Anda di halaman 1dari 5

Tugas Tengah Semester

Mustalahu Hadits

Nama : Kristi Lusianasari

Mustawa : 4 (roobi’)

Maddah : Hadits

Mustholahu Hadits
Dasar-dasar Dalam Ilmu Mustholah Hadits
Adalah ilmu yang dengannya mengetahui keadaan Rowiiy ( yang meriwayatkan) dan Marwiiy
(yang di riwayatkan) pada keadaan di terimanya atau ditolaknya.

Roowiiy (yang meriwayatkan) : ialah yang menukil/membawa Hadits dengan sanadnya


Marwiiy (yang diriwayatkan) : ialah segala yang disandarkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihii
Wasallam atau kepada selainnya

Al-Hadits
Secara Bahasa : Hadits berarti baru, yang di mutlak kan pada setiap apa-apa yang disampaikan
dengannya dari perkataan atau khobar.
Secara Istilah : Adalah segala yang disandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dari
perkataan, perbuatan, persetujuan atau sifat.

Contoh dari hadits perkataan :


ُ ‫ ٌَا‬: ‫قىل الٌبً ملسو هيلع هللا ىلص لعوز بي أبً سلوة‬
َ ‫غالَ ُم‬
َ‫س ِ ّن هللاَ َو ُك ْل بٍَِ ِو ٌٍِْكَ َو ُك ْل ِه َّوا ٌَ ِل ٍْك‬

Contoh dari hadits perbuatan :


‫ ثن‬،‫ أًه دعا بىضىء فأفزغ على ٌدٌه هي إًائه فغسلهوا ثالخ هزات‬،‫ها روي عي عثواى بي عفاى رضً هللا عٌه‬
‫ ثن هسح‬،‫ وٌدٌه إلى الوزفقٍي ثالثا‬،‫ ثن غسل وجهه ثالثا‬،‫أدخل ٌوٌٍه فً الىضىء ثن جوضوض واسحٌشق واسحٌثز‬
‫ رأٌث الٌبً ملسو هيلع هللا ىلص ٌحىضأ ًحى وضىء هذا‬: ‫ قال‬،‫ ثن غسل كل رجل ثالثا‬،‫بزأسه‬

Contoh dari hadits takriri:


Perbuatan sahabat yang diketahui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau tidak
melarangnya, kemudian peristiwanya diberitakan kepada kaum muslimin. Contoh sunnah
taqririyah ini adalah pelaksanaan shalat qiyamu Ramadhan
Dengan pengertian tersebut sikap diamnya Rasulullah dapat diambil maknanya. Rasulullah dalam
melihat perbuatan sahabat baik yang dilakukan dihadapannya maupun yang diberitakannya sama
saja dengan perkataan dan perbuatan nabi Saw sendiri, yaitu dapat menjadi hujjah bagi umat
seluruhnya.
Contoh hadits dari sifat :
Segala yang di nukilkan/di sampaikan kepada kita tentang sifat-sifat Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam baik dari fisik beliau atau sifat yang ada pada diri beliau.

As-Sunnah
Secara Bahasa : Adalah cara atau kisah
Secara Istilah : Adalah segala yang disandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dari
perkataan, perbuatan, persetujuan atau sifat, sama seperti pembahasan sebelumnya.

Al-Khabar
Al-Khabar lebih umum daripada Hadits apa-apa yang disandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, dan apa-apa yang disandarkan kepada selainnya.

Al-Atsar
Segala yang di sandarkan kepada para sahabat dan tabi’in dari perkataan atau perbuatan. tapi
terkadang juga digunakan untuk hadits yang disandarkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa
sallam, apabila berkait misal, dikatakan atsar dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam.

Sanad dan Matan


 Sanad adalah sandaran atau tempat bersandar, rangkaian periwayat yang bersambung pada matan
(teks) atau para periwayat Hadits yang mereka menukil/membawa sampai ke kita.
 Matan adalah kalimat tempat berakhirnya sanad (teks suatu Hadits)

Hadits Qudsi
Secara Bahasa : suci, maka penisbahannya menunjukkan pada kesucian dan keagungan.
Secara Istilah : Segala yang disandarkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan Nabi
menyandarkannya kepada Allah Azaa wa Jalla.

Perbedaan Hadits Qudsi dan Al-Quran


1. Al-Qur’an merupakan mukjizat dengan lafadz-lafadz dan susunannya, maka tidak ada satupun
yang dapat mendatangkan surah semisalnya.
Adapun Hadis Qudsi kata-katanya bagus tetapi bukan termasuk mukjizat.
2. Al-Qur’an di turunkan dengan perantara Jibril.
Adapun Hadits Qudsi tanpa perantara.
3. Al-Qur’an terjaga dari perubahan dan penukaran, berbeda dengan Hadits Qudsi.
4. Al-Qur’an dengan bacaannya merupakan suatu amalan, yang telah ditentukan bacaannya dalam
shalat, dan membacanya merupakan ibadah yang Allah berikan pahala dengan setiap hurufnya
dengan kebaikan, dan kebaikan itu sama dengan sepuluh pahala.
Adapun Hadits Qudsi tidak bisa di baca dalam shalat, Allah memberikan pahala padaa saat
membacanya secara umum.
Perbedaan antara Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi.

Bahwasanya Hadits Qudsi disanadkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Sedangkan Hadits Nabawi
disanadkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saja.

Bentuk-bentuk riwayat Hadits Qudsi.


Dua bentuk yang terkenal :
1. ‫ قال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص فٍما ٌروي عه ربﻪ تعالى‬: ‫أن ٌقول الراوي‬
2. ‫ قال هللا تعالى‬: ‫ قال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص‬: ‫أن ٌقول‬

Pembagian Al-Khobar di tinjau dari cara sampainya kepada kita

1. Mutawaatir
Pengertian Mutawaatir
Secara bahasa : mutawatir ialah isim fa’il dari at-tawatur yang
artinya berurutan.
menurut istilah : mutawatir ialah hadits
yang diriwayatkan oleh sejumlah banyak orang yang menurut kebiasaan
mereka terhindar dari melakukan dusta mulai dari awal hingga akhir
sanad, dan sumber penyampaian mereka berdasarkan kesadaran.

Syarat Mutawaatir
 Di riwayatkan oleh jumlah yang banyak.
 Jumlah yang banyak ini berada pada semua tingkatan (thabaqat) sanad.
 Menurut kebiasaan tidak mungkin mereka bersepakat untuk berdusta.
 Sandaran hadits mereka dengan menggunakan indera seperti perkataan mereka : kami
telah mendengar, atau kami telah melihat, atau kami telah menyentuh, atau yang seperti
itu. Adapun jika sandaran mereka dengan menggunakan akal, maka tidak dapat dikatakan
sebagai hadits mutawatir.

Pembagian Mutawaatir

1. Mutawaatir Lafdzu Ma’na


Adalah sesuatu yang telah disepakati pada lafadznya dan ma’nanya atau dalam pengertian
lain yaitu Hadis yang mutawatir lafaz dan maknanya.

‫من ﻜﺫﺏ علً مﺘعمﺩا ﻔلٍﺘﺒوأ مقعﺩﻩ من اﻠﻨار‬


‘‘Siapa saja yang berbuat kebohongan terhadap diriku, maka tempat duduknya yang layak
adalah Neraka’’
2. Mutawaatir Ma’na
Adalah hadits yang para perwinya berbeda-beda dalam menyusun redaksi pemberitaan, tetapi
pada prinsipnya sama atau dalam pengertian lain Hadis yang mutawatir maknanya, bukan
lafalnya.

‫ما رﻔﻊ ﺼلى هللا علٍﻪ و ﺴﻠﻡ ٍﺩٍﻪ ﺤﺘى رؤي ﺒٍاﺽ اﺒﻁٍﻪ ﻔى ﺸٍﺊ من ﺩعاﺌﻪ اﻻ ﻔى اﻹﺴﺘﺴقاﺀ‬
Rasulullah saw tidak mengangkat ke duatangan beliau dalam berdo’a selain dalam do’a shalat
istisqa’ dan beliau Shallallahu ‘alaihi Wasallam mengangkat tangannya tampak putih-putih
ke-dua ketiaknya.

Hukum Mutawaatir
Khabar atau hadits mutawatir menghasilkan al-‘ilm adh-dharuri, yaitu pengetahuan yang
meyakinkan yang mengharuskan manusia untuk membenarkannya secara pasti (‫)تﺼدٌقا جازما‬.
Hal ini sebagaimana seseorang yang melihat sesuatu dengan mata kepalanya sendiri, tak
mungkin ia meragukan kebenaran apa yang dilihatnya tersebut.

2. Ahaad
Pengertian
Secara Bahasa : adalah satu dan khabarul wahid
Secara Istilah : adalah yang diriwayatkan oleh satu orang, Adapun hadits Ahad adalah
hadits yang belum memenuhi syarat-syarat mutawatir.

Pembagian Khobar Ahad berdasarkan diterimanya atau ditolaknya


1. Hadits Shohih
Pengertian
Secara Bahasa : Adalah terbebas dari kecacatan, lawan dari kata sakit

Secara Istilah : Adalah satu hadits yang sanadnya


bersambung dari permulaan sampai akhir, disampaikan oleh orang-orang
yang ‘adil, memiliki kemampuan menghafal yang sempurna ( dhabith ).

Hukum beramal dengan Hadits Shohih


Beramal dengan Hadits Shohih ialah wajib, maka tidak diperbolehkan bagi muslim untuk
meninggalkan beramal dengan Hadits jika ia Shohih, karena dalil (bukti) dari dalil-dalil syar’i
yang bisa diambil pelajarannya.

2. Hadits Hasan
Pengertian
Secara Bahasa : Adalah sifat musyabahah dari kata al-husna yang berarti al-jamal, yang baik /
bagus.

Secara Istilah : Adalah hadis yang sanadnya tersambung, dengan perantara perawi yang adil,
yang sedikit lemah hafalannya, tidak ada syadz (berbeda dengan hadis yang lebih shahih) dan
illat (penyakit).
Tidak ada perbedaan antara Hadits Hasan dan Shohih, kecuali dalam perkara periwayatnya
yang lemah dalam kemampuan menghafal yang sempurna.

Hukum beramal dengan Hadits Hasan


Hadits Hasan sama seperti Hadits Shoih yang mana bisa berhujjah dengannya, karena adala
dalil yang mensyariatkannya dari dalil-dalil syari’i, yang dapat diterima dan dipergunakan
sebagai dalil atau hujjah dalam menetapkan suatu hukum atau dalam beramal. Para ulama
hadits, ulama ushul fiqih, dan fuqaha sepakat tentang kehujjahan hadits hasan.

3. Hadits Dho’if
Pengertian
Secara Bahasa : Adalah sifat musyabahah, diambil dari kata Dho’fu lawa dari kata Quwwah.
Secara Istilah : Adalah Hadits yang lebih rendah dari Hadits Hasan, hadis yang tidak
memenuhi persyaratan Hadis Sahih dan Hadis Hasan.

Hukum beramal dengan Hadits Dho’if


Ulama mengambil madzhab bahwa Hadits Dho’if tidak bisa dijadikan dalil suatu amalan
secara mutlak, juga tidak diperbolehkan untuk dijadikan sandaran dalil dari dalil-dalil syar’i,
karena apa yang telah dinyatakan dari hadits-hadits yang diterima dari Hadits Shohih dan
Hasan sudah cukup untuk dijadikan dalil dalam beramal adapun Hadits Dho’if ia tertolak.

Tetapi Mayoritas dari sebagian Ulama membolehkan beramal dengan Hadits Dho’if pada
bagian/bab dalan fadhillah-fadhillah beramal atau pada perkara memberi nasehat, dengan tiga
syarat,yaitu :
 Kelemahan haditsnya tidak jiddan/parah, dan dibatalkannya hukum dibolehkan
jika terindikasi dengan kebohongan dan keji
 Hadits Dhoi’if tetap harus berada dibawah kandungan Hadits Shohih
 Tidak boleh meyakini pada saat beramal dengannya ( Hadits Dho’if) itu
ketetapannya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam

Anda mungkin juga menyukai