Anda di halaman 1dari 13

GANGGUAN METABOLISME KARBOHIDRAT

GALAKTOSEMIA

Di susun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah


Biokimia

Oleh :

Natania Rambu Baba Niri 2318050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU-ILMU
ILMU ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS KRISTEN WIRA WACANA SUMBA
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Gangguan Metabolisme Karbohidrat Galaktosemia” mata kuliah
biokimia tepat waktu.

Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah


wawasan serta ilmu pengetahuan tentang Perencanaan Pendidikan. Semoga
makalah ini dapat di pahami dan bisa menjadi ilmu yang berguna bagi saudara dan
diri saya pribadi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat di perlukan demi perbaikan makalah di masa yang
akan datang.

i
Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................... 2

1.4 Metode Penulisan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

2.1 Defenisi Galaktosemia ........................................................................... 3

2.2 Diagnosis Galaktosemia......................................................................... 6

2.3 Pengobatan Galaktosemia ...................................................................... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit akibat kelainan genetik yang paling sering terjadi adalah kelainan
metabolisme karbohidrat, karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang
mempunyai jenis-jenis beragam diantaranya glukosa, sukrosa dan fruktosa.
Beberapa jenis karbohidrat tersebut dalam tubuh harus dimetabolisme (dipecah)
sebelum digunakan tubuh. pemecahan karbohidrat memerlukan sebuah enzim.
Kelainan metabolisme karbohidrat biasanya karena ketidakmampuan tubuh
memiliki enzim pemecah.

Galaktosemia adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang di wariskan


secara autosomal dan mempunyai insiden 1 dalam 60000. Galaktosemia
merupakan gangguan metabolisme yang di turunkan secara genetik dan
mempengaruhi kemampuan individu untuk memetabolisme galaktosa, kurangnya
enzim yang bertanggung jawab dalam degradasi galaktosa. Galaktosemia yang di
wariskan secara resesif autosomal memberi arti seorang anak harus mewarisi satu
gen yang abnormal dari setiap orang tua sampai bermanifestasi menjadi penyakit.

Laktosa dalam makanan dipecah oleh enzim laktase menjadi glukosa dan
galaktosa. Pada individu dengan galaktosemia, enzim yang dibutuhkan untuk
metabolisme lebih lanjut dari galaktosa berkurang atau hilang sama sekali,
sehingga jumlah galaktosa 1-fosfat meningkat tinggi dalam berbagai jaringan dan
dapat terjadi, hepatomegali, sirosis, gagal ginjal, katarak, kerusakan otak, dan
kegagalan ovarium. Tanpa pengobatan, kematian pada bayi dengan galaktosemia
adalah sekitar 75%. Diagnosis dibuat saat skrining bayi secara rutin untuk deteksi
dini galaktosemia di Amerika Serikat. Bayi yang terkena galaktosemia memiliki
gejala lesu, diare, muntah, dan ikterik. Pada bayi dengan riwayat galaktosemia,
dokter dapat melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran dengan mengambil
sampel cairan ketuban (amniosentesis) atau dari (chorionic villus) plasenta.
Sebuah tes galaktosemia dilakukan dengan mengambil sampel darah dari tumit
bayi atau tes urine untuk memeriksa tiga enzim yang diperlukan untuk mengubah
galaktosa menjadi glukosa.

1
Diaknosis dini galaktosemia pada bayi baru lahir sangat penting dalam
melakukan tatalaksana dan menejemen lebih lanjut, terkait dengan diet pasien
pelaksanan yg cepat dan tepat akan menentukan proknosis pasien selanjutnya

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan galaktosemia ?


2. Bagaimana cara mendiagnosis adanya penyakit galaktosemia?
3. Bagaimana cara pengobatan yang tepat pada penderita galaktosemia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari galaktosemia


2. Untuk mengetahui cara mendiagnosis penyakit galaktosemia
3. Untuk mengetahui cara pengobatan galaktosemia

1.4 Metode Penulisan

Data dan informasi yang mendukung dikumpulkan dengan melakukan


penulusuran pustaka, pencarian sumber-sumber yang relevan dan pencarian data
melalui internet. Data yang digunakan yaitu data dari skripsi media elektronik dan
beberapa pustaka yang relevan.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Galaktosemia

Galaktosemia adalah suatu penyakit autosomal resesif yang diturunkan


berupa gangguan metabolisme galaktosa yang disebabkan oleh defisiensi enzim
yang terlibat dalam metabolisme galaktosa untuk dikonversi ke glukosa. Enzyme
itu adalah galaktokinase(GALK), galaktose-1-phosphate uridyltransferas(GALT),
dan uridin-diposphate galactose-4’ epimerase(GALE). Galaktosa adalah jenis gula
sederhana yang merupakan hasil pemecahan dari laktosa. Galaktosemia adalah
kelainan metabolik genetik yang mempengaruhi kemampuan individu untuk
memetabolisme galaktosa. Galaktosemia salah satunya disebabkan oleh tidak
adanya atau defisiensi berat enzim galaktosa-1-fosfat uridiltranferasa ( Gal-1-
PUT). Enzim ini penting untuk mengubah galaktosa menjadi glukosa, karena
laktosa yang merupakan gula utama susu adalah disakarida yang mengandung
glukosa dan galaktosa. Bayi dengan kondisi ini secara cepat menderita
galaktosemia jika disusui baik dengan ASI atau susu formula sapi. Metabolik
yang terbentuk dan berbahaya adalah galaktosa-1-fosfat (Pigman, 1997)

Galaktosemia merupakan salah satu inborn errors metabolism pada


karbohidrat yang dapat bersifat fatal serta mengancam jiwa selama periode bayi
baru lahir. Galaktosemia merupakan kelainan genetik yang jarang ditemui dan
merupakan kelainan genetik yang diturunkan secara autosom resesif, artinya
seorang anak dapat mewarisi satu gen yang mengalami efek dari masing-masing
orangtua agar manifestasi dari kelainan ini muncul. Galaktosemia pertama kali
dideskripsikan di Jerman oleh von Reuss dan dikutip oleh George pada tahun
1908 dan oleh Goppert pada tahun 1971, serta pertama kali dideskripsikan di
Amerika Serikat oleh Mason dan Turner pada tahun 1935. Pada tahun 1953
Kalckar mengidentifikasi galaktosemia sebagai akibat dari efek pada
metabolisme karbohidrat. Galaktosemia sering disebut juga sebagai diabetes
galaktosa, galaktosuria esensial, galaktosemia kongenital, galaktosis, dan
galaktemia. Angka insiden galaktosemia di populasi sangat bervariasi, yaitu 1
kasus per 40.00-60.00 orang di Amerika Serikat, 1 kasus per 70.000 orang di
Inggris dan 1 kasus per 20.000 orang di Irlandia.Galaktosemia merupakan kasus

3
yang sering dijumpai diantara populasi wisatawan Irlandia. Di Asia kasus dari
galaktosemia lebih jarang ditemukan. Di Indonesia sendiri belum ada data
mengenai angka insiden dari kasus galaktosemia.

Galaktosemia biasanya pertama kali terdeteksi melalui pemeriksaan bayi


baru lahir. Anak dengan galaktosemia bisa mengalami efek ireversibel atau
bahkan mati dalam beberapa hari setelah lahir, hal ini menjadi penting untuk tidak
menunda melakukan pemeriksaan gangguan metabolisme pada bayi baru lahir.
Galaktosemia dapat dideteksi melalui Neonatal Birth Screening sebelum
konsumsi galaktosa pada susu formula atau ASI. Enzim untuk metabolisme
galaktose rentan terhadap kerusakan, jika analisa sampel ditunda atau terkena
suhu tinggi maka kerusakan enzim ini bisa terjadi. Galaktosa diubah menjadi
glukosa oleh aksi tiga enzim. Ada 3 jenis galaktosemia, yaitu tipe 1, 2 dan 3.

Galaktosemia klasik, disebabkan kurangnya dua enzim utama dalam


metabolisme galaktosa, yaitu enzime galactosa-1-phosphat uridil transferase dan
enzim galactokinase, disebut juga galaktosa intolerans sehingga pasien sering
mengalami muntah dan diare saat minum susu. Kurangan enzim UDP-galactose4-
epimerase juga akan mempengaruhi sel darah merah dan putih. Satu-satunya
pengobatan untuk galaktosemia klasik adalah menghilangkan laktosa dan
galaktosa melalui diet, namun beberapa individu yang sudah didiagnosis dini dan
dilakukan diet terbatas masih mengalami komplikasi seperti kesulitan berbicara,
kesulitan belajar, gangguan neurologis (misalnya tremor, dll), dan kegagalan
ovarium pada pasien wanita. Bayi dengan galaktosemia klasik tidak dapat minum
ASI, karena adanya laktosa dalam ASI manusia sehingga mereka mendapat susu
formula berbasis kedelai. Galaktosemia kadang memiliki kemiripan dengan
intoleransi laktosa, tetapi galaktosemia adalah kondisi yang lebih serius. Individu
dengan intoleransi dikarenakan kekurangan enzim lactase, dan pasien sering
mengalami sakit perut setelah menelan produk susu, tetapi tidak ada efek jangka
panjang. Sebaliknya, individu dengan galactosemia dapat mengalami kerusakan
permanen pada tubuh mereka. Komplikasi jangka panjang dari galaktosemia
meliputi: defisit dalam kemampuan bicara, dismetri ataksia, hilangnya kepadatan
tulang, ovarium prematur,dan katarak.

4
Galaktosemia tranferase sering terjadi pada periode neonatal. Tanda dan
gejala klinis awal dari galaktosemia adalah gejala gagal hati serta kerusakan
ginjal, bayi cenderung mengalami muntah, hipoglikemia, Ikterus, perdarahan,
asidosis, gejala gagal tumbuh, kenaikan berat badan terganggu akibat kesulitan
makan, dan hyperbilirubinemia terkonjugasi yang memanjang, hipotonia selama
beberapa hari pertama setelah lahir dan pada urin penderita terdapat galaktosa,
bukan glukosa. Oleh karena itu diagnosis dapat ditegakkan dengan mencari zat
dalam urine (galaktosa) menggunakan clinitest, sedangkan pemeriksaan glukosa
dalam urine negatif. Penatalaksanaan pada pasien adalah pemberian susu formula
bebas laktosa, yang harus diberikan segera setelah ada diagnosis dugaan.Terapi ini
menghasilkan koreksi abnormalitas secara cepat. Kondisi bisa menjadi fatal jika
diet membatasi laktosa/ galaktosa tidak diketahui. Komplikasi meliputi katarak,
cedera otak ringan, sirosis hepatis, ataxia, kesulitan bicara, retardasi mental, dan
kegagalan perkembangan ovarium. Makanan yang mengandung galaktosa dan
laktosa adalah buah-buahan, sayuran, kacang polong, daging segar, daging olahan,
dan daging sandwich, susu, dan produk susu lainnya.

Defisiensi Galaktosemia tranferase sering terjadi pada periode neonatal.


Tanda dan gejala klinis awal dari galaktosemia adalah gejala gagal hati serta
kerusakan ginjal, bayi cenderung mengalami muntah, hipoglikemia, Ikterus,
perdarahan, asidosis, gejala gagal tumbuh, kenaikan berat badan terganggu akibat
kesulitan makan, dan hyperbilirubinemia terkonjugasi yang memanjang, hipotonia
selama beberapa hari pertama setelah lahir dan pada urin penderita terdapat
galaktosa, bukan glukosa. Oleh karena itu diagnosis dapat ditegakkan dengan
mencari zat dalam urine (galaktosa) menggunakan clinitest, sedangkan
pemeriksaan glukosa dalam urine negatif. Penatalaksanaan pada pasien adalah
pemberian susu formula bebas laktosa, yang harus diberikan segera setelah ada
diagnosis dugaan.Terapi ini menghasilkan koreksi abnormalitas secara cepat.
Kondisi bisa menjadi fatal jika diet membatasi laktosa/ galaktosa tidak diketahui.
Komplikasi meliputi katarak, cedera otak ringan, sirosis hepatis, ataxia, kesulitan
bicara, retardasi mental, dan kegagalan perkembangan ovarium. Makanan yang
mengandung galaktosa dan laktosa adalah buah-buahan, sayuran, kacang polong,
daging segar, daging olahan, dan daging sandwich, susu, dan produk susu lainnya.

5
Defisiensigalaktosa epimerase, disebabkan karena defisiensi galaktosa-6-
fosfat epimerase (GALE) Galaktosemia mempunyai gambaran klinis berupa
aminoaciduria, hepatomegali, ascites.Hipoglikemia merupakan tanda yang paling
jelas dari kelainan ini. Sedangkan gejala dari galaktosemia antara lain kejang,
iritabel, letargi, susah makan, bera badan yang sulit naik, jaundice dan muntah.

2.2 Diagnosis Galaktosemia

Bayi yang terkena galaktosemia biasanya lahir dengan gejala lemas, diare
muntah, gagal tumbuh, dan ikterus. Jika terdiagnosis bayi terkena galaktosemia
klasik bisa mengalami gangguan pencernaan, gagal untuk menaikkan berat badan
hiperamonemia kuning, sepsis, dan shock pada periode baru lahir. Katarak ada
dalam sekitar 10% bayi. Keterbelakangan mental dan pertumbuhan fisik tertunda
terjadi pada beberapa bayi yang bertahan hidup tidak diobati.

Diagnosis galaktosemia dapat dilakukan dengan cara melakukan


pemeriksaan laboratorium:

a. Diagnosis prenatal dengan cara mengukur konsentras enzim


galaktosa-1-fosfat uridil transferase. Pada galaktosemia klasik
aktifitas enzim GALT kurang dari 5% dari nilai kontrol dan nilai
gal-1-P eritrosit lebih dari 10 mg/dl. Pada varian duarte
galaktosemia, aktifitas enzim GALT biasanya 5% lebih tinggi dan
sekitar 25% dari nilai kontrol.
b. Tes elektroforesis GALT isoelektrik merupakan diagnosis molekuler
yang spesifik. Alel GALT yang paling sering terjadi pada ras
kaukasian adalah mutasi pada Q188r sedangkan pada ras kulit hitam
mutasi sering terjadi pada S1351.
c. Kultur darah pada infeksi bakteri (sepsis karena E.coli)
d. Pengukuran aktifitas galaktosa-1-fosfat uridil transferase pada
eritrosit (sel darah merah).
e. Deteksi keton pada urin
f. Assay multipel enzim dari galaktosemia pada eritrosit menggunakan
ultra-performance liquid chromatography-tandem mass
spectrometry.

6
Diagnosis galaktosemia melalui atau tes urine yang memeriksa akumulasi
galaktosa dan galaktos 1-P atau tes darah (dari tumit bayi) yang memeriksa enzim
GALT. Enzym GALTmemiliki fungsi Bimolekular. Terlebih dahulu mengubah
UDP-glukosa menjadi glukosa. Perantara pembentukan UMP-GALT dan reaksi
kedua mengikat galaktosafosfat dan melepaskan UDP-galaktosa. Reaksi
keseluruhan adalah kecepatan-membatasi produksi heksosa uryldylated untuk
modifikasi pasca-translasi dari glikoprotein dan glikolipid. Ketika aktivitas enzim
GALT tidak mencukupi, gal-1-P, galaktosa, dan penumpukan galactitol, Gal
bersaing dengan UTP-dependent glucose-1-P pyrophosphorylase untuk
mengurangi produksi UDP-glukosa, dengan demikian, UDP-glutathione dan
UDP-gal berkurang, sehingga protein glikosilasi dan glikolipid abnormal.
Galaktosa diubah menjadi galactitol dalam sel dan menghasilkan efek osmotik
seperti pembengkakan dari serat lensa yang dapat menyebabkan katarak dan
pembengkakan neuron yang dapat menghasilkan pseudotumor cerebri. Dalam
klasik galaktosemia, aktivitas enzim GALT kurang dari 5% dari nilai kontrol dan
gal-1-P eritrosit lebih tinggi dari 10 mg / dL; Pada Duarte varian, aktivitas enzim
GALT biasanya lebih tinggi 5% dan mendekati 25% dari nilai kontrol; Dalam
GALK dan GALE terjadi Peningkatan galaktosa total dengan aktivitas enzim
GALT normal.

2.3 Pengobatan Galaktosemia

Galaktosemia tipe I diperlakukan dengan menghapus galaktosa dari diet. Karena


galaktosa adalah produk pemecahan laktosa, konstituen utama dari gula susu, ini
berarti semua susu dan makanan yang mengandung produk susu harus benar-
benar dihilangkan. Makanan lain seperti kacang-kacangan, jeroan, dan daging
olahan juga mengandung alaktosa yang cukup besar dan harus dihindari. pil yang
menggunakan laktosa sebagai pengisi juga harus dihindari. Soybased dan
hidrolisat kasein berbasis formula yang direkomendasikan untuk bayi dengan
galaktosemia.

Karena galaktosemia adalah penyakit genetik resesif, penyakit ini biasanya


terdeteksi pada Newborn, karena sebagian besar orang tidak menyadari bahwa
mereka adalah pembawa mutasi gen yang menyebabkan penyakit.Bagi pasangan

7
dengan anak sebelumnya dengan galaktosemia,diagnosis pralahir tersedia untuk
menentukan apakah kehamilan juga sama terpengaruh. Keluarga di mana seorang
anak telah didiagnosis dengan galaktosemia dapat memiliki tes DNA yang dapat
memungkinkan saudara jauh lainnya untuk menentukan status operator mereka.
Calon orangtua kemudian dapat menggunakan informasi tersebut untuk
melakukan perencanaan keluarga atau untuk mempersiapkan anak dengan
keadaan khusus. Anak-anak lahir dengan galaktosemia harus diletakkan pada diet
khusus segera,untuk mengurangi gejala dan komplikasi dari penyakit.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Galaktosemia adalah suatu penyakit autosomal resesif yang diturunkan


berupa gangguan metabolisme galaktosa yang disebabkan oleh
defisiensi enzim yang terlibat dalam metabolisme galaktosa untuk
dikonversi ke glukosa. Enzyme itu adalah galaktokinase(GALK),
galaktose-1-phosphate uridyltransferas(GALT), dan uridin-diposphate
galactose-4’ epimerase(GALE).
2. Galaktosemia dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
a. Tipe 1 (Galaktosemia klasik), merupakan kasus yang paling sering
terjadi dan merupakan bentuk kasus yang sangat berat. Hal ini
disebabkan karena defisiensi galaktosa-1 fosfat uridil transferase
(GALT)
b. Tipe 2 (defisiensi galaktokinase),disebabkan karena defisiensi
galaktosa kinase (GALK/GALK1)
c. Tipe 3(defisiensigalaktosa epimerase),disebabkan karena defisiensi
galaktosa-6-fosfat epimerase (GALE) Galaktosemia mempunyai
gambaran klinis berupa aminoaciduria, hepatomegali,
ascites.Hipoglikemia merupakan tanda yang paling jelas dari

8
kelainan ini. Sedangkan gejala dari galaktosemia antara lain kejang,
iritabel, letargi, susah makan, bera badan yang sulit naik, jaundice
dan muntah.
3. Diagnosis galaktosemia dapat dilakukan dengan cara melakukan
pemeriksaan laboratorium:
a. Diagnosis prenatal dengan cara mengukur konsentras enzim
galaktosa-1-fosfat uridil transferase. Pada galaktosemia klasik
aktifitas enzim GALT kurang dari 5% dari nilai kontrol dan nilai
gal-1-P eritrosit lebih dari 10 mg/dl. Pada varian duarte
galaktosemia, aktifitas enzim GALT biasanya 5% lebih tinggi dan
sekitar 25% dari nilai control,
b. Tes elektroforesis GALT isoelektrik merupakan diagnosis
molekuler yang spesifik. Alel GALT yang paling sering terjadi
pada ras kaukasian adalah mutasi pada Q188r sedangkan pada ras
kulit hitam mutasi sering terjadi pada S1351,
c. Kultur darah pada infeksi bakteri (sepsis karena E.coli),
d. Pengukuran aktifitas galaktosa-1-fosfat uridil transferase pada
eritrosit (sel darah merah),
e. Deteksi keton pada urin, dan
f. Assay multipel enzim dari galaktosemia pada eritrosit
menggunakan ultra-performance liquid chromatography-tandem
mass spectrometry.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aulanni lecture.ub.ac.id. Diakses pada tanggal 23 April 2021.


http://aulanni.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/GALAKTOSEMIA.pdf

Ilmudasarkeperawatan.com. Diakses pada tanggal 23 April 2021.


http://ilmudasarkeperawatangalaktosemi.com/2017/10/galaktosemia.html

Pigman, Ward; Horton, D. (1972). "Chapter 1: Stereochemistry of the


Monosaccharides". In Pigman and Horton. The Carbohydrates: Chemistry and
Biochemistry Vol 1A (2nd ed.).

Scribd.com. Diakses pada tanggal 23 April 2021.


http://www.scribd.com/doc/82998685/tugas-makalah-biokimia

10

Anda mungkin juga menyukai