Lakin 2019
Lakin 2019
Bahlil Lahadalia
Dalam rangka mengukur Nilai Kinerja Organisasi (NKO) BKPM pada tahun 2019
digunakan metode Balanced Scorecard yang mempunyai keunggulan
kemudahan dan lebih realistis dalam melakukan penilaian tingkat capaian
kinerja. Pengukuran NKO BKPM tahun 2019 dilakukan dengan cara
membandingkan antara target (rencana) dan realisasi Indikator Kinerja Utama
(IKU) pada masing-masing perspektif yang dalam sistem pengelolaan
kinerjanya ditetapkan dalam 2 (dua) Sasaran Strategis dan 5 (lima) Sasaran
Program dengan pendekatan 4 perspektif dalam metode Balanced
Scorecard, yakni: (1) stakeholders perspective; (2) customer perspective;
(3) internal process perspective; (4) learning and growth perspective.
Nilai Kinerja Organisasi (NKO) BKPM yang diperoleh tahun 2019 adalah sebesar
102,48% atau masuk dalam kategori “Sangat Baik”. Secara umum NKO BKPM
menunjukkan perbaikan yang ditandai dengan semakin meningkatnya
capaian Kinerja beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU). Namun demikian,
masih terdapat 1 (satu) IKU yang belum tercapai atau memerlukan kerja
keras dalam pencapaiannya di tahun 2020. Penjelasan terkait capaian target
IKU BKPM tahun 2019 antara lain sebagai berikut:
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
nasional yang ditempuh melalui 2 (dua) pilar (debottlenecking), serta melaksanakan pemasaran
kebijakan yaitu peningkatan iklim investasi dan iklim penanaman modal yang lebih terfokus dan
usaha untuk meningkatkan efisiensi proses targetted.
perizinan bisnis, serta peningkatan investasi yang
Dalam perannya untuk meningkatkan investasi
inklusif terutama dari investor domestik. Dalam
berkualitas yang dapat menggerakkan
melaksanakan 2 (dua) pilar kebijakan, penanaman
perekonomian dan menyerap banyak tenaga kerja,
modal diarahkan pada pengembangan Pelayanan
BKPM dituntut untuk melaksanakan tugas dan
Terpadu Satu Pintu (PTSP) di pusat dan daerah,
fungsinya secara transparan, akuntabel, efektif, dan
penyederhanaan pelayanan perizinan dan
efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good
nonperizinan, fasilitasi penyelesaian masalah-
governance. Salah satu azas penyelenggaraan good
masalah yang dihadapi penanam modal
governance yang tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Pemerintah.
negara sesuai dengan ketentuan peraturan
Laporan Kinerja BKPM Tahun 2019 juga disusun
perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas
sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban
tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk
BKPM atas pelaksanaan tugas dan fungsi selama
penyusunan Laporan Kinerja (LKj).
Tahun 2019 dalam rangka melaksanakan misi dan
Laporan Kinerja (LKj) juga merupakan amanat mencapai visi BKPM. Laporan Kinerja dapat
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang digunakan sebagai upaya perbaikan untuk
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi peningkatan kinerja di lingkungan BKPM, serta
Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia untuk mendapatkan masukan dari stakeholders
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas demi perbaikan kinerja BKPM yang berkelanjutan.
Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri
2) koordinasi pelaksanaan kebijakan nasional di 10) koordinasi dan pelaksanaan pelayanan terpadu
bidang penanaman modal; satu pintu;
3) pengkajian dan pengusulan kebijakan 11) koordinasi penanaman modal dalam negeri
pelayanan kebijakan penanaman modal; yang menjalankan kegiatan penanaman
modalnya di luar wilayah Indonesia;
4) penetapan norma, standar dan prosedur
pelaksanaan kegiatan dan pelayanan 12) pemberian pelayanan perizinan dan fasilitas
penanaman modal; penanaman modal;
5) pengembangan peluang dan potensi 13) pembinaan dan pelayanan administrasi umum
penanaman modal di daerah dengan di bidang perencanaan umum, ketatausahaan,
memberdayakan badan usaha; organisasi dan tatalaksana, kepegawaian
pendidikan dan pelatihan, keuangan, hukum,
6) pembuatan peta penanaman modal di
kearsipan, pengolahan data dan informasi,
Indonesia;
perlengkapan dan rumah tangga; dan
7) koordinasi pelaksanaan promosi serta kerja
14) pelaksanaan fungsi lain di bidang penanaman
sama penanaman modal;
modal sesuai dengan ketentuan peraturan
8) pengembangan sektor usaha penanaman perundang-undangan.
modal melalui pembinaan penanaman modal,
antara lain meningkatkan kemitraan,
meningkatkan daya saing, menciptakan Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BKPM
persaingan usaha yang sehat, dan mempunyai wewenang sebagai berikut:
menyebarkan informasi yang seluas-luasnya
1) menyusun rencana umum dan rencana
dalam lingkup penyelenggaraan penanaman
strategis di bidang penanaman modal;
modal;
2) merumuskan kebijakan nasional di bidang
9) pembinaan pelaksanaan penanaman modal,
penanaman modal;
dan pemberian bantuan penyelesaian berbagai
hambatan dan konsultasi permasalahan yang 3) merumuskan kebijakan dan koordinasi
pelaksanaan di bidang promosi dan kerja sama tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Kepala
penanaman modal; Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 90/
SK/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
4) memberikan izin dan melaksanakan
Koordinasi Penanaman Modal.
pengendalian penanaman modal untuk bidang
usaha yang menjadi kewenangan pemerintah; Dalam menjalankan tugas dan fungsi BKPM, Kepala
BKPM dibantu oleh Wakil Kepala, 7 (tujuh) Unit
5) memberikan fasilitas penanaman modal;
Eselon I, yaitu: (1) Sekretaris Utama; (2) Deputi
6) membangun dan mengembangkan sistem Bidang Perencanaan Penanaman Modal; (3) Deputi
informasi penanaman modal; dan Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal; (4)
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal; (5)
7) kewenangan lain sesuai dengan ketentuan
Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal; (6)
peraturan perundang-undangan yaitu
Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal; dan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu
(7) Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan
di bidang penanaman modal.
Penanaman Modal. BKPM juga memiliki Unit Kerja
Eselon II Mandiri, yaitu: (1) Inspektorat; (2) Pusat
Sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 90 Pengolahan Data dan Informasi; (3) Pusat
Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Pendidikan dan Pelatihan Penanaman Modal; dan
Modal dan dalam rangka mengatur tugas dan fungsi (4) Pusat Bantuan Hukum. Struktur organisasi
pada masing-masing unit organisasi di lingkungan BKPM berdasarkan Peraturan Badan Koordinasi
BKPM telah ditetapkan Peraturan Kepala Badan Penanaman Modal Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nomor 90/ tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Kepala
SK/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 90/
Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah SK/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
diubah terakhir oleh Peraturan Badan Koordinasi Koordinasi Penanaman Modal adalah sebagai
Penanaman Modal Nomor 10 Tahun 2018 tentang berikut:
Kepala BKPM
Sekretaris Utama
Dalam menjalankan tugasnya, BKPM didukung oleh 50 orang, Deputi Bidang Pelayanan Penanaman
656 orang pegawai (per 31 Desember 2019) dari Modal 96 orang, Deputi Bidang Pengendalian
berbagai bidang keahlian dan disiplin ilmu, yang Pelaksanaan Penanaman Modal 75 orang. Selain itu
terdiri dari laki-laki 339 orang atau 51,68% dan pada 31 Desember 2019 juga tercatat data pegawai
perempuan 317 orang atau 48,32%. Pegawai BKPM BKPM yang melaksanakan tugas belajar sebanyak
tersebut tersebar pada 7 (tujuh) Unit Eselon I 20 orang, diperbantukan pada Instansi lain
dengan komposisi pegawai sebagai berikut: sebanyak 18 orang, dan Cuti di Luar Tanggungan
Sekretaris Utama 204 orang, Deputi Bidang Negara (CLTN) sebanyak 11 orang. Keragaan
Perencanaan Penanaman Modal 67 orang, Deputi sumber daya manusia BKPM tahun 2019
Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal 47 berdasarkan jumlah pegawai per unit kerja seperti
orang, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal 68 pada diagram berikut ini.
orang, Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal
Apabila dilihat menurut tingkat pendidikan, (2,13%); SLTA sebanyak 54 orang (8,22%); dan di
komposisi sumber daya manusia BKPM adalah bawah SLTA sebanyak 1 orang (0,15%) Keragaan
sebagai berikut: S-3 sebanyak 3 orang (0,46%); S2 sumber daya manusia BKPM menurut pendidikan
sebanyak 217 orang (33,03%); S1/D4 sebanyak seperti pada diagram berikut ini.
367 orang (56,01%); D3 sebanyak 14 orang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 97 perizinan dan nonperizinan yang merupakan urusan
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Pemerintah di bidang penanaman modal. Selain itu,
Terpadu Satu Pintu Pusat di Badan Koordinasi BKPM juga dapat melimpahkan wewenang yang
Penanaman Modal, Instruksi Presiden Nomor 4 diberikan oleh Kementerian Teknis/Lembaga
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan dengan hak substitusi kepada PTSP Provinsi, PTSP
Terpadu Satu Pintu Pusat di Badan Koordinasi Kabupaten/Kota, PTSP Kawasan Perdagangan
Penanaman Modal, dan Peraturan Kepala BKPM Bebas dan Pelabuhan Bebas, atas Administrator
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus.
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM, BKPM
Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor
telah menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Pintu (PTSP) Pusat di BKPM sejak 26 Januari 2015.
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
Dalam menyelenggarakan PTSP di bidang tentang Perangkat Daerah, serta Peraturan Menteri
penanaman modal, BKPM mendapat pendelegasian Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2016 tentang
atau pelimpahan wewenang dari Kementerian Pedoman Nomenklatur Dinas Penanaman Modal dan
Teknis/Lembaga yang memiliki kewenangan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi dan
Kabupaten/Kota, diamanatkan juga bahwa Berdasarkan laporan World Bank mengenai indeks
pembinaan teknis atas penyelenggaraan pelayanan kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business
perizinan dan nonperizinan penanaman modal di (EoDB) 2020, peringkat Indonesia masih stagnan
daerah guna meningkatkan realisasi investasi dibandingkan tahun sebelumnya di posisi 73 dari
dilakukan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman 190 negara. Untuk memperbaiki peringkat
Modal. Indonesia di EoDB, Presiden Jokowi mengambil
langkah dengan menerbitkan Instruksi Presiden No
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24
7 Tahun 2019 tentang Percepatan Kemudahan
Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Berusaha. Dalam Inpres tersebut, terdapat 5 (lima)
Terintegrasi Secara Elektronik dan Peraturan
poin yang memberikan kewenangan kepada BKPM
Menteri Koordinator Perekonomian Nomor 13 Tahun
untuk mengoordinasikan perbaikan kemudahan
2018 tentang Pengalihan Pelayanan Perizinan
berusaha, peningkatan pelayanan perizinan
Berusaha dan Pengelolaan Sistem Online Single
berusaha dan pemberian insentif investasi:
Submission kepada Badan Koordinasi Penanaman
Modal, seluruh pelayanan perizinan berusaha 1) Mengoordinasikan langkah-langkah perbaikan
meliputi pendaftaran berusaha dalam bentuk Nomor yang diperlukan dalam rangka peningkatan
Induk Berusaha (NIB), izin usaha, dan izin peringkat Ease of Doing Business;
operasional komersial melalui lembaga OSS yang
2) Melakukan evaluasi pelaksanaan perizinan
ditegaskan dilaksanakan oleh BKPM.
berusaha dan pemberian fasilitas investasi yang
Untuk memperkuat pelayanan dan percepatan dilakukan dan diberikan oleh Kementerian/
penerbitan perizinan berusaha yang masih sebagian Lembaga;
besar dilakukan oleh Kementerian/Lembaga
3) Menyampaikan rekomendasi hasil evaluasi
terutama proses notifikasi pemenuhan komitmen
sebagaimana dimaksud pada angka 2 kepada
investasi pada sistem OSS, Presiden telah
Menteri/Kepala Lembaga;
mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7
Tahun 2019 tentang Percepatan Kemudahan 4) Memfasilitasi dan memberikan layanan kepada
Berusaha yang antara lain menetapkan BKPM pelaku usaha dalam pengurusan perizinan
sebagai satu-satunya lembaga yang berusaha dan pemberian fasilitas investasi; dan
mengoordinasikan perizinan berusaha serta
5) Atas pendelegasian kewenangan perizinan
menugaskan BKPM untuk mengoordinasikan
berusaha dan fasilitasi investasi, BKPM
langkah-langkah yang diperlukan guna
membuat Norma, Standar, Prosedur, dan
meningkatkan peringkat kemudahan berusaha di
Kriteria (NSPK).
Indonesia.
Dengan terbatasnya sumber investasi global yang Indonesia juga perlu membuat terobosan kebijakan
menjadi pasar tradisional investor utama Indonesia, yang lebih kompetitif dibandingkan negara-negara
maka perlu dilakukan berbagai terobosan untuk pesaing lainnya.
meningkatkan daya saing Indonesia sebagai tujuan
Sebagai perbandingan, pada Tabel 1.1 dapat dilihat
investasi. Negara-negara kompetitor utama di
tingkat kemudahan berusaha Indonesia dan Global
ASEAN seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia
Manufacturing Competitiveness Index Indonesia
termasuk pendatang baru seperti Myanmar dan
dengan negara-negara ASEAN lainnya pada tahun
Laos, telah melakukan berbagai kebijakan yang
2018.
lebih kompetitif untuk menarik investasi, maka
Tabel 1.1 Perbandingan Tingkat Kemudahan Berusaha (EODB) dan Global Manufacturing Competitiveness Index Indonesia dengan Negara-Negara
ASEAN
Singapura 85,24 2 9
Malaysia 80,60 15 13
Thailand 78,45 27 12
Vietnam 68,36 69 14
Indonesia 67,96 73 15
Sumber: Laporan EoDB 2019 dan Laporan Survei Global Manufacturing Competitiveness Index 2018
Penanaman Modal (RUPM) dan belum (Investment Project Ready to Offer) maupun
menetapkan dokumen RUPM. potensi investasi regional.
Menyajikan gambaran menyeluruh secara Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja
ringkas tentang capaian kinerja BKPM selama 1 Sasaran Strategis BKPM sesuai dengan hasil
(satu) tahun pengukuran kinerja organisasi.
a) Tindak Lanjut Atas Evaluasi AKIP Tahun Pada sub bab ini disajikan pentahapan-
2018 pentahapan reformasi birokrasi yang jelas
dan terukur serta adanya program
Pada sub bab ini berisi hasil evaluasi
monitoring dan evaluasi akan memperbesar
eksternal dan internal BKPM.
kemungkinan susksesnya pelaksanaan
b) Penyesuaian Struktur Organisasi Reformasi Birokrasi menuju pemerintahan
yang baik.
Pada sub bab ini diuraikan kewenangan
untuk menerbitkan izin telah beralih kepada 6) BAB V PENUTUP
Lembaga Online Single Submission (OSS)
Menyajikan keberhasilan, kegagalan serta
yaitu BKPM merupakan lembaga yang
permasalahan dan kendala utama dalam
ditunjuk sebagai penyelenggara OSS.
pencapaian kinerja indikator utama serta upaya
c) Pengembangan Sistem Pemerintahan perbaikan kedepan.
Berbasis Elektronik (SPBE)
7) LAMPIRAN
Pada sub bab ini diuraikan pemanfaatan
a) Perjanjian Kinerja Tahun 2019.
SPBE dalam upaya meningkatkan kinerja
untuk memberikan pelayanan terbaik b) Daftar Penghargaan.
kepada para stakeholder baik internal
c) Pernyataan Telah Direviu.
maupun eksternal.
BAB 2
PERENCANAAN DAN
PENETAPAN KINERJA
2.1 Perencanaan Kinerja
2.1.1 Rencana Strategis BKPM Tahun 2015-2019
2.1.2 Prioritas Nasional dan Rencana Kerja Tahun 2019
2.1.3 Alokasi Anggaran
2.2 Penetapan Kinerja
PERENCANAAN DAN
PENETAPAN KINERJA
Sesuai dengan arahan Presiden terpilih Republik Untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi, BKPM
Indonesia periode 2014-2019, visi BKPM tahun bersama Kementerian/Lembaga terkait diupayakan
2015-2019 adalah visi Pemerintahan Kabinet Kerja lebih berperan aktif dalam forum kerjasama
yaitu: ekonomi internasional untuk melindungi
kepentingan Indonesia. Berbagai kesepakatan
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri
internasional khususnya Bilateral Investment
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
Agreement/BIT (Perjanjian Peningkatan dan
BKPM menjabarkan dan melaksanakan visi dan misi Perlindungan Penanaman Modal/P4M) dievaluasi
Presiden sesuai dengan tugas dan fungsi BKPM untuk dilakukan penyesuaian dengan peraturan
yang diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2007 perundang-undangan yang berlaku dan kepentingan
tentang Penanaman Modal. Indonesia khususnya hak negara untuk mengatur
pelayanan perizinan dan nonperizinan, besar PMA dan PMDN, peningkatan efektivitas
mengembangkan sistem perizinan nasional (Online strategi dan upaya promosi penanaman modal,
Single Submission) untuk mendukung memfasilitasi percepatan penanaman modal dengan
penyelenggaraan kemudahan berusaha di Pusat dan skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS),
Daerah, meningkatkan kepastian hukum dan peningkatan pemanfaatan kerjasama ekonomi
penyederhanaan prosedur perizinan dan internasional untuk kepentingan nasional, serta
nonperizinan, memberikan insentif fiskal dan non peningkatan peran perencanaan sebagai nerve
fiskal yang lebih menarik dan transparan, serta kegiatan di unit-unit BKPM agar lebih efektif dan
memfasilitasi penyelesaian permasalahan dan terintegrasi.
hambatan dalam pelaksanaan penanaman modal
Untuk mendukung pencapaian tujuan agar terukur
(debottlenecking).
dan dapat dicapai secara nyata, telah ditetapkan 2
Selain itu, tujuan ini juga disusun dalam rangka (dua) sasaran strategis yang merupakan kondisi riil
mendorong peningkatan penanaman modal pada yang diinginkan/dicapai oleh BKPM pada akhir
sektor-sektor prioritas, peningkatan penanaman periode perencanaan (tahun 2019). Adapun Tujuan,
modal di luar Jawa, peningkatan peran UKM dalam Sasaran Strategis serta Indikator Kinerja BKPM
perekonomian melalui kemitraan dengan usaha Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Keterkaitan Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja BKPM Tahun 2015-2019
Sasaran Target
Tujuan Indikator
Strategis 2015 2016 2017 2018 2019
Nilai realisasi
penanaman
519,5 594,8 678,8 765,0 792,0*
modal
(Rupiah Triliun)
BKPM memiliki 2 (dua) program yang dilaksanakan dan Program Dukungan Manajemen dan
oleh 7 (tujuh) unit Eselon I, yaitu Program Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKPM (Generik)
Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal (Teknis) dengan penjelasan sebagai berikut:
1 Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal (Teknis) Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal
2.1.2 Prioritas Nasional dan Rencana dalam Program-Program Prioritas, untuk kemudian
didetilkan kembali ke dalam Kegiatan-Kegiatan
Kerja Tahun 2019
Prioritas serta dijabarkan dalam bentuk Proyek
Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun Prioritas Nasional yang akan didukung oleh Proyek
2019 telah disepakati 5 (lima) Prioritas Nasional Pendukung Pro-PN pada setiap Kementerian/
yang meliputi: (1) pembangunan manusia melalui Lembaga yang terkait.
pengurangan kemiskinan dan peningkatan
Berdasarkan hasil pembahasan dengan
pelayanan dasar; (2) pengurangan kesenjangan
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
antar wilayah melalui penguatan konektivitas dan
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
kemaritiman; (3) peningkatan nilai tambah ekonomi
disepakati bahwa BKPM mendukung 2 (dua)
dan penciptaan lapangan kerja melalui pertanian,
Prioritas Nasional yang diwujudkan dalam proyek
industri, pariwisata dan jasa produktif lainnya; (4)
prioritas dan menjadi output pada Renja Tahun
pemantapan ketahanan energi, pangan, dan
2019, yaitu Prioritas Nasional 3 dan 5. Penjabaran
sumber daya air; serta (5) stabilitas keamanan
pencapaian 2 (dua) Prioritas Nasional 2019 terkait
nasional dan kesuksesan pemilu. Prioritas Nasional
tugas dan fungsi BKPM dapat dilihat pada Tabel 2.3.
tersebut selanjutnya diterjemahkan lebih lanjut
1 Peningkatan nilai tambah Percepatan peningkatan Perbaikan iklim usaha dan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelayanan 126.695.857.000 Sekretariat Utama
ekonomi dan penciptaan ekspor dan nilai tambah peningkatan investasi fasilitasi investasi Informasi dan Perizinan Investasi
lapangan kerja melalui industri pengolahan Secara Elektronik (SPIPISE)
pertanian, industri,
Pengembangan potensi penanaman 4.960.700.000 Deputi Bidang Pengembangan
pariwisata dan jasa
modal daerah Iklim Penanaman Modal
produktif lainnya
Peningkatan kualitas strategi promosi 44.940.496.000 Deputi Bidang Promosi
di bidang penanaman modal Penanaman Modal
29
Tabel 2.3 Program/Kegiatan BKPM Yang Mendukung Prioritas Nasional Tahun 2019 (lanjutan)
Program/Kegiatan BKPM Mendukung Anggaran
No. Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas Proyek Prioritas Nasional Unit Eselon I
Prioritas Nasional (Rp)
Perencanaan pengembangan 2.254.420.000 Deputi Bidang Perencanaan
penanaman modal sektor industri Penanaman Modal
agribisnis dan sumber daya alam
lainnya
Perencanaan pengembangan 2.463.910.000
penanaman modal sektor industri
manufaktur
Perencanaan pengembangan 1.987.228.000
penanaman modal di bidang jasa dan
kawasan
Pengembangan penanaman modal 1.000.000.000
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Fasilitasi percepatan investasi 1.863.090.000
Kerjasama Pemerintah Swasta
30
Sumber: P 2019 dan Renja BKPM 2019
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Rencana Kerja (Renja) BKPM memuat visi, misi, tahun berikutnya, lokasi, dan pagu indikatif sebagai
prioritas nasional/program prioritas, sasaran indikasi pagu anggaran, serta cara pelaksanaannya.
strategis, program, kegiatan (kegiatan pokok dan Adapun rincian Renja BKPM Tahun 2019
pendukung) untuk mencapai sasaran hasil sesuai berdasarkan hasil trilateral meeting dengan
program induk. Renja dirinci menurut indikator Bappenas dan Kementerian Keuangan c.q. DJA
keluaran pada tahun rencana, prakiraan sasaran adalah sebagai berikut.
No. Satuan Kerja Sasaran Program Indikator Kinerja Utama (IKU) Target
II. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKPM
2 Deputi Bidang Perencanaan Terwujudnya perencanaan Jumlah peta potensi penanaman 12 peta potensi
Penanaman Modal penanaman modal dan modal sektor prioritas yang
penyusunan rekomendasi dimanfaatkan oleh stakeholders
kebijakan yang terintegrasi,
kolaboratif, dan implementatif
dalam rangka peningkatan daya
saing penanaman modal
3 Deputi Bidang Pengembangan Meningkatnya iklim penanaman Perbaikan kemudahan memulai Menuju peringkat 40
Iklim Penanaman Modal modal dalam rangka peningkatan berusaha
daya saing penanaman modal
Indeks kualitas iklim penanaman 3,5 dari skala 5
modal
4 Deputi Bidang Promosi Meningkatnya daya tarik Jumlah rencana investasi Rp1,416.67 Triliun
Penanaman Modal penanaman modal di Indonesia
melalui promosi yang terpadu
dan efektif bagi penanam modal
dalam dan luar negeri yang
berpijak pada peningkatan daya
saing penanaman modal
5 Deputi Bdang Kerjasama Meningkatnya kerjasama Persentase kesepakatan / 87% dari 50 kesepakatan /
Penanaman Modal internasional untuk mendorong perjanjian / perundingan perjanjian / perundingan
investasi dan melindungi kerjasama penanaman modal
kepentingan nasional dalam yang telah diimplementasikan
rangka peningkatan daya saing
penanaman modal
6 Deputi Bidang Pelayanan Meningkatnya kualitas pelayanan Tingkat mutu pelayanan 3,25 dari skala 4
Penanaman Modal penanaman modal yang prima penanaman modal di PTSP Pusat
dan responsif melalui PTSP Pusat (IKM)
dalam rangka peningkatan daya
saing penanaman modal
7 Deputi Bidang Pengendalian Meningkatnya realisasi Nilai realisasi penanaman modal Rp792,0 Triliun*
Pelaksanaan Penanaman Modal penanaman modal melalui
kegiatan pemantauan,
pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan penanaman modal
dalam rangka peningkatan daya
saing penanaman modal
Belanja Pegawai
Rp142.611.778.000000
Operasional
Rp193.980.524.000
Belanja Barang
Rp51.368.746.000
Belanja Modal
Rp67.585.573.000
Non Operasional
Rp446.619.632.000
Belanja Barang
Rp379.034.059.000
BKPM mendapatkan dukungan anggaran dari APBN (dua) program sebagaimana dalam Tabel 2.5, selain
TA 2019 sebesar Rp640.600.156.000 (enam ratus itu, alokasi anggaran BKPM Tahun 2019
empat puluh miliar enam ratus juta seratus lima berdasarkan jenis belanja dapat dirinci menurut
puluh enam ribu rupiah) yang digunakan untuk jenis belanja seperti yang tercantum dalam Tabel
melaksanakan 37 kegiatan yang terangkum dalam 2 2.6.
2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKPM (Generik) 338.416.807.000
Total 640.600.156.000
Tabel 2.6 Alokasi Anggaran BKPM Tahun 2019 Berdasarkan Jenis Belanja
Total 640.600.156.000
1 Meningkatnya realisasi penanaman modal Nilai realisasi penanaman modal Rp792,0 Triliun*
2 Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan 3,25 dari skala 4
prima dan responsif melalui PTSP Pusat penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM
Dalam pengukuran Nilai Kinerja Organisasi (NKO), menjabarkan strategi secara visual, melalui
BKPM menggunakan pendekatan metode Balanced sejumlah sasaran strategis/sasaran program yang
Scorecard (BSC) sebagaimana diatur dalam Surat terangkai dalam hubungan sebab akibat dan
Keputusan Sekretaris Utama Nomor 40 Tahun 2016 dikelompokkan ke dalam empat perspektif yaitu
tentang Pengelolaan Kinerja di Badan Koordinasi stakeholder perspective, customer perspective,
Penanaman Modal. Metode BSC tersebut internal process perspective dan learning and
menerjemahkan tugas, fungsi, tujuan dan strategi growth perspective sebagaimana tersaji dalam peta
ke dalam suatu peta strategi. Peta strategi tersebut strategi BKPM sebagai berikut.
1 Stakeholder 30%
2 Customer 30%
Sumber: Surat Keputusan Sekretaris Utama Nomor 40 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Kinerja di Badan Koordinasi Penanaman Modal
Sesuai dengan Surat Keputusan Sekretaris Utama yang diperoleh melalui penghitungan dengan
Nomor 40 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Kinerja menggunakan data target dan realisasi IKU yang
di Badan Koordinasi Penanaman Modal, BKPM tersedia. Dengan membandingkan antara data
melakukan evaluasi secara berkala atas target dan realisasi, akan diperoleh indeks capaian
perencanaan kinerja yang ditetapkan. Salah satu IKU. Perhitungan NKO mengacu pada Perjanjian
outputnya adalah Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Kinerja dengan formula sebagai berikut:
NKO = ∑ (% Capaian Kinerja x Bobot Perspektif) 2) Apabila realisasi IKU sama dengan target atau
tidak memenuhi target, maka indeks capaian
Selanjutnya, penghitungan indeks capaian kinerja
IKU tersebut tidak dilakukan konversi.
tersebut adalah sebagai berikut:
Tingkat capaian kinerja masing-masing sasaran
1) Apabila realisasi IKU melebihi target, dimana
strategis dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kategori
target yang ditetapkan merupakan target
sebagai berikut.
maksimal yang dapat dicapai, maka indeks
capaian IKU tersebut dikonversi menjadi 120.
3 61 – 75 Kuning Cukup
4 51 – 60 Oranye Kurang
Sumber: Surat Keputusan Sekretaris Utama Nomor 40 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Kinerja di Badan Koordinasi Penanaman Modal
LAPORAN
LAPORAN
KINERJA
KINERJA
2019
2019
| Bab
| Bab
2 Perencanaan
2 Perencanaan
dandan
Penetapan
Penetapan
Kinerja
Kinerja 3535
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
BAB 3
AKUNTABILITAS
KINERJA
3.1 Capaian Kinerja Sasaran Strategis BKPM Tahun 2019
3.1.1 Nilai Realisasi Penanaman Modal
3.1.2 Rasio Penanaman Modal di Luar Jawa
3.1.3 Rasio Penanaman Modal Dalam Negeri
3.1.4 Fasilitasi Permasalahan terhadap Proyek-Proyek
Mangkrak
3.1.5 Penjelasan Capaian Realisasi Investasi Tahun 2019
3.2 Capaian Nilai Kinerja Organisasi (NKO) BKPM Tahun 2019
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian Kinerja Sasaran Strategis yang dilakukan BKPM dalam upaya meningkatkan
pengelolaan kinerja.
BKPM Tahun 2019
Pengukuran capaian kinerja Badan Koordinasi
Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Penanaman Modal tahun 2019 dilakukan dengan
selama tahun 2019 dapat dilihat dari beberapa
cara membandingkan antara target (rencana)
perspektif yang meliputi pencapaian Indikator
dengan realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) pada
Kinerja Utama (IKU), pelaksanaan agenda prioritas,
masing-masing sasaran strategis yang telah
penyerapan anggaran dan kinerja lainnya yang
ditetapan dalam Rencana Strategis BKPM Tahun
menunjukkan achievement yang diperoleh BKPM
2015-2019. Rincian tingkat capaian sasaran
selama 2019 dan memberikan manfaat kepada
strategis BKPM Tahun 2019 dapat dilihat dalam
masyarakat secara luas. Selain itu pelaksanaan
Tabel 3.1 berikut ini.
evaluasi internal dan berbagai inisiatif kebijakan
Nilai realisasi penanaman modal (rupiah triliun) 792,0* 809,6 102,2 Sangat Baik
Keterangan: *) Target 2019 sesuai dengan surat Kepala BKPM No. 371/A.1/2018 tanggal 5 September 2018 perihal Revisi Target Investasi 2018-2019 kepada Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan
Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya Realisasi Penanaman Modal
Tingkat capaian Sasaran Strategis 1 yaitu rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa, dan
“Meningkatnya realisasi penanaman modal” rasio realisasi PMDN. BKPM telah berhasil mencapai
ditunjukkan dengan 3 (tiga) Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1 Tahun 2019 sebagaimana
Utama (IKU) yaitu nilai realisasi penanaman modal, terlihat dalam tabel di bawah ini.
Keterangan: *) Target 2019 sesuai dengan surat Kepala BKPM No. 371/A.1/2018 tanggal 5 September 2018 perihal Revisi Target Investasi 2018-2019 kepada Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan
tahun 2015. Realisasi investasi pada tahun 2017 meningkat 12,2% dari realisasi tahun 2018. Apabila
mencapai Rp692,8 triliun atau meningkat 13% dari capaian nilai realisasi investasi dilihat per-periode
realisasi tahun 2016. Realisasi investasi pada tahun pelaporan sejak tahun 2015 maka dapat dilihat
2018 mencapai Rp721,3 triliun atau meningkat bahwa capaian realisasi investasi bergerak positif
4,1% dari realisasi tahun 2017. Realisasi investasi pada setiap periode tersebut sebagaimana
pada tahun 2019 mencapai Rp809,6 triliun atau ditunjukkan pada Gambar 3.1 di bawah ini.
Gambar 3.1 Perkembangan Nilai Realisasi Investasi Periode 2015 – 2019 (Rp triliun)
Berdasarkan data dari United Nations Conference on dibandingkan dengan negara ASEAN periode 2010 –
Trade and Development (UNCTAD, 2019), performa 2018 adalah tercermin pada Tabel 3.3.
Indonesia dalam pencapaian realisasi investasi
Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Investasi Indonesia dengan Negara-Negara ASEAN Tahun 2015-2018
3.1.2 Rasio Penanaman Modal di Luar dengan periode yang sama pada Tahun 2018 yaitu
investasi luar Jawa sebesar Rp315,9 triliun, terjadi
Jawa
peningkatan realisasi investasi di luar Jawa sebesar
Pada periode Januari–Desember tahun 2019, 18,7%. Grafik persebaran realisasi investasi Jawa
realisasi investasi di Jawa sebesar Rp434,6 triliun dan luar Jawa pada tahun 2018 dibandingkan
(53,7%) dan realisasi investasi di luar Jawa sebesar dengan tahun 2019 dapat dilihat pada Gambar 3.2
Rp375,0 triliun (46,3%). Apabila dibandingkan berikut ini.
Gambar 3.2 Persebaran Nilai Realisasi Investasi Luar Jawa dan Jawa
Grafik diatas memberikan gambaran bahwa upaya realisasi investasi dapat berjalan dengan lancar.
pemerintah dalam mendorong pemerataan investasi
di luar Jawa menunjukkan hasil yang positif
(kenaikan sebesar 18,7% dari tahun sebelumnya), 3.1.3 Rasio Penanaman Modal Dalam
meskipun masih jauh dari target yang ada di Negeri
Perjanjian Kinerja 2019 dimana target proporsi
investasi di luar Jawa sebesar 57%. Capaian Pada periode Januari–Desember tahun 2019,
indikator kinerja untuk realisasi penanaman modal realisasi investasi PMDN sebesar Rp386,5 triliun
di luar Jawa tahun 2019 yaitu sebesar 46,3%. (47,7%) dan realisasi investasi PMA sebesar
Namun capaian indikator kinerja tersebut masih Rp423,1 triliun (52,3%). Apabila dibandingkan
dikategorikan “Baik” dengan persentase capaian dengan periode yang sama pada Tahun 2018
sebesar 81,2%. sebesar Rp 328,6 triliun terjadi peningkatan
realisasi investasi untuk PMDN sebesar 17,6%. Hal
Faktor yang dapat menentukan minat para investor
ini melebihi target Perjanjian Kinerja 2019 dimana
untuk berinvestasi di suatu daerah selain
rasio realisasi PMDN ditargetkan sebesar 37%.
pemerataan infrastruktur adalah pemasaran potensi
sumber daya alam, tingkat pendidikan dan angka Meskipun PMA dan PMDN sama-sama berpengaruh
korupsi suatu daerah, sehingga diperlukan sinergi terhadap pertumbuhan ekonomi, namun PMDN
bukan hanya antara pusat dengan daerah, namun memiliki keunggulan sebagai salah satu komponen
juga lintas sektor terkait. Sinergi ini menjadi aliran modal yang relatif stabil dan mempunyai
penting, karena investasi yang merata dapat risiko yang kecil dibandingkan dengan aliran modal
mendorong pemerataan kesejahteraan terutama di lainnya, sehingga dapat dijadikan alternatif sumber
luar Jawa. dana yang digunakan untuk pembiayaan
pembangunan.
Usulan pemecahan permasalahan dalam mencapai
kinerja realisasi penanaman modal di luar Jawa : Selain itu, peningkatan rasio PMDN juga merupakan
langkah yang perlu dilaksanakan dalam pencapaian
1) Perlunya meningkatkan intensitas kegiatan
Nawa Cita Presiden “Mewujudkan kemandirian
fasilitasi penyelesaian permasalahan yang
ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
menghambat investasi, khususnya di luar Jawa;
strategis ekonomi domestik”.
2) Perlunya meningkatkan koordinasi antara
Grafik realisasi investasi PMDN dan PMA pada tahun
pemerintah pusat dan daerah dalam mengawal
2018 dibandingkan dengan tahun 2019 dapat dilihat
proyek-proyek investasi di luar Jawa agar
pada Gambar 3.3 dibawah ini.
Target nilai realisasi investasi tahun 2019 yang provinsi yang dihitung berdasarkan perbandingan
ditetapkan didalam Renstra BKPM 2015-2019 potensi rencana investasi kumulatif (Januari 2015
merupakan target bersama yang harus dicapai s.d Desember 2018) per provinsi terhadap target
dengan seluruh DPMPTSP Provinsi dan Kabupaten/ realisasi investasi nasional pada tahun 2019
Kota. Dari potensi minat/komitmen investasi masing (Rp792,0 Triliun). Adapun target dan realisasi
-masing daerah maka ditetapkan target nilai investasi per provinsi tersebut dapat dilihat pada
realisasi investasi untuk tahun 2019 pada setiap Tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4 Target dan Realisasi PMA dan PMDN Investasi Per Provinsi Tahun 2019
5 Daerah Istimewa Yogyakarta 4,5 0,2 6,3 6,5 144,9 Sangat Baik
6 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 93,7 61,9 62,1 123,9 132,2 Sangat Baik
triliun).
Sasaran Strategis 2:
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Penanaman Modal Yang Prima dan Responsif
Tabel 3.5 Nilai Rata-Rata (NRR) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
NRR 2019
No. Ruang Lingkup (Unsur) Pelayanan
Semester I Semester II Semester III
Sumber: Laporan Kinerja Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Tahun 2019
Berdasarkan Tabel 3.5 diatas, dapat dijelaskan hasil (setara 3,26 dari skala 4) dan pada periode
survei IKM Tahun 2019 sebagai berikut: Desember 2019 adalah sebesar 81,81 (setara
3,27 dari skala 4). Nilai IKM tersebut masuk
1) Adanya peningkatan nilai hasil survei dari
dalam kategori penilaian “Baik” (76,61 –
Semester I ke Semester II, dimana capaian IKM
88,30).
pada periode Juli 2019 adalah sebesar 81,27
2) Ruang lingkup (unsur) Pelayanan yang selama 24 jam dan pengguna layanan
mendapat Nilai Rata-Rata (NRR) tertinggi konsultasi dapat memilih tanggal konsultasi
adalah biaya/tarif pelayanan dengan indeks sesuai dengan tanggal yang diinginkan selama
Semester I adalah 4.000 dan Semester II kuota antrian pada tanggal tersebut masih
sebesar 4.000. Hal ini dikarenakan layanan tersedia.
berbantuan perizinan berusaha yang
Dengan demikian, dari penjabaran nilai IKM
diselenggarakan oleh BKPM tidak berbayar.
tertimbang per semester Tahun 2019 diperoleh data
3) Ruang lingkup (unsur) Pelayanan yang Capaian Kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
mendapat Nilai Rata-Rata (NRR) terendah atas Pelayanan Penanaman Modal pada PTSP Pusat
adalah waktu pelayanan dengan indeks di BKPM pada tahun 2019 sebesar 3,27 dari skala 4.
Semester I adalah 2.820 dan Semester II Persentase nilai capaian kinerja tersebut apabila
sebesar 2.780. Pada tahun 2019, BKPM dibandingkan dengan target kinerja sebesar 3,25
mengembangkan sistem OSS versi 1.1 dan pada dari skala 4 maka akan diperoleh hasil sebesar
saat migrasi data ke OSS versi 1.1 berakibat 100,6% atau masuk ke dalam kategori kinerja
pada lamanya akses dalam sistem OSS. Hal ini “Sangat Baik” sesuai dengan klasifikasi kategori
mempengaruhi waktu layanan meskipun sudah Surat Keputusan Sekretaris Utama Nomor 40 Tahun
ditetapkan setiap orang dilayani maksimal 20 2016 tentang Pengelolaan Kinerja di Badan
menit. Guna mengantisipasi hal ini, BKPM Koordinasi Penanaman Modal. Hal ini tergambar
menerapkan sistem kuota antrian yang dibuka pada Tabel 3.6 sebagai berikut.
Tabel 3.6 Capaian Kinerja “Meningkatnya Kualitas Pelayanan Penanaman Modal yang Prima dan Responsif melalui PTSP Pusat”
Sumber: Laporan Kinerja Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Tahun 2019
Persandingan Nilai Rata-Rata (NRR) IKM dilaksanakan pada periode Tahun 2015-2019 dapat
Tertimbang berdasarkan hasil survei yang telah dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.7 Nilai Rata-Rata (NRR) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
NRR 2015 NRR 2016 NRR 2017 NRR 2018 NRR 2019
No. Ruang Lingkup (Unsur) Pelayanan
(Skala 4) (Skala 4) (Skala 4) (Skala 4) (Skala 4)
9 Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan 2,940 2,884 2,955 2,534 3,209
Nilai Rata-rata (NRR) IKM Tertimbang 3,088 3,095 3,102 2,909 3,270
Sumber: Laporan Kinerja Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Tahun 2019
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada Tahun keseluruhan penilaian masyarakat terhadap ruang
2019 mengalami peningkatan yang cukup signifikan lingkup pelayanan penanaman modal PTSP Pusat di
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Secara BKPM pada umumnya sudah baik dan masyarakat
sudah merasa puas dengan unsur-unsur pada ruang Pemerintah (SPIP) BKPM
lingkup (unsur) pelayanan, meskipun terdapat 1
Capaian maturitas SPIP BKPM Tahun 2019 telah
(satu) ruang lingkup (unsur pelayanan) yang masuk
mencapai level 3 (Terdefinisi) dengan nilai
ke dalam kategori “Kurang Baik”, yaitu unsur Waktu
3,1649 (dari skala 5 tingkat maturitas SPIP),
Pelayanan. Hal ini disebabkan oleh adanya masa
sesuai laporan BPKP Nomor LQA-124/
transisi peralihan sistem Online Single Submission
D101/2/2017 tanggal 20 Desember 2017
(OSS) dari Kementerian Koordinator Bidang
tentang Laporan Penjaminan Kualitas atas
Perekonomian kepada Badan Koordinasi Penanaman
Penilaian Tingkat Maturitas Penyelenggaraan
Modal. Oleh karena itu, BKPM akan melakukan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
perbaikan untuk meningkatkan pelayanan
pada BKPM Tahun 2017. Capaian tersebut telah
percepatan kemudahan berusaha, terutama untuk
melampaui target waktu pencapaian secara
mendukung pelaksanaan Peraturan Presiden
nasional sebagaimana amanah langsung
Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan
Presiden terhadap K/L bahwa minimal sebanyak
Pelaksanaan Berusaha dan Peraturan Pemerintah
85% K/L mencapai level 3 pada Tahun 2019.
Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik. BKPM 3) Pengembangan Sistem OSS
mengembangkan sistem OSS versi 1.1 dan pada
Perizinan Berusaha Terintegrasi secara
saat migrasi data ke OSS versi 1.1 berakibat pada
Elektronik atau yang biasa disebut OSS adalah
lamanya akses dalam sistem OSS. Hal ini
sistem perizinan berusaha yang diterbitkan atas
mempengaruhi waktu layanan meskipun sudah
nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur,
ditetapkan setiap orang dilayani maksimal 20 menit.
atau bupati/walikota kepada pelaku usaha oleh
Selain itu, dilakukan upaya perbaikan untuk BKPM melalui sistem elektronik yang terintegrasi
menunjang peningkatan pelayanan antara lain: sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Presiden Nomor 24 Tahun 2018 tentang
1) Re-sertifikasi dan upgrading ISO dari SNI ISO
Pelayanan Perizinan Berusaha Secara Elektronik.
9001:2008 menjadi SNI ISO 9001:2015
Melalui OSS, seluruh data perizinan dan
Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal pemenuhan persyaratan berusaha pada
yang meliputi Direktorat Pelayanan Aplikasi, kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah
Pelayanan Fasilitas, Pelayanan Perizinan, serta daerah (pemda) berada di satu sistem perizinan
Pelayanan Prioritas, pada tahun 2017 telah berusaha yang terintegrasi secara elektronik,
memperoleh resertifikasi dan upgrading dari SNI sehingga pelaku usaha/investor hanya perlu
ISO 9001:2008 menjadi SNI ISO 9001:2015 mengajukan permohonannya kepada PTSP
“Quality Management Systems Requirements” Pusat dan PTSP daerah melalui portal OSS.
dari Sucofindo International Certification Tujuan utama diimplementasikannya OSS
Services dengan masa berlaku dari tanggal 5 adalah untuk percepatan dan peningkatan
Desember 2017 sampai dengan tanggal 4 penanaman modal guna meningkatkan
Desember 2020. Pada Tahun 2019, telah pertumbuhan ekonomi sehingga dapat
dilaksanakan surveillance yang kedua pada menambah daya saing nasional.
tanggal 4-5 November 2019. Surveillance ini
Tahun 2019 menjadi awal diberlakukannya OSS
dilakukan dalam rangka mempertahankan
di BKPM. Pengembangan sistem OSS menjadi
standar SNI ISO 9001:2015 di Kedeputian
salah satu agenda utama BKPM pada tahun
Bidang Pelayanan Penanaman Modal.
2019. Pengembangan aplikasi OSS Tahun 2019
Pelatihan Sumber Daya Manusia kepada petugas mencakup melaksanakan pengembangan
yang terlibat langsung dalam pelayanan publik sistem aplikasi OSS, melaksanakan pengadaan
seperti mengikuti Diklat Sistem Online Single lisensi, melaksanakan pengadaan infrastruktur,
Submission (OSS) dan Diklat PTSP, mengadakan serta melaksanakan pengadaan pendukung
briefing/sharing knowledge secara berkala integrasi sistem.
antara lain tentang peningkatan pelayanan,
Aplikasi OSS sendiri sebelumnya dikembangkan
peraturan terbaru dari K/L terkait dan
oleh Kementerian Koordinator (Kemenko)
pemecahan masalah yang dihadapi serta untuk
Bidang Perekenomian, kemudian pada tahun
meningkatkan kualitas mutu pelayanan yang
2019 dikembangkan oleh BKPM dengan tetap
berkesinambungan (continous improvement).
mendapat dukungan dari Kemenko Bidang
2) Tingkat Maturitas Sistem Pengendalian Intern Perekenomian. Pengembangan aplikasi OSS
meliputi analisis dan perancangan aplikasi OSS OSS yang dikembangkan oleh Kementerian
dengan memperhatikan kebutuhan seluruh Koordinator Bidang Perekonomian dikenal
pemangku kepentingan termasuk dari sudut dengan OSS versi 1.0, sedangan OSS yang
pandang pelaku usaha maupun petugas dikembangkan oleh BKPM dikenal dengan
pemroses perizinan sampai dengan sebutan OSS versi 1.1. Beberapa
mengoperasikan layanan aplikasi OSS untuk pengembangan OSS dari versi 1.0 menjadi 1.1
menjamin ketersediaan layanan yang berjalan. ditampilkan dalam Tabel 3.8 berikut ini.
1 Registrasi Akun Kurang informatif, karena Pelaku Usaha Lebih informatif dengan menampilkan
menentukan sendiri jenis Pelaku Usaha penjelasan mengenai definisi jenis Pelaku
tanpa ada penjelasan Usaha
2 Tahapan Perizinan Berusaha Tahapan dalam satu siklus digabung Tahapan terpisah sesuai output, sehingga
lebih user friendly
3 Format Isian Data Legalitas Hanya berdasarkan data legalitas PT Sudah disiapkan format isian data legalitas
berdasarkan jenis badan usaha (CV, Firma,
dll) dan badan hukum (PT, Yayasan dan
Koperasi)
4 Kegiatan Utama dan Kegiatan Penunjang Belum dapat dibedakan antara kegiatan Sistem sudah didesain untuk membedakan
utama dan kegiatan penunjang kegiatan utama dan kegiatan penunjang
5 Izin Lokasi Hanya dapat mengakomodir Izin Lokasi Sudah didesain untuk penerbitan Izin Lokasi
Daratan Daratan, Perairan dan Kawasan Hutan
6 Izin Usaha Status Efektif/Belum Efektif Tidak tertulis status efektif/belum efektif,
namun terdapat list persyaratan/izin
prasarana yang belum terpenuhi dalam Izin
Usaha tersebut, Akan dilengkapi dengan
lampiran yang berisi informasi list sarana
dan prasarana yang harus dipenuhi dan
akan dilakukan update secara otomatis
ketika sudah dipenuhi.
7 Izin Operasional / Komersial (IOK) Hanya List Komitmen List komitmen dan dilengkapi dengan cover
letter OSS yang menjelaskan bahwa
komitmen telah dipenuhi
8 Validasi NIK, Akta AHU, NPWP (Perusahaan, Sama dengan V1.0 ditambahkan dengan
Pemegang Saham, NPWP Suami), RDTR, KBLI terintegrasi, validasi KEK, validasi
DNI, KBLI, Tax Holiday terkait akta perusahaan
9 Perwakilan KP3A, BUJKA, STPW Luar Negeri Sama seperti V1.0 ditambah dengan KPPA
(Waralaba)
10 Pencabutan Izin Pencabutan Berdasarkan Likuidasi Pencabutan Berdasarkan Likuidasi dan Non
(mencabut entity) Likuidasi (mencabut izin usaha / proyek)
12 Kantor Cabang Belum terdapat fitur untuk Sudah terdapat fitur untuk mengakomodir
mengakomodir kantor cabang kantor cabang
Sumber: Laporan Kinerja Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Tahun 2019
Pengembangan OSS dari versi 1.0 ke 1.1 Antusiasme penanam modal terhadap OSS
diharapkan dapat lebih memudahkan para cukup besar. Terbukti dari jumlah pengguna
investor dalam mengajukan perizinan dan OSS yang sangat besar. Selama tahun 2019,
nonperizinan sehingga memberi kenyamanan yang melakukan registrasi di OSS sebanyak
berinvestasi di Indonesia, serta dapat 731.481 orang/penanam modal. Berikut
membantu pemangku kepentingan dalam ditampilkan data jumlah penggunaan OSS
menganalisis data OSS. selama tahun 2019.
1 Registrasi 731.481
3 NIB 734.124
Sumber: Laporan Kinerja Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Tahun 2019
4) Jumlah Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi D. Namun demikian, dari target tersebut, sejak
Secara Elektronik yang Terstandarisasi April sampai dengan Desember 2019 tercapai
pengintegrasian OSS dengan 34 sistem K/L/D
BKPM menargetkan integrasi sistem Online
dengan rincian sebagai berikut.
Single Submission (OSS) dengan 56 sistem K/L/
Kementerian Kementerian
10 WLKP 27 Sistem Kominfo
Komunikasi dan Informatika
Badan Koordinasi
13 Sistem BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan 30 SPIPISE
Penanaman Modal
15 Izin Lingkungan (Webform OSS) Kementerian Lingkungan 32 Sistem Kemendag Kementerian Perdagangan
Hidup dan Kehutanan / Izin Lokasi Darat (Webform
16 Sistem Hub KLHK PTSP 33 PTSP
OSS)
Sumber: Laporan Kinerja Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Tahun 2019
Kendala yang dihadapi dalam pengintegrasian OSS mendapatkan surat edaran dari Menteri
sistem adalah pemerintah daerah dalam hal ini Dalam Negeri untuk menggunakan aplikasi
DPMPTSP yang semula sistem perizinannya siCANTIK Cloud bagi seluruh daerah di
akan diintegrasikan secara langsung dengan Indonesia.
Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 1 Tahun 2019
tentang Rincian Bidang Usaha dan Jenis Produksi Industri Pionir yang dapat diberikan Fasilitas
2 Peraturan BKPM 8 Tahun 2019
Pengurangan Pajak Penghasilan Badan serta Pedoman dan Tata Cara Pemberian Fasilitas
Pengurangan Pajak Penghasilan Badan
Tata Cara Penunjukan Pelaksana Tugas dan Pelaksana Harian di Lingkungan Badan Koordinasi
3 Peraturan BKPM 7 Tahun 2019
Penanaman Modal
Perubahan atas Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Rincian Bidang Usaha dan Jenis Produksi Industri Pionir yang dapat diberikan Fasilitas
4 Peraturan BKPM 6 Tahun 2019
Pengurangan Pajak Penghasilan Badan serta Pedoman dan Tata Cara Pemberian Fasilitas
Pengurangan Pajak Penghasilan Badan
Perubahan atas Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2018 tentang
5 Peraturan BKPM 5 Tahun 2019
Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal
Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik
6 Peraturan BKPM 4 Tahun 2019 Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal
Tahun 2015-2019
7 Peraturan BKPM 3 Tahun 2019 Pedoman Tata Cara Promosi Penanaman Modal
8 Peraturan BKPM 2 Tahun 2019 Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal
Rincian Bidang Usaha dan Jenis Produksi Industri Pionir yang dapat diberikan Fasilitas
9 Peraturan BKPM 1 Tahun 2019 Pengurangan Pajak Penghasilan Badan serta Pedoman dan Tata Cara Pemberian Fasilitas
Pengurangan Pajak Penghasilan Badan
Sumber: Laporan Kinerja Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Tahun 2019
3.2 Capaian Nilai Kinerja Organisasi Pengukuran capaian kinerja BKPM tahun 2019
dilakukan dengan cara membandingkan antara
(NKO) BKPM Tahun 2019
target (rencana) dan realisasi Indikator Kinerja
Dalam rangka melakukan penilaian kinerja Utama (IKU) pada masing-masing perspektif. Dari
organisasi yang dicapai selama tahun 2019, Badan hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data
Koordinasi Penanaman Modal menggunakan metode bahwa capaian Nilai Kinerja Organisasi (NKO) BKPM
Balanced Scorecard (BSC) yang mempunyai tahun 2019 adalah sebesar 102,48. Nilai tersebut
keunggulan kemudahan dan lebih realistis dalam berasal dari capaian kinerja pada masing-masing
melakukan penilaian tingkat capaian kinerja. perspektif sebagaimana pada tabel berikut ini.
Learning and
20% Meningkatnya akuntabilitas kelembagaan 2 100,00 100,00 20,00
Growth
Nilai kinerja BKPM tahun 2019 mengalami perubahan ini yang secara tidak langsung
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada berpengaruh terhadap nilai kinerja BKPM. Selama
tahun 2019, terdapat beberapa penajaman IKU tahun 2019, dari 11 IKU BKPM terdapat 10 IKU
melalui reformulasi IKU dan penetapan target yang berstatus hijau tua (kategori “Sangat Baik”) dan 1
lebih challenging. Selain itu, terdapat beberapa IKU IKU berstatus hijau muda (kategori “Baik”).
baru yang dirumuskan untuk lebih mendukung Perkembangan NKO BKPM tahun 2015-2019 dapat
pencapaian Sasaran Strategis. Perubahan- dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3.4 Perkembangan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) BKPM Tahun 2015-2019
Nilai Kinerja Organisasi (NKO) merupakan terukur keseluruhan. NKO selama 5 (lima) tahun
gambaran nilai kinerja suatu organisasi secara dari tahun 2015-2018 adalah sebagai berikut.
Tahun Δ
No. Perspektif 2018-2019
2015 2016 2017 2018 2019
Realisasi Nilai Kinerja Organisasi (NKO) BKPM tahun modal sektor prioritas yang dimanfaatkan oleh
2019 sebesar 102,48 yang merupakan penjumlahan stakeholder, jumlah rencana investasi, dan
dari pencapaian empat perspektif dengan capaian persentase kesepakatan / perjanjian / perundingan
nilai masing-masing yaitu stakeholder perspective kerjasama penanaman modal yang telah
sebesar 30,35, customer perspective sebesar 30,19, diimplementasikan.
internal process perspective sebesar 21,48 dan
learning and growth perspective sebesar 20,00.
Capaian NKO tahun 2019 mengalami kenaikan 3.2.1 Peta Strategi Badan Koordinasi
sebesar 4,80% jika dibandingkan capaian NKO pada Penanaman Modal
tahun 2018. Hal ini disebabkan oleh beberapa
indikator kinerja utama yang realisasinya Gambaran peta strategi dalam upaya mencapai Visi
melampaui target yaitu pada stakeholder BKPM 2015-2019 dapat dilihat pada Gambar 3.x
perspective dan internal process perspective. berikut ini. Peta Strategi dilakukan melalui 4
Indikator kinerja pada stakeholder perspective yang (empat) perspektif penilaian dimulai dari
melampaui target adalah nilai realisasi penanaman stakeholder, costumer, internal process, dan
modal dan rasio realisasi PMDN, sedangkan pada learning and growth atas IKU BKPM Tahun 2019
internal process perspective indikator kinerja yang untuk mencapai target realisasi investasi. Peta
melampaui target yaitu: indeks kualitas iklim strategi Badan Koordinasi Penanaman Modal
penanaman modal, jumlah peta potensi penanaman digambarkan dalam ilustrasi berikut ini.
3.2.2 Evaluasi dan Analisis Balanced customer (value chain). Perspektif ini ditetapkan
melalui 4 (empat) sasaran program sebagai
Scorecard
berikut:
Dalam rangka mencapai target investasi Tahun
a) Sasaran “Meningkatnya iklim penanaman
2019 senilai Rp792,3 triliun dilakukan melalui
modal dalam rangka peningkatan daya
Sasaran Kinerja, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan
saing penanaman modal” diukur dengan
Kinerja Pendukung yang secara bersama-sama
dengan 2 (dua) IKU yaitu: indeks kualitas
berkontribusi terhadap tercapainya target investasi
iklim penanaman modal dan perbaikan
tersebut.
kemudahan memulai berusaha;
Berdasarkan peta strategi Badan Koordinasi
b) Sasaran “Terwujudnya perencanaan
Penanaman Modal Tahun 2019, capaian kinerja
penanaman modal dan penyusunan
tersebut dianalisis menggunakan empat perspektif
rekomendasi kebijakan yang terintegrasi,
balanced scorecard yang masing-masing diukur
kolaboratif, dan implementatif dalam
dengan bobot tertentu yaitu:
rangka peningkatan daya saing Penanaman
1) Stakeholder Perspective dengan bobot 30%, modal” yang diukur melalui 1 (satu) IKU
mencakup sasaran yang ingin diwujudkan yaitu jumlah peta potensi penanaman
organisasi untuk memenuhi harapan modal sektor prioritas yang dimanfaatkan
stakeholders (pemangku kepentingan) yang oleh stakeholder;
secara langsung atau tidak langsung baik
c) Sasaran “Meningkatnya daya tarik
swasta maupun pemerintah memiliki
penanaman modal Indonesia melalui
kepentingan atas output atau outcome dari
promosi yang terpadu dan efektif bagi
suatu organisasi. Perspektif ini ditetapkan
penanam modal dalam dan luar negeri
melalui sasaran strategis “Meningkatnya
yang berpijak pada peningkatan daya saing
realisasi penanaman modal” untuk mendorong
penanaman modal” yang diukur melalui 1
pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga
(satu) IKU, yaitu Jumlah rencana investasi;
kerja, dan mengurangi kesenjangan
pembangunan antar wilayah. Sasaran tersebut d) Sasaran “Meningkatnya kerjasama
diukur dengan 3 (tiga) IKU yaitu : internasional untuk mendorong investasi
dan melindungi kepentingan nasional dalam
a) Nilai realisasi penanaman modal
rangka peningkatan daya saing penanaman
b) Rasio realisasi penanaman modal di luar modal” yang diukur melalui 1 (satu) IKU,
Jawa yaitu presentase kesepakatan/perjanjian/
perundingan kerjasama penanaman modal
c) Rasio realisasi PMDN
yang telah diimplementasikan.
2) Customers Perspective dengan bobot 30%,
4) Learning and Growth Perspective dengan bobot
mencakup sasaran yang ingin diwujudkan
20%, mencakup sasaran yang berupa kondisi
organisasi untuk memenuhi harapan customers
ideal atas sumber daya internal organisasi yang
dan/atau harapan organisasi terhadap
ingin diwujudkan atau yang seharusnya dimiliki
customers. Customers (pengguna layanan)
oleh organisasi untuk menjalankan proses bisnis
merupakan pihak yang terkait dengan
guna menghasilkan output atau outcome
pelayanan suatu organisasi. Perspektif ini
organisasi yang sesuai dengan harapan
ditetapkan melalui sasaran strategis
customer dan stakeholder. Perspektif ini
“Meningkatnya Kualitas Pelayanan Penanaman
ditetapkan melalui sasaran program
Modal yang Prima dan Responsif melalui PTSP
“Meningkatnya akuntabilitas kelembagaan” dan
Pusat” dan diukur dengan 1 (satu) IKU yaitu
diukur yang diukur melalui 2 (dua) IKU, yaitu:
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan
pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat
Indeks Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
di BKPM.
(AKIP).
3) Internal Process Perspective dengan bobot 20%,
Tingkat keberhasilan capaian kinerja IKU Tahun
mencakup sasaran yang ingin diwujudkan
2019 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
melalui rangkaian proses yang dikelola
didukung oleh keberhasilan capaian kinerja unit
organisasi dalam memberikan layanan serta
kerja tingkat Eselon I sebagaimana tercantum
menciptakan nilai bagi stakeholder dan
dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.14 Capaian Indikator Kinerja Utama Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2019
% Rata-
No. Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Kategori Skor
Capaian Rata
1 Meningkatnya realisasi Nilai realisasi penanaman Rp792,0 Rp809,6 102,22 Sangat Baik 101,13 30,35
penanaman modal modal Triliun* Triliun
2 Meningkatnya kualitas Indeks Kepuasan Masyarakat 3,25 dari 3,27 dari 100,62 Sangat Baik 100,62 30,19
pelayanan penanaman (IKM) atas pelayanan skala 4 skala 4
modal yang prima dan penanaman modal pada
responsif melalui PTSP Pusat PTSP Pusat di BKPM
3 Meningkatnya iklim Indeks kualitas iklim 3,5 dari skala 4,12 dari 117,71 Sangat Baik 109,68 21,94
penanaman modal dalam penanaman modal; 5 skala 5
rangka peningkatan daya
saing penanaman modal Perbaikan kemudahan Menuju Peringkat 73 100,00 Sangat Baik
memulai berusaha; peringkat 40
4 Terwujudnya perencanaan Jumlah peta potensi 12 peta 14 peta 116,67 Sangat Baik
penanaman modal dan penanaman modal sektor potensi potensi
penyusunan rekomendasi prioritas yang dimanfaatkan
kebijakan yang terintegrasi, oleh stakeholder
kolaboratif, dan
implementatif dalam rangka
peningkatan daya saing
penanaman modal
5 Meningkatnya daya tarik Jumlah rencana investasi Rp1.416,67 Rp. 1.501,38 105,98 Sangat Baik
penanaman modal Triliun Triliun
Indonesia melalui promosi
yang terpadu dan efektif
bagi penanam modal dalam
dan luar negeri yang
berpijak pada peningkatan
daya saing penanaman
modal
6 Meningkatnya kerjasama Persentase kesepakatan/ 87% dari 50 94% dari 50 108,05 Sangat Baik
internasional untuk perjanjian/perundingan kesepakatan/ kesepakatan/
mendorong investasi dan kerjasama penanaman perjanjian/ perjanjian/
melindungi kepentingan modal yang telah perundingan perundingan
nasional dalam rangka diimplementasikan.
peningkatan daya saing
penanaman modal
7 Meningkatnya akuntabilitas Opini Badan Pemeriksa WTP WTP 100,00 Sangat Baik 100,00 20,00
kelembagaan Keuangan (BPK);
Keterangan: *) Target 2019 sesuai dengan surat Kepala BKPM No. 371/A.1/2018 tanggal 5 September 2018 perihal Revisi Target Investasi 2018-2019 kepada Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan
Stakeholder Perspective
Berdasarkan Tabel 3.14, dari sisi Stakeholder Perspective, sasaran strategis “Meningkatnya Realisasi Penanaman
Modal” memperlihatkan capaian kinerja 101,13% (Sangat Baik). Peningkatan capaian kinerja ini didukung oleh 3
(tiga) Indikator Kinerja Utama, yaitu:
1) Nilai realisasi penanaman modal yang disampaikan oleh pelaku usaha pada
tahun 2019 (sebanyak 30.451 laporan dari
Perhitungan jumlah target investasi tahun
proyek PMDN dan 30.354 laporan dari
2019 mengalami perubahan dari target yang
proyek PMA), meningkat dibandingkan
telah ditetapkan dalam renstra BKPM tahun
tahun 2018 (sebanyak 10.815 laporan dari
2014-2019. Hal ini mempertimbangkan iklim
proyek PMDN dan 21.972 laporan dari
investasi pada kuartal ketiga tahun 2018
proyek PMA).
dimana kondisi perekonomian global yang
kurang kondusif dan prediksi perubahan c) Telah terjalin koordinasi yang lebih baik
kondisi politik dalam negeri pada tahun 2019 antara aparatur pengendalian di tingkat
yang dapat berpengaruh pada iklim kepastian pusat dengan aparatur pengendalian di
berusaha di Indonesia. Perubahan tersebut tingkat provinsi maupun kabupaten dan
telah dituangkan dalam surat Kepala BKPM kota dalam melakukan tugas dan fungsi
kepada Menteri Perencanaan Pembangunan pengendalian pelaksanaan penanaman
Nasional/ Kepala Bappenas dan Menteri modal. Hal ini terlihat pada output jumlah
Keuangan pada tanggal 5 September 2018, kegiatan pengawasan ke lokasi proyek
yang merevisi target realisasi investasi pada yang berada di seluruh pelosok
tahun 2019 dari Rp 850,0 triliun menjadi Rp. kabupaten, dimana pada setiap kegiatan
792,0 triliun (Tabel 3.15). pengawasan tersebut, aparatur BKPM
akan berkoordinasi dan melibatkan
Capaian realisasi penanaman modal tahun
aparatur instansi DPMPTSP Provinsi dan
2019 telah memenuhi target dikarenakan hal-
Kabupaten/Kota. Pada tahun 2019 ini
hal sebagai berikut:
telah dicapai kegiatan sebanyak 498
a) Kegiatan pemantauan telah dilaksanakan kegiatan, meningkat menjadi 130,4%
dengan baik, terlebih didukung dengan dibandingkan dengan capaian pada tahun
alokasi dana dekonsentrasi yang 2018 sebanyak 382 kegiatan.
memperluas jangkauan pemantauan
d) Semakin intensifnya pelaksanaan kegiatan
realisasi proyek di seluruh Indonesia. Hal
fasilitasi penyelesaian permasalahan yang
ini terlihat dari capaian realisasi
dihadapi oleh pelaku usaha dalam
pemantauan proyek yang dilimpahkan
merealisasikan penanaman modalnya. Hal
melalui Dekonsentrasi sebanyak 3.307
ini terlihat dari penambahan kegiatan
proyek dari 2.448 proyek yang telah
fasilitasi penyelesaian proyek-proyek
ditetapkan atau sebesar 135,1% dari
mangkrak yang telah terealisasi sampai
target pemantauan (meningkat dari
dengan Desember 2019 sebesar Rp 163,9
prosentase capaian tahun 2018 sebesar
triliun (23,2%) dari target Key
108,5%).
Performance Indicator Kepala BKPM
b) Sosialisasi tentang kewajiban pelaporan kepada Presiden, disamping capaian
LKPM online maupun tata cara pengisian jumlah kegiatan fasilitasi penyelesaian
LKPM online telah cukup efektif meski permasalahan pada tahun 2019 sebesar
tetap perlu ditingkat di masa mendatang. 159,3 % dari target.
Hal ini terlihat dari output kegiatan
Perkembangan “Nilai realisasi penanaman
sosialisasi tentang kewajiban pelaporan
modal” dari tahun 2015 sampai dengan 2019
LKPM online yaitu laporan LKPM online
dapat dilihat pada Gambar 3.16.
Nilai realisasi penanaman modal Rp792,0 Triliun* 809,6 Triliun 102,22 Sangat Baik
Keterangan: *) Target 2019 sesuai dengan surat Kepala BKPM No. 371/A.1/2018 tanggal 5 September 2018 perihal Revisi Target Investasi 2018-2019 kepada Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan
Gambar 3.6 Perkembangan Nilai Realisasi Investasi Periode 2015 – 2019 (Rp triliun)
2) Rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa Renstra BKPM tahun 2014-2019 dari yang
awalnya sebesar 62% diubah menjadi 57%.
Perhitungan rasio penanaman modal di luar
Hal ini dengan mempertimbangkan capaian
Jawa pada tahun 2019 mengalami perubahan
rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa
dari target yang telah ditetapkan dalam
pada tahun 2018 hanya sebesar 43,8%.
Tabel 3.16 Target dan Capaian Rasio Realisasi Penanaman Modal di Luar Jawa
Nilai realisasi penanaman modal di luar Jawa 57,00% 46,3% 81,23 Baik
Capaian rasio realisasi PMDN tahun 2019 dapat b) Meningkatnya kemudahan perizinan
memenuhi target dikarenakan hal-hal sebagai berusaha yang dilaksanakan melalui sistem
berikut: elektronik.
a) Realisasi PMDN didominasi oleh sektor Perkembangan “Rasio realisasi PMDN” dari
transportasi, komunikasi dan perumahan tahun 2015 sampai dengan 2019 dapat dilihat
yang masih didominasi oleh perusahaan- pada grafik berikut ini.
perusahaan dalam negeri.
Pada periode Januari–Desember tahun 2019, sebesar 17,6%. Hal ini melebihi target
realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Perjanjian Kinerja 2019 dimana rasio realisasi
Rp434,6 triliun (53,7%) dan realisasi investasi PMDN ditargetkan sebesar 37%. Meskipun PMA
di luar Jawa sebesar Rp375,0 triliun (46,3%). dan PMDN sama-sama berpengaruh terhadap
Pada periode Januari–Desember tahun 2019, pertumbuhan ekonomi, namun PMDN memiliki
realisasi investasi PMDN sebesar Rp386,5 keunggulan sebagai salah satu komponen
triliun (47,7%) dan realisasi investasi PMA aliran modal yang relatif stabil dan mempunyai
sebesar Rp423,1 triliun (52,3%). Apabila risiko yang kecil dibandingkan dengan aliran
dibandingkan dengan periode yang sama pada modal lainnya, sehingga dapat dijadikan
Tahun 2018 sebesar Rp328,6 triliun terjadi alternatif sumber dana yang digunakan untuk
peningkatan realisasi investasi untuk PMDN pembiayaan pembangunan.
Customer Perspective
Dari sisi Customer Perspective, sasaran strategis “Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang prima
dan responsif melalui PTSP Pusat” memperlihatkan capaian kinerja BKPM 100% (Sangat Baik). Peningkatan
capaian kinerja ini didukung oleh Indikator Kinerja Utama “Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan
penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM” yang dijelaskan pada Tabel 3.18.
Tabel 3.18 Target dan Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Pelayanan Penanaman Modal pada PTSP Pusat di BKPM
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas 3,25 dari skala 4 3,27 dari skala 4 100,62 Sangat Baik
pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat
di BKPM
Hasil survei IKM ini meningkat dari tahun-tahun dari skala 4). Nilai IKM tersebut masuk dalam
sebelumnya dan juga ada peningkatan nilai hasil kategori penilaian “Baik” (76,61 – 88,30).
survei dari Semester I ke Semester II, dimana Perkembangan capaian IKM atas pelayanan
capaian IKM pada periode Juli 2019 adalah sebesar penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM selama
81,27 (setara 3,26 dari skala 4) dan pada periode periode 2015 sampai dengan 2019 dapat dilihat
Desember 2019 adalah sebesar 81,81 (setara 3,27 pada Gambar 3.9 di bawah ini.
Gambar 3.9 Perkembangan Capaian IKM atas Pelayanan Penanaman Modal pada PTSP Pusat di BKPM
Berdasarkan Internal Process Perspective, capaian kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan
capaian 105,54 (Sangat Baik). Indeks capaian tersebut menunjukkan keberhasilan kinerja Badan Koordinasi
Penanaman Modal melalui peningkatan kerjasama internasional untuk mendorong iklim investasi yang melindungi
kepentingan nasional, mewujudkan penyusunan rekomendasi kebijakan yang terintegrasi, kolaboratif dan
implementatif serta meningkatkan daya tarik penanaman modal melalui promosi yang terpadu dan efektif.
Capaian indikator kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Indeks Kualitas Iklim Penanaman Modal Dari hasil survei yang didapat, indeks iklim
penanaman modal mendapatkan nilai 4,1 dari
Dari Tabel 3.19 dapat dilihat bahwa capaian
target 3,5 dari skala 5. Indeks iklim
indikator kinerja indeks kualitas iklim
penananaman modal tersebut terdiri dari
penanaman modal melampaui target sebesar
kelompok kelembagaan dan kegiatan Badan
4,12 dari skala 5 atau 117,71% dan masuk ke
Koordinasi Penanaman Modal sebesar 4,09 dan
dalam kategori “Sangat Baik”.
kompetensi dan profesionalisme SDM di
BKPM melakukan survei kinerja Tahun Kedeputian Bidang Pengembangan Iklim
Anggaran 2019 untuk mendapatkan masukan Penanaman Modal sebesar 4,14.
yang dibutuhkan khususnya bagi peningkatan
Pada kelompok kelembagaan dan kegiatan
kualitas iklim penanaman modal. Survei kinerja
Deputi Bidang Pengembangan Iklim
ini ditujukan kepada pejabat dan staf yang
Penanaman Modal, 3 unsur yang mendapatkan
berasal dari Badan Koordinasi Penanaman
skor tertinggi yaitu unsur penyusunan dan
Modal dan stakeholder lainnya seperti
perumusan kebijakan penanaman modal
Kementerian/Lembaga, asosiasi, daerah yang
(4,28), perumusan dan harmonisasi melalui
terlibat dengan kegiatan perumusan dan
koordinasi (4,08), dan informasi permasalahan
harmonisasi kebijakan di bidang penanaman
(4,08).
modal. Atas dasar latar belakang di atas telah
dilakukan survei kinerja Badan Koordinasi Pada kelompok kompetensi dan
Penanaman Modal terkait deregulasi profesionalisme SDM di Kedeputian Bidang
penanaman modal. Pengembangan Iklim Penanaman Modal, 3
unsur yang mendapatkan skor tertinggi yaitu
Survei tersebut diatas dilakukan pada bulan
unsur integritas (4,2), konsep yang baik dalam
Desember Tahun 2019 dengan jumlah
melihat aspek kebijakan (4,2), dan
responden sebanyak 50 orang. Dalam survei
pemahaman SDM terkait ketentuan sektoral
terbagi menjadi 2 kelompok pertanyaan
(4,14).
sebagai berikut:
Kedepannya, Kedeputian Pengembangan Iklim
a) Kelompok kelembagaan dan kegiatan
Penanaman Modal akan terus meningkatkan
Deputi Bidang Pengembangan Iklim
kompetensi SDM dalam perumusan kebijakan,
Penanaman Modal;
serta lebih meningkatkan partisipasi publik
b) Kompetensi dan profesionalisme SDM di dalam perumusan dan pembuatan kebijakan
Kedeputian Bidang Pengembangan Iklim penanaman modal.
Penanaman Modal
Tabel 3.19 Target dan Capaian Indeks Kualitas Iklim Penanaman Modal
Indeks kualitas iklim penanaman modal 3,5 dari skala 5 4,12 dari skala 5 117,71 Sangat Baik
Perbaikan kemudahan memulai berusaha Menuju peringkat 40 Peringkat 73 100,00 Sangat Baik
Dalam laporannya, S&P menyatakan ekonomi pada 21 Desember 2017 di BBB dengan
Indonesia secara konsisten lebih baik dari prospek stabil. Secara umum, peringkat kredit
negara-negara peers pada tingkat pendapatan Indonesia masuk dalam kategori layak
yang sama. Pertumbuhan PDB per kapita riil di investasi yang menunjukkan kepercayaan
Indonesia mampu tumbuh 4,1% berdasarkan lembaga internasional terhadap kinerja
rata-rata tertimbang 10 tahun. Sementara rata perekonomian Indonesia. Peringkat kredit
-rata pertumbuhan PDB per kapita riil seluruh digunakan oleh dana kekayaan negara, dana
dunia yang hanya sekitar 2,2%. pensiun dan investor lain untuk mengukur
kelayakan kredit Indonesia sehingga memiliki
Selanjutnya, S&P menyatakan peringkat
dampak besar pada biaya pinjaman negara.
Indonesia juga didukung oleh tingkat beban
utang pemerintah yang rendah dan kinerja Peningkatan iklim penanaman modal dilakukan
fiskal yang moderat. S&P juga meyakini beban melalui perumusan kebijakan penanaman
utang luar negeri Indonesia masih sangat modal, harmonisasi dan koordinasi kebijakan
aman karena Indonesia masih sangat menarik penanaman modal, penyebaran informasi dan
bagi Foreign Direct Investment (FDI) serta potensi penanaman modal, serta peningkatan
kuatnya akses Indonesia di pasar keuangan kemitraan penanaman modal.
internasional meskipun terjadi gejolak dan
Melalui surat Menteri Perencanaan
ketidakpastian. Kenaikan peringkat ini juga
Pembangunan Nasional/Kepala Badan
menunjukkan kebijakan Pemerintah Indonesia
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor
selama ini sudah berada pada jalur yang tepat
0078/M.PPN/02/2013 tanggal 28 Februari
dimana kebijakan defisit diambil untuk
2013 sesuai arahan Menteri Koordinator
memberikan stimulus perekonomian melalui
Bidang Perekonomian melalui rapat TimNas
strategi counter cyclical untuk
PEPI tanggal 13 Februari 2013, menugaskan
mempertahankan pertumbuhan ekonomi di
Kepala BKPM selaku Ketua Pokja Investasi
atas 5%.
untuk mengkoordinasikan perbaikan
Di sisi lain, peringkat kredit Moody’s untuk kemudahan berusaha di Indonesia. Deputi
Indonesia terakhir ditetapkan pada 13 April Bidang Pengembangan Iklim lebih lanjut
2018 di Baa2 dengan prospek stabil. Peringkat ditugaskan oleh Kepala BKPM untuk menyusun
kredit Fitch untuk Indonesia terakhir dilaporkan rencana aksi dalam rangka perbaikan
7 Getting Electricity 46 49 38 33 33
8 Getting Credit 70 62 55 44 48
10 Resolving Insolvency 77 76 38 36 38
Tabel 3.22 Target dan Capaian Jumlah Peta Potensi Penanaman Modal Sektor Prioritas yang Dimanfaatkan oleh Stakeholder
Jumlah peta potensi penanaman modal 12 peta potensi 14 peta potensi 116,67 Sangat Baik
sektor prioritas yang dimanfaatkan oleh
stakeholder
Gambar 3.10 Jumlah Peta Potensi Penanaman Modal Sektor Prioritas yang Dimanfaatkan oleh Stakeholder
Adapun kendala atau permasalahan yang prioritas penanaman modal dilakukan secara
masih dihadapi dalam merealisasikan swakelola serta bekerja sama dengan pihak
penyusunan peta potensi penanaman modal ketiga melalui tahapan kegiatan antara lain
sektor prioritas tahun 2019 yaitu ketersediaan Focus Group Discussion (FGD), studi literatur,
data dan informasi pendukung yang kurang mapping analysis, serta survei lapangan.
memadai, serta kurangnya respon untuk Secara umum, peta potensi penanaman modal
berkoordinasi dari stakeholder terkait. sektor prioritas menawarkan hal-hal yang
Sehingga diharapkan adanya pengendalian menarik bagi stakeholder terkait antara lain
yang dilakukan dengan membuka ruang akses lokasi investasi yang potensial, insentif, skema
yang lebih banyak terhadap data dan informasi kerja sama, perkiraan biaya investasi, peluang
yang diperlukan, serta melakukan komunikasi investasi, dan informasi lainnya di bidang
yang lebih intensif dengan stakeholder terkait. industri agribisnis dan sumber daya alam
lainnya, industri manufaktur, jasa dan
Pembuatan dokumen peta potensi sektor
Tabel 3.23 Daftar Peta Potensi Penanaman Modal Sektor Prioritas yang Dimanfaatkan oleh Stakeholder
2 Pengembangan Investasi Mineral Bahan Baku Industri Cell Battery (Nikel, Kobalt, dan Litium)
3 Perencanaan Pengembangan Investasi Energi Baru Terbarukan Biofuel Berbasis Kelapa Sawit Industri
4 Kajian Peningkatan Daya Saing Investasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia
5 Kajian Pengembangan Investasi Industri Petrokimia Berbasis Gas dan Batubara di Indonesia
7 Kajian Peningkatan Daya Saing Industri Nasional Melalui Industri Semikonduktor dan Komponen Elektronik
9 Kajian Kawasan Pendidikan dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Sains dan Teknologi (KST)
12 Kajian Potensi dan Permasalahan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Skema KPBU
kawasan, serta infrastruktur, yang dapat lengkap disajikan pada Tabel 3.23.
dilihat secara rinci pada lampiran. Sehingga
4) Jumlah Rencana Investasi
peta potensi penanaman modal sektor prioritas
termanfaatkan oleh stakeholder terkait secara Berdasarkan data pada Tabel 3.24, capaian
optimal yang dapat mendorong persebaran rencana investasi sebesarl Rp1.501,38 triliun
investasi berkualitas; peningkatan investasi terdiri dari Rp1.036,10 triliun yang bersumber
dalam negeri/PMDN, serta kemitraan investor dari fasilitasi investor oleh TPT dan Rp465,28
besar dengan Usaha Mikro, Kecil, dan triliun yang bersumber dari fasilitasi investor
Menengah (UMKM); dalam rangka peningkatan oleh IIPC. Dengan capaian tersebut, kinerja
realisasi investasi di Indonesia. Daftar peta BKPM dikategorikan sangat baik dengan
potensi penanaman modal sektor prioritas persentase 105,59% karena melampaui target
yang dimanfaatkan oleh stakeholder secara sebesar Rp1.416,67 triliun.
Jumlah Rencana Investasi Rp1.416,67 triliun Rp1.501,38 triliun 105,59 Sangat Baik
Tabel 3.25 Persentase Kesepakatan/Perjanjian/Perundingan Kerjasama Penanaman Modal yang Telah Diimplementasikan
Persentase kesepakatan / perjanjian / 87% dari 50 kesepakatan / 94% dari 50 kesepakatan / 108,05 Sangat Baik
perundingan kerjasama penanaman modal perjanjian / perundingan perjanjian / perundingan
yang telah diimplementasikan
Pada tahun 2019, BKPM telah melaksanakan Pertemuan Perundingan BIT Indonesia-
kesepakatan / perjanjian / perundingan Swiss, Pertemuan Perundingan
kerjasama penanaman modal di berbagai Amandemen Bilateral Investment
forum kerjasama internasional antara lain: Agreement (BIA) IETO-TETO, Perundingan
Indonesia-European Union Comprehensive
a) Pertemuan Perundingan Bilateral
Economic Partnership Agreement,
Investment Treaty (BIT) dan Free Trade
Perundingan Indonesia-Korea CEPA,
Agreement (FTA) / Comprehensive
Pertemuan General Review Indonesia-
Economic Partnership Agreement (CEPA)
Jepang EPA, Perundingan Regional
Dari sisi Learning and Growth Perspective yang diukur dengan bobot 20%, capaian kinerja Badan Koordinasi
Penanaman Modal menunjukkan capaian 100% (Sangat Baik) seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Indeks capaian tersebut menunjukkan keberhasilan pengendalian yang intensif baik oleh atasan
kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam langsung di lingkungan unit kerja terkait
mempertahankan kualitas dan akuntabilitas maupun pengawasan oleh aparat pengawas
kelembagaan, keberhasilan tersebut antara lain internal (Inspektorat), sehingga mengurangi
ditandai dengan: terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pelaksanaan pengelolaan anggaran.
1) Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
3.3 Capaian Kinerja BKPM Terhadap dibandingkan dengan periode yang sama pada
tahun 2017 (12,7%).
Target Nasional dalam RPJMN Tahun
2015 - 2019 Dengan adanya perlambatan pertumbuhan investasi
tersebut, kemudian diusulkan adanya perubahan
Tabel 3.27 menunjukkan capaian realisasi investasi target realisasi PMA dan PMDN untuk tahun 2018
PMA dan PMDN setiap tahun dari tahun 2015 dan 2019, sebagaimana surat Kepala BKPM kepada
sampai tahun 2019 yang dibandingkan dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
target realisasi investasi PMA dan PMDN Kepala Bappenas nomor 371/A.1/2018 tanggal 5
berdasarkan RPJMN tahun 2015-2019. Pada tahun September 2018. Adapun penyebab perlambatan
2015 sampai tahun 2017 terlihat bahwa capaian pertumbuhan tersebut antara lain dimulainya
realisasi investasi PMA dan PMDN setiap tahunnya perang dagang Amerika Serikat dengan Republik
telah melampaui target RPJMN yang ditetapkan. Rakyat Tiongkok dan pelaksanaan pemilihan umum
Namun pada tahun 2018 dan 2019, capaian legislatif, Kepala Daerah dan Presiden-Wakil
realisasi investasi PMA dan PMDN belum mencapai Presiden. Namun, secara kumulatif 5 (lima) tahunan
target RPJMN. Hal ini telah diperkirakan dari tahun 2015 sampai dengan 2019, maka
sebelumnya, tepatnya pada triwulan II 2018 capaian realisasi PMA dan PMDN sebesar 96,12%
dimana pertumbuhan investasi year on year (y-o-y) dari target RPJMN (kategori baik).
pada triwulan tersebut (3,1%) jauh lebih rendah
Tabel 3.27 Capaian Rasio PMA dan PMDN Dibandingkan Target RPJMN Tahun 2015 – 2019
Tahun
Rasio PMDN Total
2015 2016 2017 2018 2019
Target RPJMN (Rp Triliun) 519,5 594,8 678,8 792,5 933,0 3.518,6
Berdasarkan Tabel 3.28, capaian rasio PMDN setiap PMDN belum melampaui target RPJMN yang
tahun dari tahun 2015 sampai tahun 2019 yang ditetapkan (97,3% dari target). Namun pada tahun
dibandingkan dengan target RPJMN tahun 2015- 2016 sampai tahun 2019, capaian rasio PMDN telah
2019. Pada tahun 2015 terlihat bahwa capaian rasio melampaui target RPJMN yang ditetapkan.
Tabel 3.28 Capaian Rasio PMDN Dibandingkan Target RPJMN Tahun 2015 – 2019
Tahun
Rasio PMDN
2015 2016 2017 2018 2019
3.4 Capaian Kinerja Anggaran Rp640.600.156.000 (enam ratus empat puluh miliar
enam ratus juta seratus lima puluh enam ribu
Realisasi Anggaran Badan Koordinasi Penanaman rupiah). Komposisi anggaran dan realisasi BKPM TA
Modal pada TA 2019 adalah sebesar 2019 berdasarkan program dapat dilihat dalam
Rp597.118.142.460 (lima ratus sembilan puluh Tabel 3.29, sedangkan realisasi anggaran BKPM TA
tujuh miliar seratus delapan belas juta seratus 2019 berdasarkan jenis belanja dijelaskan pada
empat puluh dua ribu empat ratus enam puluh Tabel 3.30.
rupiah) atau 93,21% dari alokasi anggaran sebesar
Tabel 3.29 Realisasi Anggaran BKPM TA 2019 Berdasarkan Program
2 Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal (Teknis) Rp302.183.349.000 Rp275.260.300.131 91,09
Berdasarkan Tabel 3.31 dan Tabel 3.32, pada rangka penyediaan sarana dan prasarana kerja
periode tahun 2015-2019 realisasi anggaran BKPM untuk mendukung kegiatan seluruh unit kerja pada
menunjukkan capaian tertinggi pada Tahun 2019 kantor BKPM, dan telah dilaksanakannya rapat-
yaitu sebesar 93,21%. Hal ini antara lain rapat koordinasi dengan pengelola anggaran secara
dikarenakan peningkatan capaian nilai Reformasi rutin dalam rangka monitoring dan evaluasi atas
Birokrasi BKPM sehingga nilai tunjangan kinerja pelaksanaan anggaran dan kegiatan untuk mencari
pegawai pada tahun anggaran 2019 mengalami solusi atas permasalahan-permasalahan yang dapat
peningkatan. Selain itu pada tahun 2019 juga menghambat realisasi penyerapan anggaran BKPM
terdapat peningkatan realisasi belanja modal dalam tahun 2019.
Tabel 3.32 Realisasi Belanja per Sasaran Strategis/Sasaran Program Tahun 2019
Anggaran (Rp)
No. Sasaran %
Pagu Realisasi
BAB 4
INISIATIF PENINGKATAN
AKUNTABILITAS KINERJA
4.1 Tindak Lanjut Atas Evaluasi AKIP Tahun 2018
4.1.3 Optimalisasi Evaluasi dan Reviu Internal BKPM Dalam Upaya Perbaikan Kinerja
INISIATIF PENINGKATAN
AKUNTABILITAS KINERJA
BKPM telah melakukan beberapa inisiatif kegiatan 4.1 Tindak Lanjut Atas Evaluasi AKIP
perbaikan selama tahun 2019 dalam upaya untuk
Tahun 2018
meningkatkan kinerja institusi secara optimal dan
berkesinambungan selaras dengan program Evaluasi terhadap AKIP yang dilakukan oleh pihak
pembangunan nasional. Inisiatif tersebut disusun eksternal maupun internal merupakan bagian yang
dengan mengacu pada hasil evaluasi eksternal (dari sangat penting dalam rangka peningkatan kualitas
KemenPAN-RB) atas akuntabilitas kinerja, hasil akuntabilitas kinerja BKPM. Untuk itu, BKPM
evaluasi internal (Inspektorat BKPM), arahan berupaya menindaklanjuti hasil evaluasi tersebut
pimpinan, program reformasi birokrasi, dan reviu dengan melakukan beberapa inisiatif untuk
pengelolaan kinerja BKPM. Beberapa inisiatif memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya sebagai
perbaikan yang dijalankan BKPM antara lain: berikut:
4.1.1 Penetapan Indikator Kinerja Yang program/kegiatan dan indikator kinerja BKPM Tahun
2020-2024 dengan pendekatan Balanced Scorecard
Lebih Relevan
(BSC) dilakukan dengan membentuk tim kerja yang
Tahun 2019, BKPM telah menganggarkan kegiatan tertuang dalam Keputusan Kepala BKPM Nomor 196
untuk penyusunan program/kegiatan dan indikator Tahun 2019.
kinerja BKPM Tahun 2020-2024 dengan pendekatan
Berdasarkan pendekatan BSC, strategi dalam
Balanced Scorecard (BSC). Penggunaan metode
Renstra diekstraksi menjadi Sasaran Strategis (SS)
BSC ini bertujuan agar kinerja BKPM menjadi lebih
yang kemudian divisualisasikan dalam Peta Strategi.
terukur dan terarah. Metode BSC digunakan untuk
Untuk mengukur pencapaian setiap Sasaran
mengeksekusi strategi dalam Renstra BKPM menjadi
Strategis ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU)
kerangka operasional yang dapat dilaksanakan oleh
yang dirumuskan dengan memperhatikan prinsip
seluruh unit di lingkungan BKPM. Penyusunan
sebagai Aparat Pengawasan Internal Pemerintah 4.1.4 Pemanfaatan Laporan Kinerja Dalam
(APIP), pengelola kinerja pusat dan pengelola
Upaya Perbaikan Kinerja BKPM
kinerja eselon I. Hasil evaluasi tersebut dijadikan
bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan Setiap tahun BKPM menyusun laporan kinerja dalam
terhadap pengelolaan kinerja di lingkungan BKPM. rangka akuntabilitas kinerja organisasi. Tujuan
Tujuan evaluasi yang dilakukan APIP BKPM adalah pelaporan kinerja tersebut adalah untuk
untuk memperoleh informasi terkait implementasi memberikan informasi yang memadai dan terukur
SAKIP, menilai tingkat implementasi SAKIP, atas capaian kinerja BKPM. Selain itu, laporan
memberikan saran perbaikan untuk peningkatan, kinerja digunakan sebagai pertimbangan dalam
implementasi SAKIP dan memonitor tindak lanjut upaya perbaikan berkesinambungan untuk
rekomendasi hasil evaluasi atas implementasi SAKIP meningkatkan capaian kinerja. Beberapa informasi
periode sebelumnya. Laporan Kinerja (LKj) BKPM yang dijadikan
pertimbangan, antara lain:
Dari hasil evaluasi tahun 2017, APIP BKPM
mengapresiasi upaya perbaikan pengelolaan kinerja 1) Dari hasil evaluasi yang dilakukan
yang telah dilakukan oleh BKPM diantaranya: KemenPANRB, nilai kualitas LKj BKPM setiap
tahun mengalami peningkatan. Pada tahun
1) Melakukan reviu secara berkala atas dokumen
2017 BKPM memperoleh predikat BB dengan
Renstra BKPM Tahun 2015-2019 sebagaimana
skor 73,68, lalu pada tahun 2018 BKPM
terakhir diubah melalui Peraturan Kepala Badan
memperoleh predikat BB juga dengan skor
Koordinasi Penanaman Modal Nomor 4 Tahun
74,05. Nilai tersebut menjadi acuan dalam
2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
melakukan perbaikan pengelolaan kinerja pada
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
tahun berikutnya. Pada tahun 2019 BKPM terus
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana
melakukan perbaikan pengelolaan kinerja
Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal
dengan harapan nilai LKj tahun 2019 dapat
Tahun 2015-2019.
lebih meningkat lagi.
2) Melakukan pengembangan teknologi informasi
2) Informasi evaluasi dan reviu atas AKIP yang
untuk penilaian kinerja melalui pengembangan
dilakukan oleh pihak eksternal maupun internal
aplikasi e-Office Kinerja BKPM yang didalamnya
BKPM akan menjadi salah satu pedoman dalam
memuat fitur Perjanjian Kinerja, Pengukuran
melakukan perbaikan pengelolaan kinerja.
Kinerja dan Pemeringkatan Kinerja.
Rekomendasi yang diberikan beberapa telah
3) Menyempurnakan penjenjangan (cascading) ditindaklanjuti oleh BKPM. Tindak lanjut
indikator kinerja yang ada di dalam Renstra tersebut akan terus di-monitoring dan
sampai dengan level Eselon IV yang dapat dievaluasi untuk untuk memastikan tindak
menggambarkan proses pencapaian kinerja lanjut telah sesuai dengan yang
menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. direkomendasikan.
Dalam PP Nomor 24 Tahun 2019, kewenangan selaku lembaga OSS bertanggung jawab untuk
untuk menerbitkan izin telah beralih kepada mengeluarkan Nomor Induk Berusaha (NIB), izin
Lembaga Online Single Submission (OSS). Lembaga lokasi usaha, hingga izin usaha.
pengelola dan penyelenggara OSS merupakan
Perubahan kewenangan mengeluarkan izin
lembaga pemerintah non kementerian yang
bertujuan untuk dapat mempermudah pelaku usaha
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang
dalam mendapatkan dan mengurus perizinan yang
koordinasi penanaman modal. Jika dikaji dari beleid
dibutuhkan. Dengan didirikannya Lembaga OSS,
tersebut, BKPM merupakan lembaga yang ditunjuk
pelaku usaha tidak perlu datang ke beberapa
sebagai penyelenggara OSS. Dalam hal ini, BKPM
instansi untuk mengurus perizinan yang diperlukan.
Gambar 4.1 Struktur organisasi pada Kedeputian Bidang Pelayanan Penanaman Modal (Sebelum Perubahan)
Hal tersebut dikarenakan sistem perizinan yang Melalui serangkaian proses internal dengan
diterbitkan oleh Lembaga OSS telah terintegrasi berkoordinasi beberapa pihak eskternal sebagai
dengan K/L, Daerah dan lembaga lainnya yang bagian pengayaan perspektif, pada tanggal 28
berwenang untuk mengeluarkan izin. Selain itu, Desember 2019 BKPM telah mengesahkan
terkait penerbitan izin usaha, Lembaga OSS juga Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal
berwenang untuk menetapkan kebijakan Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Keempat
pelaksanaan perizinan berusaha melalui sistem Atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi
OSS, menetapkan petunjuk pelaksanaan izin usaha Penanaman Modal Nomor 90/SK/2007 Tentang
pada sistem, mengelola dan mengembangkan Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi
sistem OSS, serta bekerja sama dengan pihak lain Penanaman Modal. Perubahan mendasar terjadi
dalam pelaksanaannya. pada struktur organisasi di Kedeputian Bidang
Pelayanan Penanaman Modal dalam rangka
Memperhatikan dinamika perubahan serta melihat
mengakomodir pelaksanaan OSS di BKPM. Berikut
berbagai tantangan yang ada, organisasi BKPM
ini adalah perubahan struktur organisasi pada
dinilai perlu untuk mengembangkan diri dengan
Kedeputian Bidang Pelayanan Penanaman Modal.
membentuk unit-unit baru sebagai konsekuensi
eskalasi tugas dan kewajiban yang diberikan.
Gambar 4.2 Struktur organisasi pada Kedeputian Bidang Pelayanan Penanaman Modal (Setelah Perubahan)
BKPM sebagai lembaga pemerintahan menilai yang didukung fitur kolaborasi, knowledge sharing,
pentingnya pemanfaatan SPBE dalam upaya serta pertemuan jarak jauh melalui video/audio
meningkatkan kinerja untuk memberikan pelayanan conference. KOPI MANTAP diresmikan pada tanggal
terbaik kepada para stakeholder baik internal 12 Maret 2019 oleh Presiden Joko Widodo pada
maupun eksternal. Beberapa layanan berbasis Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi
elektronik yang telah dimanfaatkan oleh pihak-pihak 2019 diharapkan selanjutnya ada percepatan yang
yang terkait dengan BKPM, antara lain seperti signifikan dalam hal fasilitasi dan penyelesaian
dijabarkan di bawah ini. masalah investasi sehingga seluruh rencana
investasi yang sudah mendapatkan perizinan
berusaha melalui Online Single Submission (OSS)
4.3.1 Layanan KOPI MANTAP (Koordinasi dapat direalisasikan seluruhnya dengan lancar.
Pengawalan Investasi KOPI MANTAP dimanfaatkan untuk mengawal
Memanfaatkan Aplikasi) proses investasi oleh pelaku usaha yang telah
memperoleh izin melalui Online Single Submission
KOPI MANTAP ditujukan untuk memudahkan
(OSS). Aplikasi KOPI MANTAP selayaknya aplikasi
koordinasi lintas satgas (Satgas Nasional, Satgas
Whatsapp yang selama ini menjadi sarana
Provinsi, dan Satgas Kabupaten/Kota) dalam upaya
koordinasi dan komunikasi di lingkup pemerintahan.
fasilitasi pemenuhan komitmen dan penyelesaian
Hanya saja, KOPI MANTAP menjadi sarana yang
masalah investasi. KOPI MANTAP memungkinkan
lebih resmi dan profesional, serta dilengkapi dengan
efektivitas dan efisiensi koordinasi dengan
aspek kemananan, arsip, dan back-up yang lebih
menggunakan platform berbasis teknologi informasi
terjamin.
serta pertimbangan dalam alokasi anggaran proyek tiap daerah, dan belum ada metode
kepada unit di lingkungan BKPM. Kinerja setiap inteaksi yang transparan sehingga bisa
unit di lingkungan BKPM akan terpantau dilakukan peers review, dimana setiap
kinerjanya karena ada evaluasi berupa pengguna bisa memantau kinerja pengguna
pemeringkatan kinerja setiap triwulannya. lain. Adapun solusi yang ditawarkan dalam
rangka pengawalan investasi salah satunya
dengan menggunakan teknologi kekinian yaitu
2) Layanan Workplace by Facebook Workplace by Facebook. Workplace adalah
platform konektifitas dengan fitur yang sudah
Permasalahan dan kendala dalam pengawalan
dikenal seperti grup, pesan instan atau berbagi
investasi yang dihadapi BKPM dan instansi
dokumen untuk meningkatkan kerja tim dan
terkait lainnya diantaranya adalah belum ada
budaya kerja yang baik.
metode untuk berinteraksi dengan seluruh
perwakilan Kementerian/Lembaga/Daerah Melalui pemanfaatan Workplace, terdapat
secara efisien, belum ada metode untuk perubahan paradigma pengawalan realisasi
tracking progress perkembangan realisasi investasi dari cara manual beralih ke
4.3.2 Layanan Podcast BKPM format file yang sama, seperti audio atau video,
sehingga pendengar selalu bisa menikmati program
Podcast merupakan suatu rekaman suara atau tersebut dengan cara yang sama.
video, tetapi bisa juga merupakan rekaman siaran
televisi atau program radio, kuliah, pertunjukan, Di era industri 4.0 seperti saat ini, penting sekali
atau acara lain. Media podcast dinilai efektif dalam bagi instansi pemerintah dalam mengikuti
menjangkau banyak pendengar, karena media ini perkembangan zaman terutama dalam hal metode
dapat menjangkau ke seluruh dunia. Podcast juga diseminasi informasi, baik untuk kepentingan
sebuah cara yang menarik bagi pendengar karena internal institusi tersebut, maupun untuk eksternal.
dapat menikmati konten secara mudah dan gratis. Atas dasar tersebut, perlu bagi BKPM untuk
Setiap episode podcast biasanya ditawarkan dalam melakukan diseminasi informasi dalam bentuk
konten podcast, karena dapat menjangkau lebih diseminasi informasi yang dapat sewaktu-waktu
banyak pendengar dan konten tersebut akan didengar apabila dibutuhkan baik oleh pihak internal
dikemas dengan menarik sehingga lebih banyak BKPM seperti pembuatan laporan, menciptakan
meraih pendengar. lingkungan kerja yang lebih baik dan efisian, serta
untuk pihak eksternal, seperti masyarakat umum,
BKPM menilai perlunya pengelolaan dan pembuatan
yang ingin mendapatkan informasi terbaru
konten podcast BKPM sebagai salah satu metode
mengenai BKPM.
4.3.3 Pembangunan Fasilitas Command data potensi, perkembangan dan realisasi investasi
di Indonesia yang diperlukan dalam menentukan
Center BKPM
kebijakan penanaman modal. Command Center
Command center adalah salah satu fasilitas yang sebagai business application management yang
diperlukan oleh institusi untuk menyediakan berfungsi menjamin berbagai aplikasi di BKPM yang
perintah, koordinasi, dan pembuatan keputusan sangat penting bagi para pengguna sistem OSS
dalam mendukung respon suatu kejadian penting yang selalu tersedia dan bekerja sesuai desain yang
dan menjalankan Crisis Management atau Business ditetapkan.
Continuity Management. Berdasarkan jenisnya,
Command Center BKPM berupa ruangan pusat
Command Center yang dibutuhkan di BKPM adalah
visualisasi dan integrasi data, baik yang diperoleh
sebagai data center management yang berfungsi
melalui online, offline, internal maupun eksternal
untuk pengelolaan Big Data untuk
yang disajikan secara bersamaan di sebuah layar
memvisualisasikan data dan informasi eksekutif
lebar video wall yang juga berfungsi sebagai
terkait data penanaman modal, antara lain:
monitoring room. Command center sangat
pemantauan penerbitan Nomor Induk Berusaha
membantu dalam mempermudah jalannya meeting
(NIB), komitmen Izin Usaha dan Izin Komersial,
dan koordinasi antar bidang. Command center juga pengolahan data penanaman modal berbasis mobile
dapat membantu memastikan setiap keputusan (gadget).
penting, respon dan aksi yang diambil seakurat
BIM (Business Intelligence Mobile) BKPM adalah
mungkin sesuai data yang ada. Command center
aplikasi Business Intelligence investasi di Indonesia
sangat penting bagi kantor instansi pemerintahan
dalam bentuk mobile yang dikembangkan oleh
dan perusahaan-perusahaan yang memerlukan
BKPM. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya
manajemen krisis.
dapat mengetahui dan menganalisa data investasi
di Indonesia melalui smartphone berbasis iOS
ataupun Android. Data yang ditampilkan dalam
4.3.4 Pengembangan BIM (Business aplikasi ini adalah data investasi dari tahun 2010
Intelligence Mobile) BKPM sampai dengan triwulan terakhir tahun berjalan.
Data yang ditampilkan merupakan data realisasi
Dalam upaya memberikan akses kemudahan bagi
berdasarkan Laporan Kegiatan Penaman Modal
para stakeholder terkait untuk memperoleh
(LKPM) yang dilaporkan oleh perusahaan secara
informasi data penanaman modal, BKPM telah
berkala.
mengembangkan sistem informasi pelayanan
berbasis website dan mobile. Sejauh ini BKPM telah Tagline yang diusung BKPM adalah “With Self
memiliki informasi pelayanan data penanaman Service BI Everyone Can be a Data Chef“, yang
modal berbasis website yaitu Business Intelligence maksudnya, dengan menggunakan BI dan BIM kita
(BI). Tetapi seiring perkembangan zaman serta bisa mengolah bahkan meracik data menjadi sajian
tuntutan efisiensi dan efektifitas kecepatan data yang matang dan siap saji sesuai selera kita,
informasi, BKPM mengembangkan Business selayaknya Chef yang mengolah dan meracik bahan
Intelligence Mobile (BIM), sistem aplikasi makanan untuk membuat hidangan yang istimewa.
Tabel 4.1 Capaian Kinerja Proram Penguatan Manajemen Perubahan Reformasi Birokrasi BKPM Tahun 2019
Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa pelatihan bagi agen perubahan dalam rangka
capaian target Tahun 2019 pada kegiatan Reformasi Birokrasi Tahun 2019 capaian
Sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai dan kinerjanya adalah sebesar 100%.
budaya kerja positif telah mencapai target
sebesar 100% dari target yang telah
ditentukan. Sedangkan kegiatan pemantauan 3) Penguatan Pengawasan
dan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas
Tujuan dilaksanakannya program penguatan
agen perubahan juga telah tercapai sebesar
pengawasan adalah penerapan pengawasan
100% yang dilaksanakan pada Semester II
yang independen, profesional dan sinergis
Tahun 2019.
untuk menciptakan birokrasi yang bersih dan
Kegiatan pemantauan dan pembinaan terhadap akuntabel di lingkungan BKPM. Untuk mencapai
pelaksanaan tugas agen perubahan dan sasaran tersebut dilakukan kegiatan-kegiatan
1 Pembangunan Unit Kerja Untuk Penetapan unit kerja sebagai Zona Integritas 1 Satuan 1 Satuan 100%
Memperoleh Predikat Menuju WBK/ menuju WBK/WBBM Kerja Kerja
WBBM
3 Pelaksanaan Whistle Blowing System Pelaksanaan Sosialisasi Whistle Blowing 2 kali 2 kali 100%
System (WBS) kepada seluruh pegawai
BKPM secara berkala
4 Pelaksanaan Pemantauan Benturan Pelaksanaan sosialisasi terkait benturan 2 kali 2 kali 100%
Kepentingan kepentingan kepada seluruh pegawai BKPM
secara berkala
6 Penanganan Pengaduan Masyarakat Pelaksanaan sosialisasi terkait pengaduan 2 kali 2 kali 100%
masyarakat kepada seluruh pegawai BKPM
secara berkala
Tabel 4.3 Capaian Kinerja Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja Reformasi Birokrasi BKPM Tahun 2019
Tabel 4.4 Capaian Kinerja Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja Reformasi Birokrasi BKPM Tahun 2019
Evaluasi dan Restrukturisasi Kelembagaan Meningkatkan peranan jabatan fungsional 1 Dokumen 1 Dokumen 100 %
ASN di BKPM di setiap unit kerja Kajian Kajian
Tabel 4.5 Capaian Kinerja Program Penguatan Tatalaksana Reformasi Birokrasi BKPM Tahun 2019
1 Perluasan Penerapan e-Government yang Melakukan integrasi e-Government 4 K/L dan 5 4 K/L dan 5 100%
Terintegrasi Dalam Penyelenggaraan dengan K/L dan Daerah (Provinsi dan Daerah Daerah
Pemerintahan dan Pembangunan di BKPM Kab/Kota) (Provinsi dan (Provinsi dan
Kab/kota) Kab/kota)
4 Penerapan Sistem Kearsipan yang Handal Melakukan alih dokumen perizinan dan 1 Laporan 1 Laporan 100%
di BKPM nonperizinan yang diterbitkan tahun
2019
kedalam media elektronik
Hasil yang diharapkan apabila kegiatan tersebut penetapan kebijakan penilaian kinerja pegawai;
dilakukan dengan baik adalah sebagai berikut: perumusan dan penetapan kebijakan sistem
pengkaderan pegawai ASN; perumusan dan
a) Meningkatnya kemampuan unit yang
penetapan kebijakan pemanfaatan /
mengelola SDM ASN untuk mewujudkan
pengembangan database profil kompetensi
aparatur yang kompeten dan kompetitif;
calon dan pejabat tinggi ASN; penerapan
b) Meningkatnya kepatuhan dalam penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan
manajemen aparatur yang berbasis merit; berbasis kompetensi didukung oleh makin
efektifnya pengawasan oleh komisi aparatur
c) Menerapkan manajemen kinerja individu
sipil negara (KASN); menyusun dan
untuk mengidentifikasi dan meningkatkan
menetapkan pola karir ASN; pengukuran gap
kompetensi SDM aparatur;
competency antara pemangku jabatan dan
d) Membentuk Talent Pool (kelompok sukses) syarat kompetensi jabatan; serta penguatan
untuk pengembangan karir pegawai; sistem dan kualitas pendidikan dan pelatihan
e) Mewujudkan sistem informasi manajemen untuk mendukung kinerja, telah mencapai
SDM yang terintegrasi; target 100% dari rencana yang ditetapkan.
Tabel 4.6 Capaian Kinerja Program Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur Sipil Negara Tahun 2019
1 Perumusan dan Penetapan Kebijakan Melaksanakan rekrutmen melalui seleksi pegawai secara 1 Laporan 1 Laporan 100%
Sistem Rekrutmen dan Seleksi online berbasis kompetensi
Secara Transparan dan Berbasis
Kompetensi
2 Perumusan dan Penetapan Kebijakan Melaksanakan pengisian jabatan struktural dan 1 Laporan 1 Laporan 100%
Sistem Promosi Secara terbuka fungsional tertentu secara terbuka
3 Perumusan dan Penetapan Kebijakan Melaksanakan penempatan ASN berdasarkan hasil 1 Laporan 1 Laporan 100%
Pemanfaatan Assessment Center assesment
4 Perumusan dan Penetapan kebijakan Melaksanakan penilaian kinerja pegawai sesuai dengan 1 Laporan 1 Laporan 100%
Penilaian Kinerja Pegawai peraturan yang berlaku
5 Perumusan dan Penetapan Kebijakan Melakukan penyesuaian dan penyempurnaan peraturan 1 Laporan 1 Laporan 100%
Reward and Punishment Berbasis tentang reward and punishment berbasis kinerja
Kinerja
Melaksanakan reward and punishment berbasis kinerja 1 Laporan 1 Laporan 100%
6 Pembangunan / Pengembangan Melakukan penyesuaian sistem informasi ASN BKPM 1 Laporan 1 Laporan 100%
Sistem Informasi ASN di BKPM
Melaksanakan penggunaan sistem informasi ASN BKPM 1 Laporan 1 Laporan 100%
7 Perumusan dan Penetapan Kebijakan Melaksanakan pengkaderan pegawai ASN 1 Laporan 1 Laporan 100%
Sistem Pengkaderan Pegawai ASN
8 Perumusan dan Penetapan Kebijakan Pemanfaatan database profil kompetensi calon dan 1 Laporan 1 Laporan 100%
Pemanfaatan / Pengembangan pejabat tinggi ASN pada promosi jabatan pegawai.
Database Profil Kompetensi Calon
dan Pejabat Tinggi ASN
Pada tahun 2019, dalam rangka kegiatan- a) Meningkatnya sistem monitoring dan
kegiatan tersebut dilakukan aksi-aksi sebagai evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik;
berikut:
b) Meningkatnya kualitas pelayanan publik
a) Penyederhanaan pelayanan perizinan sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat;
penanaman modal;
c) Meningkatnya profesionalisme apartur.
b) Evaluasi atas pelaksanaan tata cara
Berdasarkan Tabel 4.8, dapat dilihat bahwa
perizinan dan nonperizinan penanaman
tahun 2019 kegiatan pelayanan terpadu satu
modal;
pintu; percepatan pelayanan menjadi lebih
c) Perubahan pedoman tata cara perizinan singkat; deregulasi dalam rangka mempercepat
dan nonperizinan penanaman modal; proses pelayanan; serta pembangunan atau
pengembangan teknologi informasi dalam
d) Pengembangan sistem pelayanan fasilitas
pelayanan telah mencapai target 100% dari
secara online.
rencana yang telah ditetapkan. Dengan
Hasil yang diharapkan apabila kegiatan- demikian bahwa pelaksanaan pelayanan
kegiatan tersebut dilaksanakan dengan baik perizinan dan nonperizinan di PTSP Pusat
adalah sebagai berikut: dilaksanakan dengan baik.
Tabel 4.8 Capaian Kinerja Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Reformasi Birokrasi BKPM Tahun 2019
1 Percepatan pelayanan menjadi Penyederhanaan pelayanan perizinan penanaman modal 1 Laporan 1 Laporan 100%
lebih singkat
Evaluasi atas pelaksanaan pelayanan penanaman modal 1 Laporan 1 Laporan 100%
2 Deregulasi dalam rangka Perubahan pedoman tata cara perizinan dan nonperizinan 1 1 100%
mempercepat proses pelayanan penanaman modal Peraturan Peraturan
3 Pembangunan atau pengembangan Pengembangan sistem pelayanan fasilitas secara online 1 Laporan 1 Laporan 100%
penggunaan teknologi informasi
dalam pelayanan
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Rencana Tindak Lanjut
PENUTUP
tantangan di tahun 2019. Namun demikian, upaya tahun 2019, kinerja BKPM telah menunjukkan
penyempurnaan dan perbaikan indikator kinerja perbaikan dengan semakin meningkatnya capaian
harus terus dilakukan melalui penetapan indikator kinerja beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU).
kinerja yang lebih terukur, berkualitas, dan memiliki Penilaian kinerja organisasi dilakukan dengan
target yang menantang. Selain itu, setiap risiko metode Balanced Scorecard melalui pengukuran 4
yang berpotensi menghambat pencapaian kinerja (empat) indikator kinerja utama. Secara umum,
harus dapat diidentifikasi dan dilakukan upaya Nilai Kinerja Organisasi (NKO) BKPM menunjukkan
penyelesaiannya. hasil yang “Sangat Baik” dengan realisasi anggaran
sebesar 93,21%. Selama tahun 2019, dari 11 IKU
Capaian Nilai Kinerja Organisasi BKPM tahun 2019
BKPM terdapat 10 IKU dengan kategori “Sangat
(102,48%) mengalami peningkatan sebesar 4,80%
Baik” dan 1 IKU dengan kategori “Baik”.
dibandingkan tahun 2018 (97,79%). Sepanjang
Laporan Kinerja BKPM ini diharapkan dapat d) Sosialisasi dan diseminasi kebijakan
memberikan informasi atas capaian kinerja perbaikan kemudahan berusaha kepada
organisasi dalam menghadapi tantangan yang akan responden, K/L dan Daerah serta
datang dan dapat menjadi bahan evaluasi dalam penyediaan buku panduan bagi responden
meningkatkan capaian kinerja BKPM dalam rangka sebagai acuan dalam pengisian kuesioner
mewujudkan Indonesia sebagai tujuan investasi. survei kemudahan berusaha;
LAMPIRAN
Lampiran I PERJANJIAN KINERJA BKPM TAHUN 2019
Lampiran II PENGHARGAAN YANG DITERIMA BKPM TAHUN 2019
Lampiran III PERNYATAAN TELAH DIREVIU
PERJANJIAN KINERJA
BKPM TAHUN 2019
PENGHARGAAN YANG
DITERIMA BKPM TAHUN
2019
6. Sertifikat Penerapan Sistem Manajemen Mutu yang Memenuhi SNI ISO 9001:2015
PERNYATAAN TELAH
DIREVIU