Anda di halaman 1dari 38

4/2/2020

PERENCANAAN
SAMBUNGAN BAUT
SI-3215 Struktur Baja

Sambungan Baut

1
4/2/2020

Tipe Pemasangan Baut


Ada 3 tipe pemasangan baut:
Snug-tight – artinya baut dikencangkan sekencang mungkin.
Pretension – artinya setelah baut dikencangkan dalam kondisi snug-
tight, kemudian pengencangannya ditambah hingga memberikan
tegangan tarik pada baut, lebih-kurang 70% dari kuat tarik minimum
baut.
Slip-critical joints – mirip dengan pretension, bedanya adalah
permukaan kontak antar komponen yang disambung diperlakukan
secara khusus. Sambungan ini diperlukan jika sambungan menerima
gaya tarik dan gaya geser.
Untuk kondisi pretension dan slip-critical joints, harus
disebutkan secara jelas pada gambar desain

Pemasangan Baut Tipe Pretension/Slip-critical


Metode yang digunakan untuk pemasangan pretension/slip-
critical:
Turn-of-the-Nut – setelah baut dikencangkan snug-tight, baut diputar
lagi hingga mencapai sepertiga atau satu putaran penuh.
Calibrated Wrench – baut dikencangkan dengan alat khusus
Direct Tension Indicator – baut memiliki indikator khusus untuk
menunjukkan bahwa baut sudah mencapai gaya pretension yang
dikehendaki
Twist-off bolts – baut yang salah satu bagiannya akan berubah bentuk
ketika gaya pretension yang diinginkan telah tercapai.

2
4/2/2020

Minimum Pretension Force

Sambungan Slip-Resistant vs Bearing-Type


Slip-resistant
Pada sambungan pretension, gaya normal akibat pretension
mengakibatkan friksi antara permukaan dua komponen yang
disambung → kapasitas friksi sambungan.
Ketika gaya yang bekerja tidak melebihi kapasitas friksi sambungan
yang diizinkan (permissible frictional resistance) → sambungan slip-
resistant
Bearing-type
Ketika gaya yang bekerja melebihi kapasitas friksi sambungan yang
diizinkan → sambungan bearing-type

3
4/2/2020

Sambungan Slip-Resistant vs Bearing-Type

Slip-resistant

Bearing-type

Ukuran Lubang Baut


Standard size (STD)
Diameter lubang adalah diameter baut ditambah 2~3 mm.
Oversized holes (OVS)
Diameter lubang adalah diameter baut ditambah 4~8 mm.
Toleransi lebih besar → mempercepat pemasangan di lapangan.
Short-slotted holes (SSL) dan Long-slotted holes (LSL)
Mempercepat pemasangan
di lapangan (toleransi lebih besar)
Berlaku beberapa persyaratan jika
ingin menggunakan lubang tipe ini.

4
4/2/2020

Ukuran Lubang Baut

Diameter Nominal Lubang Baut (Tabel J3.3M)

5
4/2/2020

Persyaratan utk Lubang Baut Non-STD


Semua lubang baut non-STD diharuskan menggunakan washers.
Oversized holes (OVS)
Boleh digunakan untuk semua tipe pemasangan baut (snug-tight,
pretension, atau slip-critical) selama sambungan tersebut diklasifikasikan
sebagai sambungan slip-resistant.
Tidak boleh digunakan pada sambungan dengan klasifikasi bearing-type
(ada perpindahan yang relatif cukup besar antara dua komponen yang
disambung sebelum baut bekerja menahan beban).
Short-slotted holes (SSL) dan Long-slotted holes (LSL)
Jika sambungan diklasifikasikan slip-resistant, arah gaya tidak
dipersyaratkan.
Jika sambungan diklasifikasikan bearing-type, maka arah gaya harus
tegak lurus terhadap slot panjang.
Khusus LSL, hanya boleh dibuat pada salah satu komponen yang
disambung saja.

Load Transfer dan Tipe Sambungan


Sambungan yang meneruskan beban aksial:
Lap joint – garis kerja resultan beban pada komponen yang satu tidak
sama dengan garis kerja resultan beban pada komponen yang lainnya.
Baut mengalami 1 bidang geser.

6
4/2/2020

Load Transfer dan Tipe Sambungan


Sambungan yang meneruskan beban aksial (lanjutan):
Lap joint (lanjutan) – eksentrisitas menyebabkan momen lentur pada
sambungan, maka umumnya hanya digunakan untuk sambungan yang
tidak terlalu kritis, dan harus menggunakan 2 baut, searah dengan
gaya yang bekerja.
Penggunaan minimal 2
baut mengurangi efek
momen lentur

Load Transfer dan Tipe Sambungan


Sambungan yang meneruskan beban aksial (lanjutan):
Butt joint – garis kerja resultan beban pada komponen yang satu sama
dengan garis kerja resultan beban pada komponen yang lainnya. Terdiri
dari 3 komponen yang dihubungkan. Baut mengalami 2 bidang geser.

7
4/2/2020

Load Transfer dan Tipe Sambungan

Load Transfer dan Tipe Sambungan


Sambungan yang meneruskan beban aksial (lanjutan):
Double-plane – baut mengalami 1 bidang geser tapi momen lentur
tidak terjadi.

8
4/2/2020

Load Transfer dan Tipe Sambungan


Sambungan yang meneruskan beban aksial (lanjutan):
Multiple-shear – baut mengalami banyak bidang geser.

Meskipun sambungan bisa memiliki lebih dari 2 bidang geser, dalam


desain hanya memperhitungkan 2 bidang geser.

Load Transfer dan Tipe Sambungan


Sambungan yang meneruskan beban dengan eksentrisitas:
Sambungan dengan mekanisme geser pada baut
Sambungan dengan mekanisme geser dan tarik pada baut

9
4/2/2020

Load Transfer dan Tipe Sambungan


Sambungan yang meneruskan beban dengan eksentrisitas
(lanjutan):
Sambungan dengan mekanisme tarik pada baut

Mekanisme Runtuh pada Sambungan Baut

10
4/2/2020

Spasi (Spacings) dan Jarak-tepi (Edge-distance)


Pitch – jarak center-to-center dari baut dalam arah yang
paralel dengan sumbu memanjang dari komponen yang
disambung.
Gage – jarak center-to-center dari baut dalam arah yang tegak
lurus dengan sumbu memanjang dari komponen yang
disambung.
Jarak-tepi (edge-distance) – jarak dari titik tengah baut ke tepi
dari komponen
Jarak-antar-baut – jarak terdekat dari baut, baik dalam arah
yang paralel maupun tegak lurus dari sumbu komponen yang
disambung.

Spasi (Spacings) dan Jarak-tepi (Edge-distance)

11
4/2/2020

Jarak Minimum

Jarak-Tepi Minimum – STD (Tabel J3.4M)

12
4/2/2020

Jarak-Tepi Minimum – Non-STD (Tabel J3.5M)

Jarak Maksimum

13
4/2/2020

Bagian Baut Baja


Alur (Threads)

Baut (Bolt)

Mur (Nut)

Washer

Tegangan Nominal Baut (Tabel J3.2)

14
4/2/2020

Tegangan Nominal Baut (Tabel J3.2)

Kuat Nominal Baut: Tarik atau Geser

15
4/2/2020

Kuat Nominal Baut: Tarik atau Geser

Kuat Nominal Baut: Tarik atau Geser

16
4/2/2020

Kuat Nominal Baut: Tarik atau Geser

A
Lubang baut

Kuat Nominal Baut: Tarik atau Geser

Support

bentang lebih besar,


kapasitas lebih kecil

17
4/2/2020

Kuat Nominal Baut: Kombinasi Tarik-Geser (Bearing-type)

Kuat Nominal Baut: Slip-Critical (Pretension)

18
4/2/2020

Kuat Nominal Baut: Slip-Critical (Pretension)

Kuat Nominal Baut: Slip-Critical (Pretension)

19
4/2/2020

Kuat Nominal Baut: Slip-Critical (Pretension)

Kuat Nominal Baut: Slip-Critical (Pretension)

20
4/2/2020

DESAIN SAMBUNGAN BAUT


BEBAN PADA TITIK PUSAT
SAMBUNGAN

Sambungan Baut + Beban Tanpa Eksentrisitas

Beban yang didistribusikan ke semua baut secara merata

21
4/2/2020

Contoh 1
Tentukan jumlah baut A325, dengan ukuran baut 1-in (dia.
25.4m), jika

Contoh 1

22
4/2/2020

Contoh 1

Contoh 1

23
4/2/2020

Contoh 1

DESAIN SAMBUNGAN BAUT


BEBAN EKSENTRIK
TERHADAP TITIK PUSAT
SAMBUNGAN
metode analisa elastik
metode reduced eccentricity
metode instantaneous center of rotation

24
4/2/2020

Metode Analisis Elastik

Beban yang didistribusikan ke masing-masing baut bergantung


pada posisi baut dan jaraknya dari titik berat sambungan

Metode Analisis Elastik

25
4/2/2020

Contoh 2

Contoh 2
Diagram benda bebas

26
4/2/2020

Contoh 2

1 2

Baut
1 -38.1 114.3 3 4

2 38.1 114.3
3 -38.1 38.1
4 38.1 38.1
5 -38.1 -38.1 5 6
6 38.1 -38.1
7 -38.1 -114.3
8 38.1 -114.3 7 8

Contoh 2
Baut
1 -38.1 114.3 1 2
2 38.1 114.3
3 -38.1 38.1
4 38.1 38.1 3 4
5 -38.1 -38.1
6 38.1 -38.1
7 -38.1 -114.3
8 38.1 -114.3 5 6

7 8

27
4/2/2020

Contoh 2

1 2

3 4

5 6

7 8

Contoh 2

Total
Baut
(kN)

1 -38.1 114.3 16.7 -13.9 41.7 41.8


2 38.1 114.3 16.7 13.9 41.7 51.7
3 -38.1 38.1 16.7 -13.9 13.9 14.2
4 38.1 38.1 16.7 13.9 13.9 33.6
5 -38.1 -38.1 16.7 -13.9 -13.9 14.2
6 38.1 -38.1 16.7 13.9 -13.9 33.6
7 -38.1 -114.3 16.7 -13.9 -41.7 41.8
8 38.1 -114.3 16.7 13.9 -41.7 51.7

28
4/2/2020

Latihan Soal 1

Latihan Soal 2

29
4/2/2020

Metode Reduced Eccentricity


“Metode Analisis Elastik” terlalu konservatif dalam memperkirakan momen
yang bekerja pada sambungan
Eksentrisitas aktual yang terjadi sebenarnya lebih kecil

Metode Instantaneous Center of Rotation


Pada “Metode Analisis Elastik” dan “Metode Reduced
Eccentricity”, sambungan diasumsikan elastik.
Kenyataannya, tidak demikian. Sambungan memiliki titik pusat
rotasi sesaat (instantaneous center of rotation), dan titik ini
semestinya dijadikan titik acuan dalam melakukan analisa
sambungan baut.
Posisi titik pusat rotasi ini tidak tetap, bergantung pada kondisi
sambungan (makanya disebut “sesaat”).
Saat sambungan menerima beban, sambungan akan mulai
mengalami slip atau leleh pada baut. Tapi, sambungan tidak
lantas fail, melainkan terjadi redistribusi beban, di mana baut-
baut di bagian dalam menerima beban lebih besar.

30
4/2/2020

Metode Instantaneous Center of Rotation

Titik pusat
rotasi sesaat

Metode Instantaneous Center of Rotation

31
4/2/2020

Contoh 3

Contoh 3

32
4/2/2020

Contoh 3

Baut

1 38.1 76.2 85.2 5.3 123.5 55.2 10.5

2 114.3 76.2 137.4 8.6 130.2 108.3 17.9

3 38.1 -76.2 85.2 5.3 123.5 55.2 10.5

4 114.3 -76.2 137.4 8.6 130.2 108.3 17.9

Not OK

Contoh 3

Baut

1 22.86 76.2 79.6 5.5 124.0 35.6 9.9

2 99.06 76.2 125.0 8.6 130.2 103.2 16.3

3 22.86 -76.2 79.6 5.5 124.0 35.6 9.9

4 99.06 -76.2 125.0 8.6 130.2 103.2 16.3

OK

33
4/2/2020

Contoh 4

Contoh 4

34
4/2/2020

Contoh 4

Contoh 4

35
4/2/2020

Contoh 4

Contoh 5

36
4/2/2020

Contoh 5

Contoh 5

37
4/2/2020

Contoh 5

38

Anda mungkin juga menyukai