Wanatani Modern berbasis Kopi di Kecamatan Ngantang,
Kabupaten Malang. Disusun oleh : Mila Oktavia M / C (155040200111161)
TANTANGAN sebagai petani dengan mengelola lahan
Luasan lahan hutan yang dikelola milik perhutani dan penggarap sawah Bapak Suwono sebesar 0,5ha dengan sewa seluas 30x40m. Bibit kopi dibeli penguasaan pemilik yaitu Perhutani. oleh Pak Suwono beberapa tahun silam Demi keamanan hutan, Perhutani dengan harga Rp 2.000 per bibit bekerja sama dengan masyarakat untuk dengan varietas robusta. Sedangkan mengelola hutan dengan cara bagi hasil untuk bibit durian dan alpukat berasal 7:3 (Petani:Perhutani). Dalam SK dari buah yang telah dikonsumsi oleh Direksi Perum Perhutani No beliau. Sehingga Bapak Suwono harus 136/Kpts/Dir/2001 disebutkan bahwa pintar dalam memanfaatkan tanah dari kegiatan PHBM ditujukan untuk Perhutani seoptimal mungkin. meningkatkan nilai dan keberlanjutan INISIATIF fungsi serta manfaat sumberdaya hutan. Harga jual kopi kering yang jauh lebih Nilai proporsi berbagi itu ditetapkan mahal membuat Bapak Suwono berpikir sesuai nilai dan proporsi masukan faktor untuk mengolah pasca panen yaitu produksi yang dikontribusikan oleh dengan cara menjual biji kopi kering masing-masing pihak (Perusahaan, agar pendapatan yang diperoleh masyarakat desa hutan, dan pihak yang meningkat. Namun, dengan berbagai berkepentingan lainya). Jadi, kendala dan kekurangan tenaga kerja pembagian hasil berdasarkan untuk mengeringkan kopi, Bapak kesepakatan antara kedua belah pihak. SUwono tidak melanjutkan kegiatan Petani hanya diperbolehkan pasca panen tersebut. Belisu tetap memafaatkan lahan/ hutan milik menjual biji kopi basah (baru panen). Perhutani menjadi hutan produksi bagi masyarakat yang melanggar akan kenai HASIL sanksi tegas seperti penjara. Terdapat Hasil panen kopi dijual secara beberapa tanaman tegakan milik mentah (basah) dengan harga Rp Perhutani antara lain pinus, mahoni, 4.000/kg. Menurut Pak Suwono susah dan jabon. Kemudian untuk tanaman untuk mendapatkan panas untuk yang dibudidayakan oleh Pak Suwono mengeringkan kopi yang telah beliau antara lain kopi, durian, alpukat, dan panen. Padahal jika kopi dijual telah rumput gajah. Pekerjaan utama yang matang (kering) dapat mencapai Rp dilakukan oleh Pak Suwono adalah 28.000/kg. Namun, Pak Suwono mengalami kesulitan dalam diambil oleh tengkulak. mengeringkan kopi. Hasil panen kopi Pak Suwono juga memerlukan dijual pada tengkulak yang nantinya tenaga kerja untuk budidaya kopi. saat panen akan kerumah-rumah warga Tenaga kerja berasal dari keluarganya untuk mengambil kopi. sendiri. Perawatan yang dibutuhkan Hasil panen dari alpukat dan untuk budidaya kopi seperti durianpun tidak menentu karena faktor pemupukan, pemangkasan, dan umur dari tanaman tersebut. Satu kali pemanenan tidak bisa dilakukan sendiri panen Pak Suwono hanya karena faktor usia dari Pak Suwono. mendapatkan kurang lebih Rp 200.000 dari alpukat dan Rp 350.000 dari durian. Hasil panen durian dan alpukat juga