2318050
2318050
GALAKTOSEMIA
Oleh :
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat di perlukan demi perbaikan makalah di masa yang
akan datang.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
ii
BAB I PENDAHULUAN
Penyakit akibat kelainan genetik yang paling sering terjadi adalah kelainan
metabolisme karbohidrat, karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang
mempunyai jenis-jenis beragam diantaranya glukosa, sukrosa dan fruktosa.
Beberapa jenis karbohidrat tersebut dalam tubuh harus dimetabolisme (dipecah)
sebelum digunakan tubuh. pemecahan karbohidrat memerlukan sebuah enzim.
Kelainan metabolisme karbohidrat biasanya karena ketidakmampuan tubuh
memiliki enzim pemecah.
Laktosa dalam makanan dipecah oleh enzim laktase menjadi glukosa dan
galaktosa. Pada individu dengan galaktosemia, enzim yang dibutuhkan untuk
metabolisme lebih lanjut dari galaktosa berkurang atau hilang sama sekali,
sehingga jumlah galaktosa 1-fosfat meningkat tinggi dalam berbagai jaringan dan
dapat terjadi, hepatomegali, sirosis, gagal ginjal, katarak, kerusakan otak, dan
kegagalan ovarium. Tanpa pengobatan, kematian pada bayi dengan galaktosemia
adalah sekitar 75%. Diagnosis dibuat saat skrining bayi secara rutin untuk deteksi
dini galaktosemia di Amerika Serikat. Bayi yang terkena galaktosemia memiliki
gejala lesu, diare, muntah, dan ikterik. Pada bayi dengan riwayat galaktosemia,
dokter dapat melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran dengan mengambil
sampel cairan ketuban (amniosentesis) atau dari (chorionic villus) plasenta.
Sebuah tes galaktosemia dilakukan dengan mengambil sampel darah dari tumit
bayi atau tes urine untuk memeriksa tiga enzim yang diperlukan untuk mengubah
galaktosa menjadi glukosa.
1
Diaknosis dini galaktosemia pada bayi baru lahir sangat penting dalam
melakukan tatalaksana dan menejemen lebih lanjut, terkait dengan diet pasien
pelaksanan yg cepat dan tepat akan menentukan proknosis pasien selanjutnya
1.3 Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
3
yang sering dijumpai diantara populasi wisatawan Irlandia. Di Asia kasus dari
galaktosemia lebih jarang ditemukan. Di Indonesia sendiri belum ada data
mengenai angka insiden dari kasus galaktosemia.
4
Galaktosemia tranferase sering terjadi pada periode neonatal. Tanda dan
gejala klinis awal dari galaktosemia adalah gejala gagal hati serta kerusakan
ginjal, bayi cenderung mengalami muntah, hipoglikemia, Ikterus, perdarahan,
asidosis, gejala gagal tumbuh, kenaikan berat badan terganggu akibat kesulitan
makan, dan hyperbilirubinemia terkonjugasi yang memanjang, hipotonia selama
beberapa hari pertama setelah lahir dan pada urin penderita terdapat galaktosa,
bukan glukosa. Oleh karena itu diagnosis dapat ditegakkan dengan mencari zat
dalam urine (galaktosa) menggunakan clinitest, sedangkan pemeriksaan glukosa
dalam urine negatif. Penatalaksanaan pada pasien adalah pemberian susu formula
bebas laktosa, yang harus diberikan segera setelah ada diagnosis dugaan.Terapi ini
menghasilkan koreksi abnormalitas secara cepat. Kondisi bisa menjadi fatal jika
diet membatasi laktosa/ galaktosa tidak diketahui. Komplikasi meliputi katarak,
cedera otak ringan, sirosis hepatis, ataxia, kesulitan bicara, retardasi mental, dan
kegagalan perkembangan ovarium. Makanan yang mengandung galaktosa dan
laktosa adalah buah-buahan, sayuran, kacang polong, daging segar, daging olahan,
dan daging sandwich, susu, dan produk susu lainnya.
5
Defisiensigalaktosa epimerase, disebabkan karena defisiensi galaktosa-6-
fosfat epimerase (GALE) Galaktosemia mempunyai gambaran klinis berupa
aminoaciduria, hepatomegali, ascites.Hipoglikemia merupakan tanda yang paling
jelas dari kelainan ini. Sedangkan gejala dari galaktosemia antara lain kejang,
iritabel, letargi, susah makan, bera badan yang sulit naik, jaundice dan muntah.
Bayi yang terkena galaktosemia biasanya lahir dengan gejala lemas, diare
muntah, gagal tumbuh, dan ikterus. Jika terdiagnosis bayi terkena galaktosemia
klasik bisa mengalami gangguan pencernaan, gagal untuk menaikkan berat badan
hiperamonemia kuning, sepsis, dan shock pada periode baru lahir. Katarak ada
dalam sekitar 10% bayi. Keterbelakangan mental dan pertumbuhan fisik tertunda
terjadi pada beberapa bayi yang bertahan hidup tidak diobati.
6
Diagnosis galaktosemia melalui atau tes urine yang memeriksa akumulasi
galaktosa dan galaktos 1-P atau tes darah (dari tumit bayi) yang memeriksa enzim
GALT. Enzym GALTmemiliki fungsi Bimolekular. Terlebih dahulu mengubah
UDP-glukosa menjadi glukosa. Perantara pembentukan UMP-GALT dan reaksi
kedua mengikat galaktosafosfat dan melepaskan UDP-galaktosa. Reaksi
keseluruhan adalah kecepatan-membatasi produksi heksosa uryldylated untuk
modifikasi pasca-translasi dari glikoprotein dan glikolipid. Ketika aktivitas enzim
GALT tidak mencukupi, gal-1-P, galaktosa, dan penumpukan galactitol, Gal
bersaing dengan UTP-dependent glucose-1-P pyrophosphorylase untuk
mengurangi produksi UDP-glukosa, dengan demikian, UDP-glutathione dan
UDP-gal berkurang, sehingga protein glikosilasi dan glikolipid abnormal.
Galaktosa diubah menjadi galactitol dalam sel dan menghasilkan efek osmotik
seperti pembengkakan dari serat lensa yang dapat menyebabkan katarak dan
pembengkakan neuron yang dapat menghasilkan pseudotumor cerebri. Dalam
klasik galaktosemia, aktivitas enzim GALT kurang dari 5% dari nilai kontrol dan
gal-1-P eritrosit lebih tinggi dari 10 mg / dL; Pada Duarte varian, aktivitas enzim
GALT biasanya lebih tinggi 5% dan mendekati 25% dari nilai kontrol; Dalam
GALK dan GALE terjadi Peningkatan galaktosa total dengan aktivitas enzim
GALT normal.
7
dengan anak sebelumnya dengan galaktosemia,diagnosis pralahir tersedia untuk
menentukan apakah kehamilan juga sama terpengaruh. Keluarga di mana seorang
anak telah didiagnosis dengan galaktosemia dapat memiliki tes DNA yang dapat
memungkinkan saudara jauh lainnya untuk menentukan status operator mereka.
Calon orangtua kemudian dapat menggunakan informasi tersebut untuk
melakukan perencanaan keluarga atau untuk mempersiapkan anak dengan
keadaan khusus. Anak-anak lahir dengan galaktosemia harus diletakkan pada diet
khusus segera,untuk mengurangi gejala dan komplikasi dari penyakit.
3.1 Kesimpulan
8
kelainan ini. Sedangkan gejala dari galaktosemia antara lain kejang,
iritabel, letargi, susah makan, bera badan yang sulit naik, jaundice
dan muntah.
3. Diagnosis galaktosemia dapat dilakukan dengan cara melakukan
pemeriksaan laboratorium:
a. Diagnosis prenatal dengan cara mengukur konsentras enzim
galaktosa-1-fosfat uridil transferase. Pada galaktosemia klasik
aktifitas enzim GALT kurang dari 5% dari nilai kontrol dan nilai
gal-1-P eritrosit lebih dari 10 mg/dl. Pada varian duarte
galaktosemia, aktifitas enzim GALT biasanya 5% lebih tinggi dan
sekitar 25% dari nilai control,
b. Tes elektroforesis GALT isoelektrik merupakan diagnosis
molekuler yang spesifik. Alel GALT yang paling sering terjadi
pada ras kaukasian adalah mutasi pada Q188r sedangkan pada ras
kulit hitam mutasi sering terjadi pada S1351,
c. Kultur darah pada infeksi bakteri (sepsis karena E.coli),
d. Pengukuran aktifitas galaktosa-1-fosfat uridil transferase pada
eritrosit (sel darah merah),
e. Deteksi keton pada urin, dan
f. Assay multipel enzim dari galaktosemia pada eritrosit
menggunakan ultra-performance liquid chromatography-tandem
mass spectrometry.
9
DAFTAR PUSTAKA
10