. Menciptakan sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih menguntungkan.

3. Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia

D. Teknik-Teknik Pelatihan Dan Pengembangan

1. Tahap-tahap Latihan

Program latihan mempunyai tiga tahap aktivitas (Barnardin dan Russell dalam Ambar

T. Sulistiyani dan Rosidah, 2003:178), yaitu:

a. Penilaian kebutuhan latihan (need assesment), tujuannya adalah


mengumpulkan informasi untuk menentukan dibutuhkan atau tidaknya
program latihan.
b. Pengembangan program latihan (development), bertujuan untuk merancang
lingkungan latihan dan metode-metode latihan yang dibutuhkan guna
mencapai tujuan latihan.
c. Evaluasi program latihan (evaluation), tujuannya untuk menguji apakah
program-program latihan yang telah dijalani, secara efektif mampu mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

2. Penilaian Kebutuhan akan Pelatihan dan Pengembangan

Keputusan menyelenggarakan latihan harus berdasar pada data yang telah

dihimpun dengan melakukan suatu penilaian kebutuhan-kebutuhan. Penilaian


kebutuhan mendiagnosis masalah-masalah saat ini dan tantangan-tantangan di masa

yang akan dihadapi. Organisasi yang tidak melakukan penilaian kebutuhan

kemungkinan akan banyak melakukan kesalahan dan gagal menyelenggarakan

programnya. yaitu:

Tiga taraf penilaian kebutuhan akan latihan dan pengembangan,

a. Kebutuhan dalam taraf organisasi (organizational needs)

Dalam taraf ini pengungkapan kebutuhan akan latihan (identification of training

needs) akan menyoroti tempat atau organisasi yang sangat membutuhkan latihan

dengan analisis organisasi sehingga dalam analisis organisasi harus terjawab

pertanyaan-pertanyaan pokok, dimana latihan sangat diperlukan.

b. Kebutuhan pada level jabatan (occupational needs)

Untuk mengungkapkan pada taraf ini digunakan analisis pekerjaan atau analisis

jabatan. Dalam analisis jabatan ini harus dijawab kecakapan, pengetahuan atau

sikap apa yang dibutuhkan untuk menduduki suatu jabatan tertentu sehingga

dapat dijalankan berbagai pekerjaan atau tugas dalam jabatan atau job

specification.

c. Kebutuhan pada taraf perorangan (individual needs)

Untuk mengungkapkan kebutuhan dan latihan pada taraf ini digunakan analasis

yang disebut assesment atau spesifikasi secara perorangan.


E. Metode Pelatihan dan Desain Program Pelatihan

1. Metode Pelatihan

Pada dasarnya pelatihan memiliki beberapa kategori metode yang dibedakan

menjadi dua metode pelatihan yaitu metode pelatihan tradisional dan metode

pelatihan berbasis teknologi (Robbins dan Coulter, 2010: 277). Metode pelatihan

tradisional terdiri dari:

1. Rotasi kerja : karyawan bekerja di berbagai bidang pekerjaan, sehingga

mengenali beragam tugas.

2. Mentoring dan coaching: karyawan bekerja dengan karyawan yang

berpengalaman yang memberikan informasi, dukungan, dan dorongan;

disebut juga apprenticesship diberbagai industri tertentu.

3. Latihan pengalaman: karyawan berpartisipasi dalam permainan peran,

simulasi, atau jenis pelatihan yang melibatkan tatap muka langsung.

4. Manual/buku kerja: karyawan merujuk pada buku pelatihan dan manual untuk

mendapatkan informasi.

5. On The Job Training dan Off The Job Training. Metode pelatihan On The

Job Training (OJT) dan Off The Job Training (OFJT) adalah metode

pelatihan yang dilihat dari segi tempat pelatihan.

a. On The Job Training

Metode On The Job Training yaitu pelatihan langsung pada jabatan,

bertujuan mengenalkan secara langsung pada trainee tentang seluk-beluk


tugas tersebut (Alwi, 2001: 232). Metode OJT, cocok bagi pelatihan

karyawan baru, karyawan magang (apprenticeship), penggunaan teknologi

baru dan karyawan yang baru dipromosikan pada jabatan baru.

b. Off The Job Training

Sedangkan metode Off The Job Training, ditujukan bagi peningkatan

kemampuan, keahlian yang tidak terkait dengan job secara langsung,

tetapi sangat mempengaruhi keberhasilan dalam menjalankan tugas

(Alwi, 2001: 232). Dalam hal ini misalnya, kemampuan dalam

pengambilan keputusan. Kemampuan ini harus dimiliki oleh manajer

setiap level jabatan. Pada jabatan yang lebih tinggi, biasanya masalah

yang dihadapi lebih komplek sehingga manajer yang bersangkutan perlu

meng-upgrade kemampuannya dalam pengambilan keputusan melalui

pelatihan dangan metode OFJT.

Sedangkan metode pelatihan berbasis teknologi terdiri dari:

a. CD-ROM/DVD/rekaman video/audio/podcast

Karyawan mendengarkan atau menonton media tertentu yang berisikan

informasi atau mempertunjukkan teknik-teknik tertentu.

b. Video Conference/Teleconference/TV satelit

Karyawan mendengarkan atau berpartisipasi ketika informasi tersebut

disampaikan atau suatu teknik diperlihatkan.

c. E-learning
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27

Pembelajaran berbasis Internet dimana karyawan berpartisipasi dalam

simulasi multimedia atau modul interaktif lainya.

2. Desain Program Pelatihan

Ketepatan metode pelatihan tergantung pada tujuan yang hendak dicapai

identifikasi mengenai apa yang diinginkan agar para pekerja mengetahui dan

melakukan. Terdapat dua jenis sasaran pelatihan, yakni (a) Knowledge-centered

objectives, dan (b) perfromance-centered objectives. Pada jenis pertama, biasanya

berkaitan dengan pertambahan pengetahuan, atau perubahan sikap. Sedangkan jenis

yang kedua mencakup syarat-syarat khusus yang berkisar pada metode/teknik, syarat-

syarat penilaian, perhitungan, perbaikan, dan sebagainya (Gomes, 1995: 206).

Pelatihan terdiri dari dua jenis pelatihan, yaitu jenis pelatihan umum dan

pelatihan khusus. Jenis pelatihan umum meliputi: keterampilan komunikasi, program

dan aplikasi sistem komputer, layanan pelanggan, pengembangan eksekutif,

pengembangan dan keterampilan manajerial, pengembangan diri, penjualan,

keterampilan supervisi, dan pengetahuan dan keterampilan teknologi. Sedangkan

jenis pelatihan khusus meliputi: keterampilan pekerjaan/ hidup dasar, kreativitas,

pendidikan konsumen, tata kelola, kepemimpinan, wawasan produk, kemampuan

presentasi/berbicara di depan publik, keamanan, etika, pelecehan seksual,

kemampuan membangun tim, kesehatan, dan sebagainya (Robbins dan Coulter, 2010)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan oleh penulis di Store Starbucks Surabaya

Gedung Graha Pena, yang beralamat di jalan Jend. Ahmad Yani No.88 Surabaya.

B. Nara Sumber

Agar kegiatan penelitian dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan apa

yang diharapkan penulis, maka diperlukan data yangbersifat obyektif dan data harus

relevan dengan judul yang diajukanpenulis karena data ini sangat penting. Sumber

data yang diperolehdari bagian Bapak Shendy Shagita HRD pada Starbucks Coffee

Surabaya, kemudian 16 Karyawan terdiri dari 3 PIC (Partner in Charge) yaitu 1

Store Manager, 2 Supervisior dan 13 karyawan atau Barista.

C. Jenis Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka.

Dari sumber SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977tanggal 11 Juli 1977 disebutkan

bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pegolahan data yang dipakai

untuk suatu keperluan (Suharsimi Arikunto, 2002:96). Adapun jenis data yang

digunakan oleh penulis dalam penelitian yaitu:

28
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan

dicatat pertama kalinya (Marzuki,2005:55). Data primer yang diperoleh penulis

adalah data mengenai strategi peningkatan kinerja karyawan pada Starbucks

Surabaya.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh

peneliti atau data yang diperoleh langsung dari sumbernya (Marzuki, 2005:55).

Adapun sumber datanyaberupa tabel, gambar, buku data. Data sekunder yang

diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah mengenai sejarah Starbucks Surabaya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian yaitu:

1. Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan bertanya

langsung kepada informan yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan (Gorrys

Keraf, 2001:116). Adapun teknik ini penulis lakukan dengan cara bertanya langsung

pada Bagian HRD di Starbucks Surabaya. Metode ini penulis gunakan untuk

mengetahui tentang strategi peningkatan kinerja karyawan melalui pelatihan dan

pengembangan di Starbucks Surabaya.


2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian tersebut atau mencari data

mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, legger, notulen, rapat agenda dan lain sebagainya (Suharsimi Arikunto,

2002:206). Penulis menggunakan teknik dokumentasi dengan cara mengumpulkan

data yang berkaitan dengan strategi peningkatan kinerja karyawan melalui pelatihan

dan pengembangan di Starbucks Surabaya.

3. Teknik Observasi

Teknik observasi adalah pengamatan langsung kepada obyek yang akan

diteliti (Gorrys Keraf, 2001:116). Teknik ini penulis lakukan dengan cara meninjau

langsung bagian HRD Starbucks Surabaya.

E. Instrumen Penlitian Data

1. Penelitian Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi

atau studi sensus (Suharsimi Arikunto, 2002:108). Populasi dalam penelitian ini yaitu

semua orang atau pihak yang terlibat dalam strategi peningkatan kinerja melalui

pelatihan dan pengembangan.


2. Penelitian Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan

penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian

sampel (Suharsimi Arikunto, 2002:109). Penulis menggunakan sampel bertujuan

(purposive sample). Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek

bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan

tertentu (Suharsimi Arikunto, 2002:117).

F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu teknik dalam penelitian kualitatif yang

dilakukan setelah data lapangan terkumpul. Data terbagi menjadi dua, yaitu data

lapangan (data mentah) dan data jadi (Satori dan Komariah, 2010: 177). Sehubungan

dengan hal itu, Sudaryanto (dalam Moleong, 2010: 18) memberi batasan data sebagai

bahan penelitian, yaitu bahan jadi (lawan dari bahan mentah), yang ada karena

pemilihan aneka macam tuturan (bahan mentah).

Data lapangan atau data mentah merupakan data yang diperoleh saat

pengumpulan data. Data mentah pada penelitian ini adalah berupa data lisan, data

tertulis serta foto. Data lisan dan tertulis tersebut diperoleh melalui wawancara

terhadap narasumber atau subjek penelitian. Data yang berupa foto merupakan data

yang berfungsi mendeskripsikan suatu hal, benda, maupun kejadian saat observasi

maupun saat pengumpulan data. Data lisan didokumentasikan ke dalam bentuk

rekaman suara, sedangkan data tertulis didokumentasikan ke dalam bentuk tulisan


atau catatan penelitian. Data yang kedua adalah data jadi. Data jadi merupakan suatu

data mentah (data lapangan) yang telah mengalami proses penyeleksian data.

Penyeleksian data mengacu pada permasalahan yang ingin dipecahkan, yaitu

objek penelitian. Pengolahan data dapat dilakukan dengan cara: (a) persiapan, (b)

penyeleksian. Persiapan dilakukan dengan menyiapkan seluruh data lapangan, baik

yang berupa rekaman, catatan lapangan, maupun foto. Data yang berupa rekaman

suara ditranskrip atau disalin dalam bentuk tulisan, sedangkan data yang berupa foto

dideskripsikan sesuai gambar. Setelah semua terkumpul, peneliti memulai menyeleksi

data sesuai dengan objek penelitian.

Data lapangan berupa istilah-istilah pertukangan kayu dijadikan objek kajian,

peneliti menyebut data tersebut dengan istilah data jadi. Data lapangan yang tidak

termasuk dalam kategori tersebut tidak digunakan

G. Operasional Konsep

1. Strategi Starbucks Surabaya dalam melakukan pelatihan dan pengembangan untuk

meningkatkan kinerja karyawan.

a. Penilaian kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan, meliputi:

 Kebutuhan dalam taraf organisasi (organizational needs)

 Kebutuhan pada level jabatan (occupational needs)

 Kebutuhan pada taraf perorangan (individual needs)

b. Metode pelatihan dan pengembangan, meliputi:

 Latihan (Training)
 Pendidikan (Education)

c. Kategori pokok program pelatihan dan pengembangan, yaitu:

 Metode praktis (on the job training), meliputi:

 Pembekalan (Coaching)

 Rotasi Jabatan (Job Rotation)

 Latihan Instruksi Jabatan (Job Instruction Training)

d. Magang (Apprenticeship)

1. Teknik-teknik presentasi informasi dan metode simulasi (off the job

training), meliputi:

 Teknik Presentasi Informasi

 Teknik Simulasi

2. Metode-metode pelatihan dan pengembangan yang dilakukan Starbucks

Surabaya untuk meningkatkan kinerja karyawan.

a. Metode pelatihan dan pengembangan, meliputi:

 Latihan (Training)

 Pendidikan (Education)

b. Kategori pokok program pelatihan dan pengembangan, yaitu:

 Metode praktis (on the job training), meliputi:

 Pembekalan (Coaching)

 Latihan Instruksi Jabatan (Job Instruction Training)

 Magang (Apprenticeship)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34

2. Teknik-teknik presentasi informasi dan metode simulasi (off the job training),

meliputi:

 Teknik Presentasi Informasi

 Teknik Simulasi

H. Teknik Analisis Data

Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif

yaitu mengumpulkan data dengan berisi tentang uraian, paparan tentang sesuatu

obyek sebagaimana adanya pada suatu waktu. Penulis menggunakan teknik analisis

deskriptif ini dimaksudkan agar memperoleh gambaran dan data secara sistematis

yang berkaitan dengan strategi peningkatan kinerja karyawan sehingga penulis dapat

mengolah dan menyajikan data yang sistematis, akurat dan dapat dipertanggung

jawabkan kebenarannya.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Starbucks Coffee

Starbucks Coffee merupakan sebuah merek yang berasal dari Amerika

Serikat. Sebuah kedai kopi yang pertama kali didirikan di Seattle, USA. Starbucks

Coffee dikenal sebagai tempat bersantai dan tempat untuk bersosialisasi bagi

masyarakat urban Amerika Serikat. Nama Starbucks diambil dari salah satu karakter

dalam novel terkenal Moby Dick dengan logonya yang berupa putri duyung berekor

dua yang biasa disebut Siren.

Starbucks Coffee memiliki kantor pusat yang berada di Seattle, USA.

Starbucks Coffee merupakan sebuah perusahaan retail kopi yang menjual produk

minuman espresso ala Italia, dimana mereka melakukan pembelian dan pemrosesan

pada biji kopi secara khusus. Sehingga kopi yang dihasilkan tetap berkualitas baik.

Starbucks Coffee mendistribusikan bijinya di luar toko retail yang ia miliki. Semua

jenis kopi yang ia produksi hanya dijual di toko retailnya yang tersebar di seluruh

dunia. Hanya menu minuman Frappucino dikemas di dalam botol yang juga dijual di

luar took retail Starbucks. Minuman kemasan ini dijual di beberapa supermarket

tertentu.

Starbucks Coffee didirikan pertama kali pada tahun 1971 di Seattle, USA.

Awal mula perusahaan ini didirikan oleh 3 orang, yaitu Jeny Baldwin, Zey Siegel,

35
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36

dan Goredon Bowker. Pada tahun 1982 Howard Schultz mulai bergabung, saat itu

Starbucks Coffee telah menjadi pengecer biji kopi lokal yang cukup ternama dan

dihormati oleh warga sekitar Seattle. Perjalanan bisnis Howard Schultz ke Italia

membuka matanya mengenai kekayaan tradisi meminum espresso di sana. Hal

tersebutlah yang membuat Howard Schults memiliki visi untuk mengembangkan

tradisi minum espresso di Seattle. (http://www.starbucks.com/about-us/our-heritage)

Tahun 1985 Howard Schultz membuka jaringan Il Giomale. Selanjutnya pada

tahun 1987 Schultz membeli perusahaan Starbucks dengan dukungan investor-

investor lokal. Store pertama yang menjual minuman espresso dibuka di Vancouver

dan Chicago pada tahun 1987.

Sejak saat itu kedai Starbucks Coffee berkembang pesat di Amerika. Pada

tahun 1996 Starbuck Coffee melakukan ekspansi ke Asia. Kedai pertamanya di Asia

dibuka di Tokyo, Jepang. Sejak saat itulah Starbucks Coffee berkembang pesat

dengan membuka cabang toko retailnya hampirdi seluruh belahan dunia.

(http://www.starbucks.com/about-us/company-information)

Tidak hanya berdiri sendiri sebagai kedai kopi, tetapi Starbucks juga

membuka kedai kopinya di tempat-tempat yang cukup strategis seperti di bandara,

mall maupun hotel berbintang. Hingga saat in (2016) total kedai Starbucks Coffee

yang tersebar di seluruh dunia telah mencapai 20.100. Dari jumlah tersebut 11.500

kedai terdapat di Amerika Serikat, sisanya tersebar di seluruh dunia termasuk

Indonesia.
Starbucks Experience merupakan sebuah pengalaman yang tidak hanya

sekedar minum kopi di gerai Starbucks. Starbucks memberikan pengalaman minum

kopi yang berbeda dari gerai kopi lainnya. Dari orang-orang yang ramah yang berada

di gerai sampai musik-musik yang hanyabisa didengarkan ketika berada di gerai

Starbucks. Disitulah istilah Starbucks Experience muncul.

Starbucks menawarkan pecinta kopi beberapa pilihan kopi dari seluruh dunia.

Coffee buyer Starbucks sendiri pergi ke daerah – daerah penghasil kopi di Amerika

Latin, Afrika/Arabian dan Asia Pasifik untuk memilih biji kopi arabika terbaik.

Kemudian biji – biji kopi tersebut dipanggang oleh pemanggang biji kopi profesional

Starbucks yang berusaha menciptakan keseimbangan pada setiap atribut rasa kopinya.

Terciptalah Starbucks Roast yang berkualitas dan dikemas dengan wadah yang apik

sehingga dapat dinikmati oleh para pecinta kopi diseluruh seluruh dunia.

(http://www.starbucks.com/about-us/our-heritage)

Sebagai tambahan, selain kopi yang berkualitas Starbucks juga menyediakan

minuman – minuman seperti the Tazo (teh celup premium), Ethos™ Water, pastries,

dan pada pasar tertentu, salad dan sandwich yang berkualitas tinggi. Merchandise

Starbucks termasuk mesin pembuat espresso dan kopi ekslusif, permen dan coklat

unik, dan barang – barang lainya yang berhubungan dengan kopi dan teh.

Selain itu, musik telah menjadikan sesuatu yang penting bagi Starbucks sejak

perusahaan ini didirikan. Pada tahun 1995 Starbucks mulai menjual kompilasi –

kompilasi yang mencakup berbagai jenis aliran music seperti jazz, blues, folk dan
word music. Dengan pengerakan yang luar biasa dalam produksi musik, pemasaran,

dan distribusi, Starbucks membantu membawa Ray Charles Genius Loves Company,

sebuah kasetrekaman yang bersama-sama dirilis oleh Starbucks dan Concord

Records, ke posisi No.2 di tangga lagu Billboard Top 200 untuk minggu pertama

penjualan di Amerika Serikat. Album, tersebut telah dianugerahi double-platinum

dengan sekitar 25% penjualan dalam negeri yang dilakukan digerai – gerai Starbucks

di Amerika.

Starbucks Coffee juga mendapatkan berbagai macam penghargaan, salah

satunya adalah penghargaan sebagai perusahaan terbaik untuk bekerja. Selain itu,

Starbucks Coffee juga memberikan miliaran kredit usaha bagi petani kopinya.

Program tersebut bernama Shared Planet, dimana program tersebut merupakan

bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan serta para petani kopi yang

sangat berkontribusi dalam keberlangsungan perusahaan.

Pada tahun 1995 minuman campuran Frappuccino, sebuah minuman kopi

yang creamy, dengan es yang diremukkan diperkenalkan dalam lini minuman

Starbucks. Pada pertengaahan tahun 2004, Starbucks memperkenalkan Frappuccino

Light minuman kopi campuran. Kopi campuran Frappuccino Light diciptakan sebagai

respons atas permintaan konsumen untuk pilihan kopi campuran yang lebih ringan

dengan rasa yang sama enaknya. Kopi campuran Frappuccino light memiliki 30-40%

lebih sedikit kalori dari minuman kopi campuran Frappuccino original.

(http://www.starbucks.com/about-us/company-information/timeline)
Di tahun 1996 Nort American Coffee Partnership, sebuah joint venture antara

Starbucks dan Pepsi-Cola Co, mulai menjual minuman kopi campuran Starbucks

Frappuccino botolan. Pada tahun 2002, minuman kopi Starbucks DobleShot

bergabung ke dalam deretan produk siap minum sebagai bagian dari joint venture

tersebut. Saat ini kopi Starbucks tersedia untuk konsumen-konsumen di supermarket-

supermarket besar didunia.

Pada oktober 1995 Starbucks Coffee dan Dreyer’s Grand ice cream

membentuk sebuah joint ventura untuk menyediakan lini es kopi super premiun. Pada

Juli 1996 Starbucks menjadi merek es krim kopi No. 1 di Amerika Serikat.

(http://www.starbucks.com/about-us/company-information/timeline)

Starbucks Coffee juga memiliki dedikasi yang tinggi dalam menyediakan

tempat bekerja yang kondusif dan nyaman. Setiap partner (sebutan bagi karyawan

Starbucks Coffee) baik yang bekerja secara full time maupun part time selalu

berpartisipasi dalam program pelatihan ekstensif yang memberikan pengetahuan

tentang kopi, produk dan komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan.

Perusahaan menyadari adanya hubungan antara kesuksesan dengan kekuatan dan

kehidupan tempat lingkungan beroperasi. Dalam segala tingkat organisasi, partner

Starbucks berusaha untuk menjadi kontributor yang aktif dari lingkungan. Hal ini

merupakan bagian dari budaya Starbucks Coffee.

Pada tahun 1997 didirikan The Starbucks Foundation dengan kontribusi awal

dari sebagian hasil penjualan buku Howard Schultz “Pour Your Hear Into It”.
Yayasan ini sebagian besar didukung oleh pembiayaan dari Starbucks dan kontribusi

privat. Sejak awal, yayasan ini berhasil memiliki fokus untuk memperbaiki kehidupan

generasi muda melalui pelajaran membaca dengan menggunakan program – program

pendidikan nontradisional. (http://www.starbucks.com/about-us)

Penjabaran diatas merupakan merupakan sejarah Starbucks Coffee secara

global. Sedangkan di Indonesia sendiri, PT. Sari Coffee Indonesia adalah pemegang

hak tunggal untuk memperkenalkan dan memasarkan Starbucks Coffee di Indonesia .

Lisensi Starbucks Coffee yang di pegang PT. Sari Coffee Indonesia dapat di cabut

oleh pemberi lisensi apabila tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tertera

pada kontrak menyangkut hak pendirian dan pengelolaan. Syarat-syarat tersebut

meliputi standarisasi kualitas produk, pelayanan, kebersihan, penematan lokasi,

desain ruangan, peralatan, yang digunakan, startegi pemasaran, laporan keuangan dan

pelatihan pegawai – pegawai yang bekerja di Starbucks Coffee. Khusus bahan dasar

yang digunakan untuk semua produk Starbucks dan perlengkapan – perlengkapan

gerai dari kursi, meja, hingga ornamen – ornamen di dinding harus diimpor dari

Amerika. Bahan dasar yang tidak diimpor hanya susu dan air. Pemegang lisensi

Starbucks minimal harus mendirikan 30 outlet dinegara tempat perusahaan

beroperasi.

PT. Sari Coffee Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT. Mitra Adi

Perkasa. Pada tanggal 17 Mei 2002, Starbucks Coffee membuka kedai pertamanya di

Indonesia. Kedai tersebut berlokasi di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat. Sejak saat itu,
perkembangan pasar Starbucks Coffee di Indonesia melaju dengan pesat. Starbucks

Coffee membuka kedai-kedainya di kota-kota besar di Indonesia, seperti di Bandung,

Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Medan, Bali, Makassar, Manado, dan Malang. Di

Surabaya sendiri, Starbucks Coffee membuka 13 gerai yang terdiri dan terletak pada

9 mall, 1 Rumah Sakit dan area Kampus. Standar kualitas pelayanan dan produk

tetaplah sama seperti standar di kedai Starbucks yang lainnya.

Hingga saat ini (2016) di Surabaya sudah ada 13 cabang s. Namun untuk

selanjutnya, Starbucks Coffee sedang mempertimbangkan untuk membuka cabang

lain di Suarabaya. (http://www.starbucks.co.id/about-us/)

B. Visi dan Misi Starbucks Coffee

Sebagai perusahaan penjual kopi asli dan coffee shop (toko kopi) berkelas di

dunia, Starbucks mengutamakan pelayanan demi kenyamanan pelanggannya serta

menciptakan komunikasi yang efektif antara semua partner dan customer

(pelanggan). Menjadi “third place” bagi para pelanggan merupakan salah satu visi

dan misi Starbucks Coffee.

Perusahaan menginginkan kedai kopinya sebagai tempat ketiga bagi seluruh

pelanggannya setelah rumah dan kantor mereka.

Visi utama Starbucks Coffee adalah menciptakan suatu lingkungan yang

inklusif untuk semua orang dengan perbedaan-perbedaan individu mereka.

Perbedaan-perbedaan ini meliputi hal-hal seperti usia, ras, suku, jenis kelamin,
orientasi seksual, asal-usul kebangsaan, ketidakmampuan (cacat), pendidikan, status

sosial ekonomi, perbedaan geografis dan kebudayaan.

Para partners (sebutan untuk barista yang bekerja di Starbucks) harus dapat

menciptakan komunikasi yang efektif dengan para pelanggan maupun dengan para

partner lainnya, menghargai perbedaan yang ada di dalam masing-masing individu,

tanpa membeda-bedakannya. Sehingga setiap pelanggan yang datang ke dalam

Starbucks Coffee dapat merasakan atmosfir rumah ketiga. berikut:

Beberapa misi Starbucks Coffee secara terperinci adalah sebagai

1. Menyediakan lingkungan kerja yang baik dan sehat serta menjaga sikap

menghargai martabat sesame

2. Memahami dan peduli akan lingkungan hidup dan mengajarkannya kepada

setiap partner

3. Untuk para petani kopi, Starbucks mengusahakan untuk memberikan harga

yang sepadan (fair trade)

4. Menumbuhkan semangat dan menginspirasi setiap orang melalui satu cangkir

kopi, beserta lingkungannya dalam satu waktu yang bersamaan.

Selain itu, terdapat enam prinsip yang menjadi pedoman dalam mengukur

kelayakan keputusan yang akan dibuat dalam manajemen Starbucks Coffee :

1. Menyediakan lingkungan kerja yang baik dan sehat serta menjaga sikap

menghargai martabat sesame


2. Menekankan keragaman dan perbedaan sebagai komponen penting dalam

meningkatkan bisnis

3. Menjalankan standar kualitas terbaik didalam menjaga kesempurnaan

pembelian, pemanggangan, dan proses penghantaran Starbucks Coffee.

4. Mengutamakan kepuasan pelanggan sepanjang waktu

5. Memberikan kontribusi positif kepada perusahaan dan komunitas tempat

perusahaan beroperasi

6. Memahami bahwa keuntungan finansial perusahaan sangat penting sebagai

alat untuk meraih keunggulan bersaing yang berkesinambungan.

Komitmen Starbucks Coffee terhadap lingkungan hidup diwujudkan dengan

memberikan kebijakan untuk menggunakan cup kertas hanya untuk minuman take

away. Sedangkan untuk pelanggan yang membawa tempat minum sendiri ketika

membeli produk minuman maka akan mendapatkan diskon khusus.

(http://www.starbucks.co.id/about-us/mission-statement)

C. Varian Menu di Starbucks Coffee

1. Coffee dan Espresso Classic

a. Espresso : inti sari dari kopi jenis Espresso Roast yang digunakan diselurh

minuman yang disajikan di kedai Starbucks Coffee

b. Cafe Americano : minuman yang memiliki komposisi berisi espresso yang

ditambah dengan air panas


c. Cafe Latte : kopi klasik dengan komposisi espresso yang dicampur dengan

susu panas dengan sedikit foamnya. Terdapat beberapa pilihan tambahan rasa

yaitu vanilla, caramel, hazelnut, dan raspberry

d. Cappucino : menu yang biasanya dipesan oleh para peminum kopi pemula.

Komposisinya espresso dan susu panas beserta busanya, namun tidak seperti

cafe latte busa susu pada minuman cappucino lebih banyak

e. Cafe Mocha : menu minuman yang komposisinya terdiri dari espresso, coklat,

susu panas dengan topping whipped cream.

f. Caramel Macchiato : salah satu menu minuman yang banyak dipesan di

Starbucks Coffee. Komposisinya espresso, susu panas/dingin, sirup vanilla

dengan topping saus caramel

g. Brewed Coffee : kopi hitam yang disiapkan secara khusus setiap harinya

dengan varian jenis kopi yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk

memperkenalkan jenis-jenis biji kopi yang ada di Starbucks Coffee.

2. Cold Beverages

Minuman dingin di Starbucks Coffee dikenal dengan sebutan Frappucino.

Frappucino merupakan minuman ice blend yang bercitarasa kopi, coklat, teh

maupun jus. Jus yang dimaksud bukanlah jus buah segar, melainkan berupa

sirup dari ekstrak buah.


3. The World of Tazo Tea

Selain kopi, coklat dan jus, Starbucks Coffee juga menyediakan berbagai

macam pilihan teh. Menu teh di Starbucks Coffee bernama Tazo Tea. Menu

teh disini berupa teh celup yang siap seduh. Varian jenis dari Tazo Tea

meliputi Chai Tazo Tea, English Breakfast Tea, Passion Tea, Zen Tea, Mint

Blend, Earl Grey, Chamomile Blend dan Vanilla Roiboos Tea.

D. Struktur Perusahaan Starbucks Coffee

Fungsi dari struktur organisasi adalah untuk membagi tugas, wewenang dan

tanggung jawab setiap posisi jabatan secara jelas, sehingga dapat terjadi kerja sama

setiap anggota organisasi tersebut. Selain itu, pembagian tersebut dimaksudkan untuk

menghindari ketimpangan pekerjaan.

Oleh karena itu perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya harus

selalu dilengkapi dengan struktur organisasi perusahaan yang ditetapkan sesuai

dengan kebutuhan. Struktur organisasi yang ditetapkan oleh PT. Sari Coffee

Indonesia mengacu pada bentuk struktur organisasi fungisonal yaitu desain

organisasional yang mengelompokan pekerjaan yang mirip atau berhubungan.

Berikut adalah struktur organisasi dari PT. Sari Coffee Indonesia dan struktur

organisasi di setiap gerai Starbucks Coffee Indonesia :


Sedangkan untuk struktur organisasi Starbucks Coffee Surabaya di Graha Pena:

Bagan Struktur perusahaan Starbucks Coffee Surabaya di Graha Pena

Tabel 4.1

N Jabat Jumlah
o. an Pegawai
1. Store Manager 1

2. Supervisor Store 2

3 Barista Senior 5

4. Barista Junior 8

JUMLAH 16

Sumber : Data Karyawan Tahun 2016 Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya

Dari tabel diatas dapat diketahu bahwa jumlah karyawan Strabucks Coffee

Graha Pena Surabaya. Jumlah Karywan di Strabucks Coffee Graha Pena Surabaya

disesuaikan dengan persentase dan sales jumlah pelanggannya. Jumlah pegawai di


atas adalah jumlah pegawai yang berstatus tetap Strabucks Coffee Graha Pena

Surabaya, tidak termasuk teknisi dan maintenence karena pegawai - pegawai tersebut

adalah tenaga outsourcing dengan status kontrak.

Tingkat pendidikan Karyawan Strabucks Coffee Graha Pena Surabaya juga

bervariasi, mulai dari SMA (Sekolah Menengah Atas) hingga Strata 2 (S2). Dengan

mengetahui tingkat pendidikan setiap karyawan, maka hal tersebut akan memudahkan

perusahaan untuk menetapkan posisi dan jabatan yang sesuai dengan kualitas masing

- masing. Berikut ini adalah tabel jumlah karyawan Strabucks Coffee Graha Pena

Surabaya sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh setiap karyawan :

Tabel 4.2
Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Bulan februari 2016

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1 STRATA 3 0

2 STRATA 2 1

3 STRATA 1 7

4 D3 5

5 D2 0

6 D1 1

7 SMA 2

8 SMP 0

JUMLAH 16
Sumber : Data karyawan Strabucks Coffee Graha Pena Surabaya 2016

Dari data diatas dapat diketahui tingkat pendidikan tertinggi karyawan

Strabucks Coffee Graha Pena Surabaya adalah Strata 2 (S2) yang berjumlah

karyawan sedangkan yang terendah adalah tingkat pendidikan SMA sebanyak 2

karyawan. Tingkat pendidikan terbanyak karyawan Strabucks Coffee Graha Pena

Surabaya adalah Strata 1 sebanyak 7 karyawan. Strabucks Coffee Graha Pena

Surabaya juga memberi kesempatan kepada para karyawan yang ingin melanjutkan

ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, selama itu tidak menggangu tugasnya. Tetapi

untuk karyawan yang ingin melanjutkan pendidikannya ke tingkat lebih tinggi tidak

menjadi tanggungan perusahaan. Semua kebutuhan yang berkaitan dengan

pendidikannya menjadi tanggung jawab masing - masing individu itu sendiri.

E. Logo Starbucks Coffee

Logo asli berasal pada tahun 1971, yang didapatkan dari ukiran kayu Norse

pada abad 16. Gambar tersebut berupa putri duyung dengan dua ekor atau dalam

mitos sering disebut dengan siren. Siren adalah mitologi yang berasal dari Yunani

yang merupakan sosok perempuan menarik dan biasanya berbentuk half-fish/half-

women (perempuan setengah ikan/ putri duyung)


Gambar 5.1 Logo Starbucks Coffee

Logo awal Starbucks Coffee menampilkan siren yang memakai mahkota.

Logo karya Terry Heckled itu mengundang kontroversi karena gambar Siren yang

bertelanjang dada. Logo itu kemudian direvisi dengan menutupi dada siren

menggunakan rambut. Namun hasil revisi tersebut tetaplah mengundang kecaman.

Hingga pada akhirnya logo Starbucks Coffee dimodifikasi dengan menurunkan posisi

gambar siren sehingga yang terlihat hanya wajah dengan sedikit badan siren. Logo

awal yang bertulisan “Starbucks Coffee Tea Spices” pun diganti menjadi

“StarbucksCoffee” saja.

Pada 5 Januari 2011, Starbucks mengumumkan akan mengubah logo

perusahaanya. Dari yang asalnya mencantumkan kata “Starbucks Coffee” hanya akan
menjadi gambar sosok perempuannya saja (Siren). Hal tersebut merupakan perubahan

yang cukup signifikan setelah perubahan logo terakhir pada tahun 1992. Logo harus

memiliki arti dan mudah diingat serta dapat menciptakan opini karena logo

merupakan penyederhanaan dari simbol perusahaan atau produk.

Logo itu ibarat kita mengenakan pakaian. Dengan pakaian, kita ingin

menampilkan siapa diri kita. Itulah yang ingin Starbucks beritahu. Dia

menghilangkan kata “Starbucks coffee” karena Starbucks mulai memperkenalkan

produk baru non-kopi seperti teh, smoothies, makanan, dan juga bisnis musik. Karena

itulah membuat logo baru dirasa sangat perlu oleh Starbucks.

Hal ini diungkap pula oleh CEO Starbucks Howard Schultz di konferensi pers

terkait perubahan logonya itu “Kami selalu menjadi peritel kopi, tapi tidak menutup

kemungkinan kami akan menjual produk lain selain kopi,"

F. Kegiatan Pemasaran yang Dilakukan oleh Starbucks Coffee Surabaya

Starbucks Coffee tidak melakukan kegiatan pemasaran yang besar- besaran

melalui semua media massa. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Starbucks

Coffee sangatlah terfokus dan terbatas. Kita tidak pernah melihat iklan produk

Starbucks Coffee lalu lalang di televisi. Mungkin sekali dua kali kita melihat dalam

film-film box office yang pemerannya sedang memegang cup Starbucks atau sedang

mengunjungi gerai Starbucks.

Hal tersebut merupakan upaya dari Starbucks Coffee company global dalam

melakukan kegiatan promosi produk sekaligus membangun brand image. Starbucks


Coffee Indonesia juga tidak melakukan kegiatan promosi melalui iklan di televisi.

Starbucks Coffee Indonesia sendiri secara berkala bekerjasama dengan salah satu

bank terkemuka di Indonesia yakni Bank BCA, selalu mengadakan promo Buy One

Get One Free atau Upsize. Promo yang diadakan tersebut brelangsung di seluruh

gerai Starbucks Coffee di seluruh Indonesia termasuk di Surabaya.

Media yang digunakan oleh Starbucks Coffee dalam menyampaikan kegiatan

promosi yang sedang berlangsung adalah dengan memasang iklan di koran

(Kompas), iklan radio (Prambors) dan juga melalui akun media sosial dari Starbucks

di Facebook dan Twitter. Selain itu, karena Starbucks Coffee hanya bekerja sama

dengan Bank BCA maka setiap promo yang sedang maupun akan berlangsung akan

tercetak di booklet tagihan kartu kredit BCA.


Gambar 4.2 Promo Buy One Get One

Gambar 4.3 Promo Buy Two for Three

Starbucks Coffee juga sering melakukan kegiatan promosi ketika sedang

terjadi event-event tertentu di Indonesia. Misalnya saja ketika kegiatan pemilu tahun

lalu. Starbucks Coffee mengadakan sebuah kegiatan promosi “Free a cup of café

latte” dimana para konsumen hanya perlu menunjukkan bukti bahwa dia telah

mengikuti kegiatan pemilu lalu akan mendapatkan secangkir kopi susu secara cuma-

cuma. Informasi mengenai kegiatan-kegiatan promosi di event-event khusus tersebut

dishare melalui akun Facebook maupun Twitter dari Starbucks Coffee Indonesia.
Gambar 4.4 Promo Earth Day

Selain itu, Starbucks Coffee juga sering melakukan kegiatan memberi sample

minuman gratis. Seperti halnya yang dilakukan oleh gerai Starbucks Coffee di Graha

Pena Surabaya, hampir setiap dua minggu sekali atau ketika ada menu promo yang

baru, akan dilakukan pembagian minuman secara gratis kepada para pengunjung

Graha Pena Surabaya . Pembagian minuman tersebut merupakan kegiatan direct

promotion yang dilakukan oleh para barista Starbucks Coffee. Dalam memberikan

minumannya tersebut, barista juga menjelaskan komposisi minuman dan kegiatan

promosi yang sedang berlangsung.


B. Data Fokus Penelitian

1. Upaya Yang Dilakukan Strabucks Coffee Graha Pena Untuk

Meningkatkan Kualitas Kinerja Karyawan

Pada dasarnya seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan

kepada yang diharapkan untuk menunjukkan suatu performance yang terbaik yang

bisa ditunjukkan oleh pegawai tersebut, selain itu performance yang ditunjukan oleh

seorang pegawai tentu saja dipengaruhi oleh berbagai fakor yang penting artinya bagi

peningkatan hasil kerja yang menjadi tujuan dari organisasi atau instansi dimana

pegawai tersebut bekerja, Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Store

Manager Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya Bapak Angga Dwi Cahyo, bahwa :

“Kinerja merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam sebuah organisasi


atau perusahaan, terutama Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya yang
bergerak dibidang jasa pelayanan. Seperti yang kita ketahui bersama
Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya juga sangat memntingkan kinerja
karyawan. Oleh karena itu Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya berupaya
semaksimal mungkin untuk dapat meningkatkan kualitas kinerja karyawan
untuk mendongkrak performa karyawan dan juga sales store ini.”
(Wawancara pada tanggal 10 juni 2016)

Peningkatan kualitas kinerja karyawan terhadap store tercermin dalam segala

bentuk kegiatan pembinaan, bimbingan dan penyediaan fasilitas, jasa dan lainnya

yang telah dilakukan Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya. Dengan didukung

pemanfaatan sarana dan prasarana yang berbasis teknologi informasi yang tinggi serta

sumber daya manusia yang handal dan berdedikasi tinggi diharapkan akan mampu

mewujudkan performa store yang memuaskan. Oleh karena itu, dalam upayanya
meningkatkan kualitas kinerja karyawan kepada pelanggan Starbucks Coffee Graha

Pena Surabaya melakukan berbagai upaya melalui :

1. Bidang Kepegawaian

Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya dalam meningkatkan pelayanan dan

khususnya dibidang kepegawaian meliputi peningkatan kualitas Karyawan melalui

learning and development. Peningkatan kedisiplinan karyawan, dan pemenuhan

kesejaterahaan karyawan. Hal tersebut dilakukan untunk mendorong terciptanya

produktivitas karyawan. Apabila produktivitas tinggi, maka kualitas kinerja juga akan

meningkat lebih baik. Hal senada juga diutarakan oleh Store Manger Starbucks

Coffee Graha Pena Surabaya, Bpk. Angga Dwi Cahyo bahwa :

“Upaya penigkatan kualitas kinerja karyawan Starbucks Coffee Graha Pena


Surabaya Barat diawali dengan peningkatan kualitas sumber daya karyawan
melalui learning and development, pembinaan kedisiplinan karyawan, untuk
meningkatkan produktifitasnya. Karena sumber daya karyawan merupakan
hal paling mendasar dari sebuah kinerja. Apabila sumber daya pegawainya
rendah, maka kinerja yang diberikan tidak dapat maksimal. Oleh karena itu,
peningkatan sumber daya karyawan sangatlah penting.”
(Wawancara pada 10 Juni 2016)

Dari keterangan diatas, dapat diketahui bahwa karyawan merupakan aset

penting bagi setiap perusahaan. karyawan yang berkualitas akan sangat mendukung

keberhasilan suatu perusahaan. Seperti yang telah dijabarkan diatas, bahwa demi

terciptanya sebuah kinerja yang berkualitas, harus diimbangi dengan kemampuan

sumber daya karyawan yang berkualitas pula. Oleh karena itu, langkah dasar yang

ditempuh Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya sebagai upaya peningkatan kualitas

kinerja adalah melalui bidang kepegawain dengan jalan :


1. Meningkatkan Kualitas Karyawan

Bapak Shendy Saghita, bagian HRD Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya

mengungkapakan bahwa :

“Setiap karyawan mempunyai kualitas kemampuan yang berbeda - beda. Ada


yang produktivitasnya tinggi dan ada juga yang produktivitasnya yang biasa -
biasa saja, untuk itu diperlukan keseimbangan. Tapi memang kualitas yang
sudah ada tersebut perlu dikembangakan melalui training agar kemampuan
yang dimiliki karyawan sesuai dengan perkembangan sehingga karyawan –
karyawan tersebut tidak ketinggalan dan tetap berkualitas.”
(Wawancara tanggal 12 Juni 2016)

Langakah yang ditempuh Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya guna

meningkatkan kualitas para karyawan adalah dengan melalui training, dan

peningkatan kapasitas karyawan. Pendidikan dan learning and development

mempunyai tujuan untuk memelihara, meningkatkan kecakapan karyawan, baik

karyawan lama maupun karyawan baru. Untuk lebih jelasnya tentang jenis - jenis

program traning, learning and development yang ada di Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya, adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3
Learning and
Development
Starbucks Coffee Graha
Pena Bulan Juli Tahun
2016
N Jenis Learning and Development Jumlah peserta Waktu (Hari)
O
1 District Manager Training Program 1 2

2 Retail Management Training Program 1 2

3 Shift Supervisior Training Program 2 2

4 Barista Basic Training Program 4 7


5 District Coffee Master 1 1

6 District Coffee Meeting (DCM) 2 1

7 Coffee Class 5 1

Sumber : Data base Basic Training Starbucks Coffee Graha Pena 2016

Waktu pelaksanaan program Learning and Development Starbucks Cofee

Graha Pena telah terjadwal sebelumnya. Umunnya Learning and Development

dilaksanakan setiap kebutuhan Store dianggap diperlukan. Para peserta Learning and

Development juga sudah ditentukan sehingga semua karyawan dapat mengikuti

Learning and Development. Hal tersebut diungkapkan oleh Bpk. Shendy Sagita,

bagian HRD Strabucks Coffee Graha Pena bahwa :

“Waktu pelaksanaan Learning and Development sudah terjadwal setiap tahun.


Pesertanya juga sudah terjadwal, sehingga pegawai bisa mengikuti Learning
and Development sesuai dengan konsentrasi tugasnya. Dengan adanya
kegiatan Learning and Development ini diharapkan karyawan yang kurang
menguasai bidang pekerjaanya akan lebih bisa menguasai pekerjaanya.
Sehingga dapat memberikan kinerja yang terbaik kepada pelanggan. Jangka
waktu pelaksanaanya Learning and Development juga tidak tergantung jenis
Learning and Development.” (Wawancara tanggal 12 Juli 2016)

Dengan adanya Learning and Development tersebut diharapkan dapat

menambah wawasan, pengalaman, pengetahuan serta keterampilan karyawan. Selain

itu, diharapkan pula dengan adanya Learning and Development karyawan Starbucks

Graha Pena akan mampu berfikir secara rasional, inovatif, memiliki wawasan yang

luas dalam melaksanakan pekerjaan serta dapat mengatasi masalah yang terjadi di

Starbucks Coffee Graha Pena.


2. Pembinaan Disiplin Karyawan

Kedisiplinan karyawan juga merupakan salah satu kunci untuk menunjang

keberhasilan sebuah perusahaan dalam kualitas kinerja karyawan. Apabila karyawan

tidak memiliki tingkat kedisiplinan yang baik, maka operasional store juga tidak

dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, setiap perusahaan meimiliki aturan -

aturan tersendiri untuk tetap menjaga kedisiplinan para karyawan. Tetapi walaupun

sudah ada peraturan - peraturan yang tertulis, teteap saja masih ada`pelanggaran kecil

yang terjadi, seperti masih ada yang terlambat dengan berbagai macam alasan, selain

itu juga ada pegawai yang keluar pada saat jam kerja. Tetapi seperti keterlambatan

masih ada toleransi asal keterlambatan tidak lebih dar 5 - 10 menit, sedangkan untuk

karyawan yang keluar pada saat jam kerja juga, kecuali untuk urusan tugas

perusahaan. Hal senada juga diungkapkan oleh Bpk Shendy Saghita bagian HRD

Stabucks Coffee Graha Pena Surabaya bahwa :

“Setiap perusahaan meimilki peraturan - peraturan sendiri untuk tetap bisa


menjaga tingkat kedisiplinan para karyawannya. Apalagi perusahaan yang
bergerak di bidang pelayanan seperti Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya.
Tetapi memang terkadang masih ada beberapa karyawan yang melakukan
pelanggaran, tapi ya masih dalam batas wajar karena yang diperbuat bukan
pelanggaran yang fatal. Misalnya saja pada tingkat kehadiran karyawan masih
ada yang terlambat beberapa menit, asal tidak terlambat lebih dari 5 - 10
menit itu masih di toleransi.” (Wawancara pada tanggal 12 Juli 2016)

Hal - hal inilah yang sangat mempengaruhi kinerja karyawan dan juga dapat

menjadi penyebab ketidaklancaran pelaksanaan tugas - tugas pekerjaan. Hal tersebut

dikarenakan tidak efektif dan efesiensinya dalam pengelolaan persusahaan secara

keseluruan yang mengakibatkan ketidakadilan dan ketidakseimbangan dalam


pengaturan tugas pekerjaan. Selain itu, hal - hal tersebut juga berpengaruh pada

karyawan itu sendiri. Ada karyawan yang benar - benar disiplin ada yang kurang

disiplin sehingga hal tersebut mempengruhi proses kerjasama antar karyawan. Untuk

menyeimbangka keadaan tersebut, Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya juga

menerapkan adanya sanksi bagi karyawan yang melanggar peraturan. Beratnya sanksi

tergantung pada jenis pelanggaran yang dilakukan. Dengan adanya sanksi tersebut

diharapkan dapat lebih menungkatkan tingkat kedisiplinan para karyawan. Hal

tersebut diungkapkan Bpk Shendy Saghita bagian HRD Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya bahwa :

“Setiap karyawan memiliki karakter yang berbeda, ada yang tingakt


disiplinnya rendah ada`pula yang tingkat disiplinnya rendah. Untuk
menyeimbangkan hal tersebut Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya
menerapkan adanya sanksi kepada pegawai yang melanggar aturan tersebut.
Beratnya sanksi tergantung kepada jenis pelanggaran yang dilakukan. Hal
tersebut bertujuan untuk meningkatkan tingkat kedisiplinan para karyawan
dan agar pegawai yang pernah melakukan pelanggaran tdiak mengulanginya
lagi.” (Wawancara pada tanggal 12 Juli 2016)

lain yang dilakukan Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya adalah melalui

pelaksanaan latihan prajabatan, juga pelaksanaan absensi karyawan yang dilakukan

pada jam masuk dan jam keluar dengan menggunkaan finger print. Absensi dengan

cara ini karyawan yang tidak masuk akan ketahuan selain itu karyawan juga tidak

bisa menitipkan absen karena sidik jari tiap karyawan beda - beda. Pada akhir jam

shift tersebut akan direkapitulasi. Dengan cara ini diharapkan tingkat kedisiplinan

karyawan akan terus dapat terjaga seperti yang Usaha diungkapkan Bpk Shendy

Saghita bagian HRD Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya bahwa :


“Proses absensi karyawan sudah tidak manual lagi seperti dulu. Sekarang
absensinya sudah menggunakan finger print.Absensi dengan cara itu sangat
efektif, pegawai juga tidak bisa menititipkan absen kepada karyawan lain.
Karena setiap sidij jari tiap karyawan tidak sama. Setiap akhir jam kerja akan
direkap dan setalah akhir bulan dapat diketahui ada atau tidak karyawan yang
sering tidak masuk terutama yang tanpa alasan. Oleh karena itu, sistem
absensi seperti ini dapat membantu meningkatakan tingkat kedisplinan para
karyawan.” (Wawancara pada tanggal 12 Juli 2016)

3. Pemeliharaan Kesejaterahan karyawan

Dalam sebuah organisasi, kesejaterahaan karyawan merupakan hal yang

sangat penting. Karena apabila kesejaterahaan karyawan terpenuhi, diharapkan hal

tersebut akan dapat membantu menumbuhkan semangat kerja yang tinggi pada

karuyawan tersebut. Upaya yang dilakukan Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya

dalam memnuhi kesejaterahaan karyawannya adalah :

a. Pemberian Gaji

Pemberian gaji di Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya dilakukan setiap

bulan. Besarnya gaji pada setiap karyawan tidak sama, tergantung pada tingkat

golongan dan jabatannya. Penerapan gaji pada Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya berbeda dengan ketentuan pada Pegawai Negeri Sipil (PNS). Besarnya gaji

karyawan ditentukan dengan rumusan : Gaji Pokok x Koefesien Gaji + intensiv.

Sedangkan koefesien gaji yang menentukan adalah Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya.

b. Pemberian Apprasial (penilaian)

Pemberian apprasial tersebut diberikan kepada`karyawan dengan tujuan untuk

menghargai hasil karya dan jasa serta pengabdian dan prestasi yang telah diberikan
kepada Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya. Penghargaan atau penilaiaan

diberikan kepada karyawan yang telah memiliki pengabdian dan kesetiaan yang

cukup lama kepada persusahaan. Hal tersebut diungkapkan Bpk Shendy Shagita

bagian HRD Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya bahwa :

“Penghargaan yang diberikan oleh Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya


ditujukan untuk memotivasi karyawan agar kualitas kerjanya semiakin
meingkat. Penghargaan yang diberikan adalah untuk menghargai prestasi
kerja dan pengabdian yang diberiakan karyawan kepada perusahaan.
Penghargan akan diberikan setelah 2 tahun bekerja dalam tahuanan sebelum
hari raya. Biasanya penghargaan yang diberikan berupa sertifikat atau uang.”
(Wawancara oada tanggal 12 juli 2016)

c. Tunjangan Pensiun

Selain pemberian gaji pokok dan pemberrian penghargaan, Starbucks Coffee

Graha Pena Surabaya juga memberikan tunjangan pensiun kepada para pegawainya.

Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya memberi pensiun kepada pegawainnya yang

telah mencapai usia 55 tahun. Adapun ketentuan jumalah uang pensiun sebesar 75%

x dasar pensiunan pokok. Hal ini berlaku apabila kerja pegawai yang pensiun telah

mencapai lebih dari 25 tahun. Sedangkan untuk pegawai yang tidak mencapi 25 tahun

maka besarnya prosentasenya kurang dari 75%. Menurut Bpk Shendi Sagita bagian

HRD Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya menyatakan bahwa :

“Besarnya jumlah tunjangan pensiun antara karyawan antara satu dengan


yang lain memang berbeda. Hal tersebut tergantung pada tingakat/golongan
dan masa kerja yang telah dicapai oleh karyawan tersebut. Masa kerja
memang mempengaruhi karena hal tersebut juga mempangaruhi pada prestasi
kerja yang telah diberikan kepada`perusahaan.” (Wawancara tanggal 12 juni
2016)
d. BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan

Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya tidak hanya memberikan tunjangan

kepada para karyawan, tetapi juga memberikan tunjangan BPJS Kesehatan dan BPJS

Ketenagakerjaan. Pemberian tunjungan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan

tersebut tidak hanya diberikan kepada pegawai Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya saja, tetapi kepada seluruh anggota keluarga pegawai khusus BPJS

kesehatan dikarenakan BPJS Ketenagakerjaan sifatnya personal untuk karyawan.

Bentuk dari BPJS Kesehatan berupa pembiayaan pengobatan selama bersangkutan

sakit, semua ditanggung perusahaan. Besarnya tunjangan yang diberiakan antara

karyawan yang satu dengan yang lain juga tidak sama, didasarkan pada tingkatan

jabatan karyawan. Karena perusahaan belum meimiliki poliklinik dan tim medis

sendiri, maka ditunjuk rumah sakit, puskesmas atau doctor sesuai faskes yang

disediakan oleh BPJS kesehatan untuk melayani gangguan - gangguan kesehatan

yang dialami karyawan perusahaan maupun anggota keluarga. Dengan adanya

tunjangan kesehatan ini diharapkan karyawan memiliki kesehatan yang baik sehingga

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik pula. Sedangkan BPJS ketenagakerjaan

sifatnya lebih ke personal karyawan terdapat 3 program yang diajukan Starbucks

Coffee Graha Pena Surabaya untuk mengcover karyawan jika ada kendala selama

perjalanan sampai pulang kerja, yaitu JKM (Jaminan Kematian), JKK (Jaminan

Keselamatan Kerja) dan JHT (Jaminan Hari Tua). Hal senada diungkapkan Bpk.

Shendi Sagita bagian HRD Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya bahwa :
“Kesehatan pegawai sangat penting karena dapat mepengaruhi kinerja perusahaan.
Oleh karena itu, diberikan juga tunjangan BPJS kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
kepada karyawan dan anggota keluarganya, khusus BPJS Ketenagakerjaan sifatnya
lebih ke personal. Tunjangan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan ini
besarnya juga tidak sama antara karyawan satu dengan karyawan lainnya. Tetapi
diupayakan tunjangan yang diberikan kepada karyawan dan anggota keluarga yang
sakit ini dapat diberikan sampai mereka sembuh.” (Wawancara pada tanggal 12 juli
2016)

e. Tunjangan Intensif

Tunjangan insentif di Starbucks Coffee Graha Pena ini didasarakan dalam

performa store yang bersangkutan jadi besarnya insentif tambahan ini berdasarkan

achievement store tersebut, ada 2 katagori yang ada di Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya yaitu, Customer Voice dan Sales store. Dan apabila gaji pokok keluar pada

tanggal 28 di tiap bulannya, gaji intensif ini keluar di tanggal 15 tiap bulannya.
C. Analisa Data
1. Upaya Yang Dilakukan Starbucks Coffee Graha Pena Untuk Meningkatkan
Kualitas Kinerja Karyawan
Peningkatan kualitas kinerja karyawan oleh Strabucks Coffee Graha Pena

Surabaya diawalai dari bidang kepegawaian dimana karyawan merupakan unsur

terpenting dari suatu proses performa store. Oleh karena itu, kompetensi kinerja

karyawan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian,

keterampilan, sikap dan prilaku yang dibutuhkan. Menurut data yang ada jumlah

karyawan teteap yang dimiliki oleh Strabucks Coffee Graha Pena Surabaya sebanyak

16 karyawan terdiri dari 3 PIC (Partner In Charge) yaitu 1 Store Manager, 2

Supervisior dan 13 karyawan atau Barista di outlet tersebut. Tentunya dengan jumlah

karyawan yang dimiliki tersebut dapat menjadi aset bagi Starbucks Coffee Graha

Pena Surabaya untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada setiap

pelanggan. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya harus tetapmemperhatikan aspek mendasar dari setiap karyawan dan juga

harus mampu menumbuhkan motivasi yang tinggi pada setiap individu karyawan

agar tetap dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Langkah - langkah yang dapat ditempuh Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya antara lain untuk mewujudkan kompetensi karyawan adalah dengan cara :

a. Meningkatkan Kualitas Karyawan.

Meningkatkan kualitas karyawan memang sangat perlu dilakukan oleh setiap

perusahaan, mengingat kemampuan yang dimilki oleh satiap karyawan tidaklah sama.
Peningkatan kemampuan karyawan ini perlu dilakukan oleh Starbucks Coffee Graha

Pena Surabaya untuk dapat mendukung upaya perusahaan yang ingin terus

meningkatkan kualitas pelayanannya kepada pelanggan. Apabila upaya - upaya yang

tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai, maka hal

tersbut akan sia - sia. Dalam rangka meningkatkan kualitas karyawan maka yang

paling sering dilakukan oleh Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya adalah

melakukan learning and development. Melalui learning and development, kualitas

pegawai dapat ditingkatkan baik itu tentang pengetahuanm kecakapan, keahlian

maupun mental. Learning and Development ini tidak hanya diperuntukkan bagi

pegawai tertentu bagi semua karyawan.

Upaya yang dilakukan oleh Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya daam

meningkatkan kualitas karyawan melalui learning and development adalah dengan

mengirimkan para karyawan untuk mengikuti learning and development yang

diselenggarakan oleh Starbucks Coffee Indonesia. Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya melakukan learning and development setiap 3 bulan dan karyawan yang

akan mengikuti learning and development juga telah dijadwal sehigga tiap karyawan

akan dapat mengikuti diklat untuk menambah dan meningkatkan pengabdian,

kemampuan dan keteramplian pelayanan secara teknik maupun non teknik kepada

pelanggan.

Ditinjau dari tingkat pendidikan karyawan yang ada di Starbucks Coffee

Graha Pena Surabaya pada tabel 3, jumalah karyawan dengan tingkat pendidikan
SMA (Sekolah Menengah Atas) adalah 1 pegawai, kemudian disusul dengan pegawai

yang memiliki tingkat pendidikan Strata 1 (S1) sebanyak 7 pegawai dan yang paling

sedikit adalah pada tingkat Strata 2 (S2) yang berjumlah 1 pegawai. Melihat kondisi

ini, nampaknya karyawan yang ada belum cukup memadai untuk mengelola

perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan tersebut. Karena sebagaian besar

pegawai masih memiliki tingkat pendidikan SMA yang berjumlah 40 karyawan. Hal

tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya dalam hal memberikan kecepatan pelayanan serta dalam menyelesaikan

suatu tugas maupun mengatasi adanya permasalahan yang timbul dalam perusahaan.

Untuk mengatasai adanya kesenjangan dalam tingkat pendidikan karyawan

tersebut, Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya memberikan kesempatan kepada

para karyawan yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi

selama itu tidak menggangu pekerjaanya. Hal tersebut dilakukan juga sebagai upaya

meningkatkan kualitas pelaynan kepada pelanggan.

Usaha yang dilakukan oleh Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya untuk

meningkatkan kualitas sumber daya karyawan memang harus seimbang. Tingkat

pendidikan memang tidak menjamin sesorang mempunyai keterampilan yang lebih,

begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu dilakukan learning and development untuk

meningkatkan kemampuan karyawan secara teknis dan pengetahuan. Keleluasaan

yang diberikan oleh Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya kepada karyawan yang

ingin melanjutkan pendidikannya juga merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas


karyawan, karena melalui tingkat pendidikan juga mempengaruhi pengetahuan dan

cara berfikir seseorang dalam mengambil keputusan terhadap suatu masalah. Jadi

dengan kata lain, antara pengetahuan dan keterampilan haruslah seimbang agar dapat

mlaksanakan tugasnya dengan baik.

b. Pembinaan Disiplin Karyawan

Selain keampuan dan kualitas karyawan yang terus dikembangkan oleh

Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya, disiplin karyawan juga perlu ditingkatkan

karena apabila karyawan Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya memiliki tingkat

disiplin yang rendah akan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Dalam rangka

membina perilaku dan sikap karyawan yang mendukung terciptanya pelayanan yang

berkualitas, maka Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya berupaya untuk senantiasa

memelihara kedisiplinan karyawan. Dari hasil yang selam ini sudah dilakukan

menunjukan bahawa tingkat kedisiplinan karyawan sudah bagus, khususnya

berkenaan dengan jam masuk dan pulang kantor.

Disamping usaha tersebut diadakan juga penegakan karyawan melalui absensi

dan jam kerja yang semuanya diperuntukkan agar pegawai benar - benar dapat

mempertanggung jawabkan segala tindakannya. Adanya batasan - batasan yang jelas

antara hak dan kewajiban dari karyawan yang harus dipenuhi membuat para

karyawan lebih disiplin dalam melaksanakan pekerjaan yang dipikulnya. Melalui

disiplin yang tinggi maka pelaksanaan suatu aturan dapat mencapai maksudnya dan
dapat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak dengan ketentuan bahwa aturan itu

dibuat setelah memepertimbangkan asas keadilan dan bermanfaat bagi kepentingan

umum.

c. Pemeliharaan Kesejaterahan Karyawan

Selain upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kedisiplinan

karyawan, usaha lain yang juga dilakukan adalah memelihara kesejaterahan

karyawan. Untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan maka usaha

menciptakan kondisi kerja yang dapat membuat karyawan mersa tenang dan betah

dalam bekerja adalah dengan memebrikan kesejaterahan kepada para karyawan.

Kesejaterahan yang diberikan kepada pegawai harus berasaskan pada kualitas dan

berpedoman kepada peraturan pemerintah serta berasakan atas kemampuan

perusahaan.

Bagaimanapun bentuk suatu perusahaan, sudah pasti tidak akan

mengabaiakan kesejaterahan para karyawannya, karena kesejaterahan karyawan

merupakan alat untuk dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja agar lebih

produktif dan menimbulkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Starbucks

Coffee Graha Pena Surabaya dalam usahanya meningkatkan kesejaterahan karyawan

juga memberikan berbagai macam fasilitas kepada para karyawannya yaitu gaji tetap,

tunjangan pensiun, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan penghargaan.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70

Dengan terpenuhinya kesejaterahan karyawan, maka akan tercipta

ketenangan, semangat kerja yang tinggi, deidikasi dan sikap loyal karyawan terhadap

perusahan tempatnya bekerja, selain itu pegawai akan merasakan keberadaan dirinya

sebgai manusia seutuhnya dan bukan sebagai salah satu faktor produksi yang dapat

diekslpotasi. Salah satu tujuan Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya adalah

meningkatkan pelayanan kepada pelanggan disamping memperoleh laba dan

keutungan. Keduanya merupakan aset penting dalam menjaga kelangsungan hidup

suatu perusahan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan adalah kinerja dan

produktivitas karyawan. Setiap organisasi atau instansi dalam melaksanakan program

yang diarahkan selalu berdaya guna untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu

caranya adalah meningkatkan kinerja karyawan.

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

karyawan sehingga mereka mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi

kontribusi kepada instansi atau organisasi termasuk pelayanan kualitas yang

disajikan. Strategi peningkatan kinerja adalah cara perusahaan untuk meningkatkan

kinerja karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Pengertian kinerja lainnya dikemukakan oleh Payaman Simanjuntak (2005:1)

yang mengemukakan

Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.


Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing
individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.”

Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu

organisasi dimana orang-orang atau karyawan tersebut memberikan tenaga, bakat,

kreativitas, dan usaha mereka kepada organisasi. Oleh karena itu, manusia merupakan

71
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72

salah satu faktor penentu keberhasilan dalam suatu organisasi karena manusia

memberikan kontribusi terbesar dibandingkan dengan faktor-faktor yang lain.

Jadi untuk mendapatkan tenaga kerja atau karyawan yang cakap, maka bagian

SDM dalam suatu perusahaan harus mengadakan penarikan tenga kerja atau

karyawan secara selektif agar sesuai dengan job description dan job specification.

Pimpinan perusahaan juga harus dapat membina, mengkoordinasikan dan

mengarahkan karyawan sesuai dengan tujuan perusahaan.

Hal ini sangat diperlukan karena tidak semua karyawan baru secara langsung

dapat sesuai dengan kebutuhan. Mereka harus dilatih agar dapat mengerjakan

pekerjaannya dengan efektif. Untuk meningkatkan kinerja para karyawan, pimpinan

perlu mengadakan latihan dan pengembangan karyawan karena itu juga merupakan

suatu cara efektif untuk menghadapi beberapa tantangan yang dihadapi oleh banyak

perusahaan.

Starbucks adalah sebuah perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global asal

Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle, Washington. Starbucks menjual

minuman panas dan dingin, biji kopi, salad, sandwich panas dan dingin, kue kering

manis, camilan, dan barang-barang seperti gelas dan tumbler. Melalui divisi

Starbucks Entertainment dan merek Hear Music, perusahaan ini juga memasarkan

buku, musik, dan film. Banyak di antara produk perusahaan yang bersifat musiman

atau spesifik terhadap daerah tempat kedai berdiri. Es krim dan kopi Starbucks juga

dijual di toko grosir


Permasalahan kinerja ini juga terjadi kepada Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya perusahaan dibidang Food and Beverge asal Amerika Serikat yang

membuka salah satu cabangnya yang ada di Indonesia tepatnya di Surabaya

Berdasarkan hasil wawancara dengan HRD Starbucks Surabaya yaitu Bapak

Shendy Shagita pada hari Senin 15 Februari 2016 maka diperoleh informasi bahwa

ternyata menurut HRD Starbucks Surabaya yaitu Bapak Shendy Shagita,

mengungkapkan bahwa :

“dalam proses pelaksaanya dalam operasional, masih banyak karyawan belum


bisa mengimplementasikan standart yang dimiliki perusahaan. Masih banyak
human error pada saat operasional. Karyawan masih belum biasa secara
gamblang menjalankan SOP, sehingga kinerja store dalam proses operasional
sehari – hari tidak berjalan dengan Standart Operasional Pekerjaan (SOP)
yang Starbucks miliki.” (wawancara pada tanggal 15 Februari 2016)

Strategi peningkatan kualitas kinerja karyawan di Starbucks Coffee Graha

Pena Surabaya adalah pemberian motivas kepada karyawan, apabila ada peningkatan

kerja maka karyawan diberi tugas untuk mengikuti learning and development

program dan apabila setelah mengikuti diklat karyawan ada peningkatan kinerja

maka karyawan akan diberikan promosi. Pelatihan dan pengembangan di Starbucks

Surabaya salah satunya berupa learning and development program yang mempunyai

manfaat karier jangka panjang yang akan membantu karyawan untuk tanggung jawab

lebih besar di waktu yang akan datang.

Peningkatan kualitas kinerja karyawan terhadap store tercermin dalam segala

bentuk kegiatan pembinaan, bimbingan dan penyediaan fasilitas, jasa dan lainnya

yang telah dilakukan Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya. Dengan didukung
pemanfaatan sarana dan prasarana yang berbasis teknologi informasi yang tinggi serta

sumber daya manusia yang handal dan berdedikasi tinggi diharapkan akan mampu

mewujudkan performa store yang memuaskan. Oleh karena itu, dalam upayanya

meningkatkan kualitas kinerja karyawan kepada pelanggan Starbucks Coffee Graha

Pena Surabaya melakukan berbagai upaya melalui :

1. Bidang Kepegawaian

Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya dalam meningkatkan

pelayanan dan khususnya dibidang kepegawaian meliputi peningkatan kualitas

Karyawan melalui learning and development. Peningkatan kedisiplinan karyawan,

dan pemenuhan kesejaterahaan karyawan. Hal tersebut dilakukan untunk mendorong

terciptanya produktivitas karyawan.

Langakah yang ditempuh Starbucks Coffee Graha Pena Surabaya guna

meningkatkan kualitas para karyawan adalah dengan melalui training, dan

peningkatan kapasitas karyawan. Pendidikan dan learning and development

mempunyai tujuan untuk memelihara, meningkatkan kecakapan karyawan, baik

karyawan lama maupun karyawan baru. Untuk lebih jelasnya tentang jenis - jenis

program traning, learning and development yang ada di Starbucks Coffee Graha Pena

Surabaya, adalah sebagai berikut :


Tabel 5.1
Learning and Development
Starbucks Coffee Graha Pena
Bulan Juli Tahun 2016
N Jenis Learning and Development Jumlah peserta Waktu (Hari)
O
1 District Manager Training Program 1 2

2 Retail Management Training Program 1 2

3 Shift Supervisior Training Program 2 2

4 Barista Basic Training Program 4 7

5 District Coffee Master 1 1

6 District Coffee Meeting (DCM) 2 1

7 Coffee Class 5 1

Sumber : Data base Basic Training Starbucks Coffee Graha Pena 2016

Waktu pelaksanaan program Learning and Development Starbucks Cofee

Graha Pena telah terjadwal sebelumnya. Umunnya Learning and Development

dilaksanakan setiap kebutuhan Store dianggap diperlukan. Para peserta Learning and

Development juga sudah ditentukan sehingga semua karyawan dapat mengikuti

Learning and Development.

2. Pembinaan Disiplin Karyawan

Kedisiplinan karyawan juga merupakan salah satu kunci untuk

menunjang keberhasilan sebuah perusahaan dalam kualitas kinerja karyawan. Apabila

karyawan tidak memiliki tingkat kedisiplinan yang baik, maka operasional store juga
tidak dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, setiap perusahaan meimiliki aturan

- aturan tersendiri untuk tetap menjaga kedisiplinan para karyawan.

3. Pemeliharaan Kesejaterahan karyawan

Dalam sebuah organisasi, kesejaterahaan karyawan merupakan hal

yang sangat penting. Karena apabila kesejaterahaan karyawan terpenuhi, diharapkan

hal tersebut akan dapat membantu menumbuhkan semangat kerja yang tinggi pada

karuyawan tersebut.

a. Pemberian Gaji

b. Pemberian Appraisal

c. Tunjangan Pensiun

d. BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan

e. Tunjangan Insentif

B. Saran

1. Untuk Proses Recuitment karyawan harus memasang standart tinggi lagi agar

sesuai dengan kretiria yang terdapat, tidak hanya proses interview saja, akan

tetapi dengan test contohnya, potensi akademik, psikotes, dsb

2. Untuk meminimalisir kesalahan kepada customer, pihak Stabucks tidak hanya

memperkuat teori saja tetapi hendak juga dilakukan customer connection

secara continue terhadap karyawan agar bisa mengelan lebih jauh selera

pelanggan yang akan dating ke store


3. Untuk masalah pendidikan terkahir juga harusnya di batasi, karena

kebanyakan pola pikir anak usia muda khususnya fresh graduate SMA / SMK

masih belum berfikir secara open minded. minimal D3 atau di atasnya, bisa

juga lulusan perhotelan atau experience di bidang coffe shop karena ini

menyangkut good services di bidang hospitality khususnya

4. untuk proses learning and development harus di adakan secara continue agar

apabila terjadi regenerasi atau pada saat turn over karywan tinggi bisa ter back

up dengan baik, agar tidak terjadi ketimpangan antara senior dengan junior.

5. Selalu update dengan program program menyangkut kinerja karyawan pada

umunya agar tidak tertinggal dengan starbucks yang terdapat di luar negeri.
LAMPIRAN : Pedoman Wawancara

1. Pedoman Wawancara

1) Bagaimana gambaran umum dari Starbucks Graha Pena Surabaya yang

meliputi :

a. Sejarah

b. Visi dan Misi

2) Bagaimana struktur organisasi karyawan Starbucks Graha Pena Surabaya?

Serta apa saja tugas dan fungsinya?

3) Berapa jumlah karyawan yang dimiliki oleh Starbucks Graha Pena Surabaya?

Serta bagaimana dengan tingkat pendidikan dari para karyawan tersebut?

4) Upaya apa saja yang dilakukan oleh Starbucks Graha Pena Surabaya dalam

meningkatkan kualitas kinerja karyawan?

5) Metode - metode pelatihan dan pengembangan apa saja yang dilakukan

Starbucks Surabaya untuk meningkatkan kualitas kinerja karyawan?

6) Bagaimana struktur organisasi kepegawaian dari Starbucks Graha Pena

Surabaya? Serta apa saja tugas dan fungsinya?

7) Berapa jumlah pegawai yang dimiliki oleh Starbucks Graha Pena Surabaya?

Serta bagaimana dengan tingkat pendidikan dari para karyawan tersebut?

8) Upaya - upaya apa saja yang dilakukan oleh Starbucks Graha Pena Surabaya

dalam meningkatkan kinerja karyawan?

9) Bagaimana upaya untuk mengetahui kendala - kendala tersebut?


A. Bidang kepegawaian :

a) Meningkatkan Kualitas Karyawan :

 Upaya apa saja yang dilakukan Starbucks Graha Pena

Surabaya untuk meningkatkan kualitas karyawan? Apakah

hanya melalui learning and development saja?

 Apa tujuan dari learning and development t tersebut?

 Kapan pelaksanaan learning and development karyawan

Starbucks Graha Pena Surabaya?

 Bagaiman proses pelaksanaanya?

 Program learning and development apa saja yang ada di

Starbucks Graha Pena Surabaya?

 Berapa lama waktu pelaksanaan learning and development

tersebut?

 Kendala apa saja yang dihadapi dalam upaya peningkatan

kualitas kinerja karyawan tersebut? Serta bagaiman cara

mengatasinya?

b) Pembinaan Disiplin Karyawan :

 Untuk dapat mengetahui tingkat kedisiplinan karyawan, salah

satunya adalah melalui absensi. Bagaimana pelaksanaan

absensi di Starbucks Graha Pena Surabaya? Apakah hanya

melalui absensi fingerprint?


 Apakah sampai saat ini masih terdapat pelangaran -

pelanggaran yang berkaitan dengan kedisiplinan karyawan?

 Upaya apa saja yang dilakukan oleh Starbucks Graha Pena

Surabaya dalam meningkatkan disiplin karyawan?

 Sanksi apa saja yang diberikan kepada para karyawan yang

melakukan pelanggaran?

 Kendala apa saja yang dihadapi dalam upaya meningkatkan

kedisiplinan karyawan? Langka apa saja yang diambil untuk

mengatasi kendala tersebut?

c) Pemenuhan Kesejaterahan Karyawan :

 Langkah - langkah apa saja yang diambil oleh Starbucks Graha

Pena Surabaya sebagai upaya pemenuhan kesejaterahan

karyawan?

 Pemberian gaji  Apa saja yang membedakan besarnya gaji

antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain?

 Tunjangan Pensiun?

 Pemberian penghargaan  Apakah ada`penghargaan yang

diberikan kepada karyawan yang telah memiliki prestasi kerja

yang baik atau kepada karyawan yang telah memiliki masa

kerja dan pengabdian yang lama? Berupa apa penghargaan

tersebut?
 Tunjangan Kesehatan untuk karyawan?
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pembahasan. Jakarta:


Bhineka Cipta.

Efendi, Marihot Tua. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Grasindo.

Veithzal Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari
Teori Ke Praktik. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu. 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksara.

Keraf, Gorrys. 2001. Komposisi. Flores: Nusa Indah.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Perusahaan.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Marzuki. 2002. Metodelogi Riset. Yogyakarta: BPFE – EUII.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:


PT. Rineke Cipta.

Sulistiyani, Ambar. T dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumarni, Murti dan John Soeprihanto. 2000. Pengantar Bisnis. Yogyakarta:


Liberty.

Sedarmayanti, 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:


Mandar Maju

Website / Internet :

http://www.starbucks.com/about-us/our-heritage

http://www.starbucks.com/about-us/company-information
http://www.starbucks.com/about-us/company-information/timeline

http://www.starbucks.com/about-us

http://www.starbucks.co.id/about-us/mission-statement)

Anda mungkin juga menyukai